• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X - Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Plagiarism Checker X - Report"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

v 7.0.10 - WML 3 FILE - CATUR APRIYANI_PBSI_AR2021 - CATUR APRIYANI.DOCX

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

Overall Similarity: 29%

Date: Sep 19, 2021

Statistics: 764 words Plagiarized / 2660 Total words

Remarks: Moderate similarity detected, you better improve the document (if required).

(2)

SIKAP BAHASA MAHASISWA STKIP PGRI PACITAN TERHADAP BAHASA INDONESIA Catur Apriyani1, Agoes Hendriyanto2, Nimas Permata Putri3 1Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan Email: [email protected] 2Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan Email: [email protected] 3Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap bahasa dan faktor pembentuk sikap bahasa mahasiswa STKIP PGRI Pacitan terhadap bahasa Indonesia.

Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode penyediaan data dalam penelitian ini berupa observasi, kuesioner dan wawancara. Analisisdata dalam penelitian ini menggunakanperhitungan statistik dalam bentuk persentase.Hasil penelitian

menunjukkan,sikap bahasamahasiswa STKIP PGRIPacitan terhadap bahasa Indonesia adalah positif. Hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner dengan persentase rata-rata di atas 70% dan di dukung hasil wawancara dari mahasiswa. Faktor pembentuk sikap bahasa

2mahasiswa STKIP PGRIPacitan yang paling dominan, yaitu faktor lingkungan, faktor media massa dan faktor lembaga pendidikan yang dibuktikan dengan jawaban kuesioner

sebagian besar memiliki persentase di atas 80%. Kata Kunci: bahasa, bentuk, faktor, mahasiswa, sikap. Abstract: This study aims to describe thelanguage attitude and the factors forming the language attitude of STKIP PGRI Pacitan students towards the Indonesian language.The approach usedis descriptive qualitative. The method of providingdata in this study is in the form of observation, questionnaires and interviews.

Dataanalysis in this study usedstatistical calculationsin the form ofpercentages.The results showed that thelanguage attitude of STKIP PGRI Pacitan students towards Indonesian was positive. This isbased on the results ofa questionnaire with an average percentage of above 70% and issupported by the results of interviewsfrom students. The most dominant factors forming the language attitude of STKIP PGRI Pacitan students are environmental factors, mass media factors and educational institution factors as evidenced by questionnaire answers, most of which have a percentage above 80%. Keywords:

language, form, factor, student, attitude. PENDAHULUAN Sikap bahasa merupakan

(3)

pandangan seseorang terhadap suatu bahasa. Kridalaksana (2011:221)11menyatakan bahwa sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang lain.Sejalan dengan hal itu, Anderson (dalam Azhar, 2011:37) mendefinisikan sikap bahasa sebagai tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, mengenai bahasa dan objek bahasa yang memberikan kecenderungan seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.12Dalam interaksi sosial, individu beraksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.

Menurut Azwar (2013:30) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain: 1) faktor pengalaman pribadi; 2) faktor lingkungan sekitar; 3) faktor emosional; 4) faktor media massa; dan 5) faktor lembaga pendidikan. Gavin dan Mathiot (dalam Chaer dan Agustina, 2014:152) membagi ciri sikap bahasa menjadi tiga sebagai berikut: 1) kesetiaan bahasa (language loyalty) merupakan keinginan masyarakat tertentu untuk mempertahankan bahasanya dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain; 2) kebanggaan bahasa (language pride) mendorong orang mengembangkan

bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas; 3) kesadaran akan adanya norma bahasa (awareness of the norm) mendorong orang menggunakan bahasa8dengan cermat dan santun,danmerupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan, yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use). Ketiga ciri yang

dikemukakanGavindan Mathiot tersebuttermasuk ke dalamciri-ciri sikap positif.Akan tetapi,1apabila ketiga ciri sikap bahasa tersebut sudahhilang dari dalamdiri seseorang atau sekelompok orangmaka sikap negatif sudah melandaseseorang atau sekelompok orangtersebut. Sikap negatif bahasa16juga akan lebih terasa apabila orang atau sekelompok orang tidakmemiliki kesadaran akan norma bahasa. Rahayu (2014:222) menyatakan bahwa, penanda4sikap negatif terhadap bahasasalah satunya yaitu tidak ada gairah atau dorongan untuk mempertahankan kemandirian bahasanya.Hal tersebut nampak pada tindak tuturnya. Mereka tidak merasa perlu menggunakan bahasa secara cermat dan tertib sesuai kaidah yang berlaku. Sejalan dengan itu, Mulyaningsih (2017:82) menyatakan sikap negatif bahasa merupakan kebalikan dari sikap positif.Artinya,

(4)

seseorang lebih suka menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Masyarakat mulai banyak yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sikap bahasa yang dimiliki adalah negatif.Fenomena saat ini yang muncul di

masyarakat, yaitu13munculnya gejala bahasasepertiinterferensi bahasa gaul yang tanpa disadari turutdigunakandalam berbahasa Indonesia ragamformal. Hal tersebut

mengakibatkan3bahasa Indonesia yang digunakan menjadi tidak baik. Oleh karena itu, untuk mengurangi hal tersebut diperlukan pemahamanbahasa Indonesia yangsesuai dengan kaidah, agar mahasiswa memiliki sikap positif dalammenggunakan bahasa Indonesia.9Sikap berbahasa Indonesia yang positif dapat ditunjukkan dalam bentuk kesetiaan berbahasa, kebanggaan berbahasa, dan kesadaranakanadanya norma bahasa Indonesia yang berlaku(Mansyur, 2019:72). Berdasarkan pengamatan, fenomena yang merujuk pada1sikap negatif terhadap bahasa Indonesiamasih ditemukan pada mahasiswa STKIP PGRI Pacitan. Fenomena yang ditemukan antara lain penyisipan bahasa asing3ke dalam bahasa Indonesia,anggapan bahwa bahasa Inggris memiliki prestise yanglebih tinggi daripada bahasa Indonesia, dankurangnya pemahaman terhadappenggunaan bahasa Indonesia yang1baik dan benar.Berdasarkan permasalahan itu, berbagai alasan menjadi bahasan yang melatarbelakangi pandangan sikap bahasa mahasiswa STKIP PGRI Pacitanterhadap bahasa Indonesia.2Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untukmelihat sikap bahasamahasiswa STKIP PGRIPacitan terhadap bahasa Indonesia dan faktor yang membentuk sikap bahasamahasiswa STKIP PGRIPacitan terhadap bahasa Indonesia.

Penelitian mengenai sikap bahasa ini memanglah bukan yang pertama kali dilakukan.

Sebelumnya, penelitian mengenai sikap bahasa telah diteliti oleh Nuryani dalam jurnalnya

“Sikap Bahasa Remaja Urban Terhadap Bahasa Indonesia di Era Milenial”. Selain itu, penelitian mengenai sikap bahasa juga4pernah dilakukan olehElva Sulastriana dengan judul “Sikap Bahasa dan Pemilihan Bahasa Mahasiswa Urban di IKIP PGRI Pontianak”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu,21terletak pada metode pengumpulan data.Penelitian Nuryani dan Elva18menggunakan metode pengumpulan datakuesioner, sedangkan penelitian inimenggunakan metode pengumpulan data

(5)

observasi, kuesioner dan wawancara. Wawancara dipandang berguna untuk meningkatkan aspek otentisitas dan kredibilitas dari3data yang dikumpulkanmelalui observasi dan

kuesioner. Penelitian ini perlu dilakukan, agar masyarakat khususnya mahasiswa STKIP PGRI Pacitan sebagai1generasi penerus bangsadan calon pendidik lambat laun akan sadar betapa pentingnyasikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia. METODE PENELITIAN2Penelitian ini menggunakan pendekatandeskriptif kualitatif yang membahas tentang sikap bahasamahasiswa STKIP PGRIPacitan terhadap bahasa Indonesia. Menurut Moleong, (2014:6)10penelitian kualitatif adalah penelitian yangmemahami suatu fenomena dariyang dialami oleh subjek penelitian secara holistik atau utuh, dengan caradeskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasadalam suatu konteks yang disusun secara alamiah.

2Data dalam penelitian ini adalahpernyataan dan ujaranmahasiswa STKIP PGRIPacitan.

Untuk mempermudah penelitian, responden diambil sampeldengan teknik purposive sampling,yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Pendidikan Matematika tahun akademik 2018/2019.19Analisis data dalam penelitianinimenggunakan perhitungan statistikdalam bentuk persentase. Dari persentase masing-masing pernyataan akan diketahui kecenderungan dari setiap jawaban.2HASIL DAN PEMBAHASANPernyataan sikap bahasadalam penelitian ini,yaitu pernyataan yang menggiring terhadap sikap positif.

Data diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, dan wawancara. Kemudian, data yang

diperoleh dipaparkan dalam bentuk persentase untuk mengetahui sikap bahasa mahasiswa STKIP PGRI Pacitan terhadap bahasa Indonesia.2Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh dariobservasi, kuesioner dan wawancara mengenai sikap bahasamahasiswa STKIP PGRIPacitan terhadap bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa sikap bahasa mahasiswa adalah positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase rata-rata di atas 70%. Sikap Mahasiswa1Terhadap Bahasa Indonesia Butir pernyataan pertama, yaitu merujuk pada sikap setiaterhadap bahasa Indonesia.Berdasarkan teoriciri sikap bahasa menurut Gavin dan Mathiot, sikap setia terhadap bahasa dapat terlihatapabila seseorang atau sekelompok orangmemiliki keinginan untukmempertahankan bahasanya dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasalain. Berdasarkanhasil penelitian yangdiperoleh

(6)

dari kuesioner dan wawancara terhadap sikap setiaterhadap bahasa Indonesia

menunjukkan bahwa, sikap setiaterhadap bahasa Indonesiaresponden adalah positif. Hal tersebut terlihat pada pernyataan responden yang menjawab setuju dengan persentase lebih banyak. (Butir 1) “Anda lebih3sering menggunakan bahasa Indonesiadaripada bahasa asing saat berkomunikasi pada media sosial”. (Butir 2) “Anda lebihsering menggunakan bahasa Indonesiadaripadabahasa gaul saatberkomunikasi sehari-hari”.

(Butir 3) “Anda lebih senangmenggunakan bahasa Indonesiadaripadabahasa gaul saat berkomunikasi dengan mahasiswa kampus lain”. Berdasarkan temuan tersebut, responden menjawab setuju dengan pernyataan ditunjukkan dengan persentase rata-rata di atas 70%.

Hal itu menunjukkan1sikap positif terhadap bahasa Indonesia.Responden lebih3sering menggunakan bahasa Indonesiadaripada bahasa asing saat berkomunikasi pada media sosial. Hal tersebut menunjukkan upaya responden untuk setiaterhadap bahasa Indonesia.

Pernyataan lain responden lebihsering menggunakan bahasa Indonesiadaripadabahasa gaul saatberkomunikasi. Berdasarkan hasil wawancara, responden menyatakan

penggunaan bahasa gaulseharusnya dikurangi atau digunakan sesuaisituasi dan kondisi, sehingga tidak akan merusak bahasa Indonesia.20Butir pernyataan kedua,yaitu merujuk pada sikap banggaterhadap bahasa Indonesia.Berdasarkan teori1ciri sikap bahasa menurut Gavin dan Mathiot, sikap bangga terhadap bahasa dapat terlihatapabila seseorang atau sekelompok orangberusaha mengembangkan bahasadan

menggunakannya sebagai lambang identitasnasional serta kesatuan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yangdiperoleh dari kuesioner dan wawancara terhadap sikap banggaterhadap bahasa Indonesiamenunjukkan bahwa, sikap banggaterhadap bahasa Indonesiamahasiswa adalah positif. (Butir 4) “Anda merasa senang apabila ada orang asing3yang pandai berbahasaIndonesia”. (Butir 5) “Sebagai generasi bangsa, anda merasa memiliki bahasa Indonesia”. (Butir 6) “Anda merasa senang mendengar bahasa Indonesia menjadi pelajaran wajib di luar negeri”. (Butir 7) “Anda berkemauan4ikut membina dan mengembangkan bahasaIndonesia”. Berdasarkan temuan tersebut, responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ditunjukkan dengan persentase rata-rata di atas 70%.

(7)

Hal itu menunjukkan1sikap positif terhadap bahasa Indonesia.Responden merasa senang apabila ada orang asing yang pandai berbahasa Indonesia. Sebagai mahasiswagenerasi penerus bangsa,responden juga merasa memiliki bahasa Indonesia. Pernyataan positif lainnya ditunjukkan pada butir ke-6. Responden merasa senang mendengar bahasa Indonesia menjadi pelajaran wajib6di luar negeri.15Berdasarkan hasil wawancara,

responden mengaku senang karena dengan adanya program tersebut, bahasa Indonesia lama kelamaan bisa menjadi bahasa Internasional. Pernyataan positif lainnya ditunjukkan ketika responden berkemauan4ikut membina dan mengembangkan bahasaIndonesia.

Butir pernyataan ketiga, yaitusikap kesadaran akanadanya norma bahasa. Berdasarkan teori Gavin dan Mathiot, sikap1kesadaran akan adanya norma bahasamendorong seseorang atau sekelompok oranguntukmenggunakan bahasanya secara cermat dan santun.Berdasarkanhasil penelitian yangdiperoleh dari kuesioner dan wawancara, sikap kesadaran akan adanya norma bahasaadalah positif. (Butir 8) “Andamenggunakan bahasa Indonesia yang baiksaat berbicara dengan orang yang lebih tua”. (Butir 9) “Anda selalu berhati-hati saat menggunakan bahasa Indonesia”. (Butir 10) “Anda sering

memperingati orang lain jika orang lain salah dalam menggunakan bahasa Indonesia”.

(Butir 11) “Anda merasa malu apabila tidak bisa3menggunakan bahasa Indonesia dengan baik danbenar”. Berdasarkan temuan tersebut, responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ditunjukkan dengan persentase rata-rata di atas 70%. Hal itu menunjukkan

1sikap positif terhadap bahasa Indonesia.Responden mengakuimenggunakan bahasa Indonesia yang baiksaat berbicara dengan orang yang lebih tua. Responden menyadari bahwa dalam berkomunikasi dengan15orang yang lebih tuaharus bersikap santun salah satunya yaitu dengan berbahasa yang baik. Sikap positif lainnya ditunjukkan pada pernyataan butir ke-9. Responden selalu berhati-hati saat1menggunakan bahasa

Indonesia.Selain itu, responden sering memperingati orang lain jika orang lain salah dalam menggunakan bahasa Indonesia.Sikap yang menunjukkankesadaran akan adanya norma bahasaditunjukkan kembali pada pernyataan bahwa responden merasa malu apabila tidak bisamenggunakan bahasa Indonesiadenganbaik dan benar.Apabila dikaitkan dengan

(8)

teori Gavin dan Mathiot yang menyebutkan ada4tiga ciri sikap bahasa yaitu: 1) kesetiaan bahasa; 2) kebanggaan bahasa; dan 3) kesadaranakan adanya norma bahasa, makadari hasil penelitianterlihat bahwa mahasiswa STKIP PGRI Pacitan memiliki1sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia.Hal tersebut terlihat dari jawaban responden yang masih ingin mempertahankan bahasa Indonesia, keinginan mengembangkan bahasa Indonesia, danmenggunakan bahasa Indonesia secara cermat dan santun.Faktor Pembentuk Sikap Bahasa Faktor pembentuk sikap bahasa15tidak jauh berbeda denganfaktor pembentuk sikap pada umumnya. Pada penelitian ini mengacu teori pembentuk sikap menurut Azwar.

Menurut Azwar (2013:30) sikap bahasa seseorang terbentuk karena beberapa faktor, antara lain faktor pengalaman pribadi, faktor lingkungan sekitar, faktor pengaruh emosional, faktor media massa, dan faktor lembaga pendidikan. Pernyataan faktor pembentuk sikap bahasa4dalam penelitian ini yaitupernyataan yang menggiring terhadap sikap positif. Data diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian, data yang diperoleh dipaparkan dalam bentuk persentase untuk mengetahui kecenderungan faktor pembentuk sikap bahasa Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan terhadap bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil

penelitian yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara mengenai faktor pembentuk sikap bahasa mahasiswa, diperoleh hasil faktor pembentuk sikap bahasa mahasiswa lebih

dominan pada faktor lingkungan, faktor media massa, dan faktor lembaga

pendidikan. (Butir 1) “Apakah teman mempengaruhi bahasa anda”. (Butir 2 ) “Apakah anda selalu3menggunakan bahasa yang baiksaat berkomunikasi dengan staf kampus”.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa teman dapat mempengaruhi penggunaan bahasa responden. Respondenjuga menggunakan bahasa yang baikketika berkomunikasi dengan staf kampus. Sebagai mahasiswa mereka menyadari bahwa harus memiliki sopan santun, salah satunya yaitu denganmenggunakan bahasa yang baiksaat berada di kampus. (Butir 3) “Apakah televisi mempengaruhi bahasa anda”. (Butir 4) “Apakah iklan, baliho, dan papan reklame menjadi sarana anda dalam belajar bahasa”. (Butir 5) “Apakah media internet mempengaruhi bahasa anda”. Berdasarkan data tersebut, responden banyak yang setuju dengan pernyataanyang ada padakuesioner. Hal itu ditunjukkan dengan hasil

(9)

kuesioner dengan rata-rata jawaban 80%. Responden mengakui bahwa televisi, iklan, baliho, papan reklame, dan internet mempengaruhi pembentukan bahasa responden.

Media massa2menjadi salah satufaktor pembentuk sikap bahasa responden, hal itu dilatarbelakangi karena media massa sudah menjadi sarana belajar untuk mengetahui segala peristiwa. Lembaga pendidikan juga menjadi salah satu faktor pembentuk sikap bahasa responden. Hal itu7dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Apabila terdapat sesuatu yang bersifat kontroversial, biasanyaorang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya.Dalam hal itu ajaran moral yangdidapatdari lembaga pendidikanseringkali menjadi penentu faktor pembentuk sikap. (Butir 6) “Apakah anda selalu3menggunakan bahasa yang baik saat presentasi”. (Butir 7) “Apakah anda selalu memperhatikan kaidah penulisan yang baik dan benar”. (Butir 8) “Apakah andamenggunakan bahasa yang baiksaat berdiskusi dengan teman sekelas”. Berdasarkan temuan tersebut, responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ditunjukkan dengan persentase rata-rata di atas 80%. Responden selalu

menggunakan bahasa yang baiksaat presentasi dan berdiskusi dengan teman sekelas.

Selain itu, responden juga selalu memperhatikan kaidah penulisan1yang baik dan benar.

Hal itu disebabkan karena terdapat peraturan yang mengharuskan penggunaan bahasa Indonesia pada saat berlangsungnya perkuliahan, sehingga pembiasaan muncul dari kebijakan tersebut. Karena suatu pembiasaan yang dilakukan berulang-ulang, pasti akan menghasilkan bentukan yang diinginkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan2Berdasarkan hasil penelitianmakadapat disimpulkan bahwa,sikap bahasamahasiswa STKIP PGRI Pacitan terhadap bahasa Indonesia adalah positif. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase setuju dengan pernyataan rata-rata di atas 70%. Secara rinci4sikap kesetiaan terhadap bahasa, sikapbanggaterhadap bahasa, dan sikap kesadaran akanadanya norma bahasa dalam kategori positif. Hal tersebut terlihat dari jawaban responden yang masih ingin mempertahankan bahasa Indonesia, keinginan mengembangkan bahasa Indonesia, dan1menggunakan bahasa Indonesia secara cermat dan santun.Faktor dominan

pembentuk sikap bahasa mahasiswa STKIP PGRI Pacitan adalah faktor lingkungan sekitar,

(10)

faktor media massa, dan faktor lembaga pendidikan. Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap bahasa mahasiswa secara lebih mendalam. Penelitian selanjutnya kemungkinan dapat memanfaatkan instrumen4dalam penelitian ini untukmelakukan penelitian yang terkait dengan memperbaiki atau menyesuaikannya dengan tujuan penelitian yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2016.5Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azhar, Iqbal Nurul, dkk. 2011.

Sosiolinguistik Teori dan Praktik. Surabaya: Lima-lima Jaya. Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaer, Abdul & Leoni Agustina. 2014.Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.Jakarta: Rineka Cipta. Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi. Mansyur, Umar. 2019. “Sikap Bahasa Mahasiswa dan Implikasinya Terhadap11Pembelajaran Bahasa Indonesiadi Perguruan Tinggi”. Jurnal Gerakan Aktif Menulis. Vol. 7 No. 2 tahun 2019.

Makasar: Universitas Muslim Indonesia. Mulyaningsih, Indrya. 2017. “Sikap Mahasiswa Terhadap Bahasa Indonesia”.17Journal Indonesian Language Education and Literature. Vol.

3 No. 1tahun 2017. Indonesia: IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Nuryani. 2019. “Sikap14bahasa remaja urban terhadap bahasa Indonesia di eramilenial”. Jurnal Kandai. Vol. 15 No. 1 tahun 2019. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Rahayu, Ratih. 2014. “Sikap Berbahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Metro Provinsi Lampung”. Jurnal Madah. Vol. 5 No. 2 tahun 2014. Bandarlampung: Kantor Bahasa Provinsi Lampung.

Sulastriana, Elva. 2017. “Sikap Bahasa dan Pemilihan Bahasa Mahasiswa Urban di IKIP PGRI Pontianak”. Jurnal Pendidikan Bahasa. Vol. 6 No. 2 tahun 2017. Pontianak: IKIP PGRI

Pontianak. http://repository.stkippacitan.ac.id 9

(11)

Sources

1

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/dekadensi-kesantunan-berbahasa-siswa-sebuah-keprihatinan- bersama

INTERNET

7%

2

https://www.scilit.net/journal-articles?q=journal_id%3A%286060097%29 INTERNET

5%

3

https://livinusingge.blogspot.com/2014/04/pengaruh-bahasa-gaul-dalam-perkembangan.html INTERNET

4%

4

https://text-id.123dok.com/document/4zpn5910y-sikap-kebanggaan-bahasa-language-pride-sikap- kesadaran-norma-bahasa-awareness-of-the-norm.html

INTERNET

2%

5

https://123dok.com/document/yn9n9vkq-bahasa-mahasiswa-terhadap-bahasa-fuscha-bahasa- keberpihakan-terhadap.html

INTERNET

1%

6

https://www.kompasiana.com/ariqhawari0838/6097b3f88ede4853986dfa63/sikap-berbahasa-mahasiswa INTERNET

1%

7

https://marcelkevin.wordpress.com/2014/10/12/sikap-motivasi-dan-konsep-diri/

INTERNET

1%

8

https://meystkip.wordpress.com/2012/12/13/sikap-bahasa/

INTERNET

1%

9

https://core.ac.uk/download/pdf/322502358.pdf INTERNET

1%

10

https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/16/mengenal-penelitian-kualitatif/

INTERNET

1%

11

https://ejournal-pasca.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bahasa/article/download/3295/pdf INTERNET

1%

12

https://www.kompasiana.com/zainaldimaulana/5f3c8117097f367ea806b712/ketertarikan-masyarakat- terhadap-media-sosial-di-masa-pandemi-covid-19

INTERNET

1%

13

https://www.coursehero.com/file/70547721/tugas-1-sesi-3-BAHASA-INDONESIAdocx/

INTERNET

1%

14

https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kandai/article/download/1266/749 INTERNET

<1%

(12)

15

https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-

content/uploads/2014/05/JURNAL%20(05-20-14-10-54-17).rtf INTERNET

<1%

16

https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2019/10/sikap-bahasa-pada-masyarakat-bilingual/

INTERNET

<1%

17

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=615988&val=9449&title=SIKAP%20MAHASISWA

%20TERHADAP%20BAHASA%20INDONESIA INTERNET

<1%

18

http://etheses.iainponorogo.ac.id/7774/1/SKRIPSI%20AYU%20ISTIKOMAH.pdf INTERNET

<1%

19

http://eprints.walisongo.ac.id/5926/4/BAB%20III.pdf INTERNET

<1%

20

https://kaderabahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/kaderabahasa/article/download/41/37 INTERNET

<1%

21

http://eprints.umm.ac.id/46440/3/BAB%20II.pdf INTERNET

<1%

Referensi

Dokumen terkait

Gerungan (1998: 21) kesadaran adalah suatu aktivitas jiwa dalam hubungannya dengan lingkungan yang menyadari adanya benda-benda di sekitar kita.Orang tua yang peduli akan

variabel tersebut adalah sebagai berikut : X1=IPK X2=Sikap X3=Nilai Ujian X4=Hasil Keputusan Analisa Sistem Analisa sistem merupakan bagaimana penilaian terhadap sistem

(5) tahap terakhir yaitu menganalisis data yang sudah tersedia sesuai dengan kategori masing-masing data. Berdasarkan hasil penelitian: 1) Karakteristik bahasa yang digunakan oleh

SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas kesimpulannya bahwa gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu Efek Rumah Kaca ada tiga yaitu gaya bahasa perbandingan (metafora

Hal ini tercermin dalam sikap individu (yang berbasis pada kepentingan, penyesuaian diri dan eksternalisasi); Lingkungan sosial politik langsung berupa situasi yaitu keadaan

Selain persoalan partisipatif warga yang kurang maksimal juga persoalan pendanaan atau anggaran yang menjadi pendukung juga kendala selama ini dalam proses pelaksanaan

Subjek penelitian ini adalah 12 orang atlet di Klub Pajena untuk uji coba skala kecil, sedangkan untuk uji coba skala besar melibatkan 18 orang atlet sekolah bola voli STMJ VBC serta

Target luaran dalam kegiatan ini adalah (1) meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan, kesadaran serta memotivasi mitra sasaran khususnya kelompok ibu-ibu dalam pemanfaatan lahan