• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD INPRES TAMALANREA 4 KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD INPRES TAMALANREA 4 KOTA MAKASSAR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

iii SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh HASTI HASAN

10540558912

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JANUARI 2017

(2)

iv

(3)

v

(4)

vi

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hasti Hasan

Nim : 10540558912

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakutas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JudulSkripsi : Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 Kota Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli dari kualitas karya saya sendiri bukan kualitas jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Januari 2017 Yang Membuat Pernyataan

Hasti Hasan

(5)

vii

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hasti Hasan

Nim : 10540558912

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi, saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak melakukan penjiplakan dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Januari 2017 Yang Membuat Pernyataan

Hasti Hasan

(6)

viii

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat, hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.

Persembahan

Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ibu, Ayah dan kakaku serta orang-orang tercintaku yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa dalam menyelesaikan studiku.

Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan banyak semangat, motivasi, dan inspirasi bagiku.

Rekan-rekan mahasiswa universitas muhammadiyah

makassar

(7)

ix

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I. Hj. Rosleny Babo dan Pembimbing II Hj. Rawiyah Tompo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan perhatian orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 Kota Makassar .

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Inpres Tamalanrea 4 kota Kota Makassar.

Sampel dari penelitian ini adalah 30 siswa yang diambil dari seluruh murid kelas IVA. Metode pengumpulan data yaitu melalui angket yang berjumlah 40 butir pertanyaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis “product moment” uji signifikansi.

Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan perhatian orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa. Hasil analisis korelasi menunjukan rxy hasil hitung 0,80 sedangkan rxy tabel sebesar 0,361. Oleh karena itu, rxy hitung sebesar 0,80 ternyata ≥ (lebih besar) dari rxy tabel sebesar 0,361 pada taraf signifikan 5% dan sebesar 0,463 pada taraf signifikan 1%, maka hipotesis berbunyi : terdapat hubungan perhatian orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar di terima.

Kata kunci : perhatian orang tua dan kedisiplinan belajar.

(8)

x

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga umat Islam keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besrnya kepada ayahanda H. Hasan Risa dan ibunda Titi Mulyati atas segala doa yang tiada terhenti, bimibingan, dukungan dan segala pengerbonannya untuk penulis dan seluruh keluarga besar yang memberikan semangat hingga penulisan skripsi ini selesai.

Demikian pula, penulis mngucapkan terima kasih kepada Dra.Hj. Rosleny Babo, M. S pembimbing I dan Dra. Hj. Rawiyah Tompo, M.Pd pembimbing II yang telah ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaga serta telah berkenan meluangkan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M, rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum., dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas

(9)

xi

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

Ucapan terimakasih yang kepada kepala sekolah SD Inpres 4 tamalanrea J.Rusmin, S.Pd., MM yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan bapak Akbar, S.Pd guru kelas yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian disekolah.

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan.

Makassar, Januari 2017 Penulis

Hasti Hasan

(10)

xii

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka ... 6

1. Pengertian Perhatian orang tua ... 6

2. Pengertian Orang Tua ... 8

3. Bentuk – Bentuk Perhatian Orang Kepada Anak ... 14

4. Kedisiplinan Belajar ... 18

5. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar ... 24

6. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Kedisiplinan Belajar Siswa ... 26

B. Kerangka Pikir ... 30

C. Hipotesis Tindakan... 34

(11)

xiii

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Defenisi Operasional ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Instrumen Penelitianian /Alat Penelitan ... 36

G. Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Persentase... 39

1. Perhatian Orangtua ... 39

2. Kedisiplinan Belajar Siswa ... 43

B. Analisis koefesien korelasi ... 47

C. Pengujian Hipotesis ... 50

D. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dianggap begitu penting karena sejak lahir manusia tidak bisa berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri, mempertahankan hidup maupun merawat dirinya sendiri sehingga harus bergantung pada orang lain yang dalam hal ini adalah Orangtua. Orangtua sendiri juga secara kodrati mempunyai kewajiban menidik anak agar anak dapat hidup mandiri dan lebih baik dari Orangtua mereka sesuai dengan yang mereka harapkan.

Rousseau dalam Ahmadi mengemukakan bahwa“Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak,akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa”, sedangkan Ahmadi sendiri berpendapat bahwa “Pendidikan pada hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan” (Ahmadi, 2001:69-70).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

(13)

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab ”.

Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya.

Menurut Sriyanti (2009: 22) bahwa perhatian merupakan pemusatan seluruh aktifitas individu terhadap suatu obyek atau sekumpulan obyek atau rangsangan.

Dalam hal ini perhatian Orangtua yang obyeknya adalah anak dalam hal belajarnya.

Didalam pengelolaan pengajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin mencapai target yang maksimal.

Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.

Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai

(14)

pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri maka siswa bisa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran secara positif displin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran, disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja karena kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan kesuksesan seseorang.

Pemberian penjelasan yang terus menerus disertai dengan perbaikan disana sini termasuk dalam mengatur diri anak dalam mengikuti tata tertib dalam pengelolaan pengajaran prestasi siswa akan meningkat. Namun kenyataannya, tingkat disiplin belajar siswa di sekolah antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda karena pengaruh lingkungan yang kurang mendidik, ada di antara siswa yang kurang disiplin belajar. Lingkungan yang kurang mendidik misalnya di lingkungan keluarga adalah teladan yang kurang, hubungan antara Orangtua dan anak yang tidak baik. Di sini, lingkungan keluarga yaitu (ayah ibu) lah yang sebenarnya memiliki tanggung jawab dan berperan sebagai pendidik paling utama.

Lingkungan keluarga bisa memberikan pengaruh positif terhadap aktivitas belajar anak apabila keadaan keluarga cukup harmonis, kondisi ekonomi berkecukupan.

Perhatian dari Orangtua juga penting peranannya terhadap pencapaian prestasi belajar anak, misalnya memperhatikan kedisiplinan belajarnya atau menanyakan adakah kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dan apakah Orangtua bisa membantu.

Orangtua acapkali memberikan semangat agar anak menjadi optimis dan merasa

(15)

ada perlindungan dan perhatian dari Orangtua, sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih prestasi.

Di sinilah dioptimalkan bagaimana tindak lanjut dalam meningkatkan disiplin belajar siswa melalui perhatian Orangtua yang sangat berpengaruh dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan, karena sebagian besar waktu yang dimiliki siswa banyak di rumah, maka peran Orangtua tidak dapat diabaikan. Dikarenakan proses kedisiplinan mulai dari rumah, sehingga peran Orangtua dalam memantau dan memberikan perhatian terhadap pendidikan putra putrinya sangat penting.

Berdasarkan survey yang dilakukan di SD Inpres Tamalanre 4 Kota Makassar menjelaskan bahwa ada beberapa siswa yang tidak menaati tata tertib, tidak mengerjakan tugas, belajar di rumah hanya saat akan diadakan tes. Demikian pula halnya dengan perhatian Orangtua siswa di rumah dirasakan oleh beberapa siswa masih kurang mendukung terhadap pencapaian Kedisiplinan belajar.

Latar belakang masalah di atas perlu dikaji lebih lanjut, oleh karena itu peneliti berminat mengadakan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD INPRES TAMALANREA 4 KOTA MAKASSAR”

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa Kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 Kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 ?

(16)

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 Kota Makassar tahun ajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Dapat memberikan input (masukan) serta gambaran kepada sekolah mengenai hubungan perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan sekolah yang berkaitan dengan tingkat kedisiplinan siswa dalam proses belajarnya.

b. Bagi Peneliti

Untuk mengetahui kondisi sebenarnya tentang perhatian Orangtua yang berhubungan dengan kedisiplinan belajar siswa di sekolah ataupun di rumah, sekaligus sebagai bekal pengetahuan saat nanti peneliti terjun kedunia pendidikan.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan.

(17)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Perhatian

Ada orang yang mengatakan bahwa perhatian adalah aktivitet jiwa. Itu sebenarnya kurang tepat, dan bahkan perhatian itu bukan suatu fungsi. Fungsi yaitu bentuk umum cara berinteraksi dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku manusia yang tidak dapat dijabarkan lebih lanjut. Perhatian bukannya suatu fungsi, melainkan adalah modus suatu fungsi. Hal-hal yang termasuk sebagai fungsi yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan dan fikiran. Jadi fungsi memberi kemungkinan dan perwujudan aktivitet (Soemanto, 1990: 32).

Menurut Sriyanti (2009: 22) perhatian adalah pemilihan terhadap rangsang yang datang dari lingkungan. Individu pada kenyataannya mendapat rangsang dari lingkungan yang beraneka ragam. Pada suatu saat individu bisa mendapatkan lebih dari satu perangsang. Obyek, peristiwa, benda yang ada di sekitar individu merupakan perangsang, namun tidak semua obyek, peristiwa dan benda-benda tersebut mendapatkan perhatian. Karena itu perhatian juga diartikan sebagai pemilihan terhadap perangsang. Perhatian sangat penting untuk terjadinya belaja.

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan Suryabrata (2011: 14).

(18)

a. Macam-macam Perhatian

1) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai 2) Sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi:

a) Perhatian intensif

Yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai aktivitet atau pengalaman batin.

b) Perhatian tidak intensif

Yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsang atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.

3) Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi:

a) Perhatian spontan (perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja).

b) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).

c) Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi:

Perhatian terpencar (distributif)

Yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup objek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam objek.

Perhatian terpusat (konservatif)

Yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup objek yang sangat terbatas (Soemanto, 1990: 32-33).

b. Hal-hal yang menarik perhatian

1) Dipandang dari segi objek, maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari konteksnya.

(19)

2) Dipandang dari subjek yang memperhatkan, maka dapat dirumuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalah yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subjek (Suryabrata, 2011:16-17).

3. Prinsip-prinsip perhatian yang perlu diperhatikan:

1) Perhatian akan tertuju pada hal yang baru

2) Perhatian seseorang akan diarahkan pada hal yang rumit namun masih dalam jangkauan

3) Perhatian seseorang akan terarah pada sesuatu yang sesuai minat, pengalaman dan kebutuhannya

4) Sesuatu yang menonjol, bergerak yang dominan akan lebih menarik perhatian seseorang (Sriyanti, 2009: 22-23).

2. Pengertian Orangtua

Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama dalam lingkungan keluarga, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, maka dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan ibu dan bapak (Daradjat, 1996: 35).

Jadi, perhatian Orangtua adalah konsentrasi dari seluruh aktifitas atau kegiatan Orangtua yang ditujukan kepada suatu objek atau sekelompok objek baik dari dalam anak maupun dari luar anak. Dengan kata lain, perhatian dapat diberi motivasi belajar pada diri anak mulai sejak dini dan diawali dari keluarga.

Orangtua berperan sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam lingkungan keluarga. Karena Orangtua memiliki ikatan batin yang sangat kuat bagi anak, sehingga peran Orangtua sangat menentukan sebagai motivasi belajar anak dalam mencapai suatu hasil belajar yang optimal. Belajar seorang siswa

(20)

sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sehingga akan memberikan dorongan kepada anak untuk memenuhi harapan dari Orangtua yaitu belajar yang baik.

Tanggung jawab Orangtua kepada keluarga terutama kepada anak adalah suatu hal yang menjadi kewajiban yaitu sebagai pemelihara, pelindung dan pendidik (Arifin, 1978: 80). Sedangkan Menurut (Darajdat, 1996: 38) Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban Orangtua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:

a. Memelihara dan membesarkan anak b. Melindungi dan menjamin kesamaan

c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat diciptakan.

d. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.

Sebab tanggung jawab pendidikan pada hakikatnya merupakan tanggung jawab moral dari setiap orang dewasa baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok sosial. Tanggung jawab ini ditinjau dari segi ajaran islam, secara implisit mengandung pula tanggung jawab pendidikan.

Hubungan Orangtua sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jiwa anak, perhatian, bertanggung jawab, kasih sayang, akan membawa pembinaan pribadi yang tenang, terbuka dan mudah terdidik. Sehingga Orangtua dalam mendidik anak dengan memperhatikan kesehatan anak saat anak sedang sakit,

(21)

memperhatikan saat di luar rumah maupun di dalam rumah, memberikan tanggung jawab yang penuh terhadap anak, memberikan kasih sayang yang secukupnya kepada anak maka anak akan mengetahui seberapa dalamnya perhatian Orangtua terhadap anak.

Bimbingan merupakan upaya atau tindakan pendidikan yang lebih terfokus pada pengembangan nilai, sikap, minat, motivasi dan emosi. Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orangtua, guru dalam masyarakat merupakan para pendidik karena mereka berperan untuk memberi contoh kepada anak-anak. guru merupakan pendidik formal, karena latar belakang pendidikan, kepercayaan masyarakat kepadanya serta pengangkatanya sebagai pendidik, sedang pendidikan lainya merupakan pendidik in formal.

Anak bukan hanya diposisikan sebagai penghibur hati Orangtua saja.

Orangtua juga memiliki kewajiban untuk mengasuh anak, memelihara dan membimbing dengan ikhlas, kesungguhan dan keberhasilan dalam mendidik dan merawat anak sehingga anak bisa memberikan keberhasilan yang dicapai pada saat sekolah yang dibimbing oleh Orangtua dan guru.

Perhatian Orangtua membantu perkembangan belajar anak dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anak dalam menyelesaikan semua tugas sekolah yang diberikan. Dengan perhatian Orangtua dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah Muhibbin (2010: 183) bahwa “kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau Orangtua, ketika anak gagal menampilkan salah satu atau

(22)

beberapa kemampuan”.

Hasbullah (2009: 34) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama yang dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati Orangtua.

Lingkungan keluarga dikatakan lingkungan yang pertama bagi anak, karena dalam keluarga anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan dikatakan lingkungan yang utama adalah karena sebagian besar kehidupan anak berada pada lingkungan keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian, keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian dan pendidikan anak.

Fungsi pendidikan keluarga antara lain adalah:

a) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak, b) Menjamin kehidupan emosional anak,

c) Menanamkan dasar pendidikan moral, d) Memberikan dasar pendidikan sosial,

e) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Penting bagi Orangtua dan lingkungan rumah tangga memaklumi bahwa perhatian itu dapat ditingkatkan bila pengembangan sikap peserta didik terlibat dalam kejadian belajar. Pengembangan dan penguasaan konsep melalui cara belajar yang wajar akan diperoleh bila ada kemungkinan seluas mungkin untuk menemukan sendiri arti berbagai fakta dan prinsip ilmu tersebut dengan melatih mengelola perolehannya. Lingkungan ruman dan keluarga seyogyangya memiliki kepekaan terhadap berbagai kebutuhan dan kekuatan yang sifatnya eksternal

(23)

maupun internal yang tidak membatasi dan berbagai kemungkinan subjek didik untuk berkembang. Oleh karena itu, lingkungan rumah dan keluarga seyogyanya menghayati apa yang dialami oleh subjek didik dan dapat membaca pikiran, perasaan dan kebutuhannya (Semiawan, 2008: 83- 86).

Di dalam Islam, Rasulullah Saw. secara jelas mengingatkan akan pentingnya pendidikan keluarga ini, sebagaimana haditsnya yang berbunyi:

ﻧﻪﺩﺍﻮﻳﻬﻮﻩﺑﺎﻓﺓﺮﻔﻂﻠﻰﺍﻟﻋﻟﺪﻮﻳﺩﻮﻟﻮﻞﻣﻭﻛﺃﹾﺼﻨﻳ ﺃﻧﻪﺍﺮﻧﻪﺠﺴﺎﻳﻤﻭ (ﺃﻢﻋﻦﻠﺴﻣﻩﺍﺭﻭﺓﺮﻳﺮﻫﻰﺑ)

“Anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka Orangtuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi (H.R Al-Bukhori, no. 1384 dan H.R Muslim, no. 2658 Hadits dari Abu Hurairah)”

Tindakan dan sikap Orangtua seperti menerima anak, mencintai anak, mendorong dan membantu anak aktif dalaam kehidupan bersama, agar anak memiliki nilai hdup jasmani, nilai estetis, nilai kebenaran, nilai moral dan nilai religius (keagamaan) serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut, merupakan perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik (Hasbullah, 2009:22).

Perhatian Orangtua merupakan dorongan dasar dari orangtua yang menggerakkan keinginan anak untuk belajar agar berprestasi atau mendapatkan prestasi yang memuaskan.

Orangtua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan mengargai segala usahanya.

Begitu juga Orangtua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan anak saat belajar, juga harus berusaha memberi perhatian kepada anak dalam belajar.

Berdasarkan hasil riset bahwa pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di

(24)

rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerja sama Orangtua anak didik dengan pendidik banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun juga Orangtua menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah (Hasbullah, 2009: 90-91).

Orangtua juga mempunyai kewajiban kepada anaknya untuk menasehati/membimbinganya dengan baik, seperti yang tertulis dalam dalam Al- Qur’an ketika Luqman menasehati anaknya, yaitu Q.S Luqman: 13

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”

Dalam pendidikan anak peran keluarga memang sangatlah penting.

Orangtua khususnya harus mampu mempertahankan atau bahkan memperhatikan belajar anak. Dalam hal ini disarankan:

a) Orangtua harus mampu menciptakan situasi dan kondisi belajar di rumah pada waktu-waktu belajar yang telah ditentukan.

b) Peserta didik/anak tidak terlalu dibebani oleh hal-hal atau tugas-tugas yang justru menimbulkan keletihan jasmani atau hilangnya minat belajar.

c) Orangtua harus selalu memperhatikan anaknya dalam arti yang luas seperti kondisi fisik, hubungan dengan saudara atau teman sebaya, dan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Dalam hal ini tampak adanya minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan. Minat positif itu bukan timbul karena dipaksakan oleh orang lain melainkan tumbuh pada diri anak itu sendiri

(25)

karena dia mengetahui bahwa kegiatan itu betul-betul bermanfaat baginya (Rusyan, 1989: 104).

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat dirumuskan bahwa indikator perhatian Orangtua dalam belajar anak yaitu antara lain:

a) Orangtua selalu menanyakan pekerjaan rumah (PR) anak,

b) Orangtua selalu menanyakan apakah ada kesulitan belajarnya tadi di sekolah, c) Orangtua mengarahkan cara belajar anak di rumah,

d) Membimbing saat anak mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR), e) Orangtua mengingatkan waktu belajar,

f) Orangtua memberi reward (hadiah) jika anak mendapat nilai yang memuaskan.

3. Bentuk-bentuk perhatian Orangtua kepada Anak

Perhatian Orangtua, terutama dalam hal pendidikan anak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian Orangtua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian Orangtua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.

a. Pemberian bimbingan dan nasihat 1) Pemberian bimbingan Belajar

Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan

(26)

kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah- masalahnya.” (Hamalik, 2002: 193). Kemudian ia juga mengutip pendapat Stoops, yang menyatakan bimbingan adalah“suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

Sedangkan H.M. Arifin dan Etty Kartikawati (1998: 3) dengan mengutip pendapat Ketut Sukardi, menyebutkan bimbingan adalah “bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar.

Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan, jika dikaitkan dengan bimbingan Orangtua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan Orangtua kepada anaknya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Memberikan bimbingan kepada anak merupakan kewajiban Orangtua.

Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.

(27)

2) Memberikan nasihat

Bentuk lain dari perhatian Orangtua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anakanak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik.

Nasihat dapat diberikan Orangtua pada saat anak belajar di rumah. Dengan demikian maka Orangtua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Dalam upaya memberikan bimbingan, disamping memberikan nasihat, kadang kala Orangtua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikannya hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutny adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik.

b. Pengawasan terhadap belajar

Orangtua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari Orangtua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan Orangtua tersebut dalam arti mengontrol

(28)

atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengawasan Orangtua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini Orangtua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian Orangtua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal.

c. Pemberian motivasi dan penghargaan

Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, Orangtua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan.Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggung jawab guru semata, tetapi Orangtua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar.

Dorongan Orangtua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari Orangtua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan.

Tindakan ini perlu dilakukan oleh Orangtua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari Orangtua itu tidak memberatkan anak.

d. Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak.kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar

(29)

anak, seragam sekolah, buku- buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik.

Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat- alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan. (Walgito, 1990: 123-124).

Penulis sendiri menyimpulkan bahwa Orangtua adalah komunitas yang terdapat dalam suatu keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang bertanggung jawab untuk mendidik anaknya hingga dewasa.

4. Kedisiplinan Belajar

a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu:

kedisiplinan dan belajar. Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an. Dalam kamus Bahasa Indonesia, disiplin mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan kepada aturan,tata tertib dan sebagainya.

Sedangkan secara istilah disiplin oleh beberapa pakar diartikan sebagai berikut:

a. Suharsimi Arikunto mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun

(30)

berasal dari luar.

b. Wardiman Djojonegoro, disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

c. Charles Schaefer, Disiplin secara luas yaitu disiplin dalam mendidik, menuntun dan mengarahkan anak dalam hidupnya dan dalam masa pertumbuhan serta perkembangannya. Disiplin mencakup setiap pengajaran, bimbingan, atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa.

d. A.E.Hope MA dalam Kartini Kartono mengatakan bahwa disiplin sekolah bukanlah tata tertib sekolah, melainkan sikap bertanggung jawab dari anak terhadap peraturan-peraturan di sekolah.

e. BP 7 Pusat

Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib.

Disiplin adalah suatu mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan, dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Dari definisi itu sebenarnya kita bisa menarik kesimpulan beberapa aspek yang merupakan inti dari disiplin, seperti: Sikap mental (State of Mind) yang merupakan aspek / unsur utama dari disiplin; Pengetahuan tentang sistem aturan, perilaku, norma, kriteria, dan standar; Perilaku yang menunjukan kesungguhan, pengertian dan kesadaran untuk mentaati segala apa yang ada dalam aturan.

(31)

Ketiga aspek ini mendasari seseorang untuk bisa melaksanakan disiplin.

Dengan demikian, disiplin adalah sikap taat atau patuh terhadap peraturan, tata tertib dan sebagainya. Sedangkan belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid belajar adalah اﺪﻳ ﺪﺟ اﺗﻐﻴﻴﺮ ﻬﺎﻴﻓ ث ﻓﻴﺤﺪ ﺑﻘﺔ ﺳﺎ ة ﺧﺒﺮ ﻋﻠﻰ اﺮﻳﻄ ﻟﻤﺘﻌﻠﻢا ﻦذه ﻰﻓ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﻮه:ﻟﺘﻌﻠﻢا ان

“Bahwasanya belajar adalah perubahan pada mental anak / siswa yang timbul dari pengalaman yang lalu sehingga timbullah perubahan baru” .

Menurut Arno F. Wittig : ” Learning is defined as a relatively permanent change in behavior that occurs as a result of experience”.10 (Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman masa lalu).

Dari berbagai definisi tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dan ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, setelah proses belajar berlangsung.

Setelah mengetahui pengertian disiplin dan belajar maka yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah ketaatan, kepatuhan serta sikap tanggung jawab anak terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah belajar baik peraturan yang ditentukan oleh sekolah maupun peraturan yang ditentukan diri sendiri yang dengan hak itu dapat menjadikan taat dengan adanya perubahan pada

(32)

seseorang (anak).

b. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan Belajar a. Dasar Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan mempunyai dasar yang dijadikan sebagai pedoman atau pijakan dan landasan dalam berbuat.

Disiplin adalah kunci sukses, karena dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu, menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang diinginkan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek baik dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainnya.

Perintah untuk berlaku disiplin secara implisit termaktub dalam firman Allah surat An-Nisa’ ayat 103:

103 : ءﻟﻨﺴﺎا ) ﻗﻮﺗﺎ ﻮﻣ ﺒﺎﺘآ ﻤﺆﻣﻨﻴﻦﻟ اﻲﻠﻋ ﺎﻧﺖآ ةﻟﺼﻠﻮا ان…

“ … Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban (fardhu) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (Q.S.An- Nisa’:103).

Dalam surat An-Nisa’ ayat 59 juga disebutkan tentang perintah taat, patuh dan disiplin.

ﻨﻜﻢﻣﻣﺮ ﻻا ﻰﻟ اوو لﺮﺳﻮﻟااﻃﻴﻌﻮوا ﷲااﻃﻴﻌﻮااﻣﻨﻮا ﻦﻳﻟﺬاﻳﻬﺎﻳﺎ (59:ءﺎﻟﻨﺴا)

“Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan Ulil Amri di antara kamu…” (Q.S. An-Nisa’ ayat: 59).

Ayat-ayat di atas menunjukan untuk berdisiplin dalam waktu ibadah shalat, tetapi tidak hanya shalat saja, termasuk di dalamnya adalah amal perbuatan yang lain baik yang berhubungan dengan Allah

(33)

atau hubungan dengan sesama manusia.

Kedisiplinan dalam hal ini dikaitkan dengan belajar, sebab belajar yang baik adalah belajar yang disertai dengan sikap disiplin yakni anak dapat membagi waktu sesuai proporsinya dan menepati apa yang telah dijadwalkan secara terus menerus.

b. Tujuan disiplin Belajar

Dalam pendidikan, disiplin sangat diperlukan dan disiplin ini menjadi alat pengikat dalam pendidikan, karena dengan adanya disiplin, anak dapat diarahkan, dibimbing dan dididik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Kedisiplinan dalam belajar penting diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Menurut Charles Schaefer ada 2 macam tujuan kedisiplinan belajar yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

a) Tujuan jangka pendek dari disiplin ialah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka.

b) Tujuan jangka panjang disiplin adalah untuk perkembangan dan pengendalian diri sendiri dan mengarahkan diri sendiri (Self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan belajar adalah untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol dalam belajar,

(34)

sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu merupakan proses pembentukan perilaku yang baik sehingga mencapai pribadi yang luhur yang tercermin dalam persesuaian perilaku dengan aturan-aturan belajar yang ditetapkan serta kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar

Pembentukan sikap disiplin, bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri seseorang, melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor yang mempengaruhinya dan pembentukan ini melalui beberapa proses secara bertahap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor intern dan ekstern.

a. Faktor Internal

Yang dimaksud faktor internal kedisiplinan belajar adalah faktor- faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan faktor psikologis (yang bersifat rohaniah).

Faktor fisiologis meliputi kondisi dan kesehatan jasmani dari individu sejak lahir, keadaan panca indera siswa terutama mata dan telinga. Sedangkan faktor psikologis meliputi inteligensi/tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat, minat dan motivasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yakni: faktor

(35)

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah keluarga, guru, staf administrasi, teman-teman sekelas dan masyarakat.

Sedangkan faktor-faktor lingkungan non sosial meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Demikian beberapa faktor yang dipandang turut menentukan tingkat kedisiplinan dan keberhasilan belajar siswa.

d. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Belajar

Orangtua yang bijak akan selalu menampakan suatu disiplin dalam semua hal terhadap kegiatan anak-anaknya, baik mengenai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan formal yaitu disiplin dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan sekolah maupun disiplin dalam pendidikan non formal yaitu yang berkaitan dengan kegiatan rumah/tempat tinggal anak.

Adapun bentuk-bentuk kedisiplinan belajar antara lain:

a. Masuk kelas tepat waktu

Masuk kelas tepat waktu artinya anak didik masuk ruangan guna mengikuti kegiatan belajar mengajar tepat pada waktunya. Masuk kelas tepat waktu merupakan kewajiban yang mutlak yang harus ditaati dan dipatuhi oleh semua anak didik. Melanggarnya dikenakan sanksi dengan jelas dan bentuk yang disesuaikan berat ringannya kesalahan. Maka, bagi anak yang menghargai disiplin, dia akan memperhitungkan jarak antara rumah/tempat tinggal dengan

(36)

sekolah sehingga tidak terlambat ketika masuk sekolah.

b. Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan sekolah

Seorang siswa apabila ia berangkat ke sekolah dituntut untuk berpakaian dan dalam hal ini berpakaian rapi bukan berarti harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan peraturan yang ditentukan sekolah seperti memakai tanda lokasi sekolah, baju dimasukkan dan sebagainya.

c. Memperhatikan pelajaran

Pentingnya memperhatikan pelajaran,karena apa yang guru jelaskan terkadang tidak ada keterangan dalam buku paket atau sudah ada di dalam buku paket, tetapi keterangannya belum jelas, inilah keuntungan dari memperhatikan pelajaran.

Bagi seorang yang berdisiplin tentunya ia akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada penjelasan guru sehingga mampu menangkap materi yang disampaikan. Namun sebaliknya, bagi siswa yang mengabaikan disiplin, ia akan membuat gaduh di dalam kelas sehingga mengganggu konsentrasi kawan sekelasnya. Untuk itu, tugas guru adalah memberikan nasehat kepada siswa mengenai betapa pentingnya memperhatikan pelajaran.

d. Mengikuti pelajaran tanpa bolos

Seorang siswa yang terbiasa berdisiplin akan berusaha untuk aktif berangkat ke sekolah dan senantiasa mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.

Ia akan merasa sangat menyesal apabila ia tidak dapat masuk sekolah karena sakit/karena alasan lain yang karenanya ia ketinggalan pelajaran tersebut. Dan apabila hal itu terjadi, maka ia akan berusaha untuk mengejar ketertinggalan

(37)

pelajaran tersebut, misalnya dengan meminjam catatan temannya yang masuk, serta ia akan memberi keterangan kepada guru kenapa ia tidak masuk sekolah.

e. Memiliki rencana belajar yang teratur

Rencana yang dimaksud adalah perhitungan jangka pendek yang menyangkut tentang pembagian waktu, tenaga dan bahan yang akan dipelajari.

Dalam rangka mendapatkan efektifitas dan efisien dalam belajar, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang adalah kedisiplinan dalam pelaksanaannya, bukan lamanya belajar yang diutamakan tetapi kebiasaan teratur dan rutin dalam belajar.

f. Mengerjakan tugas

Dalam prinsip belajar mengajar siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru saja atau bersikap pasif, tetapi yang dituntut untuk aktif di dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Semua tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru harus dikerjakan, karena kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas sangatlah mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.

6. Hubungan perhatian Orangtua dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Perhatian seseorang akan meningkat apabila terlihat hubungan antara yang dilakukan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, apabila Orangtua mampu memberikan peehatian ataupun semangat yang baik kepada anaknya maka tujuan agar kedisiplinan anak dalam belajar bisa tercapai. Salah satu contoh bentuk perhatian Orangtua terhadap anaknya adalah dengan memberikan reward jika si anak bisa mendapatkan nilai ulangan dengan baik atau Orangtua akan mengajak ke candi Borobudur kalau si anak bisa mendapatkan rangking satu

(38)

di kelasnya, maka dengan begitu anak akan menjadi semangat untuk belajar.

Dengan mendapat perhatian orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa perhatian ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan,kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar, perhatia sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga perhatian Orangtua paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai keinginan yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

B. Kerangka Pikir

Untuk memahami berbagai hal terkait dengan penelitian ini, penulis berangkat dari kerangka pemikiran sebagai berikut:

Kedisiplinan belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi, faktor fisiologis dan psikologis, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yang antara lain adalah keluarga. Faktor keluarga mencakup; cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga. Dalam mendidik anak-anak, sekolah

(39)

merupakan lanjutan dari pendidikan anak yang telah dilakukan di rumah.

Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluaraga.

Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran Orangtua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikanterhadap anak-anaknya. Orangtua juga harus bisa menciptakan situasi pengaruh perhatian Orangtua dengan menanamkan norma-norma untuk di kembangkan dengan penuh keserasian, sehingga tercipta iklim atau suasana keakraban antara Orangtua dan anak.

Tujuan pendidikan secara universal dapat dikatakan agar anak manusia tersebut menjadi mandiri, dalam arti bukan saja dapat mencari nafkahnya sendiri, namun juga mengarahkan dirinya berdasarkan keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya. Sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produktif, dengan memiliki kepedulian terhadap orang lain.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2002:48), “Mendidik berarti membimbing dan mengarahkan serta memperhatikan anak kepada kedewasaannya, dewasa secara etis, psikologi dan sosial.” Dengan demikian, sebenarnya anak bisa mengembangkan kemampuan mereka karena adanya perhatian yang diberikan oleh Orangtua. Tetapi menurut Bur dalam media Republika (2006), “Pada kenyataannya Orangtua tidak selalu bisa memberikan

(40)

perhatian yang sepenuhnya terhadap putra-putrinya karena mereka disibukkan dengan kepentingan kerja maupun kepentingan yang lain,”

Padahal pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak itu berbeda-beda.

Sebagian Orangtua mendidik anak-anaknya menurut pendirian-pendirian modern, sedangkan sebagian lagi menganut pendirian-pendirian yang kuno atau kolot.

Keadaan tiap-tiap keluarga berlainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada keluarga yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar (banyak anggota keluarganya), dan ada pula keluarga kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, cekcok dan sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam- macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak-anak. Jadi Orangtua mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan belajar anak antara lain cara Orangtua mendidik anak. Apakah ia ikut mendorong, merangsang dan membimbing terhadap aktivitas anaknya atau tidak. Suasana emosional di dalam rumah, dapat sangat merangsang anak belajar dan mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang tumbuh. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat otaknya yang sedang tumbuh dan menjemukan perasaan kreatif, yang dibawa sejak lahir. Hubungan Orangtua dengan anak, bersama-sama dengan sifat pembawaan lahir, akan banyak menentukan bagaimana dia maju dengan belajarnya untuk sisa hidupnya.

(41)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reynolds (1975), dia menyatakan bahwa anak yang berhasil di sekolah adalah anak yang berlatar belakang dari keluarga yang berhubungan akrab, penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin berdasarkan kecintaan. Pendapat ini diperkuat oleh hasil penelitian Madison (1989), yang menyatakan bahwa Orangtua yang mempunyai harga diri tinggi banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan. Sehingga anak mempunyai kepuasan, dan sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Selain itu, perlu adanya hubungan yang akrab dan bentuk komunikasi yang memberikan kebebasan kepada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Oleh karena itu, Orangtua perlu meminimalkan gaya pengasuhan yang negatif.

Menurut Gagne ada lima gaya asuh Orangtua: pertama, Orangtua eksesif yang bisa disederhanakan dengan ungkapan, “Awas! Ayah/Ibu bisa jadi marah”.

Kedua, Orangtua otoriter bisa dicontohkan dengan ungkapan, “Lakukan yang Ibu katakan!” ketiga, Orangtua cuek. Orangtua seperti ini dalam pola asuhnya mengisyaratkan, “Lakukan apa yang kau inginkan!” keempat, Orangtua absen, adalah Orangtua yang bertindak seolah mereka tidak ada, hal ini biasanya karena Orangtua yang sibuk bekerja. Seolah mereka mengatakan, “Tolong jangan ganggu saya!” kelima, orang tua pelatih (coach) yang menghadapi anaknya dengan gaya, “ungkapkan keinginan dan pandanganmu!”.

Dengan penerapan disiplin belajar anak sejak dini, pemberian perhatian Orangtua secara maksimal dalam memperhatikan tumbuh kembang anak dan

(42)

pemantauan proses belajarnya, maka akan terbentuk sikap anak yang cinta terhadap ilmu, dan haus akan ilmu pengetahuan, serta butuh akan menuntut ilmu setinggi-tingginya dalam mewujudkan cita-citanya. Sehingga anak tidak merasa berat lagi mengisi waktunya untuk belajar. Menurut Slameto “disiplin berarti proses mengarahkan kehendak-kehendak langsung, dorongan-dorongan, keinginan atau kepentingan kepada suatu cita-cita, atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar”.

Dari uraian di atas, diharapkan adanya hubungan perhatiaan Orangtua dengan kedisiplin belajar siswa . Dengan demikian dapat digambarkan skema berpikir dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Skema Kerangka Pikir

Hubungan Perhatian Orangtua dengan Kedisiplinan Belajar Siswa

Gambar 1 : Kerangka Pikir Faktor Internal

Faktor Eksternal

Keluarga

Perhatian Orang Tua Hubungan Orang Tua dengan Anak

Sikap Orang Tua Penerapan Kedisiplinan Belajar

Suasana dalam Keluarga

Kedisiplinan Belajar

(43)

C. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar tahun ajaran 2016/2017.

(44)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Rancanan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Purwanto (2010: 177), penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Dalam hal ini peneliti hanya mencari pengaruh antara variabel X, yaitu perhatian orangtua dengan variabel Y, yaitu kedisiplinan belajar siswa.

Dalam penelitian ini peneliti bermaksud meneliti hubungan perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa. Dengan kata lain ada hubungan antara perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar. Jalan kesejahteraan timur 1 blok B No. 309 A-D BTP.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti yang dapat berupa manusia, peristiwa-peristiwa, benda-benda. (Sukmadinata, 2011: 251).

Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Inpres Tamalnrea 4 Kota Maksassar yang berjumlah 390 orang. Populasi tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

(45)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

I A 16 14 30

I B 15 15 30

II A 18 14 32

II B 16 16 32

III A 10 22 32

III B 13 17 30

IV A 18 12 30

IV B 17 13 30

V A 19 20 39

V B 25 13 38

VI A 19 16 35

VI B 16 16 32

Total 204 186 390

Sumber : SD Inpres Tamalanrea 4 Makassar 2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive. Sampel penelitian ini dapat dilihat pada sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

IV A 18 12 30

Sumber : SD Inpres Tamalanrea 4 Makassar

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari seluruh populasi siswa kelas IVA SD Inpres Tamalanrea 4 Kota Makassar tahun ajaran

(46)

2016/2017 yang berjumlah 30 orang.

D. Definisi Operasional

1. Perhatian adalah pemilihan terhadap rangsang yang datang dari lingkungan (Sriyanti, 2009: 22). Kedisiplinan belajar berasal dari kata disiplin, yang berarti ketaatan, kepatuhan kepada peraturan tata tertib yang berlaku. Jadi yang dimaksud kedisiplinan belajar siswa adalah ketaatan melaksanakan tugas pendidikan yang berkaitan dengan membaca, menulis dan lain sebagainya. Dilakukan oleh individu yang menerima pengaruh dari seseorang/kelompok (guru) yang menjalankan kegiatan pendidikan. Baik melaksanakan tugas belajar di sekolah maupun tugas belajar di rumah.

2. Orangtua merupakan pendidik utama dan pertama dalam lingkungan keluarga, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, maka dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan ibu dan bapak (Daradjat, 1996: 35). Jadi, perhatian Orangtua adalah konsentrasi dari seluruh aktifitas atau kegiatan Orangtua yang ditujukan kepada suatu objek atau sekelompok objek baik dari dalam anak maupun dari luar anak. Dengan kata lain, perhatian dapat diberi motivasi belajar pada diri anak mulai sejak dini dan diawali dari keluarga.

3. Perhatian Orangtua merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri Orangtua yang menyebabkan siswa untuk bertindak, dalam hal ini adalah untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar.

4. kedisiplinan belajar adalah ketaatan, kepatuhan serta sikap tanggung

(47)

jawab anak terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah belajar baik peraturan yang ditentukan oleh sekolah maupun peraturan yang ditentukan diri sendiri yang dengan hak itu dapat menjadikan taat dengan adanya perubahan pada seseorang (anak).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220).

Teknik ini digunakan untuk membantu dalam pengumpulan data kondisi secara umum SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 seperti letak geografis, struktur organisasi dan lain-lain.

2. Teknik Angket

Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket, berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2011: 220).

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data pokok tentang bagaimana kedisiplinan dalam belajar, lingkungan belajar serta prestasi belajar siswa SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 .

F. Instrumen Penelitian / Alat Penelitian

Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsih ini,

(48)

penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan tentang variabel-variabel yang ingin diteliti dan diketahui datanya.

Instrumen penelitian yang penulis gunakan adalah berupa angket. Angket adalah salah satu instrumen penelitian non-tes.

G. Analisis Data

Dalam menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai langkah guna menjawab permasalahan yang dikaji sekaligus untuk pengujian hipotesis yaitu Analisis Deskriptif Persentase dan analisi korelasi product moment. Kemudian juga membahas pengumpulan data mentah dari angket penelitian. Selanjutnya menentukan interval kemudian data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel dan diberi skor pada setiap altenatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data-data tersebut kedalam angka kuantitatif . 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertjuan untuk menentukan persentase kedua variable, yaitu perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar. Dengan rumus :

Keterangan :

P : Angka Persentase

F : Frekuensi yang Sedang di Cari Persentasenya N : Jumlah Siswa

100% : Bilangan Konstanta

(49)

2. Analisis koefisien korelasi

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi. Korelasi adalah koefisian yang mengukur hubungan antara dua variable atau lebih (Subagyo,2004) dalam Sugiono (2006 : 58 ). Rumus Product Momen (Sugiono 2004 : 74) yaitu :

∑ (∑ )(∑ )

√ (∑ ) (∑ ) (∑ ) (∑ ) Keterangan :

N = Jumlah Responden X = Perhatian Orangtua Y = Kedisiplinan Belajar

XY = Hasil perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar.

Setelah nilai r diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian dengan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan table korelasi pada taraf signifikan 5%

Tabel 4. Interpretasi Nilai r

Interval Koefesien Arah Hubungan Tafsiran/Analisa 0,00 – 0,19

0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00

Positif / Negatif Positif / Negatif Positif / Negatif Positif / Negatif

Hubungan bisa diabaikan Hubungan yang rendah Hubungan yang besar Hubungan yang kuat Sumber data: (Ikhsan, 1997:60)

(50)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar dari hasil instrumen angket perhatian Orangtua dan angket kedisiplinan belajar SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 akan dianalisis dengan analisis deskriptif persentase.

A. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis deskriptif persentase dimaksudkan untuk menggambarkan perhatian Orangtua dengan kedisiplinan belajar siswa SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar dengan mnggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase.

1. Perhatian Orangtua

Data yang penulis peroleh dari 30 siswa sebagai responden, maka langkah selanjutnya yaitu mengklasifikasi data sesuai dengan proporsinya. terlebih dahulu penulis menentukan interval yang kemudian diklasifikasi menjadi 4 kategori.

Yaitu kategori sangat tinggi, kategori tinggi,kategori sedang,dan kategori rendah Untuk menentukan interval penulis mengunakan :

keterangan: i = interval xt = nilai tertinggi xr = nilai terendah xi = kelas interval

𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑖 𝑋𝑡 𝑋𝑟 + 𝑋𝑖

(51)

dari rumus tersebut dapat diperoleh:

( ) +

dengan interval kelas 4 maka diperoleh penggolongan perhatian Orangtua sebagai berikut:

78,75 – 80 Sangat Tinggi (A)

76,25 – 77,5 Tinggi (B)

73,75 – 75 Sedang (C)

71,25 – 72,5 Rendah (D)

Untuk memperoleh gambaran tentang perhatian Orangtua, maka dapat dilihat dari tabel daftar nilai tentang perhatian Orangtua.

Tabel 4.1. Daftar Nilai Tentang Perhatian Orangtua

No Nomor Responden

Jawaban Nilai

Total Nominasi

a b c d 4 3 2 1

1 01 16 4 - - 64 12 - - 76 C

2 02 18 2 - - 72 6 - - 78 B

3 03 17 3 - - 68 9 - - 77 B

4 04 16 4 - - 64 12 - - 76 C

5 05 20 - - - 80 - - - 80 A

6 06 18 2 - - 72 6 - - 78 B

7 07 20 - - - 80 - - - 80 A

8 08 17 3 - - 68 9 - - 77 B

9 09 18 2 - - 72 6 - - 78 B

10 10 19 1 - - 76 3 - - 79 A

(52)

11 11 16 4 - - 64 12 - - 76 C

12 12 19 1 - - 76 3 - - 79 A

13 13 17 3 - - 68 9 - - 77 B

14 14 80 - - - 80 - - - 80 A

15 15 19 1 - - 76 3 - - 79 A

16 16 18 2 - - 72 6 - - 78 B

17 17 18 1 1 - 72 3 - - 77 B

18 18 80 - - - 80 - - - 80 A

19 19 18 2 - - 72 6 - - 78 B

20 20 18 2 - - 72 6 - - 78 B

21 21 19 1 - - 76 3 - - 79 A

22 22 17 3 - - 68 9 - - 77 B

23 23 19 1 - - 76 3 - - 79 A

24 24 80 - - - 80 - - - 80 A

25 25 18 2 - - 72 6 - - 78 B

26 26 18 2 - - 72 6 - - 78 B

27 27 17 3 - - 68 9 - - 78 B

28 28 18 2 - - 72 6 - - 78 B

29 29 20 - - - 80 - - - 80 A

30 30 19 1 - - 76 3 - - 79 A

Untuk mengetahui dari masing-masing Variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P = Angka persentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah Siswa

100% = Bilangan Konstanta

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Gustini Rahmawati 2015 Universitas

Langkah pertama dalam perhitungan umur bantalan adalah dengan mencari besar beban baik radial maupun aksial yang bekerja pada bantalan (biasanya diketahui dari analisis

Sedangkan pada sampel asli efisiensi rata-rata penyisihan kandungan organik pada proses one staged coagulation sekitar 58,75% Untuk penyisihan kandungan organik

Laporan Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satusyarat mencapai gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu

Selain lalat penghisap darah, lalat pengganggu lain yang sering ditemukan pada peternakan sapi adalah Musca domestica.. Beberapa jenis lalat juga dapat menyebabkan miasis

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN SEKRETARIAT DAERAH.. UNI T LAYANAN PENGADAAN

Performance (Y) digunakan strategi pengujian mediasional product of coefficient dengan Sobel test versi Aroian yang menguji signifikansi pengaruh tidak langsung

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan