• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu:

kedisiplinan dan belajar. Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an. Dalam kamus Bahasa Indonesia, disiplin mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan kepada aturan,tata tertib dan sebagainya.

Sedangkan secara istilah disiplin oleh beberapa pakar diartikan sebagai berikut:

a. Suharsimi Arikunto mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun

berasal dari luar.

b. Wardiman Djojonegoro, disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai kepatuhan, ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

c. Charles Schaefer, Disiplin secara luas yaitu disiplin dalam mendidik, menuntun dan mengarahkan anak dalam hidupnya dan dalam masa pertumbuhan serta perkembangannya. Disiplin mencakup setiap pengajaran, bimbingan, atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa.

d. A.E.Hope MA dalam Kartini Kartono mengatakan bahwa disiplin sekolah bukanlah tata tertib sekolah, melainkan sikap bertanggung jawab dari anak terhadap peraturan-peraturan di sekolah.

e. BP 7 Pusat

Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib.

Disiplin adalah suatu mental yang tercermin dalam perbuatan, tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan-peraturan, dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Dari definisi itu sebenarnya kita bisa menarik kesimpulan beberapa aspek yang merupakan inti dari disiplin, seperti: Sikap mental (State of Mind) yang merupakan aspek / unsur utama dari disiplin; Pengetahuan tentang sistem aturan, perilaku, norma, kriteria, dan standar; Perilaku yang menunjukan kesungguhan, pengertian dan kesadaran untuk mentaati segala apa yang ada dalam aturan.

Ketiga aspek ini mendasari seseorang untuk bisa melaksanakan disiplin.

Dengan demikian, disiplin adalah sikap taat atau patuh terhadap peraturan, tata tertib dan sebagainya. Sedangkan belajar menurut Slameto adalah suatu proses usaha yang seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid belajar adalah اﺪﻳ ﺪﺟ اﺗﻐﻴﻴﺮ ﻬﺎﻴﻓ ث ﻓﻴﺤﺪ ﺑﻘﺔ ﺳﺎ ة ﺧﺒﺮ ﻋﻠﻰ اﺮﻳﻄ ﻟﻤﺘﻌﻠﻢا ﻦذه ﻰﻓ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﻮه:ﻟﺘﻌﻠﻢا ان

“Bahwasanya belajar adalah perubahan pada mental anak / siswa yang timbul dari pengalaman yang lalu sehingga timbullah perubahan baru” .

Menurut Arno F. Wittig : ” Learning is defined as a relatively permanent change in behavior that occurs as a result of experience”.10 (Belajar adalah perbuatan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman masa lalu).

Dari berbagai definisi tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dan ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, setelah proses belajar berlangsung.

Setelah mengetahui pengertian disiplin dan belajar maka yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah ketaatan, kepatuhan serta sikap tanggung jawab anak terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah belajar baik peraturan yang ditentukan oleh sekolah maupun peraturan yang ditentukan diri sendiri yang dengan hak itu dapat menjadikan taat dengan adanya perubahan pada

seseorang (anak).

b. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan Belajar a. Dasar Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan mempunyai dasar yang dijadikan sebagai pedoman atau pijakan dan landasan dalam berbuat.

Disiplin adalah kunci sukses, karena dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu, menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang diinginkan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek baik dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainnya.

Perintah untuk berlaku disiplin secara implisit termaktub dalam firman Allah surat An-Nisa’ ayat 103:

103 : ءﻟﻨﺴﺎا ) ﻗﻮﺗﺎ ﻮﻣ ﺒﺎﺘآ ﻤﺆﻣﻨﻴﻦﻟ اﻲﻠﻋ ﺎﻧﺖآ ةﻟﺼﻠﻮا ان…

“ … Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban (fardhu) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (Q.S.An-Nisa’:103).

Dalam surat An-Nisa’ ayat 59 juga disebutkan tentang perintah taat, patuh dan disiplin.

ﻨﻜﻢﻣﻣﺮ ﻻا ﻰﻟ اوو لﺮﺳﻮﻟااﻃﻴﻌﻮوا ﷲااﻃﻴﻌﻮااﻣﻨﻮا ﻦﻳﻟﺬاﻳﻬﺎﻳﺎ (59:ءﺎﻟﻨﺴا)

“Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan Ulil Amri di antara kamu…” (Q.S. An-Nisa’ ayat: 59).

Ayat-ayat di atas menunjukan untuk berdisiplin dalam waktu ibadah shalat, tetapi tidak hanya shalat saja, termasuk di dalamnya adalah amal perbuatan yang lain baik yang berhubungan dengan Allah

atau hubungan dengan sesama manusia.

Kedisiplinan dalam hal ini dikaitkan dengan belajar, sebab belajar yang baik adalah belajar yang disertai dengan sikap disiplin yakni anak dapat membagi waktu sesuai proporsinya dan menepati apa yang telah dijadwalkan secara terus menerus.

b. Tujuan disiplin Belajar

Dalam pendidikan, disiplin sangat diperlukan dan disiplin ini menjadi alat pengikat dalam pendidikan, karena dengan adanya disiplin, anak dapat diarahkan, dibimbing dan dididik sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Kedisiplinan dalam belajar penting diterapkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Menurut Charles Schaefer ada 2 macam tujuan kedisiplinan belajar yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

a) Tujuan jangka pendek dari disiplin ialah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka.

b) Tujuan jangka panjang disiplin adalah untuk perkembangan dan pengendalian diri sendiri dan mengarahkan diri sendiri (Self control and self direction) yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan belajar adalah untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol dalam belajar,

sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu merupakan proses pembentukan perilaku yang baik sehingga mencapai pribadi yang luhur yang tercermin dalam persesuaian perilaku dengan aturan-aturan belajar yang ditetapkan serta kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar

Pembentukan sikap disiplin, bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri seseorang, melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor yang mempengaruhinya dan pembentukan ini melalui beberapa proses secara bertahap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor intern dan ekstern.

a. Faktor Internal

Yang dimaksud faktor internal kedisiplinan belajar adalah faktor- faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor fisiologis (yang bersifat jasmaniah) dan faktor psikologis (yang bersifat rohaniah).

Faktor fisiologis meliputi kondisi dan kesehatan jasmani dari individu sejak lahir, keadaan panca indera siswa terutama mata dan telinga. Sedangkan faktor psikologis meliputi inteligensi/tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat, minat dan motivasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yakni: faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah keluarga, guru, staf administrasi, teman-teman sekelas dan masyarakat.

Sedangkan faktor-faktor lingkungan non sosial meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Demikian beberapa faktor yang dipandang turut menentukan tingkat kedisiplinan dan keberhasilan belajar siswa.

d. Bentuk-bentuk Kedisiplinan Belajar

Orangtua yang bijak akan selalu menampakan suatu disiplin dalam semua hal terhadap kegiatan anak-anaknya, baik mengenai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan formal yaitu disiplin dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan sekolah maupun disiplin dalam pendidikan non formal yaitu yang berkaitan dengan kegiatan rumah/tempat tinggal anak.

Adapun bentuk-bentuk kedisiplinan belajar antara lain:

a. Masuk kelas tepat waktu

Masuk kelas tepat waktu artinya anak didik masuk ruangan guna mengikuti kegiatan belajar mengajar tepat pada waktunya. Masuk kelas tepat waktu merupakan kewajiban yang mutlak yang harus ditaati dan dipatuhi oleh semua anak didik. Melanggarnya dikenakan sanksi dengan jelas dan bentuk yang disesuaikan berat ringannya kesalahan. Maka, bagi anak yang menghargai disiplin, dia akan memperhitungkan jarak antara rumah/tempat tinggal dengan

sekolah sehingga tidak terlambat ketika masuk sekolah.

b. Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan sekolah

Seorang siswa apabila ia berangkat ke sekolah dituntut untuk berpakaian dan dalam hal ini berpakaian rapi bukan berarti harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan peraturan yang ditentukan sekolah seperti memakai tanda lokasi sekolah, baju dimasukkan dan sebagainya.

c. Memperhatikan pelajaran

Pentingnya memperhatikan pelajaran,karena apa yang guru jelaskan terkadang tidak ada keterangan dalam buku paket atau sudah ada di dalam buku paket, tetapi keterangannya belum jelas, inilah keuntungan dari memperhatikan pelajaran.

Bagi seorang yang berdisiplin tentunya ia akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada penjelasan guru sehingga mampu menangkap materi yang disampaikan. Namun sebaliknya, bagi siswa yang mengabaikan disiplin, ia akan membuat gaduh di dalam kelas sehingga mengganggu konsentrasi kawan sekelasnya. Untuk itu, tugas guru adalah memberikan nasehat kepada siswa mengenai betapa pentingnya memperhatikan pelajaran.

d. Mengikuti pelajaran tanpa bolos

Seorang siswa yang terbiasa berdisiplin akan berusaha untuk aktif berangkat ke sekolah dan senantiasa mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir.

Ia akan merasa sangat menyesal apabila ia tidak dapat masuk sekolah karena sakit/karena alasan lain yang karenanya ia ketinggalan pelajaran tersebut. Dan apabila hal itu terjadi, maka ia akan berusaha untuk mengejar ketertinggalan

pelajaran tersebut, misalnya dengan meminjam catatan temannya yang masuk, serta ia akan memberi keterangan kepada guru kenapa ia tidak masuk sekolah.

e. Memiliki rencana belajar yang teratur

Rencana yang dimaksud adalah perhitungan jangka pendek yang menyangkut tentang pembagian waktu, tenaga dan bahan yang akan dipelajari.

Dalam rangka mendapatkan efektifitas dan efisien dalam belajar, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang adalah kedisiplinan dalam pelaksanaannya, bukan lamanya belajar yang diutamakan tetapi kebiasaan teratur dan rutin dalam belajar.

f. Mengerjakan tugas

Dalam prinsip belajar mengajar siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru saja atau bersikap pasif, tetapi yang dituntut untuk aktif di dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Semua tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru harus dikerjakan, karena kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas sangatlah mendukung keberhasilan siswa dalam belajar.

6. Hubungan perhatian Orangtua dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Perhatian seseorang akan meningkat apabila terlihat hubungan antara yang dilakukan dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, apabila Orangtua mampu memberikan peehatian ataupun semangat yang baik kepada anaknya maka tujuan agar kedisiplinan anak dalam belajar bisa tercapai. Salah satu contoh bentuk perhatian Orangtua terhadap anaknya adalah dengan memberikan reward jika si anak bisa mendapatkan nilai ulangan dengan baik atau Orangtua akan mengajak ke candi Borobudur kalau si anak bisa mendapatkan rangking satu

di kelasnya, maka dengan begitu anak akan menjadi semangat untuk belajar.

Dengan mendapat perhatian orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa perhatian ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan,kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar, perhatia sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga perhatian Orangtua paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai keinginan yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.

Dokumen terkait