ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Teknik Konseling Individual dalam Menurunkan Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penurunan derajat prokrastinasi akademik sesudah mengikuti konseling individual. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat penurunan derajat prokrastinasi akademik yang terukur melalui area-area tugas akademik didalam mengerjakan usulan penelitian setelah menjalani konseling individual.
Sampel pada penelitian adalah tiga orang mahasiswa magister psikologi yang sedang mengerjakan usulan penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner prokrastinasi akademik yang dimodifikasi dari alat ukur procrastination assessmeny scale students (pass), terdiri dari 41 pernyataan. Validitas dan reliabilitas alat ukur dinilai dengan menggunakan teknik inter-rater/expert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat prokrastinasi akademik ketiga responden mengalami penurunan setelah mengikuti konseling individual. Penurunan derajat prokrastinasi akademik terlihat dari kemampuan mereka dalam melakukan problem solving, decision making dan planning.
Saran teoritis adalah sebaiknya mengatasi persoalan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi akademik terlebih dahulu seperti halnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi keluarga, setelah itu dilakukan konseling mengenai prokrastinasi akademik dan konselor mengevaluasi pelaksanaan action plan lebih lanjut
ABSTRACT
The title of this research is the design and Individual Counseling Testing Techniques in Reducing Degree of Academic Procrastination In Its Psychology Masters Student Working on Proposed Research at the University of 'X' Bandung. Purpose of this study was to gain an overview of academic procrastination degradation in Psychology Masters Students who are working in the University Research Proposal 'X' Bandung after individual counseling. While the purpose of this study was to determine whether there is a decrease in the degree of academic procrastination in university psychology master students 'x' Bandung measured through academic task areas within the proposed research work after undergoing individual counseling.
The sample in the study was three psychology masters student working on a research proposal. Measuring instrument used was a modified questionnaire of academic procrastination procrastination assessmeny scale measuring instrument students (pass), consists of 41 statements. The validity and reliability of measuring instruments valued using techniques inter-rater/expert.
The results showed that the degree of academic procrastination third of respondents experienced a decrease after passing through individual counseling. The decrease in the degree of academic procrastination looks of their ability to do problem solving, decision making and planning.
Theoretical suggestion is for student attempted to reduce delay behavior by applying the processes that occur in individual counseling, especially when working on a research proposal and counselors evaluate further the implementation of the action plan.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah …...………...………... 1
1.2. Identifikasi Masalah…………...………... 13
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ……...………... 14
1.3.1 Maksud Penelitian ... 14
1.3.2 Tujuan Penelitian... 14
1.4. Kegunaan Penelitian ………...……...………... 14
1.4.1 Kegunaan Ilmiah... 14
1.4.2 Kegunaan Praktis... 15
1.5. Metodologi Penelitian...……… 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasan Teoritis... 16
2.1.1.1 Pengertian Prokrastinasi…...…...………... 16
2.1.1.2 Prokrastinasi Akademik...……….... 19
2.1.1.3 Ciri-ciri Prokrastinasi ………...……...……… 21
2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik... 24
2.1.1.5 Jenis-Jenis Prokrastinasi Akademik...…...…………... 25
2.1.1.6 Akibat Prokrastinasi…...…………... 27
2.1.3 Konseling Individual ... 28
2.1.2.1 Definisi Konseling individual... 28
2.1.2.2 Tahap-tahap Konseling Individual... 28
2.1.2.3 Helping Skill For Understanding... 33
2.1.2.4 Problem Solving, Decision Making and Planning... 41
2.1.2.5 The Rational Problem-Solving Process... 42
2.1.2.6 Skill Required in Rational Problem Solving... 43
2.1.3 Masa Dewasa Awal... 43
2.2 Kerangka Pikir………. 46
2.3 Asumsi Penelitian……… 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 62
3.2.1 Variabel Penelitian... 63
3.2.2 Definisi Konseptual & Definisi Operasional ... 64
3.2.2.1 Prokrastinasi akademik ... 64
3.2.2.2 Konseling individual... 65
3.3 Alat Ukur... 65
3.3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur... 66
3.3.2 Data Penunjang... 67
3.3.3 Sistem Penilaian Kuesioner Prokrastinasi Akademik... 68
3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 69
3.5 Karakteristik Subjek penelitian ... 69
3.6 Prosedur Penelitian... 69
3.6.1 Rancangan Program Konseling individu... 71
3.6.1.1 Tujuan Instruksional Umum... 71
3.6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus... 71
3.7 Teknik Analisi Data ... 77
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Hasil penelitian... 78
4.1.1. Gambaran Subjek... 79
4.1.1.1. Kasus 1... 79
4.1.1.1.1. Identitas... 79
4.1.1.2. Kasus 2... 83
4.1.1.2.1. Identitas... 83
4.1.1.2.2. Anamnesa... 83
4.1.1.3. Kasus 3... 86
4.1.1.3.1. Identitas... 86
4.1.1.3.2. Anamnesa... 87
4.1.2 Perbedaan Skor Perubahan Derajat Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling 90 4.1.2.1. Kasus 1... 90
4.1.2.2. Kasus 2... 91
4.1.2.3. Kasus 3... 91
4.1.3 Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling 92 4.1.2.1. Kasus 1... 92
4.1.2.2. Kasus 2... 96
4.1.2.3. Kasus 3... 100
4.2. Hasil Evaluasi Sesi Terapi... 104
4.2.1. Evaluasi per Sesi... 104
4.2.1.1. Evaluasi per Sesi Klien 1 (VM)... 104
4.2.1.2. Evaluasi per Sesi Klien 2 (NL) ... 108
4.2.2. Evalusi Sesi Terapi Secara Keseluruhan... 114
4.2.2.1. Evaluasi keseluruhan kasus 1 (VM) ... 114
4.2.2.2. Evaluasi keseluruhan kasus 2 (NL) ... 115
4.2.2.3. Evaluasi keseluruhan kasus 3 (RR) ... 115
4.3 Pembahasan... 116
4.3.1 Pembahasan Kasus 1 (VM)... 116
4.3.2 Pembahasan Kasus 2 (NL)... 123
4.3.3 Pembahasan Kasus 3 (RR)... 130
4.4 Perbandingan Kasus... 135
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 137 5.1 Kesimpulan... 137
5.2 Saran... 138
5.2.1. Saran Teoritis... 138
5.2.2. Saran Praktis... 138
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabulasi Rata-rata Mahasiswa Magister Melakukan Prokrastinasi
Akademik... 11
Tabel 3.1 Area dan indikator Prokrastinasi Akademik... 66
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Pikir ... 60
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi
konseling kasus 1... 90
Diagram 4.2 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi
konseling kasus 2 ... 91
Diagram 4.3 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam
mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi
konseling kasus 3 ... 91
Diagram 4.4 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik
dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah
Sesi Konseling Kasus 1 ... 92
Digram 4.5 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mencari Sebelum dan
Sesudah Sesi Konselin Kasus 1... 93
Digram 4.6 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan
Sesudah Sesi Konseling Kasus 1... 94
dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1...
Digram 4.8 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan
Pembimbing Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1... 95
Digram 4.9 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik
dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah
Sesi Konseling Kasus 2... 96
Digram 4.10 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mencari Sebelum dan
Sesudah Sesi Konseling Kasus 2... 97
Digram 4.11 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan
Sesudah Sesi Konseling Kasus 2... 98
Digram 4.12 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mengerjakan UP
Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2... 99
Digram 4.13 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan
Pembimbing Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2... 99
Diagram 4.14 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik
dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah
Sesi Konseling Kasus 3... 100
Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...
Digram 4.16 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan
Sesudah Sesi Konseling Kasus 3... 102
Digram 4.17 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mengerjakan UP
Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 3... 103
Digram 4.18 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A – Kuesioner Prokrastinasi Akademik
Lampiran B – Data Penunjang
Lampiran C - Tabel Rencana Pelaksanaan konseling Individual
Lampiran B – Data Penunjang
Lampiran C - Tabel Rencana Pelaksanaan konseling Individual
Lampiran D – Daftar Riwayat Hidup
Lampiran E - Informed Consent
Lampiran F - Angket Evaluasi Sesi
Lampiran G - Angket Evaluasi Konseling Keseluruhan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN
Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang
menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam
peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 pengertian mahasiswa adalah peserta
didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Berdasarkan
Kepmendiknas No.232/U/2000T tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan
tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, terdapat beberapa tuntutan dalam
perguruan tinggi berdasarkan stratanya misalnya untuk strata satu (S1), seorang
mahasiswa diharapkan mampu menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan,
mampu menemukan, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di
bidangnya. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan
produktif dan pelayanan masyarakat. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai bidang
ilmunya. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sesuai bidangnya.
Untuk strata dua (S2), mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan dan
memutakhirkan ilmu pengetahuan sesuai bidang dengan cara menguasai dan
memahami pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai keterampilan penerapannya.
2
kegiatan penelitian dan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan
dengan analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, kepaduan pemecahan
masalah atau profesi yang serupa. Sedangkan strata tiga (S3) diharapkan mampu
mengembangkan konsep ilmu, tekonologi dibidang keahliannya melalui penelitian.
Mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan program penelitian serta mampu
melakukan pendekatan interdisipliner.
Di dalam proses penyelesaian program pendidikan ini, mahasiswa strata dua,
diharapkan untuk dapat membekali dirinya dengan pengetahuan keprofesionalan,
membangun sikap dan keterampilan profesional, menerapkan ilmunya dalam
merespon kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan hal
tersebut mahasiswa magister diharapkan dapat memenuhi tugas-tugas yang diberikan
baik secara akademis maupun non akademis dan untuk meraih gelar magister,
memerlukan perjuangan dan usaha untuk dapat menyelesaikan tugas akhir yang
disebut dengan tesis sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Pada umumnya penyusunan tesis sama halnya dengan penyusunan skripsi
(tugas akhir strata satu) yaitu mahasiswa diwajibkan menyusun suatu karya ilmiah
berupa paparan tulisan hasil peneltian yang membahas suatu topik sesuai dengan
bidang ilmu yang dipilihnya namun terdapat beberapa perbedaan antara skripsi dan
tesis tersebut seperti halnya terletak pada penulis tesis diharapkan memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan, tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara
3
juga menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan
penelitian lain yang sejenis. (http://firsta-tesismanajemenkonflik.blogspot.com).
Tugas akhir adalah sebagai syarat untuk menempuh sidang, untuk lulus tugas
akhir mahasiswa diwajibkan untuk mengontrak mata kuliah usulan penelitian terlebih
dahulu. Mahasiswa dituntut untuk membuat usulan penelitian yang mereka lakukan
dimulai dari bab I sampai bab III. Mahasiswa yang sedang mengontrak usulan
penelitian pada umumnya diharapkan dapat lebih fokus dan memiliki prioritas untuk
mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan usulan penelitian seperti mencari
informasi dan membaca bahan referensi lainnya yang diperlukan, memaparkannya
dalam bentuk tulisan lalu menemui dosen pembimbing untuk memperbaiki penulisan
usulan penelitian hingga pada akhirnya mahasiswa dapat menyelesaikan usulan
penelitiannya tersebut, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya supaya dalam
menyusun usulan penelitian dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu
pengumpulan yang ditentukan
Pada kenyataannnya terdapat mahasiswa lebih memberikan prioritasnya
kepada pekerjaan lain, mengurus rumah tangga dan hal lain yang dianggap lebih
menyenangkan hingga mahasiswa tersebut mengalami kegagalan dalam
menyelesaikan usulan penelitian sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
Para mahasiswa menyadari pentingnya mengerjakan tugas akhir namun pada saat
setelah bimbingan diminta untuk melengkapi data-data yang kurang, ia mengalami
4
untuk mengerjakaannya dan lebih memilih melakukan kegiatan lain seperti bermain
dengan anak, nonton, tidur, bertemu teman atau melakukan kegiatan gereja.
Mahasiswa memandang bahwa usulan penelitian adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan dan melelahkan sehingga menyebabkan mahasiswa menunda untuk
mengerjakan usulan penelitian dalam waktu yang lama. Merasa lebih semangat untuk
bekerja dikarenakan dari bekerja ia mendapatkan reward langsung yaitu berupa uang
sehingga usulan penelitian bukan menjadi prioritas utama lagi. Pandangan dan
penghayatan negatif yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai usulan penelitian
berdampak terhadap penyelesaian studinya di perguruan tinggipun menjadi terhambat
bahkan mahasiswa dapat dikenakan dropout jika melebihi batas waktu yang telah
ditentukan oleh universitas. Kegagalan dalam menyelesaikan masa studi (drop out)
dapat menimbulkan kerugian berupa materi dan waktu yang telah dikeluarkan
berkesan sia-sia, selain itu dampak dari segi psikologis dan non materil dapat
menyebabkan krisis kepercayaan diri, gelisah, malu, stres, tertundanya masa bekerja,
sampai ke penundaan rencana pernikahan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya
penundaan yang dilakukan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir (skripsi) dari
berbagai universitas, seperti halnya pada penelitian mahasiswa Bina Nusantara
(2012) menunjukkan sebagian besar subjek penelitian (65,63%) melakukan
penundaan dalam menyusun tugas akhir. Begitu pula dengan penelitian yang
5
61,40% dan Lea, mahasiswa dari Universitas Kristen Maranatha (2010) yang
menemukan bahwa sebagian besar (85%) subjek penelitian melakukan penundaan
dalam menyusun tugas akhir dalam derajat tinggi.
Mahasiswa yang melakukan penundaan di bidang akademis ini tidak hanya
terjadi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi tetapi terdapat pula pada
mahasiswa magister yang sedang menyusun usulan penelitian dan tesis, seperti
halnya pada mahasiswa magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung. Universitas “X”
merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di kota Bandung juga menawarkan
berbagai macam fakultas kepada calon mahasiswa tidak hanya strata satu melainkan
juga tersedia program studi magister (strata dua) seperti halnya Magister Psikologi,.
Secara normatif untuk menyelesaikan program magister dibutuhkan waktu selama 2
(dua) tahun dan untuk menempuh program magister di universitas ini, harus melalui
syarat penerimaan antara lain memiliki ijasah sarjana, IPK S1 minimal 2.75, lulus
semua tahap ujian saringan masuk. Syarat penerimaan ini bertujuan agar calon
mahasiswa baru memiliki kemampuan akademik memadai dan dapat mengikuti
program yang ada sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Program magister di universitas “X” ini memiliki tujuan dari masing-masing
program studi seperti halnya untuk program studi magister psikologi para lulusannya
diharapkan memiliki kompetensi yang mencakup pemberian jasa psikologi (lulusan
Program Studi Psikologi Jenjang Magister Sain); jasa dan praktek psikologi (bagi
6
psikologi sesuai dengan bidang keahliannya. Praktek psikologi meliputi kemampuan
asesmen, diagnosis dan intervensi psikologis yang berdasarkan pemahaman dan
penerapan prinsip-prinsip psikodiagnostika umum maupun klinis (Brosur program
pascasarjana psikologi Universitas “X” Bandung tahun 2013).
Mahasiswa magister Psikologi ini dapat dinyatakan lulus dan mendapatkan
gelar magister Psikologi apabila sudah menempuh 46 SKS dan telah menyelesaikan
tesisnya melalui sidang akhir. Beberapa persyaratan sidang ujian akhir yang harus
dipenuhi adalah sudah menempuh seminar usulan penelitian pada semester ketiga,
usulan penelitian ini merupakan karya tulis ilmiah yang berisi paparan penelitian
dimulai dari bab I sampai dengan bab III. Namun berdasarkan ketetapan fakultas
untuk memperpanjang program studi praktek kerja yang disebabkan satu dan lain hal,
berdampak pada mahasiswa magister mengontrak mata kuliah usulan penelitian pun
bergeser pada semester berikutnya yaitu semester keempat. Kemudian dilanjutkan
dengan mengontrak mata kuliah tesis di semester berikutnya yaitu semester kelima
yang merupakan lanjutan dari usulan penelitian yaitu bab IV sampai dengan bab V.
Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan mahasiswa seharusnya mampu
menyelesaikan program studi magister hingga akhir selama 2-2,5 tahun (pada
semester 4 – semester 5). Kegagalan mahasiswa magister Psikologi di universitas ‘X’
dalam menyelesaikan tesis selama 2 semester sesuai dengan batas waktu yang telah
7
Tidak semua penundaan merupakan prokrastinasi, misalnya mahasiswa yang
menunda mengerjakan usulan penelitian karena hasil keputusan atau ketetapan
fakultas untuk memperpanjang program studi praktek kerja lapangan, mahasiswa
magister mengalami kecelakaan atau sakit yang mengharuskan mereka dirawat inap ,
ataupun mahasiswa yang terpaksa mengambil cuti dikarenakan kesulitan ekonomi,
hal seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai prokrastinasi akademik. Seseorang
dikatakan melakukan prokrastinasi akademik apabila mahasiswa yang merasa mampu
mengerjakan tugas, telah mencoba dan merencanakan dengan matang sesuai dengan
tuntutan tugas pada umumnya tetapi tidak diselesaikan atau ditunda dalam
mengerjakan tugas tersebut (Solomon & Rothblum, 1995).
Berdasarkan data yang diperoleh dari TU akademik mahasiswa magister
Psikologi universitas ‘X’ Bandung ditemukan adanya mahasiswa yang terlambat
lulus dan terus mengulang matakuliah Usulan Penelitian (UP). Selama 5 tahun
terakhir dari angkatan VI sampai dengan angkatan XIII menunjukkan bahwa terdapat
mahasiswa yang menyusun UP melewati masa studi yang telah ditetapkan yaitu
melebihi tahun kedua program studi. Adapun data-data tersebut adalah sebagai
berikut jumlah mahasiswa magister mulai angkatan VI sebanyak 4 orang, mahasiswa
magister angkatan VII sebanyak 6 orang, mahasiswa magister angkatan VIII
sebanyak 9 orang, mahasiswa magister angkatan IX sebanyak 5 orang, mahasiswa
magister angkatan X sebanyak 9 orang, mahasiswa magister angkatan XI sebanyak 5
8
yang terdaftar dalam 5 tahun terakhir total berjumlah 69 mahasiswa namun yang
mampu menyelesaikan mata kuliah UP tepat di semester 4 - semester 5 hanya 20
orang.
Prokrastinasi akademik terdiri dari enam area akademik yaitu tugas mencari
bahan referensi, tugas membaca seperti buku referensi, jurnal yang terkait dengan
perkuliahan atau penyusunan usulan penelitian, tugas mengarang seperti menulis
makalah laporan dan menerjemahkan textbook, tugas belajar menghadapi ujian
seperti halnya ujian tengah semester, ujian akhir semester ataupun kuis-kuis
mingguan, tugas administratif yaitu penyelesaian administratif untuk dapat
memenuhi tugas akademik, tugas menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing,
Dari keenam tugas akdemik yang telah dijelaskan, hanya empat area saja yang
sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun usulan
penelitian. Keempat area akademik tersebut adalah tugas mencari dan membaca
literatur, tugas mengarang dan tugas menghadiri dengan dosen pembimbing.
Sedangkan area belajar menghadapi ujian dan tugas administratif tidak akan dibahas
lebih lanjut karena tidak terkiat dengan penyusunan karya usulan penelitian.
Berdasarkan hasil survey awal pada lima mahasiswa magister Psikologi
universitas ‘X” Bandung, terdapat lima mahasiswa magister Psikologi yang sudah
menempuh mata kuliah usulan penelitian sebanyak dua semester namun
dipenghujung akhir semester kelima mahasiswa tersebut belum juga menyelesaikan
9
mahasiswa magister Psikologi memiliki pandangan terhadap diri sendiri bahwa
dirinya tidak dapat mengerjakan usulan penelitian dengan cukup baik (fear of failure)
dan memiliki penghayatan yang negatif mengenai usulan penelitian sehingga
mahasiswa magister Psikologi menjadi tidak menyukai tugas (task aversiveness) yang
berkaitan dengan penyusunan usulan penelitian
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 5 orang mahasiswa
magister Psikologi univeritas “X” Bandung yang sedang menyusun usulan penelitian,
terdapat 3 orang mahasiswa magister Psikologi menunda untuk mencari dan
membaca bahan referensi atau jurnal yang berkaitan dengan topik usulan penelitian.
Mereka menyatakan sudah mulai mencari dan membaca bahan bacaan namun tidak
selesai terbaca seluruhnya, Ia tidak meluangkan waktu secara intensif untuk mencari
dan membaca, memiliki penghayatan bahwa bahan yang diperlukan dirasa terlalu
banyak sehingga ia mengalami kelelahan untuk mencari dan membaca referensi
terutama jika referensi tersebut berbahasa inggris. 2 orang mahasiswa lainnya
berusaha untuk meluangkan waktu mencari dan membaca referensi atau jurnal yang
mendukungnya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyusunan
usulan penelitian.
Sebanyak 3 dari 5 mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa mereka
melakukan penundaan dalam penulisan untuk menyusun usulan penelitian, terutama
bila sudah bertemu dengan kedua dosen pembimbing yang memiliki tuntutan yang
10
cenderung untuk menunda mengerjakan usulan penelitian dalam waktu yang lama
dan timbulah perasaaan malas untuk memulai kembali apa yang telah dilakukan
sebelumnya. Dua mahasiswa magister Psikologi diantaranya merasa lebih memilih
kegiatan lain yang lebih menyenangkan seperti halnya bermain dengan anak atau
melakukan pekerjaannya karena ia merasa senang untuk mendapatkan uang yang ia
terima, ia dapat gunakan untuk kebutuhan dan kesenangan pribadi. Ia merasa
semangatnya dalam mengerjakan usulan penelitian mulai menurun dikarenakan ia
tidak mendapatkan reward secara langsung dalam mengerjakan usulan penelitian
bahkan ia memandang bahwa usulan peneliatian sebagai sesuatu hal yang
membosankan dan melahkan. Seorang mahasiswa magister Psikologi menyatakan
bahwa dirinya merasa kurang mampu untuk mengerjakan usulan penelitian dengan
baik sesuai yang diharapkan dengan tuntutan dosen pembimbing, iapun seringkali
terpengaruh teman untuk melakukan kegiatan bersama untuk jalan-jalan, mengobrol
atau kegiatan lainnya dan dikarenakan usulan penelitian yang ia lakukan kurang
mengalami kemajuan maka iapun menjadi malas untuk mengerjakannya. Dua orang
mahasiswa magister Psikologi lainnya memiliki motivasi yang cukup untuk dapat
menyelesaikan usulan penelitian dengan waktu yang tersedia.
Sebanyak 3 dari 5 mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa mereka
menunda waktu bimbingan dengan dosen pembimbing. Merasa bahwa dirinya belum
mengerjakan usulan penelitian dengan cukup baik. Seorang mahasiswa magister
11
Seorang mahasiswa magister Psikologi menyatakan malas untuk mengatur waktu
bimbingan dikarenakan setelah bimbingan terakhir banyak hal-hal yang harus
direvisi. Seorang mahasiswa magister Psikologi lainnya menunda untuk bertemu
dengan dosen pembimbing dalam waktu yang cukup lama karena ia merasa bingung
untuk melakukan revisi disebabkan adanya perbedaan pendapat diantara kedua dosen
pembimbing. Dua orang mahasiswa lainnya menyatakan ia berusaha untuk secara
[image:24.612.107.534.388.588.2]intensif bertemu dengan dosen pembimbing.
Tabel 1.1 Tabulasi Rata-rata Mahasiswa Magister Melakukan Prokrastinasi
Akademik
Area Tugas Akademik Rata-rata waktu mahasiswa melakukan
prokrastinasi akademik
Tugas Mencari
Tugas Membaca
Tugas Mengarang
Tugas pertemuan dengan dosen
pembimbing
1-2 Minggu
2 minggu
1-2 minggu
1-2 minggu
Berbagai program dapat dirancang untuk membantu mahasiswa magister
dalam menurunkan derajat prokrastinasi. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk
12
masalah prokrastinasi akademik ketika sedang mengerjakan Usulan Penelitian adalah
dengan pemberian konseling individual sebagai bentuk intervensi yang dapat
diberikan kepada mereka. Konseling individual merupakan proses membantu
seseorang untuk berkembang menuju tujuan-tujuannya secara pribadi dan
memperkuat kapasitasnya dalam mengatasi permasalahannya sendiri (Brammer &
MacDonald, 2003).
Alasan peneliti memilih metode konseling individual sebagai bentuk
intervensi bagi mahasiswa Magister Psikologi adalah penanganan permasalahan dapat
dilakukan secara mendalam dan jumlah responden hanya tiga orang, sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan metode intervensi training. Disamping itu, ketiga
responden memiliki kondisi kehidupan, penghayatan dan pengalaman yang berbeda
sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan metode intervensi konseling
kelompok. Melalui konseling individual ini, diharapkan mahasiswa Magister
Psikologi dapat mengolah pemikirannya dan menganalisis masalah didalam
mengerjakan usulan penelitian yang mereka hadapi menjadi lebih objektif (probelm
solving). Selanjutnya, mereka diharapkan mampu membuat keputisan (decision making) dan menyusun perancanaan (planning) berdasarkan keputusan yang diambil dalam mengatasi masalah yang dihadapi (Helping Skill for Positive Action and
Behavior Change, Brammer & MacDonald, 2003). Setelah dilakukannya proses konseling individual diharapkan mahasiswa Magister Psikologi dapat menurunkan
13
Program konseling individual ini secara spesifik akan dikaitkan dengan
variabel penelitian yaitu prokrastinasi akademik. Dalam konseling individual ini,
mahasiswa Magister Psikologi diberikan kesempatan untuk menggali kelemahan dan
kelebihan mereka yang dapat mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik
didalam area tugas mencari, tugas membaca, tugas mengarang dan tugas pertemuan
dengan dosen pembimbing.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada maka peneliti memiliki keinginan untuk
meneliti apakah konseling individual dapat mempengaruhi terhadap penurunan
derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang
mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung.
1.2IDENTIFIKASI MASALAH
Apakah pemberian konseling inidividual dapat berpengaruh terhadap
penurunan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang
sedang mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung?
1.3MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1 Maksud Penelitian
14
mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung setelah mengikuti
konseling individual.
1.3.2 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat penurunan
derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang
mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung yang diukur dari
aspek-aspeknya yaitu area tugas mencari, area tugas membaca, area tugas mengarang dan
area tugas pertemuan dengan dosen pembimbing setelah mengikuti konseling
individual.
1.4KEGUNAAN PENELITIAN
1.4.1 Kegunaan Ilmiah
• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi khususnya psikologi
klinis dan psikologi pendidikan untuk memperdalam pemahaman mengenai
prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi mengenai bentuk dan
metode konseling individual sebagai intervensi untuk menangani prokrastinasi
15
1.4.2 Kegunaan Praktis
• Diharapkan dapat membantu Mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X’
Bandung yang sedang mengerjakan usulan penelitian mendapatkan informasi
dan memahami bagaimana pandangan dan perasaan negatif terhadap tugas
dan penghayatan akan ketidakmampuan diri dapat menyebabkan perilaku
prokrastinasi akademik.
• Diharapkan dapat membantu Praktisi yang menangani mahasiswa yang
melakukan prokrastinasi akademik untuk mempertimbangkan melakukan
konseling individual untuk menurunkan derajat prokrastinasi akademik.
1.4.3 Metodologi penelitian
Pengukuran dari penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil perbandingan
sebelum dan sesudah sesi konseling dilaksanakan (pre test dan post test design) yang
digunakan untuk melihat apakah terjadi penurunan derajat prokrastinasi akademik
setelah diberikan konseling inidividual.
Desain yang digunkana dalam penelitian ini adalah Single group evaluation
design, observe before and after the program karena hanya menggunakan satu kelompok yang sama dan menggunakan analisa metode kualitatif dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian makan didapat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Konseling individual dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik
pada Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan
Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Melalui proses konseling
individual, mahasiswa Magister Psikologi dapat mengubah penghayatan
dan pandangan negatif mengenai area tugas yang berkaitan dengan
mengerjakan usulan penelitian menjadi lebih positif, mengambil keputusan
untuk berubah (decision making), dan menyusun perencanaan berdasarkan
keputusan yang telah diambil (planning).
2. Action plan yang disusun dan dikerjakan dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang
Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung
3. Kemampuan konselor dalam dalam melakukan konseling individual dapat
memberikan rasa nyaman pada mahasiswa dan mendorong mereka untuk
dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaaan dan pandangannya
137
5.2 Saran
Berkaitan dengan kesimpulam yang diperoleh dari penelitian mengenai
perancangan dan uji coba konseling individual dalam rangka menurunkan derajat
prokrastinasi akademik pada mahasiswa magister yang sedang mengerjakan
usulan penelitian, peneliti memandang perlu mengajukan beberapa saran.
5.2.1 Saran Teoritis
- Konselor maupun Konselee sebaiknya mengatasi persoalan yang dapat
berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi akademik terlebih dahulu
seperti halnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi keluarga,
setelah itu dilakukan konseling mengenai prokrastinasi akademik
- Konselor mengevaluasi pelaksanaan action plan secara lebih lanjut dan
memberikan feedback kepada konselee berkaitan dengan action plan yang
telah dibuat.
5.2.2 Saran Praktis
− Bagi mahasiswa magister, khususnya mahasiswa Magister Psikologi
Universitas ‘X’ Bandung berusaha mengurangi perilaku menunda dengan
cara mengaplikasikan proses-proses yang terjadi dalam konseling
individual khususnya ketika mengerjakan usulan penelitian.
− Bagi praktisi dibidang pendidikan, program konseling individual ini dapat
digunakan untuk mengatasi masalah prokrastinasi akademik bagi
DAFTAR PUSTAKA
Brammer, Lawrence M. 2003. The helping Relationship : Process and Skill. 8th
ed. Boston: University of Washington.
Corey, G. 2005. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA :
Thomson Learning, Inc.
Ferrari, J R., J L. Johnson, Willian G. McCown. 1995. Procrastination and Task
Avoidance, Theory, Research, and Treatmen. New York and London: Plenum Press.
Santrock. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup
(Terjemahan) Jakarta: Erlangga.
Posavac,E.J & Carey, R.G.(2003). Program Evaluation-Methods and Case
Studies 6th Edition. Pearson Education,Inc. New Jersey
Siegel, S. 1999. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Gramedia
Solomon, L.J., Rothblum, E.D. 1995. Procrastination Assessmeny Scale Students
DAFTAR RUJUKAN
Lea. 2010. Studi Deskripsi Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa
Fakultas Teknik Elektro yang sedang Menyusun Tugas Akhir di
Universitas “X” Bandung. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen
Maranatha.
Magdalena Simamora. 2012. Penelitian cognitive behavior therapy pada
Mahasiswa yang menjadi Prokrastinator Akademik karena Takut Gagal
(Fear Of Failure). Penelitian Pada Mahasiswa Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di fakultas “X”
Universitas “Y” Kota Bandung. Tesis. Fakultas Magister Psikologi.
Universitas Kristen Maranatha
Ghufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap
penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinasi Akademik
.http://www.damandiri.or.id ( 3 Februari 2014)
ac.id/www.fk.unairpdfiles/Kepmendiknas (10 Januari 2014)
Brosur program pascasarjana psikologi Universitas “X” Bandung (12 Januari
2014)
http://ayuapriliyana.blogspot.com/ (5 Februari 2014)
www.book.google.co.id (25 Januari 2014)