• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survey. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik purposive sampling dari populasi mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah usulan penelitian, dengan jumlah sampel yang berhasil didapatkan sebanyak 98 orang.

Alat ukur yang digunakan untuk menjaring informasi tentang derajat Prokrastinasi Akademik adalah kuesioner Procrastination Academic Student Scale (PASS) dari Solomon & Rothblum (1984) yang terdapat dalam skeipsi Maria Ike (1999) dan dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan konteks mata kuliah Usulan Penelitian. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dengan SPSS 11.0 menggunakan korelasi Rank Spearman diperoleh 27 item yang telah valid, dan dengan korelasi Alpha Cronbach diperoleh reliabilitas sebesar 0,9045. Data yang diperoleh dari alat ukur kemudian diolah dengan menggunakan analisa statistik dalam bentuk persentase dan selanjutnya ditabulasi silang dengan data penunjang.

Berdasarkan pengolahan data, diperoleh hasil bahwa persentase mahasiswa yang memiliki derajat prokrastinasi tinggi dan rendah cenderung berimbang. Area akademik yang paling sering menjadi objek prokrastinasi adalah tugas mengarang dan menghadiri pertemuan. Alasan utama yang melatarbelakangi prokrastinasi mereka adalah gangguan lingkungan, kecemasan dievaluasi dan perfeksionis.

(2)

 

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul

Lembar Pengesahan

Abstrak………i

Kata Pengantar………...ii

Daftar Isi………...…vi

Daftar Tabel………..ix

Daftar Bagan……….x

Daftar Lampiran………...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………..1

1.2 Identifikasi Masalah………5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………5

1.3.1.Maksud Penelitian………5

1.3.2 Tujuan Penelitian………..5

1.4 Kegunaan Penelitian………6

1.4.1 Kegunaan Teoritis……….6

1.4.2 Kegunaan Praktis………..6

1.5 Kerangka Pemikiran………....7

(3)

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prokrastinasi………..15

2.1.1 Definisi Prokrastinasi……….15

2.1.2 Bentuk Prokrastinasi………..16

2.1.3 Ciri-ciri Prokrastinasi……….19

2.1.4 Prokrastinasi Akademik……….22

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Menyebabkan Prokrastinasi....25

2.1.6 Akibat Prokrastinasi Akademik………..29

2.2 Perkembangan Dewasa Awal………29

2.2.1 Transisi dari Masa Remaja Menuju Dewasa………..30

2.2.2 Perkembangan kognitif………...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian……….33

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………34

3.2.1 Variabel Penelitian………..34

3.2.2 Definisi Operasional……….…..34

3.3 Alat Ukur……… 36

3.3.1 Kuesioner Prokrastinasi Akademik………... 36

3.3.1.1 Kuesioner Bagian Pertama………..36

3.3.1.2 Kuesioner Bagian Kedua………36

3.3.1.3 Kuesioner Data Penunjang………..38

3.3.2 Sistem Penilaian Kuesioner Prokrastinasi Akademik………39

3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………..41

(4)

 

Universitas Kristen Maranatha

3.3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur………..42

3.4 Populasi Sasaran dan Teknik Pengambilan Data..………...42

3.4.1Populasi Sampel………..42

3.4.2 Karakteristik Sampel………..43

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel………...43

3.5 Teknik Analisa Data………..43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden………...44

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………44

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Angkatan Studi……….44

4.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia………...45

4.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan IPK………45

4.2 Hasil Penelitian ……….46

4.2.1 Prokrastinasi Akademik………..46

4.2.2 Enam Area Akademik……….46

4.2.3 Alasan Prokrastinasi………...47

4.2.4 Prokrastinasi Akademik dan IPK………...48

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……….48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………54

5.2 Saran………..55

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN

(5)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Prokrastinasi………37

Tabel 3.2 Sistem Penilaian Tahap 1………39

Tabel 3.3 Sistem Penilaian Tahap 2……….………..40

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden………...44

Tabel 4.2 Angkatan Studi………...45

Tabel 4.3 Usia Responden………..45

Tabel 4.4 Indeks Prestasi Kumulatif………...46

Tabel 4.5 Derajat Prokrastinasi Akademik……….46

Tabel 4.6 Area Akademik………...47

Tabel 4.7 Alasan Prokrastinasi Akademik………..48

(6)

 

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur

Lampiran 2 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas

Lampiran 3 Data Profil Responden

Lampiran 4 Data Intensitas Kemampuan Responden

Lampiran 5 Data Prokrastinasi Akademik

Lampiran 6 Data Alasan Prokrastinasi Akademik

Lampiran 7 Data Derajat Prokrastinasi dan Enam Area Akademik

(7)

 

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran………15

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari

dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

Indonesia yang mencoba untuk berperan serta dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia di Indonesia. Universitas merupakan salah satu bentuk

Perguruan Tinggi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan / atau pendidikan vokasi dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan,

teknologi dan / atau seni jika memenuhi syarat dalam menyelenggarakan pendidikan

profesi. (Paryati Sudarman, 2006).

Salah satu institusi Perguruan Tinggi adalah Universitas ‘X’ Bandung.

Universitas ‘X’ Bandung terdiri dari beberapa fakultas, salah satunya adalah Fakultas

Psikologi. Kuliah di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung diharapkan dapat

diselesaikan dalam jangka waktu delapan semester. Sesuai dengan program di

Fakultas Psikologi terdapat 68 SKS yang merupakan kurikulum inti dengan 74 SKS

kurikulum institusional. Setelah mengikuti serangkaian kuliah maka pada semester

akhir mahasiswa diwajibkan menyusun tugas akhir dalam bentuk skripsi sebagai

persyaratan untuk menjadi sarjana. Sebelum mengontrak mata kuliah Skripsi,

(9)

2

Mata kuliah usulan penelitian membahas persiapan penyusunan skripsi.

Mahasiswa diharuskan memilih pembimbing utama dan pembimbing pendamping.

Setelah itu, mahasiswa wajib menentukan topik yang akan diteliti dan menempuh

proses bimbingan untuk menyusun outline usulan penelitian dan menempuh seminar

pada akhir semester.

Pada saat seminar, akan ditentukan apakah topik tersebut dapat diteliti lebih

lanjut (disetujui) atau tidak. Setelah seminar dan mendapatkan nilai, minimal C, maka

mahasiswa berhak mengontrak mata kuliah Skripsi pada semester berikutnya. Jika

tidak selesai pada akhir semester, mahasiswa mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian Lanjutan dan menyelesaikan outline tersebut. (Panduan Penulisan Skripsi

Sarjana, 2007).

Usulan Penelitian merupakan tugas individual yang sifatnya mandiri, karena

membutuhkan inisiatif pribadi dalam mengerjakannya, yaitu inisiatif menentukan

topik yang akan diteliti, mencari bahan-bahan, serta aktif menghubungi dosen

pembimbing untuk menempuh proses bimbingan. Dengan diharuskan mandiri, ada

mahasiswa yang lebih cepat menyelesaikannya, tetapi tidak sedikit juga yang

tertunda. Di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung pada semester ganjil tahun

ajaran 2007/2008, mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah usulan penelitian

lanjutan berjumlah 96 orang. Artinya terdapat 96 orang mahasiswa yang tidak dapat

menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian-nya dalam satu semester.

Berdasarkan hasil survei awal terhadap 30 mahasiswa yang sedang

(10)

3

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa sewaktu mengerjakan Usulan Penelitian adalah melakukan penundaan.

Sebanyak 87,7% mahasiswa menyatakan alasan mereka melakukan penundaan adalah

karena mereka mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang lebih menarik, seperti

membaca buku, bermain game, menonton televisi atau mendengarkan musik. Alasan

berikutnya 83,3% mahasiswa merasa tidak cukup waktu untuk mengerjakan tugas

tersebut karena ada tugas-tugas dari mata kuliah lain. Sebanyak 76,7% mahasiswa

merasa tidak bersemangat atau malas untuk memulai mengerjakan tugas usulan

penelitian.

Mengatur waktu secara pribadi, berhubungan dengan kecenderungan

mahasiswa melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi merupakan penundaan waktu

untuk mengerjakan tugas utama, dalam hal ini mengerjakan Usulan Penelitian.

Kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas secara

keseluruhan dan memilih melakukan aktivitas lain yang dirasa lebih menyenangkan,

sehingga penyelesaian tugas yang utama menjadi terhambat atau tidak menyelesaikan

tugas tepat waktu juga sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan,

disebut prokrastinasi (Solomon & Rothblum, 1984, dalam Ferrari, 1995). Seseorang

yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator.

Seseorang dapat melakukan prokrastinasi pada hal-hal tertentu saja atau dapat

pada semua hal, sedangkan jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator

yaitu pekerjaan kantor, aktivitas akademik, tugas-tugas rumah tangga dan lainnya.

Unsur-unsur yang menjadi objek prokrastinasi akademik adalah tugas-tugas yang

(11)

4

persiapan belajar (Green,1986, dalam Ferrari 1995). Menurut Solomon & Rothblum

(1984), dalam Ferrari, 1995, prokrastinasi akademik terdiri atas enam area akademik,

yaitu tugas mengarang, mempersiapkan bimbingan, membaca, tugas administratif,

menghadiri pertemuan, kinerja akademik secara keseluruhan.

Dari 30 mahasiswa yang diwawancara tersebut menyatakan sering menunda

membuat latar belakang masalah adalah sebanyak 43,3%. Mahasiswa yang sering

menunda mengerjakan kerangka pikir sebanyak 56,7%. Mahasiswa yang menunda

membuat metodologi penelitian dengan intensitas sering sebanyak 33,3%. Sebanyak

10% sering menunda mempersiapkan bimbingan dengan dosen. Mahasiswa yang

sering menunda bimbingan dengan dosen ada 40%. Mahasiswa yang sering menunda

membaca bahan usulan penelitian sebanyak 20%. Mahasiswa yang sering menunda

mengembalikan buku ke perpustakaan sebanyak 16,7%. Sebanyak 3,3% sering

kurang berusaha maksimal dalam pengerjaan dan penyelesaian usulan penelitian.

Masalah prokrastinasi akademik merupakan masalah yang menarik dan perlu

diteliti karena hal ini dapat menjadi sangat merugikan dunia pendidikan. Banyak

kesempatan berkembang akan terlewatkan begitu saja, karena penundaan yang

mahasiswa lakukan. Usulan Penelitian merupakan tugas individual yang sifatnya

mandiri, karena membutuhkan inisiatif pribadi dalam mengerjakannya. Penundaan

penyelesaian usulan penelitian menyebabkan penundaan penyelesaian skripsi

sehingga menyebabkan penundaan kelulusan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

(12)

5

Universitas Kristen Maranatha Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di

Universitas ’X’ Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang ingin diteliti adalah bagaimana derajat prokrastinasi akademik

pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran tentang derajat

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak

mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui derajat prokrastinasi akademik

dan kaitannya dengan alasan-alasan prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi

(13)

6

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

1. Memberikan informasi pada bidang ilmu Psikologi Pendidikan mengenai

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang

mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung.

2. Sebagai rujukan bagi penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan

prokrastinasi akademik khususnya pada mahasiswa.

1.4.2 Kegunaan praktis

1. Memberikan informasi mengenai prokrastinasi mahasiswa kepada Fakultas

Psikologi, para dosen, dan konselor pendidikan agar menjadi bahan

pertimbangan dalam bimbingan mata kuliah Usulan Penelitian dan

memberikan saran atau masukan pada mahasiswa yang memiliki

kecenderungan prokrastinasi.

2. Memberikan informasi kepada mahasiswa yang tidak memiliki

kecenderungan prokrastinasi agar tidak melakukan prokrastinasi.

3. Memberikan informasi bagi dosen wali dan masukan kepada orang tua agar

lebih memahami prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi

(14)

7

Universitas Kristen Maranatha Bandung dan sebagai bahan pertimbangan antisipatif terhadap perilaku

prokrastinasi.

4. Memberikan informasi mengenai prokrastinasi akademik bagi mahasiswa

Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian

di Universitas ‘X’ Bandung yang memiliki kecenderungan prokrastinasi

sebagai evaluasi diri dan melakukan perubahan diri.

1.5 Kerangka Pemikiran

Skripsi adalah prasyarat kelulusan untuk menjadi seorang sarjana, jadi

penyelesaian skripsi merupakan hal yang penting. Tahap awal sebelum

menyelesaikan skripsi adalah membuat usulan penelitian terlebih dahulu. Usulan

Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ diartikan sebagai paparan tulisan

penelitian yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu psikologi. Kegiatan

penyusunan usulan penelitian diawali dengan terpenuhinya prasyarat akademik

mahasiswa yaitu telah menempuh minimal 121 SKS. Tahap berikutnya adalah tahap

persiapan berupa kuliah pengantar Usulan Penelitian, penentuan topik, perumusan

judul dan penentuan pembimbing. Dalam kegiatan bimbingan mahasiswa secara

individual menerima masukan dari dosen pembimbing mengenai judul yang dipilih,

teori, disain penelitian dan alat ukur yang akan digunakan. Usulan Penelitian

(15)

8

pribadi dalam mengerjakannya. Dalam usaha mengerjakan Usulan Penelitian

mahasiswa sering menemui hambatan karena membutuhkan insiatif pribadi dalam

pengerjaannya, yaitu inisiatif menentukan topik yang akan diteliti, mencari

bahan-bahan, serta aktif menghubungi dosen pembimbing untuk menempuh proses

bimbingan. Hambatan-hambatan yang ada seringkali membuat mahasiswa

menunda-tunda untuk mengerjakan Usulan Penelitian.

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai

maupun menyelesaikan tugas secara keseluruhan dan memilih melakukan aktifitas

lain, sehingga penyelesaian tugas yang utama menjadi terhambat, atau tidak

menyelesaikan tugas tepat waktu serta sering terlambat dalam menghadiri

pertemuan-pertemuan (Solomon & Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995). Ferrari (1991)

mendefinisikan prokrastinasi sebagai tindakan yang dengan sengaja menunda

tugas-tugas yang bermanfaat, dan penting, termasuk tugas-tugas-tugas-tugas utama. Orang yang

melakukan tindakan prokrastinasi disebut prokrastinator (Burka & Yuen, 1982, dalam

Ferrari, 1995). Bagi mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian tugas

utama yang harus ia kerjakan adalah mengerjakan usulan penelitian.

Terdapat dua macam prokrastinasi berdasarkan fungsinya (Ferrari, 1991

dalam Ferrari 1995), yaitu, prokrastinasi fungsional/ rasional (rational or functional

Procrastination. Prokrastinasi fungsional berhubungan dengan usaha penyelesaian

pekerjaan pada waktu yang optimal. Jadi prokrastinasi fungsional yaitu menunda

tugas-tugas yang memang tidak penting untuk segera diselesaikan atau baru dapat

(16)

9

Universitas Kristen Maranatha disfungsional (Disfunctional Procrastination), didefinisikan sebagai menunda

menyelesaikan pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan. Menunda

mengerjakan Usulan Penelitian merupakan prokrastinasi disfungsional, yang

merupakan tugas penting untuk segera dikerjakan. Dari dua macam prokrastinasi

yang dipaparkan di atas maka yang menjadi fokus peneliti adalah prokrastinasi

disfungsional.

Prokrastinasi disfungsional (disfunctional procrastination) dibagi menjadi dua

macam, yaitu prokrastinasi pengambilan keputusan (decisional procrastination) dan

prokrastinasi perbuatan (behavioral procrastination). Prokrastinasi pengambilan

keputusan (decisional procrastination) adalah suatu penundaan dalam mengambil

keputusan. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam mengidentifikasi

tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya

seseorang menunda untuk memutuskan masalah. Misalnya menunda mengambil

keputusan judul usulan penelitian, menunda memilih dosen pembimbing.

Prokrastinasi perbuatan (behavioral procrastination) adalah kecenderungan umum

untuk menunda tugas sehari-hari, kadang-kadang muncul dalam cara seseorang

memandang tugas dengan pesimis, perkiraan tidak mencukupinya waktu yang

tersedia menimbulkan sikap pesimistik yang fatal, atau sebaliknya dalam bentuk

optimisme yang ekstrim, perkiraan yang berlebihan terhadap tersedianya waktu yang

diperlukan dalam mengerjakan tugas, (Lay, 1988, dalam Ferrari, 1995). Penundaan

(17)

10

menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Misalnya menunda membuat latar belakang

masalah, menunda bimbingan, menunda mengerjakan perbaikan setelah bimbingan.

Prokrastinator adalah orang yang mampu dan ingin mengerjakan tugas mereka

telah mencoba dan merencanakan tetapi tidak diselesaikan atau ditunda dalam

mengerjakan (Aitken 1982 dalam Ferrari 1995). Pada awal penyusunan usulan

penelitian, mahasiswa sering membuat rencana mengenai apa yang akan dilakukan

selama menyusun usulan penelitian dan batas waktu penyusunan usulan penelitian.

Pada pelaksanaannya mahasiswa seringkali melanggar atau menunda waktu

penyusunan usulan penelitan yang ia jadwalkan sendiri. Prokrastinasi berhubungan

dengan tugas-tugas utama seperti tugas akademik atau tugas yang dikerjakan

sehari-hari (every day procrastination).

Salomon dan Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995 membagi penundaan

terhadap tugas-tugas akademik ke dalam enam area, yang pertama yaitu tugas

mengarang. Penundaan tugas mengarang pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang

sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ’X’ Bandung yaitu

menunda membuat judul/topik Usulan Penelitian, membuat latar belakang masalah,

membuat revisi laporan setelah bimbingan. Area yang kedua mencakup penundaan

belajar untuk mempersiapkan bimbingan dengan dosen.

Area akademik ketiga yaitu penundaan membaca. Mahasiswa melakukan

penundaan membaca bahan referensi yang berkaitan dengan materi Usulan Penelitian

dan menunda membaca Metodologi Penelitian. Kinerja tugas administratif

(18)

11

Universitas Kristen Maranatha mengurus pembayaran uang kuliah, mengembalikan buku yang dipinjam dari

perpustakaan, melaksanakan perwalian.

Area akademik yang kelima yaitu penundaan menghadiri pertemuan, yaitu

menunda atau terlambat menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing I atau

dengan dosen pembimbing II, menunda menemui calon sampel. Area akademik yang

keenam yaitu kinerja akademik secara keseluruhan. Merupakan penundaan yang

dilakukan dalam menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi, misalnya bagi

mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian di Universitas ’X’ Bandung yaitu menyelesaikan mata kuliah Usulan

Penelitian dan mencapai gelar sarjana psikologi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan prokrastinasi

menurut Solomon & Rothblum, 1984 dalam Ferrari, 1995, dikategorikan ke dalam

tiga faktor utama yang kemudian diturunkan dalam alat ukur menjadi alasan

seseorang melakukan prokrastinasi yaitu faktor takut gagal (fear of failure), faktor

tidak menyukai tugas (aversive of the task), faktor lain, antara lain : ketergantungan

kepada orang lain dan banyak membutuhkan bantuan, sikap yang kurang tegas, dan

kesukaran memilih keputusan, sikap pemberontakan, dan pengambilan risiko yang

berlebihan.

Ketiga faktor prokrastinasi tersebut menurut Solomon & Rothblum diturunkan

menjadi tiga belas macam alasan yaitu kecemasan dievaluasi, perfeksionis, sukar

membuat keputusan, tidak mandiri dan perlu bantuan, aversif terhadap tugas, kurang

(19)

12

suka memberontak, suka pada risiko tinggi, dan pengaruh teman. Kecemasan akan

dievaluasi maksudnya kuatir bila pekerjaan yang dilakukan tidak memenuhi harapan

atau tidak sesuai dengan keinginan dosen, sehingga mahasiswa melakukan

penundaan. Perfeksionis, keinginan untuk memperoleh hasil yang terbaik walaupun

waktu yang diperlukan akan lebih lama. Yang ketiga sukar membuat keputusan,

kesukaran untuk memutuskan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan

bingung memilih cara yang paling efektif untuk mengerjakan tugas tersebut, sehingga

ditunda. Kemudian tidak mandiri, yakni tidak bisa mengerjakan sendiri,

membutuhkan pendapat atau saran dari orang lain dan tidak berani menanyakan

sendiri kepada dosen mengenai hal-hal yang tidak dimengerti, akibatnya penyelesaian

tugas tertunda. Aversif terhadap tugas maksudnya tidak menyukai untuk mengerjakan

tugas. Alasan yang keenam kurang percaya diri, selalu mengubah keputusan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas sehingga perlu waktu lama untuk

menyelesaikan tugas tersebut. Malas yakni perasaan tidak bersemangat atau malas

ketika ingin memulai mengerjakan tugas dan perasaan bosan bila mengerjakan tugas

tersebut. Tidak asertif maksudnya tidak dapat mengarahkan diri untuk mengerjakan

tugas. Lalu kurang percaya diri, merasa tidak mampu dan tidak yakin mengerjakan

tugas. Suka memberontak maksudnya tidak suka melakukan tugas yang diperintahkan

dan menolak mengikuti kehendak orang lain, sehingga tugasnya ditunda. Alasan yang

kesebelas suka pada risiko tinggi, yakni tertantang bila mengerjakan tugas dan

kepuasan bila mengerjakan tugas pada saat-saat terakhir. Tidak dapat mengatur waktu

(20)

13

Universitas Kristen Maranatha terlalu banyak beban tugas yang harus dikerjakan. Yang terakhir adalah gangguan

lingkungan yaitu ada tugas lain yang lebih penting dan menarik untuk diselesaikan

lebih dahulu.

Penjelasan dari uraian di atas, dapat dilihat dari bagan kerangka pikir sebagai

berikut:

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Kecemasan dievaluasi, Perfeksionis, Sukar membuat keputusan, Tidak mandiri dan perlu bantuan, Aversif terhadap tugas, Kurang percaya diri, Malas, Tidak asertif, Gangguan lingkungan, Tidak dapat mengatur waktu, Suka memberontak, Suka pada resiko tinggi, dan Pengaruh teman.

Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2001 Universitas ‘X’ Bandung PROKRASTINASI AKADEMIK Tinggi Rendah

6 Area Akademik:

• Tugas Mengarang

• Belajar Menghadapi Ujian

• Membaca

• Tugas Administratif

• Menghadiri Pertemuan

• Kinerja Akademik Secara

Keseluruhan

• Takut gagal

• Tidak menyukai tugas

(21)

14

1.6 ASUMSI

• Prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang

mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ’X’ Bandung

dilakukan karena berbagai macam alasan yaitu, kecemasan dievaluasi,

perfeksionis, sukar membuat keputusan, tidak mandiri dan perlu bantuan,

aversif terhadap tugas, kurang percaya diri, malas, tidak asertif, gangguan

lingkungan, tidak dapat mengatur waktu, suka memberontak, suka pada resiko

tinggi, dan pengaruh teman.

• Alasan pada setiap mahasiswa berbeda-beda sehingga derajat prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata

(22)

54 Universitas Kristen Maranatha  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah usulan

penelitian di Universitas ‘X’ Bandung separuh sering melakukan penundaan,

separuh jarang melakukan penundaan terutama dalam tugas-tugas yang

berkaitan dengan usulan penelitian.

2. Area akademik yang paling sering menjadi objek prokrastinasi bagi

mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian adalah tugas mengarang (membuat topik/judul, latar belakang

masalah serta menyusun revisi laporan setelah bimbingan).

3. Alasan utama mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak mata

kuliah usulan penelitian ketika melakukan prokrastinasi akademik adalah

gangguan lingkungan (berupa aktivitas lain yang dinilai lebih penting untuk

dikerjakan terlebih dahulu atau karena adanya kegiatan lain yang lebih

menarik seperti membaca buku, bermain game, menonton televisi atau

(23)

55  

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang

prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang mengontrak

mata kuliah Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran bagi penelitian selanjutnya

• Kepada peneliti selanjutnya agar selain menggunakan kuesioner juga

melakukan wawancara guna memperoleh informasi lebih mendalam

mengenai prokrastinasi akademik.

• Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dua variabel

yaitu alasan prokrastinasi dan derajat prokrastinasi akademik dan

faktor-faktor lain.

2. Saran untuk mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan

Penelitian.

• Disarankan bagi mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah

Usulan Penelitian untuk menyadari prokrastinasi akademik yang

dialaminya sehingga dengan demikian mereka dapat menemukan cara

untuk mengatasinya masalahnya tersebut. 

• Berdasarkan hasil penelitian bahwa alasan utama mahasiswa

melakukan prokrastinasi akademik karena alasan gangguan

(24)

56  

Universitas Kristen Maranatha  diri dan menetapkan prioritas utama sebagai mahasiswa yaitu

menyelesaikan tugas-tugas akademik. 

3. Saran bagi dosen wali

Agar lebih mewaspadai kecenderungan prokrastinasi pada diri mahasiswa

sejak dini, agar dapat memberikan motivasi pada mahasiswa yang mengontrak

mata kuliah usulan penelitian yang sudah lebih dari satu semester.

4. Saran bagi dosen pembimbing, Fakultas Psikologi dan orang tua

Agar lebih memahami prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian dan sebagai

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ferrari, Joseph R., Johnson, J. & McCown, W. 1995. Procrastination and Task Avoidance. New York, USA: Plenum Press.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Santrock, John W. 2002 Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Terjemahan Achmad Chusairi, Juda Damanik. Edisi Kelima, Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Sudarman, Paryati: 2006. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media

(26)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Diana Iskandar. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi D3 Teknologi Informasi Universitas “X” Bandung (Terhadap Mahasiswa yang Sedang Menyusun Kerja Praktek dan Tugas Akhir). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Maria Ike Septi Lestari. 1999. Hubungan Antara Motif Berprestasi dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas ”X” Universitas ”Y” Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan tersebut meliputi perancangan mekanik robot, board utama mikrokontroler ATmega8, driver motor utama, driver motor lengan packbot dan untai yang lainnya

Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital... Apabila indeks modulasi terlalu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan, peneliti mengamati secara langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya bidang

literatur menyebutkan bahwa terapi konservatif pada kasus empiema subdural dapat dilakukan jika memenuhi kriteria berikut yaitu : status pasien yang tidak menurun,

Petani melon di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan menggunakan jenis pestisida insektisida dan fungisida sistemik untuk tanaman melon cukup

Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak signifikan yang ditimbulkan dari ancaman tersebut maka organisasi perlu menerapkan suatu rencana pemulihan yang

Zhu (2012) added that by using games, students also could strengthen certain fields in learning language that was used inside the games. By this fact, it proved more

[r]