• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pengaruh Stabilisasi Tanah Lanau Dengan Pasir Terhadap Nilai California Bearing Ratio.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pengaruh Stabilisasi Tanah Lanau Dengan Pasir Terhadap Nilai California Bearing Ratio."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ix

STUDI PENGARUH STABILISASI TANAH LANAU

DENGAN PASIR TERHADAP NILAI CALIFORNIA

BEARING RATIO

Catherine Mary Josephine NRP : 1021002

Pembimbing : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRAK

Pada dasarnya, kondisi tanah di alam tidaklah selalu memiliki sifat yang baik. Sedangkan untuk keperluan konstruksi, dibutuhkan tanah yang sifatnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Karena alasan inilah untuk memperbaiki sifat tanah, tanah harus distabilisasi.

Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh stabilisasi tanah kohesif dengan penambahan pasir terhadap nilai California Bearing Ratio. Tanah yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari Perumahan Pinus Regency. Presentase penambahan pasir yang dipakai adalah 0%, 3%, 5%, 7%, dan 10% terhadap berat tanah. Sedangkan kadar air yang digunakan untuk pengujian CBR didapat dari kadar air optimum pengujian pemadatan tanah.

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa tanah yang diuji merupakan tanah lanau. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan pasir berpengaruh pada penurunan kadar air optimum (wopt) dan kenaikan berat volume

kering maksimum tanah (γdry max) yang berpengaruh pada kenaikan nilai CBR tanah. Dengan berkurangnya kadar air maka nilai CBR tanah campuran akan meningkat, dan sebaliknya.

Tanah asli yang diuji mendapatkan hasil γdry max = 1,175 gr/cm3, wopt =

26,904%, CBR design = 13,2%, dan tebal perkerasan = 13 cm. Tanah dengan penambahan 3% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 0,34%, penurunan pada nilai wopt sebesar 2,38%, penurunan pada nilai CBR design sebesar

3,79%, dan kenaikan tebal perkerasan sebesar 3,85% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 5% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 3,40%, penurunan pada nilai wopt sebesar 4,10%, kenaikan pada nilai CBR design sebesar

13,64%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 7,69% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 7% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 4,68%, penurunan pada nilai wopt sebesar 4,74%, kenaikan pada nilai CBR design sebesar

23,49%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 15,38% dari tanah asli. Tanah dengan penambahan 10% pasir mengalami kenaikan pada nilai γdry max sebesar 5,28%, penurunan pada nilai wopt sebesar 5,91%, kenaikan pada nilai CBR design

sebesar 56,06%, dan penurunan tebal perkerasan sebesar 26,92% dari tanah asli. Dengan melihat hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan pasir akan memperbaiki kondisi tanah.

(2)

x

THE EFFECT OF SILT SOIL STABILIZATION WITH

SAND AGAINST CALIFORNIA BEARING RATIO VALUE

Catherine Mary Josephine NRP : 1021002

Supervisor : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRACT

Basically, the soil condition in the nature doesn’t always have a good properties. Whereas for construction requirement, it needs the soil which has suitable properties with existing provisions. For this reason, to improve the properties of the soil, the soil must be stabilized.

It will be seen in this research, the influence of cohesive soil stabilization with the addition of sand against the California Bearing Ratio value. The soil used in this research was taken from Pinus Regency. Percentage of sand addition used are 0%, 3%, 5%, 7%, and 10% against the weight of soil. Whereas, the content of the water used for CBR test was obtained from optimum water content soil compaction test.

Preliminary research results indicated that the soil tested is silt. The final results of this research indicated that the addition of sand affects the decrease of optimum water content and the increase of maximum dry density that affects the increase of CBR value of the soil. With the decrease of the water content, so that the mixed soil CBR value will increase, and vice versa.

The original soil which has been tested get this result : γdry max = 1,175 gr/cm3, wopt = 26,904%, CBR design = 13,2%, and pavement thickness = 13 cm. The

soil with the addition 3% of sand have increase in the value γdry max is 0,34%, the decrease in the value wopt is 2,38%, the decrease in the CBR design is 3,79%, and

the increase of pavement thickness is 3,85% from the original soil. The soil with the addition 5% of sand have increase in the value γdry max is 3,40%, the decrease in the value wopt is 4,10%, the increase in the CBR design is 13,64%, and the decrease of

pavement thickness is 7,69% from the original soil. The soil with the addition 7% of sand have increase in the value γdry max is 4,68%, the decrease in the value wopt is

4,74%, the increase in the CBR design is 23,49%, and the decrease of pavement thickness is 15,38% from the original soil. The soil with the addition 10% of sand have increase in the value γdry max is 5,28%, the decrease in the value wopt is 5,91%,

the increase in the CBR design is 56,06%, and the decrease of pavement thickness is 26,92% from the original soil. By looking at the results of the research, it can be concluded that the addition of sand will improve the soil condition.

(3)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partikel Tanah... 4

2.1.1 Hubungan Antarfase ... 5

2.1.1.1 Kadar Air ... 6

2.1.1.2 Porositas ... 6

2.1.1.3 Angka Pori ... 7

2.1.1.4 Berat Volume ... 7

2.1.1.5 Berat Spesifik ... 8

2.1.1.6 Derajat Kejenuhan ... 9

2.1.2 Analisis Mekanis Tanah ... 11

2.1.3 Klasifikasi Tanah ... 11

2.1.3.1 Pengelompokan Jenis Tanah ... 19

2.2 Tanah Kohesif ... 19

2.2.1 Tanah Lempung ... 20

2.2.1.1 Mineral Lempung ... 21

2.2.1.2 Halloysite ... 22

2.2.2 Tanah Lanau ... 22

2.2.3 Konsistensi Tanah Kohesif ... 23

2.3 Stabilisasi Tanah... 26

2.3.1 Stabilisasi Mekanik ... 27

2.3.2 Stabilisasi Kimiawi ... 28

2.3.3 Stabilisasi Tanah Dasar untuk Perkerasan Jalan Raya ... 28

2.4 Pemadatan Tanah ... 29

2.4.1 Pengujian Pemadatan ... 30

2.4.2 Spesifikasi Pemadatan di Lapangan ... 31

(4)

xii

2.5 California Bearing Ratio ... 34

2.5.1 Pengujian California Bearing Ratio ... 35

2.5.1.1 California Bearing Ratio Lapangan ... 35

2.5.1.2 California Bearing Ratio Laboratorium ... 36

2.5.2 Kegunaan California Bearing Ratio ... 38

2.6 Pasir ... 39

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rencana Kerja ... 42

3.2 Persiapan Contoh Tanah Uji... 43

3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 43

3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 43

3.3 Prosedur Pengujian ... 43

3.3.1 Pengujian Specific Gravity ... 44

3.3.2 Pengujian Index Properties ... 49

3.3.3 Pengujian Atterberg Limit ... 54

3.3.4 Pengujian Grain Size Analysis ... 61

3.3.4.1 Pengujian Sieve Analysis ... 61

3.3.4.2 Pengujian Hydrometer Analysis... 64

3.3.5 Pengujian Kompaksi ... 72

3.3.6 Pengujian California Bearing Ratio ... 79

3.4 Prosedur Pencampuran Tanah Lempung dan Pasir ... 87

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 92

4.1.1 Specific Gravity ... 92

4.1.2 Index Properties ... 99

4.1.3 Atterberg Limit ... 104

4.1.4 Sieve Analysis Tanah ... 111

4.1.5 Hydrometer Analysis Tanah ... 119

4.1.6 Sieve Analysis Pasir ... 123

4.2 Pengujian Kompaksi pada Tanah Asli dan Tanah Campuran ... 127

(5)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram fase tanah ... 5

Gambar 2.2 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 14

Gambar 2.3 Rentang batas Atterberg untuk tanah dasar kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7 (Liu,1970, dan Al-Hussaini, 1977) ... 17

Gambar 2.4 Mineral-mineral lempung (a) silica tetrahedra; (b) aluminium oktahedra ... 21

Gambar 2.5 Batas-batas Atterberg ... 24

Gambar 2.6 Bagan plastisitas ... 26

Gambar 2.7 Alat pengujian pemadatan ... 30

Gambar 2.8 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering ... 31

Gambar 2.9 Kuat geser diukur dengan CBR dan berat volume kering, terhadap kadar air untuk pemadatan di laboratorium (Turnbull dan Foster, 1956) ... 34

Gambar 2.10 Alat California Bearing Ratio laboratorium ... 37

Gambar 2.11 Grafik penentuan tebal perkerasan ... 39

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ... 42

Gambar 3.2 Botol erlenmeyer ... 45

Gambar 3.3 Thermometer ... 46

Gambar 3.4 Pinggan pengaduk ... 46

Gambar 3.5 Ilustrasi antara berat erlenmeyer, air dan butir tanah ... 48

Gambar 3.6 Silinder ring pencetak tanah ... 50

Gambar 3.7 Extruder ... 51

Gambar 3.13 Mesin pengguncang ... 63

Gambar 3.14 Sodium hexametafosfat ... 66

Gambar 3.15 Alat pengaduk (mixer) ... 66

Gambar 3.23 Arloji penunjuk beban ... 84

Gambar 3.24 Koreksi grafik hubungan antara settlement vs load ... 86

Gambar 3.25 Ayakan no. 4... 88

Gambar 3.26 Ayakan no. 100... 88

Gambar 3.27 Ayakan no. 200... 88

Gambar 3.28 Proses penimbangan tanah uji ... 89

Gambar 3.29 Pembagian tanah menjadi tiga bagian ... 89

(6)

xiv

Gambar 3.31 Pembagian pasir menjadi tiga bagian ... 89

Gambar 3.32 Proses pengadukan tanah dan pasir ... 90

Gambar 3.33 Proses pembasahan tanah campuran ... 90

Gambar 3.34 Penyimpanan tanah campuran ke dalam kantong plastik ... 91

Gambar 3.35 Penyimpanan tanah uji selama 24 jam ... 91

Gambar 4.1 Grafik kalibrasi Erlenmeyer ... 93

Gambar 4.2 Grafik perbandingan specific gravity setelah penambahan pasir ... 99

Gambar 4.3 Kurva alir liquid limit ... 105

Gambar 4.4 Klasifikasi dengan menggunakan bagan plastisitas ... 111

Gambar 4.5 Kurva sieve analysis AASHTO tanah ... 114

Gambar 4.6 Kurva sieve analysis USCS tanah ... 116

Gambar 4.7 Kurva hydrometer analysis tanah ... 120

Gambar 4.8 Kurva gabungan sieve analysis dan hydrometer analysis tanah ... 121

Gambar 4.9 Kurva sieve analysis USCS pasir ... 126

Gambar 4.10 Kurva kompaksi tanah 1 ... 129

Gambar 4.11 Kurva kompaksi tanah 2 ... 134

Gambar 4.12 Kurva kompaksi tanah 3 ... 136

Gambar 4.13 Kurva kompaksi tanah 4 ... 138

Gambar 4.14 Kurva kompaksi tanah 5 ... 140

Gambar 4.15 Grafik perbandingan dry density max setelah penambahan pasir .... 141

Gambar 4.16 Grafik perbandingan optimum water content seetelah penambahan pasir ... 141

Gambar 4.17 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 1 ... 144

Gambar 4.18 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 1 ... 149

Gambar 4.19 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 1 ... 151

Gambar 4.20 Grafik CBR design tanah 1 ... 152

Gambar 4.21 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 2 ... 154

Gambar 4.22 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 2 ... 156

Gambar 4.23 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 2 ... 158

Gambar 4.24 Grafik CBR design tanah 2 ... 159

Gambar 4.25 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 3 ... 161

Gambar 4.26 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan tanah 3 ... 163

Gambar 4.27 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan tanah 3 ... 165

Gambar 4.28 Grafik CBR design tanah 3 ... 166

Gambar 4.29 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan tanah 4 ... 168

(7)

xv

Gambar 4.31 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan

tanah 4 ... 172 Gambar 4.32 Grafik CBR design tanah 4 ... 173 Gambar 4.33 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 10x pukulan

tanah 5 ... 175 Gambar 4.34 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 25x pukulan

tanah 5 ... 177 Gambar 4.35 Grafik hubungan antara settlement vs load CBR 55x pukulan

(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Berat spesifik mineral-mineral penting ... 8

Tabel 2.2 Berat spesifik tanah ... 9

Tabel 2.3 Derajat kejenuhan ... 10

Tabel 2.4 Batasan-batasan ukuran golongan tanah ... 14

Tabel 2.5 Klasifikasi tanah USCS ... 15

Tabel 2.6 Klasifikasi tanah AASHTO ... 18

Tabel 2.7 Peralatan dan pemakaiannya untuk pemadatan tanah ... 32

Tabel 2.8 Klasifikasi nilai CBR ... 38

Tabel 3.1 Specific gravity of water ... 49

Tabel 3.2 Some typical values for different of common soil materials... 54

Tabel 3.3 Values of effective depth based on hydrometer and sedimentation cylinder of specified sizes ... 70

Tabel 3.4 Values of K for use in equation for computing diameter of particle in hydrometer analysis... 71

Tabel 3.5 Jenis pengujian kompaksi berdasarkan energi kompaksi ... 74

Tabel 4.1 Data kalibrasi erlenmeyer ... 93

Tabel 4.2 Data pengujian specific gravity tanah 1... 94

Tabel 4.3 Data pengujian specific gravity tanah 2... 96

Tabel 4.4 Data pengujian specific gravity tanah 3... 97

Tabel 4.5 Data pengujian specific gravity tanah 4... 97

Tabel 4.6 Data pengujian specific gravity tanah 5... 98

Tabel 4.7 Persentase kenaikan nilai specific gravity ... 99

Tabel 4.8 Data pengujian index properties ... 100

Tabel 4.9 Data pengujian liquid limit ... 104

Tabel 4.10 Data pengujian plastic limit ... 107

Tabel 4.11 Data pengujian sieve analysis tanah ... 112

Tabel 4.12 Data pengujian hydrometer analysis tanah... 119

Tabel 4.13 Data pengujian sieve analysis pasir ... 123

Tabel 4.14 Data pengujian kompaksi tanah 1... 128

Tabel 4.15 Data pengujian kompaksi tanah 2... 133

Tabel 4.16 Data pengujian kompaksi tanah 3... 135

Tabel 4.17 Data pengujian kompaksi tanah 4... 137

Tabel 4.18 Data pengujian kompaksi tanah 5... 139

Tabel 4.19 Persentase kenaikan nilai dry density max ... 141

Tabel 4.20 Persentase kenaikan nilai optimum water content ... 142

Tabel 4.21 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 1 ... 143

Tabel 4.22 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 1 ... 148

Tabel 4.23 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 1 ... 150

Tabel 4.24 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 2 ... 153

Tabel 4.25 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 2 ... 155

Tabel 4.26 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 2 ... 157

Tabel 4.27 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 3 ... 160

Tabel 4.28 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 3 ... 162

Tabel 4.29 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 3 ... 164

(9)

xvii

Tabel 4.31 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 4 ... 169

Tabel 4.32 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 4 ... 171

Tabel 4.33 Data pengujian CBR 10x pukulan tanah 5 ... 174

Tabel 4.34 Data pengujian CBR 25x pukulan tanah 5 ... 176

Tabel 4.35 Data pengujian CBR 55x pukulan tanah 5 ... 178

Tabel 4.36 Persentase kenaikan nilai CBR design ... 181

(10)

xviii

Gs Berat spesifik butir tanah

GT Berat jenis air

Ra Pembacaan hidrometer sebenarnya

Rc Pembacaan hidrometer yang sudah dikoreksi

SL Batas susut

Sr Derajat kejenuhan

T Suhu

t Waktu

V Volume total

Va Volume udara

(11)

xix

Vv Volume pori

Vw Volume air

W Berat total

Wa Berat udara

Wp Berat erlenmeyer

Wr Kadar air rencana

Ws Berat butiran padat

Ww Berat air

w Kadar air

wn Kadar air alami

wopt Kadar air optimum

γ Berat volume tanah

γ’ Berat volume efektif

γb Berat volume basah

γd Berat volume kering

γs Berat volume butiran padat

γsat Berat volume tanah jenuh air

γw Berat volume air

(12)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu bangunan. Semua

beban yang ada pada bangunan dipikul oleh pondasi yang ditanamkan ke dalam

tanah. Penelitian tanah sebelum pembangunan sangatlah penting dilakukan demi

mengetahui kondisi tanah yang ada pada lokasi pembangunan.

Kondisi tanah di setiap tempat selalu berbeda-beda. Tanah di tempat yang

satu tidak akan sama dengan tanah yang lokasinya tidak jauh dari tempat tersebut.

Ada tanah yang bersifat sangat lepas, sangat padat, muai susutnya yang tinggi, atau

masih banyak lagi jenis tanah lain. Tidak hanya itu, kondisi tanah di setiap elevasi

bisa saja berbeda.

Solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai kekuatan tanah yang dibutuhkan

suatu bangunan adalah dengan melakukan stabilisasi tanah. Stabilisasi tanah

mengakibatkan naiknya mutu tanah, berubahnya pemadatan dan nilai California

Bearing Ratio (CBR) tanah. Stabilisasi tanah bisa dilakukan dengan menambahkan

atau mengganti tanah yang ada dengan suatu pengganti, misalnya jenis tanah lain dan

zat aditif.

Di Indonesia, khususnya di Kota Bandung yang memiliki kelembaban tinggi,

banyak ditemukan tanah kohesif. Untuk mengetahui pengaruh stabilisasi tanah, maka

(14)

2 Universitas Kristen Maranatha

tanah sebelum dan sesudah distabilisasi. Dalam penelitian ini yang akan ditinjau

adalah perbandingan hasil nilai CBR.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengaruh penambahan pasir terhadap tanah lanau dengan melihat perbandingan hasil

nilai CBR.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Tanah yang digunakan untuk sampel uji diambil dari lokasi Pinus Regency.

2. Stabilisasi menggunakan pasir trass lolos saringan no. 100 tertahan saringan

no. 200.

3. Penambahan pasir dilakukan dalam kondisi tanah asli, dengan cara

menambahkan pasir ke dalam benda uji sebanyak 3%, 5%, 7%, dan 10% dari

berat tanah yang dimasukkan ke dalam mold.

4. Diperlukan pengujian pemadatan sebelum pengujian CBR.

5. Alat uji yang digunakan adalah alat kompaksi dan CBR.

6. Percobaan dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil

Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

(15)

3 Universitas Kristen Maranatha

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan dan

sistematika penulisan.

Bab 2, Tinjauan Pustaka

Berisi tentang partikel tanah, tanah lanau, stabilisasi tanah, California Bearing Ratio,

dan pasir.

Bab 3, Prosedur Penelitian

Berisi tentang rencana kerja, pengambilan contoh tanah, penelitian contoh tanah, dan

prosedur pencampuran tanah lempung dan pasir.

Bab 4, Penyajian dan Analisis Data

Berisi tentang data hasil pengujian, pengaruh penambahan pasir terhadap nilai CBR.

Bab 5, Simpulan dan Saran

(16)

183 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh stabilisasi tanah kohesif yang

sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengujian specific gravity, index properties, atterberg limits, sieve

analysis, dan hydrometer analysis, diketahui bahwa contoh tanah uji yang

diambil dari perumahan Pinus Regency pada kedalaman ± 50 cm adalah

tanah lanau dengan dugaan mengandung bahan organik.

2. Dari pengujian specific gravity semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai

Gs mengalami kenaikan secara bertahap setelah ditambah pasir. Hasil nilai

Gs secara berurutan adalah 2.37, 2.38, 2.41, 2.45, dan 2.48. Persentase

kenaikan nilai Gs tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan

adalah 0.42%, 1.69%, 3.38%, dan 4.64% dari tanah 1.

3. Dari pengujian kompaksi semua jenis tanah, dapat dilihat bahwa nilai

maximum dry density mengalami kenaikan dan nilai optimum water content

(wopt) mengalami penurunan. Kenaikan nilai maximum dry density (γdry max)

terjadi secara bertahap, nilainya adalah 1.175 gr/cm3, 1.179 gr/cm3, 1.215

gr/cm3, 1.230 gr/cm3, dan 1.237 gr/cm3. Persentase kenaikan nilai γdry max

tanah 2, tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 0.34%, 3.40%,

4.68%, dan 5.28% dari tanah 1. Penurunan optimum water content juga

(17)

184 Universitas Kristen Maranatha

25.628%, dan 25.313%. Persentase penurunan nilai wopt tanah 2, tanah 3,

tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 2.38%, 4.10%, 4.74%, dan

5.91% dari tanah 1.

4. Sedangkan untuk nilai CBR design tanah campuran mengalami kenaikan dari

nilai CBR design tanah asli. Nilai CBR design secara berurutan adalah

13.2%, 12.7%, 15.0%, 16.3%, dan 20.6%. Persentase penurunan CBR design

tanah 2 adalah 3,79% dari tanah 1, penurunan ini terjadi kemungkinan karena

adanya proses pencampuran tanah kurang merata. Persentase kenaikan nilai

CBR design tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara berurutan adalah 13.64%,

23.49%, dan 56.06% dari tanah 1. Kenaikan nilai CBR design mempertipis

tebal perkerasan jalan, tebalnya adalah 13 cm, 13.5 cm, 12 cm, 11 cm, dan

9.5 cm. Persentase kenaikan tebal perkerasan tanah 2 adalah 3.85% dari tanah

1. Persentase penurunan tebal perkerasan tanah 3, tanah 4, dan tanah 5 secara

berurutan adalah 7.69%, 15.38%, dan 26.92% dari tanah 1.

5.2 Saran

Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya:

1. Tanah sebaiknya disimpan di tempat yang benar-benar kedap udara sehingga

tidak ada kemungkinan berubahnya kadar air pada tanah yang akan diuji.

2. Preparasi pada setiap pengujian sebaiknya dilakukan dengan sebaik mungkin

sehingga mengurangi kesalahan dalam hasil pengujian, terutama dalam

proses pencampuran tanah dengan pasir dan air sehingga tanah dapat merata.

3. Pada pengujian Atterberg sebaiknya dilakukan beberapa kali pengujian agar

(18)

185 Universitas Kristen Maranatha

4. Sebelum pengujian, sebaiknya alat CBR dikalibrasi terlebih dahulu dan

diperiksa kondisinya sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pengujian.

5. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya

disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar

(19)

186 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. ASTM D422 – 63, 1998, Hydrometer Analysis, ASTM International, United

States.

2. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis

Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.

3. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah Edisi Keempat Terjemahan Budi Susilo

Soepandji, Penerbit Erlangga, Jakarta.

4. Das, Braja M., 2000, Fundamentals of Geotechnical Engineering, Brooks/Cole,

USA.

5. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid

1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

6. Hardiyatmo, Hary Christady, Dr., Ir., 2002, Mekanika Tanah 1, Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

7. Hardiyatmo, Hary Christady, 2013, Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan

Raya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

8. Holtz, Robert D., William D. Kovacs, 1981, An Introduction to Geothecnical

Engineering, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

9. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium Mekanika

Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

10.Liu, Cheng, Jack Evett, 2009, Soil Properties : Testing, Measurement, and

Evaluation, 6th Edition, Prentice Hall.

11.Wesley, Laurence D., 1977, Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berjudul Kontekstualisasi Kebijakan Pengembangan Koleksi dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna : Studi kasus di perpustakaan Univeristas Islam Negeri

Visi Panin Life adalah menjadi perusahaan jasa keuangan ritel terkemuka di Indonesia, yang mampu memberikan solusi inovatif yang dapat memuaskan kebutuhan nasabah baik untuk

[r]

Kandungan mineral liat tanah memiliki permeabilitas yang rendah sehingga menghambat proses perkolasi air tanah pada daerah berlereng, semakin meningkat kadar liat

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat percobaan pesawat sederhana berbasis peralatan budaya tradisional sebagai

Tes dilakukan pada tahap implementasi yaitu dengan tes evaluasi pre test dan post tes, test ini digunakan untuk mengetahui keefektifan media permainan jalalom yang

7) aspek merencanakan percobaan, yaitu kemampuan menentukan obyek yang akan diteliti, alat dan bahan yang akan digunakan, menentukan variabel yang akan diamati dan

Pilihlah salah satu sistem yang dirasa mudah untuk diaplikasikan sebab pada dasarnya tujuan dari kedua metode hal yang demikian sama adalah untuk mengunduh video