• Tidak ada hasil yang ditemukan

this file 4299 8253 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " this file 4299 8253 1 SM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

175

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR

2015/2016

by: Syarifah Hanum Hasibuan dan Edy Surya (Unimed)

syari.alfikri@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study to determine the level of critical thinking skills of students of SMK Negeri Patronage of North Sumatra province, the study population is all students of class X SMK Patronage of North Sumatra Province (165 students) and samples were students of class X RPL SMK Patronage of North Sumatra Province (35 students), the instrument used is the provision of preliminary tests, based on the initial test results are obtained 65.6% or as many as 23 students have the ability to think critically on the low category and 34, 3% or as many as 12 students have the ability to think critically at very low category

Key words: critical, thinking

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMK NEGERI BINAAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 2015/2016

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara, populasi penelitian ini seluruh siswa kelas X SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara (165 siswa) dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara (35 siswa), instrumen yang digunakan adalah pemberian tes awal, berdasarkan hasil tes awal tersebut diperoleh 65,6 % atau sebanyak 23 siswa memiliki kemampuan berfikir kritis pada kategori rendah dan 34,3% atau sebanyak 12 siswa memiliki kemampuan berfikir kritis pada kategori sangat rendah.

Kata kunci: berfikir, kritis

A. Pendahuluan

Berkaitan dengan bagaimana cara mengenalkan matematika kepada anak, hendaknya perlu diperhatikan teori tahap perkembangan berpikir dari Piaget (dalam Ratna Wilis Dahar : 136-141) menyatakan bahwa perkem-bangan manusia melalui empat tahap.

Tahap sensorimotorik 0-2 tahun dengan kemampuan menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu ke-cakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada.

Tahap pra operasional 2-7 tahun dengan perkembangan kemampuan

menggunakan simbol-simbol yang

menggambarkan objek yang ada di sekitarnya dan berpikir masih egosen-tris dan berpusat.

Tahap operasional 7-11 tahun, dalam tahap ini anak mampu berpikir logis dan konkret memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga dapat menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris belum bisa berpikir abstrak.

Tahap operasional formal 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap ini anak mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.

Kemampuan berfikir kritis

meru-pakan dasar untuk menganalisis

(2)

.

176

Menurut E. Aisikovitsh-Udi dan Diana Cheng (2015 : 455-456) berpikir kritis (CT) adalah kemampuan penting

untuk kehidupan kontemporer,

selanjutnya, manfaat dari berpikir kritis adalah seumur hidup.

Tabel 1.1. Rubrik penilaian tes awal kemampuan berfikir kritis

Berpikir kritis penting bagi masa depan siswa, mengingat bahwa itu

mempersiapkan siswa untuk

menghadapi banyak tantangan yang akan muncul dalam hidup mereka, karir dan pada tingkat kewajiban dan tanggung jawab pribadi mereka (Tsui, 1999 dalam Vieira, Tenreiro-Vieira, Martins: 2011).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka berfikir kritis sangat perlu

untuk siswa, maka dari itu makalah ini saya susun.

Tabel 1.2. analisis kemampuan berfikir kritis No

Aspek Berpikir Kritis

Keterangan

Skor Maksim

al

Tahap Kriteria Subkriteria

1. 1.Klarifikasi dasar (elementary clarification)

Memfokuskan pertanyaan

 Mengidentifikasi atau

memformulasikan pertanyaan

Menulis yang diketahui dan ditanyakan dari soal.

1

2.Memberikan alasan untuk suatu keputusan (the basis for the decison)

Mempertimbangka n kredibilitas suatu sumber

 Menggunakan prosedur yang ada

Penggunaan rumus

1

3. Menyimpulkan (inference)

Membuat induksi dan

mempertimbangka n hasil induksi

 Membuat kesimpulan bentuk persamaan dan pertidaksamaan

Membuat kesimpulan tentang bentuk persamaan dan pertidak samaan

1

Memberikan penjelasan tentang kesimpulan tentang bentuk persamaan dan pertidaksamaan .

1

4.Klarifikasi lebih lanjut

(advanced clarification)

Mendefinisikan istilah dan mempertimbangka n definisi

 Mempertimbangk an

definisipersamaa n dan

pertidaksamaan linier untuk mengerjakan soal.

Mempertimbangka n definisi persamaan linier.

1

Mempertimbangka n definisi pertidaksaaman linier.

1

5.Dugaan dan keterpaduan (supposition and integration)

Menggabungkan kemampuan-kemampuan lain dan disposisi-disposisi dalam membuat dan mempertahankan sebuah

keputusan.

 Menggabungkan konsep-konsep persamaan dan pertidaksamaan linier

Menggunakan rumus mencari persamaan linier

2

Menggunakan rumus

pertidaksamaan linier

2

(3)

177

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016) No

urut siswa

No soal

Indikator

A B C D E F

1 1 1 1 1 1 2 6

5 0 0 2 2 1 5

2 3 1 1 2 2 1 7

2 1 1 2 2 4 10

3 1 1 1 2 2 4 10

4 1 0 0 0 1 2

4 1 1 1 1 1 2 6

3 0 1 1 1 2 5

5 1 0 0 2 2 1 5

3 0 1 2 2 1 6

6 4 1 1 2 2 2 8

5 1 1 0 0 2 4

7 1 0 0 0 2 2 4

2 1 0 2 2 3 8

8 3 1 1 2 2 4 10

4 1 1 2 2 4 10

9 1 1 1 1 0 1 4

4 1 0 1 1 1 4

10 2 1 0 1 1 2 5

3 1 0 0 1 3 5

11 1 1 1 2 0 4 8

3 1 1 2 0 2 6

12 1 1 1 2 2 2 8

4 1 1 2 2 1 7

13 1 1 1 2 2 2 8

2 1 0 1 1 2 5

14 4 1 1 2 0 3 7

5 0 1 1 1 1 4

15 3 1 1 1 1 1 5

5 1 1 1 1 4 8

16 1 1 1 1 1 3 7

2 1 1 0 1 2 5

17 1 0 1 0 0 4 5

3 1 1 0 2 4 8

18 1 1 1 0 2 2 6

5 1 1 1 0 1 4

19 1 1 1 1 1 3 7

4 1 1 0 0 4 6

20 2 0 1 1 1 2 5

5 0 0 0 1 1 2

21 1 1 0 2 2 2 7

4 1 1 2 2 2 8

22 1 1 1 2 2 2 8

4 1 1 2 2 2 8

23 2 1 1 0 0 0 2

3 1 0 1 2 1 5

24 2 0 0 1 2 1 4

4 1 1 2 1 2 7

25 3 1 1 0 0 0 2

4 0 1 0 0 0 1

26 3 1 0 2 1 2 6

4 1 0 2 2 2 7

27 3 1 1 0 0 0 2

4 1 1 2 0 2 6

28 2 1 1 0 0 0 2

5 1 1 2 2 2 8

29 2 0 0 2 2 2 6

3 0 1 1 1 1 4

30 4 1 1 1 2 1 6

5 1 0 1 2 1 5

31 1 1 0 2 2 2 7

3 1 1 2 2 2 8

32 1 4 1 1 1 0 2 2 1 1 2 2 7 6

33 1 0 1 2 2 2 7

5 1 0 2 2 2 7

34 1 1 1 1 0 1 4

4 0 0 0 0 0 0

35 2 0 1 1 0 0 2

5 1 1 1 1 1 5

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif

(descriptive research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TIK SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara sebanyak 5 kelas, jumlah siswa 165 orang, sampel terdiri dari 35 orang siswa kelas X RPL sebagai kelas uji coba.

Penelitian ini dilaksanakan di

SMK Negeri Binaan Provinsi

Sumatera Utara pada kelas X yang pelaksanaannya berlangsung 1 jam pelajaran (60 menit) pada tanggal 27 Oktober 2015. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian soal tes awal sebanyak 5 soal, dari 5 soal tersebut

siswa memilih 2 soal untuk

diselesaikan. Penelitian ini untuk

mengetahui tingkat kemampuan

berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara

Indikator Kemampuan Berfikir Kritis Ennis (1985 dalam Costa ed., 1985:54-57) mengungkapkan kemam-puan berpikir kritis yang dikelom-pokkan ke dalam lima indikator kemampuan, yaitu:

a.Klarifikasi dasar (elementary clari-fication).

b.Memberikan alasan untuk suatu

keputusan (the basis for the

decison).

c.Menyimpulkan (inference)

d.Klarifikasi lebih lanjut (advanced clarification).

e.Dugaan dan keterpaduan

(4)

.

178

Indikator yang diteliti dari

kemampuan berfikr kritis dari skor seluruh siswa yang mengikuti tes dijumlah dan ditentukan persentase skornya.

Setelah diperoleh persentase

setiap aspek kemampuan berfikir kritis, kriteria yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3. Skala kategori kemampuan berfikir kritis

Persentase Kategori

89 < x ≤ 100% Sangat tinggi

79 < x ≤ 89% Tinggi

64 < x ≤ 79% Sedang

54 < x ≤ 64% Rendah

x ≤ 54 % Sangat Rendah

* Diadopsi dari : Wayan danSunartanahal 80

x = persentase

skor

Diperoleh rata – rata per indikator sebagai berikut :

Tabel 1.4. Hasil Analisis Indikator

Indikator Persentase Kategori

A 26,5% Sangat

rendah

B 23,5% Sangat

rendah

C 42,5% Sangat

rendah

D 40% Sangat

rendah

E 63% Rendah

Dari tabel 1.4, di atas diketahui seluruh siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera

Utara mengalami kesulitan pada

indikator 1,2,3,4 dan 5, ini dibuktikan dengan tingkat penguasaan sangat rendah dan pada indikator ke 5 rendah. Jika dilihat dari rata-rata nilai siswa di peroleh 65,5 % atau sebanyak 23 siswa memiliki tingkat kemampuan berfikir kritis pada kategori rendah, dan 34,3 % atau sebanyak 12 siswa memiliki tingkat kemampuan berfikir kritis pada kategori sangat rendah. Dari tabel 1.2 diatas diketahui dari 35 siswa hanya 2 orang siswa yang bisa

menyelesaikan soal kemampuan

berfikir kritis dengan lengkap dan benar.

Dapat disimpulkan bahwa tingkat berfikir kritis siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara masih pada kategori sangat rendah, terutama pada indikator 1,2,3 dan 4. Dan rendah pada indikator ke 5, hal ini mungkin disebabkan karena

keterbatasan waktu dan kurang

terbiasanya siswa berfikir kritis dan memiliki kebiasaan berfikir praktis.

C. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih rendah atau kurangnya tingkat kemampuan berfikir kritis siswa kelas X RPL SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara ini di buktikan dari hasil analisis kemam-puan berfikir kritis siswa diperoleh pada indikator 1,2,3 dan 4 mengalami kesulitan hanya pada indikator ke 5

siswa memperoleh rata-rata 63%

dengan kategori baik.

Dari hasil penyelesaian soal siswa di ketahui hanya 2 dari 35 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan lengkap dan benar, dari perbandingan tersebut ada 33 siswa yang menjawab tidak lengkap dan kurang benar.

(5)

179

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

rendah, artinya kemapuan berfikir kritis siswa SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara masih dalam kategori rendah.

Hal ini disebabkan kebiasaan siswa yang berfikir praktis dan enggan berfikir kritis dalam menyelesaikan soal. Agar kemampuan berfikir kritis ini dapat di tingkatkan guru harus bisa secara perlahan mengubah kebiasaan siswa yang berfikir praktis menjadi kebiasaan berfikir kritis dan perlu menjalin kerjasama antara guru dan siswa dengan baik.

D. Daftar Rujukan

Dahar. W.Ratna. 2011. Teori-teori

belajar dan pembelajaran.

Erlangga. Jakarta.

Einav Aizikovitsh-Udi, Diana Cheng. 2015. Developing Critical Think-ing Skills from Dispositions to Abilities: Mathematics Education from Early Childhood to High

School. Creative Education,

Towson University, USA, 6, 455-462.

Ennis, Robert. H. 1985. Goals for a

critical thinking curriculum.

dalam Developing minds a

resource book for teaching. A. L. Costa (editor). Bab 10. Virginia: ASCD 54 - 57

Vieira, R. M., Tenreiro-Vieira, C. & Martins, I. P. (2011). Critical Thinking: Conceptual Clarificat-ion and Its Importance in

Science Education. Science

Education International. 22, (1), 43-54

Wayan dan Sunartana, 1986, Evaluasi

Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional

Biodata singkat:

Syarifah Hanum Hasibuan mahasiswa Program Pasca Sarjana dan Edy Surya

Dosen Prodi Pendidikn Matematika

Universitas Negeri Medan Propinsi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan tugasnya seorang camat dibantu oleh perangkat kecamatan seperti sekretaris, para seksi, dan kelompok jabatan fungsional.. Kita akan pelajari bersama tentang

Dari 100 responden, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian responden mengenai efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu, mayoritas responden

1, 2, dan 3. Terdapat delapan kombinasi penerapan alternatif perbaikan yang dapat dipilih. Pemilihan alternatif perbaikan menggunakan value engineering. Tabel 6

Setelah membuat file xml dan android manifest-nya, kita buat file java-nya misal dengan nama GTalkAPI.java seperti berikut : package com.eepis.android; import

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan efektivitas LKS praktikum identifikasi proses pencernaan hewan ruminansia berbasis guided inquiry dan mengukur

Ketiga, kajian nilai budaya menggunakan konsep Amir yang dikembangkan oleh Supratno tergolong menjadi tiga, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan

Dengan terbentuknya Kabupaten Padang Lawas sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan Dewan

Jumlah individu lutung ( Trachypithecus auratus cristatus ) dalam satu kelompok yang diamati pada Blok Manting ini berjumlah 10 individu dengan jenis kelamin yang