• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARSISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARAPADA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJARSISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARAPADA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA PADA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh: Rizka Jamilah

4103341039

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan nikmat kesehatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Di SMA Negeri 1 Rantau Utara Pada Tahun Pembelajaran 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih yang pertama penulis kepada Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, dengan curahan kesabaran, ketekunan dan keikhlasan dalam membimbing serta memberikan dukungan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga selesai berbentuk skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si, Bapak Drs. H. Ashar Ashairin, M.Si, dan Ibu Dra. Adriana Lbn. Gaol, M.Kes, selaku dosen penguji yang juga banyak memberikan kritik, saran dan bimbingan demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih selanjutnya penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Martina Restuati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan dalam perjalanan perkuliahan selama ini. Terima kasih juga kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan, semoga nantinya penulis dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kepada Bapak dan Ibu Staf Pegawai Jurusan Biologi dan Fakultas MIPA yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(3)

vi

masukan dan bimbingan dalam melakukan penelitian, serta siswa-siswi SMA Negeri 1 Rantau Utara yang turut mendukung penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

Teristimewa penulis berterima kasih kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda H.Drs. Januaril Fajri Nasution, M.Pd, dan Ibunda Hj. Fahria Amar Hasibuan, S.Pd, yang senantiasa sabar memberikan motivasi dan bimbingan dunia akhirat serta doa-doa indah dalam setiap ibadah hingga skripsi ini dapat terselesaikan, juga kepada adik-adik penulis (Rizki Sakinah, Rahmi Fajri, Tarmizi Zein, dan Arif Rahman) serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Penulis menyadari skripsi ini belumlah sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya ilmu pendidikan pembaca sekalian.

Medan, Juli 2014 Penulis

(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA PADA TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

200

Rizka Jamilah (NIM 4103341039) ABSTRAK

(5)

EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES AND ACTIVITIES STUDENT LEARNING USING PROBLEM BASED LEARNING

IN SMA NEGERI 1 RANTAU UTARA IN 2013/2014 ACADEMIC YEAR

Rizka Jamilah (NIM 4103341039) ABSTRACT

This study aims to determine the improvement of learning outcomes and student learning activities using problem-based learning (PBL) in the matter of environmental pollution in class X SMA Negeri 1 Rantau Utara In 2013/2014 Academic Year. Type of research is a class act. The population in the study were all students of SMA Negeri Rantau Utara student numbers as many as 46 people. While the study sample was taken in total by the number of students as many as 46 people. Based on the analysis of data it is known that there is an increase in student learning outcomes in each cycle, at which time the percentage of pretest acquisition amounted to 2.17% of students were classified as very low, increased at posttest-1 (first cycle) amounted to 28.26%, which was still in low and increased again when the posttest-2 (second cycle) amounted to 89.13% which is high. Indicators for achievement of the percentage of data it is known that in the first cycle of learning goals in the second set of indicator has not been reached, whereas in the second cycle indicator set has been reached. For students learning activity data that the level of student learning activities first cycle is quite

(6)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

2.1. Kajian Teori 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.3. Aktivitas Belajar 11

2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 13 2.1.5. Konsep Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.6. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) 27

(7)

viii

BAB III METODE PENELITIAN 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.2. Subjek Penelitian 41

3.3. Variabel Penelitian 41

3.4. Rancangan dan prosedur Penelitian 41

3.4.1 Rancangan Penelitian 41

3.4.2 Prosedur Penelitian 44

3.5. Instrumen Penelitian 46

3.6. Uji Coba Instrumen 48

3.6.1 Uji Validitas Test 48

3.6.2 Uji Reliabilitas Test 59

3.6.3 Taraf Kesukaran Test 50

3.6.4 Uji Daya Pembeda 50

3.7. Teknik Analisis Data 51

3.7.1 Ketuntasan Hasil Belajar 51

3.7.2 Aktivitas Belajar Siswa 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 4.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian 54

4.1 Hasil Uji Validitas 54

4.1.2 Hasil Uji Realibilitas 54

4.1.3 Daya Pembeda Soal 54

4.1.4 Tingkat Kesukaran Soal 54

4.2 Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus I 55

4.2.1 Perencanaan 55

4.2.2 Tindakan 55

4.2.3 Pengamatan 56

4.2.4 Refleksi 58

4.3 Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II 59

4.3.1 Perencanaan 59

(8)

ix

4.3.3 Pengamatan 60

4.3.4 Refleksi 62

4.4 Perbandingan Hasil Pengamatan Setiap Siklus 62

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69

5.1 Kesimpulan 69

5.2 Saran 69

(9)

xi

DAFTAR TABEL

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Keberagaman Pendekatan PBM 20 Gambar 3.1 Skema Tahapan Siklus I Tindakan Perbaikan 43

Pembelajaran Pada PTK

Gambar 3.2 Skema Tahapan Siklus II Tindakan Perbaikan 44 Pembelajaran Pada PTK

Gambar 4.1 Persentase Aktivitas Siswa Yang Diamati Selama 57 Pembelajaran Pada Siklus I

Gambar 4.2 Persentase Hasil Belajar Pretest Siswa Yang Diamati 57 Pada Siklus I

Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Postest Siswa Yang Diamati 58 Pada Siklus I

Gambar 4.4 Persentase Aktivitas Siswa Yang Diamati Selama 60 Pembelajaran Pada Siklus II

Gambar 4.5 Persentase Hasil Belajar Postest Siswa Yang Diamati 61 Pada Siklus II

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 72

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 73

Lampiran 3 Soal Uji Postest 105

Lampiran 4 Lembar Jawaban 113

Lampiran 5 Kunci Jawaban 114

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi didunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka secara teoretis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2006).

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik (Trianto, 2009).

(13)

2

Menurut Arikunto, dkk (2006) dalam Standar Nasional Pendidikan (2005), sepuluh kompetensi tersebut disempurnakan menjadi empat kompetensi, yaitu (1) kepribadian, (2) professional, (3) kependidikan, dan (4) sosial. Penyempurnaan tersebut dilakukan kerna dari pengamatan praktik sehari-hari terkesan bahwa dalam mengajar, guru cenderung mengutamakan mengajar secara mekanitis, dan agak melupakan tugas mendidik.

Menurut Hamalik (2008) bila siswa kurang berminat pada pelajaran maka salah satu penyebabnya adalah masalah metode yang digunakan guru mungkin tidak sesuai dengan materi. Jadi masalah metode ini sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, guru sebagai pendidik harus selalu memilih metode pembelajaran yang tepat, yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode lainnya pada kondisi tertentu sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid. Jika Semakin tepat metodenya diharapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Menurut Aqib (2006), sudah lebih dari sepuluh tahun Penelitian Tindakan Kelas (yang biasanya disingkat dengan PTK) dikenal dengan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat dengan CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena tiga pengertian pula yang dapat diterangkat.

1. Penelitian – kegiatan mengamati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

(14)

3

pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajarí”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar, kelompok orang yang sedang belajar dapat kerja di lab, lapangan olah raga, workshop dan lain-lain.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini “melekat” pada diri guru dalam penuaian misi professional kependidikannya.

Berbicara tentang model pembelajaran berbasis masalah, dalam Rusman (2010) perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif. Davis (2000) dalam Rusman (2010)

mengemukakan bahwa “Salah satu kecenderungan yang sering dilupakan adalah

melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah belajarnya siswa dan bukan mengajarnya guru”.

(15)

4

Menurut Tan (2003) dalam Rusman (2010) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan.

Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana Pembelajaran Berbasis Masalah ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang Pembelajaran Berbasis Masalah, yang menurut Tan (2003) dalam Rusman (2010) merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran.

(16)

5

soal-soal yang mirip dengan wacana dalam materi dibuku yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran sebelumnya. Hal ini menjadikan siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir mereka sehingga akan berdampak terhadap hasil siswa menjadi rendah (Sagala, 2009).

Dari kutipan diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kesulitan belajar siswa muncul apabila siswa kurang pengembangan kemampuan berpikir siswa dalam proses pembelajaran. Kurangnya pengembangan kemampuan bepikir ini akan mengakibatkan siswa menjadi siswa yang tidak dapat berpikir kritis dan berdaya kreativitas yang rendah yang berdampak terhadap sukarnya menemukan pemecahan persoalan biologi yang dihadapi. Ada sebagian orang (guru) yang menganggap bahwa sudah cukup dengan mengajarkan materi biologi dan dilanjutkan dengan meminta siswa menghapalnya, agar nanti dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah. Anggapan seperti ini secara langsung mengurangi kesempatan bagi siswa untuk berlatih berpikir dalam pembelajaran biologi.

Dengan pembelajaran biologi diharapkan siswa tidak hanya menghapal prosedur untuk menyelesaikan soal-soal biologi saja namun memiliki pemahaman dan kemampuan berpikir yang logis sehingga kelak dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan siswa. Akan tetapi banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya hasil belajar terhadap konsep biologi, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif.

Mutu pendidikan di daerah sekarang ini masih perlu ditingkatkan. Selama ini peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan pemecahan masalahnya masih kurang dan tidak berkembang. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar peserta didik, terutama aspek pemecahan masalah, masih rendah. Peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, model pembelajaran merupakan kegiatan yang penting dilakukan.Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan terutama ditentukan oleh pembelajaran yang di alami oleh peserta didik.

(17)

6

informasi bahwa dalam proses belajar mengajar guru-guru masih kurang variatif menggunakan model pembelajaran. Wawancara juga dilakukan terhadap salah satu guru Biologi yaitu Ibu Susi yang memberitahukan bahwa hasil belajar Biologi secara klasikal masih rendah yaitu hanya mencapai 66,44%. Jumlah murid dalam satu kelas sebanyak 45 orang. Dimana siswa yang tuntas 30 orang dan siswa tidak tuntas 15 orang, maka ketuntasan klasikalnya yaitu 30 (jumlah siswa yang tuntas) dibagi 45 (jumlah murid di dalam kelas) dikali 100% dengan hasil 66,44%. Demikian pula dalam proses pembelajaran masih banyak guru yang cenderung menggunakan model atau metode konvensional (ceramah).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Biologi dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. 2. Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih rendah. 3. Siswa kurang mampu memecahkan masalah.

4. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum variatif.

5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran biologi belum pernah digunakan.

1.3. Batasan Masalah

Masalah dibatasi hanya pada hasil belajar dan aktivitas belajar biologi dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

(18)

7

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana peningkatan aktifitas belajar siswa setelah diterapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini memiliki tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa setelah diterapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada materi pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap kualitas pendidikan, terutama:

(19)

8

2. Bagi siswa, melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diharapkan terbina sikap positif dan kreatif dalam meningkatkan hasil belajar biologi.

(20)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui alur Penelitian Tindakan Kelas pada pateri pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Pada Tahun Pembelajaran 2013/2014 meningkat dari 28,26% (siklus I) menjadi 89,13% (siklus II). 2. Aktivitas belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis

Masalah melalui alur Penelitian Tindakan Kelas pada pateri pokok Pencemaran Lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Rantau Utara Pada Tahun Pembelajaran 2013/2014 mengalami peningkatan dari 51% (siklus I) menjadi 75%(siklus II).

1.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka beberapa hal yang dapat disarakan oleh peneliti adalah:

1. Bagi guru biologi di SMA Negeri 1 Rantau Utara, agar senantiasa menyesuaikan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat setiap mengajarkan pelajaran biologi khususnya pada materi pencemaran lingkungan.

2. Agar guru biologi SMA Negeri 1 Rantau Utara berkenan mencoba menerapkan strategi model pembelajaran berbasis masalah (PBM) sebagai salah satu altenatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi pencemaran lingkungan.

(21)

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S,. (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT Bumi Aksara, Jakarta. Aqib, Z., (2006), Penelitian Tindakan Kelas Untuk: Guru, Penerbit Yrama Widya,

Bandung.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Kolber, J, B., (2011), Extended Problem-Based Learning Improves Scientific Communication In Senior Biology Students 41 (1) 32-39.

Purnamaningrum, A., (2012), Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Melalui Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, UNS. Surakarta.

Rusman., (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja Grafindo, Jakarta.

Rusyan., (2003), Pembelajaran Yang Efektif, Tarsito, Bandung.

Sabri, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, PT Ciputat Press, Ciputat.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Salha, F., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia Di Kelas XI IPA.3 SMA Negeri Binjai Tahun Pembelajaran 2012/2013, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan

(22)

71

Sardiman, A.M., (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sungur, S., (2006), Effects Of Problem-Based Learning And Traditional Instruction On Sel-Regulated Learning 99 (5) 307-317.

Sukardi, (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta. Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Suwarno., (2009), Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA, Penerbit Aneka Ilmu, Jakarta.

(23)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Gambar 2.1 Keberagaman Pendekatan PBM

Referensi

Dokumen terkait

Between the internal auditors and the audit committee must be established appropriate communication processes are well stated by Cohen, et.al (2007) the process

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalam proses rekayasa

Pengujian sistem dilakukan dengan memasukkan nilai yang berbeda-beda untuk parameter support dan confidence, sehingga dapat diperoleh hasil ataupun rule yang baru sebagai berikut

Perairan Jakarta yang terpolusi, khususnya oleh logam berat, memberikan dampak tersendiri bagi organisme-organisme yang hidup di lingkungan sekitarnya, salah satu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Granger untuk menentukan pola hubungan kausalitas antara variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan

siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar dihasilkan hasil. yang sesuai dengan

Sehingga sistem informasi manajemen tersebut dapat memberikan solusi pada perusahaan untuk menentukan jumlah persediaan produk jadi yang sesuai.

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari