PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI
HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU
KELAS V SDLB
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Khusus
Oleh :
TIRA HAEMI RAMADHANI 1001540
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tunarungu Kelas V SDLB
Oleh
Tira Haemi Ramadhani
Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Khusus
© Tira Haemi Ramadhani
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
TIRA HAEMI RAMADHANI
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG
PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU
KELAS V SDLB
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Disetujui dan disahkan oleh :
Penguji 1
Mengetahui, Pembimbing II
Drs. Endang Rusyani, M. Pd NIP. 19570501 1985031003
Pembimbing I
Dr. Iding Tarsidi, M. Pd NIP. 19660104 1993011001
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian... 5
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK ... 7
A. Konsep Dasar Ketunarunguan... 7
1. Pengertian Anak Tunarungu... 7
2. Klasifikasi Tunarungu ... 9
3. Kemampuan Kognisi Anak Tunarungu... 10
B. Pendekatan Matematika Realistik ... 12
1. Pengertian Pendekatan Matematika Realistik ... 12
2. Prinsip Pendekatan Matematika realistik ... 15
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Matematika Realistik ... 18
C. Pecahan... 19
1. Pengertian Pecahan ... 19
2. Operasi Hitung Pecahan ... 20
D. Penelitian yang Relevan ... 25
E. Kerangka Berfikir... 26
F. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Variabel Penelitian ... 28
1. Definisi Konsep Variabel ... 28
2. Definisi Operasional Variabel ... 28
B. Metode Penelitian... 29
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 32
1. Subjek Penelitian ... 32
2. Lokasi Penelitian ... 32
D. Instrumen Penelitian... 32
E. Proses Pengembangan Instrumen... 38
1. Uji Validitas Instrumen ... 39
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 41
G. Teknik Pengolahan Data ... 42
H. Analisis Data ... 43
B. Analisis Hasil Penelitian ... 55
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Antar Kondisi ... 66
C. Pembahasan ... 73
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77
A. Simpulan... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V SDLB
Tira Haemi Ramadhani, Iding Tarsidi “Penulis Penanggung Jawab”, Endang Rusyani
“Penulis Penanggung Jawab”.
Departemen Pendidikan Khusus, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak: Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan pembelajarannya. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara visual, sehingga informasi yang di dapat akan berbeda dengan anak yang melihat dan mendengar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah kesulitan yang dialami siswa tunarungu dalam penyelesaian operasi hitung pecahan. Pecahan adalah suatu hal yang abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep itu sendiri. Penelitian ini berkenaan dengan penerapan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama pada siswa tunarungu. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas dari penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dengan pendekatan Single Subject Research dan desain A-B-A. Penelitian ini dilakukan pada seorang subjek tunarungu kelas V SDLB. Berdasarkan temuan hasil penelitian, pendekatan matematika realistik memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan pada subjek YC. Hal ini dibuktikan dari peningkatan mean level pada setiap fase mulai dari fase pertama baseline-,1 kemudian intervensi, dan baseline-2 pada subjek YC. Peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran matematika materi operasi hitung pecahan.
Kata kunci: tunarungu, kemampuan operasi hitung pecahan, pendekatan matematika realistik
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
research, implementation of realistic mathematics approach can improve the ability of fractional to subject with initial YC. This is proved by the increase in the mean levels at each phase is baseline-1, then the intervention, and baseline-2 at YC. Researchers recommended to uses realistic mathematic approach as an alternative approach to mathematics learning materials fractional arithmetic operations.
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu.
Soedjadi (dalam Istiqomah, 2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran matematika adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan siswa, tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan keterampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian pada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika.
Sejalan dengan pendapat tersebut matematika merupakan mata pelajaran yang
penting untuk dipelajari sebab memiliki peran yang besar untuk perkembangan
kemampuan berpikir logis, sistematis, kreatif, dan berguna agar membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu bersaing pada era globalisasi
ini.
Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipelajari, karena
matematika merupakan pelajaran yang terstruktur, serta harus memiliki
pemahaman dari konsep awal untuk memahami konsep selanjutnya. Pembelajaran
matematika harus dikemas secara menarik dan kreatif sehingga menyenangkan
bagi siswa, tetapi harus tetap terarah agar mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
Pembelajaran matematika ini tidak hanya penting bagi anak-anak pada
umumnya, melainkan penting pula bagi anak tunarungu dalam menunjang
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan” (Depdiknas, 2013, hlm. 12)
Dwidjosumarto (dalam Somantri, 2006, hlm. 93) mengemukakan bahwa
tunarungu adalah:
Seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan
kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera
pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
Gangguan pendengaran yang dialami anak tunarungu mengakibatkan hambatan
dalam berkomunikasi, sehingga berdampak pula pada proses pendidikan dan
pembelajarannya. Hal ini disebabkan anak tunarungu menerima informasi secara
visual, sehingga informasi yang di dapat akan berbeda dengan anak yang melihat
dan mendengar.
Pembelajaran matematika bagi siswa tunarungu diberikan semenjak anak
duduk di tingkat sekolah dasar. Materi pembelajaran dimulai dari membilang,
mengurutkan, menjumlahkan, mengurangkan, hingga pada pecahan.
Pada saat melakukan observasi di SLBN A Citeureup Cimahi, peneliti
menemukan seorang siswa tunarungu yang kesulitan dalam penyelesaian operasi
hitung pecahan. Berdasarkan hasil pengamatan ia belum mampu mengerjakan soal
pejumlahan pecahan dengan baik dan benar, dalam pengerjaannya ia
menjumlahkan pembilang dan penyebut sama dengan penjumlahan biasa,
misalnya: maka hasilnya adalah menjadi . Begitu pun pada soal
pengurangan pecahan, ia mengurangkan sama dengan soal pengurangan biasa.
Jadi dapat dikatakan bahwa subjek masih mengalami kebingungan dengan posisi
penyebut pada pecahan, bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana posisi
penghitungan untuk pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda.
Faktor lain dari permasalahan ini adalah dikarenakan pembelajaran matematika di
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis soal serta menjelaskannya. Pembelajaran dengan cara tersebut
menyulitkan siswa, Piaget (dalam Yusuf, 2011:6) mengemukakan bahwa “usia
6-11 tahun termasuk fase operasional konkrit. Fase operasional konkrit, yaitu
kemampuan anak dalam melakukan proses berpikir untuk mengoperasikan
kaidah-kaidah logika masih terikat dalam obyek yang sifatnya konkrit”, maka
dalam proses pembelajaran anak pada usia ini, diperlukan suatu pendekatan atau
model yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan benda nyata serta dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari supaya lebih cepat dimengerti siswa.
Mengatasi masalah tersebut, peneliti bermaksud menerapkan pendekatan
matematika realistik pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan
di kelas V SDLB di SLBN Citeureup Cimahi. Pendekatan matematika realistik
bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa, melainkan
tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi
masalah-masalah nyata. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pada
pendekatan pembelajaran matematika realistik ini siswa disajikan
masalah-masalah yang kontekstual, yaitu masalah-masalah-masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi
realistik, sehingga siswa dapat menemukan pemecahan atas masalah yang
dihadapinya.
Berdasarkan permasalah telah dipaparkan, maka peneliti melakukan penelitian
mengenai “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk
Meningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Pada Siswa
Tunarungu Kelas V SDLB”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah
dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
1. Faktor hambatan pendengaran yang dimiliki anak tunarungu, sehingga
minimnya informasi yang didapat pada proses pembelajaran dan kehidupan
sehari-harinya.
2. Metode pengajaran guru masih menggunakan metode ceramah dimana materi
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendengaran mengakibatkan anak tidak paham mengenai materi yang
disampaikan. Hal ini pun berkaitan dengan fase operasional konkrit untuk
anak usia 6-11 tahun dimana pada saat pembelajaran anak memerlukan benda
atau media konkrit.
3. Sarana dan prasarana serta lingkungan belajar yang sering kali kurang
mendukung dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini adalah tidak
digunakannya alat peraga dalam pembelajaran matematika sehingga
menyulitkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan.
4. Siswa menganggap bahwa penyelesaian soal penjumlahan dan pengurangan
pecahan sama halnya dengan penjumlahan dan pengurangan biasa, yaitu
dengan menjumlahan atau mengurangkan pembilang dan penyebutnya.
5. Guru cenderung hanya mentransfer ilmu pada siswa tanpa melibatkan siswa
untuk aktif dan kritis pada saat pembelajaran, serta tidak mengaitkan pada
pengalaman hidup atau kejadian sehari-hari yang dialami oleh siswa.
Akibatnya siswa hanya membayangkan dan pasif saat belajar tanpa mengerti
isi dari materi pembelajaran yang diterimanya. Pendekatan matematika
realistik, memberikan kesempatan pada anak untuk belajar secara nyata
berdasarkan permasalahan yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah dalam pelaksanaannya. Penelitian ini
mengenai peningkatan kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan
pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik pada siswa tunarungu kelas V SDLB.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penerapan pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan
kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh
penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan
siswa tunarungu pada pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
b. Tujuan Penelitian Secara Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk memperoleh data tentang kemampuan penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu, sebelum diberi
perlakuan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
2) Untuk memperoleh data tentang kemampuan penjumlahan dan pengurangan
pecahan berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu, setelah diberi
perlakuan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik.
3) Untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik pada siswa
tunarungu setelah dilakukan intervensi.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dalam mengembangkan penggunaan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda
pada siswa tunarungu.
b. Kegunaan Praktis
Pada tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi:
1) Guru; dapat mengaplikasikan pendekatan matematika realistik sebagai
alternatif pendekatan pembelajaran matematika yang bisa digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dan dalam hal meningkatkan kemampuan operasi
hitung pecahan bagi siswa tunarungu.
2) Peneliti selanjutnya; dapat dijadikan patokan untuk meneliti hal yang
berkaitan dengan penggunaan pendekatan matematika realistik untuk
diterapkan pada subjek maupun pada materi belajar yang berbeda.
c. Kegunaan Empiris
Kegunaan dari penelitian ini dapat dijadikan bukti empiris tentang
peningkatan kemampuan operasi hitung pecahan bagi siswa tunarungu dengan
menggunakan pendekatan matematika realistik.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Penulis dalam penelitian ini memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing BAB akan dijelaskan sebagai berikut:
BAB I : Berisikan latar belakang masalah yang diteliti, identifikasi
penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, struktur orgaisasi skripsi.
BAB II : Berisikan deskripsui teori, penelitian yang relevan, kerangka
berpikir dan hipotesis. Deskripsi teori yang dipaparkan
diantaranya mengenai ketunarunguan, pendekatan matematika
realistik, pecahan.
BAB III : Metode penelitian berisi tentang metode penelitian yang
digunakan, variable penelitian (variable bebas dan variable
terikat), populasi dan sampel penelitian, lokasi penelitian,
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil baseline-1
(A-1), intervensi, dan baseline-2 (A-2) yang diberikan pada
subjek. Hasil analisis dan pembahasanya.
BAB V : Simpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi bagi lembaga
28 Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Definisi Konsep Variabel
Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2013, hlm. 38) mengemukakan bahwa “Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain. Variabel terbagi menjadi dua, yakni variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent)”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Sugiyono (2013, hlm. 39) mengemukakan bahwa “variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. b. Variabel Terikat
“Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2013, hlm. 39).
Pada penelitian eksperimen dengan teknik analisis subyek tunggal atau yang
lebih dikenal dengan istilah single subject research (SSR), variabel bebas disebut
dengan intervensi atau perlakuan, sedangkan variabel terikat disebut dengan
perilaku sasaran atau target behavior.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan matematika realistik.
Pendekatan matematika realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran
matematika dengan pemanfaatan realita atau sesuatu yang dapat dibayangkan oleh
peserta didik, sehingga akan memudahkannya untuk menemukan pemecahan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada pendekatan pembelajaran matematika realistik ini guru tidak lebih dari
seorang fasilitator, moderator, dan evaluator bagi peserta didik. Dalam
http://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/pmri/about-pmri/ dijelaskan
bahwa:
PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) atau RME (Realistic Mathematics Education) adalah teori pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang riil atau pernah dialami siswa, menekankan keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing) sebagai kebalikan dari (teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan mereka sehari-hari.
b. Variabel Terikat
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan
menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Pecahan sangat erat kaitannya dengan perkalian dan pembagian. Ketika kita
menjumlahkan pecahan maka akan ada perkalian dalam penghitungannya. Pada
pecahan terdapat penyebut yang menandakan menjadi berapa banyak keseluruhan
(satu) telah dibagi untuk mendapatkan jenis bagian yang dibahas. Dengan kata
lain, penyebut adalah pembagi. Sedangkan pembilang dari sebuah pecahan
menyatakan berapa banyak bagian pecahan (dari jenis yang ditunjukkan).
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memudahkan kegiatan penelitian dalam mencari kebenaran atau pemecahan
masalah penelitian. Karena itulah metode penelitian merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 2) memandang
bahwa “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk
memahami suatu objek dan dilandasi oleh disiplin ilmu yang bersangkutan”. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hlm. 72) mengemukakan bahwa “metode penelitian eksperimen merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi lain yang terkendalikan”.
Pola desain penelitian yang digunakan adalah desain A-B-A. Sunanto, dkk
(2005, hlm. 59) mengemukakan bahwa “desain A-B-A merupakan salah satu pengembangan dari desain A-B. Desain A-B-A ini menunjukan adanya hubungan
sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibanding
dengan desain A-B”. Prodesur dasarnya tidak jauh berbeda dengan desain A-B, hanya saja ada pengulangan kondisi baseline. Mula – mula perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan
periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B) setelah pengukuran
pada kondisi intervensi (B) pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2)
diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan
sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik
kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat
lebih kuat.
Pada penelitian ini A1 yakni kemampuan dasar, dalam hal ini kemampuan
awal subjek dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama, serta penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut
tidak sama. Subjek diamati, pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan
secara berulang kali utuk memastikan data yang sudah didapt dan melihat
kemampuan subjek dalam pengerjaan soal penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
Pada kondisi B atau intervensi, subjek diberikan cara penyelesaian
penghitungan penjumlahan dan pengurangan pecahan degan menggunakan
pendekatan matematika realistik. Kegiatan intervensi ini dilakukan kurang lebih
selama enam kali pertemuan.
Pada kondisi A2 yaitu pengamatan kembali terhadap kemampuan
menghitung pejumlahan dan pengurangan pecahan setelah diberikan intervensi.
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Pola desain A-B-A dapat digambarkan sebagai berikut:
A-1 B A-2
Grafik 3.1
Desain A-B-A
Menurut Sunanto (2005, hlm. 60) untuk mendapatkan validitas penelitian
yang baik, pada saat melakukan penelitian dengan disain A-B-A, peneliti perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara akurat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sesi 100
90
80
70
60
50
40
Pe
rse
n
ta
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara
kontinu sekurang – kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan data pada kondisi baseline stabil.
3. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan
periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.
4. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B)
stabil mengulang kondisi baseline (A2).
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika
realistik terhadap peningkatan kemampuan menghitung penjumlahan dan
pengurangan pecahan pada satu orang siswa tunarungu kelasV di SLB N A
Citeureup Cimahi, dengan mengetahui ada tidaknya sebab akibat yang terjadi
antara variabel bebas dengan variabel terikat sehingga pada akhir penulisan akan
memunculkan perbedaan hasil sebelum diberi intervensi dan ketika diberi
intervensi.
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subjek yaitusiswa tunarungu
dengan identitas sebagai berikut:
Nama : YC
Agama : Islam
Kebutuhan : Tunarungu
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : D5
Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan rekomendasi pihak sekolah dan
berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama observasi.
Berdasarkan hasil pengamatan “YC” belum mampu mengerjakan soal pejumlahan pecahan dengan baik dan benar.Dalam pengerjaannya subyek
menjumlahkan pembilang dan penyebut sama dengan penjumlahan biasa,
misalnya: maka hasilnya adalah menjadi . Begitu pun pada soal
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi dapat dikatakan bahwa subjek masih mengalamikebingungan dengan posisi
penyebut pada pecahan, bagaimana cara menghitungnya dan bagaimana posisi
penghitungan untuk pecahan yang berpenyebut sama dan berpenyebut berbeda.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLBN A Citeureup Kota Cimahi, yang
beralamat di jalan Sukarasa No. 40 Kota Cimahi. Telp/fax 022-6649170 Kode
Pos: 40512 Web: www.slbnacimahi.net E-mail: info@slbnacimahi.net
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan hal utama yang mempengaruhi kualitas dari
hasil penelitian, karena instrument penelitian adalah alat ukur dalam penelitian.
Instrumen yang berkualitas dan digunakan dengan tepat dalam pengumpulan
datanya akan menghasilkan data yang valid dan reliabel.
Sugiyono (2013, hlm. 123) mengemukakan bahwa “instrument yang baik harus mempunyai validitas internal dan eksternal, dimana kriteria di dalam
instrument disusun berdasarkan fakta – fakta empiris yang telah ada dan dikembangkan menurut teori yang relevan”.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Dimana tes ini
berupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan yang dimiliki subyek. Soal tes pada penelitian ini adalah berupa
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama serta
yang berpenyebut tidak sama, yang terdiri dari 10 soal.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrument penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Membuat tabel spesifikasi
Tabel spesifikasi atau kisi-kisi ini berisi tentang materi yang akan diteskan
dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan. Adapun kisi-kisi
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menjumlahakan
dua bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
tidak sama
Mampu
mengurangkan
dua bilangan
pecahan biasa
berpenyebut
tidak sama
3
2. Pembuatan butir soal
Butir soal yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang telah ditentukan
dalam kisi-kisi. Adapun soal yang diberikan pada fase baseline-1 (A-1) adalah
sama pada setiap sesinya. Sedangkan pada fase intervensi (B) soal yang diberikan
pada setiap sesinya berbeda namun memiliki karakteristik yag sama, hal ini
bertujuan agar hasil penelitian tidak bias, dan agar subjek pun dapat
menyelesaikan perhitungannya tidak hanya dengan soal yang itu-itu saja,
melainkan dengan berbagai jenis soal dalam operasi hitung pecahan. Pada
baseline-2 (A-2) soal yang diberikan berbeda pada setiap fasenya, namun soal
tersebut merupakan soal yang telah diberikan pada saat baseline-1 (A-1) dan
intervensi (B).
Tabel 3.2
Instrument Penelitian Fase Baseline-1 (A-1)
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mampu menjumlahkan dua
bilangan pecahan biasa berpenyebut
sama.
1.
2.
2. Mampu mengurangkan dua
bilangan pecahan biasa berpenyebut
sama.
3.
4.
3. Mampu menjumlahkan dua
bilangan pecahan biasa berpenyebut
tidak sama.
5.
6.
7.
4. Mengurangkan dua bilangan
pecahan biasa berpenyebut tidak
sama.
8.
9.
10.
Tabel 3.3
Instrumen Penelitian Fase Intervensi (B)
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mampu
mengurangkan dua
bilangan pecahan
biasa berpenyebut
sama.
3.
4.
3. Mampu
menjumlahkan dua
bilangan pecahan
biasa berpenyebut
tidak sama.
5.
6.
7.
4. Mengurangkan dua
bilangan pecahan
biasa berpenyebut
tidak sama.
8.
9.
10.
Tabel 3.4
Instrumen Penelitian Fase Baseline-2 (A-2)
No. Indikator
Butir Soal
Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4
1. Mampu
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bilangan pecahan
Setelah pembuatan butir soal ditentukan, selanjutnya dibuat suatu penilaian
terhadap butir soal. Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor pada tahap
baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Penilaian butir soal dilakukan dengan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
benar dan skor 0 (nol) pada jawaban siswa yang salah atau sama sekali tidak
menjawab.
4. Uji coba instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal
berdasarkan pada pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat
pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya.
5. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang
tepat.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Uji coba instrument bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas instrument penelitian. Sugiyono (2013, hlm. 121) menjelaskan bahwa “instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan “instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang
sama, akan mendatangkan data yang sama” (Sugiyono, 2013, hlm. 122).
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal
berdasarkan pendapat para ahli. Melalui proses judgement ini kelayakan alat
pengumpulan data dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Dalam penelitian ini, instrument yang diberikan berupa soal tes. Soal yang
dibuat disesuaikan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui tingkat
kemampuan menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pecahan biasa pada siswa
tunarungu. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliable.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas bertujuan untuk mencari kesesuaian antara alat pengukuran
dengan tujuan pengukuran, atau ada kesesuaian antara pengukuran dengan apa
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
validitas isi berupa expert-judgement dengan teknik penilaian para ahli. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 125) “dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli”.
Pengujian megenai kevalidan instrument ini dilakukan sebelum instrument
diujikan pada subjek. Dalam penelitian ini, validitas dilakukan dengan cara
menyusun butir soal mengenai kemampuan operasi hitung pecahan, yang meliputi
penjumlahan dan pegurangan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama.
Kemudian dilakukan penilaian (judgement) oleh tiga orang penilai. Hasil dari
expert judgement yang telah dilakukan mendapat presentase sebesar 100%,
artinya bahwa setiap butir soal cocok untuk mengukur kemampuan operasi hitung
pecahan. Adapun tim penilai pada perhitungan validitas ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Daftar Penilai Ahli Expert-Judgemet Instrument
Rumus yang digunakan adalah:
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrument penelitian harus diuji kelayakannya dengan menggunakan uji
validitas dan reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas, hal ini
bertujuan untuk mengetahui bahwa instrument yang dibuat itu reliable atau dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Arikunto
(2010, hlm. 221) mengemukakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada satu pegertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Intstrumen
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu”.
Sebuah tes mungkin reliabel, tetapi tidak valid. Sebaliknya sebuah tes yang
valid biasanya reliable. Agar mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen yang
telah dibuat oleh peneliti, maka peneliti melakukan uji reliabilitas instrument
kepada siswa yang memiliki hambatan yang sama pada kemampuan menghitung
pecahan. Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
konsistensi internal, dengan cara mencobakan instrumen sebanyak satu kali
pengukuran. Perhitungan uji reliabilitas aspek menghitung pecahan yang meliputi
penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama, serta penjumlahan dan
pengurangan yang berpenyebut tidak sama ini dengan menggunakan rumus
Rulon. Susetyo (2011, hlm. 111) menyatakan bahwa:
Perhitungan reliabilitas Rulon memiliki kesamaan dengan perhitungan Spearman Brown, yaitu menggunakan belahan ganjil dan belahan genap. Namun ada perbedaan pada sumber utama skor atau data yang akan dihitung. Rulon dalam perhitungannya menggunakan selisih di antara subskor ganjil dan subskor genap sebagai sumber kekeliruan. Perangkat tes reliabel jika tidak ada selisih pada subskor di antara kedua belahan ganjil dan genap, yang berarti butir dalam belahan setara sepasang demi sepasang. Oleh karena itu butir tes dalam perangkat ukur harus berjumlah genap agar dapat dibelah dua sama bayaknya.
Hasil dari perhitungan reliabilitas instrument penelitian dengan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai penafsiran koefisien reliabilitas maka hasilnya adalah cukup. Adapun
rumus Rulon yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rumus Rulon
r11 = Reliabilitas Tes
= Varian beda
d = difference yaitu perbedaan antara skor belahan pertama (awal)
dengan skor kedua (akhir)
= varian total yaitu varians skor total
Adapun rumus untuk varian beda dan varian total adalah sebagai berikut:
Varian beda
= ∑ ∑
Varian total
= ∑ ∑
Tabel 3.6
Penafsiran Koefisien Reliabilitas
(Goilford, dalam Susetyo, 2010, hlm. 118)
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,00 sd 0,20 Tidak ada korelasi
0,21 sd 0,40 Rendah atau kurang
0,41 sd 0,70 Cukup
0,71 sd 0,90 Tinggi
0,91 sd 1,00 Sangat tinggi (sempurna)
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perlakuan yang diberikan peneliti sebelum dan sesudah diberikan kegiatan
keterampilan menganyam. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data berupa pemberian tes. Melalui tes yang diberikan dalam
penelitian ini akan diketahui kemampuan operasi hitung pecahan pada subjek
penelitian.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal matematika
dengan tipe isian singkat. Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pencapaian dan kemampuan atau persepsi siswa dalam menyelesaikan operasi
hitung penjumlahan pecahan biasa.
Tes yang akan diberikan dibagi menjadi tiga fase yaitu baseline-1,
intervensi dan baseline-3 yaitu:
1. Fase baseline-1 (A1), pada fase ini untuk mengetahui kondisi awal
kemampuan subjek sebelum diberikan intervensi yaitu mengukur kemampuan
operasi hitung pecahan yang dilakukan dalam lima sesi. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara memberikan tes kemampuan operasi hitung pecahan
langsung pada subjek.
2. Pada Fase intervensi (B), yaitu memberikan intervensi dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik yang dilakukan beberapa sesi.
3. Fase baseline-2 (A-2), yaitu dilakukan kembali tes kemampuan operasi
hitung pecahan kepada subjek sama seperti pada fase baseline pertama (A1)
yang dilakukan sebanyak beberapa sesi yang setiap sesinya semua data
dicatat.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang digunakan pada penelitian eksperimen dengan subjek
tunggal pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan operasi hitung pecahan pada siswa tunarungu kelas V SDLB melalui pendekatan matematika realistik.
Menurut Sunanto et al. (2005, hlm. 39) terdapat beberapa komponen yang
harus dipenuhi dalam grafik garis antara lain sebagai berikut:
1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukan
satuan variabel bebas (misalnya sessi, hari, tanggal)
2. Oridinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukan
satuan variabel terikat (misalnya persen, frekuensi, durasi)
3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y
sebagai titik awal satuan variabel bebas dan variabel terikat.
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y merupakan ukuran
5. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi
eksperimen.
6. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertical yang menunjukan adanya
perubahan kondisi ke kondisi.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan pembaca agar segera diketahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan.
Analisis data pada penelitian eksperimen umumnya menggunakan teknik analisis
deskriptif yang sederhana, hal ini bertujuan agar memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan
Sunanto (2006, hlm. 68-73) menerangkan bahwa dalam analisis data
terdapat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi, yaitu sebagai berikut :
1. Analisis dalam kondisi
a. Panjang kondisi
Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut.
Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
banyaknya data dalam kondisi baseline tidak ada ketentuan yang pasti.
Namun demikian, data dalam kondisi baseline dikumpulkan sampai data
menunjukan stabilitas dan arah yang jelas.
b. Kecenderungan arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua
data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan
dibawah garis tersebut sama banyak. Peneliti menggunakan metode
belah tengah (Split-middle). Langkah-langkah yang dilakukan
perhitungan yaitu sebagai berikut ini:
c. Tingkat stabilitas (level stability)
Tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu
kondisi. Adapun tingkat stabilitas data ini dapat ditentukan dengan
menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas
dan dibawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam
rentang 50% di atas dan dibawah mean, maka data tersebut dapat
dikatakan stabil.
d. Tingkat perubahan
Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan antara dua data.
Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu
kondisi maupun data antar kondisi.
e. Jejak data (data path)
Jejak data merupakan perubahandari data satu ke data lain dalam suatu
kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga
kemungkinan, yaitu menaik, menurun dan mendatar.
f. Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak
antara data pertama dengan data terakhir. Rentang ini memberikan
informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat
perubahan (level change).
2. Analisis antarkondisi
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data antarkondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku
sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada
efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.
b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
Analisis data antar kondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antara
kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan perilaku
sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.
c. Perubahan kecenderungan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan
data. Data dikatakan stabil apa bila data tersebut menunjukan arah
(mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.
d. Perubahan level data
Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah.
Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data
antar kondisi (misalnya kondisi baseline dan intervensi) ditunjukan
selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada
kondisi intervensi.
e. Data yang tumpang tindih (overlap)
Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang
sama pada kedua kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih
menunjukan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi dan semakin
banyak data yang tumpang tindih semakin menguatkan dugaan tidak
adanya perubahan pada kedua kondisi. Hal ini memberikan isyarat
bahwa pengaruh intervensi terhadap perubahan perilaku tidak dapat
diyakinkan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah
sebagai berikut:.
1) Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment terhadap subjek selama 5
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Melakukan evaluasi dan penilaian kondisi baseline-2 terhadap subjek
sampai terjadi sestabilan.
3) Membuat table penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi
baseline-1 dan kondisi treatment, serta kondisi baseline-2 dari subjek.
4) Membandingkan hasil skor yang diperoleh dari kondisi baseline-1 dengan
skor kondisi treatment dan kondisi baseline-2 dari subjek.
5) Membuat grafik dari skor yang sudah diperoleh kemudian menganalisisnya
untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi dari ketiga fase tersebut.
I. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian
Penelitian dilakukan pada satu subjek yakni siswa tunarungu kelas V SDLB. Dalam penelitian ini subjek diberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Langkah-langkah persiapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Studi Pendahuluan b. Melakukan observasi ke sekolah c. Menetapkan subjek penelitian d. Mengurus Surat Perizinan
1). Permohonan surat pengantar dari jurusan PKh untuk pengangkatan dosen pembimbing.
2). Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing.
3). Mengurus surat perizinan untuk penelitian melalui BAAK.
4). Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (KESBANG dan LINMASDA) Kota Bandung di Jalan Supratman.
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6). Surat izin penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke pihak sekolah untuk selanjutnya dapat dijadikan syarat melakukan penelitian di sekolah tersebut.
e. Menyusun dan Melakukan Uji Coba Instrumen dan expert jugment
penelitian untuk menguji kevalidan dan reliabilitas instrument penelitian tersebut.
f. Melakukan eksperimen dengan rincian sebagai berikut :
1). Baseline (A-1) untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian awal yang diperoleh oleh siswa melalui penyelesaian soal operasi hitung pecahan yang diberikan kepada siswa.
2). Treatment (B) pada tahap ini dalam mengerjakan soal operasi hitung pecahan siswa diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.
3). Baseline (A-2) fase ini merupakan fase terakhir. Dimana tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan berhitung perkalian siswa setelah diberikan pendekatan matematika realistik.
g. Mengolah data hasil penelitian dengan cara menghitung perolehan skor yang diperoleh saat subjek menyelesaikan soal matematika dimana jawaban yang benar mendapat skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
h. Melakukan analisis data i. Pelaporan hasil penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan diluar kegiatan belajar mengajar yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian sebagai berikut:
a. Meminta izin pada pihak sekolah yaitu kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian.
b. Melakukan pendekatan kembali kepada subjek penelitian.
c. Mengadakan komunikasi dengan guru kelas dan guru mata pelajaran mengenai jadwal penelitian.
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Melaksanakan treatment (B) dengan menggunakan pendekatan matematika realistik sebanyak enam sesi.
f. Melaksanakan tes pada baseline (A-2) sebanyak empat sesi (sampai stabil) g. Menganalisis dan mengolah data penelitian.
77 Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan
kemampuan operasi hitung materi penjumlahan dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama dan berbeda pada siswa tunarungu harus disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan anak itu sendiri, dimana dengan hambatan yang
dimilikinya anak tetap dapat mengoptimalkan kemampuannya. Pengoptimalan ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan aspek lain yang menjadi kompensasi dari
ketidakmampuan anak yakni aspek visual, pembelajaran ini akan sanghat
bermakna bagi siswa tunarungu jika disajikan dalam bentuk visual karena dengan
begitu informasi bisa diterima oleh anak.
Penggunaan pendekatan matematika realistik merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran
matematika, dalam hal ini adalah operasi hitung pecahan pada materi penjumlahan
dan pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berbeda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
baseline-1 (A-1) terdiri dari 5 sesi, intervensi (B) terdiri dari 6 sesi, dan baseline-2
(A-2) terdiri dari 4 sesi, yang kemudian dianalisis dapat disimpulkan bahwa
pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung
siswa tunarungu kelas V SDLB. Dalam penelitian ini kemampuan operasi hitung
subjek YC mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat terlihat dari
meningkatnya mean level pada setiap kondisi.
Data kemampuan operasi hitung pecahan subjek YC sebelum dilakukan
intervensi sangat rendah, hal ini terlihat dari hasil pengerjaan lembar kerja siswa
mengenai operasi hitung pecahan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah
intervensi untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung subjek dengan
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
intervensi adalah subjek YC mengalami peningkatan kemampuan operasi hitung
pecahan, yaitu dengan meningkatnya hasil belajar subjek.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran
kepada pihak-pihak yang dipandang perlu melakukan tindak lanjut. Saran dari
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru
Pada kegiatan belajar mengajar matematika, guru diharapkan dapat
mengaplikasikan pendekatan matematika realistik sebagai alternatif pendekatan
pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung
pecahan bagi siswa tunarungu.
2. Kepada peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik ini diharapkan dapat mengkaji kembali dan
menyempurnakan kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu
diharapkan pendekatan ini dapat diaplikasikan pada siswa kelas kecil maupun
kelas besar, dengan subjek yang lebih banyak dan dikemas dengan lebih kreatif
dan menarik, juga dapat digunakan pada materi penjumlahan, pengurangan,
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. (2006). KTSP SD. Jakarta: Depdiknas.
Efendi, M. (2005). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkebutuham. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hallahan, D. P., Kauffman, J. M., dan Pullen, P. C. (2012). Exceptional Learners. United State Of America: Pearson Education.
Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Istiqomah, N. (2013). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pecahan. Skripsi pada FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moores, D.F. (1981). Educating The Deaf : Psychology, Principles, and Practice
(fifth ed). New York : Houghton Miflin Company.
Olah Data Skripsi dan Tesis. (2011). Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran
Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:
(http://dasar- teori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html) [3 Agustus 2014].
Selong, Hamzanwadi. PMRI. [Oline]. Tersedia di: (http://p4mristkiphamzanwadiselong.wordpress.com/pmri/about-pmri/) [10 Juli 2014].
Smith, R. M., dan Neisworth, J. T. (1975). The Exceptional Child; A Functional Approach. United States Of America: McGraw-Hill Inc.
Tira Haemi Ramadhani, 2014
Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk M eningkatkan Kemampuan Operasi Hitung Pecahan pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.
Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Pres.
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra.
Tyas, L. (2013). Pembelajaran Matematika Realistik. [Online]. Tersedia di:
http://sharewithlinggar.blogspot.com/2013/03/pembelajaran-matematika-realistik.html [25 juli 2014].
Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik; Suatu Alternatif Pendekatan dan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.