• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerusakan dan Perbaikan Perkerasan Kaku Pada Ruas Jalan Tol Cipularang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerusakan dan Perbaikan Perkerasan Kaku Pada Ruas Jalan Tol Cipularang."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

Pembimbing: Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.

ABSTRAK

Salah satu permasalahan yang ada pada ruas jalan tol Cipularang adalah terjadinya beberapa jenis kerusakan secara berulang pada lokasi yang sama. Kerusakan tersebut langsung diperbaiki tanpa menunggu kerusakan menjadi lebih parah. Akibat besarnya volume kendaraan yang melewati jalan tol ini besar dan kondisi awal tanah dasar yang tidak baik mengakibatkan sering terjadinya kerusakan secara berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi cara perbaikan jalan tol Cipularang dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan, dan menganalisis cara perbaikannya. Analisis dilakukan dengan cara mengevaluasi cara pengerjaan perbaikan jalan tol Cipularang menurut Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (rigid pavement), Bina Marga No.10/T/BNKT/1991.

Berdasarkan hasil survei dan penelitian yang dilakukan, didapatkan jenis kerusakan dan cara perbaikan yang dilakukan oleh pihak operator jalan tol ini. Maka jenis kerusakan yeng terjadi adalah retakan, patahan, pemompaan, dan lubang. Untuk kerusakan-kerusakan ringan perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (rigid pavement), Bina Marga No.10/T/BNKT/1991, akan tetapi untuk kerusakan yang besar (struktur) perbaikan yang dilakukan tidaklah sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana struktur perkerasan kaku diganti dengan perkerasan lentur (flexible pavement) atau biasa disebut dengan full depth pavement (FDP). Hal ini dilakukan karena estimasi waktu yang dimiliki dikarenakan jalan tol ini sudah beroperasi dan menjadi jalan penghubung utama.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

Supervisor: Dr. Budi Hartanto Susilo, Ir., M.Sc.

ABSTRACT

One of the problems that exist in Cipularang toll roads is the occurrence of some types of damage are repeated at the same location. The damage was repaired immediately without waiting for the damage becomes more severe. Due to the large volume of vehicles passing through this major highway subgrade and initial conditions are not good cause frequent occurrence of repeated damage. The purpose of this study was to evaluate how Cipularang highway improvements by identifying the types of damage, and analyze how to repair. Analyses were performed by evaluating how to repair the highway construction Cipularang by Rigid Pavement Maintenance Procedures (rigid pavement), Bina Marga No.10/T/BNKT/1991.

Based on the results of surveys and research done, get the type of damage and how repairs are performed by the operator of this highway. Then there is the kind of damage Yeng cracks, breaks, pumping, and the hole. For minor damage repairs carried out are in accordance with the Procedures for Rigid Pavement Maintenance (rigid pavement), Bina Marga No.10/T/BNKT/1991, but for big damage (structural) improvements made are not in accordance with the regulations applies, where a rigid pavement structure is replaced with a flexible pavement (flexible pavement) or commonly referred to as full depth pavement (FDP). This is done because the estimated time owned toll road because it has been in operation and a major connecting roads.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Surat Keterangan Selesai Tugas Akhir ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Orisinalitas Laporan Tugas Akhir ... iv

Pernyataan Publikasi Laporan Penelitian ... v

Kata Pengantar ... vii

2.4.2 Jenis dan Penyebab Kerusakan Pada Perkerasan Kaku .. 9

2.5 Metode Penanganan Kerusakan ... 13

2.6 Pengertian Pemeliharaan ... 14

2.6.1 Pemeriksaan Rutin ... 15

2.6.2 Tujuan Pemeriksaan Rutin ... 15

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.7.1 Injeksi Material Penutup ... 17

2.7.2 Penambalan ... 19

2.7.3 Perbaikan Lapis Atas ... 21

2.7.4 Rekonstruksi Parsial/Setempat ... 22

2.7.5 Cara Injeksi ... 24

2.7.6 Lain-lain ... 27

2.8 Faktor Yang mempengaruhi Tebal perkerasan Lentur……. 29

2.8.1 Volume Lalulintas ………... 29 2.9 Perencanaan Tebal Perkerasan Berdasarkan Metode Analisis Komponen SNI 1732-1989-F ... ... 37

2.9.1 Penentuan Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) ... 37

2.9.2 Penentuan Nilai FR ………. 40

2.9.3 Penentuan Beban Lalulintas Pada Lajur Rencana (LER) ... 41

2.9.4 Penentuan Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IP0) ... 44

2.9.5 Penentuan Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana (IPt) ... 44

2.9.6 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP) ... 45

2.9.7 Rumus Index Tebal Perkerasan ……….. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 49

3.2 Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian ... 49

3.3 Tinjauan Literatur ... 49

3.4 Kondisi Awal Lokasi Penelitian ... 51

3.5 Pengumpulan Data ... 52

3.5.1 Data Primer ... 52

3.5.2 Data Sekunder ... 52

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.7 Analisis Data ... 53

3.8 Perancangan Alternatif Solusi ... 53

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal ... 54

4.1.1 Kondisi Geometri Jalan ... 54

4.1.2 Kondisi Perkerasan Jalan Tol ... 55

4.1.3 Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Kaku ... 57

4.2 Tata Cara Perbaikan dan Perawatan yang Dilakukan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penampang Melintang Struktur Perkerasan Kaku ... 13

Gambar 2.2 Cara Pemilihan Jenis Perawatan dan Perbaikan Berdasarkan Rasio Keretakan dan Lendutan ... 16

Gambar 2.3 Retak Pada Bangunan ... 18

Gambar 2.4 Pemahatan Sudut dan Lubang Penambalannya ... 20

Gambar 2.5 Penambalan Patahan ... 21

Gambar 2.6 Rekonstruksi Parsial Pada Sudut Pelat ... 22

Gambar 2.7 Rekonstruksi Parsial Retak Melintang Pada Pelat... 23

Gambar 2.8 Rekonstruksi Parsial Untuk Retak Longitudinal ... 24

Gambar 2.9 Contoh Penempatan Lubang-Lubang Injeksi ... 25

Gambar 2.10 Alat Injeksi Aspal ... 26

Gambar 2.11 Contoh Mengangkat Slab Yang Turun ... 27

Gambar 2.12 Contoh Bentuk Grooving ... 28

Gambar 2.13 Pelimpahan beban kendaraan ke perkerasan jalan ... . 32

Gambar 2.14 Skala Index Permukaan ……….. 34

Gambar 2.15 Bagan Alir Metode Analisis Komponen SNI 1732-1989-F …... 38

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 50

Gambar 3.2 Peta Lokasi Penelitian Ruas Jalan Tol Cipularang ... 51

Gambar 4.1 Denah Kondisi Geometri Jalan Tol Cipularang ... 54

Gambar 4.2 Potongan melintang bagian jalan pada kondisi awal ... 55

Gambar 4.3 Potongan melintang bagian jalan setelah ditambahkan lapis aus berupa aspal (ac-wc) ... 56

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.10 Proses Patching Pada Retakan Yang Bercabang ... 62

Gambar 4.11 Proses Pembongkaran Pelat Beton ... 63

Gambar 4.12 Hasil Perbaikan Pelat Yang Patah ... 63

Gambar 4.13 Proses Penyuntikan Pasta Semen ... 64

Gambar 4.14 Proses Pengeluaran Air ... 64

Gambar 4.15 Proses Penyntikan Cairan Kimia ... 65

Gambar 4.16 Penentuan Titik dan Pengeboran ... 65

Gambar 4.17 Pembongkaran Bagian jalan yang Berlubang ... 66

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Jalan Menurut Fungsinya ... 5

Tabel 2.2 Perbedaan Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku ... 8

Tabel 2.3 Klasifikasi dan Penyebab Kerusakan Perkerasan Kaku ... 10

Tabel 2.4 Contoh Sasaran Penelitian ... 14

Tabel 2.5 Klasifikasi Kerusakan dan Metoda Perawatan dan Perbaikan ... 17

Tabel 2.6 Hubungan Antara IPt dan Kinerja Struktur Perkerasan ... 35

Tabel 2.7 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IP0) ... 36

Tabel 2.8 Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) ... 36

Tabel 2.9 Korelasi antara CBR dan DDT ... 40

Tabel 2.10 Faktor Regional ... 41

Tabel 2.11 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Jalur ... 42

Tabel 2.12 Koefisien Distribusi Lajur Rencana ... 43

Tabel 2.13 Koefisien Kekuatan Relatif ... 46

Tabel 2.14 Tebal Minimun Lapis Permukaan ... 47

Tabel 2.15 Tebal Minimun Lapis Pondasi ... 47

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI

% = persen

Σ = jumlah

a1 = koefisien kekuatan relatif lapis permukaan a2 = koefisien kekuatan relatif lapis pondasi

a3 = koefisien kekuatan relatif lapis pondasi bawah DA = faktor distribusi arah

DL = faktor distribusi lajur D1 = tebal (inci) lapis permukaan D2 = tebal (inci) lapis pondasi

D3 = tebal (inci) lapis pondasi bawah EBS = modulus elastisitas lapis pondasi

ESB = modulus elastisitas lapis pondasi bawah k = faktor volume jam perencanaan

m = koefisien drainase

m2 = koefisien drainase untuk lapis pondasi m3 = koefisien drainase untuk lapis pondasi bawah N = faktor umur rencana

P = beban roda p = tekanan ban R = reliabilitas

r = pertumbuhan lalulintas CBR = California Bearing Ratio cm = centimeter

DDT = Daya Dukung Tanah FP = Faktor Penyesuaian FR = Faktor Regional IP = Indeks Permukaan

(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

LEA = Lintas Ekivalen Akhir LEP = Lintas Ekivalen Permulaan LER = Lintas Ekivalen Rencana LET = Lintas Ekivalen Tengah LHR = Lalu lintas Harian Rata-rata

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

1 Universitas Kristen Maranatha alternatif untuk mengatasi kemacetan lalulintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ketempat lain.Untuk menggunakannya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan.

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim dari jalan bebas hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan mempergunakan tarif bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang mempergunakan tarif bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad.

Jalan Tol Cipularang (Cikampek - Purwakarta - Padalarang) adalah jalan tol di Indonesia yang menghubungkan kota Jakarta dan Bandung. Jalan tol ini diresmikan pada 13 Juli 2005. Tol ini membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang sepanjang 55000 meter. Melalui tol ini, perjalanan Jakarta-Bandung hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit dihitung dari Pasteur-Cawang. Waktu tempuh tersebut dapat bertambah dikarenakan oleh beberapa hambatan yang terjadi di sepanjang ruas jalan tol cipularang.

Sebagian besar hambatan kelancaran lalulintas pada jaringan ruas jalan tol Cipularang disebabkan oleh kerusakan pada sistem perkerasannya terutama pada perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan kaku, yaitu perkerasan pelat beton yang menggunakan semen Portland (Portland cement) sebagai bahan pengikat dengan atau tanpa tulangan yang diletakan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, dimana beban lalu lintasnya sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

(17)

2 Universitas Kristen Maranatha

memiliki banyak jembatan yang panjang dan tinggi. Beberapa kerusakan perkerasan kaku pada ruas jalan tol Cipularang diantaranya adalah pecahan (cracking), pemompaan (pumping), patahan (faulting), dan berlubang.

Penanganan terhadap kerusakan tersebut perlu dilakukan, jika tidak dilakukan maka kerusakan akan bertambah, sehingga mengakibatkan berkurangnya kelancaran pergerakan lalulintas. Langkah penanganan tersebut yaitu dengan cara melakukan perbaikan dan perawatan yang tepat, sehingga kinerja dari perkerasan jalan tersebut tetap dapat melayani pergerakan atau beban lalulintasnya.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi terhadap sistem pemeliharaan jalan tol Cipularang, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tol Cipularang. 2. Menganalisis cara perbaikannya.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ruang lingkup pembahasan masalah yang ditinjau yaitu:

1. Survei dilakukan pada ruas jalan tol Cipularang dari km 85 sampai dengan km 70.

2. Metode perbaikan dan perawatan atas kerusakan yang terjadi yang sesuai dengan yang tercantum pada Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) No.10/T/BNKT/1991.

1.4 Sistematika Penulisan

(18)

3 Universitas Kristen Maranatha

(19)

72 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jenis kerusakan yang terjadi pada perkerasan kaku jalan tol Cipularang ini bisa dikatakan selalu sama yaitu: pecahnya pelat beton yang bisa dibagi menjadi 2 jenis kerusakan yaitu retakan dan patahan, pemompaan (pumping), dan lubang yang lebih sering terjadi pada perkerasan lentur jalan tol ini. 2. Berdasarkan hasil analisis pada cara perbaikan yang dilakukan oleh pihak

operator maka terdapat beberapa cara perbaikan yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pada perkerasan kaku. Misalnya full depth pavement (FDP).

3. Pada bagian-bagian tertentu dari jalan dari jalan tol mengalami retakan yang cukup parah, dalam arti terdapat beberapa retakan (minimal 3 retakan) dalam satu pelat beton, maka dilakukan pembongkaran pada pelat beton tersebut. Akan tetapi pelat beton tersebut tidak diganti dengan pelat beton yang baru, tetapi diganti dengan struktur perkerasan lentur yang memiliki ketebalan lebih dari pelat beton sebelumnya.

(20)

73 Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

1. Saran Penanganan:

Cara perbaikan harus sesuai dengan Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) No.10/T/BNKT/1991.

2. Saran Penelitian Lanjut:

a. Kaji ulang umur rencana dari struktur full depth pavement (FDP) terhadap umur rencana perkerasan kaku.

b. Kaji ulang kepadatan tanah dasar, terlebih yang merupakan tanah timbunan.

(21)

74 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 TentangJalan.

2. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34Tahun 2006 TentangJalan.

3. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga,Standar Konstruksi dan Bangunan Geometri Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol

No.007/BM/2009.

4. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) No.10/T/BNKT/1991.

5. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

6. Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perencanaan dan Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2002.

7. Pedoman Penentuan Klasifikasi Jalan di Kawasan Perkotaan, Pd.T-18-2004-B.

8. Http://www.scribd.com/doc/Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia dan Jalan Raya Pos.

9. Watson, J, 1994, Highway Constraction & Maintenance 2nd Edition, United States of America.

10. Sukirman, S, 1995, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

11. Sukirman, S, 2010, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Nova, Bandung.

12. Susilo, B.H, 2003 Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan, Diktat Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Elemen ini ditunjukkan dalam pernyataan bahwa informan merasa puas menggunakan website video sharing YouTube.Ditunjukkan dengan ungkapan informan yang berbeda-beda seperti

Hal tersebut dikarenakan nada dalam melodi asli dikembangkan dengan unsur-unsur nada yang terdapat pada akord yang sama, sehingga melodi asli dapat diubah dengan

Hasil penelitian terhadap pengalaman 7 orang informan menunjukkan 2 tema untuk pengalaman praktek klinik, yaitu: (1) perasaan senang perawat baru dalam praktek klinik,

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau (RTH) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dilakukan dengan ketentuan sebagai

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat internet menjadi salah satu media yang tidak hanya untuk berkomunikasi, tapi juga media untuk berbelanja. Semakin

Aterosklerosis yang terjadi dengan onset usia yang sangat muda pada pasien SLE kemudian dikenal sebagai accelerated atherosclerosis atau premature atherosclerosis

Kelalaian dalam praktek medik jika memenuhi beberapa unsur (1) duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak melakukan suatu tindakan

Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Pernikahan merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan organisasi ini bertujuan meminimalisir terjadinya