• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA

KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh

Sefti Muliawati 1101106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA

KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

Oleh Sefti Muliawati

Sebuahskripsi yang digunakanuntukmemenuhisalahsatusyarat memperolehgelarSarjanaPendidikanpada Program StudiPendidikan

EkonomiFakultasPendidikanEkonomidanBisnis

© Sefti Muliawati 2015 UniversitasPendidikan Indonesia

Agustus 2015

HakCiptadilindungiundang-undang

(3)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA

Bandung, Agustus 2015

Skripsiinidisetujuioleh:

Pembimbing

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. NIP. 196110221986031002

Mengetahui,

Ketua ProgramPendidikanEkonomi FakultasPendidikanEkonomidanBisnis

UPI Bandung

(4)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

“Analisis Deskriptif Penetapan Harga Pada Komoditas Beras Di Indonesia” Dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.

Oleh:

Sefti Muliawati

1101106

Beras merupakan salah satu komoditas yang sangat penting, karena beras merupakan bahan makanan pokok yang tetap mendominasi pola makan orang Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penetapan harga beras yang terjadi di Indonesia, khususnya sejak tahun 2004-2014 menggunakan data time series. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi dan studi literatur. Teknik analisis data yang dipakai adalah menggunakananalisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penetapan harga beras di Indonesia sejak tahun 2004-2014 diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) yang tercatat sudah berubah sebanyak 7 kali. (2) Kebijakan Pemerintah dalam penetapan harga dilakukan dengan tujuan menjaga stabilitas harga. Hal tersebut dijalankan dengan adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang diatur dalam Inpres, dan juga dengan adanya subsidi seperti adanya program raskin dan subsidi pupuk untuk petani. (3) Secara rata-rata di tahun 2004 sampai dengan 2013 penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebanyak 102.21 kg/per kapita/tahun. Total permintaan beras menjadi sangat besar mengingat jumlah penduduk Indonesia di tahun 2014 mencapai 253.6 juta jiwa.

(5)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Descriptive Analysis of Value Determination of Rice Commodity In Indonesia Under The Guidance of: Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.

Researcher: Sefti Muliawati NIM: 1101106

Rice is one of the most important commodities in Indonesia, because rice is the staple food that dominate eating patterns of Indonesian. This research aimed to elicit how is the rice determination values in Indonesia, especially during period of 2004-2014 using data time series. The method used in this research is descriptive method. Data collection technique was taken from study documentation and study literature. Data analysis technique used is the trend analysis.The results showed that: (1) determination of rice values in Indonesia during period of 2004-2014 was regulated by Instruksi Presiden (Inpres) and has been changed for seven times. (2) Government policy in determination of rice values must be done to stabilize the values of rice. This issue was conducted with Harga Pembelian Pemerintah (HPP) which regulated in Inpres, and with subsidy such as raskin program, and manure subsidy for the farmers. (3) Typically in period of 2004-2013 rice consumption of Indonesian reached 102.21 kilo/capita/years. The total of rice demanding become enormous regarding to the increasing of Indonesian population in 2014 reached to 253,6 peoples.

(6)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK

...

Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Manfaaat Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Konsep Penetapan Harga ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Pengertian Harga ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Strategi Penetapan Harga ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Metode Penetapan Harga ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Struktur Pasar ... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Karakteristik Pasar ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Komoditas Beras ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Kebijakan Pemerintah ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

(7)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Sumber dan Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Penetapan Harga BerasError! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Umum Kebijakan Pemerintah dalam Penetapan Harga Beras di Indonesia... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Gambaran Umum Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Analisis Trend ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Penetapan Harga Beras di IndonesiaError! Bookmark not defined.

4.2.3 Kebijakan Pemerintah dalam Penetapan Harga Beras di Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Permintaan dan Penawaran Beras di IndonesiaError! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

(8)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi di Indonesia Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Asumsi – asumsi yang Melandasi Bentuk PasarError! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Negara dengan Jumlah Penduduk terbanyak di dunia tahun 2014 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Perkembangan HPP (gabah kering panen dan gabah kering giling) dan harga eceran beras tahun 2004-2014 Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.3 Perkembangan Konsumsi Beras dalam Rumah Tangga di Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Analisis Trend Produksi Beras di Indonesia Tahun 2004-2014 .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Analisis Tren Luas panen di Indonesia Tahun 2004-2014 ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Analisis Trend Harga Eceran Beras di Indonesia Tahun 2004-2014 ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Harga Eceran Beras Nasional Desember 2013 -Desember 201 . Error! Bookmark not defined.

Gambar 1.2 Rata-Rata Harga Gabah di Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas Desember 2013 – Desember 2014 .... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.1 Price floor ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Price Ceiling ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3 Kurva permintaan perusahaan pada pasar persaingan sempurna Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.4 Kurva permintaan dan TR monopoli .. Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.5 Kurva permintaan yang dihadapi satu oligopoli tanpa kesepakatan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.6 Model Perusahaan Oligopoli dominanError! Bookmark not defined.

Gambar 2.8 Price floor diatas keseimbangan ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.9 Keseimbangan harga beras ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.10 Kerangka Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Penyebaran Penduduk di Indonesia ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Perkembangan Harga Pembelian Pemerintah GKP, GKG, dan Harga Eceran Beras di Indonesia 2004-2014Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.3 Perkembangan Konsumsi Beras dalam Rumah Tangga di Indonesia 2004 – 2013, serta prediksi 2014 ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Perkembangan Harga Produsen Padi dan Konsumen Beras Tahun 2004 – 2013 (Rp/Kg) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5 Perbandingan Harga Grosir Beras di Indonesia dan Vietnam.... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Angka Konsumsi Beras Per Kapita dari Beberapa Versi ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Impor Beras dari Tahun 2004 -2013 .. Error! Bookmark not defined.

(10)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penduduk Indonesia yang setiap tahun bertambah sehingga permintaan beras mengalami peningkatan juga dan mengakibatkan konsumsi beras seringkali melebihi produksi. Saat ini Indonesia masuk posisi 5 besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia berada di nomor 4 dengan jumlah penduduk mencapai 253,60 juta jiwa dan disusul Brasil di posisi 5 dengan jumlah penduduk 202,65 juta jiwa. Permasalahan timbul dengan terjadinya peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi beras di Indonesia.

Beras merupakan bahan makanan pokok yang tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Bahkan Surono (2001) memperkirakan tingkat pasrtisipasi konsumsi beras baik di kota maupun di desa, di Jawa maupun di luar Jawa sekitar 97 persen hingga 100 persen. Ini berarti hanya sekitar 3 persen dari total rumah tangga di Indonesia yang tidak mengkonsumsi beras. Beras umumnya tumbuh sebagai tanaman tahunan. Tanaman padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu atau bahkan hitam yang disebut beras.

(11)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi di Indonesia

Tahun Luas Panen

(Hektar)

Produktivitas

(Kuintal/Hektar) Produksi (Ton)

2004 11 488 034.00 45.36 54 088 468.00

Sumber :Badan Pusat Statistikhttp://bps.go.id/site/resultTab

Bisa dilihat di Tabel 1.1 bahwa di tahun 2013 produksi beras di Indonesia mengalami kenaikan tetapi di tahun 2014 produksi beras menjadi turun. Produksi padi tahun 2014 sebanyak 70,83 juta ton GKG, mengalami penurunan sebesar 0,45 juta ton (0,63 persen) dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi padi terjadi karena penurunan luas panen seluas 41,61 ribu hektar (0,30 persen) dan produktivitas sebesar 0,17 kuintal/hektar (0,33 persen). Salah satu penyumbang penurunan adalah daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah, lahan pertanian seperti irigasi dikonversi jadi lahan ekonomi lain tetapi lahan pertanian yang berubah tidak dibuatkan lahan baru sebagai penggantinya sehingga mengakibatkan produksi beras di tahun 2014 mengalami penurunan.

(12)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

komoditas jagung maupun kedelai. Penggunaan teknologi bidang pertanian juga harus bisa diterapkan agar bisa mendorng peningkatan produktivitas pertanian

Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian permintaan beras pada tahun 2013 penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 235 juta orang dan membutuhkan beras sebanyak 235 juta x 139 kg/orang, sekitar 32.665.000 ton. Sedangkan target peningkatan produksi pada 2013 sebanyak padi 72 juta ton GKP (Gabah Kering Panen) padi atau setara 39.600.000 ton beras, sehingga secara teori sudah melebihi kebutuhan. Namun saat realisasi di lapangan pada 2013 hanya 69,27 juta ton atau setara 38.098.500 ton beras, meskipun demikian tetap dapat mencapai swasembada. Sedangkan target 2014, sebesar 43.046.000 ton beras untuk kebutuhan yang hanya 33.013.000 ton.

Selama Januari - Juni 2014 sudah 176.227 ton beras yang masuk ke Indonesia atau setara dengan US$ 76,2 juta. Ada lima negara utama sebagai pemasok beras ke dalam negeri yaitu Thailand, India, Pakistan, Vietnam dan Myanmar. Besarnya impor beras ini biasanya disesuaikan dengan kondisi panen yang terjadi di negara Indonesia. Berikut rincian impor beras selama Januari - Juni 2014, Thailand 90.763 ton atau US$ 42,6 juta, India 61.546 ton atau US$ 22,3 juta, Pakistan 8.950 ton atau US$ 3,33 juta, Vietnam 6.206 ton atau US$ 3,3 juta, Myanmar 8.136 ton atau US$ 2,7 juta, dan negara lainnya 675 ton atau US$ 1,9 juta.

Produksi beras yang berfluktuasi mengikuti pola tanam, sementara konsumsi beras stabil sepanjang tahun. Surplus beras meningkat pada masa panen (bulan Februari-April), sementara pada musim kemarau dan musim tanam (Oktober-Januari) mengalami defisit. Harga beras berpotensi turun ketika produksi melimpah (musim panen) yang merugikan petani, dan sebaliknya harga beras akan naik pada saat defisit yang merugikan konsumen sehingga harga beras akan bergejolak sepanjang tahun (Prastowo dalam Partini dkk, 2013, hlm.170).

(13)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.4 Harga Eceran bulan Desember 2013 - Desember 2014 Bulan

Sumber Laporan Bulanan Sosial Ekonomi, BPS data diolah

(14)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dilihat dari gambar 1.1 bisa dilihat bahwa tren harga eceran mengalami kenaikan dari tiap bulannya kecuali di bulan April dan Mei yang mengalami penurunan. Secara nasional, rata-rata harga beras pada bulan Desember 2014 naik 4,44 persen dibanding November 2014. Sedangkan bila dibandingkan dengan Desember 2013, harga beras naik 10,27 persen. Kenaikan tertinggi terjadi di Merauke (18 persen) dan Bulukumba (13 persen). Rata – rata harga eceran beras di bulan Desember2014 ini sebesar Rp. 12. 210 .

Selama Periode Desember 2013 - Desember 2014, rata-rata harga tertinggi GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah di tingkat petani masing-masing senilai Rp4.910,51 per kg, Rp5.264,16 per kg, dan Rp4.264,54 per kg terjadi pada Desember 2014. Sebaliknya, rata-rata harga terendah pada GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah terjadi pada April 2014, masing-masing senilai Rp3.935,73 per kg, Rp4.528,88 per kg, dan Rp3.524,33 per kg. Menurut BPS, Berdasarkan 1.034 observasi pada transaksi penjualan gabah di 18 provinsi selama Desember 2014, masih didominasi transaksi penjualan GKP sebanyak 741 observasi (71,66 persen), GKG sebanyak 163 observasi (15,77 persen), dan gabahkualitas rendah sebanyak 130 observasi (12,57 persen). Dari seluruh observasitersebut, tidak terdapat kasus harga berada di bawah HPP.

(15)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Fenomena terjadi di awal tahun 2015 ini yaitu harga beras yang terus meroket. Banyak dugaan dari kenaikan harga beras yang terjadi yaitu mulai dari adanya mafia beras, tidak optimalnya penyaluran raskin selama tiga bulan terakhir, dan ada juga yang menyebutkan bahwa kenaikan harga beras ini karena gagal panen akibat banjir di sejumlah daerah. Harga beras yang tinggi ini disinyalir akibat tidak optimalnya penyaluran raskin selama tiga bulan terakhir. Tidak optimalnya penyaluran raskin ini diakibatkan karena masalah administrasi.

Jusuf Kalla memberikan pernyataan seusai melakukan rapat koordinasi dengan Menteri perekonomian, menteri pertanian, menteri perdagangan, gubernur BI, Direktur Bulog, Menteri Agraria serta Menteri kehutanan dan lingkungan hidup kenaikan harga beras di sejumlah daerah saat ini lebih banyak disebabkan oleh berkurangnya pasokan raskin. Saat ini, raskin yang didistribusikan bulog hanya 140.000 ton, padahal seharusnya 500.000 ton. Hal itu yang menyebabkan harga beras di tingkat konsumen menjadi mahal. Meskipun harga beras tengah melambung tinggi, pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor karena saat ini pasokan beras di Bulog mencapai 1,4 juta ton. Nilai produksi nasional tersebut cukup melimpah, cukup pengadaan untuk dalam negeri. Selain itu beberapa bulan ke depan sudah memasuki jadwal panen, jadi untuk apa melakukan impor. (Pikiran Rakyat, 24 Februari 2015)

(16)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Untuk menekan harga beras ini, pihak Bulog melakukan penyaluran beras serentak. Penyaluran beras ini tidak hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia, dari gudang bulog Jakarta disalurkan sebanyak 1600 ton raskin dan operasi pasar. Pemerintah Indonesia sering melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga beras pada tingkat tertentu, yaitu dengan menambah sejumlah tertentu beras ke pasar. Dalam praktik, pemerintah membawa penawaran berasnya ke pasar dengan mematok harga seperti yang dikehendaki (lebih rendah dari harga pasar). Pemerintah siap melayani siapa pun dengan jumlah “berapa pun” yang membeli beras dengan harga yang telah ditetapkan. Pemerintah bisa menaikkan harga beras jika pemerintah mempunyai cukup dana untuk mengeleminasi kelebihan penawaran dan membayar ongkos simpannya.

Kebijakan dan intervensi pemerintah terus diupayakan untuk mencapai swasembada, tetapi penawaran dan permintaan beras demikian dinamisnya. Dinamika penawaran dan permintaan beras yang merupakan barang strategis ini bukan saja menjadi menarik untuk diteliti, tetapi juga menjadi suatu kebutuhan. Penduduk Indonesia mengalami laju pertumbuhan sekitar 1,49% per tahun sehingga permintaan beras akan selalu mengalami kenaikan (Krisnamurthi dalam Kusumaningrum, Ria dkk 2010, hlm.230).

Melihat hal yang terjadi pada kondisi perberasan di Indonesia, penulis ingin meneliti tentang bagaimana penetapan harga beras di Indonesia, permintaan penawaran beras di indonesia dan bagaimana pemerintah turut serta dalam mengatur harga beras, maka penulis memberi judul “Analisis Deskriptif Penetapan Harga Pada Komoditas Beras di Indonesia”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum penetapanharga komoditas beras di Indonesia?

2. Bagaimana gambaran umum tentang kebijakan pemerintah terhadap penetapan harga beras di Indonesia?

(17)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melihat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Penetapan harga pada komoditas beras di Indonesia.

2. Kebijakan pemerintah terhadap penetapan harga beras di Indonesia. 3. Permintaan dan penawaran komoditas beras di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaaat Teoritis

a. Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang struktur pasar dan penetapan harga pada industri komoditas beras.

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan.

c. Dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis. 1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi pengusaha, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui deskripsi analisis penetapan harga.

b. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai struktur harga dan deskripsi indikator penetapan harga pada komoditas beras. c. Bagipembaca, hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan

wawasan pembaca terkait masalah deskripsi penetapan harga. Selain itu sebagai referensi bagi pembaca yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi,mulai dari bab I sampai bab V.

(18)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bab II berisi uraian tentang kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Kajian pustaka mempunyai peran sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan. Bab II terdiri dar pembahasan teori-teori dan konsep dalam bidang yang dikaji.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian yang terdiri dari objek penelitian, metode penelitian, lokasi Penelitian, definisi operasioal, penelitian terdahulu, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari analisis data dan pembahasan

(19)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 118), Objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari penetapan harga sebagai variabel Y, komponen dalam penetapan harga berupa kebijakan pemerintah serta permintaan dan penawaran.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Whitney (dalam M Nazir 2003: 55) berpendapatbahwa :

“Metode penelitian deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dalam situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yangsedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari

suatu fenomena.”

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesia, dengan menggunakan data time series yaitu dari tahun 2004-2014.

3.4 Operasional Variabel

(20)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(21)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Analisis Konsep Empiris

(1) (2) (3) (4)

Menurut Henry Faizal Noor (2007:297), harga dapat terbentuk dari struktur pasar,

Permintaan Jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen.

Menurut Henry Faizal Noor (2007:40), permintaan pasar adalah jumlah barang yang diminta (mau

Penawaran Jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen.

(22)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan maksud dalam menteapkan harga beras.

3.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 3.2Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Variabel Judul Keterangan

1 Partini dkk. 2013. Analisis Faktor -

Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan

(23)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.6 Sumber dan Jenis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:172) yang dimaksud sumber data adalah subjek darimana data dapat diperoleh berdasarkan jenisnya. Jenis data ada dua yaitu ada data primer dan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, notula, rapat perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, dan studi historis.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008: 401), pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

a. Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh hal-hal yang berupa catatan-catatan, laporan-laporan serta dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data dari buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Analisis Data

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup

(24)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.

Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek. Secara umum persamaan garis linier dari analisis time series adalah: Y = a + b X

Y = variabel yang dicari trendnya X = variabel waktu (tahun). a = nilai konstanta

b = parameter

Dimana a didapat dari:

a = ΣY / N

(25)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik mengenai Penetapan Harga Pada Komoditas Beras di Indonesia.

1. Penetapan harga beras di Indonesia saat ini di atur dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam Instruksi Presiden (Inpres). Dari tahun 2004 – 2014 tercatat telah terjadi pergantian Inpres sebanyak 7 kali. Penetapan harga yang diatur oleh pemerintah atau(HPP) selalu mengalami peningkatan atau perubahan. Bila harga yang terbentuk di pasar sudah melampaui batas, maka Bulog harus melakukan operasi pasar. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan usaha tani.

(26)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pangan dan memberikan perlindungan keluarga miskin melalui pendistribusian beras yang diharapkan mampu menjangkau keluarga miskin.

3. Permintaan beras Indonesia akan semakin meningkat dikarenakan jumlah penduduk Indonesia semakin lama semakin bertambah. Sehingga di tahun 2014 Indonesia memasuki posisi ke 4 dengan penduduk terbanyak di dunia yaitu sebanyak 253.6 juta jiwa. Sedangkan penawaran akan meningkat apabila terjadi kenaikan harga pada beras.Penawaran terhadap komoditas berasbisa berubah karena terjadi pengurangan luas lahan dari komoditas yang akan diproduksi seperti lahan sawah, musim yang berlangsung, baik buruknya cuaca, larangan dari pemerintah, atau bencana alam.

5.2 Saran

Saran yang dapat direkomenasikan penulis adalah:

1. Dalam penetapan harga sebaiknya penetapan HPP di Indonesia merujuk sepenuhnya pada ongkos produksi. Biaya produksi gabah terus meningkat seiring dengan naiknya harga sarana produksi mengakibatkan harga beras lokal lebih mahal dibandingkan harga beras impor. Disini seharusnya penetapan harga yang ada jangan terlalu tinggi sehingga harga beras lokal bisa bersaing dengan beras luar.

2. Kebijakan stabilitas harga harus bisa Program raskin yang pada kenyataannya masih ada yang salah sasaran, distribusi program ini seharusnya hanya diperuntukan bagi penduduk yang benar-benar miskin. Seharusnya pendistribusian raskin perlu diperbaiki agar program ini bisa tepat sasaran kepada penerima raskin.

(27)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(28)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng & Rohmana, Yana. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Lab. Ekonomi dan Koperasi.

Arikunto,S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Faizal, N. Hanry. (2007). Ekonomi Manjerial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Gaspersz, Vincent. (2006). Ekonomi Manajerial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Hartono, Tony. (2006). Mekanisme Ekonomi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran buku 1 dan 2. Jakarta:

Prenhallindo.

Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, T. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta : Erlangga.

Tasman, Aulia. (2013). Ekonomi Manajerial Dengan Pendekatan Matematis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

(29)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Skripsi

Habibah, Zahrotul. (2014). Analisis Struktur Pasar dan Penetapan Harga Pada Industri Telekomunikasi Telepon Seluler di Indonesia. Skripsi pada FPEB UPI. Bandung.

Hessie, Rethna. (2009). Analisis Produksi dan Konsumsi Beras Dalam Negeri Serta Implikasinya Terhadap Swasembada Beras di Indonesia. [Online].

Tersedia:http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14198/H09r he.pdf?sequence=2

Reni, Anggraeni. (2013). Politik Beras di Indonesia Pasca Orde Baru. Skripsi pada FPIPS UPI. Bandung.

Tesis

Yustiningsih, Firdaussy. (2012). Analisa Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Beras Petani-Konsumen di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. [online]. Tersedia: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318516-T31959-Analisa%20integrasi.pdf

Artikel dan Jurnal

Analisis faktor dan Proyeksi Konsumsi Pangan Nasional: Kasus Pada Komoditas Beras, Kedelai, dan Daging Sapi. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 6

No.1 Juli 2012. [Online]. Tersedia:

http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2013/04/26/-1366945595.pdf

Jurnal Statistik Ekspor Impor Komoditas Pertanian. ISSN: 2337-9578. Kementrian Pertanian RI.

Kusumaningrum, Riadkk. (2010). Dampak Kebijakan Harga Dasar Pembelian Pemerintah Terhadap Penawaran dan Permintaan Beras Di Indonesia.

(30)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Maulana, Mohamad. (2012). Prospek Implementasi Kebijakan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) Multikualitas Gabah dan Beras di Indonesia. Pusat

Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. [Online].

Tersedia:http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/ART10-3a.pdf

Nuryanti, Sri. (2005). Analisa Keseimbangan Sistem Penawaran dan Permintaan

Beras di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

dan Pertanian. Jurnal Agro Ekonomi, Vol 23 No.1 Mei 2005:71-81.

Partini dkk. (2013). Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Beras Di Provinsi Riau. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas

Riau. Vol.5, No.3, November 2013: 170-178. [Online]. Tersedia:

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JPEB/article/view/2179/2145

Prastowo, Nugroho J., Tri Yanuarti., Yoni Depari. (2005). Pengaruh Distribusi dalam Pembentukan Harga Komoditas dan Implikasinya Terhadap Inflasi.

Working Paper. Bank Indonesia.

Said, Abdullah. Campur Tangan Pemerintah Dalam Penetapan Harga Dasar Gabah (Kasus kebijakan penetapan harga dasar gabah). [Online].

Tersedia:http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/moon/Rural&Village/11Campur %2520Tangan%2520Pemerintah%2520Dalam%2520Penetapan%2520Harg

a%2520Dasar%2520Gab.pdf

Saifullah, Agus. (2001). Peran Bulog Dalam Kebijakan Perberasan Nasional. [Online]. Tersedia: http://bulog.co.id/data/doc/20070321aPapBulBer.pdf

Widiarsih, Dwi. (2012). Pengaruh Sektor Komoditi Beras Terhadap Inflasi Bahan Makanan. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan, Tahun II No. 6, Juli 2012.

[Online]. Tesedia:

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JSEP/article/view/863/856

(31)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43572/1/edi%20siro%20 rahmanta.pdf

Sumber Lainnya

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2002 Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2005 Instruksi Presiden No. 13 Tahun 2005 Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2007 Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2008 Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2008 Instruksi Presiden No. 7 Tahun 2009 Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2011 Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2012 Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

http://geotimes.co.id

http://litbang.pertanian.go.id/

http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id

www.agroindonesia.co.id

www.bps.go.id

http://www.bulog.co.id/

www.indonesia.go.id

(32)

Sefti Muliawati, 2015

ANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/28001

Gambar

Tabel 1.1 Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi di Indonesia
Gambar 1.1 Harga Eceran Beras Nasional Bulan Desember 2013 - Desember 2014
Gambar 1.2 Rata-Rata Harga Gabah di Penggilingan Menurut Kelompok  Kualitas Desember 2013 – Desember 2014
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel Konsep Teoritis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 80 responden menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan ibu multigravida di Puskesmas Polanharjo Klaten yang patuh

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial kepemimpinan partisipatif kepala sekolah tidak berpengaruh terhadap kinerja guru pada SMP di Kecamatan Samigaluh Kulon

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karuniaNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

Setyaningsih, Titik dan Antin Okfitasari, Desember 2016, “Mengapa Wajib Pajak Mengikuti Tax Amnesty (Studi Kasus di Solo)” Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol..

Selain itu, pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) juga diajarkan hanya sebatas teori saja tidak dibarengi dengan kegiatan observasi, eksperimen yang

Desa Kemili Kecamatan Bebesen Kota Takengon NAD adalah salah satu wilayah tempat beroprasinya Institusi Wilayatul Hisbah yang termasuk dalam penerapan Qanun

Perbedaan Keterampilan Sosial Antara Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga Bulutangkis Dan Sepakbola. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu