Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN KEMAMPUAN REGULASI EMOSI PERAWAT RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Avinda Rizki Kusumaningtyas 1001762
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HUBUNGAN KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN KEMAMPUAN REGULASI EMOSI PERAWAT RUMAH SAKIT SWASTA DI KOTA BANDUNG
Oleh:
Avinda Rizki Kusumaningtyas
NIM. 1001762
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
© Avinda Rizki Kusumaningtyas
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2015
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pertanyaan Penelitian... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepribadian Hardiness 1. Pengertian Hardiness... 7
2. Faktor yang Memengaruhi Hardiness... 11
B. Kemampuan Regulasi Emosi 1. Pengertian Emosi ... 13 2. Proses Kemampuan Regulasi Emosi ... C. Perawat Rumah Sakit 1. Pengertian Perawat ... 2. Stresor pada Perawat ... D. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ... E. Kerangka Berfikir ... F. Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 25
B. Populasi dan Sampel... 25
C. Variabel Penelitian... 27
D. Definisi Operasional... 27
E. Instrumen Penelitian ... 29
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 33
G. Analisis Data... 36
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 40
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Hardiness pada Perawat ... C. Kemampuan Regulasi Emosi pada Perawat ... D. Korelasi dan Pembahasan Hardiness dengan Kemampuan Regulasi
Emosi Perawat ... 46 54
60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 64
B. Saran... 64
DAFTAR PUSTAKA... 66
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Populasi Perawat Rumah Sakit Swasta Kota Bandung 28 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hardiness (sebelum ujicoba) 32 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Regulasi Emosi (sebelum
ujicoba)
33
Tabel 3.4 Penyekoran Skala Likert 33
Tabel 3.5 Norma Kriteria Variabel Hardiness 34
Tabel 3.6 Norma Kriteria Variabel Kemampuan Regulasi Emosi 34
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Hardiness 36
Tabel 3.8 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kemampuan Regulasi Emosi 36
Tabel 3.9 Koefesien Reliabilitas Guilford 37
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Hardiness 38
Tabel 3.11 Hasil Uji Realiabilitas Kemampuan Regulasi Emosi 38
Tabel 3.12 Hasil Uji Normalitas 39
Tabel 3.13 Hasil Uji Homogenitas Hardiness 40
Tabel 3.14 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Regulasi Emosi 40
Tabel 3.15 Interpretasi Koefesien Korelasi 41
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Perawat 43
Tabel 4.2 Perbedaan Usia Perawat 44
Tabel 4.3 Data Masa Kerja Perawat 46
Tabel 4.4 Data Status Perawat 47
Tabel 4.5 Kategorisasi Hardiness Perawat 48
Tabel 4.6 Kategorisasi Dimensi Commitment Perawat 51
Tabel 4.7 Kategorisasi Dimensi Control Perawat 51
Tabel 4.8 Kategorisasi Dimensi Challenge Perawat 52
Tabel 4.9 Kategorisasi Kemampuan Regulasi Emosi Perawat 56 Tabel 4.10 Kategorisasi Strategi Cognitive Appraisal Perawat 58 Tabel 4.11 Kategorisasi Startegi Expressive Suppresion Perawat 59 Tabel 4.12 Korelasi Hardiness dengan Kemampuan Regulasi Emosi
Perawat
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Hubungan Hardiness dengan Kemampuan
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Jenis Kelamin Perawat 43
Gambar 4.2 Diagram Perbedaan Jenis Kelamin Perawat 45
Gambar 4.3 Diagram Masa Kerja Perawat 46
Gambar 4.4 Diagram Status Perawat 47
Gambar 4.5 Diagram Kategorisasi Hardiness 49
Gambar 4.6 Diagram Kategorisasi Commitment, Control, Challenge 53 Gambar 4.7 Diagram Katregorisasi Kemampuan Regulasi Emosi 56 Gambar 4.8 Diagram Kategorisasi Cognitive Reapprasial, Expressive
Suppression
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-surat
Lampiran 2 Instrumen Hardiness dan Kemampuan Regulasi Emosi Lampiran 3 Data Mentah Penelitian
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara
lebih spesifik metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2010;4)
penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa
melakukan perubahan, tambahan ataupun manipulasi. Desain
penelitian korelasional dipilih karena peneliti bermaksud untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel hardiness dan
variabel regulasi emosi pada perawat rumah sakit swasta di Bandung,
dimana kedua variabel tersebut telah berada di dalam diri subjek
penelitian tanpa peneliti harus memberikan perlakuan apapun terhadap
subjek.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini ialah perawat usia 20-40 tahun yang bekerja di rumah
sakit swasta di Kota Bandung. Usia 20-40 atau yang dikenal dengan
fase dewasa awal adalah tahap dimana individu dianggap sudah
memiliki kemampuan dalam kemandirian ekonomi dan mampu
membuat keputusan (Santrock, 2002). Hal tersebut didukung pula oleh
Muntamah (2012) yang menyatakan bahwa usia produktif orang
bekerja di Indonesia didominasi oleh fase dewasa awal. Berdasarkan
data yang peneliti peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Bandung pada
tahun 2013, diketahui bahwa jumlah perawat yang bekerja pada rumah
sakit swasta di Kota Bandung berjumlah 1268 perawat. Berikut ini,
terdapat tabel yang memperlihatkan jumlah rumah sakit beserta dengan
26
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1.
Populasi Perawat di Rumah Sakit Swasta Kota Bandung
No. Nama Rumah Sakit Swasta Kota
(sumber: data dinas kesehatan 2013)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 2010; 174).
Menurut Noor (2011;157) besarnya sampel yang akan diambil
sebaiknya sebanyak mungkin karena umumnya apabila sampel lebih
banyak maka sampel tersebut akan lebih representatif dari populasinya
dan hasil penelitiannya pun akan mudah untuk digenerelasasikan.
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti
menggunakan teknik simple random sampling. Simple random
sampling adalah pengambilan data, dimana elemen, peristiwa, atau
unit dalam populasi mendapatkan peluang yang sama untuk dapat
terpilih menjadi responden (Morrisan, 2012; 122). Selain itu, Morrisan
(2012) juga menyatakan bahwa prosedur dalam pengambilan sampel
yang paling banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti pemula ialah
penarikan sampel tanpa penggantian (sampling without replacement),
dimana responden yang terpilih diambil dari populasi dan tidak
dikembalikan kembali sehingga tidak memungkinkan untuk terpilih
27
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti menggunakan rumus Slovin. Pemakaian rumus Slovin ini
memiliki asumsi bahwa populasi berdistribusi normal dan data yang
ditemui relatif banyak (Umar, 2008;65).
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi/diinginkan
(digunakan 10%)
Penggunaan 10% kesalahan dipilih peneliti karena berdasarkan
asumsi yang dinyatakan Silalahi (2010) dalam penelitian korelasional
atau kausal minimal harus memiliki 30 subjek. Oleh karena itu,
peneliti menganalisa jumlah sampel sudah representatif terhadap
populasi perawat di rumah sakit swasta Kota Bandung yang berjumlah
1268. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah minimum 100
orang dengan perhitungan sebagai berikut:
n =
perhatian suatu penelitian. (Arikunto, 2010; 161). Dalam penelitian ini
melibatkan dua variabel, yaitu:
1. IV (Independent Variabel), kepribadian hardiness pada
perawat rumah sakit swasta di Kota Bandung.
28
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. DV (Dependent Variabel), kemampuan regulasi emosi pada
perawat rumah sakit swasta di Kota Bandung.
D. Definisi Operasional
1. Hardiness
Yusuf (2009) mengemukakan bahwa hardiness merupakan
karakteristik kepribadian yang ditandai dengan sikap komitmen,
internal locus control, dan kesadaran akan tantangan (challenge).
Dalam penelitian ini, hardiness adalah suatu disposisi atau
karakteristik kepribadian yang dimiliki oleh perawat untuk
menghadapi tekanan yang meliputi commitment, control dan
challenge untuk menghadapi efek negatif dari stres.
a. Commitment
Kemampuan perawat dalam menjaga tekad dan usaha
dalam bekerja dan menempatkan dirinya di dalam lingkungan
sosial.
b. Control
Kemampuan dan keyakinan yang dimiliki perawat untuk
dapat terus berkembang dalam mencapai keberhasilan dan
kesejahteraan.
c. Challenge
Perawat memiliki kemampuan untuk mengubah tekanan
menjadi tantangan yang harus dihadapi.
2. Kemampuan Regulasi Emosi
Cole, et.al (2004 dalam Widuri, 2012) mengemukakan bahwa
regulasi emosi adalah kemampuan mengatur dan memfasilitasi
emosi dalam proses-proses psikologis. Dalam penelitian ini
29
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengolah emosi yang ada dalam dirinya, baik emosi positif
maupun negatif. Gross (2007) membagi kemampuan regulasi
emosi ini ke dalam 2 strategi utama yaitu cognitive reappraisal dan
expression suppression.
a. Cognitive reappraisal
Kemampuan perawat dalam mengungkapkan emosinya
berdasarkan proses kognisi yang terjadi sebelumnya ketika
berhadapan dengan pasien.
b. Expression supprresion
Kemampuan perawat untuk tidak mengekspresikan emosi yang sedang dirasakannya ketika berhadapan dengan pasien maupun elemen rumah sakit lainnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner
adalah salah satu teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis yang
harus dijawab oleh responden dengan cara yang sudah ditentukan.
(Sugiyono, 2010). Instrumen ini dibuat dengan menggunakan
Rating Likert. Rating likert yang digunakan adalah 4 rating
(option), hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa data jenis Likert
berisi pengukuran dengan jarak tertentu, namun tetap memiliki
jarak peringkat yang tidak sama (Widhiarso & Sumintono, 2013).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 2
bagian, yaitu instrumen hardiness dan regulasi emosi. Berikut,
merupakan penjelasan mengenai instrumen yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini.
1. Kuesioner hardiness
Kuesioner hardiness ini merupakan instrumen yang disusun
oleh peneliti sendiri. Instrumen ini terdiri dari 3 dimensi, 8
30
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20 buah dan item unfavorable 20 buah. Instrumen ini disusun
berdasarkan teori Khoshaba & Maddi (2005).
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen hardiness (sebelum uji coba)
No Dimensi Indikator Item Jumlah
Fav Unfav
1. Commitment Perawat memiliki
tekad dan upaya untuk menyelesaikan
2. Control Perawat memiliki
keyakinan dan
3. Challenge Perawat mampu
menemukan cara 2. Kuesioner regulasi emosi
Kuesioner regulasi emosi ini, peneliti modifikasi dari
31
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gross dan John OP (2003) dalam jurnalnya yang berjudul
Individual differences in two emotion regulation processes:
Implication for affect, relationships, and well-being. ERQ
terdiri dari 2 dimensi dan 10 item.
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen regulasi emosi (sebelum ujicoba)
No Strategi/Dimensi Item Jumlah
1. Cognitive Reappraisal 1,3,5,7,8,10 6
2. Expressive Suppression 2,4,6,9 4
Jumlah 10
3. Teknik Skoring
Berdasarkan kuesioner di atas, pada setiap pernyataannya
memiliki empat alternatif jawaban. Hal tersebut berdasarkan
asumsi yang kemukakan oleh Widhiarso & Sumintono (2013)
yang menyatakan bahwa penggunaan opsi tengah bisa
dilakukan apabila konteks pengukuran memiliki keperluan
penelitian secara umum ketika responden tidak mendapatkan
keuntungan. Terlebih lagi, pada penelitian ini peneliti
mengharapkan responden untuk tidak memilih opsi tengah
dikarenakan responden diharuskan dapat menggambarkan
kepribadian yang dimilikinya. Berikut pilihan pendapat yang
diberikan oleh responden, yaitu:
Tabel 3.4 Format skala Likert Pengukuran Pendapat
Masalah
Bobot Item
Pendapat Favourable Unfavourable
32
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidak sesuai 2 3
Sesuai 3 2
Sangat sesuai 4 1
4. Kategorisasi Norma
Pengkategorian skala atau pemberian norma ini dilakukan
untuk mengelompokkan sebuah kelompok tes ke dalam
beberapa skala (Ihsan, 2013). Pada penelitian ini data dari
variabel hardiness dikelompokkan menjadi lima kriteria, yaitu
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Kriteria hardiness ini dikelompokan berdasarkan nilai rata-rata
kelompok (X) dan standar deviasi (σ) yang diperoleh dari
perhitungan sebelumnya. Berikut adalah tabel rumus
pembagian kategori dalam variabel hardiness.
Tabel 3.5
Norma Kriteria Variabel Kepribadian Hardiness
Perhitungan Norma Norma hardiness Kategori
X > μ + 1.5σ X>88 Sangat tinggi
Selanjutnya berdasarkan data dari variabel regulasi emosi
dikategorikan menjadi lima kriteria yaitu sangta tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Kriteria regulasi emosi ini
dikelompokan berdasarkan nilai rata-rata kelompok (X) dan
33
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut adalah tabel rumus pembagian kategori dalam variabel
regulasi emosi.
Tabel 3.6
Norma Kriteria Kemampuan Regulasi Emosi
Perhitungan Norma Norma
Kemampuan Regulasi Emosi
Kategori
X > μ + 1.5σ X>33 Sangat tinggi μ + 0.5σ < X ≤ μ + 1.5σ 30<X< 33 Tinggi
μ - 0.5σ < X ≤ μ + 0.5σ 27 < X < 30 Sedang μ - 1.5σ < X ≤ μ - 0.5σ 24 < X < 27 Rendah X ≤ μ - 1.5σ X < 24 Sangat
rendah (Ihsan, 2010)
Keterangan:
X = Skor subjek
μ = Mean (nilai rata-rata) σ = Standar Deviasi
F. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam rangka mengembangkan instrumen hardiness dan
regulasi emosi ini, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas
pada kedua instrumen tersebut.
1. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
34
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan memiliki validitas yang tinggi, apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurnya yang sesuai dengan
tujuan dilakukan pengukuruan tersebut (Azwar, 2010).
Validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi.
Validitas isi adalah validitas yang dilakukan melalui analisis
rasional ataupun melalui professional judgement. Validitas isi
ini bertujuan untuk menjadi konteks dari instrumen cukup
relevan dan tidak keluar dari tujuan pengukuran. (Azwar, 2010).
Dalam penelitian ini, professional judgment dilakukan oleh
beberapa ahli dari dosen psikologi, yaitu: Dr. Tina Hayati
Dahlan, M. Pd. M. Zein Permana, M.Si. dan Gemala Nurendah,
S.Pd.,MA.
2. Pemilihan item yang layak
Setelah melakukan professional judgment, peneliti
melakukan uji coba instrumen (tryout) kepada 150 perawat dan
tenaga medis yang berusia 20-40 tahun. Berdasarkan hasil
tryout yang dilakukan, peneliti melakukan skoring dan
penilaian dengan menggunakan SPSS versi 17.00. Peneliti
melakukan pemilihan item yang layak pada instrumen
hardiness dan regulasi emosi dengan menggunakan corrected
item-total berdasarkan hasil perhitungan SPSS. Coreccted item
total adalah korelasi antar skor item dengan skor total dari sisa
item yang lainnya (Ihsan, 2013). Item yang peneliti pilih adalah
item yang memiliki nilai corrected item total tinggi atau lebih
besar dari 0,25. Azwar (2013;86) menyatakan apabila jumlah
item yang lolos ternyata masih kurang mencukupi dan tidak
merepresentasikan semua dimensi yang ada maka dapat
dipertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria sebsar 0,05
dari 0,3 menjadi 0,25, sehingga jumlah item dapat diterima.
35
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil analisis item pada instrumen hardiness
yang telah diujikan terhadap 150 responden menggunakan
program SPSS versi 16.00 didapatkan hasil bahwa ada 25 item
yang layak dari 40 item yang diujikan. Hasil uji kelayakan
tersebut dapat dilihat di tabel 3.7.
Tabel 3.7
Hasil Uji Kelayakan Instrumen Hardiness
Dimensi
Hardiness
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
4. Analisis uji kelayakan instrumen regulasi emosi
Berdasarkan hasil analisis item pada instrumen regulasi
emosi yang telah diujikan terhadap 150 responden
menggunakan program SPSS versi 17.00 didapatkan hasil
bahwa semua item yang berjumlah 10 dinyatakan layak untuk
digunakan. Hasil uji kelayakan tersebut dapat dilihat di tabel
3.8
Tabel 3.8
36
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimensi
Regulasi Emosi
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
5. Reliabilitas Instrumen
Setelah melakukan pengujian terhadap validitas isi
instrumen, peneliti melakukan tryout kepada 150 perawat dan
tenaga medis lainnya pada tanggal 24 Desember 2014 sampai
dengan 08 Januari 2015. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas
menggunakan program SPSS versi 17.00 dengan metode Cronbach’s Alpha. Metode alpha ini merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi pengukuran
karena sumber utama eror pengukuran dalam hal ini adalah
kelayakan sampel isi tes (Nunnally, 1981 dalam Azwar,2010).
Koefesien reliabillitas sudah dikategorikan berdasarkan kriteria
yang disusun oleh Guilford dalam buku Sugiyono (2013), yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.9
Koefesien Realiabilitas Guilford
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas yang telah
dilakukan peneliti terhadap instrumen hardiness dengan regulasi
emosi pada perawat dengan bantuan software SPSS versi 17.00,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen hardiness sebesar 0,815
Derajat Reliabilitas Kategori
0,90 α 1,00 Sangat Reliabel
0,70 α 0,90 Reliabel
0,40 α 0,70 Cukup Reliabel
0,20 α 0,40 Kurang Reliabel
37
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan 0,749 untuk instrumen regulasi emosi. Berdasarkan hasil
tersebut, dapat diketahui bahwa kedua instrumen yang telah
diujikan merupakan instrumen yang reliabel. Hal tersebut didukung
oleh pendapat Siregar (2013;57) bahwa kriteria suatu instrumen
penelitian dapat dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik
alpha crobach, apabila koefesieon reliabilitasnya > 0,6.
Tabel 3.10
Hasil Uji Realiabilitas Instrumen Hardiness Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.815 40
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Regulasi Emosi Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.749 10
G. Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui jenis data yang dihasilkan apakah berdistribusi normal
ataukah tidak. Hal ini ditujukan untuk penentuan teknik statistik
yang akan digunakan dalam proses analisis data. Uji normalitas
pada penelitian ini menggunakan software SPSS versi 18.00. Data
berdistribusi normal atau tidaknya dapat terlihat dari nilai
signifikansinya (nilai Asyimp Sig. 2-tailed) dengan koefesien lebih
besar dari 0,05.
38
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
hardiness regulasi emosi
N 170 170
Normal Parametersa,b Mean 77,45 28,53
Std. Deviation 7,127 2,889
Most Extreme Differences Absolute ,110 ,143
Positive ,110 ,143
Negative -,069 -,091
Kolmogorov-Smirnov Z 1,438 1,868
Asymp. Sig. (2-tailed) ,032 ,002
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas yang dilakukan, dapat diketahui
bahwa variabel hardiness memiliki nilai signifikansi sebesar 0,032
dan variabel regulasi emosi memiliki signifikansi sebesar 0,002.
Kedua variabel ini memiliki nilai signifikansi < 0,05, dapat
dikatakan bahwa data pada kedua variabel ini berdistribusi tidak
normal. Maka teknik statistik yang digunakan dalam analisis data
dalam penelitian ini adalah teknik Rank Spearman.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keberagaman
dan kesamaan data responden. Uji ini dilakukan sebagai syarat
sebelum melakukan uji beda dengan menggunakan uji
MannWhitney U. Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan software SPSS versi 18.00. Data memiliki perbedaan
yang siginifikan atau tidaknya dapat dilihat dari nilai
signifikansinya (nilai Asyimp Sig. 2-tailed) dengan koefesien lebih
besar dari 0,05.
a. Uji Homogenitas Hardiness
39
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Homogenitas Hardiness pada Perawat Test of Homogeneity of Variance
Levene
Based on Median and with adjusted df
2,012 1 165,209 ,158
Based on trimmed mean
2,044 1 168 ,155
Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan
didapatkan hasil Sig. Based on mean sebesar 0,167. Nilai Sig.
tersebut lebih besar (>0,05) maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut bersifat homogen karena memiliki variansi setiap sampel
yang sama. Oleh karena itu, uji MannWhitney U dapat dilakukan
untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara perawat laki-laki
dan perempuan dalam variabel hardiness. Uji beda ini dilakukan
untuk menambah temuan hasil dari penelitian ini.
b. Uji Homogenitas Regulasi Emosi
Tabel 3.14
Hasil Homogenitas Regulasi Emosi Test of Homogeneity of Variance
Levene and with adjusted df
,532 1 168,000 ,467
Based on trimmed mean
,731 1 168 ,394
Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan
didapatkan hasil Sig. Based on mean sebesar 0,397. Dimana, nilai
40
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut bersifat homogen karena memiliki variansi setiap sampel
yang sama. Oleh karena itu, uji MannWhitney U dapat dilakukan
untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara perawat laki-laki
dan perempuan dalam variabel regulasi emosi.
3. Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk melihat seberapa erat
hubungan antara variabel satu dan variabel dua atau dalam
penelitian ini adalah untuk melihat seberapa erat hubungan antara
variabel hardiness dengan variabel regulasi emosi. Uji korelasi
yang digunakan adalah uji Korelasi Rank Spearman dengan
bantuan software SPSS Versi 18.00. Kuat lemahnya suatu
hubungan dapat terlihat dari besaran koefesien korelasi (Azwar,
2011). Apabila besaran koefesien korelasi mendekati 1 maka
semakin kuat hubungan antara variabel dalam penelitian. Berikut
merupakan tabel interpretasi koefesien korelasi dalam suatu
hubungan.
Tabel. 3.15
Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Lemah 0,200 – 0,399 Lemah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
H. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahap dalam
pengambilan data. Tahap-tahap tersebut ialah:
a. Tahap persiapan
1. Mencari fenomena mengenai hal-hal apa saja yang dialami
perawat akhir-akhir ini untuk dijadikan latar belakang
41
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mencari dan menentukan variabel yang akan diukur dalam
penelitian yaitu variabel kepribadian hardiness dengan
kemampuan regulasi emosi.
3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan
teoritis mengenai variabel kepribadian hardiness dengan
kemampuan regulasi emosi yang digunakan dalam
penelitian ini.
4. Menentukan metode penelitian yaitu metode korelasional
yang akan digunakan.
5. Menyusun proposal penelitian dan mempresentasikannya di
dalam Mata Kuliah Seminar Skripsi.
6. Mengajukan surat izin penelitian kepada beberapa pihak
yang terkait.
7. Menyusun alat ukur kerpibadian hardiness dan
memodifikasi alat ukur ERQ (Emotion Regulation
Questionnaire) yang akan digunakan dalam penelitian ini.
b. Tahap pelaksanan
1. Melakukan expert judgement instrumen mengenai
kepribadian hardiness dan instrumen modifikasi ERQ
(Emotion Regulation Questionnaire) kepada beberapa ahli
seperti dosen dan orang yang memiliki kemampuan dalam
alih bahasa.
2. Melakukan uji coba instrumen kepribadian hardiness dan
instrumen modifikasi ERQ (Emotion Regulation
Questionnaire) yang akan digunakan, untuk mengetahui
reliabilitas dan validitas instrumen.
3. Memberikan surat izin penelitian kepada pihak rumah sakit
swasta.
4. Menetapkan jadwal pengambilan data.
42
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tahap pelaporan
1. Membuat laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi.
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aldao, Amelia. (2013). The Future of Emotion Regulation Research: Capturing Context. Association For Psychological Science (aps). Perspective on Psychological Science 9 (2) 155-172. Sagepub.com. Departement of Psychology, Ohio State University, Columbus.
Azwar, Saifuddin. (2010). Reliabilitas dan Validitas Edisi ke-3. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psikologi Edisi ke-2. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Barrett & Gross. (2011). Emotion Generation and Emotian Regulation: One or Two Depends on Your Point of View. The International Society for Research on Emotion Vol 3, No.1 8-15 ISSN 1754-0739. Sagepub.com. USA.
Benard, Bonnie. (2004). Resiliency: What We Have Learned. San Fransisco.WestEd.
Bucks, Daffern, & Roberton. (2012). Emotion Regulation and Aggression. Aggression and Violent Behavior. Vol. 17, 72-82. Australia.
Bujor & Turliuc. (2013). Emotion Regulation Between Detererminants and Consequences. Education Facong Contemporary World Issues. Procedia-Social and Behavioral Sciences 76 (2013) 843-852. Faculty of Psychology and Education Sciences, Alexandru Ioan Cuza, University Lasi and Suceava. Romania.
Cafferty & Sugarman. (1971). Steppingstones to Professional Nursing. C.V. Mosby Company. Saint Louis.
Cash, and Gardner. (2011). Cognitive Hardiness, Appraisal, and Coping: Comparing Two Transactional Models. Journal of Managerial Psychology. Vol. 26 No. 8, 2011. http://www.emeraldinsight.com/0268-3946.htm
Cole, Martin, and Dennis. (2004). Emotion Regulation as a Scientific Construct Methodological Challenges and Directions for Child Development Research. Journal Child Development. Vol. 75, Number 2, Pages 317-333.
Eschleman & Bowling, (2010). A Meta-Analytic Examination of Hardiness. International Journal of Stress Management. Vol.17, No. 4. 277-307. American Psychological Assosiation. America.
Fitroh, Siti. (2011). Hubungan antara Kematangan Emosi dan Hardiness dengan Penyesuaian Diri Menantu Perempuan yang Tinggal di Rumah Mertua. PSIKOISLAMIKA,Jurnal Psikologi Islam. Vol.8 No.1 tahun 2011. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gross, JJ. (1998). Antecedent and Response Focused Emotion Regulation; Divergent Consequences for Experience, Expression, and Physiology. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 74, No. 1,224-237. Stanford University.
Gross, JJ. (2007). Handbook of Regulation Emotion. The Guilford Press. NewYork.
Gross, J.J., & John, O.P. (2013). Emotion Regulation Questionnaire. Measurement Instrument Database for the Social Science. Retrieved from: www.midss.ie
Gunarsa & Gunarsa. (2008). Psikologi Perawatan. Jakarta. PT. BPK Gunung Mulia.
Haji, Mohammadkhani, & Hahtami. (2011). The Effectiveness of Life Skilss Training on Happiness, Quality of Life and Emotion Regulation. Procedia-Social and Behavioral Science. Vol. 30 (2011) 407-411.Iran.
Hansen. (2000). Is There a relationship Between Hardiness and Burnout in Full-time Staff Nurses Versus Per Diem Nurses?. Thesis. Grand Valley State University.
Hardjana. A.M. (1994). Stres Tanpa Distres. Kanisius. Yogyakarta
Hurlock, Elizabeth B. (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Hystad, Sigurd. (2012). Exploring Gender Equivalence and Bias in a Measure of Psychological Hardiness.International Journal of Psychological Studies. Vol.4, No.4;2012. ISSN 1981-7211.Norway.
Ingranurindani, Bella. (2008). Hubungan antara Strategi Regulasi Emosi secara Kognitif dengan Hardiness pada Ibu Bekerja. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas Indonesia.
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kardum, Krapić & Knežević. (2012). The Structure of Hardiness, its Measurement Invariance across Gender and Relationships with Personality Traits and Mental Health Outcomes. Psychological Topics Journal 21 (2012), 3, 487-507. Croatia.
Keliat (1999). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 1. Jakarta. EGC.
Khaledian. Hasanvand. Pour. (2013). The Relationship of Psychological Hardiness with Workholism.International Letters of Social and Humanistic Sciences. 5(2013) 1-9. ISSN 2300-2697.
Kobasa, S.C, Maddi,S.R, & Kahn, S. (1982). Hardiness and Health: A Prospective Study. Journal of Psychology and Social Psychology. Vol. 42, No. 1, 168-177.
Martina, Anggra. (2012). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr. Moehammad Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor (RSPG). Skripsi. Jakarta. Universitas Indonesia.
Maddi (2013). Personal Hardiness as The Basis for Resilience. SpringerBriefs in Psychology. DOI: 10.1007/978-94-007-5222-1_2.
Maddi & Khoshaba. (2005). Resilience at Work: How to Succeed No Matter What Life Throws at You. United States of America. AMACOM.
Magai, Consedine, King,& Gillespie. (2003). Physical Hardiness and Styles of Socioemotional Functioning in Later Life. Journal of Gerontology; PSYCHOLOGICAL SCIENCES. Vol 58B, No.5, P269-P269. Newyork.
McRae, Ochsner, Mauss, Gabrieli, & Gross. (2008). Gender Differences in Emotion Regulation: An fMRI Study of Cognitive Reappraisal. Journal GPIR (Group Processes & Intergroup Relations. Vol. 11 (2) 143-162. Sagepub.com
Morrisan. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta. Kencana.
Moustaka, E,. & Constantinidis, T.C. 2010. Sources and effects of work-related stress in nursing. Health science journal, Vol 4, No 4, 210-216.
Murray, Rachel. (2006). Managing Your Stress; A Guide for Nurses. London. Royal College of Nursing.
Parkins, R. (2012). Gender and Emotional Expressiveness: An Analysis of Prosodic Features in Emotional Expression. Journal. Griffith Working Paper in Pragmatics and Intercultural Communication. 5, 1 (2012), 46-54.
Reivich, and Shatte. (2002). The Resilience Factor. Newyork. Broadways Book
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sajadi, Kiakojouri, & Hatami. (2012). The Relationship Between Anxiety and Difficulties in Emotional Regulation with General Health and Psychological Hardiness in Students of Islamic Azad University, Tonekabon Branch (2011-2012). Indian Journal of Fundamental and Apllied Life Sciences. Vol. 2 (3) July-September, pp. 117-125. ISSN: 2231-6345. Iran.
Santrock, J.W. (2002). Life Span Development Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sami’an dan Revalicha. (2013). Perbedaan Stres Kerja ditinjau dari Shift Kerja pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi. Vol. 2 No.1. Universitas Airlangga. Surabaya.
Samosir & Syahfitri. (2008). Faktor Penyebab Stres Kerja Pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol.4, No. 2, Desember 2008. Sumatera Utara.
Sari, Indah. (2013). Hardiness dengan Problem Focus Copying pada Wanita Karir. Jurnal Online Psikologi. Vol. 01 No. 02, thn 2013. Malang
Sheard, Michael. (2009). Hardiness Commitment, Gender, and Age Differentiate University Academic Performance. British Journal of Educational Psychology (2009), 79, 189-204. DOI: 10.1348/000709908X304406.
Sheppes & Levin. (2013). Emotion Regulation Choice: Selecting Between Cognitive Regulation Strategies to Control Emotion. Article. Frontiers in Human Neuroscience. . DOI: 10.3389/fnhum.2013.00179. TelAviv, Israel.
Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung. PT Refika Aditama
Siregar,Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Smith & Segal R. (2013). Stress Management. [Online]. Tersedia di: (http://www.helpguide.org/mental/stress_management_relief_coping.htm). Diakses pada: 06 Januari 2014.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Thompson, Ross. (2013). Emotion Regulation: A Theme in Search of Definition. Society for Research in Child Development.
Umar, Husein. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta. Rajawali Press.
Avinda Rizki Kusumaningtyas, 2015
Hubungan Kepribadian Hardiness Dengan Kemampuan Regulasi Emosi Perawat Rumah Sakit Swasta Di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Welborn et.al. (2009). Variation in Orbitfrontal Cortex Volume: Relation to Sex, Emotion Regulation and Affect. Social Cognitive and Affective Neuroscience. Yale University.
Widuri. (2012). Regulasi Emosi dan Resiliensi Mahasiswa Tahun Pertama. Jurnal Humanitas.Vol. IX, No. 2 Agustus 2012. Yogyakarta.
Widhiarso & Sumintono. (2013). Aplikasi Model Rasch Untuk Penelitian
Ilmu-ilmu Sosial”. Bandung. Trim Komunikata Publishing House.
Widyasari, Putri. (2010). Stress Kerja. [Online]. Tersedia di
(http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/area-terapan-mainmenu-30/organisasi-mainmenu-66/stres-kerja-mainmenu-72). Diakses pada: 29 Desember 2013 pukul 23.38.
Yuliani, Risa. (2013). Emosi Negatif Siswa Kelas XI SMA N Sungai Limau. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 2, No. 1 hlm. 151-155. Padang.