GAJI NAIK - PAJAK PENGHASILAN TURUN
Utoyo Widayat
lncome tax article 21 shallbe imposed on the income received or accured by Abstfact individual domestic taxpayers in relation to any work, service or activity on
the fiscal year. The tax object shall be income, namely every kind of eco- nomic ability received or accrued by taxpayer, derived from both lndonesia or outside lndonesia.
Keywords: Pajak Penghasilan pasal 21
Pajak penghasilan pasal2l dikenakan terhadap obyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Yang termasuk obyek pajak p e n g h a s i l a n p a s a l 2 1 a d a l a h g a j i , u p a h , h o n o r a r i u m , t u n j a n g a n , d a n pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal2l Undang- undang nomor 7 tahun 1 983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang -undang nomor 17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan.
Pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
Pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas pengasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadidalam negeri, wajib dilakukan oleh :
1 . P e m b e r i k e r j a y a n g m e m b a y a r g a j i , u p a h , h o n o r a r i u m , t u n j a n g a n , d a n pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.
2 . B e n d a h a r a w a n p e m e r i n t a h y a n g m e m b a y a r g a j i , u p a h , h o n o r a r i u m , t u n j a n g a n , d a n p e m b a y a r a n l a i n , s e h u b u n g a n d e n g a n p e k e r j a a n , j a s a , atau kegiatan.
3 . D a n a p e n s i u n a t a u b a d a n l a i n y a n g m e m b a y a r k a n u a n g p e n s i u n d a n pembayaran lain dengan nama apapun dalam rangka pensiun.
4. Badan yang membayar honorium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.
5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksa naan suatu kegiatan.
Gaji Naik (Widayat) 55
Pengurangan yang Diperbolehkan
Tarif Pajak Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak menurut Undang- P e n g h a s i l a n u n d a n g n o m o r 1 0 t a h u n 1 9 9 4 t e n t a n g P a j a k P e n g h a s i l a n :
Untuk menentukan penghasilan neto pegawaitetap maka penghasilan bruto dapat dikurangi :
a) Biaya jabatan. Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang besarnya 5 o/o ( lima persen) dari penghasilan bruto dengan maksimum Rp 1.296.000,00 setahun.
b) luran yang terikat pada gaji kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan penyelenggara Taspen serta iuran Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT) kepada badan penyelengara Taspen dan Jamsostek yang dibayarkan oleh pegawai.
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak dari seorang pegawai, penghasilan netonya dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang besarnya adalah sebagai berikut :
1. Rp 2.880.000,00 setahun untuk diriwajib pajak orang pribadi.
2 Rp 1.440.000,00 setahun tambahan untuk wajib pajak yang kawin.
3 . R p 2 . 8 8 0 . 0 0 0 , 0 0 s e t a h u n ta m b a h a n u n t u k s e o r a n g is t r i y a n g penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
4. Rp 1.440.000,00 setahun tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjaditanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) untuk setiap keluarga.
Penerapan penghasilan tidak kena pajak ditentukan pada awaltahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak.
Contoh :
Karyawan Amir bekerja pada PT Timur Laut dengan menerima gaji sebulan Rp 1.200.000,00. Amir menikah pada tanggal 5 Januari 2001 .
Penghasilan tidak kena pajak untuk Amir pada tahun 2001 sebesar R p 2 . 8 8 0 . 0 0 0 , 0 0 , s e d a n g u n t u k ls t r i A m i r ti d a k m e n d a p a t P T K P k a r e n a menikah tanggal 5 Januari 2001.
Lapisan Penqhasilan Kena Paiak ) S a m p a i d e n g a n R p 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0
> D i a t a s R p 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 s a m p a i d e n g a n Rp 50.000.000,00
> Di atas Rp 50.000.000,00
Tarif Paiak
10 o/o
Contoh penghitungan pajak terutang untuk wajib pajak orang pribadi dimana Penghasilan kena pajak Rp 300.000.000,00
15 o/o 30 o/o
R p 2 . 5 0 0 . 0 0 0 , 0 0 R p 3 . 7 5 0 . 0 0 0 , 0 0 Rp 75.000.000.00 R p 8 1 . 2 5 0 . 0 0 0 , 0 0
Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, untuk Wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut :
Lapisan Penqhasilan Kena Paiak ) Sampaidengan RP 25.000.000,00
> D i a t a s R p 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 s a m p a i d e n g a n Rp 50.000.000,00
> D i a t a s R p 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 s a m p a i d e n g a n R p 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0
> D i a t a s R p 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 s a m p a i d e n g a n
Tarif Paiak
Rp 200.000.000,00
> Di atas Rp 200.000.000,00 35 o/o
Contoh penghitungan pajak terutang untuk wajib pajak orang pribadi dimana Penghasilan kena pajak Rp 300'000.000,00
Paiak Penqhasilan terutanq : Pajak Penghasilan terutang :
1 O o / o X R P 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 1 5 Y o X R P 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 30 o/o X RP 250.000.000,00 =
5 % X R p 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 1 0 Y o X R P 2 5 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 1 5 o h X R p 5 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 2 5 o / o X R P 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 = 3 5 Y o X R P 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 =
R p 1 . 2 5 0 . 0 0 0 , 0 0 R p 2 . 5 0 0 . 0 0 0 , 0 0 R p 7 . 5 0 0 . 0 0 0 , 0 0 Rp 25.000.000,00 R p 3 5 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 R p 7 1 . 2 5 0 . 0 0 0 , 0 0
5 o/o
1 0 Y o
15 o/o 25 o/o