• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

16 PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON

Oleh:

Sri Setiowati

SMAN 6 Cirebon, Jawa Barat

ABSTRAK

Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMAN 6 Cirebon, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik.

Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan ”sampah industri” bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.

Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: apakah penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon pada pokok bahasan seni kriya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptip dengan disain Spiral PTK adaptasi dari Hopkins. Penelitian dilaksanakan selama dua pertemuan dengan menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan metode tes untuk mengetahui kreativitasi siswa.

Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil.

Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Seni Kria, Kreativitas Siswa

(2)

17 PENDAHULUAN

Sejak manusia beralih dari zaman ke zaman besi manusia telah memanfaatkan paduan bahan daur ulang sebagai bahan pembuatan keris, tombak, kapak, dan perhiasan. Bahan daur ulang mempunyai sifat-sifat fisik seperti ketahanan leleh, kehilangan panas yang sedikit, konduktivitas panas dan listrik yang baik, ketahanan gesek, dan ketahanan lentur yang baik dan berbeda-beda satu sama lain (Suharto, 1995:

117). Saat ini, bahan daur ulang banyak dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan manusia. Misalnya jenis bahan daur ulang yang dibuat menjadi perlengkapan makan seperti sendok makan sampai mesin bermotor. Bahan daur ulang yang telah mengalami kerusakan dan telah kehilangan fungsinya, oleh kebanyakan orang akan dibuang, sehingga menjadi barang bekas. Bahan daur ulang yang telah menjadi barang bekas jika ditangani dengan tepat, dapat dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai fungsional kembali, bahkan terkadang akan memiliki nilai ekonomi.

Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia telah berubah menjadi sebuah mesin industri sehingga efek dari hal tersebut berdampak munculnya limbah industri yang melonjak. Hal ini adalah hukum sebab akibat yang tidak dapat dipungkiri. Bahan daur ulang bekas sebagai barang yang masih mungkin untuk dimanfaatkan, akhir-akhir ini banyak dijadikan sebagai barang jadi yang bernilai ekonomis tinggi. Di antara bahan-bahan bekas tersebut misalnya besi, baja, seng dan alumunium. Dalam dunia industri kreatif, beberapa orang berusaha mewujudkan imajinasi mereka dengan menjadikan bahan daur ulang bekas tersebut menjadi barang yang berguna bagi masyarakat, baik menjadi barang fungsional kembali maupun sebagai barang yang memiliki nilai seni tinggi.

Salah satu jenis bahan daur ulang yang masih dapat diolah kembali adalah besi.

Besi sebagai salah satu jenis bahan daur ulang banyak dimanfaatkan manusia dengan berbagai ragam fungsinya. Mulai dari bahan bangunan hingga karya kerajinan semuanya menggunakan bahan dasar bahan daur ulang jenis ini.Pemanfaatan bahan daur ulang bekas jenis besi, baja, alumunium, dan seng ini sebagai bahan kerajinan mulai dikembangkan manusia berdasarkan jenis kepentingannya. Bukan hanya digunakan untuk kerajinan yang bersifat terapan saja tetapi juga sebagai karya kerajinan yang memiliki nilai-nilai keindahan dengan memperhatikan bentuknya.

Pendidikan di sekolah memiliki tugas yang tidak ringan. Di zaman yang sudah sedemikian maju, teknologi canggih telah menjadi kebutuhan bagi semua pihak, baik siswa maupun guru. Hal ini demi keberhasilan pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan nasional¸ yakni membentuk manusia dewasa seutuhnya. Oleh karena itulah SMA yang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang mengajarkan kapada siswa didiknya, untuk siap menghadapai tantangan zaman dengan memberi bekal sebuah keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah ketrampilan sesuai dengan jurusan yang dibuka pada SMA tersebut. Selain itu, terdapat juga mata pelajaran yang mampu mengasah katerampilan bagi siswa yaitu Mata Pelajaran Seni Budaya termasuk di dalamnya seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.

Dalam berkarya seni rupa, siswa dituntut untuk mampu menggali potensi kreatifnya guna menciptakan karya yang menarik. Tersedianya bahan juga turut serta

(3)

18 menentukan daya kreatif siswa dalam berkarya. Bahan yang akan digunakan siswa dalam berkarya adalah salah satu hal yang dapat membantu meningkatkan kreativitas siswa, misalnya siswa dapat memilih bahan yang ada di sekitarnya. Misalnya dalam berkarya tiga dimensi, siswa dapat memanfaatkan limbah produksi yang terdapat di lingkungan SMA. Pemanfaatan limbah produksi merupakan salah satu bahan yang efektif yang dapat digunakan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam berkarya, selain mengurangi biaya produksi juga dapat membantu dalam pengolahan bahan daur ulang bekas. Bahan-bahan bahan daur ulang bekas tersebut bukan tidak mungkin dapat tercipta karya yang unik, indah, dan bernilai ekonomis tinggi.

Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan “sampah industri” bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.

Bahan-bahan bahan daur ulang bekas bila dilihat dari manfaatnya cocok sekali apabila diaplikasikan ke dalam pembuatan karya seni di SMA karena biaya yang digunakan dalam membuat karya seni, tidak begitu mahal. Hal tersebut juga didukung dengan adanya fasilitas alat untuk merangkai besi yaitu las, dan juga letak SMA Negeri 6 Cirebon yang beralamat di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 79 Kota Cirebon ini tidak jauh dari tempat pembuangan sampah akhir di Taman Kerucuk.

SMA Negeri 6 Cirebon yang dekat dengan tempat pembuakngan akhir sampah dan tersedianya banyak limbah merupakan faktor yang menarik bagi peneliti sebagai guru untuk memanfaatkan limbah khususnya bahan daur ulang bekas untuk membuat karya. Alasan pemilihan lokasi penelitian di SMAN 6 Cirebon karena sekolah tersebut dalam kegiatan pembelajaran seni khususnya seni rupa, menurut peneliti termasuk dalam kategori yang cukup bagus, hal ini bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam berkarya seni rupa yang didukung oleh fasilitas sekolah yang cukup memadai. Hal tersebut juga didukung dengan adanya apresiasi pihak sekolah terhadap kegiatan seni rupa yang sangat antusias.

Penulis sebagai guru di SMAN 6 Cirebon melihat ketidak berhasilan dalam pembelajaran seni kriya bahan daur ulang di kelas XI IPS, dikelas tersebut nilainya dibawah KKM yaitu dibawah 77 sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas di kelas XI IPS 3. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.

(4)

19 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto, at.al. (2006:3) mengemukakan “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Jadi PTK bisa dikatakan suatu tindakan yang disengaja untuk mendapatkan kegiatan belajar mengajar dengan hasil yang maksimal yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas XI IPS 5 SMA Negeri 6 Cirebon, jumlah siswa 36 orang

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan perbaikan rencana dalam setiap siklus.

Data yang diperoleh melalui penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data hasil tes akhir siswa dikumpulkan dan dianalisis baru kemudian dijabarkan dengan menguraikannya dalam bentuk statistik deskriptif.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1) Perangkat Kegiatan Belajar Mengajar, perangkat ini meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, soal latihan, setiap siklus menggunakan multimedia berbasis flash; 2) Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar apakah sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan dalam RPP; 3) Observasi ini dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dan mendapatkan sesuatu tentang aktivitas dan respons siswa terhadap multimedia berbasis flash; 4) Soal evaluasi, untuk mengetahui hasil dari pembelajaran dengan menerapkan multimedia berbasis flash maka peneliti mengadakan tes yang berbentuk pilihan ganda menggunakan skala 100.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan “sampah industri” bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 2 jam pelajaran. Penelitian ini berawal dari permasalahan pembelajaran seni budaya pada materi ilustrasi seni rupa pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan bahan daur ulang sebagai media

(5)

20 pembelajaran seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Persiapan (planning)

Siklus I ini diawali dengan persiapan guru dalam mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disiapkan, dengan waktu masing-masing 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa akan pengetahuan yang mereka butuhkan dalam pokok bahasan seni kriya, Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi seni kriya, menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan daur ulang sebagai kebutuhan media seni kriya, serta membuat bahan ajar yaitu materi seni kriya.

b. Pelaksanaan (acting)

Pertemuan pertama dilaksanakan pada bulan Februari 2016 waktu pelaksanaan adalah 2x45 menit, materi pembelajaran seni kriya. Kegiatan awal, persiapan kelas, absensi siswa, guru menugaskan untuk merancang desain karya seni kriya bahan daur ulang miniature motor. Kegiatan inti, guru menugaskan untuk merancang desain karya seni kriya bahan daur ulang miniature motor, guru menilai dan membahas hasil desain, Kegiatan akhir, guru memotivasi siswa untuk memilih bahan-bahan logam bekas yang efektif untuk dimaanfaatkan dalam pembuatan karya seni kriya bahan daur ulang.

Sedangkan untuk prosentase ketuntasan nilai siswa dalam proses pembelajaran seni kriya siswa kelas XI IPS 3 pada siklus I dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar kreativitas Siswa

Secara garis besar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum menunjukkan peningkatan. Dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya hanya 47% siswa yang sudah mulai memahami materi seni kriya.

c. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi aktivitas siswa

53% 47%

Ketuntasan Hasil Belajar Tuntas Tidak Tuntas

(6)

21 Observer melakukan pengamatan gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama KBM. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 1

Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus I

No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa

1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 78

2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 66

3 Siswa berusaha memahami materi. 72

4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa

lainnya 65

5 Siswa mengikuti materi yang sedang

dipelajari. 73

6 Siswa mampu memahami materi yang

sedang diajarkan oleh guru. 53

7 Siswa mengerjakan soal latihan dan

melakukan tugasnya dengan baik 66

8 Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan menanggapi pendapat siswa yang lain.

65 9 Siswa mengemukakan pendapat dan

menarik kesimpulan dari pembelajaran yang disampaikan.

76 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan

baik. 51

Rata-rata 66

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 66 dengan kriteria sedang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus 1 belum berhasil dan perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Peningkatan apresiasi siswa

Selanjutnya mengenai data tes peningkatan kreativitas siswa dalam pokok bahasan seni kriya, disajikan dalam ringkasan tabel berikut:

(7)

22 Tabel 2

Nilai tes hasil belajar siswa siklus I

Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan

36 2746 76 47,22%.

Dilihat dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 76 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus I belum mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata ≥ KKM dengan persentase mencapai 75%, sedangkan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah 77.

Hasil analisis data nilai kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran materi seni kriya Siklus 1 di atas terlihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum dinyatakan berhasil. Ketidak tuntasan atau belum berhasilnya pembelajaran siklus 1 tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran materi seni kriya dengan penerapan bahan daur ulang sebagai media seni kriya yang belum terlaksana secara optimal, dan masih ada kekurangan selama proses pada aktifitas siswa.

d. Refleksi

Proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa pembelajaran materi seni kriya setelah diberi tindakan yang berupa penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum dikatakan berhasil. Belum berhasilnya pembelajaran tersebut dikarenakan masih banyak hal yang perlu diperbaiki baik dari segi aktivitas siswa, maupun lreativitas siswa.

Hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I terdapat 8 aspek dalam kategori sedang, 1 aspek dalam katagori kurang, dan 1 aspek dalam katagori baik.

Aspek yang Aspek penilaian yang masuk kategori sedang adalah sebagai berikut.

a) Siswa bersikap disiplin dalam KBM b) Siswa berusaha memahami materi.

c) Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya d) Siswa mengikuti materi yang sedang dipelajari.

e) Siswa mampu memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru.

f) Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik

g) Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan menanggapi pendapat siswa yang lain.

h) Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang disampaikan

Sementara satu aspek yang memiliki katagori baik adalah “Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik”, dan satu aspek dalam katagori kurang adalah “Siswa mampu menggunakan waktu dengan baik”.

(8)

23 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Setelah berakhir siklus I, sesuai dengan hasil refleksi, untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus maka pada siklus II, akan dilakukan perubahan kegiatan sebagai berikut:

1. Persiapan (planning)

Tindakan pada siklus II masih tetap menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dengan materi yang sama yaitu seni kriya. akan tetapi dengan pelaksanaan pembelajaran yang berbeda. Tahap pertama pada siklus ini adalah tahap perencanaan yang meliputi: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa, yaitu kebutuhan akan pengetahuan mengenai seni kriya. 2) Menyeleksi pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat perencanaan instrument penelitian (RPP, lembar observasi, lembar penilaian). 3) Menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan bahan daur ulang sebagai media seni kriya.

2. Pelaksanaan (acting)

Pada pertemuan kali ini bertujuan untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada kegitanan awal, guru menyampaikan salam pembuka, guru mengabsen siswa yang tidak hadir, guru mengenalkan seni kriya bahan daur ulang, guru menanyakan seni kriya bahan daur ulang yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar, guru memotivasi siswa dengan menunjukkan contoh- contoh karya seni kriya bahan daur ulang, guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran. Pada kegiatan Inti, dari jawaban siswa yang bermacam-macam dari “Karya-karya seni bahan daur ulang” guru menginformasikan ke siswa apa yang dimaksud dengan “seni kriya”, guru menjelaskan bahan dan teknik seni kriiya bahan daur ulang, guru memberikan contoh-contoh gambar seni kriya plastik alat transportasi, guru membentuk kelompok untuk bekerja sama, guru memberikan tugas untuk membuat desain karya seni kriya bahan daur ulang dengan tema “alat transportasi kendaraan bermotor”, guru memberikan tugas membuat karya seni kriya bahan daur ulang dengan tema “miniatur alat transportasi kendaraan bermotor”, tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan Akhir, guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru memotivasi siswa berupa pemberian tugas pekerjaan rumah.

3. Pengamatan (observing) 1) Hasil observasi ativitas siswa

Guru observer melakukan pengamtan aktivitas belajar siswa selama KBM sebagaimana siklus sebelumnya. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam table berikut:

(9)

24 Tabel 3

Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Bahan Daur Ulang sebagai Media Pembelajaran Seni Kriya pada Siklus II

No Kategori Pengamatan Persentase aktivitas siswa

1 Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. 87

2 Siswa bersikap disiplin dalam KBM. 80

3 Siswa berusaha memahami materi. 81

4 Siswa mampu bekerja sama dengan siswa

lainnya 82

5 Siswa mengikuti materi yang sedang

dipelajari. 80

6 Siswa mampu memahami materi yang

sedang diajarkan oleh guru. 82

7 Siswa mengerjakan soal latihan dan

melakukan tugasnya dengan baik 86

8 Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan menanggapi pendapat siswa yang lain.

82 9 Siswa mengemukakan pendapat dan

menarik kesimpulan dari pembelajaran yang disampaikan.

80 10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan

baik. 82

Rata-rata 82

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh observer memperoleh nilai sebesar 82 dengan kriteria baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus II telah berhasil.

2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Selanjutnya mengenai data tes peningkatan apresiasi siswa, disajikan dalam ringkasan tabel berikut 4.

Tabel 4

Nilai tes apresiasi siswa siklus II

Jumlah siswa Total nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan

37 2972 83 97,22 %

(10)

25 Dilihat dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 83 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II sudah mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006), pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata ≥ nilai KKM dengan persentase mencapai 75%, dan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah 77.

4. Refleksi

Proses dan hasil pembelajaran pada siklus II, dapat dianalisis bahwa aktivitas siswa menunjukan peningkatan. Keberhasilan pembelajaran pada siklus II merupakan akibat dari proses pembelajaran yang sudah optimal yang dilakukan oleh guru. Dengan digunakannya bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dalam pembelajaran seni kriya keberhasilan yang diperoleh; 1) dapat meningkatkan minat siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas pengajaran dan pembelajaran; 2) dapat meningkatkan daya ingatan siswa tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama; 3) siswa mendapatkan pengalaman yang baru; 4) jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) meningkat dari 17 siswa menjadi 35 siswa; 5) rata-rata kelas dalam seni kriya meningkat dari 76 menjadi 83.

Dalam meningkatkan kreativitas siswa tidak hanya diberi latihan terus menerus dengan model pembelajaran pembelajaran yang sama. Dengan diterapkannya bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya siswa mendapatkan pengalaman secara langsung dan bebas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa mampu mengasah daya imajinasi dengan pengalaman langsung. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi-potensi, menyadari apa bakatnya, bagaimana kemampuannya dan bagaimana pula keadaan orang lain, sehingga dimiliki pengertian tentang dirinya. Ia akan mampu berdiri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, akan merasa mampu memecahkan persoalannya tanpa tergantung pada orang lain.

SIMPULAN

Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil.

Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan aktivitas belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.

Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam kategori baik.

(11)

26 DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa. Online at http://Formatmasa depan.Forumotion.net/pada tanggal 26 februari 2015.

Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press Arifin, D. 1985. Sejarah Seni Rupa. Bandung: CV Rosda Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bastomi, Suwaji. 1990. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.

---. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.

---. 2005. Paparan Perkuliahan Consep dan Model Pembelajaran, Semarang.

Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2002. “Metodologi Penelitian”. Jakarta:

Bumi Aksara.

Darma, Surya. 2008. Kompetensi Supervisi Akademik. Yakarta: Ditjen PMPTK Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud & Rineka

Cipta.

Hartoko, D. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius

Referensi

Dokumen terkait

jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa Anggota Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh Anggota Pengurus yang bersangkutan. jika kerugian

Kapasitas atribut Perekayasa adalah 135 Diperkirakan 1 bulan terjadi 5 transaksi. Dalam 1 tahun pertumbuhan tabel ini adalah 135*12*5 = 8100

sebesar 0,031 < 0,05.) dengan demikian variabel Kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan Perkebunan Wanna Jingga Pada PT. Duta Palma Nusantara

keuntungan baik untuk jangka pendek atau untuk jangka panjang atau untuk kedua-duanya. Orientasi pangsa pasar, untuk peningkatan atau mempertahankan pangsa pasar perusahaan

Kita dituntut untuk memiliki kesadaran kritis dari konsep yang diusung Lightart agar guru bisa mengurangi model pembelajaran yang berisfat verbalism karena hal

Manajemen Sumber Daya Manusia Daerah mampu memahami dan menganalisa tentang Manajemen Sumber Daya Manusia Daerah  Pengembangan SDM 10 Pemahaman tentang Keuangan

Porositas yang rendah lebih baik daripada porositas yang tinggi karena porositas rendah memiliki kuat tekan yang tinggi dan terhindar dari retak (Januarti,