4. DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1.Riwayat Singkat Perusahaan
PT. ‘X’ yang memproduksi kecap ini berlokasi di Jl. Mauni Gg. Industri 35, Kediri merupakan badan usaha perorangan yang didirikan sejak tahun 1950 yang dipimpin oleh Bapak Elfrand Sugiarto.
Pada mulanya badan usaha ini memproduksi beberapa merk kecap sekaligus. Tetapi pada saat sekarang ini pimpinan perusahaan memilih salah satu merk saja yang diproduksi, dan tentu saja merk yang paling laku di pasaran.
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Adapun struktur organisasi PT.’X’ di Kediri ini menggunakan struktur organisasi garis/lini. Jadi dalam hal ini perintah dan tanggung jawab berjalan seperti garis lurus. Pimpinan perusahaan memegang kekuasaan atas semua aktivitas badan usaha dan menjalankan tugasnya dengan memberi perintah kepada para karyawan, maka tiap-tiap karyawan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan mereka. Karyawan mendapatkan tugasnya sendiri-sendiri sehingga tampak adanya pemisahan fungsi dan wewenang tiap-tiap bagian. Pemisahan fungsi ini dilakukan dengan tepat supaya terjadi efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan usahanya. Para karyawan hanya bertanggung jawab terhadap fungsi/tugas yang mereka laksanakan.
Bentuk struktur organisasi dalam PT.’X’ ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Pada PT.’X’ di Kediri.
Sumber: data internal perusahaan
Berdasarkan dari bagan struktur organisasi diatas, maka dapat dijelaskan fungsi dan tugas dari masing-masing bagian sebagai berikut:
1. Pimpinan
Pada badan usaha ini pimpinan perusahaan adalah pemiliknya sendiri.
Pimpinan disini berfungsi sebagai berikut:
a. Mengelola aktivitas badan usaha secara keseluruhan.
b. Menentukan kebijakan badan usaha.
c. Menentukan rencana umum untuk tiap-tiap bagian.
d. Mengawasi setiap pembiayaan maupun keuangan perusahaan.
2. Wakil Pimpinan.
a. Menjalankan semua rencana yang telah ditetapkan/disusun oleh pimpinan apabila pimpinan berhalangan.
b. Mengkoordinir dan mengawasi bagian-bagian yang ada seperti bagian pembelian, dan lain-lain.
3. Bagian Administrasi dan Keuangan.
a. Bertanggung jawab menyusun laporan keuangan badan usaha.
b. Membayar gaji para karyawan.
c. Menerima pembayaran dan melaksanakan pembayaran yang menjadi kewajiban badan usaha.
d. Memberikan laporan masalah keuangan kepada pimpinan.
Administrasi & Keuangan Produksi Pemasaran Pembelian Gudang Wakil Pimpinan
Pimpinan
4. Bagian Produksi.
a. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya proses produksi.
b. Mengusahakan supaya proses produksi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c. Memelihara kualitas produksi.
d. Mencoba mengembangkan metode-metode dan cara-cara baru jika ada, sehingga terjadi peningkatan hasil produksi.
5. Bagian Pemasaran.
a. Memperkirakan penjualan yang mungkin dapat dicapai.
b. Memperluas daerah pemasaran misalnya dengan mencari daerah pemasaran baru.
c. Menjajagi harga pasar.
d. Membina hubungan baik dengan pelanggan.
e. Mengatur proses pengiriman barang ke daerah-daerah tertentu.
6. Bagian Pembelian.
a. Menyiapkan kuantitas pembelian bahan baku dan bahan pembantu yang akan dipakai.
b. Memilih bahan yang kualitas dan harganya sesuai.
c. Menerima informasi dari gudang bahan baku.
7. Bagian Gudang.
a. Memelihara dan mencatat bahan-bahan yang masuk ke dalam gudang.
b. Mengawasi dan mengatur serta mencatat keluar masuknya bahan dan barang dari dalam gudang.
c. Memelihara keamanan barang di dalam gudang.
d. Mengurus administrasi gudang.
4.1.3. Proses Produksi
Sama halnya dengan badan usaha-badan usaha lain, PT.’X’ juga menjalankan aktivitas produksi di dalam menghasilkan barang yang nantinya akan dijual di pasaran bebas. Secara garis besar proses produksi kecap di PT.’X’ adalah sebagai berikut:
1. Proses pertama.
Mula-mula kedelai dicuci dan direndam antara 3-4 jam, baru setelah mengembang kedelai direbus selama 6 jam dengan api sedang. Setelah masak, kedelai didinginkan dengan meletakkannya diatas nyru, selanjutnya kedelai diberi ragi dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi selama 7-10 hari, kemudian kedelai itu dijemur dan dibersihkan dari jamur-jamurnya lalu direndam air garam sambil terus dijemur dibawah sinar matahari. Proses merendam ini harus dilakukan terus-menerus selama kurang lebih 3-4 hari.
Kedelai kemudian direbus dan disaring, ampasnya dibuang dan sarinya dimasukkan ke dalam tungku besar.
2. Proses Kedua.
Proses ini adalah proses membuat karamel dari bahan baku gula merah.
Gula merah diberi sedikit air, kemudian dimasak selama 3 jam sehingga hitam. Setelah itu gula yang telah menjadi karamel ini diberi air secukupnya dan diletakkan diatas api yang besar supaya larut semuanya sampai rata.
Kemudian campuran ini diendapkan, disaring dan ampasnya dibuang.
3. Proses ketiga.
Sari kedelai dan larutan karamel dicampur, menjadi satu lalu ditambah dengan bumbu-bumbu yang berupa campuran dari lengkuas, bawang putih, adas, serai ketumbar, jintan sesuai dengan takaran dan dimasak dalam tanur besar selama 10 jam.
4. Proses keempat.
Kecap yang telah matang disimpan dalam guci dan ditutup untuk diberi sinar matahari dan dimasukkan ke dalam botol, diberi label, baru dikemas.
Untuk lebih mudahnya proses produksi pembuatan kecap pada PT.’X’ ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.2. Skema Proses Produksi Pada PT.’X’ di Kediri
Kedelai Garam Gula Pasir & Gula Merah ↓
Dicuci
↓ Direndam ↓ Dimasak ↓ Difermentasikan ↓ Direbus ↓ Disaring
↓ Diberi bumbu ↓
Disimpan dalam guci ↓
Dibotolkan & diberi label ↓
Barang siap untuk dijual
Sumber: data internal perusahaan
4.2. Deskripsi Data 4.2.1. Data Produksi
Berikut ini disajikan data produksi aktual kecap manis selama periode tahun 2002-2003 serta data produksi actual kecap manis untuk tahun 2004 kuartal I:
Tabel 4.1. Produksi Aktual Kecap Manis Tahun 2002, 2003 & 2004 Kuartal I (dalam Liter)
Keterangan 2002 2003 2004
Produksi Aktual 118.456 114.379 26.460
Sumber: Data internal perusahaan diolah
4.2.2. Data Bahan Baku.
4.2.2.1. Data Harga Bahan Baku.
Data harga bahan baku aktual pada perusahaan PT. ‘X’, sebagai berikut:
Tabel 4.2. Data Harga Bahan Baku Tahun 2002, 2003 & 2004 Kuartal I
Keterangan Kedelai Gula Pasir Gula Merah Garam
Harga Bahan baku Tahun
2002
Rp.2.985/Kg Rp.3.099/Kg Rp.1.663/Kg Rp.714/Kg
Harga Bahan Baku Tahun
2003
Rp.3.519/Kg Rp.3.623/Kg Rp.1.807/Kg Rp.775/Kg
Harga Bahan Baku Tahun 2004 Kuartal I
Rp.3.715/Kg Rp.3.830/Kg Rp.1.925/Kg Rp.830/Kg
Sumber: data internal perusahaan
Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 5.
4.2.2.2. Data Pemakaian Bahan Baku.
Untuk data pemakaian bahan baku aktual yang digunakan dalam pembuatan kecap manis, akan didasarkan pada laporan perhitungan penggunaan bahan baku yang telah dibuat oleh perusahaan untuk periode tahun 2002 dan tahun 2003 serta tahu 2004 kuartal I, sebagai berikut:
Tabel 4.3. Data Pemakaian Bahan Baku Tahun 2002, 2003 & 2004 Kuartal I.
Keterangan Kedelai Gula Pasir Gula Merah Garam
Pemakaian Bahan Baku Tahun 2002
15.194 Kg 9.946 Kg 60.678 Kg 4.527 Kg
Pemakaian Bahan Baku Tahun 2003
15.170 Kg 9.982 Kg 58.468 Kg 4.679 Kg
Pemakaian Bahan Baku Tahun 2004 Kuartal I
3.633 Kg 2.629 Kg 14.397 Kg 1.224 Kg
Sumber: data internal perusahaan
Data pemakaian bahan baku diatas termasuk didalamnya adalah jumlah bahan baku yang rusak. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 7.
4.2.3. Data Tenaga Kerja Langsung.
Data tenaga kerja langsung yang mencakup jumlah hari kerja aktual dan jumlah tenaga kerja langsung, jam kerja aktual serta biaya aktual tenaga kerja langsung untuk periode tahun 2002, 2003 dan tahun 2004 kuartal I, dapat diketahui sebagai berikut:
Tabel 4.4. Data Tenaga Kerja Langsung Tahun 2002, 2003 & 2004 Kuartal I.
Keterangan 2002 2003 2004
Jam Kerja Aktual 21.525,75 jam 21.211,88 jam 5.329 jam Biaya Aktual Rp.53.814.375 Rp.53.029.700 Rp.13.322.500
Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada jam kerja aktual, sudah termasuk didalamnya adalah jam untuk membersihkan alat-alat produksi, dan jam untuk setup mesin. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.
4.2.4. Data Overhead
Data biaya overhead pada tahun 2002, 2003 dan 2004 kuartal I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5.Perincian Biaya Overhead Tahun 2002, 2003 & 2004 Kuartal I (dalam Rp)
Biaya Overhead 2002 2003 2004
Biaya Pemeliharaan mesin 7.157.111 7.915.027 1.894.536
Biaya Listrik 18.120.214 5.147.055 5.371.380
Biaya Bahan Bakar 24.105.796 25.668.935 4.188.618 Pemakaian Bahan Pembantu 8.410.376 10.345.580 2.106.216 Biaya Pemeliharaan Pabrik 4.541.603 4.769.604 1.190.700
Biaya Packaging 5.657.459 7.018.295 4.085.424
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 2.748.179 2.690.194 1.502.740 Biaya Penyusutan Mesin 1.536.374 3.011.599 563.598 Biaya Penyusutan Gedung 2.546.804 3.339.867 1.624.456
TOTAL Biaya Overhead 84.620.228 94.228.851 22.527.668
Sumber: Data internal perusahaan diolah
Jumlah total biaya pemeliharaan mesin variabel berdasarkan pada total pembelian suku cadang mesin dan biaya teknisi mesin yang disewa oleh perusahaan. Jumlah total biaya tenaga kerja tidak langsung akan didasarkan pada gaji mandor yang bekerja di perusahaan tersebut.
Biaya listrik yang didapat dari perusahaan berasal dari AC, telepon, komputer, dan mesin pabrik. Biaya listrik dikategorikan semivariabel karena penggunaannya tergantung pada jumlah output yang dihasilkan perusahaan pada saat itu, serta adanya biaya abonemen listrik.
Sedangkan biaya bahan bakar variabel berasal dari biaya bahan bakar yang digunakan untuk bahan bakar yang digunakan untuk menjalani proses produksi misalkan oli, solar, dan arang. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 9 sampai dengan lampiran 11.
4.3. Analisis dan Pembahasan 4.3.1. Penetapan Standar Bahan Baku.
4.3.1.1. Standar Harga Bahan Baku.
Untuk penetapan standar harga bahan baku tahun 2004, menggunakan
acuan harga bahan baku tahun 2002 dan tahun 2003. Berdasarkan data tahun 2002 dan tahun 2003, terjadi peningkatan harga bahan baku kedelai dari tahun 2002 ke tahun 2003 sebesar 17,89%. Sehingga untuk tahun 2004, standar harga bahan baku diasumsikan akan meningkat sebesar 17,89% dari tahun 2003. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dibawah ini:
Tabel 4.6. Standar Harga Bahan Baku Langsung Tahun 2004 (dalam Rp)
Keterangan 2002 2003 (%) 2004
Kedelai 2.985/Kg 3.519/Kg 17,89 4.148/Kg
Gula Pasir 3.099/Kg 3.623/Kg 16,90 4.235/Kg
Gula Merah 1.663/Kg 1.807/Kg 8,66 1.963/Kg
Garam 714/Kg 775/Kg 8,54 841/Kg
Sumber: data internal perusahaan diolah
4.3.1.2. Standar Pemakaian Bahan Baku.
Standar pemakaian bahan baku ditentukan dengan mengalikan standar pemakaian bahan baku perunit, yaitu dalam hal ini adalah per liter, dengan jumlah per liter yang diproduksi pada periode tersebut.
Dari data pemakaian bahan baku aktual (tabel 4.3) dan produksi aktual tahun 2002 (tabel 4.1) dapat dihitung standar pemakaian bahan baku untuk tahun 2002 & 2003 untuk 1 tahun sebagai berikut:
Pemakaian bahan baku/liter = Pemakaian bahan baku aktual Produksi aktual
Pemakaian bahan baku kedelai
Untuk per liter kecap manis = 15.194 Kg = 0,1282 Kg/liter Tahun 2002 118.456 liter
Pemakaian bahan baku kedelai
Untuk per liter kecap manis = 15.170 Kg = 0,1326 Kg/liter Tahun 2003 114.379 liter
Standar rata-rata pemakaian
Kedelai untuk per liter kecap = 0,1282 + 0,1326 = 0,1304 Kg/liter Manis tahun 2004 2
Sehingga standar pemakaian bahan baku tahun 2004 merupakan rata-rata dari pemakaian bahan baku untuk tahun 2002 dan tahun 2003. Untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7. Standar Rata-Rata Pemakaian Bahan Baku Langsung Tahun 2004 (dalam Kg/Liter)
Keterangan 2002 2003 2004
Kedelai 0,1282 0,1326 0,1304
Gula Pasir 0,0839 0,0873 0,0856
Gula Merah 0,5122 0,5112 0,5117
Garam 0,0382 0,0409 0,0791
Sumber: data internal perusahaan diolah
4.3.2. Penetapan Standar Tenaga Kerja Langsung.
4.3.2.1.Standar Tarif Tenaga Kerja Langsung
Tarif pekerja untuk tahun 2002 sampai dengan tahun 2003 adalah Rp.17.500/hari untuk tiap pekerja. Satu hari kerja sama dengan 8 jam kerja, sehingga tarif perjam menjadi Rp.2.500,-. Akan tetapi pada tahun 2004, akan terjadi kenaikan sebesar 10 %. Sehingga standar tarif tenaga kerja langsung untuk tahun 2004 menjadi sebesar Rp.19.250/hari. Satu hari kerja sama dengan 7 jam kerja, sehingga tarif/jam kerja menjadi Rp.2.750/jam.
4.3.2.2.Standar Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, suatu standar waktu tenaga kerja langsung sebaiknya sudah termasuk dalam jam istirahat, melakukan kebutuhan- kebutuhan pribadi karyawan, pembersihan dan machine downtime.
Penetapan standar jam kerja tenaga kerja langsung yang akan dibuat berikut ini, akan digunakan sebagai standar jam kerja tenaga kerja langsung/liter tahun 2004, berdasarkan rata-rata jumlah jam kerja yang terjadi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2003. Oleh karena itu perhitungan standar waktu tenaga kerja langsung dapat dilihat sebagai berikut:
Jam kerja TKL = 21.525,75 jam = 0,1817 jam/liter Tahun 2002 118.456 liter
Jam kerja TKL = 21.211,88 jam = 0,1854 jam/liter Tahun 2003 114.379 liter
Standar jam kerja TKL = 0,1817 + 0,1854 = 0,1835 jam/liter Tahun 2004 2
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8. Standar Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004 (dalam jam/liter)
Keterangan 2002 2003 2004
Jam Kerja TKL 0,1817 0,1854 0,1835
Sumber: data internal perusahaan diolah
4.3.3. Perhitungan Standar Overhead Pabrik
Dalam menetapkan tarif overhead pabrik harus diperhatikan ciri khas perilaku overhead yaitu bahwa beban tetap tidak pernah berubah dalam batas- batas lingkup aktivitas yang relevan walaupun produksi berubah. Sedangkan beban variabel akan naik sebanding dengan kenaikan volume, sementara beban perunitnya tetap.
Penyerapan biaya overhead dilakukan dengan memilih kapasitas pabrik sehingga dasar pembebanan overhead variabel dan tetap pada produk dapat ditentukan. Badan usaha tidak melaksanakan operasi dalam kapasitas penuh, karena itu dipilih kapasitas operasi normal badan usaha yang diharapkan untuk
tahun 2004. Berdasarkan keterangan diatas maka untuk menentukan penetapan standar biaya overhead menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas.
PT.’X’ menggunakan jam kerja tenaga kerja langsung sebagai dasar untuk menentukan tarif overhead per unit. Sedangkan kapasitas perusahaan yang digunakan adalah berdasarkan kapasitas normal yaitu sebesar 21.500 jam kerja per 1 tahun, sehingga untuk 1 kuartal kapasitas perusahaan adalah 5.375 jam kerja tenaga kerja langsung Sehingga penelitian ini tidak akan memperhitungkan penetapan standar biaya overhead diluar kapasitas normal perusahaan. Untuk tahun 2004, dasar yang digunakan dalam menentukan tarif overhead pabrik adalah keluaran yang dihasilkan.
b. Penentuan anggaran biaya overhead pabrik.
Untuk menentukan anggaran biaya overhead pabrik tahun 2004, perusahaan menggunakan acuan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2003, dengan dasar pembebanan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan. Dengan memperhitungkan kondisi-kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun berikutnya, penulis mengasumsikan akan terjadi kenaikan berdasarkan tingkat inflasi rata-rata pertahun sebesar 5,5% untuk pos-pos tertentu.
c. Penentuan standar tarif biaya overhead pabrik.
Untuk biaya overhead yang meliputi tenaga kerja tidak langsung, pemakaian bahan pembantu, listrik, bahan bakar, penulis mengasumsikan ada kenaikan berdasarkan tingkat inflasi rata-rata pertahun sebesar 5,5%. Sedangkan penyusutan bangunan dan penyusutan mesin sama tiap tahunnya.
Dari langkah-langkah penentuan standar biaya overhead pabrik diatas, kita dapat menyusunnya sebagai berikut:
Tabel 4.9. Biaya Overhead Pabrik Yang Dianggarkan Untuk Tahun 2004.
(dalam Rp)
Biaya Variabel Biaya Tetap
Biaya Pemeliharaan Mesin 1.036.488 6.878.544
Biaya Listrik 6.404.964 6.043.476
Biaya Bahan Bakar 2.455.752 24.624.972
Pemakaian Bahan Pembantu 1.131.108 9.783.480
Biaya Pemeliharaan Pabrik 802.104 4.205.976
Biaya Packaging 15.587.964 10.072.476
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
370.944 2.467.212
Biaya Penyusutan Mesin 339.768 2.671.836
Biaya Penyusutan Gedung 2.538.756 801.102
Total Biaya Overhead Pabrik 30.667.848 67.549.074
Sumber: data internal perusahaan diolah
Sehingga tarif biaya overhead pabrik standar untuk perliternya, adalah:
1. Biaya Pemeliharaan Mesin
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 1.036.488 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.36,04/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 6.878.544 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.239,2/liter
2. Biaya Listrik
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 6.404.964 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.222,7/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 6.043.476 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.210/liter 3. Biaya Bahan Bakar
• Tarif Overhead tetap = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 24.624.972 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.856,3/liter
• Tarif Overhead variabel = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 2.455.752 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.85,4/liter 4. Biaya Pemakaian Bahan Pembantu
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp.1.131.108 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.39,3/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 9.783.480 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.340,2/liter
5. Biaya Pemeliharaan Pabrik
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 802.104 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.27,9/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 4.205.976 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.146,25/liter 6. Biaya Packaging
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 15.587.964 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.542/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 10.072.476 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.350,2/liter 7. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 370.944 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.12,9/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 2.467.212 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.85,8/liter
8. Biaya Penyusutan Mesin
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp. 339.768 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.63,2/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp. 2.671.836 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.92,9/liter 9. Biaya Penyusutan Gedung
• Tarif Overhead Variabel = total biaya variabel x jam kerja /liter Jam kerja TKL
= Rp.2.538.756 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.88,3/liter
• Tarif Overhead Tetap = total biaya tetap x jam kerja standar/liter Jam kerja
= Rp.801.102 x 0,1869 jam/liter 5.375 jam
= Rp.27,8/liter
Karena standar yang ditetapkan itu digunakan untuk periode yang akan datang, maka standar ini merupakan realisasi dari perencanaan biaya produksi periode yang akan datang tersebut. Dengan demikian didalam melaksanakan fungsi pengendalian terhadap biaya produksi pihak manajemen akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan didalam perencanaan tersebut dengan mengarahkan setiap variabel dari biaya produksi agar bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 10.
4.3.4. Standard Cost.
Berikut ini adalah rincian dari biaya standar untuk produk kecap manis per liternya.
Tabel 4.10. Standard Cost untuk 1 Liter Kecap Manis.
Jenis Standar Biaya Standar Biaya Standar/Liter
Bahan Baku Langsung
• Kedelai 0,1304 Kg @ Rp.4.148 Rp.541
• Gula Pasir 0,0856 Kg @ Rp.4.235 Rp.363
• Gula Merah 0,5117 Kg @ Rp.1.963 Rp.1.004
• Garam 0,0791 Kg @ Rp.841 Rp.67
Tenaga Kerja Langsung 0,1835 jam @ Rp.2.750 Rp.505
Biaya Overhead Variabel Rp.1.918/liter Rp.1.918
Biaya Overhead Tetap Rp.1.578/liter Rp.1.578
Total Biaya Standar Rp.5.976
Sumber: data internal perusahaan diolah
Setelah standar ditentukan, maka hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyediakan kartu biaya standar yang tepat, yang memperlihatkan pos-pos biaya untuk setiap jenis bahan baku langsung, tarif tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Suatu kartu induk biaya standar untuk suatu produk perliter, diperlihatkan sebagai berikut:
Table 4.11. Kartu Biaya Standar
Data Standar Kartu biaya standar untuk kecap manis Bahan
Baku Langsung
Jenis bahan baku
Kuantitas Harga standar
Harga standar bahan baku
Kedelai 0,1304 Kg/lt Rp.4.148/Kg Rp.541
Gula Pasir 0,0856 Kg/lt Rp.4.235/Kg Rp.363 Gula Merah 0,5117 Kg/lt Rp.1.963/Kg Rp.1.004
Garam 0,0791 Kg/lt Rp.841/Kg Rp.67
Total Biaya Bahan Baku Langsung Rp.1.975
Tenaga Kerja Langsung
Jam Kerja Standar Tarif Standar
0,1835 jam/lt Rp.2.750/jam
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.505
Biaya Overhead Pabrik
Jenis Biaya Overhead Pabrik
Tarif Standar
Variabel Rp.1.918/lt Tetap Rp.1.578/lt
Total Biaya Overhead Pabrik Rp.3.496
Total Biaya Produksi Standar per Liter Rp.5.976
Sumber: data internal perusahaan diolah
4.3.5. Analisa Varians Biaya Standar.
4.3.5.1. Analisis Bahan Baku.
a. Varians Harga Bahan Baku.
Untuk mengetahui besarnya varians ini, digunakan rumus sebagai berikut:
Price variance = Actual Quantity x (Actual price - Standard price)
Pada tahun 2004, PT.’X’ memakai bahan baku untuk kedelai sebesar 3.633 Kg
@ Rp.3.695/Kg, gula pasir 2.629 Kg @ Rp.3.830/Kg, gula merah 14.397 Kg
@ Rp.1.925/Kg, dan garam 1.224 Kg @ Rp.830/Kg.
Perhitungan varians-nya adalah sebagai berikut:
Kedelai = 3.633 x (Rp.3.695 – Rp.4.148) = (Rp.1.645.749) Gula Pasir = 2.629 x (Rp.3.830 – Rp.4.235) = (Rp.1.064.745) Gula Merah = 14.397 x (Rp.1.925 – Rp.1.963) = (Rp.547.086) Garam = 1.224 x (Rp.830 – Rp.841) = (Rp.13.464) Total varians harga bahan baku (Rp.3.271.044)
Favorable,karena harga bahan baku aktual lebih murah dari harga bahan baku standar. Dari keadaan ini dapat dilihat bahwa dalam hal pembelian bahan baku, PT.’X’ sudah mengalami efisiensi biaya, dikarenakan pembelian bahan baku yang dipakai selama beberapa bulan harganya jelas lebih rendah.
Fluktuasi harga yang berlaku di pasaran juga mempengaruhi besar kecilnya varians yang terjadi yaitu semakin tinggi harga di pasaran, maka semakin besar pula varians yang terjadi dan sebaliknya.
b. Varians Pemakaian Bahan Baku.
Untuk mengetahui besarnya varians pemakaian bahan baku, digunakan rumus sebagai berikut:
Quantity Variance= (Actual Quantity-Standard Quantity) x Standard Price Pada tahun 2004, PT.’X’ memakai bahan baku untuk kedelai sebesar 3.633 Kg
@ Rp.3.695/Kg, gula pasir 2.629 Kg @ Rp.3.830/Kg, gula merah 14.397 Kg
@ Rp.1.925/Kg, dan garam 1.224 Kg @ Rp.830/Kg.
Perhitungan varians-nya adalah sebagai berikut:
Kedelai = (3.633 – 3.749) Kg x Rp.4.148/Kg = (Rp.481.168) Gula Pasir = (2.629 – 2.461) Kg x Rp.4.235/Kg = Rp.711.480 Gula Merah = ( 14.397 – 14.711) Kg x Rp.1.963/Kg = (Rp.616.382) Garam = (1.224 – 2.274) Kg x Rp.841/Kg = (Rp.883.050) Total varians pemakaian bahan baku (Rp.1.269.120)
Unfavorable karena pemakaian bahan baku aktual lebih banyak dari standar. Yang menyebabkan timbulnya varians Unfavorable adalah masih ditemukan banyak bahan baku yang rusak dan kualitasnya tidak memenuhi syarat. Hal ini berarti manajemen perlu menegaskan kepada bagian pembelian agar memperhatikan benar-benar kualitas bahan baku yang dibelinya. Namun
manajemen perlu memperhatikan kenaikan harga bahan baku, karena mutu yang lebih baik tersebut, tidak melebihi kerugian yang disebabkan karena pemborosan bahan baku dan jam kerja akibat mutu yang jelek. Sehingga dapat diketahui bahwa pada pemakaian bahan baku, perusahaan masih belum mencapai efisiensi biaya.
Sehingga total varians biaya bahan baku untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Varians harga bahan baku (favorable) (Rp.3.271.044) Varians pemakaian bahan baku (unfavorable) (Rp.1.269.120) Varians favorable (Rp.4.540.164)
4.3.5.2. Varians Tenaga Kerja Langsung.
a. Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung.
Untuk menghitung varians ini, perusahaan menetapkan untuk menggunakan dasar jumlah jam kerja selama periode tersebut. Untuk mengetahui besarnya varians ini, digunakan rumus sebagai berikut:
Labor Rate Variance = Actual hours x (Actual rate-Standard Rate) Perhitungan varians-nya sebagai berikut:
5.329 x (Rp.2.500 – Rp.2.750) = (Rp.1.332.350)
Favorable karena upah aktual lebih kecil dari yang upah tenaga kerja langsung yang distandarkan.
b. Varians Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung.
Untuk mengetahui besar varians ini, digunakan rumus sebagai berikut:
Labor Hours Variance = (Actual Hours-Standard Hours) x Standard Rate Perhitungan varians-nya sebagai berikut:
(5.329 jam – 4.855 jam) x Rp.2.750/jam = Rp.1.303.500
Unfavorable karena jam kerja aktual lebih tinggi dari standar. Hal ini disebabkan lambatnya penanganan terhadap pemakaian bahan baku, serta masih banyaknya bahan baku yang kualitasnya kurang memenuhi syarat. Serta adanya pembersihan mesin produksi.
Sehingga total varians tenaga kerja langsung untuk tahun 2004, adalah sebagai berikut:
Varians tarif TKL favorable (Rp.1.332.350) Varians jam kerja TKL unfavorable Rp.1.303.500 Varians favorable (Rp.28.850)
4.3.5.3. Varians Biaya Overhead Pabrik.
Pada varians biaya overhead pabrik, setiap varians yang timbul pada masing-masing biaya overhead secara individu akan dianalisa penyebabnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini:
1. Biaya Pemeliharaan Mesin.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.1.701.231 Rp.259.116 5. Biaya variabel/jam Rp.319,24/jam Rp.48,2/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.64,3/liter Rp.9,8/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.319,24/jam – Rp.48,2/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.271,04/jam x 5.329 jam = Rp.1.444.372 Unfavorable
Unfavorable, karena biaya pemeliharaan mesin aktual per jam lebih besar dibandingkan dengan biaya pemeliharaan mesin anggaran per jam. Hal ini disebabkan biaya pemeliharaan mesin aktual tahun 2004 kuartal I lebih besar dibandingkan biaya pemeliharaan mesin yang dianggarkan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.329 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.48,2/jam Efisiensi = (Rp.2.170) favorable
favorable, karena jam kerja tenaga kerja langsung aktual lebih kecil dibandingkan dengan jam kerja tenaga kerja langsung yang dianggarkan. Hal ini disebabkan kurangnya ketrampilan para karyawan untuk memproduksi kecap manis dengan menggunakan mesin. Sehingga mesin produksi yang digunakan selama ini mengalami kerusakan, yang mengakibatkan biaya pemeliharaan mesin aktual menjadi lebih besar dari pada yang dianggarkan.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.193.305 – Rp.573.212
= (Rp.379.907) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.573.212 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.106,6/jam) = Rp.573.212 – Rp.527.177
= Rp.46.035 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya pemeliharaan mesin aktual.
2. Biaya Listrik.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.1.124.421 Rp.1.601.241 5. Biaya variabel/jam Rp.211/jam Rp.298/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.42,5/liter Rp.60,5/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.211/jam – Rp.298/jam) x 5.329 jam
Variance = (Rp.87/jam) x 5.329 jam = (Rp.463.623) favorable
favorable, karena biaya listrik aktual per jam lebih kecil dibandingkan dengan biaya listrik anggaran per jam. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian listrik berdasarkan jam kerja tenaga kerja langsung, sehingga jika jujmlah jam kerja tenaga kerja langsung di tahun 2004 kuartal I lebih kecil dari yang dianggarkan, maka biaya listrik yang dihasilkanpun akan mengalami penurunan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.298/jam Efisiensi = (Rp.13.418) favorable
Unfavorable, karena jam kerja tenaga kerja langsung aktual lebih kecil
dibandingkan dengan jam kerja tenaga kerja langsung yang dianggarkan. Hal ini disebabkan adanya jadwal produksi yang telah dibuat oleh perusahaan untuk tahun 2004 kuartal I, sehingga produktivitas karyawan dapat diawasi, yang pada akhirnya para karyawan dapat lebih efisien dalam memanfaatkan sumber daya listrik.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.4.246.959 – Rp.1.510.869
= Rp.2.736.090 unfavorable
Unfavorable, karena biaya listrik tetap aktual lebih tinggi dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.1.510.869 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.281/jam) = Rp.1.510.869 – Rp.1.389.650
= Rp.121.219 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya listrik.
3. Biaya Bahan Bakar.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.619.113 Rp.613.938 5. Biaya variabel/jam Rp.116,2/jam Rp.114,2/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.23,4/liter Rp.23,2/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.116,2/jam – Rp.114,2/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.2/jam x 5.329 jam = Rp.10.658 Unfavorable
Unfavorable, karena biaya bahan bakar aktual per jam lebih besar dibandingkan biaya bahan bakar anggaran per jam. Hal ini disebabkan pembelian bahan baker pada tahun 2004 kuartal I lebih banyak dari pada yang dianggarkan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.114,2/jam Efisiensi = (Rp.5.142) favorable
Unfavorable, karena jam kerja tenaga kerja langsung aktual lebih kecil dibandingkan dengan jam kerja yang dianggarkan. Hal ini dapat disebabkan kinerja karyawan tidak terhambat dengan adanya pasokan bahan baker yang berlebihan di gudang penyimpanan.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.3.569.505 – Rp.6.156.243
= (Rp.2.586.738) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.6.156.243 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.1.145/jam) = Rp.6.156.243 – Rp.5.662.453
= Rp.493.790 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya bahan bakar.
4.Biaya Pemakaian Bahan Pembantu.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.2.053.410 Rp.282.777 5. Biaya variabel/jam Rp.385,3/jam Rp.53,06/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.77,6/liter Rp.10,7/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = ( Rp.385,3/jam – Rp.53,06/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.332,24/jam x 5.329 jam = Rp.1.770.507 Unfavorable
Unfavorable, karena karena biaya pemakaian bahan pembantu aktual per jam lebih besar dibandingkan biaya pemakaian bahan pembantu anggaran per jam. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian bahan pembantu yang kualitasnya tidak baik.
Sehingga bahan pembantu yang digunakan oleh perusahaan banyak yang terbuang karena rusak, akibatnya biaya pemakaian bahan pembantu aktual lebih besar dibandingkan dengan biaya pemakaian bahan pembantu yang dianggarkan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.53,06/jam Efisiensi = (Rp.2.389) favorable
favorable, karena biaya pemakaian bahan pembantu aktual lebih kecil dibandingkan dengan baiay pemakaian bahan pembantu anggaran .
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.52.806 – Rp.2.445.870
= (Rp.2.393.064) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.2.445.870 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.459/jam) = Rp.2.445.870 – Rp.2.269.927
= Rp.175.943 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya pemakaian bahan pembantu.
5. Biaya Pemeliharaan Pabrik.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.596.202 Rp.200.526 5. Biaya variabel/jam Rp.111,87/jam Rp.37,3/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.22,53/liter Rp.7,6/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.111,87/jam – Rp.37,3/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.74,57/jam x 5.329 jam = Rp.397.383 Unfavorable
Unfavorable, karena biaya pemeliharaan pabrik aktual per jam lebih besar dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik anggaran per jam. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan renovasi pada bagian-bagian tertentu dari pabrik. Sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari biaya yang telah dianggarkan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.37,3/jam Efisiensi = (Rp.1.679) favorable
Unfavorable, karena biaya pemeliharaan pabrik aktual yang dikeluarkan untuk
melakukan renovasi lebih besar dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan..
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.594.498 – Rp.1.051.494
= (Rp.456.996) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan pabrik aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.1.051.494 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.195,6/jam) = Rp.1.051.494 – Rp.967.315
= Rp.84.179 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya pemeliharaan pabrik .
6. Biaya Packaging.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.1.789.143 Rp.2.518.119 5. Biaya variabel/jam Rp.335,7/jam Rp.468,5/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.67,6/liter Rp.95,2/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output
Spending = (Rp.335,7/jam – Rp.468,5/jam) x 5.329 jam Variance = (Rp.132,8/jam) x 5.329 jam
= (Rp.707.691,2) favorable
favorable, karena biaya packaging aktual per jam lebih kecil dibandingkan biaya packaging anggaran per jam. Hal ini disebabkan perusahaan mampu membuat suatu rencana penggunaan biaya packaging yang baik sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan untuk packaging tidak mengalami penumpukan di gudang penyimpanan.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.468,5/jam Efisiensi = (Rp.21.095) favorable
favorable, karena biaya packaging aktual lebih kecil dibandingkan dengan biaya packaging yang dianggarkan. Hal ini disebabkan stock bahan-bahan packaging di gudang penyimpanan masih tersedia sehingga perusahaan melakukan pembelian bahan-bahan packaging lebih sedikit dari pada yang dianggarkan..
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.2.296.281 – Rp.3.896.991
= (Rp.1.600.710) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan
biaya overhead tetap yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan pabrik aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.3.896.991 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.725/jam) = Rp.3.896.991 – Rp.3.585.396
= Rp.311.595 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya packaging.
7. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.560.505 Rp.92.736 5. Biaya variabel/jam Rp.105/jam Rp.17,25/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.21,2/liter Rp.3,5/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.105/jam – Rp.17,25/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.87,75/jam x 5.329 jam = Rp.467.620 unfavorable
unfavorable, karena biaya tenaga kerja tidak langsung aktual per jam lebih besar dibandingkan biaya tenaga kerja tidak langsung anggaran per jam
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.17,25/jam Efisiensi = (Rp.777) favorable
Unfavorable, karena jam kerja tenaga kerja langsung aktual lebih kecil dibandingkan dengan jam kerja tenaga kerja langsung yang dianggarkan.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.942.234 – Rp.616.803
= Rp.325.431 unfavorable
unfavorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan pabrik aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.616.803 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.114,7/jam) = Rp.616.803 – Rp.567.234
= Rp.49.569 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya tenaga kerja langsung.
8. Biaya Penyusutan Mesin
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.525.873 Rp.84.936 5. Biaya variabel/jam Rp.98,7/jam Rp.15,8/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.19,9/liter Rp.3,2/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.98,7/jam – Rp.15,8/jam) x 5.329 jam
Variance = Rp.83/jam x 5.329 jam = Rp.441.774 unfavorable
unfavorable, karena biaya penyusutan mesin aktual per jam lebih besar dibandingkan dengan biaya penyusutan mesin anggaran per jam. Hal ini disebabkan mesin produksi tidak dipelihara dengan baik sehingga mengakibatkan biaya penyusutan mesin bertambah.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.15,8/jam Efisiensi = (Rp.712) favorable
favorable, karena jam kerja tenaga kerja langsung aktual lebih kecil dibandingkan
dengan jam kerja tenaga kerja langsung yang dianggarkan.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.37.725 – Rp.667.959
= (Rp.630.234) favorable
favorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan pabrik aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.667.959 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.124,3/jam) = Rp.667.959 – Rp.614.710
= Rp.53.249 Unfavorable
Unfavorable, karena biaya overhead tetap yang dianggarkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan berdasarkan produksi aktual perusahaan.
Hal ini berarti kita telah menetapkan biaya yang terlalu tinggi untuk biaya pemeliharaan pabrik tetap pada saat output aktual diproduksi
9. Biaya Penyusutan Gedung
Varians dari biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut:
Keterangan Aktual Anggaran BOP 1. Produksi Kecap Manis 26.460 liter 26.460 liter 2. Jam kerja TKL 5.329 jam 5.375 jam 3. Jam kerja TKL/liter 0,2013 jam/liter 0,2031 jam/liter 4. Biaya Variabel Rp.495.609 Rp.634.689 5. Biaya variabel/jam Rp.93/jam Rp.118,08/jam 6. Biaya variabel/liter Rp.18,7/liter Rp.24/liter
1.Spending variance = actual variable budgeted variable actual variable overhead cost per - overhead cost per unit x overhead cost unit of allocation of cost allocation allocation base base base used fo actual output Spending = (Rp.93/jam – Rp.118,08/jam) x 5.329 jam
Variance = (Rp.25,08/jam) x 5.329 jam = (Rp.133.651) favorable
favorable, karena biaya penyusutan gedung aktual per jam lebih kecil dibandingkan biaya penyusutan gedung anggaran per jam.
2. Varians efisiensi = actual quantity of budgeted quantity of
variable overhead variable overhead budgeted variable cost allocation base - cost allocation base x overhead cost per used for actual allowed for actual unit of cost
output output allocation base
Varians = [ 5.375 jam – (0,2031 jam/liter x 26.460 liter)] x Rp.118,08/jam Efisiensi = (Rp.5.317) favorable
favorable, karena biaya penyusutan gedung aktual lebih kecil dibandingkan dengan biaya penyusutan gedung yang dianggarkan.
Kemudian varians biaya overhead tetap untuk tahun 2004 kuartal I dapat dihitung sebagai berikut:
1. Spending variance = actual costs incurred – budget amount = Rp.1.128.246 – Rp.200.274
= Rp.927.972 unfavorable
unfavorable, karena biaya overhead tetap aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya overhead tetap yang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan pabrik aktual lebih rendah dibandingkan dengan biaya pemeliharaan pabrik yang dianggarkan.
2. Production volume = budgeted fixed – fixed overhead allocated using variance overhead budgeted input allowed for actual output unit produced
= Rp.200.274 – (0,1869 jam/liter x 26.460 liter x Rp.37,3/jam) = Rp.200.274 – Rp.184.462
= Rp.15.812 Unfavorable
Unfavorable, karena produksi aktual lebih kecil jika dibandingkan dengan produksi yang telah dianggarkan. Hal ini berarti terdapat kapasitas anggaran yang tidak terpakai didalam biaya penyusutan gedung.
Dari analisis masing-masing varians biaya produksi diatas diperoleh informasi mengenai penyebab-penyebab terjadinya varians. Berikut adalah ringkasan hasil varians dari biaya overhead variabel dengan biaya tetap:
Tabel 4.12. Hasil Varians Biaya Overhead Pabrik (dalam Rp.)
Varians Biaya Variabel Varians Biaya Tetap Spending
Variance
Efficiency Variance
Spending Variance
Production Volume Variance
Biaya Pemeliharaan Mesin 1.444.372 U (2.170) F (379.907) F 46.035 U
Biaya Listrik (463.623) F (13.418) F 2.736.090 U 121.219 U
Biaya Bahan Bakar 10.658 U (5.142) F (2.586.738) F 493.790 U
Pemakaian Bahan Pembantu 1.770.507 U (2.389) F (2.393.064) F 175.943 U
Biaya Pemeliharaan Pabrik 397.383 U (1.679) F (456.996) F 84.179 U
Biaya Packaging (707.691) F (21.095) F (1.600.710) F 311.595 U
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
467.620 U (777) F 325.431 U 49.569 U
Biaya Penyusutan Mesin 441.774 U (712) F (630.234) F 53.249 U
Biaya Penyusutan Gedung 133.651 U (5.317) F 927.972 U 15.812 U
Total Varians Overhead Pabrik
2.464.068 U (52.699) F (3.827.294) F 1.351.391 U
Sumber: data internal perusahaan diolah
Namun demikian perlu pula dilakukan analisis terhadap total varians untuk mengetahui varians-varians manakah yang mempunyai pengaruh yang paling
besar terhadap biaya produksi secara keseluruhan sehingga manajemen tidak salah di dalam menitikberatkan varians-varians yang terjadi tersebut. Untuk itu dapat dilihat pada perhitungan berikut ini:
Varians Biaya bahan baku (Rp.4.540.164) Varians Biaya tenaga kerja langsung (Rp.28.850) Varians Biaya overhead pabrik (Rp.64.534) Varians favorable (Rp.4.633.548)
4.3.6. Perbandingan Biaya Produksi Standar dengan Biaya Produksi Aktual.
Berikut ini adalah ringkasan dari perbandingan antara biaya produksi standar dengan biaya produksi aktual:
Tabel 4.13. Perbandingan Biaya Bahan Baku Standar dengan Aktual Untuk Kuartal yang Berakhir Tanggal 31 Maret 2004.
(dalam Rp)
Biaya Bahan Baku:
1. Kedelai:
1. actual quantity x actual price 3.633 Kg x Rp.3.695 Kg/lt = Rp.13.423.935
2. actual quantity x standard price
3.633 Kg x Rp.4.148/Kg
= Rp.15.069.684
3. standard price x standard quantity
3.749 Kg x Rp.4.148/Kg
= Rp.15.550.852
Price variance 1 – 2
Rp.13.423.935 – Rp.15.069.684
= Rp.1.645.749 F
Quantity variance 2 – 3
Rp.15.069.684 – Rp.15.550.852
= Rp.481.168 F
Total variance 1 - 3
Rp.13.423.935 - Rp.15.550.852
= Rp.2.126.917 F
Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya bahan baku kedelai, total varians favorable yang dihasilkan adalah sebesar Rp.2.126.917. Sehingga dapat diketahui bahwa pada pembelian dan pemakaian bahan baku kedelai, perusahaan telah mencapai efisiensi biaya.
2. Gula Pasir:
1. actual quantity x actual price 2.629 Kg x Rp.3.830 Kg/lt = Rp.10.069.070
2. actual quantity x standard price
2.629 Kg x Rp.4.235/Kg = Rp.11.133.815
3. standard price x standard quantity
2.461 Kg x Rp.4.235/Kg
= Rp.10.422.335
Price variance 1 – 2
Rp.10.069.070 – Rp.11.133.815
= Rp.1.064.745 F
Quantity variance 2 – 3
Rp.11.133.815 – Rp.10.422.335
= Rp.711.480 U
Total variance 1 - 3
Rp.10.069.070 - Rp.10.422.335
= Rp.353.265 F
Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya bahan baku gula pasir, total varians favorable yang dihasilkan adalah sebesar Rp.353.265. Pada varians pemakaian bahan baku gula pasir, perusahaan mengalami varians unfavorable sebesar Rp.711.480, tetapi pada varians harga bahan baku gula pasir, perusahaan mengalami varians favorable pada varians harga bahan baku gula pasir sebesar Rp.1.064.745. Sehingga perusahaan sudah mengalami efisiensi biaya pada harga bahan baku, tetapi belum mengalami efisiensi pada pemakaian bahan baku gula pasir.
3. Gula Merah:
1. actual quantity x actual price 14.397 Kg x Rp.1.925 Kg/lt = Rp.27.714.225
2. actual quantity x standard price 14.397 Kg x Rp.1.963/Kg = Rp.28.261.311
3. standard price x standard quantity 14.711 Kg x Rp.1.963/Kg
= Rp.28.877.693
Price variance 1 – 2
Rp.27.714.225 – Rp.28.261.311
= Rp.547.086 F
Quantity variance 2 – 3
Rp.28.261.311 – Rp.28.877.693
= Rp.616.382 F
Total variance 1 - 3
Rp.27.714.225 - Rp.28/877.693
= Rp.1.163.468 F Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya bahan baku gula merah, total varians favorable yang dihasilkan adalah sebesar Rp.1.163.468. Sehingga dapat diketahui bahwa pada pembelian dan pemakaian bahan baku gula merah, perusahaan telah mencapai efisiensi biaya.
4. Garam:
1. actual quantity x actual price 1.224 Kg x Rp.830 Kg/lt = Rp.1.015.920
2. actual quantity x standard price 1.224 Kg x Rp.841/Kg = Rp.1.029.384
3. standard price x standard quantity 2.274 Kg x Rp.841/Kg = Rp.1.912.434
Price variance 1 – 2
Rp.1.015.920 – Rp.1.029.384 = Rp.13.464 F
Quantity variance 2 – 3
Rp.1.029.384 – Rp.1.912.434 = Rp.883.050 F
Total variance 1 - 3
Rp.1.015.920 + Rp.1.912.434
= Rp.896.514 F Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya bahan baku garam, total varians favorable yang dihasilkan adalah sebesar Rp.896.514. Sehingga dapat diketahui bahwa pada pembelian dan pemakaian bahan baku garam, perusahaan telah mencapai efisiensi biaya.
Tabel 4.14. Perbandingan Biaya TKL Standar dengan Aktual Untuk Kuartal yang Berakhir Tanggal 31 Maret 2004.
(dalam Rp)
Biaya Tenaga Kerja Langsung:
1. actual hours x actual rate
5.329 jam x Rp.2.500jam/lt
= Rp.13.322.500
2. actual hours x standard rate
5.329 jam x Rp.2.750/jam
= Rp.14.654.750
3. standard hours x standard rate
5.276 jam x Rp.2.750/jam
= Rp.14.509.000
rate variance 1 – 2
Rp.13.322.500 – Rp.14.654.750
= Rp.1.332.350 F
efficincy variance 2 – 3
Rp.14.654.750 – Rp.14.509.000
= Rp.145.750 U
Total variance 1 - 3
Rp.13.322.500 - Rp.14.509.000
= Rp.1.186.600 F Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya tenaga kerja langsung, total varians favorable yang dihasilkan adalah sebesar Rp.1.186.600. Pada varians efisiensi atau varians jam kerja TKL, perusahaan mengalami varians unfavorable sebesar Rp.145.750, tetapi pada varians tarif upah TKL, perusahaan mengalami varians favorable sebesar Rp.1.332.350. Sehingga dapat diketahui bahwa pada jam kerja TKL, perusahaan belum mengalami efisiensi biaya tetapi pada tarif upah TKL, perusahaan telah mencapai efisiensi biaya.
Tabel 4.15. Perbandingan Biaya Overhead Standar Dengan Aktual Untuk Kuartal Yang Berakhir Tanggal 31 Maret 2004
(dalam Rp)
1. Biaya Pemeliharaan Mesin:
a. Biaya Variabel.
(1) Biaya Aktual (2) Input Aktual x (3)Input standar x tarif standar tarif standar (5.329 jam x Rp.319,24/jam) (5.329 jam x Rp.48,2/jam) (0,2031 jam/liter x Rp.1.701.230 Rp.256.858 26.460 liter x Rp.48,2 /jam)
Rp.259.028
Spending variance Varians Efisiensi Rp.1.701.230 – Rp.256.858 Rp.256.858 – Rp.259.028 Rp.1.444.372 U (Rp.2.170) F
Total varians
Rp.1.444.372 + (Rp.2.170) Rp.1.442.202 U
Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya pemeliharaan mesin variabel, total varians yang dihasilkan adalah unfavorable sebesar Rp.1.442.202. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mencapai efisiensi biaya pada biaya pemeliharaan mesin variabel. Untuk keterangan lebih rinci tentang penyebab dari masing-masing varians pada biaya pemeliharaan mesin dapat dilihat pada analisis varians biaya pemeliharaan mesin diatas.
b. Biaya Tetap
(1) Biaya Aktual (2) Biaya yang (3) Output aktual x dianggarkan tarif /unit Rp.193.305 Rp.573.212 (0,1869 jam/unit x 26.460 liter x Rp.106,6/jam) Rp. 527.177
Spending variance Production Volume variance Rp.193.305 – Rp.573.212 Rp.573.212 – Rp.527.177 (Rp.379.907) F Rp. 46.095 U
Total varians
(Rp.379.907) + Rp.46.095 Rp.168.337 U
Sumber: data internal perusahaan diolah
Pada biaya pemeliharaan mesin tetap, total varians yang dihasilkan adalah unfavorable sebesar Rp.168.337. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mencapai efisiensi biaya pada biaya pemeliharaan mesin tetap. Untuk keterangan lebih rinci tentang penyebab dari masing-masing varians pada biaya pemeliharaan mesin dapat dilihat pada analisis varians biaya pemeliharaan mesin diatas.