1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum dengan berkembangnya industri keuangan dunia berbagai instrumen keuangan pun dikembangkan oleh banyak orang guna menunjang perkembangan pasar modal. Salah satu instrumen keuangan yang perkembangannya sangat pesat adalah instrumen derivatif. Instrumen keuangan derivatif didefinisikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya bergantung pada nilai instrumen lain yang variabelnya lebih mendasar dan lebih pokok.
Dikatakan lebih mendasar dan lebih pokok karena instrumen derivatif dapat memberikan keamanan pada aset dari instrumen pokoknya. Beberapa instrumen derivatif antara lain: future contract, forward contract dan kontrak opsi. Kontrak berjangka (future contract) merupakan suatu kewajiban untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo.
Sedangkan kontrak forward (forward contract) merupakan perjanjian untuk melakukan penyerahan aset di masa mendatang pada harga yang disepakati.
Opsi adalah suatu instrumen derivatif yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak (option buyer) untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu aset tertentu kepada penerima opsi (option writer) dengan harga tertentu (exercise price) dalam jangka waktu tertentu. Apabila pada saat jatuh tempo (expiration date) pemegang opsi tidak menggunakan haknya, maka hak tersebut akan hilang dengan sendirinya. Dengan demikian opsi yang dimilikinya tidak akan bernilai lagi. Pemodelan harga opsi menjadi suatu hal yang sangat penting demi mendapatkan harga opsi yang sesuai dengan karakteristik baik itu nilai intrinsik, strike price (harga kontrak), dan time to maturity (jangka
2
waktu). Opsi dapat melindungi nilai (hedging) instrumen pokoknya misalkan saja opsi saham yang secara mudah dapat diartikan opsi untuk melindungi aset dasar yang berupa saham. Nilai opsi bergantung dari variabel dasar yang dipengaruhi oleh harga aset dari saham tersebut akan tetapi instrumen derivatif dapat bergantung sangat kecil pada aset pokoknya (Hull, 2012).
Berdasarkan jenis hak yang dilakukan pemegang opsi, opsi dibedakan menjadi dua, yaitu opsi beli (call) dan opsi jual (put). Opsi beli adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk membeli suatu aset dalam jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditentukan kepada penerima opsi. Opsi jual adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk menjual suatu aset tertentu pada jumlah, waktu dan harga yang telah ditentukan kepada penerima opsi.
Berdasarkan periode waktu exercise-nya, opsi dibedakan menjadi dua, yaitu opsi Amerika dan opsi Eropa. Opsi Amerika adalah opsi dimana pemegang opsi dapat menggunakan haknya sebelum atau pada waktu jatuh tempo.
Sedangkan opsi Eropa ialah opsi dimana pemegang opsi hanya dapat menggunakan haknya pada waktu jatuh tempo. Opsi Amerika dan Eropa merupakan jenis opsi standar (vanilla option). Opsi lain selain opsi standar yang melibatkan turunan dan syarat yang lebih kompleks dinamakan opsi eksotik (exotic option). Opsi eksotik diantaranya adalah opsi compound, opsi chooser, opsi Asia, opsi lookback dan opsi barrier. Opsi eksotik dikenal juga dengan istilah path-dependent option yaitu suatu opsi yang bergantung dari proses kerja aset
lain.
Salah satu jenis opsi eksotik adalah opsi barrier. Opsi barrier adalah sebuah opsi dimana payoff-nya bergantung pada harga aset pokok yang mencapai level tertentu selama periode waktu tertentu. Level tertentu itulah yang disebut barrier. Barrier juga bisa diartikan sebagai suatu syarat atau batasan yang harus
3
dilalui atau tidak oleh suatu harga aset pokok untuk dapat dieksekusi atau tidaknya suatu kontrak opsi. Opsi barrier sangat berguna pada kasus pergerakan harga saham (aset pokok) yang tidak menentu atau berfluktuasi tinggi. Pergerakan harga saham ke atas dan ke bawah yang sulit diantisipasi maka pembatasan pergerakan harga aset pokok sangat diperlukan untuk menciptakan harga opsi yang proporsional. Perdagangan opsi barrier biasanya dilakukan secara regular pada pasar OTC (Over-The-Counter). Opsi barrier dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu opsi knock-out dan opsi knock-in. (Hull,2012).
Salah satu manfaat terbesar opsi adalah mampu memberikan perlindungan nilai (hedging) terhadap risiko penurunan aset pokoknya.
Perlindungan terhadap risiko tersebut memiliki kesamaan dengan konsep asuransi. Asuransi merupakan salah satu cara untuk memindahkan dan mengurangi risiko akibat dari suatu kejadian yang merugikan. Konsep opsi yang dalam hal ini adalah opsi barrier dapat dijadikan dasar untuk merumuskan premi asuransi pada berbagai bidang. Salah satunya adalah pada bidang pertanian (agriculture). Kaitan opsi barrier dengan perlindungan risiko suatu produk pertanian untuk asuransi adalah opsi barrier mampu memberikan harga premi yang lebih murah karena ada pembatasan harga untuk dieksekusinya suatu kontrak. Dengan kata lain syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan opsi barrier sebagai evaluasi dari suatu klaim asuransi.
Pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang risiko dan ketidakpastiannya tinggi. Sumber risiko dan ketidakpastian diantaranya berasal dari lingkungan sosial-ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perilaku pasar masukan maupun keluaran usahatani, dinamika kaitan bisnis antara sektor pertanian dan non-pertanian, inkonsistensi kebijakan dibidang ekonomi, konflik sosial, dan lingkungan alam terutama iklim, bencana alam, ataupun eksplorasi organisme pengganggu tanaman. Hal ini diperparah oleh instabilitas harga komoditas hasil pertanian yang pergerakannya sangat fluktuatif beberapa tahun
4
belakangan. Sehingga memungkinkan harga aktual suatu komoditas jauh di bawah harga yang diharapkan petani.
Di Indonesia, asuransi pertanian belum terwujud secara nasional dan menyeluruh, meskipun sejak tahun 1982-1998 telah tiga kali (1982, 1984, dan 1985) dibentuk Kelompok Kerja Persiapan Pengembangan Asuransi Panen. Pada tahun 1999, pengembangan asuransi pertanian dicanangkan lagi. Untuk saat ini pembahasan serius telah dilakukan yang salah satu kebijakannya adalah pemerintah memberikan subsidi sharing premi bagi petani sehingga petani hanya membayar premi yang sangat ringan. Dibutuhkan berbagai masukan untuk merumuskan kebijakan, strategi, program, perintisan, dan instrumen kelembagaan yang sesuai dengan strategi pengembangan (Sumaryanto dan Nurmanaf, 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan menggunakan aplikasi model opsi barrier untuk proteksi produk pertanian agar dapat melindungi petani pada saat terjadinya risiko pertanian yakni menurunnya harga komoditas padi .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengaplikasikan gerak Brown Bridge untuk model barrier ? 2. Bagaimana menentukan premi asuransi harga pertanian dengan model
barrier ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengaplikasikan gerak Brown Bridge untuk model barrier.
2. Dapat menentukan premi asuransi harga pertanian untuk melindung nilai (hedging) petani dari dampak risiko pertanian.
5
3. Secara umum penelitian ini dapat menambah wawasan pada bidang opsi khususnya dan pada minat matematika keuangan pada umumnya.
1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini, komoditas pertanian yang digunakan adalah padi/gabah karena merupakan komoditas utama dan yang rawan mengalami fluktuatif harga. Model yang digunakan untuk membangun premi ialah model opsi barrier tunggal. Premi disini diasumsikan premi dasar yang belum mempertimbangkan faktor-faktor non teknis. Diasumsikan harga komoditas mengikuti gerak Brown secara random dalam waktu kontinu .
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada tesis ini adalah studi kepustakaan. Sumber literatur diperoleh dari berbagai sumber diantaranya adalah buku, jurnal, artikel dan tulisan-tulisan yang terkait.
Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan harga opsi barrier yang juga merupakan premi dasar dalam menghitung asuransi harga komoditas hasil pertanian sebagai bentuk aplikatif opsi barrier terhadap penurunan harga jual hasil pertanian.
1.6 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka awal tesis ini adalah menggunakan paper pembentukan harga opsi oleh Black and Scholes (1973) untuk pemodelan opsi standar dan bersama Merton (1973) untuk pemodelan opsi barrier. Mereka secara bersama- sama menunjukkan kondisi tertentu pada opsi vanila Eropa yang mampu melindungi nilai dari keuntungan maupun kerugian. Hal ini memunculkan sukses yang sangat besar untuk perkembangan formula penentuan harga opsi untuk opsi
6
call Eropa, formula tersebut dinamakan Black-Scholes formula. Black (1975) juga memodelkan kontrak untuk opsi komoditas.
Pada penelitian ini, dilakukan kajian mengenai asuransi pertanian yang pernah diterapkan di indonesia. Dalam artikel (Boer, 2012; Aryanti, 2014;
Pasaribu, dkk., 2010; Nurmanaf, dkk., 2007) diuraikan tentang perkembangan penerapan sistem asuransi untuk pertanian di Indonesia, dan permasalahan pertanian di Indonesia diuraikan dalam Jurnal Kajian LEMHANNAS RI (2013).
Pada literatur lain (Insyafiah dan Wardhani, 2014) dibahas tentang asuransi pertanian dan premi. Pembahasan tentang koordinasi pembayaran premi asuransi pertanian antara pemerintah pusat dan daerah diperoleh dari Yasin (2014).
Mengenai dasar hukum penerapan asuransi pertanian di Indonesia dibahas dalam Bramantia (2011).
Selain itu, buku yang digunakan adalah handbook statistika seperti Wackerly, et al. (2008), Bain, et al. (1992) dan Bean (2001) yang digunakan sebagai landasan konsep dasar statistika. Sedangkan untuk konsep kalkulus digunakan buku Taylor dan Mann (1983). Sedangkan untuk konsep stokastik pada derivatif opsi digunakan Sheldon Ross (2003) dan Hull (2012). Untuk gerak Brown dan Brown Bridge digunakan Lin, X. Sheldon (2006) dan Shreve (2004).
1.7 Sistematika Penulisan
Pada tesis ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
Pertama, BAB I PENDAHULUAN yang memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Kedua, BAB II LANDASAN TEORI yang berisi Investasi, Opsi, Opsi barrier, Return dan Volatilitas, Konsep Dasar Probabilitas, Derivatif Parsial,
7
Distribusi Normal dan Lognormal, Proses Stokastik, Gerak Brown dan Brown Bridge, Lemma 𝐼𝑡𝑜̂.
Ketiga, BAB III yang berisikan Model Opsi Barrier untuk Proteksi Produk Pertanian yang berisikan tentang bagaimana menurunkan dan memodelkan opsi barrier untuk pertanian.
Keempat, BAB IV Aplikasi Opsi Barrier untuk Proteksi Komoditas padi yang berisikan studi kasus penggunaan opsi barrier untuk proteksi komoditas padi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kelima, BAB V yang berisikan Kesimpulan dan Saran dari hasil studi kasus dan studi literatur.
.