• Tidak ada hasil yang ditemukan

WISATA PERDESAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL DARI PINGGIR KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WISATA PERDESAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL DARI PINGGIR KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

WISATA PERDESAAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN NASIONAL DARI PINGGIR

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

(2)

Latar Belakang

1. Pariwisata ada karena atraksi yang syaratnya harus unik dan hanya dapat diperoleh dari sumber daya budaya dan daya tarik alam

2. Indonesia Negara kepulauan terbesar dunia yang sebagian besar keaneka ragaman daya tarik alam serta budaya beserta lingkungan sekitarnya yang unik tersebar di daerah terpencil (remote areas) dan pedesaan (rural area).

3. Data BPS menyebutkan jumlah desa, sebagai destinasi terkecil menurut UU no 10 tahun 2009, yang ada di Indonesia lebih dari 78 ribu desa dengan kondisi sebagian besar dikategorikan desa tertinggal dan desa miskin.

4. Upaya mendukung percepatan pembangunan nasional salah satunya adalah dengan membangun dari pinggir (desa) melalui pendekatan wisata perdesaan.

Permasalahan

1. Kesenjangan pembangunan menyebabkan keanekaragaman sumber daya alam dan budaya yang sebagian besar berada di pinggiran daerah perdesaan tidak optimal dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

2. Seringkali pengembangan daerah sebagai destinasi wisata:

a. hanya untuk mendatangkan sebanyaknya wisatawandan pendapatan ekonomi b. tidak memperhatikan secara holistik nilai keberlanjutan lingkungan, sosial,

budaya, edukasi, ideologi, estetika serta kepuasan masyarakat setempat.

c. menimbulkan konflik kewenangan dan kepentingan, bahkan konflik dengan wisatawan.

PENDAHULUAN

(3)

Tujuan Kajian

1. menggali gambaran/potret tentang permasalahan dan peluang keanekaragaman sumber daya tarik alam dan budaya di kawasan perdesaan sebagai destinasi wisata yang unik dan otentik ke Indonesiaan,.

2. Menempatkan pariwisata berbasis perdesaan yang masih mempertahankan tradisi budaya ke Indonesiaan sebagai alat penguatan identitas bangsa

3. Memposisikan pembangunan pariwisata berbasis perdesaan sebagai bagian geostrategi percepatan pembangunan nasional yang terpadu dan berkelanjutan,

PENDAHULUAN

Metodologi

1. Kajian ilmiah ini bersifat study pustaka (desk research) melalui tahapan pengumpulan sumber data sekunder terkait masalah yang dikaji,

2. Pengolahan data dilakukan melalui proses validasi dan reduksi data yang relevan dengan teori dan konsep

3. Metode analisis diskriptif digunakan menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang telah diolah.

Kerangka Konseptual

(4)

1. ANALISIS SITUASI

2. FORMULASI STRATEGI

3. IMPLEMENTASI STRATEGI

(5)

SUSTAINABLE TOURISM. Disebut juga sebagai “Wise Tourism”, merupakan konsep dasar yang diacu dan memayungi segala aktivitas yang terkait dengan kepariwisataan. Beberapa pengertian pariwisata berkelanjutan adalah :

1. upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup melalui pengaturan, penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumberdaya alam dan budaya yang secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat.

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang dengan mempertimbangkan kepentingan ekonomi, sosial dan estetika dalam mengelola sumberdaya sekaligus melindungi integritas budaya, ekologi, keanekaragaman hayati, serta sistem pendukung kehidupan (WTO, 1997: 34).

3. strategic weapon dalam memperkuat nilai dan keberadaan keragaman sumber daya alam dan budaya, sekaligus menjadikan sebagai daya tarik wisata (Butler, 1993 dalam Chand & Vivek 2012).

4. pembangunan kepariwisataan yang memperhatikan kelestarian sumber daya bagi generasi di masa depan yang mengacu pada program SDG’s dan kebutuhan wisatawan .

ANALISIS SITUASI

Pariwisata Global Pariwisata Nasional

KEBIJAKAN PARIWISATA

PERUBAHAN TRENDS

PERAN PARIWISATA

(6)

ANALISIS SITUASI

UU NO 10 TAHUN 2009 KEPARIWISATAAN (psl 1)

Daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut DESTINASI PARIWISATA adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata berupa atraksi dan aktivitas, amenitas (fasilitas umum dan fasilitas pariwisata), aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan yang terpadu dan berkelanjutan

DESTINASI PARIWISATA INDONESIA

Pariwisata Global Pariwisata Nasional

SKALA DESTINASI PARIWISATA

Kumpulan negara: ASEAN, ASIA, EROPA Negara: Indonesia, Kamboja

Propinsi Kabupaten/Kota

Desa

(7)

ANALISIS SITUASI

Pariwisata Global Pariwisata Nasional

INDONESA

Negara kepulauan terluas di dunia dengan lebih 17.100 pulau, sebagian diantaranya berpenghuni

Benua ke 6 dunia dengan sebutan Benua maritim Indonesia

Garis pantai terpanjang kedua di dunia

Negara mega biodiversity ke-3 setelah brazil dan Zaire

Populasi penduduk terbesar keempat di dunia (± 257 juta orang)

Negara dengan tipikal Perdesaan

(lebih dri 78 ribu desa) yang masih mempertahankan tradisi (International Fund for Agricultural Development, 2013. 60% desa di Indonesia kategori desa miskin)

DAYA TARIK SUMBER DAYA BUDAYA

Lebih dari 470 kelompok etnis dengan 1.340 suku bangsa,

19 daerah hukum adat dan lebih dari 1.211 bahasa.

8 World Heritage Cultural Sites

Peringkat 39 untuk Cultural Heritage dari 139 Negara menurut WEF

Cagar Budaya (Rock Art, Temple, Monumen, Mosque dan sebagainya)

Keanekaragaman desa adat; Lansekap Budaya (Terasiring, Subak dan Lingko lodok);

DAYA TARIK SUMBER DAYA ALAM

Hutan Tropis terbesar setelah Brazil dengan Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan hutan tropis

51 Taman Nasional yang menjadi 10% dari total luas hutan di dunia (Stone, 1994).

110 juta hektar hutan lindung

18,7 juta hektar menjadi daerah konservasi.

16% reptil dan amphibi di dunia 35% primata dunia 25% endemik 17% burung di dunia 26% endemik 121 spesies kupu-kupu, 44% endemik 12% mamalia dunia, 36% endemik

Keanekaragaman terumbu karang terkaya dan masuk dalam segi tiga terumbu karang dunia (Coral Triangel)

Hutan Tropis terbesar setelah Brazil

Sekitar 59% daratan di Indonesia merupakan hutan tropis

51 Taman Nasional yang menjadi 10% dari total luas hutan di dunia (Stone, 1994).

POTENSI SUMBER DAYA TARIK

(8)

1.

Potensi keanekaragaman alam dan budaya bersifat tangible maupun intangible yang sebagian besar berada di kawasan perdesaan (rural-remote area), belum dikelola sebagai aset strategis memperkuat identitas dan karakter bangsa yang sekaligus memiliki daya tarik keunikan dan keaslian (otentik) khas ke Indonesia an.

2.

Belum merata pembangunan infrastruktur sosial antar wilayah, antar perkotaan dengan perdesaan, menyebabkan banyak keanekaragaman potensi daya tarik wisata budaya kurang atau sama sekali tidak tersentuh untuk diangkat dan dikembangkan menjadi destinasi wisata ke Indonesia an.

3.

Ekspansi berbagai pembangunan termasuk pembangunan industri pariwisata, berdampak pada eksistensi kekayaan budaya baik yang berupa situs arkeologi, lansekap budaya, tradisi dan kehidupan keseharian masyarakat yang masih berjalan

4.

Upaya mengapresiasi dalam lingkungan budaya melalui pariwisata yang sering kali mendorong terjadinya pencemaran dan kerusakan fisik dan penggerusan dekadensi moral, seharusnya tidak akan terjadi apabila pariwisata berkelanjutan diposisikan sebagai alat penguatan pelestarian warisan budaya secara berkelanjutan.

5.

Perlu konsep pembangunan pariwisata ke depan yang mampu mendukung program membangun dari pinggir dan poros maritim dunia, sekaligus mampu mencerminkan keunikan dan keaslian daya tarik ke Indonesia an secara terpadu dan berkelanjutan.

ANALISIS SITUASI

Pariwisata Global Pariwisata Nasional

ISU STRATEGIS

(9)

1. ANALISIS SITUASI

2. FORMULASI STRATEGI

3. IMPLEMENTASI STRATEGI

(10)

1. Pariwisata berhubungan dengan pergerakan manusia bersifat silang budaya dan sementara dari satu tempat (wilayah rutinitas) ke tempat lain (wilayah baru) untuk berbagai tujuan, kecuali mencari nafkah.

2. Pariwisata sangat terkait dengan atraksi, yang syaratnya harus Unik (berbeda), dan hanya bisa didapat dari daya tarik sumber daya budaya serta sumber daya alam yang sifatnya endemik (langka).

3. Pariwisata mengandung semangat konservasi, bukan eksploitasi (mencegah komersialisasi alam dan budaya);

4. Pariwisata merupakan proses ekonomisasi pengalaman dan pengetahuan, terkait pemuasan kebutuhan diluar ekspektasi;

5. Pariwisata merupakan perjalanan memperoleh kepuasan pengalaman dan pengetahuan dari sesuatu yang dilihat, diamati, dirasakan dan dilakukan di destinasi.

6. Pariwisata tumbuh secara alami berbasis dari, untuk dan oleh masyarakat dalam memanfaatkan daya tarik lingkungan alam dan budaya;

7. Pariwisata kedepan fokus pada kualitas pengalaman dan pengetahuan di destinasi;

KESAMAAN CARA PANDANG

FORMULASI STRATEGI

Pendekatan Paradigma Identifikasi

Dampak

Pembangunan

Destinasi

(11)

KERUGIAN

Kerusakan lingkungan Perubahan kepadatan penduduk

Polusi dan kemacetan Perubahan nilai budaya

Menurunnya identitas/karakter masyarakat Meningkatnya komodifikasi budaya

Hilangnya usaha tradisional Hilangnya kepemilikan lokal Meningkatnya Komersialisasi

Konsumtif

Perubahan peran gender Pertentangan gaya hidup Menurunnya layanan publik

KEUNTUNGAN

Berkembangnya aktivitas ekonomi

Peluang kerja dan usaha skala menengah ke bawah Meningkatkan pendapatan (Devisa & PAD)

Meningkatkan kunjungan wisman Pelestarian lingkungan Alam dan Budaya

Meningkatkan keindahan lingkungan Pelibatan masyarakat dalam pembangunan

Diversifikasi pemanfaatan waktu Revitalisasi infrastruktur

Meningkatnya kreatifitas masyarakat Pemahaman hubungan lintas budaya

Meningkatkan nilai tanah Meningkatkan pengetahuan

Identifikasi Dampak

Apabila dikelola dengan benar, Pariwisata mampu menjadi alat pembangunan yang hijau

Apabila tidak dikelola dengan benar, Pariwisata mampu menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat

COST & BENEFIT ANALYSIS

FORMULASI STRATEGI

Paradigma Pembangunan Pendekatan

Destinasi

(12)

ARAH

1. Layak secara Budaya (culturally appropiate);

mampu menyesuaikan dengan norma dan nilai budaya dan keyakinan masyarakat perdesaan.

2. Diterima di Kehidupan Sosial (socially accepted);

mampu diterima dalam kehidupan sosial keseharian masyarakat perdesaan untuk jadi mandiri.

3. Melibatkan Aktif Masyarakat (people centred);

mampu memaksimalkan pembangunan pariwisata dari, oleh untuk masyarakat.

4. Adil (indiscriminative);

mampu dilaksanakan tanpa melihat pada status sosial, agama, suku dan lain sebagainya.

5. Ramah Lingkungan (environmentally sound).

mampu mengelola nilai dan keberadaan lingkungan alam dan budaya secara terpadu dan berkelanjutan.

FORMULASI STRATEGI

PRINSIP

1. Nilai Lingkungan

sumberdaya alam dan budaya di perdesaan merupakan satu kesatuan dalam mempertahankan keberadaan ekosistem lingkungan.

2. Nilai Sosial Budaya

keanekaragaman sumber daya alam perdesaan mempunyai nilai manfaat sosial dan budaya bagi masyarakat dalam menggantungkan kehidupan kesehariannya

3. Nilai Edukasi/Pendidikan

lingkungan alam dan budaya di perdesaan merupakan kapsul ilmu pengetahuan yang dapat menjadi media edukasi/pendidikan

4. Nilai Ekonomi

sumberdaya alam dan budaya beserta lingkungannya di perdesaan memiliki manfaat menginspirasi dan menciptakan berbagai jenis mata pencaharian secara berkelanjutan .

5. Nilai Rekreatif.

keanekaragaman lingkungan alam dan budaya perdesaan yang unik dan otentik, memiliki magnet memotivasi orang berkunjung dan berekreasi

6. Nilai Estetika

kondisi geografis lingkungan perdesaan dengan keanekaragaman sumberdayanya memiliki estetika (keindahan) tersendiri untuk diapresiasi nilai dan keberadaannya.

Pembangunan

Destinasi Pendekatan Identifikasi

Dampak

Paradigma

(13)

Pendekatan

PARIWISATA BERKELANJUTAN MELALUI KONSEP:

1. Eco-Culture Tourism: Produk wisata yang memadukan antara perjalanan wisata berbasis daya tarik situs warisan budaya, tradisi dan pola hidup, dengan perjalanan wisata ke lingkungan alam alami, yang dikembangkan dengan memadukan ragam produk wisata (composite tourism products) guna memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru terkait upaya pelestarian budaya dan konservasi alam alami (Koutoulas, 2015; Laitpharlang, 2014) 2. Wisata Perdesaan: Bagian dari wisata minat khusus (niche market) berkunjung ke desa

dengan lingkungan alam alami dan budaya masyarakat yang unik dan otentik, untuk menikmati, mengenal, mempelajari, memahami dan berpartisipasi dalam aktivitas keseharian masyarakat perdesaan (Inskeep, 1991; Cloke, 1992 dalam Page & Getz 1997;

Frochot, 2005)

3. Wisata Petualangan: Merupakan negasi dari wisata masal untuk tujuan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang terkadang mengandung tantangan dan resiko dalam bentuk aktivitas rekreasi luar ruangan di tempat unik (umumnya daerah pinggiran terpencil atau pedalaman) dan minim infrastruktur yang melibatkan interaksi antara aktivitas fisik (High/Hard dan Low/Soft) dengan alam dan dengan budaya (UNWTO, 2014;

ATDI, 2010; Buckley, 2006).

4. Transportasi Ramah Lingkungan. Mengoptimalkan berbagai alternatif moda transportasi yang minim menggunakan bahan bakar fosil, mulai dari berjalan kaki, sepeda hingga kapal tradisional berbahan kayu yang dikembangkan sebagai kapal wisata tradisional (traditional cruise) laut dan sungai.

FORMULASI STRATEGI

Pembangunan Destinasi Paradigma

Real Experience and Authentic Knowledge

by Physical Interaction with Nature and Culture Tradisional Cruise

Cycling, hiking, trecking

Dokar

Desa Adat-Desa Budaya

Identifikasi

Dampak

(14)

INTERPRETASI (Story Telling)

1. Pemaknaan/penafsiran kembali nilai-nilai terkandung pada keanekaragaman lingkungan alam dan budaya perdesaan untuk berbagai kepentingan serta untuk memudahkan penggambaran yang tercermin dikomunikasikan (Story Telling) kepada masyarakat sebagai daya tarik pengetahuan.

2. Efektifitas penafsiran lingkungan termasuk menempatkan konteks lingkungan alam dan budaya perdesaan dalam ruang dan waktu secara geografis, sangat berperan penting bagi keberhasilan interpreter (story teller) memberi kepuasan pengunjung/wisatawan memperoleh pengalaman unik dan pengetahuan otentik di destinasi

3. Interpretasi (pemaknaan) keanekaragaman sumber daya lingkungan budaya perdesaan dapat menjadi media, alat atau cara:

a. Promosi dan kampanye. Mempertahankan keberlanjutan nilai dan keberadaan keragaman akar budaya beserta lingkungannya

b. Pendidikan, Mengembangkan kemampuan berpikir dan nalar secara umum dan ilmiah melalui kurikulum sekolah dan kegiatan praktis, tentang bagaimana keberadaan dan keberlanjutan nilai lingkungan budaya diinterpretasikan

c. Kebanggaan dan Identitas. Memprovokasi rasa kebanggaan terhadap keanekaragaman daya tarik ke Indonesia an

d. Pengetahuan Otentik. Story telling keaneragaman lingkungan alam dan budaya memberikan pengetahuan diluar ekspetasi pengunjung

e. Daya tarik ekonomi. keragaman estetika lingkungan budaya, memotivasi kedatangan pengunjung yang berdampak pada aktivitas ekonomi.

PELESTARIAN BUDAYA DAN KONSERVASI ALAM

1. Pelestarian Cagar Budaya (UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya) :

a. Pelindungan: Penyelamatan, Pengamanan, Zonasi, Pemeliharaan, Eskavasi, Pemugaran dan rekonstruksi Cagar Budaya.

b. Pengembangan: Penelitian, Revitalisasi, dan Adaptasi secara berkelanjutan yang tidak bertentangan tujuan Pelestarian.

c. Pemanfaatan: mendayagunakan Cagar Budaya untuk kepentingan sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

2. Pelestarian Kebudayaan (UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan) :

a. Perlindungan: Inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi objek pemajuan kebudayaan

b. Pengembangan: penyebarluasan, pengkajian dan pengayaan keberagaman objek pemajuan kebudayaan.

c. Pemanfaatan: internalisasi nilai budaya, inovasi, adaptasi menghadapi perubahan, komunikasi lintasbudaya dan kolaborasi antarbudaya.

d. Pembinaan: peningkatan pendidikan dan pelatihan, standardisasi dan sertifikasi SDM Kebudayaan peningkatan kapasitas tata kelola lembaga Kebudayaan dan pranata Kebudayaan

3. Konservasi sumberdaya alam hayati (UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati dan Ekosistem) :

a. Perlindungansistem penyangga kehidupan melalui penetapan wilayah, pembinaan dan pengaturan cara pemanfaatan wilayah,

b. Pengawetan keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistemnya dengan menjaga keutuhan kawasan suaka (habitat flora fauna) agar tetap alami.

c. Pemanfaatan secara lestari SDA dan ekosistemnya dengan menjaga kelestarian fungsi kawasan, potensi, daya dukung, dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

FORMULASI STRATEGI

Paradigma Pembangunan Pendekatan

Destinasi Identifikasi

Dampak

(15)

1. SITUASI ANALISIS 2. FORMULASI STRATEGI

3. IMPLEMENTASI STRATEGI

(16)

IMPLEMENTASI STRATEGI

Mapping & Assessment Tindak Lanjut

1. EMPAT ‘A’

(17)

IMPLEMENTASI STRATEGI

Mapping & Assessment Tindak Lanjut Sumber Daya Tarik Wisata Perdesaan

DESA ADAT-DESA BUDAYA

Trecking Cycling Traditional Cruise

(18)

2. PASAR

a. Pasar Wisatawan

IMPLEMENTASI STRATEGI

Mapping & Assessment Tindak Lanjut

b. Pasar Produk Wisata

(19)

INTERNASIONAL

1. World Summit 1992 dan 2002 tentang Pembangunan berkelanjutan

2. Charter For Parwisata berkelanjutan 1995

3. The Hue Declaration on Cultural Tourism and Poverty Alleviation 2004;

4. ICOMOS 1999 International Cultural Tourism Charter

5. WTO Tourism Code Of Conduct

6. Deklarasi Yogyakarta tentang pariwisata budaya dan pemberdayaan masyarakat, 2006

7. UNESCO:

Safeguarding Traditional and Popular Culture of 1989 dan 2003

UNWTO 1999, kesepakatan mempromosikan pelestarian warisan budaya melalui pariwisata berkelanjutan.

Universal Declaration on Cultural Diversity of 2001,

UNESCO Convention on Culture Tourism

NASIONAL

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32

UU No 10 Th. 2009 tentang Kepariwisataan

UU No. 11 Th. 2010 tentang Cagar Budaya

UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

UU No 6 Th. 2014 tentang Desa

UU No. 23 Th. 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

UU No 19 Th 2004: Perubahan Atas UU No 41 th 1999 Tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang

UU No 1 Th 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

UU No 32 Th. 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PP Republik Indonesia nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional tahun 2010 – 2025

Permen Nomor 14 Th 2016 tentang Pedoman Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan

REGIONAL

1. PERDA

Pembentukan Desa dan Desa Adat

Pengusahaan Pariwisata

Investasi

Lembaga Pengelola

2. RIPPDA

3. Adat Istiadat dan Kearifan Lokal

4. Lisensi Masyarakat Lokal

5. Etika pemanfaatan budaya lokal:

1. Budaya yang berlaku dan dijadikan pedoman oleh masyarakat setempat.

2. Segala norma, moral, nilai dan aturan yang ada di masyarakat setempat perlu dihormati dan dilindungi agar tidak terjadi akulturasi (percampuran) budaya yang bersifat mengubah fungsi ke arah degradasi.

3. Keyakinan masyarakat bersifat pantangan dan larangan yang oleh tradisi terkait pada mitologi dan keyakinan masyarakat yang dianggap kuno dan kolot.

4. Etika di masyarakat lokal pada dasarnya tidak mengikat untuk para pendatang (wisatawan) yang bukan anggota masyarakat pendukung kebudayaan setempat, sehingga sanksi-sanksi sosial terhadap pendatang menjadi tidak berlaku.

IMPLEMENTASI STRATEGI

Mapping & Assessment Tindak Lanjut

3. KEBIJAKAN

(20)

IMPLEMENTASI STRATEGI

4. KETERLIBATAN PEMANGKU DALAM PENGELOLAAN DESA SEBAGAI DESTINASI

BADAN PEMBUAT KEBIJAKAN (GOVERNING BODIES)

PENGEMBANG (DEVELOPER)

BADAN PELESTARI (CONSERVATION AGENCIES)

MASYARAKAT

(HOST, MEDIA, ACADEMICS)

LEMBAGA DONOR (FUNDING AGENCIES)

WISATAWAN (TOURISTS)

1. Pemahaman yang sama mengenai pariwisata perdesaan yang berbasis budaya 2. Arah pengembangan pariwisata perdesaan dilakukan bersama oleh pemerintah,

swasta, dan masyarakat sebagai pemilik budaya

3. Pengelolaan pariwisata dengan cara menghormati eksistensi nilai benda warisan budaya serta norma, moral, nilai dan aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat perdesaan

4. Kesepakatan agar tidak terjadi benturan makna, nilai-nilai adat istiadat dan kepercayaan yang hidup dan berakar di masyarakat desa.

5. Konsep tata ruang budaya masyarakat setempat mutlak dilestarikan dan dijadikan dasar/acuan dalam perencanaan, peraturan dan pelaksanaan peruntukkan tata ruang pengembangan pariwisata perdesaan.

6. Keterlibatan semua pihak yang memiliki beragam kepentingan, hak serta kewajiban untuk bersama-sama mencapai tujuan tanpa ada yang dirugikan

7. Kerjasama saling menguntungkan antar pemangku kepentingan pelestarian dengan industri pariwisata tentang sifat sensitivitas norma, moral, nilai dan aturan di masyarakat perdesaan

8. Pelaksanaan prinsip-prinsip ini ke dalam konteks lingkungan masing-masing pemangku kepentingan serta menyesuaikan dengan situasi spesifik masyarakat perdesaan

D

ESTINATION

M

ANAGEMENT

O

RGANIZATIONS

Mapping & Assessment Tindak Lanjut

(21)

Sustainable Tourism Destination

Performansi/kinerja kualitas destinasi dalam menerapkan

prinsip/kriteria/indikator pariwisata berkelanjutan dalam

rangka meningkatkan sense of place dan reputasi destinasi, serta membangun ekosistem pariwisata

yg berkualitas dan berkelanjutan.

STD

Sustainable Tourism Observatories

Monitoring/pemantauan penerapan pariwisata berkelanjutan di destinasi/wilayah observatorium

terkait isu-isu strategis (SDGs) Perubahan Iklim , dampak Ekonomi,

Lingkungan, Sosial Budaya melalui penggunaan aplikasi/instrumen

pedoman standar DPB

STO

Sustainable Tourism Industries

Performansi dan kinerja Industri Pariwisata; Hotel, Restoran, Home Stay,

Tour Operator dan Usaha lainnya;

berdasarkan Panduan Standar Industri Pariwisata Berkelanjutan sebagai

acuan dalam operasional usaha

STI STM

Sustainable Tourism Management & Marketing Optimalisasi penataan manajemen reputasi destinasi pariwisata melalui pengembangan produk, poduksi dan

konsumsi berkelanjutan serta pemasaran bertanggungjawab;

peningkatan tata kelola Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.

Sustainable Tourism Certification

Pemberian sertifikasi dan recognition bagi Destinasi/Usaha dan entitas pariwisata dlm ekosistem pariwisata

yang menerapkan prinsip, kriteria dan indikator prinsipPariwisata Berkelanjutan. Dilaksanakan oleh Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan

Indonesia (ISTC)

STC

TAHAPAN PEMBANGUNAN PARIWISATA BERKELANJUTAN (Sustainable Tourism Development)

IMPLEMENTASI STRATEGI

Tindak Lanjut

Mapping & Assessment

(22)

P E N U T U P

(23)

KESIMPULAN

1. Indonesia memiliki keanekaragaman potensi produk pariwisata berkelanjutan yang dapat di ciptakan di kawasan perdesaan mulai dari culture tourism, ecotourism, marine and coastal tourism, farm-tourism, green-tourism, Health tourism dan nature/wildlife tourism.

2. Bahkan dengan potensi lebih dari 76 ribu desa di Indonesia seharusnya mampu menciptakan pariwisata masa kini (new tourism) yang berbasis pada edukasi dan pelestarian keunikan kehidupan tradisi dan kearifan lokal ke Indonesiaan yang bersifat agraris dan bahari, serta daya tarik lingkungan alam, lansekap budaya, dan flora- fauna,

3. Lemahnya ketahanan nasional dan timpangnya pembangunan Barat Timur dan Desa kota, menimbulkan masalah multi dimensi meliputi antara lain konflik antar daerah dan etnis, meningkatnya pengangguran dan kemiskinan, degradasi lingkungan akibat pemanfaatan, melemahnya jati diri dan karakter bangsa, degradasi tradisi dan budaya bangsa.

4. Esensi dan peran pariwisata di Indonesia seharusnya jelas dan dapat diposisikan sebagai wahana atau alat strategis mendukung program pembangunan dari pinggir sebagai bagian dari geostrategi pembangunan nasional.

5. Ke depan pariwisata perdesaan dapat menjadi bagian dari platform percepatan pembangunan nasional secara berkelanjutan, dengan menumbuhkan perekonomian, melestarikan lingkungan serta memperkuat industri kreatif berbasis akar budaya ke Indonesiaan yang dimulai dari desa sebagai daya tarik wisata.

REKOMENDASI

1. Memperkuat pembangunan pariwisata Indonesia yang mampu menjadi bagian dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sinergi, harmonis, dan dinamis oleh para stakeholder memecahkan permasalahan bangsa dalam menghadapi tantangan domestik maupun global.

2. Meningkatkan sinergi dan sinkronisasi program Kemenpar dengan sektor terkait untuk memfasilitasi pelaksanaan pembangunan kepariwisata yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat, melalui pendekatan pembangunan pariwisata berkelanjutan,

3. Menempatkan strategi pembangungan pariwisata Indonesia di kawasan perdesaan menjadi bagian dari Geostrategi percepatan pembangunan nasional

P E N U T U P

(24)

PROTECT : your natural and cultural environment PRESERVE : your tradition and customs

TRANSMIT : your natural and cultural values to the new generation

ENRICH : your “Indonesia...The Authentically unique” with modern activities

TERIMA KASIH

Roby Ardiwidjaja

roby.ardiwidjaja@kemenpar.go.id roby.ardiwidjaja@gmail.com

It’s not about the Destination, It’s about the Journey!

Referensi

Dokumen terkait

Sungai Cibiuk terletak diantara perbatasan antara Resort Legon Pakis yang merupakan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II dengan Resort Taman Jaya di

Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan tekanan atau pressure drop seiring dengan panjang pipa ataupun disebabkan oleh gesekan dengan

Rumusan masalah yang akan diselesaikan pada pengabdian yang akan dilaksanakan adalah upaya apa yang dapat dilakukan untuk membekalai masyarakat di bantaran DAS

Percepatan pelaksanaan AEC(Asean Economic Community) dari tahun 2020 menjadi 2015, dengan tujuan menjadikan kawasan ASEAN sebagai Pasar Tunggal dan Basis Produksi

Éta Sang Hiang Galuh, kocapkeun kagungan istri, nya geulis ku hade polah, nama rajung raja Mantri, ti dinya kagungan putra, tuluy sahiji the istri. Nu kocap Prabu Galuh,

Menurut UU SPPA, seorang pelaku tindak pidana anak dapat dikenakan dua jenis sanksi, yaitu tindakan, bagi pelaku tindak pidana yang berumur di bawah 14 tahun (Pasal 69 ayat (2)

Metode simulasi ini digunakan untuk mengevaluasi simulasi reservoir yang telah dilakukan sebelumnya dengan harapan dapat memperbaiki keakuratan

• Pengukuran kompleksitas untuk bahasa secara keseluruhan, BNF dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak tindakan dasar yang dibutuhkan dalam tugas tertentu, dan