(Operating Revenue) 25% atau Lebih Dari Total Pendapatan Usaha Seluruh Penyelenggara Telekomunikasi dalam Segmentasi Layanannya.
Tanggal : 11 April 2008
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) REFERENCE INTERCONNECT OFFER (RIO)
TELKOMSEL
Jakarta, April 2008
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR
Wisma Mulia Mezzanine - 19
thFloor
Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 42
Jakarta - 12710
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI (DPI) MILIK PT. TELKOMSEL
DAFTAR ISI
1. DAFTAR PERUBAHAN 2. EXECUTIVE SUMMARY
3. PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI
4. DOKUMEN PENDUKUNG A – PERENCANAAN DAN OPERASI 5. DOKUMEN PENDUKUNG B – PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN 6. DOKUMEN PENDUKUNG C – DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI 7. DOKUMEN PENDUKUNG D – SPESIFIKASI TEKNIS
8. DOKUMEN PENDUKUNG E – DEFINISI DAN INTEPRETASI
9. DAFTAR LAYANAN INTERKONEKSI YANG DITAWARKAN
PT. Telekomunikasi Selular
DAFTAR PERUBAHAN
No/Hal Referensi Uraian
1. Executive Summary Penambahan klausul baru pada hal. iii sbb :
”Hal-hal yang berkaitan dengan kesepakatan harga jasa layanan transit dapat dibuat dalam perjanjian terpisah secara B2B (Business to Business) antara Pencari Akses dengan Pihak Ketiga dan Pihak Ketiga dengan Penyedia Akses. Penyaluran trafik yang bersifat refilling tidak diperkenankan”
2. Dokumen Pendukung A Perencanaan & Operasi
a) Point 3.1 tentang Interkoneksi Voice
Perubahan/penjabaran lebih jelas pada klausul butir (c) dalam DPI 2007 (hal.5) menjadi dua butir, yaitu butir (c) dan butir (d) dalam DPI 2008 (hal.5)
b) Lampiran A1 tentang Informasi Jaringan Penyelenggara
• Perubahan pada Point 1.2 tentang Daftar lokasi sentral gerbang dan kapasitas Interkoneksi yang disediakan (hal.29-30)
• Penambahan Point 1.3 tentang Daftar Lokasi STP untuk interkoneksi signaling beserta konfigurasinya (hal.31)
3. Dokumen Pendukung C Daftar Layanan
Interkoneksi
a) Lampiran C201 – Layanan Panggilan Terminasi Telkomsel
Mengalami perubahan dari sisi tarif terminasi baik dari penyelenggara jasa maupun jaringan (hal.5)
b) Lampiran C202 – Layanan Panggilan Originasi Telkomsel
Mengalami perubahan dari sisi tarif originasi baik ke penyelenggara jasa SLI maupun SLJJ serta perubahan klausul service charge (hal.6)
c) Lampiran C203 – Layanan Interkoneksi SMS Telkomsel
Mengalami perubahan dari sisi tarif interkoneksi
SMS (hal.7)
Daftar Perubahan
ii No/Hal Referensi Uraian
4. Daftal Layanan Interkoneksi Yang Ditawarkan
a) Layanan Panggilan Terminasi
Mengalami perubahan dari sisi tarif terminasi baik dari penyelenggara jasa maupun jaringan serta skenario ruting trafik terminasi ke Telkomsel (hal.3-8)
b) Layanan Panggilan Originasi
Mengalami perubahan dari sisi tarif Originasi baik ke penyelenggara jasa SLI maupun SLJJ, perubahan klausul service charge, serta skenario ruting trafik originasi dar Telkomsel (hal.8-10) c) Layanan SMS
Mengalami perubahan dari sisi tarif Interkoneksi SMS (hal. 10)
d) Layanan Fasilitas Penting Interkoneksi (FPI)
Penambahan dan perubahan pada Point 4
tentang layanan FPI yang ditawarkan oleh
Telkomsel, yaitu jenis layanan FPI Sarpen dan
FPI sarpen berikut lokasi dan harga sewa yang
ditawarkan (hal. 11-15)
PT. Telekomunikasi Selular
EXECUTIVE SUMMARY
Pendahuluan
Dengan ditetapkannya PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006, maka Telkomsel sebagai salah satu operator yang ditetapkan sebagai Significant Market Power (”SMP”) mempunyai kewajiban untuk menyusun Dokumen Penawaran Interkoneksi (”DPI”) yang tata cara penyusunannya telah ditetapkan oleh Pemerintah.
DPI ini disusun dengan tujuan:
1. Memenuhi ketentuan pemerintah, dimana Telkomsel sebagai salah satu operator yang ditetapkan sebagai SMP diwajibkan untuk membuat DPI yang harus disetujui oleh BRTI sebagai regulator.
2. Memberikan petunjuk dan pedoman kepada Penyelenggara lainnya yang ingin berinterkoneksi dengan Telkomsel
3. Memberikan penjelasan mengenai layanan interkoneksi yang diberikan Telkomsel kepada pihak lainnya yang ingin berinterkoneksi dengan Telkomsel
Dokumen DPI Telkomsel ini disusun dengan mengacu dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
• Dokumen Petunjuk Penyusunan Dokumen Penawaran Interkoneksi (P2DPI) yang ditetapkan oleh pemerintah
• Data-data dan Informasi Telkomsel
• Fundamental Technical Plan (FTP) Nasional.
• Standarisasi ITU, ETSI dan standarisasi lainnya yang relevan.
Daftar Layanan Yang Diberikan
Layanan interkoneksi yang ditawarkan kepada pihak lainnya mengacu pada ketentuan pada UU No. 36 Tahun 1999 dan PP No. 52 tahun 2000, FTP Nasional serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006 tentang Interkoneksi.
Daftar layanan dan/atau fasilitas interkoneksi yang ditawarkan oleh Telkomsel, disusun dengan mengacu pada ketentuan dokumen P2DPI yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Jenis-jenis jasa layanan yang ditawarkan oleh Telkomsel dalam DPI ini, terdiri dari:
Executive Summary
ii 1. Layanan Panggilan Terminasi
• Terminasi Lokal dari Penyelenggara Jaringan dan Penyelenggara Jasa
• Terminasi Jarak Jauh dari Penyelenggara Jaringan dan Penyelenggara Jasa
• Terminasi Internasional dari Penyelenggara Jasa 2. Layanan Panggilan Originasi
• Originasi Lokal ke Penyelenggara Jasa
• Originasi Jarak Jauh ke Penyelenggara Jasa
• Originasi Internasional ke Penyelenggara Jasa 3. Layanan SMS
4. Layanan Fasilitas Penting Interkoneksi (FPI)
5. Telkomsel tidak menutup kemungkinan untuk memberikan Layanan-layanan lain sepanjang secara teknis dan operasional memungkinkan serta adanya kesepakatan diantara Para Pihak.
Layanan interkoneksi tersebut diatas kami tawarkan kepada : 1. Penyelenggara Jaringan;
2. Penyelenggara Jasa yang memiliki jeringan dan kode akses.
Penjabaran lebih lanjut dari jenis-jenis layanan yang ditawarkan berikut Call Scenario dan harga dari masing-masing layanan yang di tawarkan di atas adalah sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Perjanjian Interkoneksi: Dokumen Pendukung C (Daftar Layanan Interkoneksi dan Harga). Penawaran harga layanan interkoneksi mengacu kepada PM No. 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tahun 2006 tentang Interkoneksi. Harga-harga dimaksud hanya merupakan biaya jaringan dan khusus untuk layanan Originasi apabila Pencari Akses melimpahkan tanggung jawab atas panggilan interkoneksi yang meliputi tanggung jawab atas kualitas layanan, proses billing tarif pungut, penagihan kepada pengguna dan piutang tak tertagih (Service Cost) kepada Telkomsel, maka Telkomsel akan mengenakan biaya tambahan atas Service Cost tersebut.
Untuk dapat berinterkoneksi dengan Telkomsel pada satu POI tertentu, Pencari Akses harus memiliki Sentral Gerbang yang memiliki fungsi seperti diuraikan dalam FTP Nasional yang berlaku. Kewajiban untuk menyalurkan trafik sampai dengan POI tersebut merupakan kewajiban dari Pencari Akses, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk layanan Terminasi yang dimaksud dengan Pencari Akses ádalah Pihak yang mempunyai kewajiban untuk menyalurkan trafik (Outgoing);
b. untuk layanan Originasi yang dimaksud dengan Pencari Akses adalah Penyelenggara Jasa.
Dalam hal penyaluran trafik dimana akses secara langsung tidak dimungkinkan maka
Pencari Akses sepakat untuk bersama dengan Telkomsel menentukan Pihak Ketiga
sebagai penyedia layanan transit, dan kesepakatan ini akan dituangkan dalam suatu
dokumen tertulis yang mengikat ketiga pihak dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Interkoneksi Para Pihak.
Hal-hal yang berkaitan dengan kesepakatan harga jasa layanan transit dapat dibuat dalam perjanjian terpisah secara B2B (Business to Business) antara Pencari Akses dengan Pihak Ketiga dan Pihak Ketiga dengan Penyedia Akses. Penyaluran trafik yang bersifat refilling tidak diperkenankan.
Seluruh layanan di atas (Originasi dan Terminasi) dapat diberikan apabila:
1. Pencari Akses telah memenuhi seluruh ketentuan dalam DPI ini;
2. Jaringan Pencari Akses telah kompatible dengan Jaringan Telkomsel sebagaimana diuraikan Dokumen Perjanjian Interkoneksi: Dokumen Pendukung D Spesifikasi Teknis;
3. Pencari Akses telah melakukan pemesanan suatu kapasitas interkoneksi tertentu sesuai sistem antrian pemesanan. Tata cara pemesanan adalah sebagaimana dijelaskan dalam Dokumen Perjanjian Interkoneksi: Dokumen Pendukung A Perencanaan dan Operasi;
4. Perjanjian Interkoneksi antara Pencari Akses dan Telkomsel telah dilakukan.
Apabila dalam pelaksanaan interkoneksi diperlukan adanya Fasilitas Penting Interkoneksi (”FPI”) yang tidak dapat disediakan oleh Pencari Akses baik oleh dirinya sendiri maupun melalui pihak ketiga lainnya sesuai ketentuan dari Pemerintah dalam Lampiran 4 PM Interkoneksi, maka Telkomsel dapat menyediakan FPI tersebut dengan ketentuan:
1. secara teknis memungkinkan;
2. telah terjadi kesepakatan antara Para Pihak;
Khusus untuk lokasi POI yang berada di premises milik/dibawah kekuasaan Pihak Ketiga dan penempatan perangkat Pencari Akses Collocated dengan perangkat Telkomsel, harus sudah mendapatkan persetujuan tertulis (izin) dari Pihak Ketiga penguasa premises. Mengenai masalah perizinan ini Telkomsel akan membantu Pencari Akses untuk mendapatkan izin masuk lokasi dari Pihak ketiga sebagai pemilik premises, sedangkan untuk biaya kolokasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pencari Akses.
Dalam hal akses masuk ke lokasi Penyedia Akses, Pencari Akses wajib memperhatikan ketentuan yang berlaku pada masing-masing pihak.
Penggunaan FPI akan dituangkan dalam suatu Perjanjian tersendiri mengacu kepada ketentuan Pemerintah, dengan mempergunakan harga yang telah disepakati terlebih dahulu oleh Para Pihak dengan mengacu kepada harga yang berlaku di pasar.
Prosedur Permintaan Layanan Interkoneksi dan Sistem Antrian
Dengan mengacu pada ketentuan regulasi yang ada, Telkomsel akan memperlakukan
penyelenggara lain yang mengajukan permintaan interkoneksi ke jaringan Telkomsel
berdasarkan prinsip non diskriminasi dan efisiensi.
Executive Summary
iv
Untuk dapat ditempatkan dalam sistem antrian permintaan layanan interkoneksi Telkomsel, Pencari Akses berkewajiban untuk mengajukan permintaan layanan interkoneksi yang ditujukan kepada :
Direktur Perencanaan & Pengembangan PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Wisma Mulia, Lantai 15
Jl. Jend. Gatot Subroto No.42 Jakarta 12710
Surat Permintaan layanan Interkoneksi tersebut harus dilengkapi dengan seluruh lampiran data administratif tentang Pencari Akses. Data Administratif tersebut sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut :
1. Nama penyelenggara dan nama pejabat yang berwenang,
2. Photo copy Izin usaha, Izin layak operasi serta Izin Penyelenggaraan Telekomunikasi yang dimiliki,
3. Jenis layanan interkoneksi yang diminta, apabila merupakan permintaan baru,
4. Penjelasan bahwa layanan interkoneksi yang diminta belum disediakan oleh Telkomsel, apabila layanan yang diminta belum terdapat di DPI Telkomsel,
5. Penjelasan Permintaan tambahan jenis dan kapasitas layanan interkoneksi apabila permintaan layanan interkoneksi yang diminta adalah penambahan jenis dan kapasitas layanan interkoneksi.
6. Lokasi geografis dan tingkat fungsional dari titik interkoneksi yang dibutuhkan, 7. Rencana kerangka waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi kondisi dalam jaringan
telekomonikasi,
8. Proyeksi ke depan (forecast) atas kebutuhan kapasitas interkoneksi.
9. Data teknis perangkatnya interkoneksi termasuk kemampuan penyelenggara dalam mengakses SKTT SOKI atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Telkomsel akan memproses permintaan layanan sesuai sistem antrian berdasarkan evaluasi prakondisi yang mempertimbangkan tingkat kesiapan, tingkat kesulitan pelaksanaan dan kompabilitas jaringan Pencari Akses terhadap jaringan Telkomsel, dengan tetap memperhatikan keperluan internal Telkomsel sebagai prioritas utama.
Telkomsel akan menyampaikan posisi antrian dari Pencari Akses selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan layanan interkoneksi.
Dengan diterimanya dokumen permintaan interkoneksi, Telkomsel akan melakukan pengkajian terhadap dokumen tersebut. Penempatan Pencari Akses dalam sistem antrian tidak serta merta menimbulkan kewajiban kepada Telkomsel untuk memberikan Interkoneksi.Telkomsel berhak untuk menolak permintaan layanan apabila:
1. Pencari Akses tidak menyampaikan data administrasi sebagaimana dimaksud di atas,
2. Jenis dan layanan interkoneksi yang diminta tidak terdapat dalam DPI Telkomsel,
3. Melebihi kapasitas interkoneksi yang tersedia.
Dalam hal terjadi Penolakan, maka penolakan akan disampaikan Telkomsel selambat- lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya permintaan layanan interkoneksi tersebut. Bagi Pencari Akses yang statusnya telah ditolak, dapat mengajukan kembali permintaan layanan interkoneksi dan akan diperlakukan sebagai suatu permintaan baru.
Telkomsel akan memberikan jawaban terhadap permintaan layanan interkoneksi yang memenuhi syarat selambat-lambatnya 20 (duapuluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya jawaban permintaan layanan interkoneksi. Atas jawaban ini Pencari Akses wajib memberikan tanggapan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat jawaban dari Telkomsel. Dalam hal Pencari Akses tidak memberikan tanggapan dalam kurun waktu tersebut, maka permintaan layanan interkoneksi tersebut dianggap gugur. Apabila telah termasuk dalam kategori gugur maka Pencari Akses tersebut dapat mengajukan kembali permintaan layanan interkoneksi dan akan diperlakukan sebagai suatu permintaan baru.
Atas tanggapan Pencari Akses, maka Para Pihakakan melakukan negosiasi yang selanjutnya akan dituangkan dalam Perjanjian Interkoneksi
Diagram Prosedur Berinterkoneksi
Pencari Akses Telkomsel
Permintaan Layanan Interkoneksi
Penerimaan Dokumen &
Evaluasi Prakondisi 5 Hari kerja
Posisi Antrian
Evaluasi Dokumen
Permintaan 10 Hari Kerja
20 Hari Kerja No
Hasil Evaluasi
Ya Jawaban dari Telkomsel
No
Tanggapan Pencari
Akses 10 Hari Kerja
Ya Negosiasi
20 Hari Kerja Perjanjian
Interkoneksi
Executive Summary
vi Perjanjian Interkoneksi
Bagi Pencari Akses yang telah memenuhi prosedur permintaan layanan interkoneksi, suatu perjanjian interkoneksi wajib ditandatangani sebelumnya oleh Pencari Akses dengan Telkomsel sebelum dilakukan interkoneksi secara fisik.
Dokumen Perjanjian Pokok Interkoneksi terdiri dari Perjanjian Pokok dan Dokumen- dokumen Pendukung yang terdiri dari :
1. Dokumen Pendukung A tentang Perencanaan dan Operasi 2. Dokumen Pendukung B tentang Penagihan dan Pembayaran 3. Dokumen Pendukung C tentang Daftar Layanan Interkoneksi 4. Dokumen Pendukung D tentang Spesifikasi Teknis
5. Dokumen Pendukung E tentang Definisi dan Interpretasi
Dokumen-dokumen pendukung ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Pokok.
Usulan Perjanjian Pokok Intertkoneksi yang diajukan oleh Telkomsel adalah sebagaimana yang terdapat dalam DPI ini.
Masa Berlaku
DPI ini berlaku sejak ditetapkan oleh BRTI dan sewaktu-waktu dapat berubah apabila
terdapat permintaan perubahan dari BRTI atau atas inisiatif dari Telkomsel dan
perubahan tersebut berlaku setelah ditetapkan kembali oleh BRTI. Perubahan-
perubahan tersebut akan ditempatkan dalam daftar perubahan yang merupakan bagian
dari DPI ini.
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR
DOKUMEN PENAWARAN INTERKONEKSI
PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI
Perjanjian Pokok Interkoneksi
Hal - 2 DAFTAR ISI
Bab I Ketentuan Umum ... 5
Pasal 1. Definisi ... 5
Pasal 2. Struktur Perjanjian ... 8
Pasal 3. Lingkup Perjanjian ... 9
Pasal 4. Persyaratan Umum ... 9
Bab II Hak dan Kewajiban Para Pihak ... 10
Bagian Pertama – Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Hal Interkoneksi ... 10
Pasal 5. Kewajiban XXXX... 10
Pasal 6. Hak XXXX ... 10
Pasal 7. Kewajiban Telkomsel ... 10
Pasal 8. Hak Telkomsel ... 11
Bagian Kedua – Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Hal Ketersambungan ... 11
Pasal 9. Kewajiban Penyelenggara Jasa XXXX ... 11
Pasal 10. Hak Penyelenggara Jasa XXXX ... 12
Pasal 11. Kewajiban Telkomsel ... 12
Pasal 12. Hak Telkomsel ... 12
Bab III Ketentuan Khusus ... 13
Bagian Pertama – Interkoneksi... 13
Pasal 13.Interkoneksi dan Standard ... 13
Pasal 14.Routing ... 13
Pasal 15.Penomoran ... 13
Pasal 16.Kapasitas dan Forecast ... 14
Pasal 17.CLI (Calling Line Identification) ... 14
Bagian Kedua – Operasi dan Pemeliharaan... 15
Pasal 18.Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Interkoneksi ... 15
Pasal 19.Perubahan Sistem ... 15
Pasal 20.Perlindungan dan Keamanan Sistem ... 17
Pasal 21.Perjanjian Penyambungan Peralatan ... 17
Bagian Ketiga – Pelayanan Interkoneksi ... 17
Pasal 22.Ruang Lingkup Layanan ... 17
Pasal 23.Kualitas Layanan ... 18
Pasal 24.Layanan Baru ...19
Bagian Empat – Keuangan... 20
Pasal 25.Tarif Interkoneksi ... 20
Pasal 26.Pembebanan Biaya, Penagihan dan Pembayaran ... 20
Pasal 27.Biaya Transfer Panggilan... 21
Bagian Kelima – Perlakuan terhadap Informasi... 21
Pasal 28.Penyediaan dan Kerahasiaan Informasi ... 21
Bab IV Ketentuan Lain-lain ... 22
Pasal 29.Force Majeur... 22
Pasal 30.Fraud Interkoneksi ... 23
Pasal 31Pelanggaran Perjanjian, Suspensi dan Terminasi ... 25
Pasal 32.Pengakhiran Perjanjian... 26
Pasal 33.Masa Berlaku Perjanjian ... 27
Pasal 34.Hak Atas Kekayaan Intelektual ... 27
Pasal 35.Pelimpahan Atas Hak dan Kewajiban... 27
Pasal 36.Perselisihan ... 27
Pasal 37.Korespondensi, Pemberitahuan... 28
Pasal 38.Keseluruhan Perjanjian dan Perubahan (Amandemen) ... 28
Pasal 39.Jaminan Hukum ... 29
Pasal 40.Tanggung Jawab Hukum ... 29
Pasal 41.Pengesampingan ... 30
Pasal 42.Dokumen Pendukung ... 30
Pasal 43.Kekuatan Perjanjian dan Hukum yang Berlaku ... 30
Pasal 44.Penutup ... 31
Perjanjian Pokok Interkoneksi
Hal - 4 PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR DENGAN
PT. XXXX TENTANG
PERJANJIAN POKOK INTERKONEKSI
_______________________________________________________________
NOMOR : PKS ___ / ___ / ___ / ___ / ___
Pada hari ini__, tanggal ___, bulan ___, tahun ______ ( 00-00-000) di ____, oleh dan antara :
1. PT. TELEKOMUNIKASI SELULAR, suatu perseroan terbatas yang didirikan dengan Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Nomor 181, tanggal 26 Mei 1995 sebagaimana diubah terakhir dengan Akta Nomor 21 tanggal 11 April 2005, yang dibuat di hadapan Ny. Djumini Setyoadi, S.H., MKN, Notaris di Jakarta, berkedudukan di Jakarta, dalam perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh Kiskenda Suriahardja dalam jabatannya sebagai Direktur Utama, untuk selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “Telkomsel”.
2. , suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan , berkedudukan di, dalam perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh ____, Jabatan , untuk selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “XXXX”.
Para pihak terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. BAHWA Telkomsel berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan telah mendapatkan ijin dari Pemerintah Republik Indonesia untuk ijin penyelenggaraan jaringan bergerak telekomunikasi selular, dengan Nomor KM.61 tahun 2003, tanggal 17 Desember 2003;
b. BAHWA XXXX berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. ____
tanggal ____ telah mendapatkan ijin operasi dari Pemerintah Republik Indonesia untuk ijin penyelenggaraan ____________;
c. BAHWA dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna jaringan telekomunikasi kedua belah pihak agar dapat memberikan pelayanan jasa telekomunikasi yang handal, berjangkauan luas dan bermutu tinggi, maka jaringan telekomunikasi dari kedua belah pihak perlu diinterkoneksikan;
d. BAHWA Menteri Komunikasi dan Informasi melalui peraturannya Nomor 08/Per/M.KOMINFO/02/2006 tanggal 8 Pebruari 2006 telah menetapkan peraturan Menteri tentang Interkoneksi antar penyelenggaraan telekomunikasi;
e. Bahwa Para Pihak selanjutnya sepakat untuk mengikatkan diri satu sama lain
dalam Perjanjian Pokok Interkoneksi (selanjutnya disebut “Perjanjian”).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 DEFINISI
Kecuali diartikan lain dalam hubungan kalimat pasal-pasal Perjanjian, kata-kata dibawah berikut ini mempunyai arti sebagai berikut :
(1) Area Pelayanan adalah suatu wilayah yang diidentifikasikan sebagai satu kesatuan pelayanan di suatu wilayah yang ditetapkan sebagai cakupan lokal dengan sebuah titik pembebanan.
(2) Berita Acara Settlement adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh masing-masing Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah sebagai dasar penyelesaian hak dan kewajiban keuangan interkoneksi masing- masing pihak.
(3) Berita Acara Volume Compare adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah, yang memuat hasil volume compare yang dipakai sebagai dasar untuk penyelesaian hak dan kewajiban interkoneksi masing-masing Pihak.
(4) Berita Acara Penyaluran Trafik adalah dokumen tertulis yang dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakilnya yang sah yang memuat kesepakatan dimulainya penyaluran trafik interkoneksi secara komersial.
(5)
Common Channel Signalling Number 7 (CCS #7) adalah suatu sistempertukaran informasi yang diperlukan bagi pembentukan, pemantauan dan pembubaran hubungan melalui jaringan (signalling) nomor 7.
(6) DDF atau Digital Distribution Frame adalah perangkat yang digunakan sebagai tempat untuk menghubungkan suatu jaringan telekomunikasi dengan jaringan telekomunikasi yang lain.
(7) Dimensi Interkoneksi adalah jumlah/kapasitas sirkit/kanal telekomunikasi atau junctor yang digunakan untuk penyaluran trafik Interkoneksi.
(8) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
(9) GSM atau Global System for Mobile Communication adalah sistem telepon bergerak yang menggunakan teknik digital selular yang menggunakan pita frekuensi 900MHz dan/atau 1800MHz.
(10) Interkoneksi adalah keterhubungan langsung antara jaringan telekomunikasi Telkomsel dengan jaringan telekomunikasi XXXX.
(11) International Roaming Expert Group – 24 (IREG-24) adalah prosedur testing
sebelum dilakukan implementasi untuk SMS yang disusun oleh Organisasi
Internasional di bidang GSM (IREG).
Perjanjian Pokok Interkoneksi
Hal - 6 (12) Jaringan Telkomsel adalah jaringan telekmunikasi yang digunakan oleh
Telkomsel
(13) Jaringan XXXX adalah jaringan telekomunikasi yang digunakan oleh PT. XXXX.
(14) Ketersambungan adalah ketersambungan antara jaringan Telkomsel dengan perangkat milik Penyelenggara Jasa XXXX.
(15) Link adalah saluran/jaringan penghubung antara Jaringan XXXX dengan Jaringan Telkomsel dan/atau sebaliknya.
(16) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi.
(17) MSC atau Mobile Switching Center adalah sentral induk pelayanan Telkomsel yang merupakan gerbang ke jaringan lain, dan langsung berhubungan dengan sentral (gerbang) jaringan lain melalui titik interkoneksi.
(18) Nota Perhitungan Keuangan atau NPK adalah suatu daftar yang dibuat secara berkala yang berisi perhitungan hak dan kewajiban interkoneksi masing-masing pihak yang timbul dari penyaluran trafik.
(19) n adalah periode 1 (satu) bulanan
(20) Okupansi adalah tingkat kepadatan trafik pada satu saluran Interkoneksi.
(21) Panggilan Interkoneksi adalah hubungan telekomunikasi yang terjadi antara Pengguna Telkomsel dengan Pengguna XXXX atau sebaliknya.
(22) Panggilan Originasi adalah pembangkitan panggilan interkoneksi dari Pengguna Telkomsel ke Penyelenggara Jasa ;
(23) Panggilan Terminasi adalah pengakhiran panggilan interkoneksi dari satu penyelenggara kepada penyelenggara tujuan panggilan;
(24) Pencari Akses adalah Penyelenggara Jaringan atau Penyelenggara Jasa yang mengajukan permohonan akses/layanan interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain untuk menyalurkan (transit, terminasi) trafik yang berasal dari jaringannya;
(25) Penyedia Akses adalah penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan akses/layanan interkoneksi bagi penyelenggara telekomunikasi lain untuk menyalurkan (transit, terminasi) trafik di jaringannya;
(26) Penyelenggara Jasa adalah penyelenggara jasa telekomunikasi yang memiliki jaringan dan kode akses;
(27) Pelanggan adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah yang
menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi berdasarkan
kontrak berlangganan.
(28) Pemakai adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah yang menggunakan jaringan telekomunikasi dan atau jasa telekomunikasi yang tidak berdasarkan kontrak.
(29) Pengguna adalah Pelanggan dan Pemakai.
(30) Pengguna Telkomsel adalah setiap Pengguna jasa telekomunikasi yang menggunakan satuan sambungan telekomunikasi (nomor) dari Jaringan Telkomsel.
(31) Pengguna XXXX adalah setiap Pengguna jasa telekomunikasi yang menggunakan satuan sambungan telekomunikasi (nomor) dari Jaringan XXXX.
(32) Perangkat Interkoneksi adalah segala peralatan yang dipasang dalam rangka terjadinya Interkoneksi.
(33) Percakapan SLJJ adalah percakapan jarak jauh yang terjadi antara Pengguna jaringan Telkomsel dan XXXX, yang tidak menggunakan atau menduduki jaringan pihak ketiga.
(34) Perjanjian adalah Perjanjian Kerjasama Interkoneksi Jaringan Telekomunikasi antara Telkomsel dan XXXX sebagaimana tertuang dalam naskah ini termasuk dokumen-dokumen pendukungnya dan perubahan-perubahannya apabila ada.
(35) Perjanjian Pokok Interkoneksi adalah bagian dari Perjanjian yang memuat pasal-pasal yang mengatur ketentuan pokok interkoneksi antara Telkomsel dan XXXX.
(36) Point Of Charging (POC) atau Titik Pembebanan adalah salah satu MSC atau lokasi tertentu yang dipilih sebagai titik untuk mewakili MSC atau lokasi lainnya yang merupakan titik dimulainya tarif percakapan (call).
(37) Point Of Interconnection (POI) atau Titik Interkoneksi adalah lokasi fisik terjadinya Interkoneksi dan merupakan batas wewenang dan tanggung jawab penyediaan, pengelolaan dan pemeliharaan jaringan telekomunikasi dari masing- masing pihak.
(38) Roaming (penjelajahan) adalah suatu fasilitas yang memungkinkan Pengguna yang sedang berada didaerah pelayanan sentral gerbang negara lain, dapat menerima dan melakukan panggilan telepon di dalam cakupan wilayah satu penyelenggara yang sama ataupun berbeda.
(39) Route adalah jalur di dalam jaringan yang diikuti atau harus diikuti untuk menyalurkan pesan atau untuk membangun hubungan interkoneksi antara sentral asal dan sentral tujuan.
(40) Routing adalah proses penentuan dan penggunaan route berdasarkan suatu aturan tertentu, untuk menyalurkan pesan atau untuk pembangunan hubungan interkoneksi.
(41) Sender Keeps All (SKA) adalah cara pembagian pendapatan interkoneksi
dimana seluruh pendapatan yang diterima oleh pengirim pesan adalah
Perjanjian Pokok Interkoneksi
Hal - 8 sepenuhnya milik pengirim pesan tersebut dan tidak dibagikan kepada penerima pesan.
(42) Sentral Gerbang adalah sentral sentral induk pelayanan penyelenggara yang merupakan gerbang ke jaringan lain, dan langsung berhubungan dengan sentral (gerbang) jaringan lain melalui titik interkoneksi.
(43) Short Message Service (SMS) adalah pesan singkat dalam bentuk text atau dalam bentuk lain yang berbasis text yang dapat diterima dan atau dikirimkan dari jaringan Telkomsel ke jaringan XXXX dan sebaliknya.
(44) Short Message Service Interoperator adalah layanan SMS yang memungkinkan keadaan dimana pengirim dan penerima SMS merupakan Pengguna dari operator yang berbeda.
(45) SMS Broadcast adalah SMS yang dikirimkan oleh salah satu pihak secara massal (lebih dari 1) dalam detik yang bersamaan.
(46) Short Messages Service Centre (SMSC) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang merupakan elemen jaringan operator yang dapat memungkinkan perangkat telepon selular menerima dan/atau mengirimkan SMS.
(47) Spamming adalah pengiriman pesan SMS oleh salah satu pihak kepada Pengguna pihak lain dalam Perjanjian ini yang dimaksudkan untuk mempengaruhi Pengguna pihak lainnya.
(48) STBS atau Sambungan Telepon Bergerak Selular adalah sambungan telepon bergerak yang menggunakan gelombang radio dengan teknologi selular baik analog maupun digital.
(49) Tarif Interkoneksi adalah bagian pendapatan yang dibayarkan oleh XXXX kepada Telkomsel atau sebaliknya atas pendapatan yang diterima dari Pelanggan XXXX dan/atau Pelanggan Telkomsel berdasarkan kerja sama ini.
Pasal 2
STRUKTUR PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini terdiri dari Perjanjian Pokok Interkoneksi dan Dokumen-dokumen Pendukung.
(2) Dokumen-dokumen pendukung dari Perjanjian ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling melengkapi dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta mengikat seperti halnya Pasal-Pasal lain dalam Perjanjian ini.
(3) Apabila terdapat perbedaan ketentuan antara Dokumen Pendukung dengan
bagian-bagian dari Perjanjian Pokok ini, maka ketentuan yang akan
dipergunakan adalah ketentuan yang tertuang dalam Perjanjian Pokok
Interkoneksi.
Pasal 3
LINGKUP PERJANJIAN
(1) Para Pihak sepakat untuk mengadakan Interkoneksi langsung antara jaringan XXXX dengan jaringan Telkomsel sehingga setiap Pengguna masing-masing Pihak dapat mengirim atau menerima jasa layanan interkoneksi yang telah disepakati kedua belah pihak ke atau dari setiap Pengguna masing-masing Pihak lainnya.
(2) Jasa layanan interkoneksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatas secara rinci akan dituangkan dalam Dokumen Pendukung C.
Pasal 4
PERSYARATAN UMUM
(1) Dalam melaksanakan Perjanjian ini, XXXX dan Telkomsel wajib mentaati seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, namun tidak terbatas pada peraturan-peraturan sebagai berikut :
a.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
b.
Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.
c.
KM. 4 Tahun 2001 mengenai Perencanaan Dasar Teknis (Fundamental Technical Plan) Nasional Tahun 2000.
d.
KM Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.4 Tahun 2001 Tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan National 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional.
e.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 12 tahun 2002 tanggal 29 Januari 2002 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM. 79/PR.301/MPPT-95 tentang Tata Cara Penyesuaian Tarif Dasar Jasa Telekomunikasi Dalam Negeri.
f.
Peraturan Menteri Kominfo PM No. 08/Per/M.KOMINF/02/2006 tanggal 8 Februari 2006 tentang interkoneksi.
g.