• Tidak ada hasil yang ditemukan

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMONIA DENGAN MODALITAS NEBULIZER, INFRA RED (IR), POSTURAL

DRAINAGE DAN THORACIC EXPANSION EXERCISE (TEE) DI BBKPM SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

LUTHFIA FADILLAH J100150025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

brought to you by

CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by UMS Digital Library - Selamat datang di UMS Digital Library

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMONIA DENGAN MODALITAS NEBULIZER, INFRA RED (IR), POSTURAL

DRAINAGE DAN THORACIC EXPANSION EXERCISE (TEE) DI BBKPM SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

Luthfia Fadillah J100150025

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Arin Supriyadi, SST.FT., M.Fis

NIP/NIK. 400.1804

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMONIA DENGAN MODALITAS NEBULIZER, INFRA RED (IR), POSTURAL

DRAINAGE DAN THORACIC EXPANSION EXERCISE (TEE) DI BBKPM SURAKARTA

OLEH

LUTHFIA FADILLAH J100150025

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jum’at, 08 Juni 2018

Dewan Penguji:

Nama Penguji Tanda Tangan

1. Arin Supriyadi, SSt.FT., M.Fis ( ) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dwi Rosella Komalasari, S.Fis., M.Fis ( ) (Anggota I Dewan Penguji

3. Dr. Siti Soekiswati, M.HKes ( ) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Multalazimah, SKM., M.Kes

NIK/NIDN : 786/06-1711-7301

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta,7 Juli 2018

Penulis

Luthfia Fadillah

J100150025

(5)

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMONIA DENGAN MODALITAS NEBULIZER, INFRA RED (IR), POSTURAL

DRAINAGE DAN THORACIC EXPANSION EXERCISE (TEE) DI BBKPM SURAKARTA

Abstrak

Pneumonia adalah proses inflamasi atau radang pada jaringan dasar paru yang biasanya disebabkan karena terinfeksi oleh bakteri, virus, jamur atau benda asing lainnya. Untuk mengetahui pengaruh Nebulizer, Infra Red (IR), Postural Drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) dalam mengurangi dilatasi bronkus, mengurangi spasme otot bantu pernapasan, mengeluarkan dahak dan meningkatkan ekspansi torak pada kasus pneumonia. Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian sesak napas T1 : 5 menjadi T6 : 3, ekspansi torak bagian axilla T1 : 1,5 menjadi T6 : 2,5, ekspansi torak bagian intercostalis T1 : 1,5 menjadi T6 : 2,5, ekspansi torak bagian xyphoideus T1 : 1,5 menjadi T6:

2,5, nyeri pada nyeri diam T1 : 2 menjadi T6 : 0,7, nyeri tekan T1 : 4 menjadi T6 : 2, nyeri saat napas dalam T1 : 6 menjadi T6 : 3. Nebulizer dapat mengurangi dilatasi bronkus dalam kondisi pneumonia, Infra Red (IR) dapat mengurangi nyeri dada akibat spasme otot bantu pernapasan dalam kondisi pneumonia, Postural Drainage dapat mengeluarkan dahak dalam kondisi pnemonia dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) dapat meningkatkan ekspansi torak dalam kondisi pneumonia.

Kata Kunci : Pneumonia, Nebulizer, Infra Red (IR), Postural Drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE)

Abstract

Pneumonia is a process of inflammation or inflammation in the lung tissue base that is usually caused by being infected by bacteria, viruses, fungi or other foreign objects. To determine the effect of Nebulizer, Infra Red (IR), Postural Drainage and Thoracic Expansion Exercise (TEE) in reducing bronchial dilatation, reducing respiratory muscle spasms, removing sputum and increasing piston expansion in cases of pneumonia.

After 6 months of therapy, the results obtained from T1: 5 to T6: 3

respiration assessment, T1: 1.5 axilla pitch expansion became T6: 2.5,

the pore expansion of the intercostal portion T1: 1.5 to T6: 2,5 , piston

extension of xyphoideus T1: 1.5 to T6: 2,5, pain in silent pain T1: 2 to

T6: 0.7, T1: 4 tenderness to T6: 2, pain in deep T1: 6 to T6 : 3. Nebulizer

can reduce bronchial dilatation in pneumonia conditions, Infra Red (IR)

may reduce chest pain due to respiratory muscle spasm in pneumonia

conditions, Postural Drainage may release sputum in pneumonia

(6)

2

conditions and Thoracic Expansion Exercise (TEE) may increase piston expansion in pneumonia conditions.

Keywords: Pneumonia, Nebulizer, Infra Red (IR), Postural Drainage and Thoracic Expansion Exercise (TEE)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam HR. Muslim yang berbunyi : “Setiap penyakit pasti memiliki obat.

Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Pneumonia disebut sebagai radang paru yang disebabkan oleh adanya infeksi kuman dan menyebabkan berbagai gangguan organ pernapasan. Kuman yang menetap di dalam paru tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah sehingga menyebabkan infeksi di seluruh tubuh (Kimberly, 2009).

Di negara berkembang banyak terjadi kasus kematian akibat suatu penyakit, salah satunya pneumonia. Namun kasus pneumonia juga dapat dicegah dengan imunisasi atau akses ke perawatan sederhana dan efektif (W. Abdullah Brook et al, 2008).

Dari ulasan tersebut maka penulis bermaksud untuk memberikan penatalaksanaan fisioterapi dengan modalitas nebulizer, Infra Red (IR), postural drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) pada kasus pneumonia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diatas maka penulis menentukan rumusan

masalah dari karya tulis ilmiah ini ialah bagaimana efek nebulizer, Infra Red

(IR), postural drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) dalam

meningkatkan dilatasi bronkus, mengurangi nyeri dada akibat spasme otot

bantu pernapasan, mengeluarkan dahak dan meningkatkan ekspansi sangkar

torak pada kasus pneumonia?

(7)

3 1.3 Tujuan Penulisan

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu sebagai berikut:

a) Mengetahui efek nebulizer dalam meningkatkan dilatasi bronkus pada kasus pneumonia.

b) Mengetahui efek Infra Red (IR) dalam mengurangi nyeri dada akibat spasme otot bantu pernapasan pada kasus pneumonia.

c) Mengetahui efek postural drainage dalam mengeluarkan dahak pada kasus pneumonia.

d) Mengetahui pengaruh Thoracic Expansion Exercise (TEE) dalam meningkatkan ekspansi toraks pada kasus pneumonia.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan sebagai berikut:

a) Bagi penulis :

Menambah wawasan bagi penulis tentang kasus pneumonia yang di kaji penulis dalam karya tulis ilmiah ini serta memanfaatkan informasi dalam karya tulis ilmiah ini untuk dipraktikkan ke lapangan pekerjaan fisioterapi.

b) Bagi pembaca :

Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai pencegahan dan pengobatan dengan fisioterapi pada penyakit paru pneumonia serta menambah informasi bagi pembaca untuk mempraktikkan modalitas fisioterapi ke lapangan pekerjaan fisioterapi bagi yang ingin melakukan praktik fisioterapi

2. METODE

2.1 Teknologi Intervensi Fisioterapi a) Nebulizer

Nebulizer jenis bronkodilator aktif dalam meningkatkan dilatasi

bronkus pada kasus pneumonia sehingga mengurangi penyempitan

(8)

4

bronkus dan udara pun dapat masuk ke sistem jalan napas selanjutnya.

Umumnya, nebulizer adalah suatu alat yang dapat mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap atau aerosol agar dapat dihirup.

Jenis nebulizer sangat mempengaruhi efisiensi aerosol selama mekanik ventilasi. Bentuk nebulizer yang paling sering digunakan adalah jet nebulizer (Robert Harwood et al, 2010).

b) Infra Red (IR)

Infra Red (IR) aktif dalam mengurangi nyeri dada akibat spasme pada otot bantu pernapasan pada penderita pneumonia. Karena Infra Red) (IR) mempengarui suhu jaringan untuk mengurangi nyeri, peradangan dan memungkinkan merilekskan pergerakan otot. Efek biologis yang menggunakan cahaya infra merah bergelombang panjang dikaitkan dengan peningkatan suhu jaringan oleh energi kinetik dari molekul, sedangkan cahaya infra merah bergelombang pendek dikaitkan untuk pemanasan selektif lapisan kulit yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dengan demikian menyebabkan efek teraputik positif (Ewa Boerner et al, 2015).

c) Postural Drainage

Prinsip postural drainage adalah penempatan posisi pasien yang benar dan membawa udara agar tekanan dalam rongga dada lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dapat bergerak ke paru saat inspirasi. Tujuan dari postural drainase adalah mengeluarkan apa saja yang terkumpul dalam rongga pleura agar rongga pleura normal (Arif Muttaqin, 2008).

d) Thoracic Expansion Exercise (TEE)

Thoracic Expansion Exercise (TEE) pada penderita pneumonia dapat meningkatkan mobilisasi sangkar tongkar dengan cara penekanan pada torak saat inspirasi maksimal. Thoracic Expansion Exercise (TEE) dapat dilakukan dengan berbaring atau duduk bersandar.

Terapis menekan torak pasien di sisi kanan dan kiri dengan kedua

(9)

5

tangannya saat pasien menarik napas maksimal kemudian menghembuskan napas perlahan (Kisner, 2007).

2.2 Proses Fisioterapi

a) Pengkajian Fisioterapi 1) Anamnesis

2) Pemeriksaan Obyektif b) Diagnosa Fisioterapi

1) Impairment

a) Perubahan Struktur

i. Bronkus dan bronkiolus ; terdapat spasme otot bronchial serta penumpukan cairan eksudat disertai konsolidasi

ii. Sangkar toraks ; penurunan ekspansi torak

iii. Otot pernapasan ; spasme otot pernapasan karena berkontraksi berlebih saat frekuensi pernapasan terlalu cepat

iv. Diafragma ; pengembangan terbatas, terlihat dari bentuk dada klien yang barrel chest

b) Gangguan Fungsi

i. Tingkat pernapasan ; frekuensi pernapasan cepat ii. Ritme pernapasan ; tidak teratur

iii. Kedalaman respirasi ; ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

iv. Fungsi otot pernapasan toraks ; penurunan kemampuan berkontraksi

v. Fungsi diafragma ; pengembangan terbatas 2) Functional Limitation

a) Terhambat dalam merubah posisi baring ke duduk akibat

sesak yang dirasakan setelah lama berbaring

(10)

6

b) Tidak mampu berkeliling di sekitar rumah karena mudah merasa sesak

3) Participation Restriction

Belum dapat menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga, seperti menyiapkan makanan untuk keluarga, menyapu dan mencuci pakaian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Modalitas yang diberikan pada pasien dengan inisial Ny. S dengan diagnosa pneumonia umur 60 tahun pada pemeriksaan awal sudah didapat hasil problematika berupa sesak napas, nyeri dada akibat spasme pada otot bantu pernapasan, batuk berdahak dan penurunan ekspansi sangkar torak. Setelah dilakukan terapi dengan modalitas nebulizer, Infra Red (IR), postural drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) sebanyak 6x terapi diperoleh hasil sebagai berikut:

3.1.1 Derajat Sesak Napas

Grafik 1. Evaluasi Derajat Sesak Napas

0 1 2 3 4 5 6

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Sesak

(11)

7 3.1.2 Ekspansi Sangkar Torak

Grafik 2 Evaluasi Ekspansi Torak

3.1.3 Nyeri Dada

Grafik 3. Evaluasi Nyeri Otot Bantu Pernapasan

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Axilla ICS 5 Xyphoideus

0 1 2 3 4 5 6 7

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Saat Napas Dalam

(12)

8 3.2 P.embahasan

Pasien dengan inisial Ny. S umur 60 tahun dengan diagnosis medis pneumonia telah diberikan treatment fisioterapi sebanyak 6 kali terapi dengan modalitas berupa nebulizer, Infra Red (IR), postural drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) untuk mengatasi permasalahan fisioterapi seperti sesak napas, nyeri dada akibat spasme pada otot bantu pernapasan, batuk berdahak dan penurunan ekspansi sangkar torak.

3.2.1 Penurunan sesak napas

Didapatkan hasil pemeriksaan yaitu adanya penurunan sesak napas.

Hasil yang diperoleh dari pemberian terapi dengan nebulizer jenis bronkodilator adalah T1-T3 belum ada perubahan atau penurunan sesak napas, hal ini didasari dengan hasil penilaian derajat sesak napas menggunakan borg scale. Pada T4-T6 baru terdapat penurunan sesak napas. Hal ini membuktikan bahwa nebulizer jenis bronkodilator aktif dalam meningkatkan dilatasi bronkus sehingga mengurangi penyempitan pada bronkus dan mengurangi sesak napas.

3.2.2 Pengurangan Nyeri

Didapatkan hasil pemeriksaan yaitu adanya pengurangan nyeri dada akibat spasme pada otot bantu pernapasan. Penerapan terapi latihan pada kasus pneumonia dengan Infra Red (IR) bertujuan mengurangi nyeri dada yang diakibatkan oleh spasme otot bantu pernapasan dengan proses vasodilatasi, kemudian membatasi peradangan dan rasa sakit yang dirasakan ssehingga meningkatkan perbaikan otot dan merilekskan otot bantu pernapasan (Christophe Hausswirth et al, 2011).

3.2.3 Penurunan batuk berdahak

Didapatkan hasil pemeriksaan yaitu penurunan batuk berdahak. Dalam

kasus ini, penulis menggunakan postural drainage disertai cupping

untuk membantu pasien mengeluarkan dahak. Proses mengeluarkan

dahak dengan postural drainage prinsipnya dengan bantuan gaya

gravitasi dari posisi statis pada tubuh pasien yang benar kemudian

(13)

9

ditambah cupping selama posisi drainage untuk membantu dahak keluar (Eaton et al, 2007).

3.2.4 Penurunan Ekspansi Torak

Didapatkan hasil pemeriksaan yaitu penurunan ekspansi sangkar torak.

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan transportasi oksigen sehingga meningkatkan ventilasi alveolar. Latihan ini dilakukan dengan gerakan dinding dada dengan inspirasi maksimal lalu mengeluarkan udara sebanyak mungkin (Eaton et al, 2007).

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Penanganan fisioterapi pada kasus pneumonia yang dilakukan selama 6x terapi pada pasien berinisial Ny.S umur 60 tahun. Penatalaksaanaan menggunakan modalitas nebulizer, Infra Red (IR), postural drainage dan Thoracic Expansion Exercise (TEE) didapatkan kesimpulan penurunan sesak napas, penurunan nyeri dada, penurunan batuk berdahak dan peningkatan ekspansi sangkar torak.

4.2 Saran

Berdasarkan pada penatalaksanaan fisioterapi di BBKPM Surakarta, maka penulis akan memberikan saran kepada pasien, fisioterapis, dan masyarakat.

a) Kepada pasien dan keluarga pasien

Pasien diharapkan dapat memahami prosedur yang benar saat

menjalankan proses terapi, seperti melepas seluruh pakaian atas saat

menjalankan terapi Infra Red (IR) di bagian dada dan punggung. Hal ini

untuk memaksimalkan agar sinar IR masuk tepat ke penetrasi jaringan

otot. Selain itu, saat menjalankan terapi Thoracic Expansion Exercise

(TEE), pasien dapat menanyakan pada terapis jika ada instruksi yang

belum jelas sehingga terapis dapat mengulangi intruksi dan pelaksanaan

terapi Thoracic Expansion Exercise (TEE) pun dapat berjalan dengan

optimal.

(14)

10 b) Kepada fisioterapis

Dalam memberikan modalitas kepada pasien, hendaknya fisioterapis telah memiliki daftar assesment pasien yang lengkap dan rinci sehingga dapat menemukan problematika pasien serta menentukan diagnosa akhir fisioterapi. Problematika pasien yang telah tercatat dalam assesment akan menentukan pula modalitas fisioterapi yang sesuai dan tepat. Fisioterapi hendaknya juga memberikan edukasi home program yang tepat pada pasien atau dapat melalui keluarga pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Ari, A., Atalay, O. T., Harwood, R., Sheard, M. M., Aljamhan, E. A., & Fink, J.

B. (2010). Influence of nebulizer type, position, and bias flow on aerosol drug delivery in simulated pediatric and adult lung models during mechanical ventilation. Respiratory Care, 55(7), 845–851. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20587095

Eaton, T., Young, P., Zeng, I., & Kolbe, J. (2007). A randomized evaluation of the acute efficacy, acceptability and tolerability of Flutter and active cycle of breathing with and without postural drainage in non-cystic fibrosis bronchiectasis. Chronic Respiratory Disease, 4(1), 23–30.

https://doi.org/10.1177/1479972306074481

Hausswirth, C., Louis, J., Bieuzen, F., Pournot, H., Fournier, J., Filliard, J. R., &

Brisswalter, J. (2011). Effects of whole-body cryotherapy vs. far-infrared vs. passive modalities on recovery from exercise-induced muscle damage in

highly-trained runners. PLoS ONE, 6(12).

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0027749

.Muttaqin,Arif.2008.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta:Salemba Medika

Scott, J. A. G., Brooks, W. A., Peiris, J. S. M., Holtzman, D., & Mulholland, E.

K. (2008). Review series Pneumonia research to reduce childhood mortality in the developing world. J Clin Invest, 118(4), 1291–1300.

https://doi.org/10.1172/JCI33947.research

Referensi

Dokumen terkait

Pada awalnya Vipro-G memperkenalkan produknya sebagai salah satu minuman kesehatan yang ditujukan hanya untuk para perokok agar dapat menetralisir radikal bebas yang ada di

INTERA KSI MATER NAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi kesejahtera an dan tumbuh kembang janin (antenatal screening) INTERAKSI MATERNAL BAYI Pemeriksaan dan evaluasi

Bahwa berdasarkan kualifikasi syarat tersebut, para Pemohon merupakan pihak yang memiliki hak konstitusional yang diberikan oleh Pasal 28E Ayat (3) UUD 1945, yaitu sebagai

Unsur sensualitas sangat tergambar dari gambar di atas serta pada lirik lagu di atas yaitu pada kalimat “cinta-cinta lakukan dengan cinta bila kamu mau” makna dari

Aplikasi Irama Kenjoan Pada Bass Drum, Floor Tom, Hi-hat, Snare Drum Dan Small Tom Dalam Bentuk Notasi Drumset .... Score Irama Krotokan Dalam Bentuk Notasi Kendang

Tingkat pendidikan, jenis game yang dimainkan, lama bermain game, jumlah jam bermain, jumlah uang yang dihabiskan saat bermain, pihak yang mengenalkan game, teman yang dikenal

Langkah awal K- Medoids adalah mencari titik yang paling representatif (medoids) dalam sebuah dataset dengan menghitung jarak dalam kelompok dari semua kemungkinan

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan