• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

I. PEMOHON : Machri Hendra (hakim Pengadilan Negeri Padang) KUASA PEMOHON : DJUANDA RASUL,SH. Dkk

II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG

UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung:

1. Pasal 7 ayat (1) huruf g:

Untuk menjadi seorang Calon Hakim Agung dapat diangkat menjadi Hakim Agung , yaitu “berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Tingkat Banding”.

Bertentangan dengan UUD 1945 1. Pasal 27 ayat (1) dan (2) Ayat (1)

“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualiannya”

Ayat (2)

“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

2. Pasal 28 C ayat (2)

“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam meperjuangkan haknya secara kolektif untuk emmbangun masyarakat, bangsa dan negaranya”

3. Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) Ayat (1)

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”

Ayat (2)

“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”

Ayat (3)

“Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”

(2)

4. Pasal 28 I ayat (2)

“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”

III. ALASAN-ALASAN

Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) karena:

A. Syarat-syarat bagi calon Hakim Agung sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No. 14 Tahun 1985 sangat diskriminatif serta merugikan hak konstitusional pemohon yang berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun dibidang hukum yang berprofesi atau menjabat sebagai hakim di Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri) maupun di Pengadilan di Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi) dibandingkan dengan seseorang yang tidak berprofesi sebagai hakim (jabatan non karier) sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 yang hanya cukup berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun di bidang hukum;

B. Syarat bagi Hakim Karier untuk dapat menjadi Hakim Agung harus memenuhi syarat berpengalaman sekurang-kurangnya 10 tahun sebagai hakim Tingkat Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka bagi seorang yang menjabat sebagai Hakim (sistem karier) harus memerlukan suatu pengalaman bekerja dibidang hukum di Pengadilan sekurang-kurangnya selama 30 puluh tahun karena menurut PP Nomor 41 Tahun 2002 adalah serendah-rendahnya sebagai Pembina Tingkat I (golongan IV b) tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan. Sedangkan syarat bagi hakim (non karier) untuk dapat diangkat menjadi hakim Agung yang bersangkutan cukup disyaratkan berpengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun di bidang hukum Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan;

C. Dengan adanya perbedaan syarat untuk menjadi hakim Agung antara sistem karier, maka Pemohon yang saat ini bekerja dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Negeri dalam kelompok sistem karier merasa dirugikan hak

(3)

konstitusional Pemohon berupa hak asasi dan kedudukan di dalam hukum dan pemerintah, yaitu hak-hak pemohon sebagai warga Negara ataupun kelompok sistim karier yang berpengalaman dibidang hukum sekurang-kurangnya selama 15 (lima belas) namun belum bertugas selama 10 tahun di pengadilan tingkat banding. Atas diberlakukannya penerapan Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 yang nyata-nyata sangat diskriminatif dan bertentangan dengan isi rumusan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) UUD 1945;

IV. PETITUM

1. Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya;

2. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang syarat calon Hakim Agung untuk dapat diangkat menjadi Hakim Agung berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 Tahun sebagai Hakim Tingkat Banding bertentangan dengan UUD 1945;

3. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 tahun 1985 tentang syarat calon Hakim Agung untuk dapat diangkat menjadi Hakim Agung berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 tahun sebagai Hakim Tingkat Banding tidak sah dan tidak berlaku bagi Hakim karier;

4. Memerintahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI bersama-sama dengan Presiden RI untuk mencabut isi rumusan Pasal 7 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan ini diucapkan, dengan ketentuan apabila dalam tenggang waktu 14 hari tersebut diterima oleh DPR RI dan Presiden RI ternyata tidak dilaksanakan pencabutannya dalam Berita Negara/Media massa, maka demi konstitusi (UUD’45) bahwa isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi pencalonan Hakim Agung Sistem Karier;

(4)

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

Perbaikan Tgl, 08 Nopember 2003

I. PEMOHON : Machri Hendra (hakim Pengadilan Negeri Padang) KUASA PEMOHON : DJUANDA RASUL,SH. Dkk

II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG

UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung:

Pasal 7 ayat (1) huruf g:

“Untuk menjadi seorang Calon Hakim Agung dapat diangkat menjadi Hakim Agung , yaitu “berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Tingkat Banding”.

Bertentangan dengan UUD 1945 1. Pasal 27 ayat (1) dan (2)

Ayat (1)

“Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualiannya”

Ayat (2)

“Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”

2. Pasal 28 C ayat (2)

“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam meperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya”

3. Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) Ayat (1)

“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuab yang sama dihadapan hukum”

Ayat (2)

“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja”

Ayat (3)

“Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”

(5)

4. Pasal 28 I ayat (2)

“Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”

III. ALASAN-ALASAN

Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) karena:

a. Syarat-syarat bagi calon Hakim Agung sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU No. 14 Tahun 1985 sangat diskriminatif serta merugikan hak konstitusional pemohon yang berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun dibidang hukum yang berprofesi atau menjabat sabagai hakim di Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri) maupun di Pengadilan di Tingkat Banding (Pengadilan Tinggi) dibandingkan dengan seseorang yang tidak berprofesi sebagai hakim (jabatan non karier) sebagaimana yang diatur dalam pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 yang hanya cukup berpengalaman sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun di bidang hukum;

b. Syarat bagi Hakim Karier untuk dapat menjadi Hakim Agung harus memenuhi syarat berpengalam sekurang-kurangnya 10 tahun sebagai hakim Tingkat Banding sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, maka bagi seorang yang menjabat sebagai Hakim (sistem karier) harus memerlukan suatu pengalaman bekerja dibidang hukum di Pengadilan sekurang-kurangnya selama 30 puluh tahun karena menurut PP Nomor 41 Tahun 2002 adalah serendah-rendahnya sebagai Pembina Tingkat I (golongan IV b) tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan. Sedangkan syarat bagi hakim (non karier) untuk dapat diangkat menjadi hakim Agung yang bersangkutan cukup disyaratkan berpengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun di bidang hukum Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 1985 tanpa disyaratkan dengan jenjang jabatan dan kepangkatan;

c. Dengan adanya perbedaan syarat untuk menjadi hakim Agung antara sistem karier, maka Pemohon yang saat ini bekerja dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Negeri dalam kelompok sistem karier merasa dirugikan hak

(6)

konstitusional Pemohon berupa hak asasi dan kedudukan di dalam hukum dan pemerintah, yaitu hak-hak pemohon sebagai warga Negara ataupun kelompok sistim karier yang berpengalaman dibidang hukum sekurang-kurangnya selama 15 (lima belas) namun belum bertugas selama 10 tahun di pengadilan tingkat banding. Atas diberlakukannya penerapan Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 yang nyata-nyata sangat diskriminatif dan bertentangan dengan isi rumusan Pasal 27 ayat (1) dan (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1), (2) dan (3) UUD 1945;

IV. PETITUM

1. Pada halaman 5 butir ke-3 baris ke;

2. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tentang syarat calon Hakim Agung untuk dapat diangkat menjadi Hakim Agung berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 Tahun sebagai Hakim Tingkat Banding bertentangan dengan UUD 1945;

3. Menyatakan isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 tahun 1985 tentang syarat calon Hakim Agung untuk dapat diangkat menjadi Hakim Agung berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Ketua Pengadilan Tingkat Banding atau 10 tahun sebagai Hakim Tingkat Banding tidak sah dan tidak berlaku bagi Hakim karier;

4. Memerintahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat RI bersama-sama dengan Presiden RI untuk mencabut isi rumusan Pasal 7 ayat (1) huruf g Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1985 dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan ini diucapkan, dengan ketentuan apabila dalam tenggang waktu 14 hari tersebut diterima oleh DPR RI dan Presiden RI ternyata tidak dilaksanakan pencabutannya dalam Berita Negara/Media massa, maka demi konstitusi (UUD’45) bahwa isi Pasal 7 ayat (1) huruf g UU Nomor 14 Tahun 1985 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi pencalonan Hakim Agung Sistem Karier;

Referensi

Dokumen terkait

Perkawinan tersebut memenuhi administrasi hukum karena perkawinan keduanya telah memenuhi syarat-syarat perkawinan sesuai dengan pertimbangan Hakim yaitu ketentuan Pasal

dianggap memenuhi syarat untuk diangkat sbg ketua atau wakil ketua, sekurang- kurangnya telah berpengalaman paling tidak 10 tahun sebagai Hakim Pengadilan

− Pasal 156 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 2) Jika hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut,

Menimbang bahwa objek pengujian yang dimohon oleh Pemohon adalah Pasal 7 ayat (1) huruf g Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 yang dianggap diskriminatif dalam menentukan

Dengan menghilangkan frasa telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan sebagai bagian dari Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun

Oleh karena itu Pasal 1 ayat (3) yang juga berhubungan dengan pasal lainya yaitu Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13 dan Pasal 14 UU Komisi

Bahwa pemohon telah mengajukan penyelesaian secara musyawarah mufakat di tingkat daerah melalui Komisi Pemilihan Umum Kota Makasar dan Panitia Pengawas Pemilu Kota Makasar

Dalam ketentuan Pasal 123 ayat (1) diatur permohonan pemeriksaan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya yang khusus dikuasakan untuk itu kepada