• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.1.1. Badminton Sebagai Olahraga Yang Paling Diminati Masyarakat Indonesia Di Indonesia, olahraga yang paling diminati masyarakat adalah sepakbola dan bulu tangkis. Dalam perkembangannya, bulu tangkis di Indonesia sudah menjadi semacam olahraga rakyat. Banyak juga prestasi yang sudah dihasilkan dari cabang olahraga ini. Indonesia pernah berprestasi di Kejuaraan Dunia, Piala Thomas dan Uber, Kejuaraan All-England, Piala Sudirman, serta pesta olahraga besar seperti Sea Games, Asian Games, dan bahkan Olimpiade.

Banyak juga atlet-alet yang berprestasi dari era dulu yaitu Rudi Hartono, Susi Susanti, Liem Swie King, Alan Budikusuma hingga era sekarang yaitu Taufik Hidayat, Markis Kido dan Hendra Setyawan.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, bulu tangkis termasuk kedalam 3 besar olahraga yang paling diminati masyarakat mulai dari skala kelurahan hingga nasional. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya fasilitas olahraga bulu tangkis yang terdapat disetiap kelurahan di Indonesia.

Tabel 1. 1 Tabel Persentase Kelurahan Yang Memiliki Fasilitas Olahraga Menurut Jenis Olahraga

Sumber: BPS R.I – Statistik Podes 2000-2008

(2)

2 1.1.2. Prestasi Bulu Tangkis Indonesia

Jika melihat prestasi bulu tangkis Indonesia beberapa dekade yang lalu, Indonesia merupakan negara yang paling disegani di Asia bahkan dunia, berbeda jauh dengan prestasi bulu tangkis Indonesia sekarang. Prestasi bulu tangkis di Indonesia memang seperti ‘rollercoaster’. Kadang naik kadang turun, dan jika naik hanya untuk beberapa saat, lalu turun lagi.

Jika dilihat dari prestasi di olimpiade sepanjang 20 tahun terakhir, sekarang prestasi bulu tangkis Indonesia sangat jatuh terlalu jauh. Dari olimpiade 1992, 1996, 2000, 2004, dan 2008 Indonesia setidaknya menyumbangkan satu medali emas dari cabang bulu tangkis. Tapi di olimpiade 2012 di london lalu Indonesia tidak mampu menyumbangkan emas, bahkan merebut perak dan perunggu saja juga tidak.

Apa yang harus dilakukan PBSI adalah pembinaan pemain muda, lalu jaminan hari tua. Dua masalah ini menjadi faktor utama yang menyebabkan prestasi bulu tangkis di Indonesia tersendat, selain urusan gaji. Pembinaan pemain muda sangat penting dilakukan. Banyak sekali potensi-potensi yang ada dalam pemuda-pemudi Indonesia, dan itu harus dikembangkan. Untuk masalah ini perlahan PB PBSI sudah mengatasinya dengan adanya banyak pelatihan bulu tangkis di Indonesia, dan ada kejuaraan seperti Sirkuit Nasional, yang akan mengadu sesama atlet muda Indonesia yang berbakat. Tetapi ada satu masalah lagi, yaitu jaminan hari tua, yaitu jaminan yang akan diberikan kepada atlet saat pensiun nanti. Tidak sedikit atlet Indonesia yang berprestasi dulunya pas sekarang sudah pensiun tidak jelas jadi apa. Bahkan ada yang terlantar. Ini juga yang membuat tidak banyak kemauan yang ada dari diri anak-anak Indonesia untuk menjadi atlet.

Adapun atlet-atlet bulu tangkis indonesia yang pernah mengukir sejarah perbulutangkisan di Indonesia tingkat internasional antara lain:

1. Rudi Hartono Kurniawan

Prestasi: 8 kali juara All England, 7 diantaranya direbut secara berturut turut belum bisa terpecahkan. Thomas Cup dan World Cup yang terakhir dilakoninya pada 1980.

2. Liem Swie King

Prestasi: Tiga kali gelar All England dan empat runner-up.

3. Alan Budikusuma

(3)

3 Prestasi: Mengharumkan nama Indonesia untuk pertama kalinya di ajang Olimpiade Barcelona 1992.

4. Haryanto Arbi

Prestasi: dua kali gelar All England bisa diraihnya pada 1993, 1994. Juara Thomas Cup pernah dirasakan sebanyak 4 kali (1994, 1996, 1998, 2000), Juara Dunia 1994, 1995 dan beberapa open turnamen lainnya.

5. Taufik Hidayat

Prestasi: emas Olimpiade Athena 2004, juara dunia tahun 2004 dan enam kali juara Indonesia Open.

Namun akhir-akhir ini prestasi bulu tangkis Indonesia mulai menampakkan taringnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya para atlet Indonesia yang berada diposisi 100 besar BWF. Berikut merupakan peringkat dunia terbaru yang dirilis oleh BWF bulan Januari 2014. Dapat dilihat tercantum beberapa atlit indonesia yang cukup ramai menempati posisi 100 besar di Dunia:

Single Putra 4. Tommy Sugiarto 8. Sony Dwi Kencoro

22. Dionysius Hayom Rumbaka 40. Alamsyah Yunus

62. Andre Kurniawan Tedjono 67. Simon Santoso

82. Riyanto Subagja 83. Wisnu Yuli Prasetyo Ganda Putra

1. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan 10. Angga Pratama/Ryan Agung Saputra 19. Markis Kido/Alvent Yulianto Chandra 24. Gideon Markus Fernaldimarkis Kido

42. Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan 45. Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana

51. Ricky Karanda Suwardi/Muhammad Ulinnuha 55. Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi

(4)

4 61. Ronald Alexander/Selvanus Geh

78. Fran Kurniawan/Bona Septano

82. Berry Angriawan/Yohanes Rendy Sugiarto 84. Andrei Adistia/Gideon Markus Fernaldi

86. Hardianto Hardianto/Agripinna Prima Rahmanto Putra 98. Bona Septano/Afiat Yuris Wirawa

Ganda Putri

6. Pia Zebadiah Bernadeth/Arizki Amelia Pradipta 11. Aprilsasi Putri Lejarsar Variella/Vita Marissa 12. Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii

26. Gebby Ristiyani Imawan/Tiara Rosalia Nuraidah 52. Devi Tika Permatasari/Keshya Nurvita Hanadia 58. Melati Daeva Oktaviani/Rosyita Eka Putri Sari 65. Maretha Dea Giovani/Melvira Oklamona 69. Della Destiara Haris/Suci Rizky Andini 71. Suci Rizky Andini/Jenna Gozali

76. Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris 89. Komala Dewi/Meiliana Jauhari

98. Anggia Shitta Awanda/Greysia Polii Ganda Campuran

2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 7. Praveen Jordan/Vita Marissa

9. Markis Kido/Pia Zebadiah Bernadeth 11. Muhammad Rijal/Debby Susanto 16. Riky Widiantopuspita Richi Dili 23. Irfan Fadhilah/Weni Anggraini 28. Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika 36. Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati 38. Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja 53. Gideon Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta

74. Gideon Markus Fernaldi/Aprilsasi Putri Lejarsar Variella

(5)

5 1.1.3. Perkembangan Badminton di Riau

Prestasi badminton di Riau bisa dibilang masih jauh dari membanggakan.

Riau yang sendirinya menjadi tuan rumah PON 2012 silam masih belum bisa menjadi ruan rumah yang baik dengan tidak memenangkan satu medali pun di bidang badminton. Padahal banyak sekali potensi pemain muda yang masih belum dikembangkan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan suatu pusat pelatihan bulu tangkis yang berkonsentrasi pada intensifitas pelatihan para calon pebulu tangkis nasional.

Tabel 1. 2. Perolehan Medali PON 2012 Cabang Bulutangkis kategori Emas Perak Perunggu

Tunggal putra Jateng Jateng Jateng Tunggal putri DKI Jatim Jateng Ganda putra Jateng DKI Jabar/Jatim

Ganda putri DKI Jabar Jatim/DKI

Ganda campuran Jabar Jateng Jateng/Jabar sumber: http://zulkifli19.wordpress.com

Di pekanbaru sendiri terdapat banyak klub-klub bulu tangkis yang secara independen mewadahi minat masyarakat terhadap olahraga bulu tangkis. Namun masih belum terdapat suatu wadah dimana klub-klub ini bisa berintegrasi satu sama lain untuk meningkat kan prestasi bulu tangkis tersebut.

Tabel 1. 3. Klub Badminton yang Ada di Kota Pekanbaru

No Nama klub Alamat Jadwal Latihan

1 FREED Badminton Club (FBC)

Jl.Sempurna Tampan *

2 PB. Pemuda Jl.KayuManis/Subrantas gang Mesjid No. 17

Selasa, jam 19.00 sd. selesai

Jumat, jam 19.00 sd.

selesai

Minggu, jam 06.30 sd. selesai

3 PB. Bina Tangkas Jln. Harapan, Rumbai *

4 PB. Riau Televisi Jl.Limbat/Arengka Selasa, 16:00-19:30 Kamis, 16:00-19:30 Jumat, 16:00-19:30

(6)

6

5 Surya Sakti

Badminton Club

GOR-IKTS Jl. Tanjung Datuk (Kompleks Mahkota)

Selasa, Kamis, Sabtu jam: 17.00 s/d 23.00.

6 PB. Bintang Timur GOR Mutiara Jl.

Pemuda Pekanbaru

Selasa 16:30 s/d 19:30

Jumat 16:30 s/d 19:30

Minggu 13:00 s/d 16:00

7 PB. Kurnia Jaya Gor kurnia Gg dycara no 7 rumbai pesisir

*

8 PB. Abadi GOR KABETA

Jln. Amal Mulia Pekanbaru

*

9 CIMB Niaga Club jl. dirgantara (Gor) CIMB Niaga Pekanbaru

* 10 Bank Riau Badminton

Club

Jl. Jend. Sudirman Pekanbaru

* Sumber: http://www.bulutangkis.com

*data tidak tersedia

Gambar 1. 1 Peta Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis Menurut Provinsi

sumber: Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010

Berdasarkan gambar peta di atas dapat dilihat bahwa Riau termasuk kedalam area hijau, yang berarti Riau memiliki kelompok olahraga bulu tangkis yang cukup banyak per kelurahannya, yaitu sebesar 67,75 % - 94,75. Data ini menunjukkan tingginya minat masyarakat Riau terhadap olahraga bulu tangkis.

(7)

7 1.1.4. Fasilitas Olahraga di Pekanbaru

Pemerintah kota Pekanbaru senantiasa terus berusaha dan berupaya untuk meningkatkan prestasi pemuda dalam berbagai bidang dan aspek, diantaranya adalah prestasi olah raga. Maka pembenahan pada berbagai aspek baik itu sarana dan prasarana, infrastruktur maupun suprastruktur terus menerus dilakukan.

Fasilitasi, dukungan dan suport secara maksimal diberikan kepada organisasi induk oleh raga, begitu juga terhadap organisasi cabang olah raga. Berbagai pertandingan olah raga, baik itu antar sekolah, antar kampus, dan pertandingan olah raga antar klub serta antar kecamatan terus diselenggarakan. Pada tabel berikut ini disajikan data fasilitas olah raga yang tersedia di kota Pekanbaru pada tahun 2010, sebagai berikut:

Tabel 1. 4 Rasio Klub dan Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2010

No Uraian 2010 1 Klub Olahraga 300 2 Gedung

Olahraga

117 3 Jumlah

Penduduk

897.768 4 Rasio Klub

Olahraga

3.3 5 Rasio Gedung

Olahraga

1.3

Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pekanbaru, 2011

Terlihat dari tabel diatas pada tahun 2010, rasio klub olah raga 3.3. ini berarti bahwa tersedia sebanyak 3-4 Klub untuk setiap 10.000 penduduk, sedangkan gedung olah raga yang tersedia hanya sebanyak 1.3 untuk setiap 10.000 penduduk.

Melihat kondisi tersebut masih sangat diperlukan peningkatan kontribusi pemerintah kota, disamping dunia usaha dan begitu pula masyarakat secara luas agar bersinergi dalam mewujudkan kondisi ideal. Berikut ini disajikan data rinci tentang ketersediaan gedung olah raga untuk setiap kecamatan di kota Pekanbaru, khusus pada tahun 2010. Dari data dan fakta yang ada pada tabel 2.23 di bawah, berarti bahwa di Kota Pekanbaru hanya tersedia 0.82 Gedung olah raga untuk setiap 10.000 penduduk. Dimana data ini diambil ketika Riau telah dintunjuk sebagai tuan rumah PON 2012.

(8)

8 Tabel 1. 5 Rasio Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk menurut

Kecamatan di Kota Pekanbaru NO Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

Jumlah Gedung Olahraga (Unit)

Rasio per 10.000 Penduduk

1 Bukit Raya 91.914 7 0.76

2 Lima Puluh 41.333 5 1.20

3 Marpoyan Damai

125.697 6 0.47

4 Payung Sekaki

86.584 . .

5 Pekanbaru Kota

25.062 2 0.79

6 Rumbai 64.624 3 0.46

7 Rumbai Pesisir

64.698 1 0.15

8 Sail 21.438 17 7.92

9 Senapelan 36.434 2 0.54

10 Sukajadi 47.174 3 0.63

11 Tampan 169.655 25 1.47

12 Tenayan Raya

123.155 3 0.24

Jumlah 897.768 74 0.82

Sumber: Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Pekanbaru, 2012

Selain itu penulis juga telah melakukan survey terhadap kebutuhan Badminton Center di pekanbaru melalui angket yang diisi oleh para siswa dan mahasiswa, serta anggota klub badminton di pekanbaru.

(9)

9 Gambar 1. 2 Hasil Survey Terkait Kebutuhan Badminton Center di

Pekanbaru Sumber: analisis pribadi 1.1.5. Regionalisme Sebagai Salah Satu Visi Provinsi Riau

Filosofi Pembangunan Daerah Provinsi Riau mengacu kepada nilai-nilai luhur kebudayaan Melayu sebagai kawasan lintas budaya yang telah menjadi jati diri masyarakatnya sebagaimana terungkap dari ucapan Laksamana Hang Tuah

“Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Takkan Melayu Hilang di Bumi”.

Pekanbaru merupakan ibukota Propinsi Riau yang berada di pulau Sumatera dengan akar budaya Melayu sebagai tradisi yang telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Riau No. 36 tahun 2001, Salah satu visi Propinsi Riau adalah untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di Asia Tenggara pada tahun 2020. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi merupakan indikator utama dalam mengukur dan menilai bagaimana kebudayaan melayu di kawasan tersebut dapat dijadikan rujukan atau referensi mengenai perkembangan kebudayaan melayu di daerah Asia Tenggara. Arsitektur merupakan salah satu bagian lingkungan binaan yang secara fisikal dapat menggambarkan ciri khas dan identitas kawasan. Kebijakan

(10)

10 pemerintah Kota Pekanbaru yang mensyaratkan aplikasi langgam arsitektur melayu dalam setiap desain bangunan di wilayah perkotaan merupakan salah satu upaya dalam menjaga identitas kawasan sebagai daerah berbudaya melayu.

1.1.6. Tipologi Badminton Center

Badminton Center adalah suatu fasilitas yang mewadahi kegiatan olahraga baik untuk tujuan prestasi maupun rekreasi, dimana kegiatan prestasi lebih diutamakan disini. selain itu kegiatan non-olahraga juga terwadahi seperti sharing, galeri, dan nobar. Secara garis besar Badminton Center dapat dikatakan gabungan antara GOR dan Sportainment. Kegiatan dalam Badminton Center ini nantinya secara garis besar akan terbagi menjadi 3 jenis yaitu kegiatan utama yang terdiri dari olahraga, rekreasi, dan kegiatan pendukung.

1. Kegiatan Utama

a. Olahraga Prestasi, yang meliputi:

• Latihan rutin

Latihan rutin olahraga bulu tangkis biasanya dilakukan dengan intensitas latihan rata-rata 3 hari tiap minggunya. Dimana dengan intensitas jam masing-masing hari antara 3-4 jam. Intensitas latihan dapat berbeda beda sesuai dengan jadwal klub, kategori usia pemain, dan jenis latihan yang dilakukan. Latihan rutin biasanya diisi dengan latihan fisik, teknik pukulan dasar, dan latih tanding.

• Latihan Intensif

perbedaan latihan intensif dan latihan rutin terletak pada durasi latihan dan tujuan latihannya. Latihan intensif biasanya dilakukan secara ketat tiap hari dalam seminggu. Latihan intensif biasanya dilakukan sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi suatu pertandingan atau turnamen, baik tingkat daerah maupun nasional. Latihan intensif membutuhkan pelatih profesional dan peralatan yang lebih banyak dalam latihannya. Sebagai perbandingan, pada latihan rutin biasanya seorang pelatih menangani 20-30 orang pemain , sedangkan pada latihan intensif satu pelatih hanya menangani 1-5 orang pemain saja.

• Pertandingan

(11)

11 pertandingan biasanya diadakan secara berkala, baik perbulan, pertahun, dan sebagainya. Jadwal pertandingan menyesuaikan dengan agenda dari klub, federasi olahraga yang menaungi, maupun KONI.

b. Olahraga Rekreasi

Kegiatan rekreatif terdiri dari menonton pertandingan maupun latihan, serta menggunakan lapangan untuk berolahraga bulu tangkis di luar dari latihan intensif dan latihan rutin.

2. Kegiatan Pendukung

kegiatan pendukung merupakan kegiatan di luar kegiatan utama, kaitan dengan fasilitas yang terdiri dari: Souvenir dan Retail shop, Café, Ruang pertemuan, Ruang multimedia, Galeri, Fitness center, Asrama atlit, Klinik kesehatan, dll.

Secara garis besar pola kegiatannya dapat dilihat pada diagram di bawah:

Gambar 1. 3 Diagram Kegiatan Badminton Center Sumber: Analisis Pribadi

1.2. Permasalahan

1.2.1. Permasalahan non arsitektusitural

 Belum adanya wadah yang memfasilitasi pendidikan dan pelatihan bulu tangkis

 Komunitas-komunitas bulutangkis belum terwadahi secara optimal 1.2.2. Permasalahan arsitektural

 Bagaimana merancang suatu fasilitas yang dapat menampung segala fungsi dari suatu pusat pelatihan bulu tangkis

 Bagaimana merancang suata pusat pelatihan bulutangkis yang secara arsitektural memiliki makna dan unsur-unsur regionalisme

(12)

12 1.3. Tujuan

Tujuan penulisan karya ini adalah:

 Mengetahui cara mendesain suatu pusat pelatihan bulu tangkis yang mampu mewadahi kebutuhan edukasional dan rekreatif

 Mengetahui bagaimana cara pendekatan konsep regionalisme terhadap bangunan pusat pelatihan bulu tangkis.

1.4. Sasaran

Sasaran penulisan karya adalah:

 Mendapatkan solusi desain dari isu dan permasahan yang diangkat

 Menganalisis masalah, kebutuhan dan konsep yang diajukan

 Mendesain suatu pusat pelatihan bulutangkis yang mewadahi kegiatan edukasi maupun rekreasi bagi semua kalangan di Riau khususnya Pekanbaru

 Mendesain suatu bangunan yang meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap olahraga dan budaya lokal.

1.5. Lingkup Pembahasan Non arsitektural:

 Identifikasi site dan lingkungannya

 Identifikasi jenis pengguna dan kegiatan

 Identifikasi konsep regionalisme Arsitektural:

 Ruang luar: tata ruang dan zonasi, sirkulasi, tata hijau, parkir, massa dan orientasi

 Ruang dalam: zonasi, hubungan ruang, programatik ruang, suasana.

1.6. Metode Pembahasan

 Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari preseden, pengumpulan data, teori, dan standar nasional maupun internasional yang berkaitan dengan pusat pelatihan bulutangkis melalui media cetak maupun elektronik

 Observasi Lapangan

Melihat langsung baik preseden maupun site yang akan dijadikan lokasi perancangan

 Analisis

Mencari solusi desain dengan cara mengidentifikasi data dan isu yang ada dengan memperhatikan standar.

(13)

13

 Sintesis

Menarik kesimpulan solusi desain dari permasalahan-permasalahan yang ada kemudian diterapkan dengan pendekatan regionalisme

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang penulisan, permasalahan yang diangkat, tujuan penulisan, serta sasaran yang dituju.

BAB II Kajian teori

Berisi tentang tinjauan literatur mengenai bulutangkis secara umum, pengertian pusat pelatihan, serta tinjauan tentang regionalisme modern baik secara umum maupun secara spesifik di provinsi Riau.

BAB III Kajian Lokasi

Berisikan data-data tentang lokasi site yang dipilih, yaitu di kota Pekanbaru. Serta analisis lokasi terpilih.

BAB IV Pendekatan Konsep Perencanaan Dan Perancangan

Berisikan analisis tentang konsep perancangan dan perencanaan, pendekatan dilakukan dengan membandingkan antara standar umum dengan standar banugnan melayu.

BAB V Konsep Perencanaan Dan Perancangan

Berisikan tentang aspek-aspek yang terpilih dari alternatif-alternatif dari pendekatan konsep sebelumnya.

(14)

14 1.8. Keaslian penulisan

Berikut merupakan beberapa Pra Tugas Akhir terdahulu yang penulis jadikan sebagai acuan dan sumber referensi dalam penulisan Badminton Center di Pekanbaru ini:

a) Sport Center Di Yogyakarta Sebagai Taman Rekreasi Olahraga Masyarakat Penulis : Pamungkas, Jamel Syahreza

No Buku : 3207 S

b) Pekan Baru Sportainment Center Penulis : Yanto, Suhandi Tri No Buku : 2955 S

c) Sport Center di Wonosari

Penulis : Setiawan, Erri Dwi No Buku : 3381 S

d) Jakarta International Badminton Arena Penulis : Rainata, Soma

No Buku : 3383 S

e) Terminal Penumpang Kapal Laut di Bengkalis Penekanan Arsitektur Tradisional Melayu

Penulis : Destri Martini No Buku : 2801 S

f) PSPS Pekanbaru Football Center Penulis : Gun Faisal No Buku : 3150 S

(15)

15 1.9. Kerangka berfikir

Gambar 1. 4 Bagan Kerangka Berfikir Sumber: Analisis Pribadi

Gambar

Tabel 1. 1 Tabel Persentase Kelurahan Yang Memiliki Fasilitas Olahraga  Menurut Jenis Olahraga
Tabel 1. 3. Klub Badminton yang Ada di Kota Pekanbaru
Gambar 1. 1 Peta Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki kelompok  Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis Menurut Provinsi
Tabel 1. 4 Rasio Klub dan Gedung Olahraga Per 10.000 Penduduk Kota  Pekanbaru Tahun 2010  No   Uraian   2010   1   Klub Olahraga   300   2   Gedung  Olahraga   117   3   Jumlah  Penduduk   897.768  4   Rasio Klub  Olahraga   3.3   5   Rasio Gedung  Olahrag
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penulisan ini adalah merancang rumah retret di Yogyakarta tepatnya di Kaliurang, Sleman yang memadai untuk mewadahi kegiatan retret dengan pengolahan

Bangunan hotel berdiri di Kota Jambi maka akan menjadi bangunan hotel yang bertipologi city hotel dan akan berfungsi sebagai tempat untuk mewadahi kegiatan-kegiatan penghuni

Menata dan mengembangkan area waterfront, ”Kawasan rekreasi air di tepian sungai kapuas, taman Alun”, sebagai area wisata yang mewadahi aktifitas rekreasi air dan tepian air,

Dengan adanya potensi dan permasalahan-permasalahan pada kawasan Agrowisata Turi ini, maka kebutuhan akan tempat rekreasi sangat diharapkan dengan menyediakan

1) Mengetahui syarat dan kebutuhan standar perancangan Maguwoharjo Sport Center yang menyediakan fasilitas olahraga badminton dan berenang sebagai dua cabang

Sehingga menciptakan sebuah Pusat Olahraga Rekreasi Futsal di Sleman dapat menjadi pusat kegiatan berolahraga bagi mahasiswa dan masyarakat Sleman, DIY yang dapat

Perkebunan Stroberi sebagai fasilitas rekreasi edukatif memerlukan fasilitas penunjang lainnya sebagai pendukung suatu area wisata baru yang representatif, sesuai tuntutan dari

Hal inilah yang menimbulkan berbagai masalah dalam pengadaan dan penataan ruang untuk permukiman, pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi, industri, olahraga dan