• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENTINGNYA OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENTINGNYA OLAHRAGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

1.1.1. PENTINGNYA OLAHRAGA

Olahraga termasuk salah satu aktivitas yang sangat penting bagi tubuh. Banyak manfaat yang dihasilkan dengan berolahraga secara teratur. Selain untuk menjaga kebugaran fisik seseorang, olahraga juga dipercaya membangun semangat untuk menjalani hari-hari yang sibuk. Menyediakan satu atau dua jam saja waktu untuk berolahraga bisa memberikan banyak manfaat, tak hanya fisik tapi juga mental. Bahkan efek positif dari olahraga dibuktikan oleh penelitian dari Daniel M. Landers, profesor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari Univeritas Arizona. Cukup dengan menggerakkan tubuh selama 10 menit setiap hari kesehatan mental akan meningkat cepat. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.

Pemerintah juga ikut mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang dituangkan dalam Tap MPR No. IV/ MPR/ 2004 (GBHN) yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup. Hal ini direalisasikan dengan mewadahi cabang-cabang olahraga di berbagai tingkatan masyarakat.

Sebagai masyarakat modern yang terus disibukkan dengan berbagai aktivitas, penurunan kualitas kesehatan dan stress menjadi hal yang sering terjadi. Olahraga menawarkan solusi meningkatkan kesehatan dan juga menyegarkan kembali pikiran yang stress. Akan tetapi minimnya ketersediaan fasilitas untuk mewadahi olahraga menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat.

1.1.2. PRESTASI ATLET, ANTUSIASME WARGA, DAN KURANGNYA FASILITAS OLAHRAGA

(2)

2 Wonosobo adalah salah satu ibukota kabupaten di Jawa tengah yang memiliki prestasi yang cukup baik dalam bidang olahraga. Dalam perkembangannya, minat masyarakat di Wonosobo terhadap perkembangan dunia keolahragaan terus meningkat. Hal ini dapat ditunjukan dengan banyaknya klub-klub atau kelompok-kelompok olahraga di Wonosobo. Selain itu, prestasi atlet-atlet Wonosobo juga telah mampu mencapai tingkat nasional.

Salah satunya adalah Maya Rosa, petenis asal Wonosobo yang mampu menjuarai turnamen nasional tenis yunior Hemaviton Challenge diusianya yang masih 17tahun. Bahkan dia telah ikut bertanding membela Indonesia dalam ajang Sea Games di Philipina.1

Ada lagi atlet-atlet difabel yang telah mengharumkan nama Wonosobo di cabang Lempar Lembing dan Renang dengan menjuarai turnamen tingkat nasional. Di tingkat provinsi pun, prestasi atlet-atlet Wonosobo tak kalah menggembirakan.2

Antusiasme masyarakat dalam bidang olahraga juga tak kalah dari atlet-atletnya. Hal ini terlihat dari ramainya berbagai acara olahraga yang diadakan di Wonosobo. Seperti laga sepak bola, atau ajang turnamen lain yang selalu dibanjiri penonton. Selain itu, fasilitas umum seperti alun-alun kota juga tampak selalu disibukkan oleh warga yang sedang berolahraga. Baik yang sekedar permainan olahraga untuk menghilangkan stress ataupun yang berlatih untuk menjaga kebugaran fisik.

1

Berita dalam situs online www.suaramerdeka.com

2 Berita dalam situs online www.suaramerdeka.com

Gambar 1. 1 alun-alun yang diramaikan pelajar sedang berolahraga Sumber : dokumen pribadi

(3)

3 Alun-alun sendiri, yang sering kali menjadi tempat olahraga masyarakat ataupun para pelajar, sebenarnya kurang memadahi jika dijadikan tempat olahraga. Minimnya fasilitas serta model perancangannya kurang mendukung minat masyarakat dalam berolahraga. Hanya terdapat satu lapangan basketdan dua buah gawang di ujung-ujung alun-alun, tanpa dibatasi oleh jaring pengaman ataupun pembatas lain. Padahal alun-alun dikelilingi oleh jalan raya yang sangat ramai, hal ini tentu saja membahayakan baik bagi pengguna alun-alun yang berolahraga maupun bagi pengguna jalan raya. Belum lagi ketiadaan fasilitas parkir yang membuat pengunjung alun-alun memarkir kendaraannya di pinggir jalan raya sehingga membuat lalu lintas menjadi semrawut dan tentu saja berbahaya.

Selain alun-alun, ada lagi bebrapa fasilitas olahraga di kompleks pariwisata Kalianget. Di kompleks pariwista pemandian air panas ini tersedia lapngan tenis dan lapangan sepak bola. Akan tetapi keberadaan kedua lapangan ini sepi pengunjung. Fasilitas yang ada pun menjadi kurang terawat. Keadaan ini disebabkan oleh lokasi lapangan tersebut yang berada di areal yangpariwisata, sehingga masyarakat yang ingin berolahraga segan untuk datang kemari sifat lapangannya yang seakan “privat” yang bahkan untuk masuk areal wisata harus membayar tiket.

Gambar 1. 2 parkir kendaraan di pinggir jalan Sumber : dokumen pribadi

(4)

4 Oleh karena itu dibutuhkan suatu fasilitas penunjang olahraga yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Sehingga dapat memudahkan para atlet untuk berlatih dan meningkatkan prestasi mereka dalam mengharumkan nama Wonosobo, dan masyarakat umum dapat menyegarkan kembali pikiran serta menjaga kebugaran fisik mereka.

1.1.3. KETIADAAN GEDUNG OLAHRAGA TINGKAT KABUPATEN

Tingginya antusiasme masyarakat terhadap olahraga ini sendiri tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas maupun kuantitas fasilitas olahraga di Wonosobo. Bahkan beberapa fasilitas olahraga tercatat dalam keaadan kurang terawat. Minimnya fasilitas olahraga menjadikan kegiatan para atlet, masyarakat, maupun kelompok-kelompok olahraga tidak dapat terlaksana dengan baik.

Dan yang paling menonjol adalah ketiadaan gedung olahraga tingkat Kabupaten. Hal ini berdampak cukup signifikan pada aktivitas pertandingan olahraga yang sering dilakukan baik antar sekolah ataupun antar klub penggemar olahraga. Misalnya saja saat diadakan POPDA (Pekan Olahraga Pelajar) tingkat kabupaten. Penyelenggaraan POPDA ini diikuti oleh hampir seluruh sekolah dari berbagai tingkat di Kabupaten Wonosobo. Akan tetapi karena ketiadaan gedung olahraga, kegiataan ini tidak dapat dilakukan secara terpusat. Beberapa cabang olahraga ditandingkan dengan menyewa lapangan milik salah satu sekolah, cabang olahraga lain di gedung kompleks SKB (Sanggar Kegiatan Belajar),

Gambar 1. 3 pariwisata kalianget Sumber : dokumen pribadi

(5)

5 kadang cabang olahraga lain ditandingkan di gedung pertemuan Sasana Adipura Kencana.3

Padahal di Wonosobo sendiri, event-event olahraga cukup sering diadakan. Pekan Olahraga seperti POPDA maupun PORDA setingkat kabupaten rutin diadakan setiap tahunnya. Belum lagi turnamen-turnamen seperti Bupati Cup, PDAM Cup, BRI Cup, jalan santai PEMDA, dan acara olahraga lain yang juga rutin diselenggarakan guna meningkatkan minat olahraga dan mempererat hubungan sosial masyarakat.4 Hal ini sebenarnya merupakan potensi besar terjaminnya keberlangsungan sebuah fasilitas olahraga terpadu/sports center.

Masyarakat sendiri tentunya membutuhkan suatu fasilitas representatif dimana mereka dapat berlatih, menjaga kebugaran, dan menyegarkan kembali pikiran setelah lelah beraktivitas juga suatu fasilitas yang dapat memfasilitasi event-event olahraga tingkat kabupaten tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah fasilitas olahraga terpadu yang berada di lokasi strategis Wonosobo yang dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat Wonosobo.

3

Hasil wawancara dengan guru sekolah dasar SD Negeri 1 Adiwarno, Selomerto

4 Hasil wawancara dengan staf DIKPORA Kabupaten Wonosobo

Gambar 1. 4 seleksi POPDA cabang beladiri di gedung Sasana Adipura Sumber : www.asddki.com

(6)

6 1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1. UMUM

1. Bagaimana membuat sebuah Sports center yang dapat mengakomodasi berbagai macam aktivitas olahraga dan mewadahi kebutuhan masyarakat 2. Bagaimana merancang sebuah Sports center yang dapat sesuai dengan

standar fasilitas olahraga sehingga nyaman digunakan oleh masyarakat. 1.2.2. KHUSUS

1. Bagaimana sebuah Sports centertak hanya menjadi tempat berolahraga tetapi juga dapat menciptakan ruang terbukasebagai wadah interaksi sosial masyarakat.

2. Bagaimana membuat fasilitasSports centerdan ruang terbuka agar keduanya dapat berfungsi secara optimal dan dapat saling mendukung fungsi masing-masing.

3. Bagaimana bentuk ruang terbuka yang sesuai agar mampu menjalankan fungsinya sebagai wadah interaksi sosial masyarakat.

1.3. TUJUAN

Merumuskan sebuah konsep perencanaan dan perancangan Sports center dengan memperhatikan segala aspek keruangannya dan korelasinya dengan penciptaan ruang terbuka sebagai wadah interaksi sosial di Wonosobo.

1.4. SASARAN

1. Mengetahui ketentuan-ketentuan dan standar yang berhubungan dengan Sports center, sehingga pada nantinya dapat menjadi landasan perancangan sebuah Sports center yang baik.

2. Mengetahui makna dan macam-macam bentuk ruang terbuka, sehingga Sports centeryang dirancang dapat berfungsi juga sebagai wadah interaksi sosial masyarakat.

3. Mengetahui strategi dalam memadukan antara Sports centerdan ruang publik, sehingga kedua fasilitas tersebut dapat bersesuaian dan saling mendukung dalam fungsinya.

(7)

7 4. Mengetahui konteks pembangunan Sports center, sehingga nantinya Sports centeryang dirancang dapat bersesuaian dengan Kabupaten Wonosobo itu sendiri.

1.5. LINGKUP PERMASALAHAN 1.5.1. NON-ARSITEKTURAL

Pembahasan masalah di luar lingkup disiplin ilmu arsitektural dalam kaitannya dengan perencanaan dan perancangan Sports center untuk dapat diwujudkan pengubahan bidang, ruang, massa, dan interaksi dengan lingkungan. 1.5.2. ARSITEKTURAL

Diarahkan pada masalah arsitektural dalam kaitannya dengan fungsi, sirkulasi, zonasi, pola tata massa, tata ruang dalam, tata ruang luar, dan citra bangunan dimana prinsip yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan ketentuan yang ada. Serta pengaplikasian makna bangunan publik pada Sports center.

1.6. METODE PEMBAHASAN 1.6.1. PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam membuat laporan ini melalui beberapa cara :

1. Studi pustaka

Mempelajari bahan pustaka mengenai sports center baik berupa referensi buku, hasil-hasil tulisan atau penelitian pemerintah ataupun perorangan, untuk mendapatkan data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.

2. Observasi lapangan

Pengamatan terhadap objek studi untuk mendapatkan data, baik data keadaan yang sebenarnya maupun data pendukung dari sports center.

3. Pengumpulan Data dari Studi Kasus

Mengumpulkan data-data dari berbagai contoh sports center yang sudah terbangun sebagai dasar rumusan proses selanjutnya.

(8)

8 1.6.2. PENGOLAHAN DATA

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dalam membuat laporan ini melalui beberapa cara :

1. Analisis

Merupakan tinjauan mengenai standar, kriteria, dan syarat implementasi elemen desain yang baik pada bangunan Sports center

2. Sintesis

Sintesa data dilakukan terhadap data kondisi eksisting yang ada di area internal dan eksternal pengembangan, permasalahan aktual di perkotaan, data kasus pembanding, dan juga terhadap standar atau teori, untuk menjadi dasar perencanaan konsep perancangan.

3. Penyusunan Konsep

Dengan adanya integrasi antara data yang diperoleh di lapangan dengan data analisa studi pada tahap sintesa data, untuk selanjutnya akan disusun konsep awal perancangan sebagai dasar proses mendesain selanjutnya.

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN 1. BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang pemilihan tema, permasalahan yang ada pada tema tersebut, arah dan lingkup pembahasan, serta format sistem dan metodologi penulisan yang digunakan.

2. BAB II : TINJAUAN SPORTS CENTER

Berisi tinjauan teori, definisi, aspek desain, dan studi kasus tentangSports center.

3. BAB III : TINJAUAN LOKASI

Berisi pembahasan mengenai kondisi site perancangan, peraturan yang berlaku, dan aspek lain yang akan mempengaruhi perumusan konsep.

4. BAB IV : ANALISIS DAN PENDEKATAN KONSEP

Berisi analisis mengenai site terpilih secara mikro yang akan dijadikan landasan dalam mendesain, dan pembahasan mengenai pendekatan yang digunakan, permasalahan yang dihadapi, serta kaitannya dengan konsep awal perancangan.

(9)

9 5. BAB V : KONSEP PERANCANGAN

Membahas konsep dan arah pengembangan desain yang direncanakan..

1.8. KEASLIAN PENULISAN

Judul-judul Tugas Akhir mahasiswa UGM yang relevan : 1. Sport Center di Surabaya (Nurdiah, Esti Asih. 2004)

2. Sport Center Dengan Penerapan Konsep Arsitektur Hijau (Yahya, Yovinus Yappary. 2008)

3. Sport Center Penekanan pada Citra dinamis (Mursyadi, Ari. 2010)

4. Sport Center di BSD city dengan exposed Long Span structure (Anggraini, Sylvi. 2011)

5. Sportainment di Bengkulu (Arpandi, Fahrizal)

(10)

10 1.9. KERANGKA BERFIKIR

Aktualita:

Pentingnya olahraga bagi kesehatan

Prestasi atlet Wonosobo cukup membanggakan Tingginya antusiasme warga terhadap olahraga Minimnya fasilitas olahraga di Wonosobo

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Urgensi

Dibutuhkan suatu fasilitas olahraga terpadu yang dapat menampung minat masyarakat dalam hal olahraga dan sekaligus sebagai tempat berlatih atlet

Ÿ

Tinjauan Teori

Standart dan ketentuan perancangan Sports Center Mempelajari preseden Sports Center yang ada Pengertian dan bermacam bentuk ruang terbuka Ruang terbuka yang sukses

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Tinjauan Lokasi

Kabupaten Wonosobo secara umum Mengetahui kebijakan serta peraturan yang berlaku

Mempelajari kondisi fisiknya

Ÿ Ÿ Ÿ

Ÿ Sports Center dan penciptaan ruang terbuka

Menggambarkan secara leih mendetail tentang jawaban atas permasalahan desain yang ada

Wonosobo Sports Center Latar Belakang

Permasalahan

Studi Terkait

Analisis

Konsep Awal Perancangan Pendekatan Konsep

Bagaimana membangun Sports Center yang sesuai dengan standart kenyamanan pengguna

Bagaimana menciptakan Ruang terbuka yang dapat terintegrasi dengan Sports Center

Gambar 1. 5 Diagram Kerangka Berfikir Sumber : Analisis Penulis

Gambar

Gambar 1. 1 alun-alun yang diramaikan pelajar sedang berolahraga  Sumber : dokumen pribadi
Gambar 1. 2 parkir kendaraan di pinggir jalan  Sumber : dokumen pribadi
Gambar 1. 3 pariwisata kalianget  Sumber : dokumen pribadi
Gambar 1. 4 seleksi POPDA cabang beladiri di gedung Sasana Adipura  Sumber : www.asddki.com
+2

Referensi

Dokumen terkait

RSI shows a bullish momentum potential at oversold oscillator, The price on the middle lower Bollinger bands, signaling a reversal towards the upper bands..

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh pejabat di lingkungan BBKPM berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi

Bagi mahasiswa salemba yang namanya tidak terdapat pada daftar nama, silahkan untuk melakukan live chat mulai senin, 16 agustus 2021 32. Mohon untuk selalu cek akun moodle untuk

Penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik dalam upaya pencegahan Covid-19,

Hanya saja, mengingat kapasitas maksimum yang dapat diberikan dalam satu wilayah layanan yang sama tidak sebanyak spasi kanal 400 kHz seperti disebutkan terdahulu, maka

[r]

Dari pengertian diatas maka diperoleh kesimpulan, bahwa gedung pameran seni rupa merupakan sebuah tempat, wadah, atau bangunan yang berfungsi sebagai tempat seniman memamerkan

fasilitas olahraga yang menghibur, bagaimanakah tema sport dan entertainment dapat diimplementasikan dalam elemen-elemen interior sebuah plaza, dan bagaimana