• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN BULAN DESEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN BULAN DESEMBER"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

LAPORAN KEGIATAN BULAN

DESEMBER

DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

(3)

3

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 3

DAFTAR TABEL ... 6

DAFTAR GAMBAR ... 7

DAFTAR SINGKATAN ... 8

BAB I PENDAHULUAN ... 11

BAB II KEGIATAN INTERNAL ... 12

2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang ... 12

2.1.1 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang... 12

2.1.2 Profil Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah ... 12

2.1.3 Penyusunan RKP 2015 ... 12

2.1.4 Koordinasi Bidang Tata Ruang ... 12

2.1.5 Penyusunan Laporan Akhir Tahun ... 13

2.1.6 Penyusunan Pedoman Sinkronisasi RTR dan RP ... 13

2.1.7 Penyusunan Memori Akhir Jabatan ... 13

2.2 Kegiatan Utama Subdit Pertanahan ... 13

2.2.1 Penyusunan Buku Profil Pertanahan ... 13

2.2.2 Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019 ... 13

2.2.3 Penyusunan Kajian Bank Tanah ... 14

2.2.4 Penyusunan Buku Profil Pertanahan ... 14

2.2.5 Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pertanahan ... 14

2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 15

2.3.1 Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB) ... 15

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP ... 15

2.4 e-Performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah... 16

2.4.1 Buletin TRP ... 16

2.4.2 Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty 2015 ... 16

2.4.3 Musrenbang Regional RPJMN 2015-2019 untuk Wilayah Palu ... 16

2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional... 16

2.5.1 Finalisasi Draf Laporan BKPRN 2009-2014 ... 16

2.5.2 Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi BKPRN ... 17

2.5.3 Penyusunan Laporan Koordinasi Strategis BKPRN 2014 ... 17

(4)

4

2.5.5 Penyelesaian Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Selatan 2013-2033 ... 17

2.5.6 Kehumasan BKPRN ... 17

2.6 Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN) ... 18

2.6.1 Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif ... 18

2.6.2 Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform ... 18

2.6.3 Kebijakan SDM Bidang Pertanahan ... 18

2.6.4 Penerbitan Majalah Agraria Indonesia ... 19

2.6.5 Koordinasi Lintas Sektor dan Daerah: Sertipikasi Tanah Transmigrasi ... 19

2.7 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan ... 19

BAB III KEGIATAN EKSTERNAL... 22

3.1 Penelaahan Renstra Kemendagri Tahun 2015-2019 ... 22

3.2 Koordinasi Pelaporan Keuangan Badan Lainnya Tahun 2014 ... 22

3.3 Persiapan Perencanaan Pembangunan 9 PLBN Baru Thahun 2015-2016 ... 23

3.4 Review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah Nasional)23 3.5 Lokakarya Penyusunan BS Buku III RPJMN 2015-2019 Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusra, dan Maluku ... 23

3.6 Pembahasan Implementasi Pengarusutamaan Tata Kepemerintahan Yang Baik dan Kerangka Kelembagaan dalam Renstra K/L ... 24

3.7 Rapat Kerja Teknis dan Forum Nasional Adaptasi Perubahan Iklim... 24

3.8 Konsultasi Penetapan Ruang Terbuka Hijau di Kota Serang terkait dengan Perda RTH, Data Citra Satelit, Situs Cagar Budaya dan Usulan Penetapan LP2B ... 25

3.9 Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan Banggai Laut25 3.10 Rapat Koordinasi terkait Pembebasan Lahan untuk Jalan Tol Cikopo-Palimanan .. 26

3.11 Diklatpim III ... 26

3.12 Rapat Lanjutan Pembahasan Permohonan Fatwa BKPRN terkait AMDAL PT. Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI)... 27

3.13 Diskusi Hasil Review Tim Analisa Kebijakan atas Rancangan RPJMN 2015-2019 .. 27

3.14 Public Lecture Towards World Heritage City of Indonesi ... 27

3.15 Pembahasan Rapat Evaluasi Rancangan RTRWP Kalbar ... 28

3.16 Pembahasan Rancangan Peta Jalan Pembaruan Hukum SDA-LH ... 28

3.17 Perizinan yang Terkait Pertambangan Umum... 28

3.18 Pemberian Tanggapan dan/Saran Terhadap Dokumen Final Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Kab. Batubara ... 29

3.19 Kesepakatan Penulisan Kerangka Kelembagaan di Buku I dan Buku II ... 29

3.20 Diseminasi KajianMetodologi Perhitungan Kemiskinan ... 29

(5)

5

3.22 Pengumpulan Data Koordinasi Lokasi Reforma Agraria ... 30

3.23 Peluncuran Satu Peta Informasi Geospasial Tematik ... 30

3.24 Semiloka Kebijakan dan Pembangunan Kemaritiman Nasional ... 30

3.25 Dapat Direktur Kdeputian 7 – Penyelsaian RPJMN ... 31

BAB IV RENCANA KEGIATAN ... 32

(6)

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Situs TRP ... 15

Tabel 2. Pencapaian Anggaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) ... 19

Tabel 3. Rencana Kegiatan Subdit Tata Ruang... 32

Tabel 4 Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan ... 33

Tabel 5. Rencana Kegiatan Subdit Informasi dan Sosialisasi ... 33

Tabel 6. Rencana Kegiatan Sekretariat BKPRN ... 34

(7)

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Situs TRP ... 15 Gambar 2. Relisasi Penyerapan Anggaran Periode Januari – Desember 2014 ... 20

(8)

8

DAFTAR SINGKATAN

ATR : Agraria dan Tata Ruang

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BIG : Badan Informasi Geospasial

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

BPN : BadanPertanahanNasional

DIRJEN : Direktorat Jenderal

ESDM : Energi dan Sumber Data Mineral

FGD : Focus Group Discussion

INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi

K/L : Kementerian/Lembaga

KEMHUT : Kementerian Kehutanan

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KSN : Kawasan Strategis Nasional

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

LH : Lingkungan Hidup

PERPRES : PeraturanPresiden

POKJA : Kelompok Kerja

PP : Peraturan Pemerintah

PU : Pekerjaan Umum

PUSDATIN : Pusat Data dan Informasi

RAN : Reforma Agraria Nasional

RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RTR : Rencana Tata Ruang

RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah

RTRWN : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWP : Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

RZWP3K : Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

SK : Surat Keputusan

TRP : Tata Ruang dan Pertanahan

AKG : Angka Kecukupan Gizi

ALKI : Alur Laut Kepulauan Indonesia

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

BANGDA : Pembangunan Daerah

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BIG : Badan Informasi Geospasial

BKPRD : Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

BKPRN : Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

(9)

9

BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional

BPN : Badan Pertanahan Nasional

BPS : Badan Pusat Statistik

BTOR : Back to Office Report

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CBA : Cost Benefit Analysis

DAS : Daerah Aliran Sungai

DIKLATPIM : Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan

DIRJEN : Direktur Jenderal

DITJEN : Direktorat Jenderal

DJBM : Direktorat Jenderal Bina Marga

DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya

DJPR : Direktorat Jenderal Penataan Ruang

DPCLS : Dampak Penting dan Cakupan Luas serta Bernilai Strategis

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

EKPS : Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral

FGD : Focus Group Discussion

FPRLH : Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup

GGGI : Global Green Growth Institute

GUP : Ganti Uang Persediaan

HGU : Hak Guna Usaha

HPT : Hutan Produksi Terbatas

ICLEI : International Council for Local Environmental Initiatives

IGT : Informasi Geospasial Tematik

IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

IKU : Indikator Kinerja Utama

IO : Input Output

INPRES : Instruksi Presiden

INFOSOS : Informasi dan Sosialisasi

K/L : Kementerian/Lembaga

KAK : Kerangka Acuan Kerja

KANTAH : Kantor Pertanahan

KANWIL : Kantor Wilayah

KAPET : Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

KDB : Koefisien Dasar Bangunan

KDH : Koefisien Dasar Hijau

KEK : Kawasan Ekonomi Khusus

KEMHUT : Kementerian Kehutanan

KEMDAGRI : Kementerian Dalam Negeri KEMENHUB : Kementerian Perhubungan KEMENKO : Kementerian Koordinator KEMEN PU : Kementerian Pekerjaan Umum

KEP : Kawasan Ekonomi Potensial

KH : Kesatuan Hidrologi

(10)

10

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan

KLB : Koefisien Lantai Bangunan

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KPBPB : Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan

KPJM : Kinerja Pengeluaran Jangka Menengah

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

KP3EI : Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

KSN : Kawasan Strategis Nasional

KSPPN : Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional

KSST : Kerjasama Selatan Selatan dan Triangular

KTB : Koefisien Tinggi Bangunan

KUGI : Katalog Unsur Geografi Indonesia

KWH : Koefisien Wilayah Hijau

KWT : Koefisien Wilayah Terbangun

KZB : Koefisien Zona Terbangun

KZH : Koefisien Zona Hijau

LFA : Logical Framework Analysis

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAMPID : Lampiran Pidato Presiden

LAPAN : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

LH : Lingkungan Hidup

MoU : Memorandum of Understanding

PLBN : Pos Lintas Batas Negara

PP : Peraturan Pemerintah

PRUN : Pengelolaan Ruang Udara Nasional

RAB : Rencana Anggaran Biaya

RAD : Reforma Agraria Daerah

RAN : Reforma Agraria Nasional

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

TAK : Tim Analisis Kebijakan

(11)

11

BAB I

PENDAHULUAN

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan memiliki 2 jenis kegiatan, yang dibagi menjadi: 1) kegiatan internal; dan 2) kegiatan eksternal. Kegiatan internal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan rencana kegiatan direktorat yang telah disusun pada awal tahun 2014. Khusus untuk kegiatan internal, kegiatan ini dijelaskan ke dalam bentuk kegiatan utama dan sub-kegiatan. Sedangkan kegiatan eksternal adalah kegiatan yang mengundang Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Umumnya, kegiatan ini bersifat koordinasi lintas sektor.

Di Bulan Desember 2014, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan telah menyelenggarakan kegiatan, yaitu: (i) Rapat Pembahasan Buku III RPJMN 2014-2019; (ii) Pengenalan Geopark dan Tata Ruang; (iii) Percepatan Penyusunan RRTR; (iv) Pertemuan Smart Planning Approach dan Keterkaitan dengan Penataan Ruang.

Kegiatan yang masih berlanjut pelaksanaan kegiatannya, antara lain: (i) penyusunan RPJMN 2015-2019; (ii) penyusunan profil tata ruang dan pertanahan; (iii) koordinasi perencanaan; (iv) pembahasan perubahan IKK BPN; (v) pembahasan RUU pengelolaan ruang udara; (vi) pending issues RZWP3K; (vii) penerapan KM; dan (viii) pilot project Reforma Agraria Nasional. Secara umum, kegiatan yang selesai pelaksanannya menghasilkan capaian yang memuaskan.

Pada laporan ini dijelaskan secara rinci pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan selama Bulan Desember 2014 oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan. Laporan ini merupakan tanggung jawab pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam mengelola perencanaan pembangunan bidang Tata Ruang dan Pertanahan, yang dijabarkan ke dalam kegiatan Sub Direktorat Tata Ruang, Sub Direktorat Pertanahan, Sub Direktorat Informasi dan Sosialisasi, Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), dan sekretariat Reforma Agraria Nasional (RAN).

(12)

12

BAB II

KEGIATAN INTERNAL

Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan secara rutin melaksanakan evaluasi kinerja seluruh bagian melalui mekanisme rapat rutin internal yang diselenggarakan setiap minggu dan setiap bulan.

Evaluasi kinerja dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan dimasa mendatang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (output) dari pelaksanaan rencana kerja.

Berikut rangkuman laporan pelaksanaan kegiatan internal baik kegiatan utama maupun kegiatan pendukung.

2.1 Kegiatan Utama Subdit Tata Ruang

2.1.1 RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang

Dalam proses penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang, selama Bulan Desember telah dilakukan penyelesaian Buku I, II, III RT RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang. Dalam proses penyusunan rancangan akhir telah mengakomodasi masukan dan perbaikan yang telah diinventarisasi dan yang diperoleh dari pelaksanaan Musrenbang Regional di 5 (lima) wilayah, Musrenbangnas, dan Pasca Musrenbangnas RPJMN 2015 – 2019, kesepakatan tiga pihak (trilateral meeting) dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kendala yang dirasakan adalah sulitnya mengatur jadwal rapat dengan direktorat mitra K/L di tengah kesibukan masing-masing. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah diadakannya buka warung perbaikan Buku I, II, dan III RPJMN 2015-2019.

2.1.2 Profil Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah

Hingga Bulan Desember 2014, target profil penyelenggaraan penataan ruang daerah dalam mengkonfirmasikan dan memastikan agar daerah segera mengisi dan mengirim kuesioner masih tertunda karena adanya keterbatasan sumber daya, dan dikarenakan belum adanya tenaga teknik tambahan yang dapat membantu, penyusunan profil ini tertunda. Proses selanjutnya, perlu dilakukan konfirmasi ke daerah agar segera mengisi kuesioner dan mengirimkan hasilnya ke Direktorat TRP.

2.1.3 Penyusunan RKP 2015

Telah dilakukan perbaikan narasi RKP 2015. Hasilnya adalah tersusunnya masukan untuk revisi RKP 2015 termasuk perbaikan terhadap Bab II (penguatan prioritas) pada Buku IV RKP 2015.

2.1.4 Koordinasi Bidang Tata Ruang

Sesuai tugas dan fungsi serta peran dalam keanggotaan BKPRN, Subdit TR rutin melaksanakan koordinasi bidang tata ruang bersama para pihak, selaku anggota Pokja I, Pokja II, dan Pokja III.

(13)

13 Pada Bulan Desember 2014, telah diadakan pertemuan dengan 3 (tiga) pihak (Dit. Bina Program dan Kemitraan, Dit Binda 1,2, dan Dit Perkotaan DJPR, dan Pusdata) serta menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Bangda Kemendagri. Selanjutnya akan dilaksanakan pertemuan lanjutan setelah struktur organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang ditetapkan.

2.1.5 Penyusunan Laporan Akhir Tahun

Dalam penyusunan laporan akhr tahun harus tersusun laporan koordinasi perencanaan dan laporan pemantauan dan evaluasi. Hingga Desember 2014, laporan koordinasi dan laporan evaluasi belum selesai disusun. Sedangkan untuk laporan pemantauan sudah selesai disusun. Direncanakan laporan pemantauan dan evaluasi akan digabungkan menjadi 1 (satu) laporan. Kendala yang menghambat adalah keterbatasan sumber daya. Pada Desember, sumber daya dialokasikan untuk pelaksanaan Pra-Musrenbang, Musrenbangnas, Pasca Musrenbangnas, dan penyusunan rancangan akhir RPJMN 2015–2019. Seluruh laporan tahunan, ditargetkan harus selesai pada 15 Januari 2015.

2.1.6 Penyusunan Pedoman Sinkronisasi RTR dan RP

Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini, Direktorat TRP telah melaksanakan kegiatan, antara lain: i) perumusan konsep sinkronisasi, yang diawali dengan rapat bersama Ditjen Bina Bangda– Kemendagri; dilanjutkan dengan ii) melakukan rapat koordinasi dengan Ditjen Bina Bangda– Kemendagri dengan memberikan masukan terhadap kajian serupa yang dilakukan oleh Kemendagri. Dari rapat ini diketahui bahwa kajian yang dilakukan Kemendagri bersifat sempit. Sebagai tindak lanjut, Dit. TRP akan melaksanakan kajian sinkronisasi sesuai arah kebijakan Bappenas pada tahun 2015, dan akan dilakukan pertemuan teknis kegiatan bersama K/L terkait.

2.1.7 Penyusunan Memori Akhir Jabatan

Pada Bulan Desember 2014, Dit. TRP telah menyusun Memori Akhir Jabatan untuk Bidang Tata Ruang, dan telah disampaikan kepada Menteri PPN/Bappenas.

2.2 Kegiatan Utama Subdit Pertanahan

2.2.1 Penyusunan Buku Profil Pertanahan

Tujuan penyusunan profil pertanahan adalah terkumpulnya data dan informasi dari 33 provinsi serta tersusunnya buku oleh peserta KP. Kendala dari kegiatan penyusunan ini adalah terbatasnya data dan informasi buku profil pertnahan serta keengganan daerah untuk mengumpulkan data. Sampai bulan November ini, masih dalam tahap pengumpulan data dan informasi serta penyusunan buku oleh peserta KP. Terbatasnya data dan informasi buku profil serta keengganan daerah untuk mengumpulkan data menjadi kendala kegiatan ini. Akan dilakukan penyusunan buku profil untuk provinsi dengan data yang telah tersedia pada minggu ke-4 Desember.

2.2.2 Penyusunan RPJMN Bidang Pertanahan 2015-2019

Pada bulan Desember telah terlaksananya Pra-Trilateral Meeting RPJMN 2015-2019 antara Dit. TRP dengan Kementerian ATR/BPN, Trilateral Meeting RPJMN 2015-2019 antara

(14)

Bappenas-14 Kementerian Keuangan-Kementerian ATR/BPN, dan Finalisasi Rancangan RPJMN 2015-2019 bidang pertanahan.

Pada tanggal 4 Desember 2014 telah diselenggarakan Rapat Persiapan Trilateral Meeting Penelaahan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas. Rapat diselenggarakan dengan tujuan untuk membahas RA RPJMN 2015-2019 dan keselarasan dengan Renstra Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dalam rangka persiapan Trilateral Meeting Penelaahan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan. Hal-hal utama yang disampaikan, antara lain: 1) Quickwins dan Program Lanjutan Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 2) Program prioritas Bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 3) Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan bidang Tata Ruang dan Pertanahan; 4) Pagu Alokasi Kementerian ATR.

Selanjutnya, pada tanggal 30 Desember 2014 telah diselenggarakan Rapat Pembahasan Kegiatan dan Alokasi Anggaran Kegiatan Prioritas, serta Quick Wins dan Program Lanjutan di Ruang Rapat Lt. P5, Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan. Tujuan pertemuan ini adalah menyepakati target dan alokasi anggaran kegiatan prioritas bidang tata ruang dan pertanahan Tahun 2015-2019. Hal yang disampaikan dalam pertemuan tiga pihak tersebut, yaitu: (i) pagu indikatif RPJMN 2015-2019 untuk Kementerian ATR/BPN sesuai hasil Rakorbangpus RPJMN sebesar Rp. 23.840,8 Milyar; (ii) terkait dengan Penggabungan Ditjen Penataan Ruang, Kemen PU dengan BPN, belum disusun secara resmi struktur organisasi hasil dari penggabungan tersebut; (iii) program-program prioritas bidang pertanahan yang telah disepakati. Target dan alokasi pendanaan dalam RPJMN 2015-2019 telah disepakati dan harus disesuaikan dengan narasi dan matriks yang ada.

2.2.3 Penyusunan Kajian Bank Tanah

Dalam proses kajian tersebut, telah dilaksanakan 2 (dua) Kegiatan, antara lain: 1) penyusunan laporan kajian bank tanah. Laporan ini telah selesai disusun dan dicetak; serta 2) penyepakatan TOR dan RAB hibah kajian bank tanah. TOR dan RAB tersebut telah disampaikan kepada Dit. PKPS Bappenas, dan Dit. Perumahan dan Permukiman Bappenas.

2.2.4 Penyusunan Buku Profil Pertanahan

Buku profil pertanahan disusun untuk: (i) mendokumentasikan isu pertanahan; (ii) menghasilkan basis data dan informasi yang mudah di akses; (iii) menghasilkan isu pertanahan yang terstruktur dan mudah dipahami; dan (iv) sebagai salah satu sumber informasi terpercaya. Penulisan profil dilakukan untuk 34 provinsi di Indonesia dan direncanakan akan selesai pada Bulan Desember 2014. Namun, hal tersebut terkendala dengan masih banyak provinsi yang belum memberikan dan melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan, sehingga penyusunan buku profil pertanahan akan dilanjutkan pada Tahun 2015 dengan melakukan pembaharuan data.

2.2.5 Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Pertanahan

Pada Bulan Desember, telah dilakukan pembahasan kendala pembangunan tol Cikopo – Palimanan. Dalam diskusi diketahui terdapat perbedaan penjelasan antara masyarakat adat Galuh Pakuan dengan pihak panitia pembebasan tanah. Untuk itu, perlu koordinasi lebih lanjut antara kedua pihak terkait permasalahan pembangunan jalan tol tersebut.

(15)

15

2.3 Kegiatan Utama Subdit Informasi dan Sosialisasi

2.3.1 Kajian Materi Teknis (Pengarusutamaan PRB)

Hingga bulan November, laporan (dummy) akhir telah dikoreksi. Laporan tersebut sedang dalam proses pencetakan, direncanakan akan dicetak sejumlah 150 eksemplar. Lamanya proses perbaikan dan pencetakan oleh pihak UNDP menjadi kendala dalam proses penyusunan laporan akhir. Akan dilakukan follow up kepada pihak UNDP dan ditargetkan akan selesai minggu ke-2 Des 2014.

2.3.2 Pengelolaan Media Informasi dan Sosialisasi TRP

Dit TRP memiliki 4 (empat) media informasi dan sosialisasi elektronik, yaitu : 1) Portal TRP (tataruangpertanahan.com); 2) Situs internet TRP (trp.or.id); 3) Milis TRP, dan 4) FB TRP. Kegiatan rutin dalam pengelolaan media ini adalah penambahan konten, perbaikan sistem, penambahan menu, dan evaluasi. Berikut data statistik perkembangan jumlah kunjungan Situs TRP:

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Situs TRP

Bulan Pengunjung Unik Jumlah Kunjungan Halaman Hit Jan 8 23 237 2,568 Feb 39 119 508 7,510 Mar 41 155 891 6,817 Apr 99 208 775 15,198 Mei 103 149 429 9,551 Jun 107 155 891 17,475 Jul 111 161 927 18,181 Agust 116 168 965 18,916 Sep 121 175 1,004 19,680

(16)

16

2.4 e-Performance (Kinerja) Direktorat dan Kedeputian Bidang Pengembangan

Regional dan Otonomi Daerah.

Hingga bulan Desember 2014, Subdit Infosos telah menyusun dan melaksanakan instrumen evaluasi implementasi e-BKPRN oleh sekretariat BKPRN, Bappenas, Kemenko, Kemen PU, dan Kemdagri. Instrumen evaluasi e-BKPRN disusun oleh Sekretariat BKPRN. Untuk pelaporan hasil realisasi kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Triwulan III, telah dilaksanakan 1 (satu) kali rapat koordinasi, tapi hingga saat ini belum seluruh direktorat melengkapi datanya sehingga kinerja Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah belum dapat diukur dan dilaporkan. Menindaklanjuti hal tersebut, Subdit Infosos akan menyelenggarakan pertemuan bersama direktorat di lungkungan kedeputian bidang regional dan otda untuk mendorong agar realisasi kinerja Triwulanan III dan IV segara dilaporkan, sekaligus mengoordinasikan penyusunan laporan kinerja 2014.

2.4.1 Buletin TRP

Bahan yang telah terkumpul, pada Bulan Desember telah dimasukan semua kedalam layout dan sedang dalam proses review, kecuali untuk 2 (dua) materi dengan narasumber BPN dan Direktur LH, materinya belum terkumpul. Adapun kendala dari kegiatan ini adalah dari pihak eksternal, yaitu adanya kesibukan narasumber sehingga pengumpulan materi terus mundur. Untuk mencapai target pengumpulan materi, akan dilakukan follow up kepada narasumber.

2.4.2 Konferensi International Conference Planning in The Era of Uncertainty 2015

Konferenci ICPEU 2015 adalah konferensi dengan beberapa tema, salah satunya adalah Regional Planning. Dalam konferensi yang akan diselenggarakan di Malang pada tanggal 3-4 Maret 2015, Direktorat TRP akan mensosialisaikan kajian tata ruang nasional tahun 2013. Pada bulan Desember 2014, Dit TRP telah menyusun dan mengirimkan abstrak makalah kepada panitia penyelenggara ICPEU, dan telah mengisi form registrasi. Untuk full paper sedang dalam penyusunan dan akan segera dikirim.

2.4.3 Musrenbang Regional RPJMN 2015-2019 untuk Wilayah Palu

Sebagai rangkaian dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019, telah diselenggarakan Musrenbang Regional untuk Wilayah Palu pada tanggal 6 Desember 2015, dan Subdit Infosos menjadi koordinator subtansi. Secara keseluruhan Musrenbang Regional Palu telah terlaksana dengan cukup baik. Namun dalam hal-hal yang bersifat teknis, seperti laporan pelaksanaan dari Deputi kepada Menteri disusum secara mendadak, sehingga koordinasi antar sektor kurang baik. Ke depan, sebaiknya setiap kegiatan terutama Musrenbang yang merupakan kegiatan utama Bappenas dapat disusun struktur kepanitiannya terlebih dahulu, sehingga jelas untuk penugasan masing-masing.

2.5 Kegiatan Utama Sekretariat Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional

2.5.1 Finalisasi Draf Laporan BKPRN 2009-2014

Hal yang dilakukan dalam proses finalisasi draf laporan BKPRN, antara lain: 1) Pencetakan laporan BKPRN 2009-2014; 2) Penyampaian laporan BKPRN 2009-2014 kepada Menko Perekonomian

(17)

17 selaku ketua BKPRN pada minggu ke-3 Januari 2015. Sampai Desember 2014, draf laporan telah disampaikan secara informatif melalui email kepada Kementerian PU-Pera pada 4 November 2014. Selanjutnya akan dilakukan pengiriman surat permohonan progress pelaksanaan agenda kerja BKPRN 2014 dan penyampaian laporan BKPRN 2009-2014 kepada Menko Perekonomian selaku ketua BKPRN bersamaan dengan laporan semester 2 tahun 2014.

2.5.2 Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi BKPRN

Kegiatan pilot survey diselenggarakan dalam rangka untuk mengetahui pandangan BKPRD mengenai keberjalanan tugas dan fungsi BKPRN, serta untuk mendapatkan masukan dari BKPRD untuk kelangsungan BKPRN kedepan terkait dengan adanya Kementerian ATR. Menurut hasil Pilot

Survey yang diselenggarakan pada tanggal 23 Desember 2014 di Kantor Kepala Bappeda Provinsi

NTB, Forum BKPRN masih diperlukan terutama dalam pengoordinasian proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang bersifat multisektor.

2.5.3 Penyusunan Laporan Koordinasi Strategis BKPRN 2014

Dalam proses penyusunan laporan BKPRN, sekretariat BKPRN telah menyusun outline dan garis besar muatan laporan koordinasi strategis BKPRN 2014. Hingga Desember 2014, penulisan draf laporan masih berlangsung. Penyelesaian draf laporan ditargetkan pada 13 Januari 2015 dan pengumpulan laporan dilaksanakan pada 15 Januari 2015.

2.5.4 Pengelolaan Ruang Udara Nasional (PRUN)

Dalam proses penyusunan regulasi pengelolaan ruang udara nasional, sekretariat BKPRN telah melaksanakan Trilateral Meeting Internal Bappenas dengan tujuan adanya penyepakatan terkait regulasi PRUN dalam Kerangka Regulasi. Penyepakan tersebut telah terealisasikan pada 19 Desember oleh Kementerian ATR. Tim internal Bappenas akan menyusun kisi-kisi penyusunan regulasi PRUN untuk diserahkan kepada Kementerian ATR.

2.5.5 Penyelesaian Raperda RTRW Provinsi Kalimantan Selatan 2013-2033

Dalam rapat pemnahasan penguasaan tanah HGU yang berada di dalam kawasan hutan yang diselenggarakan pada 4 Desember 2014 di Ruang Rapat SS 1-2 Bappenas, telah disepakatinya usulan penyelesaian melalui revisi PP No. 60 Tahun 2010 yang dikoordinasi oleh Kemenko Perekonomian selaku ketua BKPRN. Sekretariat BKPRN akan melakukan konsultasi dengan Setkab dan Direktorat Analisa Peraturan Perunda-undangan, Bappenas terkait mekanisme yang harus ditempuh dalam revisi PP tersebut. Terkait penyediaan peta yang seharusnya dikoordinasi oleh BIG, Sekretariat BKPRN akan mengonfirmasikan kembali hasil pertemuan internal BIG.

2.5.6 Kehumasan BKPRN

Ada 2 (dua) kegiatan kehumasan Sekretariat BKPRN pada Bulan Desember, yaitu evaluasi penggunaan e-BKPRN. Pada tanggal 15 Desember 2014 telah diselenggarakan evaluasi uji coba penggunaan e-BKPRN di ruang rapat sekretariat BKPRN. Rapat diselenggarakan untuk menilai hasil uji coba operasional sistem e-BKPRN yang mencakup sistem informasi persuratan, sistem informasi persidangan, dan sistem informasi bersama. Sistem e-BKPRN hanya dimanfaatkan oleh Sekretariat Pokja 2 dan Sekretariat Pokja 3, oleh karena itu keaktifan focal point dan dukungan

(18)

18 atasan sangat penting untuk optimalisasi penggunaan e-BKPRN. Namun, struktur Pokja BKPRN saat ini dipandang kurang efektif karena kegiatan yang diselenggarakan tidak terbatas dalam lingkup pokja dan sistem e-BKPRN perlu dikembangkan lebih interaktif dan atraktif. Untuk sosialisai e-BKPRN kepada seluruh anggota BKPRN, direncanakan akan diselenggarakan pada awal tahun 2015.

2.6 Kegiatan Utama Sekretariat Reforma Agraia Nasional (RAN)

2.6.1 Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif

Dalam mendukung kebijakan sistem pendaftaran tanah publikasi positif, sekretariat RAN melaksanakan kegiatan pembaruan peta dasar pertanahan dan cakupan bidang tanah bersertipikat, serta koordinasi tata batas hutan. Sekretariat RAN telah melaksanakan rapat koordinasi penyepakatan dan penandatanganan cakupan petas dasar dan wilayah bersertipikat. Namun, dalam pelaksanaannya, belum ada kesepakatan dan penandatanganan terkait hal tersebut. Kendalanya adalah untuk cakupan peta dasar masih menunggu persetujuan pimpinan yang sedang cuti, sedangkan untuk cakupan wilayah bersertipikat, Pusdatin masih melakukan koordinasi untuk penandatanganan dan apabila dibutuhkan Bappenas akan turur hadir menjadi narasumber. Sementara untuk koordinasi tata batas kawan hutan TA 2015, rencana pelaksanaan pilot project tata batas kawasan hutan tidak disepakati. Hal ini terkendala oleh Kementerian Kehutanan yang memiliki pandangan bahwa kegiatan ini sama dengan kegiatan yang diatur dan akan dilakukan berdasarkan Peraturan Bersama 4 Menteri dan NKB dengan KPK, serta adanya perubahan struktur Kementerian Agraria dan Tata Ruang, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2.6.2 Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform

Dalam mendukung kebijakan redistribusi tanah dan reforma akses, sekretariat RAN telah melaksanakan 2 (dua) kegiatan, yaitu: 1) rapat koordinasi pengambilan data dan informasi koordinasi lokasi Provinsi Jawa Tengah dan Prov. Bangka Belitung; dan 2) penyusunan pedoman pelaksanaan pilot project reforma akses. Hasilnya adalah masing–masing SKPD dan BPN telah memberikan data by name by address, tetapi Bappeda belum mampu mengkompilasi data tersebut ke dalam tabel koordinasi lokasi. Sedangkan untuk draf pedoman, sekretariat RAN telah menyusu draf pedoman pelaksanaan pilot project, tapi masih harus dilengkapi dengan hasil koordinasi dengan Bappeda dan Kanwil, serta Dinas Provinsi Jawa Tengah dan Prov. Bangka Belitung. Sebagai tindak lanjut, sekretariat RAN akan menyusun laporan khusus untuk pelaksanaan pilot project reforma agraria, dan mengadakan koordinasi dengan BPN dan K/L untuk menindaklanjuti pelaksanaan pilot project reforma agraria tahun anggaran 2014. Selain itu, akan dilakukan finalisasi draf pedoman reforma agraria berdasarkan capaian dan hambatan koordinasi lokasi antara BPN, Bappeda, dan Dinas Provinsi.

2.6.3 Kebijakan SDM Bidang Pertanahan

Dalam kegiatan kebijakan SDM Bidang Pertanahan, sekretariat RAN telah melaksanakan rapat koordinasi penyepakatan mekanisme pemenehuan SDM Bidang Pertanahan. Namun, mekanisme tersebut belum disepakati karena Kementerian PAN dan RB serta Kementerian ATR/BPN tidak hadir dalam rapat koordinasi yang telah dijadwalkan. Untuk itu, sekretariat RAN akan mengagendakan ulang penyepakatan mekanisme tersebut setelah pembentukan struktur Kementerian ATR.

(19)

19

2.6.4 Penerbitan Majalah Agraria Indonesia

Sebagai media informasi bidang keagrariaan yang didalamnya menyangkut isu dan konsep, rancangan kegiatan serta data informasi seputar Agraria Nasional, majalah Agraria Indonesia Edisi I Tahun 2014 telah terbit secara online, telah tercetak, dan telah disebarluaskan pada forum Musrenbang Regional.

2.6.5 Koordinasi Lintas Sektor dan Daerah: Sertipikasi Tanah Transmigrasi

Dalam pelaksanaan kegiatan koordinasi lintas sektor dan daerah untuk sertipikasi tanah transmigrasi, sekretariat RAN akan menyelenggarakan rapat koordinasi pemetaan permasalahan transmigrasi pada awal Januari 2015.

2.7 Review Anggaran Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan

Secara keseluruhan pencapaian kegiatan di Direktorat TRP telah dilaksanakan dengan baik dimana setiap kegiatan dalam menyusun rencana dan target kegiatan menyesuaikan ketersediaan alokasi anggaran dan jadwal penarikan anggaran yang ditetapkan. Namun demikian dalam pelaksanaannya, masih terdapat kegiatan yang diluar rencana yang mengganggu akan ketersediaan anggaran yang seharusnya dipergunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh karenanya, diperlukan perubahan atau penyesuaian kembali dalam perencanaan kas yang ada.

Untuk mendukung kegiatan yang sudah ditetapkan, Pengelolaan anggaran di Direktorat TRP telah menggunakan perbandingan pengukuran kinerja dari setiap kegiatan dengan penggunaan anggaran sebagai bagian akuntabilitas pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan kegiatan dan anggaran. Pengukuran hasil kegiatan yang terkait dengan pencapaian dari penggunaan anggaran ini merupakan salah satu pertanggungjawaban akuntabilitas keuangan direktorat dan sebagai evaluasi untuk pelaksanaan anggaran pada tahun berikutnya. Berikut adalah gambaran pencapaian anggaran yang dikaitkan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU).

Tabel 2. Pencapaian Anggaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU)

No Kegiatan Nama IKU Pagu (juta rupiah) Realisasi (juta rupiah) Sisa anggaran (juta rupiah) Pencapaian (target) (%) Keterangan IKU Anggaran 1. Kajian Penyusunan RPJMN 2015-2019 Bidang TRP 1 560 559,2 0,7 100% 100% Sesuai 2. Koordinasi Penyusunan Rencana Bidang PR dan RA 2,3, 4 79,4 79,4 - 100% 100% Sesuai 3. Pemantauan dan Evaluasi PR dan RA 6 106,5 106,3 0,2 100% 100% Sesuai 4. Knowledge

(20)

20

No Kegiatan Nama IKU Pagu (juta rupiah) Realisasi (juta rupiah) Sisa anggaran (juta rupiah) Pencapaian (target) (%) Keterangan IKU Anggaran TRP 5. Koordinasi Sekretariat BKPRN 7, 8 2.058,5 2.055,4 3,1 50% 100% (*) % Ang Keg > % target IKU 6. Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional 5 1.090 1.043,9 54,5 100% 96% % Ang keg < % target IKU TOTAL 4.019,6 3.968,7 50,9 100% 99% Kurang 1 % dari % target IKU

Catatan (*) : pencapaian Anggaran memberikan kontribusi untuk kegiatan operasional Direktorat di bidang Tata Ruang.

Realisasi penyerapan anggaran dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014 dan rencana penyerapan anggaran Direktorat TRP sampai dengan akhir tahun 2014, dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini.

Gambar 2. Relisasi Penyerapan Anggaran Periode Januari – Desember 2014

Berdasarkan kontribusi dari anggaran dan adanya pengukuran indikator kinerja tersebut diatas, dapat dilihat bahwa penggunaan anggaran direktorat TRP TA 2014 sudah sesuai dengan target dan indikator yang digunakan. Untuk kegiatan BKPRN memang anggaran yang digunakan 100% persen jika dibandingkan dengan target pencapaiannya hanya 50 persen. Hal ini dikarenakan adanya sebagian anggaran yang ada di kegiatan sekretariat BKPRN mendukung kegiatan direktorat TRP secara operasional. Sedangkan anggaran yang ada di Koordinasi strategis RAN, dimana pencapaian anggaran hanya 96 persen dibandingkan dengan target yang ditetapkan 100 persen, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan. Menjelang akhir Tahun Anggaran 2014, ada beberapa kegiatan Prioritas dari Kementerian PPN/Bappenas diantaranya:

(21)

21 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional dalam rangka Penyusunan Rancangan Akhir RPJMN 2015 -2019 (Musrenbang RPJMN 2015 -2019); Finalisasi Penyusunan RPJMN 2014;

Penelaahan Rancangan Teknokratik Renstra K/L; dan

Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur Perencana Pemerintah Pusat dan Daerah.

Selain mendukung kegiatan yang menjadi prioritas tersebut diatas, Kementerian PPN/Bappenas juga telah menerapkan adanya beberapa hal terkait dengan pengendalian belanja dalam mata anggaran kegiatan diantaranya (a)dimana untuk meningkatkan kualitas dan sekaligus mengurangi pelaksanaan keigatan Seminar/Workshop/Rapat Koordinasi, termasuk efisiensi pelaksanaan kegiatan di luar kantor, (b)mengurangi dan membatasi perjalanan dinas dan rapat diluar kantor dan belanja bahan, serta (c)memanfaatkan produk dalam negeri dalam pelaksanaan kegiatan (optimalkan produk dengan kandungan lokal yang tinggi, makanan lokal dan sebagainya.

Selain kebijakan yang telah disebutkan diatas, terdapat pula hal-hal yang dibatasi antara lain dalam melaksanakan kegiatan terkait dengan penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya yang dilakukan di hotel, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya diharapkan dapat dilakukan efisiensi dan efektifitas dilakukan di dalam kantor (mempergunakan ruang rapat yang ada). Oleh karenanya, pembatasan ini pun kelihatannya masih berlaku pada tahun anggaran berikutnya.

Mengantisipasi perubahan tersebut diatas, maka proses percepatan penarikan anggaran pun perlu dilakukan sebelum Desember 2014. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya: (a) menyegerakan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan memperhatikan efiesiensi dan efektifitas;(b) tidak melaksanakan kegiatan yang menurut jadwal waktu sudah tidak efektif untuk dilaksanakan; (c) melakukan pencairan anggaran (UP, TUP, GUP) secara tepat waktu, sehingga tidak terjadi penumpukan pengajuan berkas ke KPPN di akhir tahun anggaran.

Oleh karena itu, Direktorat TRP juga telah melakukan beberapa hal sebagai tindak lanjut dan bentuk pertanggungjawaban administrasi keuangan selama tahun anggaran 2014 diantaranya: (a) Menyiapkan dan menyelesaikan semua berkas termasuk proses UP, TUP dan GUP (Nihil);(b) penyiapan dokumen pelaksanaan semua kegiatan dalam rangka pemeriksaan awal baik internal maupun eksternal; dan(c) Menyusun Laporan Akhir setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.

(22)

22

BAB III

KEGIATAN EKSTERNAL

Pada bab ini dijelaskan ulasan singkat mengenai partisipasi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal direktorat, baik oleh unit kerja/unit organisasi di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas ataupun kementerian/lembaga lain, pada Bulan Desember 2014. Kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Direktur Tata Ruang dan Pertanahan atau didisposisikan ke Kepala Sub Direktorat maupun Staf.

3.1 Penelaahan Renstra Kemendagri Tahun 2015-2019

Pada tanggal 1 Desember 2014 telah diselenggarakan rapat penelaahan Renstra Kemendagri tahun 2014-2015 di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Kemendagri. Rapat diselenggarakan dengan tujuan untuk melakukan penelahaan terhadap draft Renstra Kemendagri Tahun 2015-2019 agar selaras dengan Rancangan Awal RPJMN 2015-2019. Mitra K/L Dit TRP di Kemendagri adalah Subdit Tata Ruang Wilayah dan Subdit Tata Ruang Kawasan di Direktorat Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup (FPRLH), Ditjen Bina Bangda. Secara umum, indikator pada Renstra Kemendagri masih sangat bersifat gelondongan, dan tidak terpisah antara Bidang Tata Ruang, SDA dan LH dalam Dir. FPRLH sehingga tidak dapat terukur kesesuaiannya dengan RA RPJMN 2015-2019 dan pemantauan capaiannya. Hasil dari rapat penelaahan Renstra Kemendari adalah seluruh kegiatan Prioritas Bidang yang diamatkan dalam RA RPJMN 2015-2019 harus menjadi indikator tersendiri dalam Renstra Kemendagri, tidak bersifat gelondongan, agar dapat terukur, yaitu (1) penyusunan NSPK, (2) peningkatan pembinaan SDM berupa penyelenggaraan Rakernas BKPRN, Raker Regional BKPRD, dan pembinaan terkait peraturan zonasi, insentif, dan pemberian sanksi, (3) penyelenggaraan forum masyarakat dan dunia usaha terkait penataan ruang di daerah, (4) penyusunan rekomendasi perbaikan mekanisme evaluasi RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, dan (5) pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang daerah.

3.2 Koordinasi Pelaporan Keuangan Badan Lainnya Tahun 2014

Rapat ini diselenggarakan pada tanggal 2 Desember 2014 di Gedung Prijadi Praptosuhardjo II. Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Kemenkeu diselenggarakan dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Badan Lainnya serta untuk meningkatkan akuntabilitas dan kualitas pelaporan keuangan badan lainnya pada Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara/Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKBUN) Tahun 2014. Kriteria Badan Lainnya, yaitu: i)didirikan dengan peraturan perundang-undangan (UU, PP, Keppres, Perpres); ii)bukan merupakan Pengguna Anggaran; iii)bukan merupakan Perusahaan Negara; iv)menggunakan fasilitas negara berupa Barang Milik Negara; dan/atau Pemberian kewenangan untuk menerima dan mengelola dana publik; v)tidak terdapat penyertaan modal pemerintah; vi)terdapat pembinaan dan pengawasan dari pemerintah. Badan lainnya dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dana yang dikelola pun, baik yang berasal APBN dan non APBN merupakan keuangan negara. Berdasarkan UU Keuangan Negara dan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas, Badan lainnya wajib melaporkan dana yang dikelola baik APBN dan non-APBN dalam bentuk Laporan Keuangan atau Ikhtisar Laporan Keuangan.

(23)

23

3.3 Persiapan Perencanaan Pembangunan 9 PLBN Baru Thahun 2015-2016

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pembangunan 9 (sembilan) Pos Lintas Batas Negara (PLBN) baru, maka diselenggarakannya rapat persiapan pembangunan 9 Pos Lintas Batas Negara di Rumah Asdep Pengelolaan Lintas Batas Negara, BNPP. Adpun yang termasuk 9 Pos Lintas Batas Negara yang baru, yaitu: Rupat (Riau), Serasan (Kepulauan Riau), Sintang dan Bengkayang (Kalimantan Barat), Sei Pancang (Kalimantan Utara), Napan, Maritaeng, dan Oepoli (NTT), dan Waris-Keerom (Papua). Hal ini merupakan arahan Presiden yang menganggap bahwa 7 (tujuh) PLBN yang telah direncanakan sebelumnya kurang dalam mendukung membangun Indonesia dari pinggiran dan perbatasan. Apabila rencana pembangunan ini disepakati, maka Ditjen Cipta Karya Kemen PU ditugaskan untuk menyusun masterplan perencanaan kawasan.

Untuk titik nol PLBN Sintang telah ditetapkan koordinatnya, namun belum ditandatangani oleh pihak RI-Malaysia. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan bersama RI-Malaysia. RTRW Sintang masih belum diperdakan karena adanya kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), sehingga perlu menunggu keputusan Menhut sebelum menyusun RDTR dan masterplan PLBN oleh Pusat. Selain itu, diperlukan pembangunan jalan negara dari Sintang ke Perbatasan sebagai akses penghubung PLBN ke Malaysia maupun ke Kota Sintang. Oleh karena itu rencana konstruksi PLBN Sintang hanya mungkin dapat direalisir pada tahun 2017-2019, diawali dengan perencanaan kawasan tahun 2016.

3.4 Review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah

Nasional)

Dalam rangka menyamakan persepsi mengenai substansi pada Buku III RT RPJMN 2015-2019 yang memiliki keterkaitan dengan RTRWN, Kementerian PU mengadakan rapat perihal review RTRWN terhadap Buku III RPJMN (Arah Pengembangan Wilayah Nasional) pada 3 Desember 2014 di Ruang Rapat DJPR Kemenetrian PU lntai 2. Pada rapat tersebut telah dibuat kesepakatan antara Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas dan Direktorat Tata Ruang Wilayah Nasional, DJPR-PU dalam upaya agar RPJMN 2015-2019 dapat sejalan dengan RTR. Hasil koreksi terhadap materi Pramusrenbangnas yang disampaikan oleh TRP dalam rapat ini, akan ditindak lanjuti oleh Direktorat Tarunas DJPR-PU terkait usulan pelabuhan, bandara, kawasan industri dalam Buku III RPJMN 2015-2019

3.5 Lokakarya Penyusunan BS Buku III RPJMN 2015-2019 Kalimantan, Sulawesi,

Papua, Nusra, dan Maluku

Lokakarya tersebut diselenggarakan untuk menyampaikan hasil akhir kegiatan skenario pengembangan wilayah provinsi berbasiskan RTR melalui pemanfaatan pemodelan dinamaika spasial untuk mendukung penyusunan Buku III RPJMN 2015-2019 Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusra, dan Maluku. Diselenggarakan di Amaroosa Hotel pada 4 Desember 2014. Dalam Lokakarya disampaikan secara langsung hasil Background Study kepada Provinsi yang hadir, diantaranya: Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan. Hasil dari Background Study ini akan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan Buku III RPJMN 2015-2019 khusunya Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sebelum ditetapkan pada akhir Januari 2015. Dalam rangka pemanfaatan IG untuk dukungan perencanaan pembangunanan pada semua level, kegiatan ini juga menghasilkan output dataset IG (IGD dan IGT) yang sudah disesuaikan dengan

(24)

24 standard nasional mengikuti KUGI (Katalog Unsur Geografi Indonesia) untuk seluruh provinsi dan akan kami sampaikan kepada masing-masing provinsi (Bappeda) sebagai embrio simpul jaringan IG ditiap provinsi. BIG berharap agar: daerah dapat terus mengembangkan dan meningkatkan unsur-unsur tematik lainnya untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sampai terimplementasi simpul jaringan IG ditiap provinsi maupun kabupaten yang dapat digunakan oleh multi pihak dan terintegrasi dalam IG nasional. Selanjutnya daerah akan mempelajari hasil kegiatan skenario pengembangan wilayah tiap provinsi dan membarikan masukan melalui email.

3.6 Pembahasan Implementasi Pengarusutamaan Tata Kepemerintahan Yang Baik

dan Kerangka Kelembagaan dalam Renstra K/L

Rapat yang dipimpin oleh Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas, diselenggarakan pada 5 Desember 2014 di Ruang Rapat SG 4 Bappenas. Dalam rangka memberikan penjelasan terkait mekanisme penelahaan kerangka kelembagaan dalam rangka penelaahan Renstra K/L 2015-2019, dibahas beberapa hal sebagai berikut:

a. Terdapat 3 instrumen penelaahan kerangka kelembagaan dalam renstra K/L 2015-2019, yang meliputi kebutuhan struktur organisasi, bisnis proses dan tata laksana antar unit serta pengelolaan SDM aparatur.

b. Dalam penyusunan kerangka kelembagaan apabila belum ada struktur baru Kementerian/Lembaga yang membidangi, maka dilihat seberapa besar resiko penggunaan struktur eksisting, kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan melalui SOP Internal dan eksternal yang disertai dengan penataan proses bisnis internal dan ekternal.

c. Dalam penyusunan rencana strategis, Visi dan Misi K/L masih ada namun dilakukan penyesuaian dengan nawacita dan fungsinya sebagai K/L.

d. Apabila terdapat quickwins yang tercantum dalam buku 1 tidak sesuai dapat dilakukan pencabutan dengan mengajukan memo yang disampaikan ke dit. Aparatur untuk kemudian dibentuk forum dan didiskusikan.

Untuk pemenuhan kebutuhan SDM bidang pertanahan juru ukur yang dalam RPJMN telah menjadi salah satu kebijakan dengan target yang jelas, belum ada keputusan yang pasti. Namun terkait dengan kebijakan moratorium saat ini telah disusun policy paper untuk mendukung pelaksanaan moratorium tersebut oleh BKN.

3.7 Rapat Kerja Teknis dan Forum Nasional Adaptasi Perubahan Iklim

Rapat ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dengan Mercy Cops pada 5 Desember 2014 di Gedung Manggala Wana Bakti. Rapat ini membahas upaya penguatan ketahanan nasional dalam menghadapi perubahan iklim. Terdapat 15 lokasi pilot di beberapa propinsi, kabupaten dan kota untuk melihat bagaimana aksi adaptasi PI dilakukan di daerah. Kriteria penentuan lokasi pilot mencakup: a) sudah mulai membuat kajian kerentanan perubahan iklim; b) adanya komitmen daerah; c) aksi adaptasi yang dibiayai APBD; d) adanya pokja perubahan iklim; e) melakukan kerjasama pendanaan multi pihak. KKP telah menginisiasi pengembangan Simail (Sistem Informasi Bencana, Adaptasi Iklim dan Lingkungan), yang akan dijajagi integrasinya dengan Sidik (Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentananan). Dampak perubahan iklim terhadap sektor kelautan dan perikanan, di antaranya : Alur migrasi tuna makin ke selatan, sehingga operasionalisasinya makin mahal (mengurangi keuntungan), ditambah lagi dengan kenaikan BBM, serta Pemutihan karang (coral bleaching) sehingg tidak dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu permukaan laut.

(25)

25

3.8 Konsultasi Penetapan Ruang Terbuka Hijau di Kota Serang terkait dengan

Perda RTH, Data Citra Satelit, Situs Cagar Budaya dan Usulan Penetapan LP2B

Konsultasi tersebut dilaksanakan dalam rangka konsultasi DPRD Kota Serang terkait dengan penetapan ruang terbuka hijau di Kota Serang terkait dengan perda, data citra satelit, situs cagar budaya, dan LP2B pada tanggal 10 Desember 2014 di Ruang Sekretariat BKPRN. Adapun beberapa hal yang dibahas dalam rapat, yaitu :

Kota Serang telah memiliki Perda No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, namun pada kenyataannya, di lapangan masih terdapat penyalahgunaan wilayah RTH menjadi pos-pos polisi dan bangunan lain yang tidak sesuai.

DPRD Kota Serang mengharapkan klarifikasi mengenai penetapan RTH sebesar 30 persen dan karateristik RTH, apakah termasuk sawah, hutan rakyat dan jalur pipa gas yang ditanami tanaman, dan lain sebagainya.

Sebagian dari RTH yang sudah ada tidak berada di bawah kewenangan pemda, terkait hal itu, DPRD Kota Serang menanyakan apakah perlu melakukan pembebasan lahan untuk penetapan dari RTH tersebut.

DPRD Kota Serang akan berkonsultasi dengan BIG dan LAPAN terkait dengan penyediaan data citra satelit. DPRD Kota Serang disarankan untuk: a) mendalami LP2B, terutama mengingat LP2B menyangkut kepemilikan hak atas tanah perorangan; b) dalam waktu dekat, memprioritaskan terlebih dahulu penyelesaian RRTR, yang merupakan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian.

3.9 Rapat Pembahasan Raperda RTRW Kabupaten Morowali Utara dan Banggai

Laut

Rapat yang diselenggarakan pada 11 Desember 2014 di Hotel Ambhara, bertujuan untuk membahas Raperda Raperda RTRW Kabupaten Pegunungan Arfak di lingkup BKPRN dalam rangka persetujuan teknis. Beberapa catatan yang perlu diperbaiki untuk RTRWN Kabupaten, antara lain: a) Morowali Utara: Dalam penyusunan RTRW tersebut wajib dilengkapi dengan penyusunan KLHS, Tatanan kepelabuhanan agar disesuaikan dengan Kepmen Perhubungan No.31 Tahun 2006, seperti nomenklatur pelabuhan utama diubah menjadi pelabuhan pengumpul, Kawasan lindung geologi agar memperhatikan Kepmen ESDM No.17 Tahun 2012 tentang Penataan Kawasan Bentang Alam Karst, Kawasan pertambangan agar memperhatikan Kepmen ESDM No.2737 Tahun 2013 tentang Penetapan Wilayah Pertambangan di Pulau Sulawesi; b) Banggai Laut: Penyusunan RTRW agar memperhatikan penggunaan lahan eksisting, Kaidah kepelabuhanan perikanan agar memperhatikan Permen KP No.8 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, Agar ditambahkan satu ayat dalam Pasal 4 tentang peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan.

Daerah akan memperbaiki Draf Perda RTRW tersebut sesuai masukan masukan yang ada dalam forum ini. Hal penting terkait Kabupaten Banggai laut, saai ini Kabupaten Banggai Laut sudah membuat MoU dengan KKP dan Undip dalam penyusunan RZWP3K.

(26)

26

3.10 Rapat Koordinasi terkait Pembebasan Lahan untuk Jalan Tol

Cikopo-Palimanan

Rapat koordinasi terkait dengan pembebasan lahan untuk Jalan Tol Cikopo-Palimanan dilaksanakan menindaklanjuti surat pengaduan Lembaga adat Karaton Galuh Pakuan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas terkait pembebasan tanah untuk jalan tol Cikopo-Palimanan. Berdasarkan surat tersebut Lembaga Adat Karaton Galuh Pakuan menyebutkan bahwa dalam proses pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol di Desa Padaasih, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, tidak sesuai dengan amanat undang-undang yang menjadi dasar-dasar pertimbangan untuk pembayaran ganti rugi sehingga merugikan masyarakat selaku pemilik tanah. Rapat koordinasi tersebut diselenggarakan pada 11 Desember 2014 di Ruang Rapat SS-4 Bappenas. Dalam rapat koordinasi tersebut, staf Sekda Kabupaten Subang memaparkan bahwa pembebasan lahan untuk jalan Tol Cikopo-Palimanan telah mengikuti aturan yang berlaku yaitu Perpres No. 36/2005 dan Perpres No. 65/2006, serta Perka BPN No. 3/2007. Sebagian besar pemilik tanah (98,84%) telah menyetujui bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian atas pembebasan tanah tersebut. Hingga saat ini di Desa Padaasih, terdapat 11 orang pemilik tanah yang masih belum menyetujui besaran ganti rugi pembebasan tanah. 5 diantaranya telah mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri. Proses pengadaan tanah bagi pembangunan jalan tol Cikopo-Palimanan di Kabupaten Subang telah dilakukan sesuai prosedur yang berlaku termasuk dalam proses penilaian ganti rugi tanah kepada masyarakat. Hasil dari rapat ini akan dilaprokan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas melalui Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Bappenas.

3.11 Diklatpim III

Seminar Diklatpim tahap akhir ditujukan untuk menilai hasil akhir proyek perubahan yang dilaksanakan oleh setiap peserta di instansinya masing masing. Diklatpim tahap akhir diselenggarakan di PPMKP Ciawi pada 15-16 Desember 2014. Hari pertama diisi dengan Seminar. Seluruh peserta menyampaikan hasil dan proses pelaksanaan proyek perubahan. Hasil yang kami sampaikan secara ringkas adalah sebagai berikut:

Evaluasi outcome belum disusun mekanisme dan belum pernah dilaksanakan untuk Bidang Tata Ruang. Perubahan yang diajukan adalah menambahkan evaluasi outcome ke dalam proses evaluasi yang sudah berjalan selama ini.

Proses yang dilaksanakan tidak seluruhnya berjalan sesuai dengan rencana mengingat kesibukan seluruh instansi mitra di akhir tahun dan kesibukan Dit TRP dalam menyusunan dan menyelesaikan RPJMN 2015-2019. Hambatan ini dapat ditangani dengan melakukan diskusi dengan mitra dalam berbagai kesempatan/pertemuan yang memungkinkan, serta melakukan komunikasi melalui email dan media digital lainnya.

Hasil yang telah berhasil disusun telah melebihi target yang ditetapkan. Bukan hanya mekanisme yang berhasil diidentifikasi, tetapi juga sudah berhasil dirumuskan. Selain itu, telah disusun pula indikator outcome yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian tujuan Bidang Tata Ruang. Uji coba penilaian belum dapat dilakukan untuk seluruh provinsi mengingat data Susenas Tahun 2014 belum seluruhnya dipublikasikan oleh BPS. Hari kedua diisi dengan upacara penutupan diklat. Dalam upacara disampaikan bahwa 15 orang lulus dengan predikat memuaskan, 13 dengan predikat cukup memuaskan dan 2 orang ditunda kelulusannya.

(27)

27

3.12 Rapat Lanjutan Pembahasan Permohonan Fatwa BKPRN terkait AMDAL PT.

Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI)

Pertemuan lanjutan yang diselenggarakan pada 16 Desember 2014 di Ruang Rapat Kemenko Perekonomian ini merupakan pertemuan lanjutan pembahasan terkait permohonan AMDAL PT. CPI yang belum mendapatkan persetujuan karena belum ditetapkannya RTRW Provinsi sebagai salah satu syarat persetujuan AMDAL. Sebagaimana pertemuan sebelumnya (15 Oktober 2014), Pemprov menyampaikan bahwa RTRW belum ditetapkan karena Pemprov menginginkan jaminan bahwa luasan kawasan hutan berdasarkan SK. 673/Menhut-II/2014 tidak akan berubah mengingat pengukuhan kawasan hutan memiliki beberapa tahapan yang hasilnya juga dituangkan dalam SK Menhut. Saat ini RTRW Provinsi belum dapat dijadikan acuan perizinan, hanya sebatas rekomendasi. Dengan demikian selanjutnya perlu segera diproses pengesahan RTRW 5 Kabupaten terkait (Kabupaten Siak, Kampar, Bengkalis, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir). Kemenko Perekonomian akan melakukan pertemuan lanjutan dengan mengundang Pemprov untuk membahas usulan percepatan penetapan RTRWP.

3.13 Diskusi Hasil Review Tim Analisa Kebijakan atas Rancangan RPJMN 2015-2019

Dalam rapat ini dijelaskan hasil review dari Tim Analisa Kebijakan (TAK) Bappenas atas Rancangan RPJMN 2015-2019. Rapat hasil review TAK diselenggarakan pada 16 Desember 2014 di Ruang Rapat SG-4 Bappenas. Beberapa hasil review yang disampaikan adalah:

a. Untuk mendukung Nawacita, seharusnya alokasi pendanaan oleh Deputi Pendanaan bisa berpihak ke luar Jawa, dan seluruh sektor diharapkan dapat menerapkan mekanisme APBN seperti itu;

b. Antara Nawacita dan RPJMN dirasa belum seluruhnya inline, masih terlihat seperti dipaksakan untuk menempel;

c. TAK Bappenas menyarankan agar sebaiknya masuk dari awal dalam sistem penyusunan RPJMN 2015-2019, sehingga bisa memberikan masukan yang lebih komprehensif;

d. Perlu ada kajian kritis agar ada konsistensi antar bab dalam RPJMN; dan

e. Bappenas dalam menyusun rencana dan penganggarannya harus bisa bergeser dari budget-driven menjadi policy-driven.

Kesimpulan dari hasil review Tim TAK, yaitu alokasi pendanaan oleh Deputi Pendanaan seharusnya dapat berpihak ke luar Jawa, dan perlu adanya kajian kritis agar ada konsentrasi antar bab dalam RPJMN.

3.14 Public Lecture Towards World Heritage City of Indonesi

Untuk memperluas wawasan dalam rangka pembelakan SDM bidang penataan ruang terkait proses penataan ruang yang berkelanjutan dan berdaya asing, makan diselenggarakan kegiatan dengan tema Public Lecture Towards World Heritage City of Indonesia oleh Prof. Dr. Syed Zainal Abidin Idid pada 17 Desember 2014 di Ruang Serbaguna Lt. 17 Gedung Utama Menteri, Kementerian PU & Pera. Heritage Conservation merupakan suatu pendekatan yang komprehensif, dimana budaya menjadi aspek penting didalamnya yang kemudian diklasifikasikan menjadi nilai estetika, sejarah, ilmiah, dan sosial, ataupun nilai-nilai lain yang sesuai dengan karakteristik suatu wilayah. Dalam lingkup perkotaan, Heritage Conservation dilakukan dengan tujuan: i) Menghindari kehancuran “sumber daya budaya” baik secara fisik maupun sosial akibat pembangunan; dan ii) Menghadirkan harmonisasi antara karakteristik pembangunan di masa lampau dengan

(28)

28 perkembangan wilayah saat ini untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi sistem perkotaan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pertemuan ini adalah, Pengelolaan Kota Pusaka memerlukan koordinasi serta komitmen yang kuat tidak hanya dari pemerintah setempat namun juga dari berbagai elemen penting masyarakat untuk menjaga kelestarian nilai sejarah dan budaya di suatu wilayah.

3.15 Pembahasan Rapat Evaluasi Rancangan RTRWP Kalbar

Dalam melakukan evaluasi terhadap Raperda tentang RTRW Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014 – 2034 agar tidak bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum, untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Perda oleh Gubernur, maka diselenggarakan rapat pembahasan pada 17 Desember 2014 di Ruang Direktur Fasilitasi dan Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri. Hasil dari rapat yg telah diselenggarakan, sampai saat ini Menhut belum melakukan penggabungan SK Menhut sesuia kesepakatan. Oleh sebab itu perlu adanya validasi ulang terkait dengan peta rencana pola ruang dengan Badan Informasi Geospasial dengan adanya SK Menhut serta terkait adanya penetapan tata batas Negara di Tanjung Datuk. Selanjutnya Pemerintah Daerah melakukan perbaikan Raperda sesuai saran/masukan sebagai hasil pelaksanaan evaluasi, dan BIG akan mengadakan rapat terkait hal tersebut.

3.16 Pembahasan Rancangan Peta Jalan Pembaruan Hukum SDA-LH

Rapat ini diselenggarakan pada 18 Desember 2014 di Ruang Rapat BPHN. Dari rapat tersebut diharapkan dapat menghimpun masukan terhadap Rancangan Peta Jalan Pembaruan Hukum SDA-LH yang disusun oleh UKP4, Kemenkumham (Dit. Perundang-undangan dan BPHN), dan BP REDD+. Peta jalan tersebut merupakan pelaksanaan Ketetapan MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA. Ruang lingkup kajian yang sekaligus merupakan isu yang terkait tata kelola lahan, yaitu: i) Pengukuhan Kawasan Hutan; ii) Hak Guna Usaha (HGU); dan iii) Masyarakat Hukum Adat. Dalam Kajian yang masih bersifat normatif tersebut telah direkomendasikan bagian dari masing-masing regulasi (UU, PP dan lainnya) yg perlu dirubah.

3.17 Perizinan yang Terkait Pertambangan Umum

Rapat yang dipimpin LPEM UI diselenggarakan pada 18 Desember 2014 di Hotel Atlet Century Jakarta. Diselenggarakannya rapat ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan terkaitan kajian yang yangdilakukan LPEM UI tentang masih banyaknya izin perkebunan yang masih marak terjadi di kawasan konservasi. Dalam rapat tersenut, KPK menyampaikan data bahwa terdapat 1,372 juta Ha izin tambang terjadi di kawasan hutan konservasi yang sebenarnya tidak dapat dialihfungsikan pemanfaatannya. Kemudian Kementerian ESDM mengularkan izin usaha pertambangan (IUP) yang kemudian meminta pengukuhan kepada Menteri Kehutanan untuk pijam pakai lahan kehutanan. Setelah melalui peneltian tim terpadu maka dikeluarkan keputusan Menteri Kehutanan untuk pinjam pakai kawasan hutan dalam jangka waktu tertentu dan seluas kawasan tertentu. Berikut Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah:

1. Pasal 4 UU 41/2009

Semua kawasan hutan dikuasai oleh negara. Artinya tata kelola Sumber daya hutan dilakukan oleh pemerintah pusat

2. UU 32/2004

Sektor kehutanan merupakan “urusan pilihan” 3. Detail pembagian tugas diatur oleh PP 6/2007

(29)

29 4. UU 23/2014

Tugas bersama antara pemerintah pusat dan daerah (Pasal 14) 5. Detail pembagian tugas langsung diatur dalam UU dan lampirannya

3.18 Pemberian Tanggapan dan/Saran Terhadap Dokumen Final Rencana Zonasi

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Kab. Batubara

Dalam rangka persetujuan substansi Raperda RDTR Kota Tarakan Kalimantan Utara, diselenggarakannya rapat terkait hal tersebut pada 18 Desember 2014 di Ruang Rapat Ampera, Gedung Heritage – Kementerian PU adalah untuk mendapatkan hasil diskusi dari pemaparan materi teknis Raperda RDTR oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kota Tarakan dan dilanjutkan dengan penyampaian masukan dari K/L anggota BKPRN yang hadir. Hasil diskusi secara umum Raperda RDTR Kota Tarakan masih belum sesuai dengan pedoman penyusunan RDTR. Sehingga Kementerian PU memberikan waktu 1 (satu) bulan kepada Pemkot Kota Tarakan untuk merevisi Raperda sesuai dengan pedoman dan masukan dalam rapat.

3.19 Kesepakatan Penulisan Kerangka Kelembagaan di Buku I dan Buku II

Pertemuan ini diadakan pada tanggal 19 Desember 2014 di Ruang Rapat Direktir Aparatur Negara dengan tujuan untuk menyepakati materi kerangka kelembagaan untuk Bidang TRP yang akan ditulis di dalam Buku I dan Buku II. Materi yang diverifikasikan, antaralain: 1) Kelembagaan pengelolaan Jabodetabekjur; 2) Bank tanah; 3) Badan penyelesaian konflik pertanahan. Dari pertemuan tersebut telah ditetapkan untuk Penulisan Kerangka Kelembagaan untuk Buku II disesuaikan dengan format yang akan disampaikan oleh Direktorat Aparatur Negara. Penulisan di Buku I seluruhnya telah disesuaikan dengan masukan yang disampaikan oleh Direktorat TRP dan selanjutnya diselesaikan oleh Direktorat Aparatur Negara. Dit Aparatur Negara juga bertanggungjawab dalam perumusan cara penulisan di Buku II.

3.20 Diseminasi KajianMetodologi Perhitungan Kemiskinan

Pertemuan yang dipimpin oleh Direktur Penanggulangan Kemiskinan Bappenas, diselenggarakan pada 22 Desember 2014 di Ruang Rapat SG 1-2. Tujuan diadakannya pertemuan ini adalah menyampaikan hasil kajian yang telah dilakukan mengenai merumuskan metode perhitungan kemiskinan yang sesuai dengan amanat perundangan dan kondisi masyarakat terkini untuk penyusunan strategi kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam RPJMN Tahun 2015-2019. Tujuan kajian yang telah dilakukan adalah untuk mengkaji kembali definisi garis kemiskinan dan menyusun strategi penanggulangan kemiskinan yang tepat di masa mendatang. Dalam Studi disarankan perubahan kriteria perhitungan angka kemiskinan. Diantaranya rokok dikeluarkan sebagai salah satu jenis makanan yang berpengaruh terhadap kemiskinan. Namun usulan perubahan tersebut belum dimasukan kedalam rancangan RPJMN.

3.21 Pengembangan Kawasan Bentang Laut Sunda Kecil

Rapat yang diselenggarakan di Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Bali pada 22 Desember 2014 ini dihadiri oleh Direktur TRP. Pada kesempatan Diskusi ini, Dit TRP berfungsi memoderatori sesi diskusi, dengan pembicara (i) Novrizal Tahar (Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregional Bali dan Nusa Tenggara Kementerian LH dan Kehutanan dengan topik bahasan Pengembangan Ekoregion Sunda Kecil; (ii) The Nature Conservacy dengan paparan Ekoregion Sunda Kecil: Penyusunan

(30)

30 Rencana Penataan Ruang Laut. Selain itu, sebagai pembahas adalah Sigit (Kementerian KP). Saat ini sedang diupayakan menyusun Rencana Tata Ruang berdasar kesatuan kawsan lingkungan hidup (Bioregion). Disepakati RTR tersebut nantinya terakomodasi/terinternalisasi kedalam RTRW propinsi dan RTRW Kab/Kota sehingga dapat diimplementasikan.

3.22 Pengumpulan Data Koordinasi Lokasi Reforma Agraria

Kegiatan pengumpulan data koordinasi lokasi reforma agraria dilaksanakan pada 22 Desember 2014 di Kanwil BPN dan Kantor Bappeda Provinsi Kep. Bangka Belitung. Survei pengumpulan data Reforma Agraria di Provinsi Bangka Belitung, merupakan kunjungan yang ke tiga dalam rangka Pilot Project Reforma Agraria. Dalam kunjungan sebelumnya mengagendakan pemaparan teknis pelaksanaan Reforma Agraria dengan 2 Skema yang telah disepakati bersama, dan agenda selanjutnya berupa kunjungan lapangan ke bidang redistribusi dan subjek penerima bidang redistribusi. Data-data aset di BPN Kanwil Bangka Belitung meliputi data (i) Redistribusi Tanah; (ii) Legalisasi Aset Lintas Sektor dan, (iii) PRONA. Data Redistribusi Aset tahun 2014 telah didapatkan by-name-by-address sesuai permintaan Bappenas, namun untuk Legalisasi Aset dan PRONA baru terdapat pada satu Kabupaten saja yaitu Pangkal Pinang, hal tersebut dikarenakan Kantah BPN Kab/Kota di Prov Bangka Belitung belum semuanya menyetor data kepada Kanwil BPN Bangka Belitung. Data-data yang belum terkumpul akan dikirim pada awal Januari 2015.

3.23 Peluncuran Satu Peta Informasi Geospasial Tematik

Rapat diselenggarakan di Ruang Rapat Utama Blok I, Gedung Manggala Wanabhakti, Kementerian LH dan Kehutanan pada 22 Desember 2014. Dalam rapat tersebut dibahas tentang Kebijakan Satu Peta yang mendorong terwujudnya penyelenggaraan IGT yang menggunakan satu referensi, satu standar, satu basis data, san satu geoportal. Untuk itu telah dibentuk pokja nasional IGT dengan tujuan untuk mensinergikan penyelenggaraan IGT antar pemangku kepentingan seperti kementerian/lembaga, perguruan tinggi, dan organisasi non pemerintah. Pada tahun 2014 pokja nasional IGT telah berhasil menyusun satu peta untuk 4 (empat) tema yaitu: penutup lahan nasional, mangrove nasional, habitat lamun nasional, dan karakteristik laut nasional. Dari rapat tersebut dijelaskan arah pembangunan bidang Informasi Geospasial diantaranya adalah peningkatan koordinasi penyelenggaraan data dan informasi Geospasial untuk pembangunan wilayah dan sektor, maka tersedianya Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan. Data Peta tersebut dapat diakses melalui website:

http://ppit.big.go.id/onemap

3.24 Semiloka Kebijakan dan Pembangunan Kemaritiman Nasional

Untuk menjaring masukan kebijakan terkait pembangunan kemaritiman nasional, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI mengadakan Semiloka terkait Kebijakan dan Pembangunan Kemaritiman Nasional pada 23 Desember 2014 di Auditorium BPPT. Dalam rapat ini dibahas bahwa ketimpangan ekonomi disebabkan oleh industri kemaritiman yang belum merata. Poros maritim digunakan untuk pembangunan infrastruktur maritim dengan menggunakan armada kapal, pelabuhan, dan galangan kapal. Pada saat ini pendekatan ekonomi Indonesia berbasis SDA, Agrikultur, dan industri teknologi. Ke depan akan berbasis industri maritim. Menko Bidang Kemaritiman mengarahkan semua KL untuk mendukung strategi kemaritiman nasional.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Situs TRP  Bulan  Pengunjung  Unik  Jumlah  Kunjungan  Halaman  Hit  Jan  8  23  237  2,568  Feb  39  119  508  7,510  Mar  41  155  891  6,817  Apr  99  208  775  15,198  Mei  103  149  429  9,551  Jun  107  155  891  17,475  Jul
Tabel 2. Pencapaian Anggaran dengan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Gambar 2. Relisasi Penyerapan Anggaran Periode Januari – Desember 2014
Tabel 4 Rencana Kegiatan Subdit Pertanahan  No.  Kegiatan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tinjauan ekonomi Islam terhadap adanya UPK PNPM Mandiri Pedesaan dalam peningkatan ekonomi Islam di Kecamatan Tompobulu, khususnya pada program simpan pinjam ini adalah

134/2004 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas ± 6410 ha yang terletak di

Park and Ride diharapkan dapat menyediakan tempat yang cukup luas dan baik untuk menampung kendaraan pribadi, mengurangi kendaraan yang masuk ke Kota karena

Analisis Varian digunakan untuk menyatakan tentang adanya pengaruh ukuran batu bata merah dan kuat tekan mortar terhadap kekuatan dinding pasangan bata merah,

Secara kese- luruhan hasil analisa dan pengukuran nitrat, oksigen terlarut dan suhu diperairan Socah- Kamal masih baik untuk kehidupan biota laut mengacu pada standart

Pengenalan dasar gaji minima yang berkuatkuasa sepenuhnya mulai 1 Januari 2014 adalah satu dasar yang baik bagi meningkatkan kebajikan tenaga kerja terutamanya di dalam

Jenis anggrek TNGHS yang ada perlu dikembangkan dengan mengikuti kaidah- kaidah konservasi yang benar dan baku, sehingga tindakan tersebut dapat

perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor Usaha Kecil dan Menengah di Provinsi Jambi (2) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor