• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

4

LANDASAN TEORI

Pada bagian ini menerangkan mengenai tinjauan pustaka atau teori dasar mengenai antena dan gambaran umum tentang jaringan wireless. Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai antena mikrostrip secara umum dan parameter antena.

2.1. Pengertian Antena

Antena adalah elemen penting yang ada pada setiap sistem telekomunikasi tanpa kabel (nirkabel/wireless). Antena berisikan struktur transisi antara jalur transmisi dan ruang kosong, dalam kata lain antena itu bertindak sebagai media perantara penyambung antara gelombang frekuensi radio dari suatu jalur ke dalam ruang bebas (udara). Selain itu antena juga bisa sebagai penerima yang merupakan media yang menangkap gelombang elektromagnetik dan menerjemahkan data yang ada pada gelombang radio menjadi gelombang listrik.

Banyak aplikasi-aplikasi yang menggunakan antena antara lain untuk

penyiaran radio dan televisi, telepon seluler, sistem radar dan banyak lagi

untuk aplikasi-aplikasi lainnya. Tipe-tipe antena yang disebutkan tadi

memiliki fitur yang unik sendiri-sendiri seperti impendasi, pola radiasi

gelombangnya, lebar pancaran gelombang serta polarisasi.

(2)

Pemilihan antena yang tepat, perancangan yang baik dan pemasangan yang benar akan menjamin kinerja (performasi) sistem tersebut.

2.2. Sejarah Antena

Sejarah antena kembali pada konsep yang dikembangkan oleh James Clerk Maxwell, yang menyatukan teori listrik dan magnet menjadi teori elektromagnetika yang dirangkumnya di dalam sebuah sistim persamaan yang kemudian dikenal dengan nama persamaan-persamaan Maxwell. Dengan persamaan yang diturunkan di tahun 1863 ini ia meramalkan adanya medan listrik dan magnet yang merambat di ruang bebas tanpa adanya kabel. Medan listrik dan magnet yang berubah dengan waktu ini dan juga merambat di udara, disebut juga gelombang elektromagnetik. Dengan bantuan persamaan ini juga Maxwell memprediksikan bahwa pada dasarnya cahaya juga merupakan gelombang elektromagnetika dan gelombang elektromagnetika merambat dengan kecepatan cahaya.

Sembilan tahun setelah kematian Maxwell, di tahun 1888 Hertz melakukan verifikasi terhadap prediksi Maxwell secara eksperimen. Dia membangun dua buah alat berbentuk permukaan silinder yang terpisah sekitar 1 meter (alat ini kemudian dikenal dengan nama antena reflektor silinder di gambar 2.1).

Dengan alat ini dia bisa membuktikan adanya induksi sinyal pada antena yang

satu akibat sumber yang dipasangkan pada antena yang lainnya. Peristiwa ini

merupakan momen kelahiran dari telekomunikasi tanpa kabel modern yang

gunanya bisa kita rasakan sekali dewasa ini. Atas dasar eksperimen ini Hertz

dikenal dengan nama Mr. Antenna.

(3)

Setahun setelah kematian Hertz, di 1895 Marconi berhasil merealisasikan telekomunikasi jarak jauh, dari Inggris ke benua Amerika, dengan menggunakan gelombang elektromagnetika. Antena yang dipergunakan adalah 50 buah antena pemancar yang vertikal, yang dilibatkan dengan bantuan kawat secara horizontal dengan 2 tonggak kayu yang berjarak 60 meter (gambar 2.2). Sebagai antena penerima dipergunakan sebuah kawat vertikal dengan panjang 200 m yang mengambang di udara dengan bantuan sebuah layang-layang.

Sejak saat itu perkembangan antena makin cepat, dan berkembang pula jenis- jenis antena sesuai dengan tuntutan padanya di setiap bidang aplikasi.

Gambar 2.1 Antena Reflektor Silinder yang Bekerja pada

Frekuensi 455 MHz

(4)

Gambar 2.2 Antena Vertikal yang Dipergunakan Marconi

pada Frekuensi 70 kHz

2.3. Jenis Antena

Ada beberapa jenis antena yang dibedakan menurut sifat pancarannya : 2.3.1. Antena Isotropis

Merupakan antena teoritis sebagai referensi yang memancarkan radiasinya ke segala arah dengan pola radiasi berbentuk bola.

2.3.2. Antena Dipol dan Monopol

Antena ini memiliki ukuran sebading dengan bagian panjang gelombangnya. Contohnya dipol λ/2, monopol λ/4. Pola radiasi berbentuk omnidireksional

.

(5)

2.3.3. Antena Directive

Merupakan antena yang memancarkan pola radiasinya lebih fokus mengarah ke suatu arah tertentu, contoh : antena horn, antena yagi dan antena parabola.

2.4. Konsep Dasar Antena

Untuk mengetahui bagaimana sebuah antena dapat bekerja, minimal kita harus tahu bagaimana konsep propagasi sebuah sinyal (gelombang elektromagnetik) ditransmisikan lewat media transmisi udara. Di bawah ini merupakan gambar dari sebuah proses sinyal propagasi.

Gambar 2.3 Model Proses Propagasi Sinyal Antena Pengirim dan Penerima

Dimana :

Transmitter : Antena Pemancar

P

t

: Daya Pancar Antena Pemancar

G

t

: Gain (Penguatan) Antena Pemancar

D : Jarak Antara Antena Pemancar dan

(6)

Penerima

P

r

: Daya Terima Antena Penerima G

r

: Gain (Penguatan) Antena Penerima Receiver : Antena Penerima

Pada gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa antena pengirim berfungsi sebagai sumber informasi dimana antena pengirim tersebut sebagai pengubah elektromagnetis (transduser) gelombang tertuntun (gelombang pada saluran transmisi kabel) menjadi gelombang yang merambat ke udara dengan besar daya pancar sebesar (P

t

) dan gain (penguatan) sebesar (G

t

). Proses selanjutnya sinyal yang dipancarkan dari sebuah antena pengirim yang merambat di udara diterima antena penerima dengan jarak (d), dalam hal ini antena penerima mengolah sinyal dari antena pengirim menjadi gelombang tertuntun dan menguatkan sinyal tersebut setelah mengalami pelemahan daya pancar yang melewati media transmisi udara sebesar (G

r

) dan hasilnya daya pancar yang diterima oleh antena sebesar (P

r

). Jika nanti amati proses bagaimana gelombang frekuensi (radio) dipancarkan oleh antena pengirim melalui sebuah media transmisi yaitu udara dengan jarak tertentu dan antena penerima sehingga sebuah informasi dapat dikirimkan.

2.5. Antena Mikrostrip

Kebutuhan akan antena semakin hari semakin berkembang sehingga

menyebabkan teknologi perancangan juga semakin meningkat, antena yang

dibutuhkan semakin lama harus memiliki performa yang tinggi. Antena

(7)

mikrostrip merupakan salah satu jenis antena yang dapat memenuhi kebutuhan ini.

Antena mikrostrip hanyalah suatu konduktor metal yang menempel di atas

ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik. Ide atau konsep

antena mikrostrip ini diusulkan pertama kali oleh Deschamps pada awal tahun

1950 dan baru dibuat sekitar tahun 1970 oleh Munson dan Howell. Teknologi

antena mikrostrip sampai sekarang masih merupakan salah satu topik yang

menarik di dalam berbagai aplikasi gelombang mikro, baik di bidang

akademis maupun industri. Antena mikrostrip merupakan antena yang

memiliki massa ringan, mudah dipabrikasi, dengan sifatnya yang konformal

sehingga dapat ditempatkan pada hampir semua jenis permukaan dan

ukurannya yang kecil dibandingkan dengan antena jenis lain, karena sifat yang

dimilikinya, antena mikrostrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini

sehingga dapat diintegrasikan dengan peralatan telekomunikasi lain yang

berukuran kecil. Disamping itu antena mikrostrip juga mempunyai kelemahan

mendasar, yaitu bandwidth yang sempit, keterbatasan gain dan directivity

yang rendah. Namun banyak penelitian dilakukan untuk mengatasi hal

tersebut.Secara garis besar struktur antena mikrostrip terdiri dari tiga bagian,

yaitu elemen pe-radiasi atau patch antena, saluran transmisi dan bidang

pertanahan atau ground plane.

(8)

Gambar 2.4 Geometri Antena Mikrostrip

Keterangan :

h : Ketebalan Substrat w : Panjang Patch L : Lebar Patch

Untuk bentuk patch-nya pada dasarnya dapat bermacam-macam. Pada h yang merupakan tinggi substrate dari ground plane, pada W menunjukan panjang patch dan L menunjukan lebar patch, pada jarak W dan L ini bila mengalami perubahan akan mempengaruhi lebar bandwidth yang dihasilkan atau yang akan dipancarkan.

Selain itu pada dielektrik substrat terdapat juga terdapat parameter loss

tangent (tan δ) yang merupakan rugi-rugi dielektrik dan ε

r

yang merupakan

konstanta dielektrik substrat, yang bersama ketebalan substrat (h) merupakan

parameter-paremeter yang sangat penting pada saat perancangan antena.

(9)

Pada prakteknya, bentuk segiempat (rectangular), segitiga (triangular) dan cincin (annular ring) merupakan bentuk yang umum digunakan. Pencatuan (feed) dapat berupa pencatuan koaksial (coaxial feed) atau pencatuan saluran mikrostrip tunggal (stripline feed) dan pencatuan saluran mikrostrip dua bagian (proximity coupling) yang mengarahkan energi elektromagnetik dari sumber ke daerah di bawah patch.

Antena mikrostrip mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan antena microwave convensional yaitu :

 Berat yang ringan, volume yang kecil dan konfigurasi yang tipis

 Biaya pabrikasi yang murah, sangat cocok diproduksi secara besar

 Polarisasi linier dan circular adalah yang mungkin dengan feed sederhana

 Dapat dengan mudah digabungkan dengan Microwave Integrated Circuits

 Feed line dan Matching Network dapat difabrikasi bersama struktur antena

Sedangkan kekurangan antena mikrostrip yaitu :

 Bandwidth yang sempit

 Gain yang rendah

 Kemampuan pengaturan daya yang rendah

(10)

2.6. Bentuk Antena Fractal Mikrostrip

Diantara berbagai bentuk dimensi dari antena mikrostrip, dapat berupa segiempat (rectangular), lingkaran (circular), segitiga (triangular) dan cincin (annular ring) telah banyak diteliti secara mendalam. Dan dimensi antena yang simple dan umum digunakan adalah bentuk rectangular yang menjadi bahan subjek penelitian. Bentuk geometri rectangular tersebut akan dimodifikasi dengan bentuk fractal menggunakan metode Sierpinski Carpet sehingga bentuk geometri antena tersebut seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Bentuk Patch Antena Fractal Mikrostrip (1) Iterasi 0 (2) Iterasi 1 (3) Iterasi 2

2.7. Parameter antena mikrostrip

Dalam merancang sebuah antena, parameter antena merupakan hal yang

sangat penting yang perlu diperhatikan. Bahwa performasi dari suatu antena

dapat dilihat dari parameternya. Ada beberapa antena mikrostrip yang

biasanya digunakan dalam simulasi maupun pengukuran untuk mengetahui

spesifikasi standar dari antena yang dirancang.

(11)

2.7.1. Frekuensi Resonansi

Frekuensi resonansi merupakan frekuensi kerja dari suatu antena. Rentang frekuensi kerja dari suatu antena dapat dilihat dari grafik VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) dan grafik return loss.

2.7.2. Return Loss

Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat terjadi adanya diskontinuitas diantara saluran transmisi dan impendasi masukan beban (antena), sehingga tidak semua daya diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan kembali. Perbadingan gelombang yang dipantulkan dengan gelombang yang dikirimkan biasa disebut dengan koofisien refleksi tegangan ( Г ) dan dapat dicari dengan persamaan berikut :

Γ= 𝑉

0

𝑉

0+

= 𝑍

𝐿

−𝑍

0

𝑍

𝐿

+ 𝑍

0

2.1

Dimana :

Г : koofisien refleksi tegangan

𝑉

0

: tegangan yang dipantulkan (Volt)

𝑉

0+

: tegangan yang dikirimkan (Volt)

𝑍

𝐿

: impendasi beban atau load (Ohm)

𝑍

0

: impendasi saluran lossless (Ohm)

(12)

Harga koofisien refleksi ini dapat bervariasi antara 0 sampai 1, 0 yang berarti tanpa pantulan dan 1 yang berarti sinyal yang datang ke beban seluruhnya dipantulkan kembali ke sumber semula. Nilai dari return loss dapat dicari dengan cara memasukkan koofisien refleksi tegangan ke dalam persamaan berikut :

𝑅𝑒𝑡 𝑢𝑟 𝑛 𝐿𝑜𝑠 𝑠= 20 log Γ [2.2]

Nilai return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah dalam keadaan matching dan dengan demikian frekuensi kerja yang baik adalah ketika return loss-nya bernilai lebih kecil sama dengan -9,54 dB.

2.7.3. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)

VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing wave) maksimum (|V|

max

) dengan amplitudo gelombang berdiri (standing wave) minimum (|V|

min

).Rumus yang digunakan untuk mencari nilai VSWR adalah :

𝑉𝑆𝑊𝑅= 𝑉

𝑚𝑎𝑥

𝑉

𝑚𝑖𝑛

= 1 + Γ

1 − Γ [2.3]

Hubungan antara VSWR dengan return loss adalah :

𝑅𝑒𝑡 𝑢𝑟 𝑛 𝐿𝑜𝑠 𝑠= 20 log VSWR−1

VSWR+ 1 [2.4]

(13)

Kondisi yang paling baik adalah ketika nilai VSWR sama dengan 1, yang berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun pada prakteknya kondisi ini sulit didapatkan , oleh karena itu nilai standar VSWR yang dizinkan untuk simulasi dan pabrikasi antena mikrostrip adalah VSWR≤2.

2.7.4. Impendasi Masukan

Impendasi masukan adalah perbandingan antara tegangan dan arus.

Impendasi masukan suatu antena dapat dilihat sebagai impendasi antena tersebt pada terminalnya. Impendasi masukan (Z

in

) terdiri bagian real (R

in

) dan imajiner (X

in

) dan dapat ditulis sebagai berikut:

𝑍

𝑖𝑛

= 𝑅

𝑖𝑛

+ 𝑗 𝑋

𝑖𝑛

[2.6]

Dari persamaan tersebut di atas, komponen yang diharapkan adalah daya real (R

in

) yang menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. Komponen imajiner (X

in

) mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan pada medan dekat antena.

2.7.5. Bandwidth

Bandwidth merupakan besar rentang frekuensi kerja dari suatu antena.

Nilai bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan

frekuensi atas dari suatu antena sudah diketahui. Pada rentang frekuensi

kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat

menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu.

(14)

Pengertian harus dapat bekerja dengan efektif adalah bahwa distribusi arus dan impendasi dari antena pada range frekuensi tertentu benar-benar belum banyak mengalami perubahan yag berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta VSWR yang dihasilkannya masih belum keluar batas yang dizinkan.

Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari nilai bandwidth:

𝐵𝑊 = 𝑓

2

−𝑓

1

𝑓

𝑐

× 100% [2.7]

Dimana :

𝑓

2

: frekuensi atas (Hz) 𝑓

1

: frekuensi bawah (Hz) 𝑓

𝑐

: frekuensi tengah (Hz)

Pada antena mikrostrip ada beberapa jenis bandwidth yang biasanya digunakan dalam perancangan atau pengukuran yaitu:

 Impendance bandwidth, yaitu rentang frekuensi dimana patch

antena berada pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal

ini terjadi karena impendasi dari elemen antena bervariasi nilainya

tergantung dari nilai frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari

nilai return loss dan VSWR.

(15)

 Patern Bandwidth, yaitu rentang frekuensi dimana beamwidth, sidelobe atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu.

 Polarization atau axial ratio bandwidth, adalah rentang frekuensi dimana polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk polarisasi melingkar adalah lebih kecil dari 3 dB.

2.7.6. Gain

Gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada suatu arah utama dengan intensitas radiasi dari antena isotropic yang menggunakan sumber daya masukan yang sama, gain biasanya disebut penguatan dan berhubungan dengan directivity dan efisiensi antena.

𝐺= 𝐷.𝜂 [2.8]

Dimana :

𝐺 : Gain 𝐷 : Directivity

𝜂 : efisiensi antenna

Ada dua jenis parameter gain, yaitu absolute gain dan relative gain.

Absolute gain pada sebuah antena didefinisikan sebagai perbandingan

antara intensitas pada arah tertentu dengan intensitas radiasi yang

diperoleh jika daya yang diterima oleh antena teradiasi secara isotropic.

(16)

Intensitas radiasi yang berhubungan dengan daya antena (P

in

) dibagi dengan 4π.

Absolute gain dapat dirumuskan :

𝐺= 𝐼 𝑛𝑡 𝑒𝑛𝑠 𝑖 𝑡 𝑎𝑠 𝑟 𝑎𝑑𝑖 𝑎𝑠 𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟 𝑎𝑕 𝑡 𝑒𝑟 𝑡 𝑒𝑛𝑡 𝑢 𝐼 𝑛𝑡 𝑒𝑛𝑠 𝑖 𝑡 𝑎𝑠 𝑟 𝑎𝑑𝑖 𝑎𝑠 𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡 𝑒𝑟 𝑖 𝑚𝑎

= 4𝜋 𝑈 𝜃,∅

𝑃

𝑖𝑛

[2.9]

Relative gain didefinisikan sebagai perbadingan antara perolehan daya pada sebuah arah dengan perolehan daya pada antena referensi dan pada arah yang direferensikan juga. Antena referensi merupakan sumber isotropic yang lossless (P

in

(lossless)), yang dirumuskan sebagai berikut :

𝐺= 4𝜋𝑈 𝜃,∅

𝑃

𝑖𝑛

𝑙 𝑜𝑠 𝑠 𝑙 𝑒𝑠 𝑠 [2.10]

2.7.7. Directivity (Keterarahan)

Directivity didefinisikan sebagai perbandingan intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada semua arah. Intensitas radiasi rata-rata sama dengan jumlah daya yang diradiasikan oleh antena dibagi dengan 4π. Directivity dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷= 𝑈

𝑈

0

= 4𝜋𝑈

𝑚𝑎𝑥

𝑃

𝑟𝑎𝑑

[2.11]

(17)

Jika arah tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi maksimum yang dapat dicari dengan rumus:

𝐷

𝑚𝑎𝑥

= 𝐷

0

= 𝑈

𝑚𝑎𝑥

𝑈

0

= 4𝜋𝑈

𝑚𝑎𝑥

𝑃

𝑟𝑎𝑑

[2.12]

Dimana :

𝐷 : Keterarahan

𝐷

0

: keterarahan maksimum 𝑈 : intensitas radiasi

𝑈

𝑚𝑎𝑥

: intensitas radiasi maksimum

𝑈

0

: intensitas radiasi pada sumber isotropic 𝑃

𝑟𝑎𝑑

: daya total radiasi

2.7.8. Pola Radiasi

Pola radiasi didefinisikan sebagai fungsi matematis atau representasi grafik dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang. Sifat radiasi tersebut meliputi flux, intensitas radiasi, kuat medan atau polarisasi. Pola radiasi biasanya digambarkan dalam daerah medan jauh dan ditunjukan sebuah fungsi koordinat direksional.

2.7.9. Polarisasi

Polarisasi antena adalah polarisasi dari gelombang yang ditransmisikan

oleh antena. Jika arah tidak ditentukan, maka polarisasi merupakan

(18)

polarisasi arah gain maksimum. Polarisasi dari gelombang yang teradiasi didefinisikan sebagai suatu keadaan gelombang electromagnet yang menggambarkan arah dan magnitude vektor medan elektrik yang bervariasi menurut waktu. Selain itu polarisasi dapat juga didefinisikan sebagai gelombang yang diradiasikan dan diterima oleh antena pada suatu arah tertentu.

Polarisasi yang terdapat pada antena mikrostrip dapat diklasifikasikan sebagai polarisasi linier (linier), polarisasi circular (melingkar) dan polarisasi elliptical (elips). Polarisasi linier (linier) terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik di ruang memiliki vektor medan elektrik atau magnet pada titik tersebut selalu ber- orientasi pada garis lurus yang sama pada setiap waktu. Polarisasi circular (melingkar) terjadi jika suatu gelombang yang berubah menurut waktu pada suatu titik memiliki vektor medan elektrik atau magnet pada titik tersebut berada pada jalur lingkaran sebagai fungsi waktu. Polarisasi elliptical (elips) terjadi ketika gelombang yang berubah menurut waktu memiliki vektor medan (elektrik atau magnet) berada pada jalur kedudukan elips pada ruang

2.7.10. Saluran Pencatu

Saluran pencatu pada antena mikrostrip dapat dibagi menjadi 2, yaitu

pencatu secara langsung (direct coupling) dan pencatu secara tidak

langsung (electromagnetic coupling).

(19)

2.7.10.1. Pencatuan secara langsung (direct coupling)

Pencatu secara langsung merupakan pencatu yang pertama kali digunakan sebagai pencatu pada antena mikrostrip. Keuntungan dari pencatu ini adalah sangat sederhana dalam teknik pencatuannya, dimana patch antena dan konektor dihubungkan secara langsung dengan menggunakan penyolderan pada bidang petanahannya (ground), namun ada kelemahan dari teknik pencatuan ini adalah bandwidth yang dihasilkan sangat sempit.

2.7.10.2. Pencatuan secara tidak langsung (electromagnetic coupling)

Dengan pencatuan ini tidak ada kontak langsung antara saluran transmisi dengan elemen peradiasinya.

2.7.11. Impendasi Matching

Perancangan antena tidak terlepas dari penyesuaian impendasi

(impendance matching). Suatu jalur transmisi dikatakan matched apabila

karakteristik impendasi 𝑍

0

= 𝑍

𝐿

atau dengan kata lain tidak ada refleksi

yang terjadi pada ujung saluran beban. 𝑍

0

merupakan karakteristik

impendasi suatu saluran transmisi dan biasanya bernilai 50 Ω. 𝑍

𝐿

merupakan impendasi beban, beban dapat berupa antena atau rangkaian

lain yang mempunyai impendasi ekuivalen 𝑍

𝐿

. Karena kegunaan utama

(20)

saluran transmisi adalah untuk mentransfer daya secara sempurna, maka beban yang matched sangat diperlukan.

Metode pencatuan secara langsung sulit untuk mencapai kondisi matching, oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mendapatkan kondisi yang matching, yaitu denagn menambahkan transformator 𝜆4 , pemberian single stub dan double stub.

Gambar 2.6 Transformator 𝜆4

Transformator 𝜆4 adalah suatu teknik impendance matching dengan cara memberikan saluran transmisi dengan impendasi 𝑍

𝑇

diantara dua saluran transmisi yang tidak match. Panjang saluran transmisi transformator 𝜆4 ini adalah sebesar 𝑙=

1

4

𝜆

𝑔

, dimana 𝜆

𝑔

merupakan panjag gelombang pada bahan dielektrik yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan :

𝜆

𝑔

= 𝜆

0

𝜀

𝑒𝑓𝑓

[2.13]

Dimana 𝜆

0

adalah panjang gelombang pada ruang bebas.

Nilai impendasi 𝑍

𝑇

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

(21)

𝑍

𝑇

= 𝑍

1

𝑍

2

[2.14]

2.8. Wireless LAN

Jaringan Wireless LAN adalah jaringan yang mengkoneksikan dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio, cocok untuk berbagai file, printer atau akses internet merupakan pengembangan dari jaringan LAN, hanya saja jaringan LAN masih menggunakan kabel sedangkan jaringan W-LAN tidak menggunakan, tetapi menggunakan peralatan wireless seperti : Wireless PCI Card, USB Wireless Adapter, Access Point dan lain-lain.

Spesifikasi yang digunakan dalam Wireless LAN adalah IEEE 802.11 dimana ini juga biasa disebut WIFI (Wireless Fidelity), standar yang berhubungan dengan kecepatan akses data. Standar terbaru dari 802.11a atau b, seperti 802.11g, saat ini masih sedang dalam penyususan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Perkembangan Wireless LAN saat ini cukup menjanjikan dan sangat populer

dikalangan industri baik retail, pelayanan kesehatan, konstruksi dan lain

sebagainya. Selain dapat meningkatkan produktifitas industri, penggunaan

(22)

Wireless LAN juga merupakan alternatif terbaik berbisnis di era pasar global saat ini. Beberapa lembaga di Indonesia sudah mengimplementasikan Wi-Fi pada tempat-tempat publik seperti bandara, lobi hotel dan lain-lain.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:

 802.11a

 802.11b

 802.11g

 802.11n

Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Tabel 2.1 Perbandingan Spesifikasi Empat Variasi dari 802.11

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band

Cocok dengan

802.11a 11 Mb/s ~2.4 GHz B

802.11b 54 Mb/s ~5 GHz A

802.11g 54 Mb/s ~2.4 GHz b,g

802.11n 100 Mb/s ~2.4 GHz b,g,n

(23)

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal : Komisi Komunikasi Federal di Amerika Serikat). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkauannya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz.

Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut :

 Channel 1 : 2.412 MHz

 Channel 2 : 2.417 MHz

 Channel 3 : 2.422 MHz

 Channel 4 : 2.427 MHz

 Channel 5 : 2.432 MHz

 Channel 6 : 2.437 MHz

 Channel 7 : 2.442 MHz

 Channel 8 : 2.447 MHz

 Channel 9 : 2.452 MHz

 Channel 10 : 2.457 MHz

 Channel 11 : 2.462 MHz

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi

komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN

(wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi

(24)

merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi

(internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas

kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Gambar

Gambar 2.1 Antena Reflektor Silinder yang Bekerja pada
Gambar 2.2 Antena Vertikal yang Dipergunakan Marconi
Gambar 2.3 Model Proses Propagasi Sinyal Antena Pengirim dan Penerima
Gambar 2.4 Geometri Antena Mikrostrip
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung kurang berminat dalam mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 28 responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia dan faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil trimester I di Puskesmas

Setiap parameter pertumbuhan yang tidak berbeda nyata tersebut menggambarkan bahwa jumlah biomasa yang dihasilkan pada proses fotosintesis dan yang ditranslokasikan

Sebagai kata pembuka kepada saudara semua yang terhormat, saya hanya sebagai pengatar hajat dari saudara-saudara sekalia, maka semua kehendak yang disampaikan kepada

Meskipun demikian dalam penelitian diatas belum ada yang meneliti secara terintegrasi mengenai sisi persediaan, kebutuhan, produktivitas, neraca tenaga kerja dan basis

Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah “Bagaimana tingkat akurasi algoritma decision tree jika dibandingkan dengan algoritma naïve bayes dalam menghasilkan model

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “EFEKTIVITAS EKSTRAK