• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulisan Hukum (Skripsi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penulisan Hukum (Skripsi)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PRINSIP 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

(UMKM)DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk CABANG SOLO

Penulisan Hukum (Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas HukumUniversitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

INDAH HANDANINGRUM NURWULAN NIM. E.0008164

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA commit to user 2012

(2)

iii

commit to user

(3)

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)

iv

PERNYATAAN

Nama : Indah Handaningrum Nurwulan NIM : E 0008164

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PRINSIP 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk CABANG SOLO adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberitanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 23 Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Indah Handaningrum Nurwulan NIM. E 0008164

commit to user

(5)

v ABSTRAK

Indah Handaningrum Nurwulan, E0008164. 2012. ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PRINSIP 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk CABANG SOLO.Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo dan upaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo mengatasi permasalahan yang timbul pada penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit pada UMKM.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif dengan pendekatan terpancang. Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder, yang mencakup bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumen atau bahan kepustakaan dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat saya kemukakan, Pertama, penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit UMKM di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo dilaksanakan oleh analis kredit komersialberdasarkan Kebijakan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo Nomor 03-001/P/CL/HCL Tahun 2011tentang Analisis Kredit Komersial.Characterdinilai dari iktikad baiknya dengan melihat dokumen, BI Checking, dan wawancara pada calon debitor. Capacity dianalisis dengan memperhatikan prestasi perolehan keuntungan dari laporan keuangan. Capital dinilai dari neraca keuangan. Collateralberupa jaminan kebendaan yang dinilaimelalui pemeriksaan fisik secara on the spot atas keberadaan dan keabsahan barang agunan. Condition of Economy diketahui dengan melakukan kunjungan ke lokasi usaha dan memperhatikan sektor eksternal yang dapat mempengaruhi usaha calon debitor. Kedua, upaya yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada penerapan prinsip 5C adalah tidak mengandalkan BI Checking dan melakukan analisis karakter dengan sungguh-sungguh untuk mengatasi masalah mengenai belum adanya BI Checking atas nama calon debitor, memberikan pengarahan terlebih dahulu pada calon debitor tentang pembuatan laporan keuangan yang tepat dalam mengatasi permasalahan mengenai tidak adanya pembuatan laporan keuangan calon debitor, melakukan kunjungan secara berkala dan pengecekan barang jaminan untuk mengantisipasi adanya penjaminan dengan menggunakan barang milik orang lain, dan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kondisi ekonomi nasional.

Kata kunci: Analisis Kredit, Prinsip 5C, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(6)

vi ABSTRACT

Indah Handaningrum Nurwulan, E0008164. 2012. JURIDICAL ANALYSIS OF THE 5C’s PRINCIPLES APPLICATION (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) IN THE CREDIT PROVISION TO MICRO, SMALL, AND MEDIUM ENTERPRISES (MSMEs) IN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. BRANCH SOLO. Faculty of Law Sebelas Maret University.

The research aims to determine about the the 5C’s principlesapplication in the credit provision to micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Branch Solo and the disability PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Branch Solo overcome the problems that arise in the 5C’s principlesapplication ofcredit to MSMEs.

This is descriptive empirical law research which using the polarized approach. Types of data used include the primary data and secondary data, which include the main legal materials and secondary legal materials. Data collection techniques used in the research was by using documents or literature and interview material. Data analysis techniques were by using qualitative analysis.

Based on the result of research and discussion, it can be suggested that, First,the 5C’s principles application in the credit provision of MSMEs in PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Branch Solo performed by the commerciallending analysts based on the PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Branch Solo Policy Number 03-001/P/CL/HCL of 2011 concerning the Commercial Analysis Credits. The character analyzed good faith by looking at the document, BI Checking, and interviews on the candidate borrower. The capacity was analyzed by taking into account the performance of the financial report. The capital judged balance of financial reporting. The collateral was material assets which analyzed by performing a physical examination on the spot in the existence and validity of the collateral. The condition of economy is known to visit the business location and attention to the external sector that could affect efforts to potential candidate borrowers. Second, the efforts of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Branch Solo in overcoming the problems that arise in the application of 5C’s principles is not onlydepent on BI Checking but also perform analysis in earnest character to overcome the problem of lack of BI Checking on behalf of candidate borrower, give directions in advance on the candidate borrower to making the accurate report financial to overcome the problem of isn’t accurate report financial from candidate borrower, regularly visit and inspection of goodsto anticipate the existence of guarantee by using goods property of others, and increase knowledge about the economy state.

Keywords: Credit Analysis, 5C’sPrinciples, Micro Small and Medium Enterprises

(MSMEs) commit to user

(7)

vii MOTTO

“Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”

(Surat Ar-Ra’d [13]: 11)

“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepadaNyalah kamu meminta pertolongan”

(Surat An-Naĥl [16]: 53)

“Happiness is when what you think. What you say and what you do are in harmony”

(M. Gandhi)

“Marilah kita masing-masing mengkelaskan diri untuk yang pantas bagi kita”

(Mario Teguh)

“Keberuntungan adalah untuk orang yang berdoa, rajin bekerja, mengurangi keluhan, dan banyak bersyukur”

(Mario Teguh)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(8)

viii

PERSEMBAHAN Penulisan hukum (skripsi) ini Penulis persembahkan untuk:

 Allah SWT yang senantiasa memberikan banyak petunjuk dan nikmat yang tak terbatas;

 Orangtuaku tercinta, Ayahanda Saelan dan Ibunda Siti Zuraidha N.CH.;

 Saudarikutercinta, Diena Handayani N.Ch dan Reski Handarwati N.R.;

 Sahabat-sahabat terbaikku;

 Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku dalam suka dan duka;

 Almamaterku, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

commit to user

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas limpahan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) dengan judul: “ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PRINSIP 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO”.

Adapun kajian dalam penulisan hukum ini dimaksudkan untuk menyorotimengenai penerapan analisis kredit dengan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo, serta untuk mengetahui upaya yang dilakukan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo mengatasi permasalahan yang timbul pada penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada UMKM.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan penulisan hukum (skripsi) ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan, baik materiil maupun moril yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret;

2. Bapak Dr. Hari Purwadi,S.H., M.Hum. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ijin penelitian skripsi;

3. Bapak Suranto, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama masa studi di Fakultas Hukum UNS;

4. Ibu Djuwityastuti, S.H., M.H selaku Ketua Bagian Hukum Perdata serta Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang dengan sabar memberikan saran dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(10)

x

5. Ibu Anjar Sri Ciptorukmi N., S,H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga yang dengan sabar memberikan nasehat, saran dan bimbingan yang sangat bermanfaat sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Bapak Hendratno, selaku Branch Manager PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di instansi tersebut dan Bapak Santoso selaku narasumber yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membantu penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan skripsi ini dan semoga kedepannya dapat penulis amalkan;

8. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan pelayanan dalam bidang akademik kepada penulis selama masa studi;

9. Kedua orangtua penulis tercinta, Bapak Saelan dan Ibu Siti Zuraidha N.CH. yang dengan sepenuh hati memberikan semua hal yang sangat berarti dalam hidup penulis, juga untuk doa, harapan, cinta, motivasi, dan kepercayaan yang telah diberikan hingga detik ini;

10. Saudari tercinta Diena Handayani N.Ch dan Reski Handarwati N.R, kakak ipar Bambang Adi Irawan, keponakan terkasih Dzaky Raditya Adi Pratama, Eyang Putri tersayang Almh. Isnanijah, dan seluruh keluarga besar Soendari serta Madisah, yang selalu memberikan doa dan dukungan bagi pendidikan dan kehidupan penulis;

11. Teman-teman dekat penulis, Dhian Luluh Rachmawati, Argitalia Fajar Kurniawan, David Yudhanto, Titis Restuning Kartika, Mifta Adi Nugroho, Johan Chandra Setiawan, Hamdan Rahmat Suqya, Putri Aji Dwijayani, Danni Sepgavia, Veri Puspita Indrianti, Shelma Yusminar Hajar, Goestania Fristka Putri, Hayyusri Hawignam Astu, Rizki Vina, Septika Mega Dewanti, Ira Oktafia Latifah, Diannuri, Dhina Christy, terimakasih atas keceriaan, kebersamaan, kepercayaan, perhatian, semangat, dorongan dan bantuaannya selama ini; commit to user

(11)

xi

12. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Hukum UNS Angkatan 2008;

13. Keluarga besar BEM FH UNS, Arseto, Radit, Giaz, Dwi, Corri, Maya, Kandi, Winda, Ismi, Ika, Emerson, Septi, Nanda, Anis, Jami’, Ulin, Aji, Oliv, Anajeng, Diyan, Rischa, dan yang lainnya yang selalu memberikan keceriaan dan mengajarkan banyak hal kepada penulis;

14. KSP Principium FH UNS yang telah memberikan pengalaman dan ruang bagi penulis sehingga penulis senantiasa termotivasi untuk menyusun berbagai penulisan dan karya ilmiah termasuk dalam penulisan hukum ini;

15. Kakak-kakak tingkat, Mbak Ute, Mbak Adel, Mas Wisnu, Mas Chandra, Mbak Putri, yang memberikan semangat dan nasehat kepada penulis.

16. Seluruh Penghuni Kost Kusuma Murti, terimakasih untuk kebersamaan dan keceriaan yang telah diberikan kepada penulis selama dua tahun;

17. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan hukum ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat memperkaya penulisan hukum ini. Akhirnya, semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat dan mampu memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu hukum.

Surakarta, 23 Juli 2012 Penulis

Indah Handaningrum Nurwulan NIM. E0008164

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAH PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Kerangka Teori ... 16

1. Tinjauan tentang Bank ... 16

a. Pengertian Bank ... 16

b. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank ... 17

c. Jenis-jenis Bank ... 18

d. Macam Kegiatan Usaha Bank ... 20

e. Analisis Prinsip 5C ... 21

2. Tinjauan tentang Perjanjian Kredit ... 25

a. Perjanjian ... 25 1) Pengertian Perjanjian ... commit to user 25

(13)

xiii

2) Subjek dan Objek Perjanjian ... 25

3) Asas-asas Perjanjian ... 26

4) Syarat-syarat Sahnya Perjanjian ... 28

b. Kredit ... 30

1) Pengertian Kredit ... 30

2) Unsur-unsur Kredit ... 31

3) Tujuan dan Fungsi Kredit ... 32

4) Jenis-jenis Kredit ... 32

5) Proses Pemberian Kredit ... 33

c. Perjanjian Kredit ... 34

3. Tinjauan tentang Berlakunya Asas Hukum atau Prinsip Hukum . 35 4. Tinjauan tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 37

a. Pengertian UMKM ... 37

b. Asas UMKM ... 39

c. Tujuan UMKM ... 39

d. Penumbuhan Iklim ... 39

B. Kerangka Pemikiran ... 40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Diskripsi Lokasi ... 42

a. Sejarah Singkat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. ... 42

b. Sejarah Berdirinya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo ... 44

c. Visi dan Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. ... 45

d. Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo ... 46

e. Produk, Jasa dan Layanan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo ... 52

2. Penerapan Prinsip 5C dalam Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo ... 56

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(14)

xiv

3. Upaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo dalam Mengatasi Permasalahan yang Timbul pada Penerapan Prinsip 5C dalam Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) ... 77

B. Pembahasan ... 79

1. Penerapan Prinsip 5C dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo ... 79

a. Character (karakter) ... 82

b. Capacity (kemampuan) ... 87

c. Capital (modal) ... 90

d. Collateral (agunan) ... 92

e. Condition of Economy (kondisi ekonomi) ... 97

2. Upaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo dalam Mengatasi Permasalahan yang Timbul pada Penerapan Prinsip 5C dalam Pemberian Kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ... 102

BAB IV PENUTUP ... 107

A. Simpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN

commit to user

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1. Teknis Analisis Data ... 14 Gambar 2. Kegiatan Bank sebagai Lembaga Keuangan ... 21 Gambar 3. Kerangka Pemikiran ... 40 Gambar 4. Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Solo ... 46

Tabel 1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berdasarkan Kekayaan Bersih dan Hasil Penjualan per Tahun ... 38 Tabel 2. Rincian Jumlah Karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo ... 52 Tabel 3. Persyaratan Dokumen Kredit Usaha Rakyat PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo ... 60 Tabel 4. Persyaratan Dokumen Kredit Usaha Mikro Kecil PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo ... 62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang kini telah mencapai berbagai kemajuan termasuk di bidang ekonomi dan moneter. Pembangunan ekonomi Negara Indonesia tidak lepas dari peranan Pemerintah, lembaga- lembaga di sektor keuangan, dan pelaku-pelaku usaha. Pemerintah sebagai pembuat dan pengatur kebijakan, memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha, sehingga lembaga keuangan, baik perbankan maupun non perbankan, serta pelaku usaha di lapangan mampu memanfaatkannya dan menjalankan kegiatan usaha dengan lancar, yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan pembangunan ekonomi.

Dalam rangka peningkatan pembangunan ekonomi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu pelaku usaha di Indonesia memanfaatkan kebijakan yang dibuat dan diatur oleh pemerintah. UMKM merupakan kelompok usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur tentang pengembangan dan pemberdayaan UMKM berupa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Undang-Undang UMKM). Undang-undang tersebut tidak lepas dari peran pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga-lembaga lainnya yang peduli UMKM (Andung Setyobudi, 2007: 29).

Dengan adanya kebijakan melalui Undang-Undang UMKM, jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan. Pengamat UMKM di Indonesia, Sandiaga Uno, menyatakan dalam wawancaranya dengan Kompas pada tanggal 24 Juli 2011 bahwa jumlah UMKM di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 15-20 persen, mencapai 52 juta UMKM pada tahun 2011 (Dewi Indriastuti, commit to user

(17)

2

2011: 1). Peningkatan ini berdampak positif bagi masyarakat, karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dalam negeri serta mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Selain itu UMKM berkontribusi besar pada pendapatan domestik bruto Indonesia secara nasional. Peranan UMKM ini terkait dengan adanya pemenuhan hak asasi dasar manusia berbangsa dan bernegara yaitu untuk mendapatkan kesejahteraan masyarakat dan keamanan atau stabilitas nasional. Sehingga dengan adanya peningkatan jumlah UMKM serta dukungan dari pemerintah melalui pengembangan dan pemberdayaan UMKM dapat meningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM yang telah diwujudkan dalam Undang-Undang UMKM, pemerintah memberikan kesempatan pada UMKM untuk memperoleh modal usaha atau untuk memperlancar kegiatan produksi yang diperlukan melalui pemberian kredit perbankan. Perbankan sebagai lembaga keuangan berpengaruh besar pada pembangunan ekonomi di Indonesia. Ketika sektor perbankan terpuruk, perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi perbankan tidak berjalan normal.

Ketentuan Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Undang-Undang Perbankan) menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan ketentuan tersebut, bank mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi dalam bentuk kredit untuk masyarakat, baik perseorangan maupun badan usaha, yang berfungsi sebagai salah satu sumber dana dalam membiayai kegiatan usaha masyarakat. Dalam ketentuan Pasal 1 butir 11 Undang-Undang Perbankan telah dinyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

commit to user

(18)

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pemberian kredit oleh bank kepada pihak yang membutuhkan merupakan dana yang diperoleh dari masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of founds) dengan pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (locks of founds) (Jamal Wiwoho, 2011: 87). Wujud perantaraan tersebut dilakukan oleh bank dengan menghimpun dana masyarakat dari masyarakat yang untuk sementara kelebihan dana melalui tabungan, giro, dan deposito. Kemudian bank menyalurkan dana masyarakat tersebut dalam bentuk pemberian kredit kepada masyarakat yang untuk sementara memerlukan dana. Salah satu pihak yang memerlukan dana dan menerima penyaluran dana dari bank adalah UMKM sebagai usaha perorangan maupun badan usaha yang membutuhkan tambahan dana bagi usahanya. Dalam pemberian kredit kepada UMKM ini pemerintah turut serta membantu kelancaran pemberian kredit salah satunya dengan meluncurkan program pola penjaminan kredit bagi UMKM oleh Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 November 2007, yang disebut Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Bank Indonesia, 2008: 1). Dengan adanya program penjaminan ini penyaluran kredit terhadap UMKM semakin meningkat.

Tingginya jumlah UMKM di Indonesia mempengaruhi tingginya jumlah permohonan kredit UMKM pada lembaga perbankan. Bank Indonesia mencatat, total penyaluran kredit perbankan ke sektor UMKM di Indonesia secara menyeluruh mencapai 461 triliun rupiah pada tahun 2011. (NN. 2011: 1).Khusus di area jawa tengah, Bank Indonesia mencatat perkembangan kredit UMKM pada triwulan IV tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 23,79% sehingga menjadi 44,63 triliun rupiah. Pertumbuhan kredit tersebut cukup memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kredit perbankan, mengingat kontribusinya mencapai 36,70% dari total kredit bank umum di Jawa Tengah (Joni Swastanto dkk, 2012: 35-36). Tingginya jumlah penyaluran kredit ini terkait dengan tujuan diluncurkannya KUR, yaitu (NN. 2011: 1):

1. Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM; commit to user

(19)

4

2. Meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi; dan 3. Menanggulangi kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Peningkatan penyaluran kredit ke sektor UMKM tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya peningkatan risiko yang harus dialami oleh pihak bank, seperti terjadinya kredit bermasalah. Berdasarkan data Bank Indonesia pada Januari 2012, terlihat telah terjadi peningkatan Non Performing Loan (NPL) kredit UMKM skala nasional. Pada desember 2011, NPL kredit UMKM sebesar 3,63% kredit, yakni sekitar 17.443,3 miliar rupiah, sedangkan pada Januari 2012 terlihat adanya peningkatan NPL kredit UMKM menjadi 4%, yakni sekitar 17.742 miliar rupiah (Bank Indonesia.2012: 1). Oleh karena itu, bank wajib memerhatikan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang perbankan beserta penjelasannya dalam memberikan kredit bank.

Ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undan-Undang Perbankan merupakan dasar atau landasan bagi bank dalam menyalurkan kreditnya kepada nasabah debitor. Selain itu, ketentuan ini mengandung dan menerapkan prinsip kehati- hatian sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Perbankan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut maka penting bagi bank untuk melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari calon debitor pemohon kredit, yang dapat memberikan keyakinan bagi bank dalam pemberian kredit pada calon debitor dan mencegah terjadinya kredit bermasalah di kemudian hari. Sebagaimana diketahui bahwa dalam pemberian kredit, bank harus memiliki keyakinan yang cukup besar atas nasabah debitor sebelum kredit diberikan.

Pada umumnya penilaian yang digunakan oleh bank untuk mendapatkan keyakinan dalam pemberian kredit disebut dengan analisis prinsip 5C yang terdiri dari analisis terhadap character, capital, capacity, collateral, and condition of economy, sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Perbankan. Analisis ini sangat penting untuk diperhatikan dan diterapkan oleh pihak perbankan sebelum memberikan kredit kepada nasabah debitor, karena pada kelima unsur analisis tersebut terkandung unsur-unsur yang mendasari commit to user

(20)

layak atau tidaknya permohonan kredit calon debitor berdasarkan keyakinan bank. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank tersebut merupakan amanat dari Undang-Undang Perbankan, yang dilaksanakan oleh Bank Umum. Salah satu bank umum yang memberikan fasilitas kredit adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo merupakanbank milik pemerintah yang ikut serta dalam berlangsungnya peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pembangunan ekonomi Negara Indonesia, khususnya di Kota Surakarta. Selain itu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo telah berpengalaman dalam pemberian fasilitas kredit pada masyarakat dan memiliki reputasi yang baik dalam masyarakat. Produk kredit yang ditawarkan sangat beragam, salah satunya kredit kepada UMKM. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo juga sebagai pelaksana KUR yang peduli pada pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Kredit yang diberikan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo tidak memerlukan proses yang rumit sehingga kesejahteraan debitor akan tetap terwujud. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo sangat kooperatif dan terbuka dalam studi penelitian.

Penerapan analisis prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada UMKM pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo menarik untuk diteliti karena dalam penelitian ini akan diamati dan diketahui mengenai sudah diterapkan atau belum dan sesuai atau tidak analisis prinsip 5C yang telah diatur dalam Undang-Undang Perbankan atas kredit kepada UMKM yang diberikan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Penulis juga ingin mengetahui lebih dalam mengenai upaya yang dilakukan oleh pihak PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo apabila terjadi permasalahan dalam penerapan analisis prinsip 5Cpada pemberian kredit kepada UMKM. Oleh karena itu, penulis memilih judul “ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PRINSIP 5C (CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL, AND CONDITION OF ECONOMY) DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA

commit to user

(21)

6

USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. CABANG SOLO”

B. Rumusan Masalah

Menurut uraian latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo menerapkan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)?

2. Bagaimana upaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo mengatasi permasalahan yang timbul pada penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penulisan hukum pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dalam penulisan hukum yang dilakukan penulis ini yaitu:

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

b. Mengetahui upaya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo mengatasi permasalahan yang timbul pada penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

2. Tujuan Subyektif

a. Menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dalam penelitian hukum di bidang Perdata, pada khususnya di bidang hukum Perbankan, mengenai pelaksanaan pemberian kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang Solo dan upaya mengatasi permasalahannya.

commit to user

(22)

b. Memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar sarjana hukum pada bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penulisan hukum diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna baik bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri maupun dapat diterapkan dalam praktiknya. Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penulisan hukum ini:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan litelatur dalam dunia kepustakaan tentang penerapan prinsip-prinsip perkreditan serta pemberian kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

c. Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penulisan maupun penelitian sejenis untuk tahap selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir ilmiah, sekaligus menerapkan ilmu yang telah diperoleh.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan hukum terutama dalam menyikapi perkembangan perjanjian kredit kepada usaha mikro, kecil dan menengah.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian hukum ini metode yang digunakan oleh penulis adalah:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian berdasarkan tujuan akhir penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu (HB. Sutopo, 2006: 135-136): commit to user

(23)

8

a. Penelitian dasar (basic research)

Penelitian dasar merupakan penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti akademik karena memiliki tujuan untuk pemahaman mengenai suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoritik.

b. Penelitian terapan (applied research)

Penelitian terapan merupakan jenis penelitian yang memiliki tujuan tidak hanya untuk memahami permasalahan yang ada, tetapi juga secara khusus mengarah pada pengembangan cara pemecahan masalahnya dengan tindakan untuk tujuan praktis. Penelitian terapan meliputi tiga macam penelitian, yaitu (HB. Sutopo, 2006: 142-150):

1) Penelitian evaluasi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas pencapaian tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan atau program dan juga mengenai proses pelaksanaan suatu kebijakan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

2) Penelitian kebijakan

Penelitian ini terdiri dari pengembangan kebijakan dan studi kelayakan. Peneliti melakukan rancangan kebijakan tertentu, yang apabila telah siap untuk diterapkan, peneliti mencari dan meninjau beberapa lokasi serta menentukan lokasi mana yang paling tepat untuk diterapkan kebijakan tersebut.

3) Penelitian pengembangan atau penelitian tindakan

Penelitian ini bersifat partisipatif dan fasilitator yang memiliki tujuan akhir untuk terbentuknya sikap kemandirian dari suatu kelompok atau masyarakat tertentu yang menjadi sasaran pengembangan dalam perjalanan hidup selanjutnya.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang termasuk dalam jenis penelitian terapan (applied research) yang berdasarkan tujuan dan tahapan proses pelaksanaannya penelitian ini termasuk dalam penelitian evaluasi.

commit to user

(24)

2. Sifat Penelitian

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitiannya (HB.Sutopo, 2006: 179). Penelitian kualitatif deskriptif selalu menyajikan temuannya dalam bentuk deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam mengenai proses mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, yang dalam hal ini penulis akan memberikan paparan serta penjelasan lengkap mengenai bagaimana penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada UMKM di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo, serta bagaimana upaya yang dilakukan bank dalam menyelesaikan permasalahan yang ada (HB.Sutopo, 2006: 139).

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Ada dua macam pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu (HB.Sutopo, 2006: 137-138):

a. Pendekatan tidak terpancang (grounded research)

Pendekatan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan aktivitas yang bersifat penjelajahan sehingga dilakukan secara menyeluruh.

b. Pendekatan terpancang (embedded research)

Pendekatan terpancang merupakan penelitian kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitiannya berupa variable utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat penelitian sebelum peneliti masuk ke lapangan studinya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan terpancang yang mengarah pada pendeskripsian mendalam mengenai penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada UMKM di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

commit to user

(25)

10

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo Slamet Riyadi yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi Nomor 282 Surakarta. Karena salah satu jasa penyaluran dana yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo adalah kredit yang disalurkan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo merupakan bank milik pemerintah yang telah lama melakukan kerjasama dalam bentuk kredit dengan UMKM, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang luas dan mendalam mengenai kredit kepada UMKM dan permasalahan yang pernah dihadapi.

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian a. Jenis Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber utama yang dalam penelitian ini meliputi data hasil wawancara dengan pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang diteliti.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang mendukung dan menunjang data primer. Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan, buku-buku atau literatur-literatur hukum perdata dan hukum perbankan, tulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan, dan publikasi elektronik.

b. Sumber data yang digunakan, antara lain:

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh secara langsung dari narasumber utama yang dilakukan dengan wawancara sehingga didapatkan keterangan-keterangan dan informasi yang dibutuhkan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Pihak yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah Bapak Santosa selaku Commercial Lending Analyst PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. commit to user

(26)

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan keterangan-keterangan yang bersifat mendukung data primer, yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberi atau menunjang adanya sumber data primer.

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan, buku-buku atau literatur-literatur hukum perdata dan hukum perbankan, tulisan ilmiah, peraturan perundang-undangan, dan publikasi elektronik. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Bahan hukum primer,

Bahan hukum primer dalam penulisan ini adalah:

(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

(3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

(4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

(5) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

(6) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata);

(7) Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum;

(8) Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum;

(9) Surat Edaran Direksi Nomor 24/DIR/DPKK/2003 tentang Kredit Usaha Mikro dan Kecil;

(10) Surat Edaran Direksi Nomor 25/DIR/DPKK/2004 tentang Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) commit to user

(27)

12

(11) Kebijakan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo Nomor 03-001/P/CL/HCL tentang Analisis Kredit Komersial

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang berisi penjelasan mengenai bahan hukum primer, yang terdiri atas buku, literatur, jurnal, artikel, tulisan ilmiah, majalah, makalah dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan studi dokumen ini terkait erat dengan sumber data yang digunakan (HB.Sutopo, 2006: 181). Penulis menggunakan dokumen-dokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan penelitian empiris. Penulis mengumpulkan, membaca, dan mengkaji dokumen-dokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya berbentuk data tertulis yang diperoleh di lokasi penelitian atau di tempat lain.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan keterangan-keterangan dari narasumber dengan komunikasi secara langsung guna memperoleh data, baik lisan maupun tulisan atas segala keterangan dan data yang diperlukan. Penelitian yang dilakukan menggunakan wawancara secara terpimpin, yaitu wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman- pedoman dan pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum dilakukan wawancara. Wawancara ini penulis lakukan dengan orang- orang yang berkompeten dalam bagian analisis kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo.

commit to user

(28)

7. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan, mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan, kemudian dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan, dan akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasilnya. Menurut HB.Sutopo dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif, terdapat tiga komponen utama analisis, yaitu (HB.Sutopo, 2006: 113-116):

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan tahap proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan. Reduksi data bertujuan mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dan simpulan-simpulan dari unit-unit permasalahan yang telah dikaji dalam penelitian dapat dilakukan.

b. Sajian Data

Sajian data merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data disusun sebagai media komunikasi dengan bahasa peneliti berdasarkan pemahaman mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan akhir dapat dilakukan ketika setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataan- pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, akhirnya penulis menarik kesimpulan. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Verifikasi dilakukan untuk uji validitas data supaya simpulan penelitian menjadi kokoh dan lebih bisa dipercaya. commit to user

(29)

14

Berikut ini penulis berikan ilustrasi bagan dari tahap analisis data:

Sumber: HB Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif Gambar1. Teknis Analisis Data

Berdasarkan model analisis data tersebut, penulis melakukan pengumpulan data melalui studi dokumen atau bahan pustaka dan wawancara di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo. Data yang diperoleh tersebut direduksi oleh penulis dengan memfokuskan dan menyeleksi data yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, penulis melakukan penyajian data dalam bentuk penulisan hukum ini. Dari penyajian data tersebut dapat ditarik kesimpulan atas permasalahan yang dikaji dan diverikasi agar dapat dipertanggungjawabkan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Guna memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai penelitian yang dilakukan oleh penulis, perlu kiranya untuk mengetahui pembagian sistematika penulisan hukum ini. Secara keseluruhan, penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab, yang tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini.

Sistematika penulisan hukum tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode

(2)

(3) (1)

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan/

commit to user

(30)

penelitian. Metode penelitian terdiri atas jenis penelitian, sifat penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kerangka teori dan kerangka pemikiran kerangka teori terdiri atas tinjauan tentang bank, tinjauan tentang perjanjian kredit, tinjauan tentang berlakunya asas hukum atau prinsip hukum, serta tinjauan tentang usaha mikro, kecil dan menengah.

Kerangka pemikiran memberikan gambaran bagaimana alur berpikir penulis dalam melakukan penulisan hukum ini.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN

Pada sub bab ini penulis memaparkan tentang hasil penelitian yang dilakukan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Cabang SOLO. Dengan memaparkan data dari hasil penelitian, penulis dapat menjelaskan dan lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan penerapan prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dilakukan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo, terkait dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

B. PEMBAHASAN

Pada sub bab ini, penulis memaparkan analisis penulis terhadap hasil penelitian dengan peraturan dan teori yang berlaku sesuai dengan rumusan masalah dari penulisan penelitian hukum ini.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan serta saran yang diajukan penulis sebagai implikasi dari simpulan yang didapat.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

commit to user

(31)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Bank

a. Pengertian Bank

Hermansyah mengutarakan pengertian bank dalam bukunya, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, bahwa bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik Negara, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan yang menyimpan dana-dana yang dimilikinya, dan bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme system pembayaran bagi semua sektor perekonomian melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang dapat diberikan (Hermansyah, 2011:

7). Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberikan arti bank sebagai usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat terutama memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Berkaitan dengan pengertian bank, Pasal 1 butir 2 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Undang-Undang Perbankan) merumuskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

commit to user

(32)

b. Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

Asas, fungsi dan tujuan bank sebagaimana diatur dalam Pasal 2, 3, dan 4 Undang-Undang Perbankan, sebagai berikut:

1) Asas

Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati- hatian. Demokrasi ekonomi adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Makna dari demokrasi ekonomi oleh ahli ekonomi Universitas Gajah Mada Mubyarto dirumuskan dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Jamal Wiwoho, 2011: 36):

a) Koperasi merupakan soko guru perekonomian;

b) Perekonomian Pancasila digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan yang terpenting adalah moral;

c) Perekonomian Pancasila terdapat hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga terdapat solidaritas sosial;

d) Nasionalisme menjiwai tiap kebijakan ekonomi; dan

e) Tegas dan jelas ada keseimbangan antara perencanaan sentral dengan tekanan pada desentralisasi.

Prinsip kehati-hatian dalam hal ini adalah mengenai cara bank dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, khususnya dalam membuat kebijakan harus cermat, teliti dan profesional. Selain itu harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan didasari itikad yang baik (Hermansyah, 2011: 18-19).

2) Fungsi

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Perbankan.

3) Tujuan

Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, commit to user

(33)

18

pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Perbankan.

Tujuan tersebut bukan hanya berorientasi ekonomis, tetapi juga berorientasi kepada hal-hal nonekonomis, seperti masalah stabilitas politik dan stabilitas sosial (Jamal Wiwoho, 2011: 37).

c. Jenis-jenis Bank

Perbedaan jenis bank dapat dilihat dari segi fungsi, serta segi kepemilikannya (Kasmir, 2011: 18).

1) Dilihat dari segi fungsinya

Jenis bank menurut Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Perbankan terdiri dari:

a) Bank Umum

Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Perbankan, menyebutkan bahwa Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu-lintas pembayaran. Jasa tersebut bersifat umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada dan dapat melakukannya diseluruh wilayah Indonesia (Kasmir, 2011: 19).

Usaha perbankan berdasar prinsip syariah merupakan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, yang dijabarkan dalam Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Perbankan.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Berdasarkan Pasal 1 butir 4 Undang-Undang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak commit to user

(34)

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR lebih sempit jika dibanding dengan kegiatan bank Umum. BPR hanya diperbolehkan untuk menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito, memberikan pinjaman kepada masyarakat, dan menyediakan pembiayaan serta penempatan dana berdasarkan prinsip syariah (Jamal Wiwoho, 2011: 55).

2) Dilihat dari segi kepemilikannya a) Bank Milik Pemerintah (Negara)

Yakni bank yang akta pendirian serta modalnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia (Kasmir, 2011: 20). Contoh: Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri, dll.

b) Bank Milik Swasta Nasional

Yakni bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki swasta nasional. Kemudian akta pendiriannya didirikan oleh swasta, serta pembagian keuntungannya untuk swasta. Contoh:

Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Danamon, Bank Niaga, dll (Kasmir, 2011: 21).

c) Bank Milik Koperasi

Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh: Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) (Kasmir, 2011: 21).

d) Bank Milik Asing

Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta maupun pemerintah asing. Contoh: Bank of America, ABN AMRO Bank, dll (Kasmir, 2011: 21).

e) Bank Milik Campuran

Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warganegara Indonesia. Contoh: Bank Finconesia, dll (Kasmir, 2011: 22). commit to user

(35)

20

d. Macam Kegiatan Usaha Bank 1) Menghimpun dana dari masyarakat

Menghimpun dana (fund raising) adalah kegiatan usaha mencari dan mengumpulkan dana dari masyarakat melalui strategi tertentu, sehingga masyarakat bersedia menanamkan dananya di bank dalam bentuk simpanan (Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, 2000: 48). Menurut ketentuan Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Perbankan, simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan penyajian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dam atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Menyalurkan dana ke masyarakat

Penyaluran dana (fund lending) adalah kegiatan usaha meminjamkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau utang (Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, 2000: 58). Kredit yang diberikan oleh bank beragam jenis, tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Penyaluran kredit ini diawali dengan perjanjian kredit yang dilakukan antara kreditor dan calon debitor pemohon kredit. Kemudian pihak kreditor terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang dimohonkan sebelum kredit diberikan, agar terhindar dari kerugian akibat tidak dikembalikannya pinjaman yang disalurkan oleh bank dengan berbagai sebab (Kasmir, 2011: 32).

3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya

Jasa-jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Jasa- jasa lain ini seperti pengiriman uang, penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota, luar kota dan luar negeri, letter of credit (L/C), dan jasa lainnya.

commit to user

(36)

Sumber: Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan.

Gambar 2.Kegiatan Bank sebagai Lembaga Keuangan

e. Analisis Prinsip 5C

Keberadaan analisis prinsip 5C terkait dengan adanya ketentuan pada Pasal 2 Undang-Undang Perbankan yang menyatakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Untuk mewujudkan prinsip kehati-hatian tersebut, Undang-Undang Perbankan telah mengatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Perbankan yang menyatakan bahwa:

(1) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berasarkan Prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.

(2) Bank Umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan dan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia."

Ketentuan tersebut diperjelas dalam Penjelasan Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Perbankan yang berbunyi:

(1) Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan Nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya

BANK

Menyalurkan Dana Jasa-jasa lainnya Menghimpun Dana

commit to user

(37)

22

sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank.

Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dana prospek usaha dari Nasabah debitur.

Mengingat bahwa agunan sebagai salah satu unsur pemberian kredit, maka apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas kemampuan Nasabah debitur mengembalikan utangnya, agunan hanya dapat berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Tanah yang kepemilikannya didasarkan pada hukum adat, yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk, dan lain-lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang dibiayai, yang lazim dikenal dengan agunan tambahan.

Di samping itu, bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah harus pula memperhatikan hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan yang berskala besar dan atau risiko tinggi agar proyek yang dibiayai tetap menjaga kelestarian lingkungan.

(2) Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain:

a. Pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis;

b. Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan Nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari Nasabah debitur;

c. Kewajiban bank untuk menyusun dan menerapkan prosedur pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;

d. Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur dan persyaratan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;

e. Larangan bank untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dengan persyaratan yang berbeda kepada Nasabah debitur dan atau pihak-pihak terafiliasi;

f. Penyelesaian sengketa.

commit to user

(38)

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, untuk mendapatkan keyakinan dalam pemberian kredit atau pembiayaan maka bank harus melakukan analisis secara mendalam dengan menerapkan analisis prinsip 5C. analisis tersebut yaitu (Kasmir, 2011: 117):

1) Character (karakter)

Karakter merupakan sisi psikologis calon penerima kredit itu sendiri, yaitu watak atau sifat yang dimilikinya, seperti latar belakang keluarganya, cara hidup yang dijalani, dan kebiasaan-kebiasaannya.

Karakter dari orang-orang yang akan mendapatkan kredit harus benar- benar dapat dipercaya, sebab dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui risiko yang akan terjadi kelak. “Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah debitor untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya” (Hermansyah, 2011: 64).

2) Capacity (kemampuan)

Capacity berhubungan dengan business record atau kemampuan seorang pebisnis mengelola usahanya, terutama pada masa-masa sulit sehingga nanti akan terlihat ability to pay atau kemampuan membayarnya (Irham Fahmi, 2010: 18). Capacity dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan (Kasmir, 2011: 118).

3) Capital (modal)

Analisis ini terkait dengan kemampuan modal yang dimiliki oleh seseorang pada saat melakukan bisnisnya (Irham Fahmi, 2010:

18). Analisis ini juga terkait dengan penggunaan dan efektifitas modal yang dapat dilihat dari laporan keuangan. Kreditor menganalisis sumber dana atau modal yang sedang digunakan debitor, dari mana saja sumber dana sebuah perusahaan, termasuk presentase modal yang

commit to user

(39)

24

digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan modal pinjamannya (Jamal Wiwoho, 2011: 96).

4) Collateral (agunan)

Collateral adalah barang atau sesuatu yang dapat dijadikan agunan pada saat seseorang akan melakukan peminjaman dana dalam bentuk kredit ke lembaga keuangan (Irham Fahmi, 2010: 19). Agunan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan, guna menjamin kepastian pelunasan hutang jika dikemudian hari debitor tidak melunasi hutangnya dengan jalan menjual agunan dan mengambil pelunasan dari penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu (Sutarno, 2005: 94). Menurut Hermansyah dalam bukunya Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Collateral merupakan agunan untuk persetujuan pemberian kredit yang merupakan sarana pengaman atas risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari, misalnya terjadi kredit macet. Agunan ini diharapkan mampu melunasi sisa utang kredit, baik utang pokok maupun bunganya. Tujuan agunan adalah untuk melindungi kredit dari risiko kerugian, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja (Kasmir, 2011: 113).

5) Condition of economy (kondisi perekonomian)

Condition of economy merupakan situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu ketika kredit itu diberikan oleh Bank kepada pemohon. Kondisi ekonomi Negara yang buruk sudah pasti memperngaruhi usaha pemohon kredit dan pendapatan perorangan yang akibatnya berdampak pada kemampuan pemohon kredit untuk melunasi hutangnya (Sutarno, 2005; 94). Kreditor harus menilai secara seksama mengenai kondisi ekonomi debitor yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang, serta mengetahui secara pasti bahwa usaha yang akan dibiayai memiliki prospek yang baik, sehingga relatif kecil kemungkinan bermasalahnya kredit tersebut.

commit to user

(40)

2. Tinjauan tentang Perjanjian Kredit a. Perjanjian

1) Pengertian Perjanjian

Perjanjian merupakan salah satu sumber hukum perikatan yang diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Definisi perjanjian sesuai Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa tersebut timbul suatu hubungan hukum antara dua pihak yang dinamakan perikatan” (R. Subekti dalam buku Sutarno, 2009: 74).

Perjanjian bersifat mengikat kedua belah pihak yang membuatnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu, selain itu harus dilaksanakan dengan iktikad baik.

2) Subjek dan Objek Perjanjian

Dalam suatu perjanjian yang merupakan hubungan hukum harus terjadi antara dua orang atau lebih. Pihak yang berhak atas prestasi dan bersifat aktif adalah kreditor, sedangkan pihak yang wajib memenuhi prestasi dan bersifat pasif adalah debitor. Pada umumnya kedua pihak inilah yang merupakan subjek perikatan (Mariam Darrus B, 1995: 3). Akan tetapi berdasarkan ketentuan Pasal 1315, Pasal 1317, dan Pasal 1318 KUHPerdata dapat diketahui bahwa subjek perjanjian adalah para pihak yang terikat dengan perjanjian,

yaitu: commit to user

(41)

26

a) para pihak yang mengadakan perjanjian yang terdiri dari kreditor dan debitor;

b) pihak ketiga; dan

c) para ahli waris mereka dan pihak-pihak yang memperoleh hak daripadanya.

Objek perjanjian merupakan salah satu unsur penting sebagai pendukung terlaksananya perjanjian. Objek perjanjian menurut Mariam Darrus Badrulzaman adalah prestasi. Menurutnya apabila dua orang atau lebih mengadakan perjanjian, jelas bahwa maksudnya untuk mengikat kedua orang atau lebih tersebut untuk memenuhi kewajiban atas sesuatu yang disebut dengan prestasi (Mariam Darrus B, 1995: 7). Berdasarkan Pasal 1234 KUHPerdata, objek perjanjian atau prestasi berwujud suatu tindakan untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu.

3) Asas-Asas Pejanjian

Hukum perjanjian mengenal lima asas penting yang diatur dalam KUH Perdata yaitu:

a) Asas kebebasan berkontrak

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Asas kebebasan berkontrak adalah suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk membuat atau tidak membuat perjanjian, mengadakan perjanjian dengan siapapun, menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, persyaratan, dan bentuknya, serta menerima atau menyimpangi hukum perjanjian yang bersifat pelengkap. Akan tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga hal, yaitu tidak dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan (Salim, 2010:

9).

commit to user

(42)

b) Asas konsensualisme

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dari Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata. Dalam pasal ini ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian yaitu harus adanya kesepakatan kedua belah pihak, sehingga perjanjian dapat terjadi sejak tercapainya kata sepakat antara para pihak mengenai pokok perjanjian. Kesepakatan (konsensus) dalam perjanjian ini mengandung akibat hukum yang harus dipatuhi.

c) Asas pacta sunt servanda

Asas pacta sunt servanda disebut juga dengan asas kepastian hukum. Asas ini berhubungan dengn akibat perjanjian.

Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang intinya bahwa perjanjian yang dibuat secara sah mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.

d) Asas iktikad baik

Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik. Asas ini mengisyaratkan bahwa kepada para pihak, yaitu kreditor dan debitor, harus melaksanakan substansi perjanjian berdasarkan kepercayaan atau keyakinan teguh atau kemauan baik dari para pihak.

e) Asas personalitas (kepribadian)

Keberadaan asas personalitas dalam suatu perjanjian tercermin dalam Pasal 1315 KUHPerdata yang menyatakan bahwa pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk dirinya sendiri. Selain itu Pasal 1340 KUHPerdata juga mengisyaratkan adanya suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya. Hal ini berlaku dengan pengecualian yang terdapat dalam Pasal 1317 KUHPerdata bahwa commit to user

Gambar

Gambar 1. Teknis Analisis Data  ....................................................................
Gambar 2.Kegiatan Bank sebagai Lembaga Keuangan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Analisis Penilaian Kredit dan Laporan Keuangan Calon Debitur Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada PT Mandala Finance Tbk Cabang Bangka (Studi Kasus Pada Usaha

Rancangan MIPS-X banyak diperbaruhi oleh MIPS dan RISC-2 dengan beberapa perbedaan utama : Semua instruksi MIPS-X merupakan operasi tunggal dan dieksekusi dalam satu

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Operasional

Sedangkan penelitian yang dilakukan Indrianawati, et, al, 2015 yang berjudul Manajemen Risiko Pembiayaan Mudharabah pada Perbankan Syari’ah Dengan Sample pada BNI Syari’ah,

Setelah selesei install , (alankan command seperti gambar di bawah ini untuk di bawah ini untuk memastikan phpunit sudah bisa kita gunakan. +pabila keluaran dari command

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN ANGGARAN

Menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, maka PT Wahana Wirawan Palembang Cabang Demang Lebar Daun memberikan berbagai fasilitas pelayanan

Oleh itu, Ikrar Janji PMR & SPM 2008 dan temu mesra ibu bapa, guru dan pelajar adalah titik pertemuan untuk merangsang minda murid – murid supaya merakam kejayaan