• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. IKONOA WAREHOUSE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. IKONOA WAREHOUSE"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA CV. IKONOA WAREHOUSE

Oleh:

Novalasari Tedi Pitri, S.IP., MM STIE PASIM Sukabumi

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Educational background and work experience on employee performance at CV. Ikonoa Warehouse

The research design used in this research is descriptive and associative methods with a quantitative approach. The study was conducted with a survey method of saturated sampling technique so that the sample used in this study was as many as 72 people in the CV. Ikonoa Warehouse. The instrument test used is the validity and reliability test, then the classical assumption test. The analysis used to determine the relationship and influence is the person correlation analysis, the coefficient of determination, and multiple linear analysis.

Based on the results of research that has been done, it shows that Educational background p artially affects the work performance of employees at CV Iconoa Warehouse, as well as work experience partially affects the performance of employees of CV. Ikonoa Warehouse. The results showed that Educational background was more dominant in influencing employee performance at CV.

Ikonoa Warehouse. The results of calculation and analysis of the coefficient of determination (R2) show that Educational background and work experience together or simultaneously have a positive effect on the work productivity of CV.

Ikonoa Warehouse. The amount of contribution of the influence of Educational background and work experience on employee performance at CV. Iconoa Warehouse is 78%, while the remaining 22% is influenced by other variables that are not examined such as employee motivation, discipline, organizational climate, compensation, leadership style and so on.

Keywords: Educational background , Work Experience and Employee Performance

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan metode survei teknik sampling jenuh sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak yang ada di populasi yaitu 72 orang pada karyawan CV. Ikonoa Warehouse. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, kemudian uji asumsi klasik. Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh adalah analisis korelasi person, koefisien determinasi, dan analisis linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa Latar Belakang Pendidikan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja kerja karyawan pada CV Ikonoa Warehouse, demikian juga pengalaman kerja secara parsial berperngaruh terhadap kinerja karyawan CV. Ikonoa Warehouse. Hasil penelitian menunjukan bahwa Latar Belakang Pendidikan lebih dominan dalam mempengaruhi kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse. Hasil perhitungan dan analisis koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja secara bersama sama atau simultan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja CV. Ikonoa Warehouse. Besarnya kontribusi pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse sebesar 78%, sedangkan sisanya sebesar 22% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti, motivasi karyawan, kedisiplinan, iklim organisasi, konfensasi, gaya kepimpinan dan sebagainya.

Kata kunci: Latar Belakang Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Kinerja Karyawan

(3)

Latar Belakang

Dewasa ini perusahaan telah menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Persaingan global menjadi salah satu faktor dimana perusahaan bukan hanya membutuhkan karyawan yang terampil dibidangnya tetapi juga karyawan yang bersedia bekerja dengan giat sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan juga memberikan kontribusi terhadap perusahaan, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa karyawan merupakan faktor yang paling memberikan dampak secara langsung pada daya saing sebuah perusahaan.

Menurut Notoatmodjo (2017:35) mengemukakan latar belakang pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

Pendidikan bisa diraih dengan berbagai macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat mencerminkan kemampuan intelektual dan jenis keterampilan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Sudah menjadi kebiasaan dan hal yang umum bahwa jenis-jenis dan tingkat pendidikan seorang karyawan biasa digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan seorang karyawan.

Menurut Foster (2015:40), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

Wibowo(2016:3)menjelaskan bahwa kinerja adalah implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,

(4)

kompentensi, motivasi dan kepentingan. CV.Ikonoa Warehouse merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagadangan retail (eceran) yang menjual semua jenis pakaian dari mulai perlengkapan bayi sampai dengan pakaian dewasa.

Semakin perkembangan jaman dan kepesatan ekonomi CV. Ikonoa Warehouse selalu mengikuti perkembangan salah satunya adalah perkembangan teknologi untuk mempercepat laju ekonomi dan keuntungan yang banyak. salah satu cara adalah memberikan target pencapaian penjualan untuk bagian marketing dan target pekerjaan lainnya kepada bagian lainnya. CV Ikonoa Warehouse berjumlah 72 orang yang terbagi pada bagian Administrasi Umum (Administrasi Keuangan, Administrasi data Barang, Bendahara, Administrasi Online), bagian IT bagian Gudang dan bagian Marketing.

Latar belakang Pendidikan Karyawan CV. Ikona Warehouse adalah SD, SMP, SMA dan Sarjana.

Selain Latar Belakang Pendidikan ada faktor Pengalaman kerja berikut adalah tabel latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja pada CV.

Ikonoa Warehouse:

Tabel 1.1

Latar Belakang Pendidikan

No

Jenjang Pendidikan

Jumlah Karyawan %

Pengala man Kerja 1 Sekolah

Dasar (SD) 30 41.7 14Tahun

2

Sekolah Menengah Pertama

(SMP) 13 18

14Tahun

3

Sekolah Menengah

Atas (SMA) 27 37.5

5Tahun

4 Sarjana (S1) 2 2.8 5Tahun

Jumlah 72 100

Sumber: CV. Ikonoa Warehouse 2019

Dari tabel diatas Karyawan yang berlatar belakang pendidikan SD hampir 41.7% dari seluruh karyawan. dilihat di tabel karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang lama bahkan ada yang hampir 14 Tahun, Karena CV.

Ikonoa Warehouse masih mempertahankan karyawan yang bekerja saat CV. Ikona Warehouse berdiri.

CV.Ikonoa memliki target penjualan untuk bagian marketing berikut pencapaian target bagian marketing pada CV. Ikona Warehouse dari Bulan Januari 2019 s/d Desember 2019:

Tabel 1.2

Tabel Pencapaian Target CV. Ikonoa Warehouse

No Bulan Target Pencapain %

1 Januari 1,500,000,000 1,000,000,000 66.67 2 Febuari 2,000,000,000 1,500,000,000 75.00 3 Maret 2,200,000,000 1,900,000,000 86.36 4 April 2,350,000,000 2,000,000,000 85.11 5 Mei 2,600,000,000 2,225,000,000 85.58 6 Juni 2,750,000,000 2,300,000,000 83.64 7 Juli 2,900,000,000 2,500,000,000 86.21 8 Agustus 3,150,000,000 2,850,000,000 90.48 9 September 3,400,000,000 2,900,000,000 85.29 10 Oktober 3,650,000,000 3,200,000,000 87.67 11 November 3,700,000,000 3,350,000,000 90.54 12 Desember 3,900,000,000 3,450,000,000 88.46

Jumlah 34,100,000,000 29,175,000,000 85.56

Sumber: CV. Ikonoa Warehouse 2019

Dari Tabel diatas setiap bulan karyawan CV. Ikonoa Warehouse tidak mencapai target yang diberikan oleh perusahaan, hal tersebut diindentifikasi kurangnya pendidikan yang karyawan miliki sehingga

mempengaruhi terhadap

(5)

ketidakpahaman terhadap target penjualan yang diberikan oleh perusahaan sehingga mempengaruhi terhadap kinerja setiap karyawan.

Penyebab hal tersebut adalah karyawan sulit untuk memahami target yang diberikan karena pendidikan karyawan yang berlatar belakang SD, sedangkan perusahaan terus memberikan target penjualan untuk memajukan perusahaan. Selain Latar Belakang yang mereka miliki pengalaman kerja juga berpengaruh terhadap tidak tercapainya target penjualan yang diberikan perusahan, rata-rata pengalaman kerja karyawan adalah 5 tahun keatas, seharusnya karyawan sudah memliki penguasaan terhadap target tetapi di CV. Ikonoa Warehouse tidak demikian sehingga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Setiap karyawan memiliki target setiap bulan dan harus melaporkan secara komputerisasi, banyak karyawan yang tidak paham terhadap laporan tersebut dikarenakan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja menggunakan komputerisasi, banyak laporan yang tidak tepat sehingga menghambat kinerja karyawan.

Artinya untuk mecapai kinerja yang diharapkan oleh CV. Ikona Warehouse membutuhkan Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja pada setiap karyawan, fungsi Latar Belakang Pendidikan adalah untuk mempermudah mencapai target yang diharapkan perusahan sedangkan fungsi pengalaman kerja sangat besar untuk mencapai kinerja karyawan maka dari itu Latar Belakang

Pendidikan dan

pengalaman kerja berpengaruh terhadap pencapaian kinerja karyawan yang ditargetkan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian dan paparan permasalahan yang terjadi serta dukungan dari teori yang ada, maka penulis tertarik untuk meneliti

“Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Ikona Warehouse”.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana Latar Belakang Pendidikan, pengalaman kerja dan kinerja karyawan terhadap Kinerja pada CV. Ikonoa Warehouse

2. Bagaimana Pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap kinerja karyawan pada CV. Ikona Warehouse.

3. Bagaimana Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja karyawan pada CV. Ikona Warehouse

4. Bagaimana Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap kinerja Karyawan pada pada CV. Ikona Warehouse

Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk;

1. Untuk Mengetahui Latar Belakang Pendidikan, pengalaman kerja dan kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse

2. Untuk Mengetahui pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse.

3. Untuk Mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada CV.

Ikonoa Warehouse.

4. Untuk Mengetahui pengaruh

(6)

Latar Belakang Pendidikan kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Ikonoa Warehouse.

Kerangka Pemikiran

Menurut Notoatmodjo (2017:35) mengemukakan Latar Belakang pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pelaku pendidikan.

Pendidikan bisa diraih dengan berbagai macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah. Dimensi yang mempengaruhi Latar Belakang Pendidikan adalah pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan dan sosial media.

Menurut Foster (2015:40), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. Dimensi pengalaman kerja yaitu: Lama Waktu/masa bekerja, tingkat pengetahuan, tingkat keterampilan yang dimiliki dan penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

Menurut Wibowo (2016:86- 88) kinerja karyawan adalah Dimensi kinerja yaitu:Tujuan,.

Standar, Umpan Balik, Alat /Sarana, Kompetesi, Motif dan Peluang.

Berdasarkan uraian diatas hubungan antara variabel dapat digambarkan kerangka pemikiran dibawah ini :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan kerangka pemikiran tersebut, maka paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2017:35) mengemukakan latar belakang pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pelaku pendidikan.

Pendidikan bisa diraih dengan

Latar Belakang Pendidikan

(X1) Notoatmojo (2017:5-35)

1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Faktor

Lingkungsn 5. Sosial Media

Wibowo (2016:88)

Kinerja Karyawan

(Y)

1. Tujuan 2. Standar 3. Umpan balik 4. Alat sarana 5. Kompetisi 6. Motif 7. Peluang Foster

(2015:218)

Pengalama n Kerja

(X2) 1. Masa kerja

2. Tingkat Pengetahuan 3. Tingkat

Keterampilan 4. Pengetahuan

tentang pekerjaan

X1 Y

X2

(7)

berbagai macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah.

Menurut Notoatmodjo (2017:5) faktor-faktor yang mempengaruhi Latar Belakang Pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan agar tercapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi berupa halhal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berpesan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

Pekerjaan tidak diartikan sebagai sumber kesenangan, akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan.

Sedangkan bekerja merupakan kagiatan yang menyita waktu.

3. Umur

Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang

yang belum tinggi

kedewasaannya.

4. Faktor Lingkungan

Lingkungan ialah seluruh kondisi yang ada sekitar manusia dan

pengaruhnya dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

5. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya pada masyarakat dapat memberikan pengaruh dari sikap dalam menerima informasi

Pengalaman Kerja

Menurut Foster (2015:40), pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik. pendapat lain oleh Marwansyah (2015:7) pengalaman kerja adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dimiliki pegawai untuk mengemban tanggungjawab dari pekerjaan sebelumnya. Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang penting dalam setiap organisasi, baik itu dalam perusahaan maupun dalam sektor informal. Karena dengan pengalaman kerja, maka pekerjaan akan dapat berjalan dengan lancar.

Semakin lancar suatu usaha mengakibatkan usaha tersebut mengalami kemajuan dan perkembangan. Maka seorang pegawai yang mempunyai pengalaman kerja yang tinggi dapat

(8)

meningkatkan kinerja dirinya sendiri dan kinerja perusahaan, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Dimensi Pengalaman Kerja Menurut Foster (2015:12) yaitu:

1. Lama waktu/ masa bekerja Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan yang dimiliki

Pengetahuan merujuk pada konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan oleh pegawai.

Pengetahuan juga 18 mencakup kemampuan untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan.

3. Tingkat keterampilan yang dimiliki

Keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau mejalankan suatu tugas atau pekerjaan.

4. Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan

Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan.

Kinerja Karyawan

Wibowo (2016:3) menjelaskan bahwa kinerja adalah implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemapuan, komopentensi, motivasi dan kepentingan.

Dimensi Kinerja menurut Wibowo (2016:86-88) Dimensi Kinerja yaitu:

1. Tujuan

Tujuan merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukan arah ke mana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan.

Untuk mecapai tujuan, diperlukan kinerja individu, kelompok, dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi apabila dapat mencapai tujuan yang dinginkan 2. Standar

Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan sutau tujuan dapat diselesaikan.

Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai.

3. Umpan balik.

Antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas, dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar.

Umpan balik terutama penting ketika mempertimbangkan “real goals”

atau tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja malah tujuan yang bermakna dan berharga.

4. Alat atau sarana

Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atu sarana merupakan fator penunjang untuk mecapai tujuan

5. Kompetensi

(9)

Kompentesi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemapuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalakan pekerjaan yang di berikan kepadanya dengan baik.

kompentesi memungkinkan seseorang mewujudkantugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

6. Motif

Motif Merupakan alasan atau pendorong bsgi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasimotivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaaan termasuk waktu melakukam pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapus tindakan yang mengakibatkan disintensif

7. Peluang

Peluang merupakan situasi

utama yang

menguntungkan dalam lingkung an suatu perusahaan, salah satunya adalah tren usaha . Hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Notoatmodjo (2017:35) mengemukakan latar belakang pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pelaku pendidikan.

Pendidikan bisa diraih dengan

berbagai macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah.Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan semakin karyawan memiliki latar pendidikan tinggi maka akan semakin tinggi untuk pencapaian target perusahaan.

Hubungan antara Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan Secara teoritis apabila karyawan mempunyai pengalaman kerja tinggi maka dapat meningkatkan kinerja karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh Robbins dan Timothy (2017:

72) bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin banyak pengalaman kerja seorang karyawan maka kinerja karyawan akan semakin tinggi pula.

Hubungan antara Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Bagi organisasi yang sedang meningkatkan Latar Belakang Pendidikan perusahaan, faktor pengalaman kerja sangat dibutuhkan sebagai salah satu elemen suksesnya target kinerja karyawan. Jika organisasi berhasil menggabungkan antara Latar Belakang dan pengalaman kerja yang baik akan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan dalam organisasi tersebut.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data, menggunakan instrumen penelitian, analis data

(10)

bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan asosiatif. Variabel independent X1 adalah Latar Belakang Pendidikan dan X2 adalah Pengalaman Kerja, sedangkan untuk variabel dependent Y1 adalah Kinerja.

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan CV. Ikona Warehouse yaitu sebanyak 72 karyawan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2017:84) yang dimaksud dengan teknik Non probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017:142) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Definisi Operasional Variabel Menurut Sugiyono (2017:38) Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang digunakan adalah variabel bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab yaitu, Latar Belakang Pendidikan (X1) dan Pengalaman (X2), sedangkan variabel terikat (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat yaitu, Kinerja Karyawan CV.

Ikona Warehouse (Y) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Definisi Dimensi Indikator Ska la Latar

Belaka ng Pendid

ikan (X1)

“Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,kelompo k atau masyarakt sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan.pendid ikan bisa diraih dengan berbagai macam cara salah satunya pendidikan sekolah”

1. Pendi dikan

2. Pekerj aan

3. Umur

4. Faktor Lingkun gan

5. Sosial Media

1. Tingkat Memperol eh pengetahu an 2. Tingkat

Pengetahu an yang dimiliki 1. Tingkat Pemaham an 2. Tingkat

Pengalam an karyawan yang diberikan

Notoatmodjo (2017:35)

1. Tingkat umur karyawan 2. Tingkat

pencapaai an di ukur dari usia

Ord inal

1.Tingkat kemampuan berdaptasi pada lingkungan kerja 2.Tingkat Memahami Lingkungan 1. Tingkat kemampuan terhadap memahami informasi 2. Tingkat Penerapan Informasi Pengal

aman Kerja (X2)

“Pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas- tugas suatu pekerjaan dan telah

melaksanakan dengan baik

1. Masa Kerja

2. Tingkat pengetah

1. Lama bekerja di perusahaa n 2. Tingkat

pengalam an sesuai dengan masa kerja 1. Pandanga

n tujuan Ord inal

(11)

6. Motif

7. Peluang

2. Tingkat kompetisi antar karyawan 1. tingkat motivasi kerja karyawan 2. tingkat keinginan untuk bermotivasi 1. tingkat pengetahuan 2. tingkat pehaman peluang

Sumber: Diolah sendiri (2020)

Uji Hipotesis

Untuk melihat hubungan jenis variabel yang akan di teliti yaitu variabel X1, X2, dan variabel Y maka dilakukan pengujian ketiga variabel tersebut dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.

Dalam penelitian ini melakukan pengujian secara Parsial (Korelasi) dan pengujian secara Simultan (Koefisien Determinasi).

Uji Instrumen

Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka reliabel.

Dengan rumus sebagai berikut:

α < 0,6 : Kurang reliable 0,6<α <0,8 : Cukup reliable

α >0,8 : Sangat reliable Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk

(Foster 2015:40) uan yang

dimiliki berbeda 2. Pertentan

gan menyikap i tujuan 3. Tingkat

keterampil an yang dimiliki

1. Tingkat memaham i tugas 2. Tingkat

memaham i pekerjaan 4.Penguas

aan terhadap pekerjaan dan peralatan

1. Tingkat pelaksana an pekerjaan 2. Tingkat

keterampi lan karyawan 1. Tingkat

penguasaa n pekerjaan Kinerj

a Karya

wan (Y)

“Implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut.

Implenmentai Kinerja dilakukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan,komp entensi,motivasi dan kepentingan (Wibowo 2016:3)

1. Tujua b

. Standar

3. Umpan balik

4. Alat sarana

5. Kompe tisi

1. Tingakat pencapaia n target perusahaa n 2. Tingkat

pemhaman tujuan kerja karyawan

1. Tingkat pemahama n standar perusahaa n 2. Tingkat

kesadaran karyawan terhadap standar perusahaa n 1. Tingkat

umpan balik karyawan terhadap perusahaa nb 2. Tingkat

pemahama n perusahaa n meningkat

Ord inal

1. Tingkat penguasaa n alat sarana 2. Tingkat

kemampua n terhadap pengunaan alat sarana perusahaa n 1. Tingkat

kompetisi diri pada karyawan

(12)

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Sugiyono (2017:121)

mengemukakan bahwa: “Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Jika koefisien korelasinya sama atau di atas 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika nilai korelasinya kurang dari 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalits data

Menurut Agus Widarjono (2017:49) Uji normalitas atau uji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang kita dapatkan mempunyai residual normal.

Histogram Residual merupakan metode garis yang paling sederhana digunakan untuk mengetahui apakah bentuk dari Probability Distribution Function (PDF) dari variabel random berbentuk distribusi normal atau tidak. Jika histogram residual menyerupai grafik distribusi normal maka bisa dikatakan bahwa residual mempunyai distribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk melihat adanya heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang dipilih adalah scatterplots.

Uji Multikolinearitas

Menurut Agus Widarjono (2017:101) Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel independen dalam satu regresi. Suatu model regresi yang bebas multiko adalah sebagai berikut mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih dari 10.

Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017: 8), metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (variable independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable lain. Variabel penelitian ini yaitu Latar Belakang Pendidikan (X1), pengalaman kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y).

Analisis Korelasi

Menurut Sugiyono (2017:231), Korelasi product momment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel atau lebih bila data kedua variabel atau lebih berbentuk interval atau rasio. Dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.

Tabel 3.2

Kriteria Derajat Keeratan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199 Sangat Rendah 0,200 - 0,399 Rendah 0,400 - 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2017:231)

(13)

Analisis Determinasi

Koefisien Determinasi adalah sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varian dari variabel terikatnya, dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelari (R2).

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2017:275) regresi linier berganda merupakan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Jadi analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.

Adapun persamaan regresi ganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Variabel Kinerja Karyawan (variabel dependent)

α= Bilangan Konstan b1 = Koefisien regresi Latar Belakang Pendidikan

b2 = Koefisien regresi Pengalaman X1 = Variabel Latar Belakang Pendidikan

X2 = Variabel Pengalaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen

Uji Reliabilitas Variabel Latar Belakang Pendidikan (X1)

Menguji realibitas instrumen variabel X1 (Latar Belakang Pendidikan) dapat dianalisis melalui

program komputer statistik SPSS 25 maka diperoleh nilai alpha crobach sebesar 0,762. artinya nilai reliabel berada diantara nilai 0.600 > α >

0.800 yang berarti instrument variabel persepsi cukup baik dan dapat dipercaya.

Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Menguji realibitas instrumen variabel X2 (Pengelaman Kerja) dapat dianalisis melalui program komputer statistik SPSS 25 maka diperoleh nilai alpha crobach sebesar 0,746 artinya nilai reliabel berada diantara nilai 0.600 > α > 0.800 yang berarti instrument variabel persepsi cukup baik dan dapat dipercaya.

Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Menguji realibitas instrumen variabel X1 (Latar Belakang Pendidikan) dapat dianalisis melalui program komputer statistik SPSS 25 maka diperoleh nilai alpha crobach sebesar 0,830 artinya nilai reliabel berada diantara nilai 0.600 > α >

0.800 yang berarti instrument variabel persepsi cukup baik dan dapat dipercaya.

Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas Instrumen Variabel Latar Belakang Pendidikan (X1)

Tabel 4.1

Uji Validitas Variabel X1 Pertanyaan r dengan

Rata-rata Nilai

Kritis Ket

1 0,613 0,3 Valid

2 0,720 0,3 Valid

3 0,604 0,3 Valid

KD = r2 x 100%

Y =

α

+ b

1

X

1

+ b

2

X

2

(14)

4 0,529 0,3 Valid

5 0,596 0,3 Valid

6 0,529 0,3 Valid

7 0,620 0,3 Valid

8 0,615 0,3 Valid

9 0,474 0,3 Valid

10 0,355 0,3 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas maka dari 10 butir pernyataan variabel X hasilnya 10 pernyataan dinyatakan valid. Maka 10 butir pernyataan yang akan dianalis lebih lanjut.

Berdasarkan hasil uji validitas

Uji Validitas Instrumen Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Tabel 4.2

Uji Validitas Variabel X2

maka dari 14 butir pernyataan variabel Y hasilnya 14 pernyataan dinyatakan valid. Maka 14 butir pernyataan yang akan dianalisis lebih lanjut.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data

Satu cara untuk menguji normalitas residual yang hasilnya ditampilkan pada grafik dan kurva Probability Plot (P-Plot)

Berdasarkan hasil uji validitas maka dari 7 butir pernyataan variabel X hasilnya 7 pernyataan dinyatakan valid. Maka 7 butir pernyataan yang akan dianalisis lebih lanjut.

Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel Y

Gambar 4.1

Output Uji Normalitas dengan Kurva Probability Plot (P-Plot

(sumber : Data SPSS 25.0 Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan tampilan kurva atau grafik normal Plot di atas dapat disimpulkan bahwa grafik Histrogram memberikan pola

3 0,510 0,3 Valid

4 0,526 0,3 Valid

5 0,636 0,3 Valid

6 0,725 0,3 Valid

7 0,589 0,3 Valid

8 0,407 0,3 Valid

9 0,649 0,3 Valid

10 0,435 0,3 Valid

11 0,557 0,3 Valid

12 0,544 0,3 Valid

13 0,590 0,3 Valid

14 0,620 0,3 Valid

Pertanyaan r dengan

Rata-rata Nilai Kritis Ket

1 0,603 0,3 Valid

2 0,690 0,3 Valid

3 0,586 0,3 Valid

4 0,520 0,3 Valid

5 0,572 0,3 Valid

6 0,722 0,3 Valid

7 0,726 0,3 Valid

Pertanyaan r dengan Rata-rata

Nilai

Kritis Ket

1 0,562 0,3 Valid

2 0,463 0,3 Valid

(15)

distribusi yang normal. Sedangkan grafik normal P-P ploy of regression standardized residual terlihat titik- titik menyebar sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonalnya. Maka dapat disimpulkan grafik ini menunjukan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber : Data SPSS 25.0 Diolah Peneliti, 2020)

Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya. Adapun dasar untuk menganalisisnya, adalah a. Jika ada pola tertentu

(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titip menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan gambar diatas , maka dapat dilihat sebaran titi-titik yang acak, baik di atas maupun dibawah angka 0 dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi ini.

Uji Multikolinearitas Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

Unstandardi zed Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

Collinearity Statistics

Model B Std.

Error Beta Toler ance VIF 1 (Consta

nt) 4.16 4 3.49

6

totalX1 .776 .102 .542 .622 1.608 totalX2 .762 .124 .440 .622 1.608

(Sumber : Data SPSS 25.0, Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan tabel hasil Uji Multikonieritas, nilai korelasi antara variabel independen lebih rendah dari 0,90, kemudian dilihat dari nilai tolerance variabel Latar Belakang Pendidikan(X1) = 0,622 dan Pengalaman Kerja (X2) = 0,622 lebih besar dari 0,10 (tolerance >

0,10), ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat masalah dalam uji multikolinieritas. Demikian juga dengan nilai VIF Variabel Latar

Belakang

Pendidikan(X1) = 1,608 dan Pengalaman Kerja (X2) = 1,608 lebih kecil dari 10,00 (VIF< 10,00), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi (regression model).

Penilaian Instrumen Variabel- variabel

Penilaian Latar Belakang Pendidikan

Penilaian terhadap Latar Belakang Pendidikan dapat dilihat dari jawaban responden yang dianalisis berdasarkan banyaknya jawaban atau frekuensi jawaban dari responden terhadap 10 indikator atau pernyataan dari Latar Belakang Pendidikan. Maka berdasarkan hasil analisis secara deskriptif dari 10 (Sepuluh) indikator Latar Belakang Pendidikan yang dinyatakan

(16)

valid,hasilnya terdapat 10 indikator yang dinilai baik. Ke-10 indikator yang dinyatakan baik oleh responden yaitu indikator:

1. Tingkat Memperoleh pengetahuan (77.8 % Responden Setuju)

2. Tingkat pengetahuan yang dimiliki karyawan (88,9 % Responden Setuju)

3. Tingkat pemahaman pekerjaan (90,3% Responden Setuju)

4. Tingkat pemahaman karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan (87,5% Responden Setuju)

5. Tingkat umur karyawan (88,9%

Responden Setuju)

6. Tingkat pencapaian target diukur dari usia (87,5% Responden Setuju)

7. Tingkat kemampuan beradaptasi pada lingkungan kerja (83,4%

Responden Setuju)

8. Tingkat memahami lingkungan kerja ( 87,5% Responden Setuju) 9. Tingkat kemampuan terhadap

memahami informasi (79,2%

Responden Setuju)

10. Tingkat penerepan informasi (72,2% Responden Setuju

Penilaian Pengalaman Kerja Penilaian terhadap pengalaman kerja dapat dilihat dari jawaban responden yang dianalisis berdasarkan banyaknya jawaban atau frekuensi jawaban dari responden terhadap 7 indikator atau pernyataan dari Pengalaman Kerja. Maka berdasarkan hasil analisis secara deskriptif dari 7 indikator pengalaman kerja yang dinyatakan valid,hasilnya terdapat 7 indikator yang dinilai baik.Ke-7 indikator yang dinyatakan baik oleh responden yaitu indikator:

1. Lamanya bekerja di perusahaan (87,5% Responden setuju)

2. Tingkatkan pengalaman sesuai

dengan masa kerja karyawan (84,8% Responden Setuju)

3. Tingkat memahami tugas (79,2%

Responden Setuju)

4. Tingkat memahami perkerjaan (82% Responden Setuju)

5. Tingkat pelaksaan pekerjaan (87,5% Responden Setuju)

6. Tingkat keterampilan karyawan (90,3% Responden Setuju)

7. Tingkat penguasaan pekerjaan (84,7% Responden Setuju)

Penilaian Kinerja Karyawan Penilaian terhadap kinerja karyawan dapat dilihat dari jawaban responden yang dianalisis berdasarkan banyaknya jawaban atau frekuensi jawaban dari responden terhadap 14 indikator atau pernyataan dari kinerja karyawan. Maka berdasarkan hasil analisis secara deskriptif dari 14 indikator baik oleh responden yaitu indikator:

1. Tingkat pencapaian target perusahaan (86,1% Responden Setuju)

2. Tingkat pemahaman tujuan kerja karyawan ( 88,9% Responden Setuju)

3. Tingkat pemahaman standar perusahaan (87,5 % Responden Setuju)

4. Tingkat kesadaran karyawan terhadap standar perusahaan (87,5% Responden Setuju) 5. Tingkat umpan balik karyawan

terhadap perusahaan(90,2%

Responden Setuju)

6. Tingkat pemahaman (84,7 % Responden Setuju)

7. Tingkat penguasaan alat sarana ( 84,7 % Responden Setuju) 8. Tingkat kompetisi diri pada

setiap karyawan (87,5%

Responden Setuju)

9. Tingkat kompetisi antar karyawan (91,6 % Responden

(17)

Setuju)

10. Tingkat motifasi kerja karyawan (86,1 Responden Setuju)

11. Tingkat pengetahuan atas peluang (76,4 % Responden Setuju):

12. Tingkat kemampuan terhadap penggunaan alat sarana perusahaan (83,3 % Responden Setuju)

13. Tingkat keinginan untuk bermotivasi pada diri karyawan (81,9% Responden Setuju) 14. Tingkat pemahaman peluang

pada setiap karyawan (79,2 Responden Setuju)

Analisis Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan nilai hubungan Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja dengan kinerja karyawan dapat dilihat dari hasil analisis korelasi dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics for windows versi 25 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Output SPSS Korelasi Pearson Variabel X1 dengan Variable Y, dan Variabel X2 dengan Variabel Y

Correlations

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(Sumber : Data SPSS 25.0, Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan hasil analisa dengan uji Correlation Pearson’s seperti terlihat pada tabel di atas, maka:

1. Dapat dilihat nilai korelasi (hubungan) Latar Belakang Pendidikan (X1) dengan Kinerja Karyawan (Y) sebesar r = 0.812 yang berarti berada diantara nilai 0,800 – 1,000, yang artinya memiliki hubungan yang sangat kuat dan bernilai positif,karena sifat hubungannya searah dan berbanding lurus.Berdasarkan Output SPSS maka:

KD = (0,812)2 x 100 KD = 0,659 x 100 KD = 66 %

Berdasarkan perhitungan diatas pengaruh latar belakang pendidikan terhadap kinerja karyawan adalah 66%

2. Dapat dilihat nilai korelasi (hubungan) Pengalaman Kerja (X2) dengan Kinerja Karyawan

(Y) sebesar r = 0,773 yang berarti berada diantara nilai 0,600 – 0,799, yang artinya memiliki hubungan yang kuat dan bernilai positif, karena Sifat hubungan searah dan berbanding lurus.

Berdasarkan Output SPSS maka:

KD = (0,773)2 x 100 KD = 0,587 x 100 KD = 60 %

Berdasarkan perhitungan diatas pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan adalah 60%

Analisis Koefisien Determinasi (KD)

Nilai Koefisien Determinasi (KD) dengan RSquare (R2) dapat dihitung dengan bantuan program IBM SPSS Statistics Version 25.0. Berikut penulis sajikan tabel keofisen determinasi output SPSS program:

totalX1 totalX2 totalY totalX1 Pearson Correlation 1 .615** .812**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 72 72 72

totalX2 Pearson Correlation .615** 1 .773**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 72 72 72

totalY Pearson Correlation .812** .773** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000

N 72 72 72

(18)

Tabel 4.6

Output SPSS Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .883a .780 .774

2.479 a. Predictors: (Constant), totalX2, totalX1

b. Dependent Variable: totalY

(Sumber : Data SPSS 25.0,Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan output SPSS di atas, maka :

KD = (0,883)2 x 100 KD = 0,780 x 100 KD = 78%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat di ketahui bahwa Latar Belakang Pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) secara simultan memberikan kontribusi pengaruh 78 % terhadap kinerja karyawan (Y), dan sisanya sebesar 22% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti : motivasi karyawan, kedisiplinan, iklim organisasi, konfensasi, gaya kepimpinan dan sebagainya.

Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada penelitian ini mengenai Latar Belakang Pendidikan (X1), pengalaman kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y), selanjutkan dilakukan pengujian dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program statistik IBM SPSS Statistics for windows versi 25 sebagai berikut:

Tabel 4.7

Analisis Regresi Linear Berganda (RLB)

Variabel X1, X2 dan Variabel Y

Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Model B Std.

Error Beta

1 (Constant) 4.164 3.496 1.191 .238 totalX1 .776 .102 .542 7.577 .000 totalX2 .762 .124 .440 6.144 .000

(Sumber : Data SPSS 25.0, Diolah Peneliti, 2020)

Berdasarkan output SPSS di atas yaitu tabel coeffisientsa, diperoleh contanta (a) adalah 4,164 sedangkan nilai koefisien regresi Latar Belakang Pendidikan (b1) sebesar 0, 776 dan Pengalaman Kerja (b2) sebesar 0,762, sehingga dengan demikian persamaan regresinya dapat ditulis:

Y =4,164 + 0,776 X1 + 0.762 X2

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diterjemahkan:

1. Konstanta (a) memiliki nilai sebesar 4,164 menyatakan bahwa jika Latar Belakang Pendidikan (X1) dan pengalaman kerja (X2) tidak ada kenaikan atau sama dengan nilai 0, maka besarnya nilai kinerja karyawan (Y) sebesar 4,164

2. Nilai koefisien regresi variabel pelatihan Latar Belakang Pendidikan (X1) adalah sebesar 0,776 dan bertanda positif, artinya jika variabel Latar Belakang Pendidikan meningkat sebesar 1 point, sementara pengalaman (konstan) seperti saat ini, maka akan menyebabkan nilai kinerja meningkat sebesar 0,776 point. Ini menunjukan bahwa Latar Belakang Pendidikan memiliki hubungan searah dengan kinerja karyawan.

3. Nilai koefisien regresi variabel pengalaman (X2) adalah sebesar 0,762 dan bertanda positif, artinya jika variabel kompetensi naik sebesar 1 point, sementara pengalaman kerja tetap (konstan) seperti saat ini, maka akan menyebabkan nilai kinerja naik sebesar Rp. 0,762,-. Ini menunjukan bahwa Latar Belakang Pendidikan memiliki hubungan searah dengan kinerja karyawan.

(19)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.

Penilaian variabel Latar Belakang Pendidikan, pengalaman dan kinerja karyawan. Untuk Latar Belakang Pendidikan terdiri dari 10 indikator, dimana 10 indikator responden menyatakan setuju atau baik. Penilaian variabel pengalaman kerja terdiri dari 7 indikator, dimana 7 indikator responden menyatakan setuju atau baik. Sedangkan penilaian variabel kinerja karyawan terdiri dari 14 indikator, dimana dari ke- 14 indikator tersebut responden menyatakan bahwa kinerja karyawan sudah baik.

2.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan Latar Belakang Pendidikan dengan kinerja karyawan sebesar 0.812 yang artinya memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah. Sifat hubungan positif yang artinya jika Latar Belakang Pendidikan meningkat maka kinerja karyawan akan semakin meningkat pula.

3.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hubungan pengalaman kerja dengan kinerja karyawan sebesar 0.773 yang artinya memiliki hubungan yang kuat dan searah.

Sifat hubungan positif yang artinya jika pengalaman kerja meningkat maka kinerja karyawan akan semakin meningkat pula.

4.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh latar

belakang pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan berkontribusi sebesar 78%, dan sisanya sebesar 22% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Saran

1. Perusahaan lebih memperhatikan Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja dan kinerja karyawan agar perusahaan mendapatkan hasil yang maksimal 2. Perusahaan lebih memperhatikan

Latar Belakang Pendidikan pada setiap karyawannya karena pengaruh Latar Belakang Pendidikan sangat besar terhadap kinerja karyawan

3. Perusahaan harus memperhatikan pengalaman kerja karyawan agar bisa memaksimalkan kinerja karyawan

4. Perusahaan harus lebih memberikan dorongan untuk karyawannya agar dapat mengembangkan Latar Belakang Pendidikan dan pengalaman kerja agar karyawan dapat memaksimalkan kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono,2017. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Disertai Panduan EViews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN Sugiyono,2017.Metode Penelitian

Kuantitatif,Kualitatif dan R&D :Bandung : Alfabeta.

Notoatmodjo,2017.Metodologi Penelitian Kesehatan: Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Foster, Bill, 2015.Pembinaan Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan, Jakarta: PPM.

Wibowo, 2016. Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers.

(20)

Robbins dan Timothy, 2017 edisi 16 halaman xxiv+440, Salemba empat.

Mahmudi. 2017. Manajemen Kinerja Sektor Publik.

YKPN. Bandung.

Marwansyah,2015.Manajemen Sumber Daya Manusia.

Edisi Dua.Cetakan keempat:Bandung:

Alfabeta,CV.

Notoatmodjo,2017.Pendidika dan Perilaku

Kesehatan:Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran
Tabel  3.1  Operasionalisasi Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka penulis mengambil judul “ Pengaruh Pelaksanaan Diklat dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja

memberi judul “PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman, dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan, untuk mengetahui

Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT Hasura Mitra Gemilang Berdasarkan olahan hasil statistik, uji t variabel pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Plaza

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Triwijayanti 2016 dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja yang menyatakan bahwa ada pengaruh

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pengalaman kerja, pendidikan, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada Konveksi Silma Hijab di Wonosobo dapat hasil bahwa seluruh