SURVEI TINGKAT KECUKUPAN GIZI ATLET SEPAK BOLA PPLP SUMATERA UTARA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat – Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
SANTI FITRIYANI NIM: 609112067
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 8
A. Kajian Teoritis ... 7
1. Hakekat sepak bola ... 7
2. Hakekat Gizi ... 17
3. Perhirungan Kebutuhan Kalori ... 31
4. Profil Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) ... 36
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41
B. Populasi dan Sampel ... 41
C. Metode Penelitian ... 41
D. Instrumen Penelitian ... 42
C. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Deskripsi Data Penelitian... 46
B. Hasil Penelitian ... 47
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Pengelompokan Cabang Olahraga berdasarkan kebutuhan energi ... 29
2. Rumusan Untuk Menaksir BMR ... 31
3. Menaksir pengeluaran energi untuk suatu aktifitas fisik ... 32
4. Daftar Nama – Nama Atlet Sepak Bola ... 36
5. Daftar Nama – Nama Pelatih ... 37
6. Kebutuhan dan asupan Kalori Perhari Atlet Sepak Bola ... 46
viii
[image:7.612.92.530.81.634.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Perhitungan Nilai BMR dan Nilai Asupan Kalori ... 59
2. Perhitungan Pengeluaran Kalori Atlet……….. 66
3. Format Asupan Sehari – hari ………... 67
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh termasuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak akibat aktivitas kerja atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat melakukan fungsinya. Tubuh memerlukan zat-zat gizi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Dari makanan itulah tubuh manusia memperoleh zat yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempetahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh untuk menghasilkan tenaga. Oleh karena itu guna memenuhi gizi tubuh diperlukan pengetahuan dasar dalam makanan yang mencakup : pengetahuan tentang gizi, sumber-sumber bahan makanan, pengolahan makanan dan kegunaan makanan dalam tubuh kita.
2
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien.
Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor, antara lain umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat atau ringannya aktivitas sehari-hari. Kebutuhan energi total orang dewasa diperlukan untuk : (1) Metabolisme basal, (2) Aktivitas fisik, dan efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (Specific Dynamic Action/SDA). Kebutuhan energi terbesar pada umumnya diperlukan untuk metabolisme basal.
Dalam pembinaan olahragawan beban kegiatan fisik dan lama untuk tiap cabang olahraga tidak sama. Berdasarkan alasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa makanan (zat gizi) atau kebutuhan energi setiap cabang olahraganya berbeda-beda. Cara penggunaan energi oleh tubuh juga berbeda. Pada cabang olahraga tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing atau loncat tinggi, tubuh menggunakan sejumlah besar energi dalam waktu singkat. Sebaliknya pada jenis olahraga yang tergolong long duration, pemakaian energi untuk jangka waktu lama.
3
menurut sumber yang diperoleh secara langsung, mereka latihan dari hari senin sampai dengan hari sabtu setiap minggu dan juga mereka belajar sebagaimana mestinya seorang siswa.
Pembinaan atlet - atlet di PPLP khususnya cabang olahraga sepak bola saat ini terus di bina dan di perhatikan oleh DISPORA dengan berbagai cara baik dalam pemilihan para pelatih yang profesional dan berpengalaman dan juga pemilihan para atlet – atlet sepak bola yang berkualitas. Para atlet terbut akan di bina dan di lati samapai selesai sekolah menengah atas. Dengan adanya pembinaan dan pelatihan tersebut DISPORA mengaharapkan adanya prestasi yang maksimal yang akan di raih oleh para atlet khususnya di cabang olahraga sepak bola .
Cabang olahraga sepak bola ini sudah cukup lama di bina di PPLP namun pada tahun 2005 - 2010 terjadi penurunan prestasi yang di alami oleh cabang sepak bola tersebut. Penurunan prestasi ini di lihat dari berbagai event – event nasional yang di ikuti oleh cabang sepak bola PPLP ini telah memperoleh berbagakegagalan dalam meraih juara atau prestasi yang maksimal. Akan tetapi Pada tahun 2011 samapi dengan sekarang cabang sepak bola ini mengalami peningkatan kembali dengan menjuarai berbagai event - event Nasional seperti : POPWIL, POPNAS, dan KEJURNAS PPLP.
4
peningkatan prestasi tersebut , salah satunya adalah tingkat kecukupan gizi atlet. Dengan adanya kecukupan gizi yang baik dan seimbang ini memungkin atlet untuk melakukan kegiatan fisik dan latihannya dengan maksimal dan terhindar dari cedera.
Namun untuk mencapai prestasi yang maksimal di samping faktor kecukupan gizi yang seimbang, diperlukan juga latihan tehnik yang baik dan kondisi fisik yang prima. Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian puncak prestasi dan latihan yang optimal. Karena tanpa kondisi fisik yang bagus mereka tidak akan dapat latihan seoptimal mungkin dan bahkan akan mempengaruhi hasil pada saat bertanding. Untuk mendukung peningkatan kondisi fisik atlet yang sangat diperlukan adalah kecukupan kalori atau kecukupan energi. Energi ini diperoleh dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Atau dengan kata lain bahwa kondisi fisik ini tergantung pada kecukupan gizi atlet. Seperti yang diketahui bahwa untuk kegiatan tubuh manusia memerlukan sejumlah energi. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan dalam aktifitas. Demikian juga penyediaan makanan yang cukup dan memenuhi gizi yang seimbang bagi seorang atlet akan dapat menunjang kondisi fisik yang prima.
5
gizi sangatlah minim sehingga ini tentu akan mengakibatkan para atlet akan mengonsumsi makanan mereka sesuai dengan selera tanpa memikirkan kandungan dari makanan itu sendiri. Karena bisa saja terjadi jika atlet melihat makanan itu kurang menarik atau kurang sesuai dengan selera mereka, maka tentu akan mengurangi niat mereka untuk makan atau hanya mengambil makanan itu sedikit saja atau hanya sekedar makan dengan porsi yang jauh dari porsi sebenarnya. Kita tahu bahwa setiap atlet tentu memiliki selera yang berbeda – beda sementara menu yang disajikan sama untuk seluruh atlet walau berbeda cabang olahraga.
Di sisi lain juga penulis mengamati pengelolaan menu makanan yang kurang memadai bagi olahragawan. Hal ini disebabkan pengelola penyajian menu makanan kurang memahami sepenuhnya tentang gizi yang olahragawan. Melihat kondisi tersebut maka perlu diadakan pengukuran kecukupan gizi yang mana hasil dari pengukuran ini akan diketahui bagaimana seharusnya kecukupan gizi setiap atlet. Dan akan berguna sebagai pedoman bagi pelatih maupun pembina, pihak pengelola makanan atlet maupun atlet sendiri. Juga bagi pihak pengelola dan penyaji makanan bagi atlet yang menyediakan makanan dari segi banyaknya saja tanpa memperhitungkan kecukupan gizi dan untung ruginya bagi atlet tersebut.
6
B. Identifikasi Masalah
[image:14.595.87.518.130.507.2]Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang diahadapi. Permasalahan yang diidentifikasi adalah sebagai berikut : Bagaimana kecukupan gizi atlet Sepak Bola di PPLP SUMUT apakah sudah memenuhi standart gizi olahragawan. Bagaimana keadaan gizi dan status gizi atlet Sepak Bola PPLP SUMUT Tahun 2013. Bagaimana pengetahuan atlet Sepak Bola tentang gizi.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari masalah lebih meluas dan interprestasi yang berbeda, maka diperlukan pembatasan masalah dan masalah dibatasi menjadi kecukupan gizi pada atlet Sepak Bola PPLP Sumatera Utara Tahun 2013.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Apakah kecukupan gizi atlet sepak bola PPLP SUMUT tahun 2013 sudah memenuhi standart gizi olahraga.
7
E. Tujuan Penelitian
[image:15.595.76.515.206.631.2]Penentuan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat mendasar sehingga kegiatan penelitian akan dilakukan lebih terarah dan memberikan gambaran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kecukupan gizi yang dikonsumsi pada Atlet Cabor sepak bola PPLP SUMUTtahun 2013.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat kecukupan gizi yang dikonsumsi atlet sepak bola PPLP SUMUT tahun 2013.
2. Memberi masukan kepada atlet mengenai takaran gizi yang baik sesuai dengan aktivitas yang atlet lakukan.
3. Sebagai bahan masukan kepada para pelatih.
4. Untuk menunjang prestasi atlet agar meningkatkan performanya.
54 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan maka dapat disimpulkan : Bahwa dari 18 atlet yang diteliti, terdapat 12 orang atlet yang nilai asupan kalorinya mencukupi dan 6 orang etlet yang nilai kalorinya tidak mencukupi maka dengan demikian aasupan kalori Atlet Sepak Bola PPLP SUMUT Tahun 2013 sudah mencukupi.
B. Saran 1. Bagi Institusi
a. Disarankan agar lebih berupaya memperhatikan menu dan menyediakan menu makanan yang bervariasi dengan kandungan gizi yang seimbang sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, selain itu pihak pengelola sebaiknya melakukan pengawasan tentang kecukupan kalori atlet.
b. Dibutuhkan ahli gizi untuk memperhatikan makanan atlit sesuai dengan cabang olahraga dan kebutuhan atlet, serta atlet sebaiknya mempunyai koki (juru masak) sendiri agar dapat menyesuaikan kebutuhan kalori atlet dan mengontrol makanan atlet berdasarkan cabang olahraga. c. Perlu diperhatikan keseimbangan antara asupan makanan atlet dengan
55
2. Bagi Atlet
Diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara asupan gizi dengan aktifitas yang dilakukan setiap harinya, dan diharapkan atlet dapat memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori bukan sesuia selera masing – masing.
3. Bagi Catering
Agar lebih memperhatikan menu para atlet, kiranya tidak terjadi kejenuhan atlet terhadap menu yang selalu monoton maka diharapkan lebih bervariasi lagi dan tentunya dengan berpedoman pada proporsi menu makanan yang seimbang untuk atlet. Hal ini dapat dilakukan dengan membagikan angket pada atlet yang isinya terkait dengan selera atlet.
4. Bagi Pelatih
Diharapkan diberikan suatu penataran atau dibekali pengetahuan mengenai gizi olahraga para ahli gizi agar atletnya sadar akan kebutuhan akan gizi, supaya terjadi keseimbangan antara kalori masuk dengan kalori keluar.
5. Bagi peneliti lain
56
DAFTAR PUSTAKA
Achadi Endang L. (2000). Gizi Dan Kesehatan Masyarakat (Edisi revisi). Depok PT.Raja Gravindo Persada.
Almatsier Sunita, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka
Dadang A.Primana,(2000). Pemenuhan Energi pada Olahraga :Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Hardodi.(2012).Analisis Kecukupan gizi Atlet Atletik Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar ( PPLP ) Sumatera Utara. Medan
Irianto, Djoko P. (2006). Panduan Gizi lengkap Keluarga dan Olahragawan.Yogyakarta:Andi Yogyakarta
Irianto Kus dan Kusno Waluyo. (2004). Gizi Dan Pola Hidup Sehat. Bandung : CV Irama Widya
Kartasapoetra. Ilmu Gizi ( Korelasi Gizi, Dan Produktivitas Kerja ).Bogor : Rineka Cipta
Luxbacher Joseph A (2004). Sepak Bola.Jakarta:PT Raja Grafindo
Sajali.(2012).Survey Kecukupan Gizi Atlet Atletik Nomor Lempar Pelatda Pon Sumut Ke XVIII. Medan
Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi.
Sujana, 1996. Metoda Statistik. Edisi ke-6. Bandung : Tarsito
Tim Penyusun (1993). Pedoman Pengaturan Makanan Atlet. Jakarta, DEPKES RI
Tim Penyusun. (2007). Pedoman Penulisan skripsi FIK UNIMED. Medan, FIK UNIMED