• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL HERBA PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN BASIS KRIM Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Dengan Basis Krim Tipe M/A Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Pseudomonas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL HERBA PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN BASIS KRIM Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Herba Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) Dengan Basis Krim Tipe M/A Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Pseudomonas "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL HERBA

PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN BASIS KRIM

TIPE M/A DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP

Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

SRI LATIFAENI

K100090092

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

1 FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL HERBA PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) DENGAN BASIS KRIM TIPE M/A

DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP

Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

FORMULATION CREAM OF ETHANOL EXTRACT OF Euphorbia hirta L. WITH BASE CREAM TYPE O/W AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST

AGAINST Pseudomonas aeruginosa

Sri Latifaeni*. T.N. Saifullah Sulaiman**, Peni Indrayudha* *Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. Achmad Yani-Tromol Pos 1, Sukoharjo 57102 ** Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

ABSTRAK

Ekstrak herba patikan kebo (Euphorbia hirta L.) mempunyai aktivitas antibakteri, salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai obat infeksi lanjutan terhadap Pseudomonas aeruginosa. Untuk mempermudah pengggunaanya, maka dibuat ke dalam sediaan krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh formulasi krim ekstrak herba patikan kebo terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakterinya terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Ekstrak herba patikan kebo didapat dari proses maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Krim dibuat dengan perbedaan konsentrasi ekstrak 4%, 6%, 8%, dan 10%. Krim yang didapat diuji sifat fisik (organoleptis, viskositas, pH, daya lekat, dan daya sebar) dan aktivitas antibakteri pada Pseudomonas aeruginosa. Analisis data digunakan uji anova satu jalan.

Hasil penelitian sifat fisik krim menunjukkan dengan adanya kenaikan konsentrasi ekstrak akan meningkatkan viskositas, daya lekat, dan menurunkan daya sebar krim. Uji organoleptis (bentuk, warna, dan bau), dan pH menunjukkan adanya stabilitas pada sediaan krim, sedangkan untuk viskositasnya cukup stabil selama penyimpanan. Krim dengan ekstrak patikan kebo dapat memberikan aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa dengan zona hambat berturut-turut 8,0±0,46 mm, 8,94±0,48 mm, 10,31±0,46 mm, 10,09±0,38 mm pada penambahan ekstrak 4%, 6%, 8%, dan 10%.

Kata kunci : ekstrak herba patikan kebo (Euphorbia hirta L.), Pseudomonas aeruginosa, krim

ABSTRACT

(4)

2 effect of herb extract of cream from Euphorbia hirta to physical properties and antibacterial properties against Pseudomonas aeruginosa.

Extract was obtained from the herbs of Euphorbia hirta by maceration process with solvent etanol 96%. Cream was made with different concentrations of the extract i.e. 4%, 6%, 8%, and 10%. Cream obtained were tested for the physical properties (organoleptic, viscosity, pH, adhesion, and poer spread), and antibacterial activity Psedomonas aeruginosa. The data was analysed using one way ANOVA test.

The results showed that the increasing concentration of the extract increased the viscosity and the adhesion force of the creams, and decreased the spread ability of the creams. The creams showed stability during storage for about 1 month. Cream containing extract of Euphorbia hirta showed antibacterial against Pseudomonas aeruginosa activities with the inhibition zone of 8±0.46 mm, 8.94±0.48 mm, 10.31±0.46 mm, 10.09±0.38 mm on the concentration 4%, 6%, 8%, and 10%, respectively.

Keywords: herb extracts Euphorbia hirta, Pseudomonas aeruginosa, cream

PENDAHULUAN

Penelitian Ngemenya (2006) menunjukkan bahwa ekstrak patikan kebo

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan nilai

MIC (Minimum Inhibitory Concentration) sebesar 2 mg/ml, dan memberikan zona

hambat sebesar 7 mm. Penelitian Ogbulie et al., (2007) juga menunjukkan bahwa

ekstrak daun patikan kebo dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas

aeruginosa pada konsentrasi 100, 150, 200, dan 250 mg/ml masing-masing dapat

memberikan zona hambat sebesar 6,1; 8,2; 11,3; dan 12,1 mm. Adanya

penghambatan terhadap Pseudomonas aeruginosa menunjukkan bahwa ekstrak

tanaman patikan kebo mempunyai sifat antibakteri dan flavonoid yang

membentuk kompleks irreversibel dengan praline kaya protein yang

mengakibatkan penghambatan sintesis protein (Ibrahim et al., 2012).

Meningkatnya penyakit infeksi yang bersumber dari mikroorganisme yang

disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa antara lain adalah infeksi luka

bakar (Hauser, et al., 2005). Peningkatan efektivitas penggunaan ekstrak etanol

tanaman patikan kebo pada kulit untuk luka bakar dapat dilakukan dengan

memformulasi dalam sediaan krim basis tipe minyak dalam air (M/A). Krim

umumnya mudah menyebar rata dan krim dari emulsi jenis minyak dalam air

(5)

3 Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan krim adalah pemilihan basis

krim yang cocok. Basis krim tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi

dari obatnya dan dipilih sedemikian rupa untuk mampu melepas obatnya pada

daerah yang diobati. Selain itu, basis krim perlu dipilih untuk maksud dapat

membentuk lapisan film penutup atau yang dapat mudah dicuci sesuai yang

diperlukan (Anief, 2002). Sediaan krim yang digunakan adalah tipe minyak dalam

air (M/A) yang cocok untuk luka bakar karena mempunyai kemampuan

mengabsorbsi cairan yang keluar dari dalam kulit yang terbuka. Selain itu, mudah

dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit atau pakaian dan menimbulkan rasa

nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah yang digunakan (Lachman et

al., 1994). Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tentang formulasi

sediaan krim ekstrak etanol tanaman patikan kebo dan uji aktivitasnya sebagai

antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan

Seperangkat alat untuk ekstraksi, inkubator (Memmert), oven (Maxim),

laminar air flow, autoklaf (HL36AE), cawan petri, bunsen, mikropipet, ose,

spreader glass, dan alat uji viskositas (Viskotester VT-04 RION CO. LTD).

Simplisia tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L.) (B2P2T2O), bakteri

Pseudomonas aeruginosa, etanol 96%, bahan untuk pembuatan krim (asam

stearat, gliserin, metil paraben, propil paraben, trietanolamin, aquadest), media

pertumbuhan bakteri (Mueller hinton dan Brain Heart Infusion).

Jalannya Penelitian

1. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dilakukan di

Laboratorium Lantai 3 Fakultas Farmasi UMS dengan menggunakan buku

acuan “Flora of Java” (Backer, 1965). Tanaman diperoleh dari Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

(6)

4 2. Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Patikan Kebo

Simplisia patikan kebo di maserasi menggunakan etanol 96%. Maserasi

dilakukan selama 3 hari sambil sesekali diaduk, dilanjutkan dengan evaporasi,

dan ekstrak kental yang dihasilkan dilakukan penguapan menggunakan

waterbath.

3. Identifikasi Ekstrak Patikan Kebo

Pemeriksaan ekstrak patikan kebo meliputi sifat organoleptis (bau, warna, dan

konsistensi), sifat fisik ekstrak (viskositas, daya lekat, dan daya sebar), dan

pemeriksaan pH.

4. Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Tanaman Patikan Kebo tipe

M/A(Vanishing Cream)

Sediaan krim yang dibuat adalah krim basis minyak dalam air (M/A) dengan

komposisi asam stearat, gliserin, trietanolamin, propil paraben, metil paraben,

dan aquadest. Semua bahan ditimbang sebanyak yang diperlukan. Bahan yang

mengandung fase minyak dileburkan di atas penangas air bersuhu 70-75°C.

Fase minyak terdiri dari asam stearat dengan propil paraben sedangkan fase

cair yang terdiri dari trietanolamin, gliserin, dan metil paraben dilarutkan

dalam air panas. Fase minyak kemudian dipindahkan ke mortir panas dan fase

cair ditambahkan lalu diaduk secara konstan hingga terbentuk massa krim.

Basis krim yang sudah jadi ditambahkan dengan ekstrak etanol tanaman

patikan kebo dengan berbagai konsentrasi.

5. Uji Sifat Fisik Krim

Uji sifat fisik krim antara lain pemeriksaan organoleptis (bentuk, warna, dan

bau), uji viskositas, uji daya lekat, dan uji daya sebar.

6. Uji Stabilitas Krim

Sediaan krim disimpan pada suhu kamar 28±2°C diamati selama 4 minggu.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksan organoleptis (bau, warna,

dan bentuk), pH, dan viskositas. Uji dimulai dari minggu 0, 7, 14,

(7)

5 7. Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian dilakukan menggunakan metode difusi pada media Mueller hinton

terhadap Pseudomonas aeruginosa.

Analisis Data

1. Data uji sifat fisik dianalisis dengan metode anova satu jalan.

2. Pengukuran zona hambat krim dengan mengukur diameter hambat krim

terhadap Pseudomonas aeruginosa yang dilanjut dengan anova satu jalan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Determinasi Tanaman

Hasil determinasi dari buku “Flora of Java” karangan Backer and Van Den

Brink sebagai berikut:

1b-2b-3b-4b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25a

99 ... Euphorbiaceae

1a-2a ... Euphorbia

1b-6b-9b-13b-16b-17a ... Euphorbia hirta L.

Hasil kunci determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan

dalam penelitian adalah patikan kebo (Euphorbia hirta L.)

2. Pembuatan Ekstrak Patikan Kebo

Hasil maserasi 600 mg simplisia patikan kebo diperoleh ekstrak kental

warna hijau pekat kehitam-hitaman sebanyak 92,64 gram, sehingga rendemen

yang dihasilkan sebesar 15,44% (b/b).

3. Identifikasi Ekstrak Patikan Kebo

Hasil identifikasi ekstrak etanol tanaman patikan kebo secara organoleptis

yaitu berbau khas patikan kebo, warna hijau pekat kehitam-hitaman, dan

berbentuk kental sehingga sulit dituang.

Tabel 1. Sifat Fisik Ekstrak Tanaman Patikan Kebo

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

pH 4 Viskositas (dPa-s) 900±9,13

Daya Lekat (detik) 43,50±4,20 Daya Sebar (cm) 3,68±0,13

Hasil uji sifat fisik ekstrak tanaman patikan kebo (Tabel 2) menunjukkan

(8)

6 antara 4,5-6,5 (Akhtar et al., 2010) dan apabila ekstrak digunakan langsung pada

kulit dikhawatirkan dapat mengiritasi kulit. Uji viskositas ekstrak didapatkan hasil

sebesar 900±9,13 dPa-s, hal ini disebabkan karena bentuk ekstrak yang kental dan

sedikitnya kandungan air di dalam ekstrak menyebabkan ekstrak menjadi viskos.

4. Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Tanaman Patikan Kebo tipe

M/A(Vanishing Cream)

Tabel 2. Formula krim dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol tanaman patikan kebo

Nama Zat B F1 F2 F3 F4

Ekstrak Patikan Kebo (g) - 4 6 8 10

Asam Stearat (g) 28,2 28,2 28,2 28,2 28,2

Gliserin (mL) 20 20 20 20 20

Metil Paraben (g) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

Propil Paraben (g) 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Trietanolamin (mL) 2 2 2 2 2

Aquadest ad (mL) 100 100 100 100 100

Keterangan : Semua bahan dinyatakan dalam %b/b B : Basis krim

F1: Krim dengan penambahan ekstrak patikan kebo 4% F2: Krim dengan penambahan ekstrak patikan kebo 6% F3: Krim dengan penambahan ekstrak patikan kebo 8% F4: Krim dengan penambahan ekstrak patikan kebo 10%

Krim diformulasikan sesuai komposisi Tabel 2, dengan menimbang

sebanyak bahan yang diperlukan. Bahan yang mengandung fase minyak

dileburkan di atas penangas air bersuhu 70-75°C. Fase minyak terdiri dari asam

stearat dengan propil paraben sedangkan fase cair yang terdiri dari trietanolamin,

gliserin, dan metil paraben dilarutkan dalam air panas. Fase minyak kemudian

dipindahkan ke mortir panas dan fase cair ditambahkan lalu diaduk secara konstan

hingga terbentuk massa krim. Krim yang sudah jadi dicampur dengan ekstrak

etanol tanaman patikan kebo dengan berbagai konsentrasi.

5. Uji Sifat Fisik Krim

Tabel 3. Hasil uji pemeriksaan organoleptis krim ekstrak patikan kebo

Pemeriksaan B F1 F2 F3 F4

Bau Khas basis

Khas krim ekstrak

Khas krim ekstrak

Khas krim ekstrak

Khas krim ekstrak Warna Putih Hijau Hijau Pekat Hijau Pekat Hijau Pekat Bentuk Kurang

kental

Kental Kental Kental Kental

(9)

d

basis tipe M

khas patika

bertambahny

Basis berwa

berwarna hi

arna putih s

ijau pekat. I

makin tinggin

a kekentala

an krim deng

nya penamba

eriksaan pH

nyebabkan p

menjadi nai

im. Hal ini

n yang dap

2009). Adan

menyebabk

ri sabun anio

mbar 1. Diagra

menunjukkan

n adanya pe

pada sediaa

asi ekstrak

sedangkan a

Intensitas w

nya penamb

n menunjuk

gan penamba

ahan ekstrak

menunjukk

pH masing-m

ik seiring a

dikarenakan

pat memben

nya penamba

kan adanya

onik pada se

am perbedaan

n adanya ke

Viskositas b

0

68,75±6,2

F1

ang diperiks

mbahan ekst

enambahan e

an krim. B

maka sema

adanya pena

warna dari s

bahan konse

kkan bahwa

ahaan ekstra

k pada sediaa

kan bahwa pH

masing form

adanya pena

n sifat dari

ntuk sabun

ahan konsen

perubahan p

ediaan krim.

sa antara lai

trak (basis) m

ekstrak men

Bau dari s

akin terasa b

ambahan ek

sediaan krim

entrasi ekstr

a kekentalan

ak. Kekentala

an basis krim

H basis 8 da

nyebabkan a

sediaan krim

bau khas da

kstrak dihas

m akan sem

rak. Bentuk

n basis pali

an krim sem

m.

an dengan pe

di 7. pH ek

kstrak pada

at dengan pe

engan pH s

k pada form

dimungkink

n viskositas k

ng penambah

adanya bau

m dengan

ari ekstrak.

ilkan krim

makin pekat

dari krim

ing rendah

makin tinggi

enambahan

kstrak yang

formulasi

enambahan

sekitar 7-8

mula 1, 2, 3,

kan karena

rim

han ekstrak

2,5 dPa-s,

75±8,54

(10)

s

Basis krim

ekstrak pad

anova satu j

yang menun

pada daya m

Hasil

memiliki d

da formula

5±0,96 detik

m masing-m

26 detik. Pe

bebkan kons

in lama.

l uji statistik

fikansi (p 0,7

alan menunj

a 1 menunju

mula 1 ini d

mpunyai visk

n konsentras

rasi ekstrak

hubungan kon

a lekat for

nunjukkan w

daya lekat se

1 menyebab

k. Formula 2

masing memi

eningkatan p

sistensi men

k dengan uj

725 > 0,05) y

jukkan adan

bermaknaan

.

nyebar krim

a krim menu

50

2,75±0,9

F1

ukkan nilai v

disebabkan k

kositas 900±

i pada form

pada form

nsentrasi ekst

rmula krim

waktu meleka

ebesar 2,25±

bkan adany

2, 3, dan 4 ju

iliki daya le

penambahan

njadi semakin

ji Kolmogor

yang berarti

nya perbedaa

perbedaan

m dengan pe

unjukkan ba

mula dapat

trak dengan d

dengan k

at krim sema

±0,50 detik

ya kenaikan

uga menunju

ekat sebesar

n konsentrasi

n kental, seh

rov-Smirnov

data terdistr

an yang sign

penambaha

Hal serupa

dan 4. Seiri

menyebabk

aya melekat k

kenaikan pe

akin lama (G

, dengan pe

waktu me

ukkan kenai

4,00±0,82;

i ekstrak pad

hingga daya

v menunjukk

ribusi norma

ifikan (p 0,0

an konsentra

eban yang s

kin tinggi pe

,26

7,75±1

F4

8 ±6,29 dPas.

han ekstrak

a juga akan

ing dengan

kan adanya

krim

enambahan

Gambar 2).

enambahan

lekat krim

ikan waktu

6,25±1,26;

da formula

lekat krim

kan bahwa

al. Hasil uji

000 < 0,05)

asi ekstrak

sama pada

enambahan

(11)

k

Basis krim

formula 1 d

sebesar 4,35

miliki daya

daya sebar

an konsisten

cil.

3. Grafik hub

l uji statistik

5) yang be

erbedaan ya

aan perbedaa

ilitas Krim

dasarkan has

mulasi krim ti

n variasi ko

ang relatif st

n-bahan dala

dungan asam

nik yang st

7,49±0,6

B

ka luas peny

an daya seb

n yang sama

Hal ini juga

sebar sebes

r ini diseb

nsi krim sem

bungan perbed

k Kolmogoro

erarti data te

ang signifik

an penamba

sil pengamat

ipe M/A bai

onsentrasi ek

tabil selama

am formula

m stearat den

tabil pada

65

4,35±0,2

F1

yebaran krim

bar sebesar

a menunjukk

terjadi pada

sar 4,33±0,1

abkan kare

makin naik (

daan konsentr

ov-Smirnov

erdistribusi n

kan (p 0,00

ahan konsen

tan uji stabi

ik formula b

kstrak memi

4 minggu p

krim tidak m

ngan penamb

kan adanya

a formula 2,

9; 3,59±0,3

ena adanya

(kental) sehi

rasi ektrak den

menunjukka

normal. Has

00 < 0,05)

ntrasi ekstra

ilitas krim (

basis maupun

iliki bau, w

enyimpanan

mengalami p

bahan trietan

Goskonda, 2

19

ingga daya

ngan daya seb

an harga sign

sil uji anova

) yang me

ak pada day

(Tabel 4) da

n formula kr

warna, bentu

daya sebar

ng

masing-3±0,08 cm.

an ekstrak

sebar krim

bar krim

nifikansi (p

a satu jalan

enunjukkan

ya melekat

apat dilihat

rim dengan

(12)

10 kombinasi propil paraben dan metil paraben yang berfungsi sebagai pengawet dan

memiliki daya antimikroba. Selain itu, wadah tertutup rapat pada suhu kamar dan

terhindar dari cahaya secara langsung juga dapat menjaga kestabilan krim.

Tabel 4. Hasil uji stabilitas sediaan krim pada berbagai konsentrasi ekstrak Karakteristik Formula Setelah Penyimpanan Hari ke-

0 7 14 21 28

Bau

B Khas basis

- - - -

F1 Khas Patikan Kebo

- - - -

F2 Khas Patikan Kebo

- - - -

F3 Khas Patikan Kebo

- - - -

F4 Khas Patikan Kebo

- - - -

Warna

B Putih - - - -

F1 Hijau pekat

- - - -

F2 Hijau pekat

- - - -

F3 Hijau pekat

- - - -

F4 Hijau pekat

- - - -

Bentuk (kental)

B Kurang Kental

- - - -

F1 Kental - - - -

F2 Kental - - - -

F3 Kental - - - -

F4 Kental - - - -

pH

B 8 - - - -

F1 7 - - - -

F2 7 - - - -

F3 7 - - - -

F4 7 - - - -

Viskositas (dPa-s)

B 36 - - - -

F1 68 - - - -

F2 72 - - - -

F3 117 - - - -

F4 128 - - - -

Keterangan : - menunjukkan tidak adanya perubahan

7. Uji Aktivitas Antibakteri

Tabel 5 dan Gambar 4 menunjukkan bahwa diameter zona hambatan yang

terbesar adalah kontrol positif (24.47±0.41) kemudian diikuti oleh krim dengan

(13)

11 diameter zona hambat cenderung meningkat sebanding dengan meningkatnya

konsentrasi ekstrak. Tetapi sediaan krim dengan ekstrak 10% memberikan zona

hambat lebih kecil dibandingkan krim dengan ekstrak 8%. Hal serupa dialami

juga oleh Fajar (2010), diameter zona hambat tidak selalu naik sebanding dengan

naiknya konsentrasi antibakteri. Kemungkinan ini terjadi karena adanya

perbedaan kecepatan difusi senyawa antibakteri pada media agar serta jenis dan

konsentrasi sediaan yang berbeda juga dapat memberikan diameter zona hambat

yang berbeda.

Gambar 4. Hasil uji antibakteri krim ekstrak etanol tanaman patikan kebo: (1) kontrol positif , (2) kontrol negatif, (3) krim dengan ekstrak 4%, (4) krim dengan ekstrak 6%, (5)

krim dengan ekstrak 8%, (6) krim dengan ekstrak 10%

Tabel 5. Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan krim ekstrak patikan kebo dengan basis tipe M/A

Formula krim Rata-rata diameter hambatan (mm) ± SD

Keterangan (hambatan)

Kontrol positif 24.47±0.41 Radikal

Kontrol negative 8.75±0.35 Radikal

Krim dengan ekstrak 4% 8±0.46 Radikal

Krim dengan ekstrak 6% 8.94±0.48 Radikal

Krim dengan ekstrak 8% 10.31±0.46 Radikal

Krim dengan ekstrak 10% 10.09±0.38 Radikal

Kontrol positif yang berupa krim gentamisin 0,1% dan kontrol negatif

berupa basis sediaan krim menunjukkan adanya zona hambat yang lebih besar

dibandingkan dengan krim ekstrak patikan kebo 4%. Hal ini mengindikasikan

bahwa kontrol yang digunakan berpengaruh pada uji antibakteri. Kontrol positif

berupa krim dengan zat aktif gentamisin berpengaruh terhadap aktifitas

penghambatan antibakteri Pseudomonas aeruginosa. Gentamisin merupakan salah

satu antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan secara luas untuk

pengobatan infeksi. Gentamisin memiliki spektrum yang luas sebagai agen

6

5

4

3

(14)

12 bakterisid dalam menghambat aktivitas antibakteri. Mekanisme kerjanya yaitu

dengan cara menghambat sintesis protein dan menyebabkan salah baca dalam

penerjemahan mRNA (Yati dan Vincent, 2007).

Kontrol negatif didapatkan daya hambat yang cukup besar dibandingkan

krim dengan penambahan konsentrasi ekstrak sebesar 4%. Daya hambat yang

dihasilkan ini, kemungkinan disebabkan oleh adanya penambahan kombinasi

preservatif berupa metil paraben dan propil paraben pada sediaan basis krim.

Metil paraben merupakan preservatif antimikroba pada sediaan formulasi farmasi.

Efektivitas aktivitas mikrobial semakin meningkat bila dikombinasikan dengan

paraben yang lain. Umumnya metil paraben dikombinasikan dengan propil

paraben dalam sediaan farmasi. Metil atau propil paraben memiliki aktivitas

antimikrobial antara pH 4-8. Efikasi preservatif menurun dengan meningkatnya

pH sediaan (Haley, 2009).

Aktivitas antibakteri ini tidak menunjukkan hasil secara baik bahwa

dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak pada sediaan yang seharusnya semakin

besar pula aktivitas penghambatannya. Ngemenya (2006) menunjukkan bahwa

ekstrak Euphorbia hirta dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas

aeruginosa dengan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) sebesar 2

mg/ml memberikan zona hambat sebesar 7 mm. Pelarut yang digunakan berupa

etanol merupakan pelarut yang universal (Kusmayati & Agustini, 2007), sehingga

senyawa-senyawa yang bersifat polar banyak yang ikut tertarik dari ekstrak. Hal

ini menyebabkan aktivitas senyawa antibakteri yang diinginkan kurang optimal,

karena bercampur dengan aktivitas senyawa-senyawa polar lain yang terkandung

dalam ekstrak etanol tanaman patikan kebo.

Hasil uji statistik uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa harga

signifikansi (p 0,296 > 0,05) yang berarti data terdistribusi normal. Hasil uji anova

satu jalan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan karena nilai (p 0,000 <

0,05) menunjukkan kebermaknaan perbedaan daya hambat sediaan krim dengan

(15)

13 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa kenaikan

penambahana konsentrasi ekstrak pada formulasi krim terhadap sifat fisik krim

dapat menaikkan viskositas, daya lekat, dan menurunkan daya sebar krim. Uji

stabilitas krim berupa pemeriksan organoleptis (bau, warna, dan bentuk), pH, dan

viskositas selama 4 minggu penyimpanan menunjukkan hasil yang stabil.

Aktivitas daya hambat bakteri menunjukkan hasil yang kurang maksimal.

Menurut hipotesis, semakin tinggi kenaikan konsentrasi ekstrak pada sediaan krim

maka semakin naik pula aktivitas anti bakterinya. Uji aktivitas antibakteri

didapatkan adanya kenaikan zona hambat dari penambahan konsentrasi ekstrak

4%, 6%, 8%, denagn zona hambat berturut-turut 8,00±0,46; 8,94±0,48;

10,31±0,46 mm. Konsentrasi 10% dengan zona hambat sebesar 10,09±0,38 mm

tidak lebih tinggi kenaikannya bila dibandingkan dengan konsentrasi 8% yang

memiliki zona hambat 10,31±0,46 mm, sehingga konsentrasi 8% termasuk

formula terbaik. Hasil uji statistik menggunakan anova satu jalan pada uji

viskositas, daya lekat, daya sebar, dan aktivitas antibakteri menunjukkan hasil

yang signifikan karena nilai (p 0,000) < 0,05 menunjukkan kebermaknaan

perbedaan pada masing-masing uji.

SARAN

Perlu dilakukan dilakukan pengujian aktivitas krim selama penyimpanan

untuk mengetahui masih adanya aktivitas antibakteri Pseudomonas aeruginosa

pada sediaan krim.

DAFTAR ACUAN

Akhtar, N., Waqas, M., Ahmed, M., Saeed, T., Murtaza, G., Rasool, A., Aamir, M.N., Khan, S.A., Bhatti, N.S., and A,li A., 2010, Effect of Cream Formulation of Fenugreek Seed Extract on Some Mechanical Parameters of Human Skin,Trop J Pharm Res, 9(4): 329-337.

(16)

14 Ansel, H. C., Allen, L. V., & Popovich, N. G., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Asmanizar, Aisyah, I., Jakarta, UI Press, 506-510, 513.

Backer, C.A. dan Van Den Brink, R.C.B. 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only), The Netherlands, Noordhoff-Groningen, II, 363-364, 424-425,.

Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 754-755.

Hauser, A. R. & P. Sriram, 2005, Severe Pseudomonas aeruginosa infections, Problem Infections in Primary Care (117): 1.

Haley S., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation, 441-445.

Ibrahim T. A., O. F. Adetuyi, & Lola Ajala, Phytochemical Screening and Antibacterial Activity of Sida Acuta and Euphorbia hirta, Journal of Aplied Phytotechnology in Environtmental Sanitation, 1(3), 113-119.

Istiantoro Yati H., & H. S. Gan Vincent, 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Sulistia Gan Gunawan, Rianto S., Nafrialdi, Elisabeth (Editor), Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal 585-586.

Kusmiyati & Agustini, 2007, Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga Porphyridium Cruentum, Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) Cibinong, Jurnal Biodiversitas, 8 (1).

Lachman, L., Lieberman, H.A., & Kanig, J., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri Terjemahan Siti Suyatmi Edisi Ketiga, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 1091-1095.

Ngemenya, M. N., Mbah, J. A., Tane, P., & Titanji, V. PK., 2006, Antibacterial Effect of Some Cameroonian Medicinal Plants Against Common Pathogenic Bacteria, African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines, 84-93.

Gambar

Tabel 2. Formula krim dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol  tanaman patikan kebo
Tabel 4. Hasil uji stabilitas sediaan krim pada berbagai konsentrasi ekstrak Karakteristik Formula Setelah Penyimpanan Hari ke-
Tabel 5. Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan krim ekstrak patikan kebo dengan basis tipe  M/A

Referensi

Dokumen terkait

patikan kebo ( Euphorbia hirta L ) pada tikus putih jantan galur Wistar yang dibuat.. udem dengan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol patikan kebo dengan konsentrasi ekstrak 5%, 7,5%, dan 10% yang meliputi viskositas, daya menyebar,

Patikan kebo ( Euphorbia hirta L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis , yang merupakan

Telah dilakukan penelitian uji efek ekstrak herba patikan kebo (Euphorbia hirta L) terhadap aktivitas motorik dan volume eksudat pada tikus putih jantan rematik yang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia hirta L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun patikan kebo ( Euphorbia hirta L.) terhadap kadar LDL darah mencit putih jantan.. Ekstrak

Selanjutnya uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun patikan kebo terhadap bakteri Basillus subtilis, Salmonella thypi, Streptococcus mutans, dan Vibrio cholerae yang

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol patikan kebo dengan konsentrasi ekstrak 5%, 7,5%, dan 10% yang meliputi viskositas, daya menyebar,