• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMAN 1 PERMATA KABUPATEN BENER MERIAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMAN 1 PERMATA KABUPATEN BENER MERIAH."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMAN I PERMATA KABUPATEN BENER MERIAH

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

RAHAYU SEHAT WIDODO

NIM. 8116121015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

v

ABSTRAK

RAHAYU SEHAT WIDODO, NIM. 8116121015. Pengaruh Model Pembelajaran dan Keterampilan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas XI SMA Negeri 1 Permata Kabupaten Bener Meriah. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian kuasi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CTL dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori. (2) perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi dan yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah. (3) interaksi antara model pembelajaran dan keterampilan berpikir kritis terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI SMA Negeri 1 Permata pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Populasi berjumlah 128 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling berjumlah 64 sampel yang terdiri dari 32 sampel kelas XI IPA 1 dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori sebagai kelas kontrol. Tes keterampilan berpikir kritis dilakukan untuk mengelompokkan peserta didik yang mempunyai tingkat berpikir tinggi dan rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen

dengan desain penelitian faktorial 2x2, sedangkan teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05. Syarat Anava adalah data harus berdistribusi normal dengan lilifors dan data harus memiliki varians populasi homogen dengan uji Bartlett dan uji fisher.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching learning lebih baik dari pada hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakkan model pembelajaran ekspositori, dengan Fhitung = 4,32 > Ftabel = 4,00; (2) hasil belajar

PKn yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi lebih baik dari pada hasil belajar PKn yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah, dengan Fhitung =

34,25 > Ftabel = 4,00; (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan

keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam mempengaruhi hasil belajar peserta didik, dengan Fhitung = 4,39 > Ftabel = 4,00. Hipotesis ini menunjukkan

(5)

vi ABSTRACT

RAHAYU SEHAT WIDODO, NIM. 8116121015.The Effect of Learning Models and Critical Thinking Skills of Civics Student Learning Outcomes in XI Class SMA Negeri 1 Permata Bener Meriah regency. Thesis: Graduate Program, State University of Medan, 2013.

This study aims to obtain factual description of the: (1) The results of studying Civics students taught with CTL learning modelswith learning outcomes than students who were taught Civics with expository learning models, (2) Difference in student's learning outcomes who had skills of high critical thinking and low critical thinking, (3) Interaction between learning modelsand critical thinkingskills on learning outcomes of students of Civics

The research was carried out at XI class SMA Negeri 1 Permata in the second semester of academic year 2012/2013. Population of 128 people. Sampling was done by cluster random sampling amount to 64 samples consisting of 32 samples of class XI IPA 1 taught with CTL learning modelsas an experimental and 32 samples of class XI IPA 2 is taught with expository learning modelsas a control class. Critical thinking skills tests performed to classify students who had had skill of high critical thingking and low critical thingking. The research method used quasi experiment with factorial design 2x2. The data analysis technique was

analysis of variance (ANOVA) two way at significant α = 0.05.

The results showed: (1) learning outcomes Civics students taught with CTL learning modelsare better than the results of studying Civicsstudents taught with expository learning Models, with Fcount = 4.32 >Ftable = 4.00, (2) the results of

students who have learning Civics skills of high crtitical thinking better than the student's learning outcomes that have a skills of low critical thinking, with Fcount =

34.25 > F = 4.00, (3) there is an interaction between learning modelswith students' critical thinking skills in influencing student learning outcomes, with Fcount = 4.39

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senatiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan kasih karunia-NYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan

judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS XI SMAN I PERMATA KABUPATEN BENER MERIAH. Tesis ini merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan

namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang

diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, dan Dr. R. Mursid, M.Pd selaku pembimbing I dan II

yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta

memberikan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Dr. Deny

Setiawan, M.Si selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan dalam

penulisan tesis ini. Sumbang saran yang diberikan sangatlah bermanfaat dalam

menambah cakrawala pengetahuan penulis khususnya dalam metodologi penelitian

3. Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran Civitas Akademika

Universitas Negeri Medan

4. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri

Medan yang telah memfasilitasi penulis menyelesaikan studi.

5. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Dr. R. Mursid, M.Pd selaku ketua dan

sekretaris program studi Teknologi Pendidikan yang telah banyak membantu

penulis khususnya dalam administrasi sampai menyelesaikan studi di Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah

(7)

vii

7. Bapak Sukur, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negri 1 Permata Kabupaten Bener

Meriah yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Isteriku tercinta Sri Maharani, S.Pd dan anakku tersayang Haulina Ariny Kyo atas

kasih sayang yang selalu memberikan semangat, menjadi motivator serta inspirasi

bagi penulis untuk menjadi suami, ayah dan pemimpin yang bertanggungjawab.

Semoga karya ini menjadi penawar dan penyejuk atas kesabaran, kesetiaan,

kebersamaan dan pengorbanan selama menanti penyelesaian studi

9. Ayahanda Saring (almarhum) dan Ibunda Sari yang telah membesarkan dan

membimbing penulis menjadi yang lebih baik. Kemudian kedua mertua saya Bapak

M. Hasan BS, A.Ma serta Ibu Kasmawati, A.Ma dan beserta abang dan adik

tersayang: Abangda Budi, Deny, Jaya dan Adinda Suci Hari Ono, Selanjutnya juga

kepada Abangda Kapten Junaedy, Saiful Amri HS, S.Pd dan Adinda Al Munthasar,

S.Sos atas doa yang tiada henti untuk penulis dalam mengarungi hidup ini. Semoga

Allah SWT selalu melindungi keluarga besar penulis.

10. Teman-teman Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XX (Bunda

Chairani, Pak Muslim, Fandi Setiawan, Bu Khairani, Darmawati, Juliana Tarigan,

Ronauly, Atika, Yanti, Hasni, Anna Novelin, Poppi, Fatma, Fitri, Afrina Sari Dewi,

Devi Simanjorang, Rahmadani Hasibuan, Nominanda, Zahara dan bu Nina Merina

yang sangat membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa Tesis ini masih perlu

perbaikan dalam rangka penyempurnaan, oleh karenanya kritik, saran yang sifatnya

membangun sungguh sangat diperlukan. Akhirnya penulis berharap semoga Tesis

bermanfaat bukan hanya kepada penulis tetapi juga kepada pembaca yang

membutuhkannya, Amin.

Medan, Agustus 2013 Penulis,

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 14

1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 14

(9)

ix

b. Pengertian Hasil Belajar PKn ... 16

c. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 18

d. Fungsi dan Tujuan PKn ... 19

e. Pembelajaran PKn ... 23

1). Pengertian Pembelajaran ... 23

2). Pendekatan Pembelajaran PKn ... 25

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 28

a. Pengertian Model ... 28

b. Pengertian Model Pembelajaran ... 29

c. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 30

d. Karakteristik Model Pembelajaran ... 31

e. Model Pembelajaran CTL ... 32

1). Hakikat Model CTL ... 34

2). Pengertian Model CTL ... 35

3). Karakteristik Model CTL ... 38

4). Komponen-Komponen Pendekatan CTL ... 39

5). Langkah-Langkah Pembelajaran CTL ... 46

6). Keunggulan dan Kelemahan Model CTL ... 48

f. Model Pembelajaran Ekspositori ... 50

1). Pengertian Model Pembelajaran Ekspositori ... 50

2). Langkah Pelaksanaan Model pembelajaran Ekspositori... 54

3). Kelemahan dan Keunggulan Model Ekspositori ... 56

(10)

x

Halaman

3. Hakikat Keterampilan Berpikir Kritis ... 59

a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis ... 59

b. Tujuan Keterampilan Berpikir Kritis ... 64

c. Karakteristik Keterampilan Berpikir Kritis ... 64

d. Tahap-Tahap Keterampilan Berpikir Kritis ... 66

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 68

C. Kerangka Berpikir ... 69

D. Pengajuan Hipotesis ... 77

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 78

1. Populasi Penelitian ... 78

2. Sampel Penelitian... 78

C. Metode dan Desain Penelitian... 79

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 81

E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 82

1. Prosedur Perlakuan ... 82

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 83

a. Model CTL ... 83

b. Model Pembelajaran Ekspositori ... 85

F. Pengontrolan Perlakuan ... 86

1. Validitas Internal ... 87

2. Validitas Eksternal ... 88

G. Teknik Pengumpulan Data... 88

1. Instrumen Penelitian ... 88

a. Tes Hasil Belajar PKn ... 89

(11)

xi

2. Uji Coba Instrumen ... 91

a. Uji Validitas... 91

b. Uji Reliabilitas... 92

c. Indeks Kesukaran ... 92

d. Daya Beda ... 92

e. Pengecoh... 93

H. Teknik Analisa Data ... 93

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 95

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 109

C. Pengujian Hipotesis ... 114

D. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 120

E. Keterbatasan Penelitian ... 127

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 129

B. Implikasi ... 131

C. Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 130

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Hasil UAS PKn SMAN I Permata... 5

Tabel 2.1. Perbandingan model pembelajaran CTL dan model pembelajaran ekspositori ... 72

Tabel 3.1. Rancangan Eksperimen Disain Faktorial 2 x 2 ... 80

Tabel 3.2. Prosedur model CTL ... 83

Tabel 3.3. Prosedur perlakuan model pembelajaran ekspositori ... 85

Tabel 3.4. Kisi -kisi Tes Hasil Belajar PKn Kelas XI Semester 2 Setelah dilakukan ujicoba ... 90

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis Setelah dilakukan ujicoba ... 90

Tabel 4.1. Deskripsi data hasil belajar PKn Yang Dibelajarkan dengan menggunakan model CTL ... 95

Tabel 4.2. Deskripsi data hasil belajar PKn Yang Dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori ... 97

Tabel 4.3 Hasil belajar PKn yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi ... 99

Tabel 4.4 Hasil belajar PKn Yang Memiliki keterampilan berpikir kritis rendah ... 100

Tabel 4.5 Hasil belajar sistem PKn Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan model pembelajaran CTL dan keterampilan berpikir kritis tinggi ... 102

(13)

xiii

Tabel 4.7 Hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran ekspositori berdasarkan keterampilan

berpikir kritis tinggi ... 106

Tabel 4.8 Hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran ekspositori berdasarkan keterampilan

berpikir kritis rendah ... 106

Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar PKn

Yang diajarkan dengan menggunakan Model pembelajaran

CTL dan Ekspositori ... 109

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar PKn

Berdasarkan Keterampilan Berpikir Kritis Tinggi dan Rendah ... 110

Tabel 4.11 Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar PKn Peserta Didik

Yang dibelajarkan dengan menggunakan model

Pembelajaran CTL dan Model pembelajaran ekspositori berdasarkan

Keterampilan Berpikir Kritis Tinggi dan Rendah ... 110

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Varians Model Pembelajaran ... 112

Tabel 4.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Varians Keterampilan

Berpikir Kritis ... 112

Tabel 4.14 Rangkuman Perhitungan Homogenitas Varians

Populasi Uji Bartlett ... 113

Tabel 4.15. Rangkuman Analisis Varians (ANAVA) ... 114

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Histogram hasil belajar PKn Yang Dibelajarkan

dengan menggunakan model CTL ... 96

Gambar 4.2. Histogram hasil belajar PKn Yang Dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori ... 98

Gambar 4.3. Histogram hasil belajar PKn Peserta Didik Yang Memiliki

keterampilan berpikir kritis tinggi ... 99

Gambar 4.4. Histogram hasil belajar PKn Yang Memiliki

keterampilan berpikir kritis rendah ... 101

Gambar 4.5. Histogram hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran CTL berdasarkan

keterampilan berpikir kritis tinggi ... 103

Gambar 4.6. Histogram hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan

Menggunakan model pembelajaran CTL berdasarkan

keterampilan berpikir kritis rendah ... 105

Gambar 4.7. Histogram hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori berdasarkan

keterampilan berpikir kritis tinggi ... 106

Gambar 4.8. Histogram hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori berdasarkan

keterampilan berpikir kritis rendah ... 108

Gambar 4.9 Interaksi antara Model Pembelajaran dan Keterampilan

(15)

xv

Halaman

LAMPIRAN I

Lampiran 1. Silabus ... 137

Lampiran 2. RPP Model CTL dan RPP Model Ekspositori ... 142

Lampiran 3. Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban ... 170

Lampiran 4. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar: Uji Validitas Tes Hasil

Belajar, Uji Reliabilitas, Analisis Tingkat Kesukaran Butir

Tes, Analisis Daya Pembeda Butir Tes dan Rekapitulasi

Hasil Uji Coba Tes ... 177

Lampiran 5. Instrumen Variabel Moderator ... 190

Lampiran 6. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian: Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas ... 199

Lampiran 7. Hasil Analisis Data Penelitian: Data Induk Penelitian,

Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Penelitian Dalam

Tabel dan Gambar Histrogram, Perhitungan Dasar Statistik, Perhitungan Uji Normalitas Data, Perhitungan Uji

Homogenitas Data, Pengujian Hipotesis, Pengujian Uji Lanjut

dengan Uji Scheffe/Uji Tukey/Uji-t dan Uji Lanjut ... 214

Lampiran 8. Tabel Statistik: Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors, Tabel

Luas Dibawah Lengkungan Kurva Normal dari 0 s/d Z,

Tabel Nilai-Nilai R Product Moment, Tabel Nilai-Nilai

Chi Kuadrat ... 254

Lampiran 9. Pedoman penggunaan Model Pembelajaran CTL dan

(16)

xvi

Lampiran 10. Foto Dokumen Penelitian ... 279

Lampiran 11. Surat Keputusan Pembimbing Tesis

Lampiran 12. Undangan Seminar Proposal Tesis

Lampiran 13. Surat Keterangan Proposal Tesis

Lampiran 14. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian

Lampiran 15. Surat Izin Melakukan Uji Coba Instrumen

Lampiran 16. Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan

Lampiran 17. Izin Melakukan Penelitian Yang Dituju

Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Dari Tempat Penelitian

Lampiran 19. Undangan Ujian Tesis

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada usaha untuk

meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar

untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM). Fungsi dan

tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian

pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ini jelas bahwa pendidikan merupakan ujung tombak dalam mempersiapkan

SDM yang handal. Pendidikan diyakini dapat memaksimalkan potensi peserta

didik untuk dapat bersikap kritis, logis dan inovatif dalam menyelesaikan setiap

permasalahan yang dihadapinya. Dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu

adanya model pembelajaran yang penekanannya mengarah kepada kemampuan

berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis dapat membantu peserta didik membuat

(18)

2

keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang cermat, sistematis, logis dan

mempertimbangkan berbagai sudut pandang khususnya dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah program

pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-

sumber pengetahuan lainya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan

persekolahan, masyarakat, dan orang tua yang kesemuanya itu diproses guna

melatih para peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak

demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan pancasila

dan UUD 1945. (Soemantri, 2001: 299).

Sedangkan menurut Azra (2003: 10) menjelaskan bahwa pendidikan

kewarganegaraan merupakan kebutuhan mendesak saat ini, karena beberapa

alasan antara lain (1) meningkatnya gejala dan kecenderungan political illiteracy,

dan (2) meningkatnya apatisme politik (political aphatisme). Untuk itu pendidikan

kewarganegaraan (civics education) harus mulai diterapkan sejak dini, dalam

dunia pendidikan nasional, agar warga negara Indonesia mampu untuk

membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab dalam

kehidupan berpolitik dan bermasyarakat baik di tingkat lokal, nasional, regional

dan global yang mampu menjadikan warga negara Indonesia menjadi warga

masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna

mewujudkan Indonesia yang tangguh, sejahtera dan demokratis, serta mampu

menghasilkan peserta didik yang berpikir komprehensif, analitis, kritis dan

bertindak demokratis sesuai dengan apa yang dikatakan Lord Henry Peter

(19)

kewarganegaraan (civics education) akan mampu menjadikan warga bangsa yang

mudah dipimpin tetapi sulit untuk dikendalikan, mudah diperintah tetapi sulit

untuk di perbudak.

Untuk mencapai tujuan tersebut, tentunya guru sebagai pengajar harus

mendidik peserta didik melalui proses berpikir kritis, reflektif, analitis dan kreatif

dikembangkan menjadi cara-cara berpikir warga negara yang demokratis, cerdas

dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai

dengan Whardha (2010:50) bahwa tugas seorang guru adalah memahami,

membina, mengembangkan, serta menerapkan kemampuan berpikir secara

cermat, tepat dan efektif dalam proses belajar mengajar. Demikian juga menurut

Glesser (1976) mengatakan bahwa untuk meningkatkan mutu pembelajaran di

sekolah diperlukan ílmu merancang yaitu seperangkat tindakan dengan tujuan

mengubah situasi pembelajaran yang ada ke situasi yang diinginkan.

Proses mencapai tujuan tersebut salah satunya perlu dipersiapkan pandangan

baru dalam pembelajaran PKn yang lebih berpusat pada kepentingan peserta

didik. Dalam proses pembelajaran PKn guru harus menciptakan situasi yang

kondusif artinya situasi yang merangsang aktivitas dan kreativitas peserta didik

yang dapat menumbuhkan keterampilan berpikir kritis serta perilaku yang inovatif

dan kreatif. Hasil pengamatan awal di kelas XI SMA Negeri 1 Permata, diperoleh

gambaran factual bahwa pembelajaran yang dikembangkan di dalam kelas kurang

melibatkan peran peserta didik secara aktif, hal itu ditunjukan dengan: (1) Peserta

didik hanya menerima hasil belajar yang diberikan oleh guru berupa metode

ceramah (ekspositori) sehingga tidak merangsang daya berpikir peserta didik.

(20)

4

peserta didik untuk lebih memperdalam dan memperluas informasi yang

didapatnya. Winkel (1999: 274) menjelaskan bahwa kelemahan dari informasi

lisan ialah sulit mendapatkan jaminan bahwa peserta didik sungguh-sungguh

terlibat dalam mengelolah hasil belajar yang disampaikan dengan baik karena

perbedaan diantara peserta didik itu sendiri seperti motivasi, daya konsentrasi,

daya tangkap dan tempo belajar kurang diperhatikan; (2) Peserta didik masih

beranggapan bahwa guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Hal ini terlihat

saat proses pembelajaran berlangsung; (3) Peserta didik hanya menerima apa yang

diberikan oleh guru untuk dihapalkan. Selain itu, guru tidak mewajibkan peserta

didik untuk mempunyai buku teks sehingga buku teks hanya dimiliki oleh

sebagian kecil peserta didik. Akibatnya peserta didik hanya memperoleh

informasi dari guru tidak dari sumber informasi yang lainnya; (4) Penggunaan

media pembelajaran masih terbatas sehingga kurang membantu peserta didik

dalam memahami konsep-konsep pembelajaran PKn. Hal ini menyebabkan mata

pelajaran PKn menjadi membosankan dan kurang merangsang peserta didik

untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran; (5) Evaluasi yang diberikan

pada umumnya berkadar dalam ranah tingkat kognitif rendah yang bersifat

hapalan dengan bentuk soal isian dan multiple choice. Hal itu terlihat pada soal tes

yang dibuat oleh guru umumnya masih tingkat ranah kognitif rendah yang

bersifat hapalan sehingga peserta didik hanya dilatih untuk mengingat saja bukan

untuk mengembangkan keterampilan berpikir.

Kondisi di atas menggambarkan bahwa proses pembelajaran masih

terbatas pada satu atau dua metode saja dan belum menumbuhkan keterampilan

(21)

keterampilan berpikir kritis peserta didik terhadap pelajaran PKn belum mencapai

taraf optimal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

peserta didik dalam pembelajaran PKn diperlukan suatu model pembelajaran. Hal

ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Dick & Carrey (2005) bahwa

terjadinya penyimpangan terhadap pembelajaran, karena ketepatan suatu model

pembelajaran yang masih belum tepat yang tidak menyesuaikan dengan

karakteristik peserta didik. Menurut Suparman (2001: 117) ada dua pendekatan

yang dapat dipilih untuk mengatasi masalah karakteristik peserta didik yang

mempunyai ketrampilan yang heterogen dalam satu kelas yaitu: (1) pertama

peserta didik menyesuaikan dengan hasil belajar pelajaran, dan (2) sebaliknya,

hasil belajar pelajaran disesuaikan dengan peserta didik.

Selain keterampilan berpikir kritis peserta didik rendah di SMA Negeri 1

Permata Permasalahan juga terlihat rendahnya hasil belajar peserta didik pada

Ujian Akhir Semester (UAS) dalam mata pelajaran PKn di kelas XI dengan nilai

rata-rata 6,50. Berikut hasil nilai rata-rata UAS SMAN I Permata dalam mata

pelajaran PKn relatif rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti

terlihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1: Data Hasil UAS PKn SMAN I Permata

Tahun

(22)

6

pemahaman peserta didik terhadap konsep pembelajaran PKn. Mereka

menganggap pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan. Masalah

lain yang ditemukan peneliti adalah kurangnya perhatian guru dalam

mengembangkan keterampilan

Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran di

atas, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif yang

membuat peserta didik lebih aktif selama pembelajaran berlangsung, sehingga

terjadi perubahan paradigma belajar yang semula berpusat pada guru (

teacher-centered) beralih berpusat pada peserta didik (student-centered); metodologi yang

semula lebih didominasi ekspositori berganti ke partismatematikatori; dan

pendekatan yang semula bersifat tekstual beralih ke kontekstual. Ada asumsi

tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa peserta didik akan belajar lebih

baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika peserta

didik mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran

yang berorientasi pada penguasaan hasil belajar terbukti gagal dalam membekali

peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan yang mereka hadapi dalam

sebuah teori common sense menurut Sukmara (2003:98) menyatakan bahwa,

“Karena terjadinya perubahan terus menerus dalam masyarakat, semakin

pentingnya setiap lulusan memiliki kemampuan dalam bertindak, belajar dan

mengatur masa depan sendiri secara mandiri dengan memadukan unsur-unsur

terbaik dari sistem-sistem yang telah terbukti berhasil”. Oleh karena itu dalam

mengatasi permasalahan tersebut perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang

(23)

banyak model pembelajaran adalah model pembelajaran melalui pembelajaran

kontektual (Contextual Teaching and Learning (CTL).

Dengan demikian model pembelajarn CTL adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara hasil belajar yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,

yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan

(Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan

penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) serta refleksi. Dengan konsep itu,

hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik dan dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis terhadap berbagai masalah yang

dihadapi oleh peserta didik. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam

bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentransfer

pengetahuan secara ekspositori. Menurut Kumalasari (2010:8) menjelaskan bahwa

pembelajaran CTL adalah merupakan konsep belajar dan mengajar yang

membantu guru mengkaitkan antara hasil belajar yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sebagai anggota keluarga dan warga negara.

Untuk itu model pembelajaran ini dianggap efektif, karena model

pembelajaran ini memandang bahwa proses belajar benar-benar berlangsung

hanya jika peserta didik dapat menemukan hubungan yang bermakna antara

(24)

8

Dalam pengalaman belajar yang demikian, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

sebagai hasil belajar pelajaran diinternalisasikan melalui proses penemuan,

penguatan, keterkaitan dan keterpaduan (Forgarty, 1991:1, Mathews & Cleary,

1993:2). Selanjutnya, Johnson (2002:25) menegaskan bahwa model CTL

membantu peserta didik melihat makna di dalam hasil belajar akademik yang

mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan

konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan

pribadi, sosial, dan budaya mereka.

Hal ini sesuai dengan hasil belajar PKn, dimana guru harus dapat

mengaitkan antara hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Dengan diterapkannya model pembelajaran CTL diharapkan dapat menjadi tolak

ukur untuk mengetahui interaksi antara guru dan peserta didik sehingga peserta

didik menjadi aktif bertanya, mengeluarkan pendapatnya dan meningkatkan

keterampilan berpikir kritisnya. Kegiatan interaksi yang efektif antara guru dan

peserta didik akan mempermudah peserta didik menerima dan mempelajari hasil

belajar pelajaran dengan baik.

Dengan demikian model pembelajaran CTL dapat menuntut peserta didik

untuk aktif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Karena tugas

guru tidak lagi dijadikan sebagai sumber utama melainkan mengatur model

belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru

dan memfasilitasi pembelajaran PKn. Kemampuan berpikir kritis memberikan

arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan

keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu,

(25)

menciptakan suasana belajar yang lebih demokratis dan dapat memacu peserta

didik untuk berpikir kritis dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,

maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (1) kebiasaan

belajar bagaimanakah yang akan memberikan dampak kepada hasil belajar mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan? (2) apakah model pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik dapat meningkatkan kualitas belajar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan? (3) apakah keterampilan berpikir kritis

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh peserta didik? (4) apakah bahan ajar

berpengaruh terhadap hasil belajar? (5) apakah ada pengaruh kurikulum dan

perangkat akomodasinya terhadap hasil belajar peserta didik? (6) apakah hasil

belajar peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CTL lebih

baik dari pada hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran ekspositori? (7) apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi dan yang memiliki

keterampilan berpikir rendah? (8) apakah terdapat interaksi antara model

pembelajaran dan keterampilan berpikir kritis dalam mempengaruhi hasil belajar

peserta didik?.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga

perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini agar penelitian lebih

(26)

10

dibatasi pada model pembelajaran yang dipilah atas model pembelajaran CTL dan

model pembelajaran ekspositori. Karakteristik peserta didik dibatasi pada

keterampilan berpikir kritis yang dipilah atas keterampilan berpikir kritis tinggi

dan keterampilan berpikir kritis rendah, dan hasil belajar PKn dengan materi

sistem hukum dan peradilan internasional dibatasi pada ranah kognitif yang dapat

diukur dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru di Kelas XI SMA Negeri 1

Permata Kabupaten Bener Meriah Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik yang

memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi lebih baik dibandingkan yang

memiliki keterampilan berpikir kritis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan keterampilan

berpikir kritis terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini, maka

(27)

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

peserta didik yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CTL dan yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi dan yang

memiliki keterampilan berpikir kritis rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan keterampilan

berpikir kritis terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

F. Manfaat penelitian

Manfaat yang dimaksudkan adalah aplikasi hasil penelitian ini, baik bagi

penulis sendiri, lembaga-lembaga yang berkaitan maupun bagi masyarakat umum.

Disamping itu penulis juga mengharapkan manfaat penelitian ini tidak hanya

memberikan manfaat secara teoritis saja tetapi juga dapat memberikan manfaat

secara praktis.

1) Manfaat teoretis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap perkembangan ilmu pendidikan terutama dalam pengembangan model

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2) Manfaat praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan-masukan yang berarti dan berguna bagi peningkatan penelitian pembelajaran,

(28)

12

a. Bagi Guru

1) Model pembelajaran dapat membantu dalam menciptakan suasana belajar

mengajar yang aktif, interaktif dan memicu keterampilan berpikir kritis

peserta didik.

2) Merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat

meningkatkan cara berpikir kritis peserta didik.

b. Bagi peserta didik

1) Dengan model pembelajaran dapat memberikan bekal dan keterampilan

berpikir kritis bagi peserta didik dalam kemampuan menganalisis,

memecahakan permasalahan, pengambilan keputusan, dan menuntun

peserta didik akrab dengan dunia nyata, serta memberikan bekal dalam

memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Untuk menjadikan peserta didik mempunyai pemahaman tentang berbagai

sistem nilai, persepsi, dan sikap-sikap tertentu yang berkaitan dengan

situasi atau masalah tertentu.

3) Dapat mencapai sinergi kelompok dalam memecahkan masalah.

4) Dengan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

c. Bagi pihak sekolah

1) Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan

sekolahnya melalui pengembangan model pembelajaran.

2) Diharapkan mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang beragam

(29)

harapan masyarakat terhadap dunia kerja untuk menghasilkan out put yang

mandiri, produktif, potensial, dan berkualitas.

3) Diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menemukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan

(30)

129

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PKn

peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

ekspositori.

2. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis

tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki

keterampilan berpikir kritis rendah.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan keterampilan

berpikir krits yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar

PKn peserta didik. Perbedaan pengaruh tersebut adalah:

a. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir

kritis tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran CTL lebih tinggi daripada hasil belajar PKn peserta didik

yang memiliki keterampilan berpikir kritis tinggi yang dibelajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.

b. Hasil belajar PKn peserta yang memiliki keterampilan berpikir kritis

tinggi lebih tinggi dari pada hail belajar PKn peserta didik yang

memiliki keterampilan berpikir kritis rendah yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran CTL.

(31)

c. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir

kritis tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran CTL lebih tinggi dari pada hasil belajar PKn peserta

yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran ekspositori.

d. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki kemmapuan berpikir

kritis tinggi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ekspositori

lebih tinggi dari pada hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki

keterampilan berpikir kritis rendah yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran CTL.

e. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir

kritis tinggi yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran ekspositori lebih tinggi dari pada hasil belajar PKn

peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah yang

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.

f. Hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki kemampun berpikir

kritis rendah yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran CTL lebih rendah daripada hasil belajar peserta didik

yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah yang dibelajarkan

(32)

131

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini, hasil belajar PKn

peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran CTL

lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PKn peserta didik yang

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para guru PKn untuk menggunakan

model ini dalam pembelajaran.

Pelaksanaan model pembelajaran merupakan konsep belajar dan

mengajar yang membantu guru mengkaitkan antara hasil belajar yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan nyata peserta didik.

Hasil belajar PKn peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran CTL lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar PKn

peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

ekspositori, hasil temuan ini perlu disosialisasikan kepada para guru yang

mengajar. Temuan ini dapat disosialisasikan melalui seminar, ataupun lokakarya

maupun pelatihan. Dengan memperkenalkan model pembelajaran CTL lewat

pelatihan maupun lokakarya diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang

lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.

Berdasarkan simpulan kedua, bahwa peserta didik yang memiliki

keterampilan berpikir kritis tinggi memberikan hasil belajar PKn yang lebih tinggi

dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir kritis

(33)

kondisi peserta didik dan menerapkan model yang tepat sesuai dengan kondisi

peserta didik.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka

disarankan beberapa hal, yaitu:

1. Mengingat hasil belajar pembelajaran PKn menitik beratkan kepada situasi

dan kondisi gambaran factual saat ini dalam kehidupan internasional maka

disarankan kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran CTL

agar hasil belajar PKn peserta didik lebih baik daripada yang sebelumnya.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar PKn peserta didik yang memiliki

keterampilan berpikir kritis tinggi, maka salah satu alternatif pilihan yang

digunakan dalam model pembelajaran adalah CTL

3. Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik dan karakteristik hasil belajar memberikan pengaruh pada

hasil belajar, untuk itu disarankan kepada pemilik sekolah untuk

memberikan pelatihan kepada para guru dalam upaya meningkatkan

kualitas pelaksanaan pembelajaran.

4. Mengingat populasi dan sampel penelitian tergolong kecil, untuk itu

disarankan kepada peneliti yang lain untuk menggunakan populasi dan

(34)

133

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (Eds.) (2001). A taxonomy for learning,

teaching, and assessing:A revision of Bloom’s taxonomy of educational

bjectives. New York: Longman

Al-Muchtar, Suwarma. (2005). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Ary, D. Jacobs. L.C dan Razaviech, A.(1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional : Surabaya

Azra, Azyumardi (2003). Pendidikan Kewargaan (Civuc Education), Demokrasi Hak Azasi Manusia & Masyarakat Madani. Jakarta : Prenada Media

Bangsawan, LT (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Citra Praya

Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran.

Beyer, B.K. (1995). Critical Thinking: What is It? Social Education

Bloom, B. S. (1956). A taxonomy for learning, teaching, and assessing.' a revision

of Bloom ’s taxonomy of educational objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc Reigeluth, M., Charles. 1983. Instructional Design Theories And Models : An Overview of

Djahiri, Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif Nilai Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan Peendidikan Moral dan Kewargaan Negara FPIPS IKIP.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Dick, W. Carey L & Carey, J. (2005). The Systematic Design of Instruction.

Fourth Edition. New York: Harper Collins College Publisher.

(35)

Gagne ,R.M, Briggs & Wager (1992). Principles of instructional Design. Second Editio . New York :Holt, Rinehart and Winston.

Glasersfeld, E (1996). “Introduction: Aspects of Construtivism” dalam Fosnot C

(ed). Controctivisme: Theory, Perspectives, and Practice. New York: teachers College.

Glesser,R. (1976). Componen Of Psycology of Instruction : Toward A science of Design, Review of Educational Research

Izhab, Hassoubah Z. (2007). Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa Indah

Johnson E.B (2002). Contextual Teaching and Learning : What it is and why it is here to stay. Thousands Oaks. California : Corwin Press, Inc.

Kardi, S dan Nur, M (2000). Pengajaran Langsung, Surabaya, UNESA University Press.

Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: Refika Aditama

Liliasari. ( 2002). Beberapa Pola Berpikir dalam Pembentukan Pengetahuan Kimia oleh Siswa SMA. Disertasi : Tidak diterbitkan.

Mayana. (2011). Pengaruh Model pembelajaran dan Media Gambar Terhadap hasil Belajar Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Biologi SMAN Tanjung Pura. Tesis Medan; UNIMED

Maftuh, Bunyamin dan Sapriya (2005). “Pembelajaran PKn melalui Pemetaan Konsep”. Jurnal civicus I (V). (319-329)

Miarso, Yusufhadi, (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana

Oemar H. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara..

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokusmedia.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

(36)

135

Reigeluth, M ,Charles. (1983). Instructional Design Theories And Models :An Overview of Their Current Status . Hillsdale, New Jersey London:Lawrence Erlbaum Assosiates

Roestiyah, (2001) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rosalin, Elin (2008) Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada

Sapriya, Winataputra. (2003). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan PKn FPIPS UPI.

Sapriya. (2002). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bnadung: Buana Nusantara.

Sagala, S. (2007). Konsep dan makna pembelajaran: Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Prenada Media Grup.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Slavin, R.E. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston : Allyn and Bacon

Sudirjo, Encep. & Didi Sutardi. (2007). Pembaharuan Dalam PBM di SD. Bahan Belajar Mandiri. Bandung : UPI Press.

Sudrajat, Akhmad. (2008). Media Pembelajaran. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com. (Diunduh 25 Januari 2008)

Sukmara, Dian (2003). Implementasi Program Kompetensi Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Jalur Sekolah. Bandung: Muhni Sejahtera

Suparman, Atwi (1995). Desain Instruksional, Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Suparman, Atwi (2001). Model-model pembelajaran interaktif, Jakarta, STIA Lan Press

(37)

Suria, Kusumah. (2003). Pengantar PKn dan Masalah Wargenegara. Bandung: Jurusan PMPKn Bandung.

Somantri, Muhammad Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Titin, Rosmala Dewi. (2008). Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaramn PKn. Skripsi pada FPIPS. Bandung: UPI.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

Tuckman, Brucewe W.(1978) Conducting Educational Research, New York: Harcourt Brace Jovanovich Publishers

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wardhana, Yana (2010). Teori Belajar dan Mengajar, Bandung: Pribumi Mekar

Winkel, W.S. (1989). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Yennice. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran & Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Kota Langsa. Tesis Medan; Unimed

Yulia, Widya, T. (2008). Penggunaan Metode Pembelajaran Studi Kasus dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi pada FPIPS. Bandung: UPI.

Gambar

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Perhitungan Varians Model  Pembelajaran ...... 112
Gambar 4.1. Histogram hasil belajar PKn Yang Dibelajarkan
Tabel dan Gambar Histrogram, Perhitungan Dasar Statistik,
gambaran factual bahwa pembelajaran yang dikembangkan di dalam kelas kurang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai alternatif, digunakan fuzzy use case points yang merupakan modifikasi dari use case points yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi nilai pengali dari

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Data yang tersaji dalam penelitian ini unsur yang tersirat dalam video klip “Harimau. Harimau!” oleh Grup Band Navicula yang

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

school, regarding “the silent Chinese learners”. This did not catch my attention until I was asked to reflect on what I had not noticed before by Fiona English, a lecturer of

dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian yang berjudul **SINTES1S KOMPOSIT FezOj-SERBUK BIJI KAPUK SEBAGAI ABSORBEN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT"

Ranai, 09 November 2017 Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.. HOKLI SIMAMORA Tahun

Telah bercerita kepada kami Yahya bin Musa telah bercerita kepada 'Abdur Razzaq telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij berkata telah mengabarkan kepadaku Ibnu