PEMAKAIAN GAYA BAHASA IRONI DALAM TUTURAN ACARA SENTILAN SENTILUN EPISODE DEWAN GADUNGAN DAN
PIMPINAN TELADAN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
ACHMAD ADRI SUTIANTO NIM. A 310 090 173
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
v MOTTO
1. Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya.
(Al-an’am: 134) 2. Jadikanlah air mata itu sebagai cahaya, bahkan menjadi kekuatan.
(Penulis) 3. Tidak ada pekerjaan yang mudah apabila dikerjakan dengan berat hati.
(Penulis) 4. Bermimpilah akan sesuatu dan jadikanlah mimpimu itu kenyataan,
sesungguhnya tak akan ada dunia ini jika tak ada yang bermimpi.
(hujangede.blogspot) 5. Menganggap dirinya sudah berilmu (menguasai sesuatu), tetapi
sebenarnya belum memiliki keahlian apa-apa.
(Peribahasa) 6. Hidup memang sementara, tapi karya selamanya.
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis peruntukkan orang-orang yang penulis sayangi dan cintai.
1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan.
2. Saudara saudara saya yang selalu mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah angkatan 2009 khususnya kelas C yang telah memberikan bantuan dan semangat.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pemakaian Gaya Bahasa Ironi dalam tuturan Acara Sentilan Sentilun Episode Deawan Gadungan dan Pimpinan Teladan” disusun guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis.
1. Drs. H. SofyanAnif, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Drs. Yakub Nasucha, M.Hum., selaku Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
x
B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 12
C. Kerangka Pemikiran ... 18
D. Desain Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Jenis dan Strategi Penelitian... 20
B. Objek Penelitian ... 20
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 24
xi
C. Maksud Pemakaian Gaya Bahasa Ironi dalam Tuturan Acara Sentilan
Sentilun ... 57
D. Temuan Studi Dihubungkan dengan Kajian Teori... 57
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ... 62
A. Simpulan ... 62
B. Implikasi ... 63
C. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA
xii ABSTRAK
PEMAKAIAN GAYA BAHASA IRONI DALAM TUTURAN ACARA SENTILAN SENTILUN EPISODE DEWAN GADUNGAN DAN
PIMPINAN TELADAN
Achmad Adri Sutianto, A310090173, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013, 66 halaman.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa ironi yang terdapat dalam tuturan sentilan sentilun dan mengidentifikasi maksud penggunaan gaya bahasa ironi yang terdapat dalam tuturan acara sentilan sentilun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik simak dan selanjutnya menggunakan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah pendekatan stilistika analisis dokumen. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ada tiga. (1) Terdapat 15 tuturan yang mengandung gaya bahasa ironi yang meliputi: a) Tuturan yang mengandung ironi yang ditujukan pada pemerintah, masyarakat, dan individu. b) Gaya bahasa sinisme terdapat 10 tuturan yang ditujukan pada pemerintah, masyarakat, dan individu. (c) Terdapat 7 tuturan yang mengandung gaya bahasa sarkasme, tertuju pada masyarakat dan individu saja. (2) maksud pemakaian gaya bahasa ironi dalam tuturan acara sentilan sentilun episode dewan gadungan dan pimpinan teladan.