i
PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Stevi Gilar Hervani NIM 11104244042
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v MOTTO
Waktu untuk bertindak adalah saat ini.
Tidak ada kata terlambat untuk melakukan sesuatu
(Carl Sandburg)
Daripada mencemaskan masa depan
lebih baik kita bekerja keras untuk mewujudkannya.
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak, Ibu, Kakak-kakakku yang selalu mendo‟akanku.
2. Almamater, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN DAMPAK TERRHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ANGKATAN 2013
Oleh
Stevi Gilar Hervani NIM 11104244042
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa pengguna sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prokrastinasi akademik pada pengguna sosial media studi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random samplingdengan jumlah sampel sebesar 360 mahasiswa. Alat pengumpulan data berupa skala prokrastinasi akademik dan angket terbuka intensitas penggunaan Sosial Media. Uji validitas instrumen menggunakan validitas isi dengan expert judgment sedangkan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan nilai koefisien 0,930 pada skala prokrastinasi akdaemik. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada umumnya sebanyak (45,7%) prokrastinasi mahasiswa berada pada kategori sedang. Indikator yang dominan dilakukan oleh mahasiswa adalah melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. Rata-rata mahasiswa memiliki lima akun sosial media yang aktif dengan intensitas penggunaan selama 4 jam per harinya, untuk sosial media yang paling diminati dan sering dikunjungi adalah Facebook
dengan aktivitas yang paling sering dilakukan adalah Chatting. Mayoritas mahasiswa menyatakan bahwa keuntungan dari penggunaan sosial media adalah sebagai hiburan, namun sosial media juga menyebabkan kemalasan bagi para penggunanya. Berdasarkan uji inferensial dengan menggunakan uji regresi sederhana,terdapat pengaruh antara variabel intesitas penggunaan Sosial Media dengan prokrastinasi akademik dengan nilai p (0,000) < 0,05. Dengan demikian, variabel perilaku prokrastinasi akademikdapat dipengaruhi oleh intensitas penggunaan Sosial Media. Terdapat sumbangan efektif variabel intensitas penggunaan sosial media terhadap perilaku prokrastinasi akademik sebesar 86,20%.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, inayah dan rizki-Nya, sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan dengan
lancar. Tugas Akhir Skripsi ini berjudul “Penggunaan Sosial Media dan Dampak Terhadap
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2013”
Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik
langsung ataupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin melakukan penelitian
ini.
2. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk menyusun skripsi.
3. Ibu Dr. Farida Agus Setiawati,M.Si selaku Pembimbing yang dengan kesabarannya
selalu memberikan saran, kritik, dan masukan yang mendukung terselesainya Tugas
Akhir Skripsi ini.
4. Bapak A. Ariyadi Warsito, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
sabar mengarahkan dan mendukung setiap langkah dari semester awal sampai akhir.
5. Bapak dan Ibukku, serta kakak-kakakku yang selalu memberikan doa dan semangat
dalam penyelesaian studi.
6. Keluarga Bimbingan dan Konseling Kelas C yang telah memberikan motivasi dalam
pengerjaan Tugas Akhir Skripsi.
x 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik ... 13
2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik ... 16
3. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik ... 18
4. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik ... 20
5. Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik ... 22
xi
B. Sosial Media
1. Pengertian Sosial Media ... 27
2. Intensitas Penggunaan Sosial Media ... 29
3. Aspek-aspek Penggunaan Sosial Media ... 30
4. Macam-macam Sosial Media ... 33
5. Dampak Penggunaan Sosial Media ... 37
C. Kerangka Berfikir ... 41
D. Pertanyaan Penelitian ... 44
BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45
B. Jenis Penelitian ... 45
C. Setting Penelitian ... 46
D. Variabel Penelitian ... 46
E. Defiinisi Operasional ... 47
1. Prokrastinasi Akademik ... 47
2. Penggunaan Sosial Media ... 47
F. Populasi dan Sampel ... 48
G. Teknik Pengumpulan Datadan Instrumen ... 50
1. Teknik Pengumpulan Data... 51
2. Instrumen Penelitian ... 52
a. Skala Prokrastinasi Akademik... 52
b. Angket Terbuka Penggunaan Sosial Media ... 55
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 55
1. Uji Validitas Instrumen ... 56
a. Skala Prokrastinasi Akademik... 56
b. Angket Terbuka Penggunaan Sosial Media ... 58
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 60
I. Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 65
1. Deskripsi Hasil Penelitian Prokrastinasi Akademik ... 65
xii
3. Pengaruh Antara Intensitas Penggunaan Sosial Media dengan
Prokrastinasi Akademik ... 79
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
C. Keterbatasan Penelitian... 83
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Jumlah Sampel... 50
Tabel 2. Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik ... 53
Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Perilaku Prokrastinasi Akademik... 54
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Penggunaan Sosial Media... 55
Tabel 5. Uji Kualitiatif Skala Prokrastonasi Akademik... 57
Tabel 6. Uji Kualitatif Angket Penggunaan Sosial Media... 58
Tabel 7. Deskripsi Data Prokrastinasi Akademik ... 66
Tabel 8. Kategorisasi Prokrastinasi Akademik ... 66
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Prokrastinasi Akademik ... 67
Tabel 10. Rata-rata Jam Penggunaan Sosial Media... 69
Tabel 11. Sosial Media yang dimiliki ... 70
Tabel 12. Sosial Media yang Sering dikunjungi ... 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Diagram Distribusi Frekuensi Kategorisasi Prokrastinasi Akademik... 68
Gambar 2. Diagram Hasil Data Perasaan Saat Mengakses Sosial Media... 73
Gambar3. GrafikAktivitas yang sering dilakukan Mahasiswa saat Mengakses
Sosial Media... 74 Gambar 4. Diagram Kapan Mahasiswa Ingin Mengakes Sosial Media... 75
Gambar 5. Grafik Hasil Data Perasaan Jika Sehari Tidak Mengakses Jejaring
Sosial... 76 Gambar 6. Grafik Hasil Data Keuntungan dari Sosial Media... 77
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi semakin
berkembang dari masa ke masa sehingga memberikan manfaat serta
kemudahan yang diperlukan dalam kebutuhan hidup manusia dimuka bumi
ini.Salah satu yang dihasilkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi ialah internet. Internet merupakan jaringan komputer yang
diciptakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969
melalui proyek ARPA yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network).
Internet pada awal diciptakan digunakan untuk keperluan militer,
namun dalam perkembangan internet yang begitu pesat kini internet dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan semua orang yang ada di dunia
tanpa batas. Sekarang ini setiap orang dapat dengan mudah mengakses
internet melalui berbagai cara seperti warung internet (warnet), jaringan
internet melalui telepon rumah, tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
hotspot, serta jaringan internet melalui telepon seluler yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur koneksi internet. Dengan kemudahan akses
internet tersebut, maka internet dapat diakses oleh siapa saja, kapanpun
dan dimanapun dengan praktis.
Kemunculan layanan sosial media adalah salah satu dari
2
bagipengguna internet. Sosial media adalah sebuah website bidang sosial
yang menghubungkan antar manusia untuk berkomunikas, J.A Barnes
(dalam Resti Afrianingrum, 2010: 41). Sebagian besar pengguna sosial
media menggunakan layanan tersebut untuk menjalin hubungan dengan
orang lain yang berada ditempat berbeda, saling berkenalan, bahkan dapat
saling bertukar pikiran. Pada era modern ini, hampir semua remaja
memiliki akun sosial media yang sedang populer di Indonesia seperti
Facebook, Twitter, BBM, Path, Instagram, Line, WhatsApp dan lain-lain yang dikutip dari www.invonesia.com (2013). Sosial media mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi
dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi,
foto, video maupunlokasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta
orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk
mengakses sosial media. Direktur Pelayanan Informasi Internasional,
Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring
mengatakan, situs sosial media yang paling banyak diakses adalah
Facebook dan Twitter dilansirdari Media PewartaTeknologi Infomasi
Indonesia (HarianTI.com 15 November 2013). Indonesia menempati
peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India.
Selain Twitter, sosial media lain yang dikenal di Indonesia adalah Path
3
pengguna, Google+ 3,4 juta pengguna dan Linkedlin 1 juta pengguna
(HarianTI.com 15 November 2013). Fitur-fitur yang diberikan oleh situs
sosial media yang berbeda-beda membuat para pengguna menjadi bebas
untuk memilih situs mana yang akan digunakan, namn pada dasarnya
fungsi sosial media adalah sama yaitu sebagai sarana komunikasi yang
cepat dan praktis untuk para penggunanya. Kemudahan berkomunikasi
pada masa kini membuat orang dapat dengan mudah berkomunikasi tanpa
mengenal batas ruang dan waktu.
Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan situs sosial media
yang dikemukakan oleh Mulyana Hadi (dalam Karina Ayu Ningtyas,
2012: 16) seperti untuk berkomunikasi dengan saudara atau teman jauh,
sarana jual beli, media untuk bertukar informasi bahkan untuk mencari
kenalan dan teman dekat, media untuk eksplorasi diri, mencari pekerjaan,
sarana komunikasi menjadi lebih praktis dan beragam, dan masih banyak
manfaat lainya, namun apabila dalam penggunaan situs sosial media tidak
bijak misalkan untuk cybercrime (kejahatan dunia maya), menipu, dan kecanduanuntukmenggunakan sosial media, dapat berdampak negatif pada
si pengguna sosial media. Survey yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2012, dilihat dari
penggunaannya sosial media mencapai 90% seseorang dapat
menghabiskan waktu untuk mengakses akun sosial media yang mereka
miliki. Selain itu APJII menyatakan masyarakat Indonesia rata-rata
4
dengan aktivitas yang dilakukan seperti mengakses sosial media (90%),
mencari informasi (75%), hiburan (58%), surat elektronik (47,3%),
permainan (44%) dan belanja (44,5%).
Hal-hal yang telah diungkapkan diatas bukan tidak mungkin
menyebabkan pengguna sosial media melakukan penundaan kegiatan lain
yang seharusnya dilakukan seperti kegiatan akademis yang seharusnya
rutin dilakukan oleh para mahasiswa seperti belajar, membuat makalah,
mengerjakan tugas, membaca materi dan sebagainya guna menunjang
prestasi akademik yang harus ditempuh oleh mahasiswa, pendapat tersebut
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhella Mega
Permatahati (2012) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara intensitas penggunaan situs sosial media Facebook dengan
prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana,
dimana penggunaan situs sosial media facebook yang terlalu lama
menyebabkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menggunakan
facebook. Ketimpangan waktu antara aktivitas akademik dan penggunaan
situs sosial media memungkinkan mahasiswa menjadi prokrastinator.
Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Aryn
Karpinskiseorang peneliti dari Ohio State University pada 24 April 2009,
dengan hasil peneletiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif
menggunakan sosial media facebook memiliki nilai prestasi yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki akun facebook,
5
waktunya banyak digunakan untuk mengakses sosial media yang sedang
populer pada masa itu. Aryn menyebutkan bahwa mahasiswa pengguna
sosial media facebook kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk mengakses sosial media facebook,
penelitian tersebut menyatakan adanya prokrastinasi akademik yang terjadi
pada hasil penelitiannya.
Prokrastinator adalah sebutan bagi seseorang yang menunda-nunda
tugas yang penting dengan melakukan aktivitas yang dirasa lebih nyaman
terlebih dahulu, seperti tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah
tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor, dan aktivitas lainnya.
Sebenarnya ada manfaat positif dari sosial media yaitu memudahkan siapa
saja mencari tahu informasi atau ilmu dari dunia luar, namun jika hal
tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik, kegunaan situs sosial media bagi
mahasiswa hanyalah sekedar sarana hiburan penghilang penat.
The Center for Internet Addiction(dalam Arihdya Caesar Pratikta, 2013: 3) melaporkan lebih dari 50% individu yang mengalami adiksi
internet juga mengalami adiksi pada hal-hal yang ilegal seperti obat-obatan
terlarang, alkohol, rokok dan seks.Selain itu, menurut penelitian
Gadgetology menyatakan bahwa orang-orang di bawah usia 25 tahun lebih
banyak kehilangan waktu tidurnya hanya untuk melihat timeline pada saat mengakses sosial media yang mereka miliki (PTI, 2010: Online). Selain itu
penelitian berdasarkan penelitian Chicago Booth School of Business
6
kecanduan terhadap rokok maupun narkoba, keinginan mengakses sosial
media dapat mengalahkan keinginan untuk istirahat maupun tidur (The
Telegraph, 2012: Online)
Memang tidak salah menggunakan situs sosial media, namun efek
yang ditimbulkan dari penggunaan situs sosial media menyita banyak
waktu mahasiswa hanya untuk bermain situs sosial media. Akibatnya
banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas mendekati batas waktu
mengumpulkan tugas serta belajar kebut semalam apabila mendekati ujian.
Hal tersebut tentu membuat tugas yang dihasilkan tidak maksimal dan
proses belajar yang tidak penuh konsentrasi.
Kerugian lain yang dihasilkan dari perilaku prokrastinasi menurut
Solomon dan Rothblum (1984: 81) adalah tugas tidak terselesaikan, atau
terselesaikan namun hasilnya tidak maksimal, karena dikejar deadline,
menimbulkan kecemasan sepanjang waktu pengerjaan tugas, sehingga
jumlah kesalahan tinggi karena individu mengerjakan dalam waktu yang
sempit. Disamping itu, sulit berkonsentrasi karena ada perasaan cemas,
sehingga motivasi belajar dan kepercayaan diri menjadi rendah.
Solomon & Rothblum (1984: 102) menyatakan bahwa mahasiswa
yang melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas membaca
sebanyak 30,1%, belajar untuk ujian 27,6%, menghadiri pertemuan
(kuliah) 23%, tugas administratif 10,6%, dan kinerja akademik secara
7
memberikan efek negatif, karena waktu yang seharusnya digunakan untuk
mengerjakan tugas-tugas akademik justru terbengkalai dan waktu yang
diberikan oleh dosen untuk mengerjakan tugas dengan maksimal terbuang
percuma.
Peneliti melakukan wawancara pada beberapa mahasiswa sebagai
salah satu langkah untuk mendapatkan data mengenai ada atau tidaknya
prokrastinasi akademik oleh pengguna sosial media pada kalangan
mahasiswa Universitas negeri Yoyakarta angkatan 2013. Menurut
beberapa mahasiswa dari prodi Bimbingan dan Konseling, Administrasi
Negara, dan Sastra Inggris Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013
yang telah saya wawancara sebagai salah satu cara observasi yaitu
narasumber berinisial “A”, “N”, “A”, “E, “D” dan “N” aktivitas
penggunaan situs sosial media dikelas sangat sering dilakukan, terlihat saat
dosen sedang memberikan materi mahasiswa banyak yang tidak
memperhatikan dosen lalu memainkan smartphone atau laptopnya untuk
lihat-lihat Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, Bbm, Path atau Line
karena merasa suntuk.
Beberapa narasumber menyebutkan bahwa mereka mengaku sering
menunda mengerjakan tugas karena terlalu sering meng “scroll”
smartphonenya untuk melihat aktivitas teman-temannya pada situs sosial
media, saat mengerjakan tugas sehingga tugas terbengkalai dan waktu
8
Mereka menuturkan bahwa waktu mereka banyak dihabiskan hanya
untuk menggunakan sosial media yang mereka gunakan untuk melihat
aktivitas atau update-an dari teman-temannya, chatting, update status, serta untuk “kepo” atau dengan kata lain mencari tahu keberadaan dan keadaan
seseorang yang ingin mereka pantau (teman, pacar, saudara) melalui sosial
media. Selain menyebabkan penundaan tugas, mereka juga
mengungkapkan mengalami insomnia karena tidak bisa membatasi waktu
ketika sedang mengkases sosial media yang mereka miliki.
Dari hasil wawancara beberapa mahasiswa di atas, timbul
permasalahan dalam penggunaan sosial media yang berdampak pada
prokrastinasi akademik, namun apabila dinilai dari pengamatan serta
wawancara saja belum cukup membuktikan adanya prokrastinasi
akademik yang dilakukan oleh pengguna sosial media pada mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013, sehingga diperlukan
penilaian serta penelitian yang lebih objektif untuk dapat
membuktikannya.
Dari beberapa masalah diatas, maka peneliti menganggap perlu
untuk meneliti tentang penggunaan sosial media dan dampak terhadap
prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
9 B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang
timbul yaitu:
1. Terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki permasalahan akademik,
yaitu tidak bisa menahan diri untuk menggunakan sosial media saat
mahasiswa tersebut harus menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
2. Penyelesaian tugas-tugas akademik yang tertunda dapat mengganggu
tujuan akademik yang akan dicapai oleh mahasiswa.
3. Ketidakmampuan mahasiswa dalam membagi waktu untuk
penyelesaian tugas akademik dan penggunaan sosial media.
4. Prokrastinasi akademik yang disebabkan oleh penggunaan sosial
media sudah sedikit terlihat namun belum diketahui secara pasti serta
belum ada penelitian sebelumnya tentang prokrastinasi akademik pada
pengguna sosial media studi mahasiswa UNY angkatan 2013.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah yang ada, penulis membatasi
penelitian pada belum diketahui secara pasti adanya prokrastinasi
akademik yang dilakukan oleh pengguna sosial media pada mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013. Pembatasan dilakukan agar
10 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta angkatan 2013?
2. Bagaimana penggunaan sosial media pada mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta angkatan 2013?
3. Bagaimana pengaruh antara intensitas penggunaan sosial media
dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2013?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui mengenai:
1. Mengetahui tingkat prokrastinasi pada mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2013.
2. Mengetahui bagaimana penggunaan sosial media terkait dengan
intensitas penggunaannya, sosial media yang dimiliki, aktivitas dalam
penggunaan sosial media, perasaan saat sedang mengakses sosial media
serta manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sosial
11
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari intensitas penggunaan sosial
media terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta angkatan 2013.
F. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian tercapai dan rumusan masalah terjawab secara
akurat, penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
kajian ilmu khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling
menyangkut permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mahasiswa
terutama mengenai prokrastinasi akademik.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Memberikan gambaran mengenai prokrastinasi akademik sehingga
melalui perbaikan dapat terhindar dari prokrastinasi akademik.
b. Pembaca dan Masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
kepada pembaca mengenai dampak baik dan buruk menggunakan
situs sosial mediaserta dampak negatif dari prokrastinasi akademik
sehingga pengguna situs sosial media dapat menggunakan situs
12
c. Peneliti lainnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membuat penelitian
selanjutnya untuk mencari faktor lain penyebab prokrastinasi
akademik diluar penggunaan sosial media, serta menemukan upaya
13 BAB II KAJIAN TEORI
A. Prokrastinasi Akademik
1. Pengertian Prokrastinasi Akademik
Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan „pro’ yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
„crastinate’ yang berarti kepunyaan hari esok. Atau jika digabungkan maka
artinya menjadi “menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya”. Para
ahli mendefinisikan prokrastinasi pada suatu perilaku yang cenderung
menunda untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Istilah prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (M. N.
Ghufron & Rini Risnawati, 2014: 150)
Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 27) Prokrastinasi akademik dan
non akademik adalah istilah yang banyak digunakan oleh para ahli untuk
membagi jenis-jenis tugas dalam prokrastinasi. Prokrastinasi non akademik
adalah penundaan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti tugas
rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor, dan lain-lain. Sedangkan
prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan kegiatan yang formal dan
berhubungan dengan pendidikan seperti tugas sekolah maupun tugas kuliah.
Menurut William Knaus (2010: 18) menyatakan bahwa prokrastinasi
adalah kebiasaan menunda sebuah kegiatan yang penting dan tepat waktu
14
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, namun mengganti kegiatannya dengan
sesuatu yang kurang relevan dan disertai dengan pemikiran akan mengerjakan
tugas ketika seseorang tersebut telah merasa siap.
Sedangkan menurut Solomon & Rothbulm (1984: 34) mengartikan bahwa
prokrastinasi adalah perilaku atau perbuatan yang memperlambat pekerjaan
tanpa alasan yang pasti sampai pada titik ketidaknyamanan yang dialami.
Menurut Burka dan Yuen (2008: 5) mengatakan bahwa prokrastinasi
mempunyai pandangan yaitu suatu tugas harus diselesaikan dengan
sempurna, sehingga ia merasa lebih nyaman untuk tidak menyelesaikan tugas
dengan segera karena jika segera diselesaikan hasilnya tidak akan maksimal,
dengan kata lain penundaan yang dikategorikan sebagai prokrastinasi
akademik adalah jika penundaan tersebut adalah merupakan kebiasaan yang
menetap yang dilakukan seseorang ketika menghadapi suatu tugas serta
penundaan tersebut disebabkan oleh keyakinan-keyakinan yang tidak
rasional.
Dari beberapa definisi prokrastinasi menurut beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku seseorang yang
dengan sengaja menunda-nunda suatu tugas atau pekerjaan yang harus
diselesaikan namun diganti dengan mengerjakan kegiatan lain yang dirasa
lebih menyenangkan dan kurang menunjang kepentingan tugas yang harus
15
Prokrastinasi akademik menurut Lay (1986) (dalam Ferrari dkk, 1995: 74)
adalah kebiasaan atau kecenderungan secara umum untuk menunda atau
menangguhkan sesuatu yang penting untuk mencapai beberapa tujuan.
Menurut Ellis dan Knaus (M. N. Ghufron & Rini Risnawati, 2014:152)
mengatakan bahwa prokrastinasi akademik adalah kebiasaan penundaan yang
tidak memiliki tujuan proses penghindaran tugas akademk yang seharusnya
tidak perlu untuk dilakukan, hal ini terjadi karena adanya takut akan
kegagalan dan pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara
sempurna.
Solomon & Rothblum (dalam Febrian Amir 2015: 73&74)
mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik dapat terjadi pada enam area
akademik diantaranya adalah tugas mengarang, belajar menghadapi ujian,
membaca, tugas administratif, tugas menghadapi pertemuan dan kinerja
akademik secara keseluruhan. Tugas-tugas akademik meliputi:
a. Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban
tugas-tugas menulis misalnya menulis makalah, laporan dan tugas-tugas mengarang
lainnya.
b. Tugas belajar meliputi menghadapi ujian mencakup penundaan belajar
menghadapi ujian seperti ujian harian, ujian tengah semester, ujian akhir
16
c. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau
referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang wajib
dilaksanakan.
d. Tugas administratif meliputi menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam
presensi kehadiran, daftar peserta praktikum, dan sebagainya.
e. Menghadiri pertemuan meliputi kehadiran dalam pelajaran, praktikum
ujian dan kehadiran lainnya dalam ranah akademik.
f. Tugas akademik secara keseluruhan meliputi menunda untuk memulai
mengerjakan maupun menyelesaikan tugas-tugas akademik secara
keseluruhan.
Solomon & Rothblum (1984: 14) menyatakan bahwa mahasiswa yang
melakukan prokrastinasi paling banyak dalam tugas membaca sebanyak
30,1%, belajar untuk ujian 27,6%, menghadiri pertemuan (kuliah) 23%, tugas
administratif 10,6%, dan kinerja akademik secara keseluruhan 10,2%.
Jadi, dapat didefinisikan prokrastinasi dalam akademik yaitu penundaan
kegiatan yang berhubungan dengan akademik dan diganti dengan melakukan
aktivitas non akademik yang membuat tugas akademik menjadi terbengkalai.
2. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Menurut Ferrari (M. N. Ghufron, 2003: 22), mengatakan bahwa sebagai
suatu perilaku penundaan prokrastinasi akademik dapat diukur dan diamati
17
a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas.
Semua pelaku prokrastinasi paham bahwa tugas akademik yang
telah menjadi kewajibannya dan harus segera diselesaikan, namun
mereka memilih untuk menunda tugas akademik tersebut.
b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Prokrastinator membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
menyelesaikan suatu tugas akademik, mereka menghabiskan waktu untuk
hal-hal lain yang kurang berguna untuk menunjang penyelesaian tugas
akademiknya, sehingga tindakannya tersebut menyebabkan
keterlambatan untuk menyelesaikan tugasnya secara tepat waktu.
c. Kesenjangan waktu antara recana dan kinerja actual
Seorang prokrastinator memiliki kelemahan dalam melakukan atau
menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan batas waktu yang telah
ditetapkan oleh individu lain atau ditetapkan oleh dirinya sendiri. Hal ini
terjadi karena prokrastinator tidak kunjung mengerjakan tugasnya walau
mereka telah menentukan deadline yang dibuatnya sendiri.
d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
mengerjakan tugas.
Prokrastinator cenderung sengaja menghabiskan waktu yang
seharusnya digunakan untuk mengerjakan tugas akademiknya dengan
18
mendatangkan hiburan sehingga merasa lebih nyaman daripada untuk
segera menyelesaikan tugas akademik yang harus dihadapinya. Oleh
karena itu banyak waktu yang terbuang percuma untuk melakukan
kegiatan yang tidak menunjang penyelesaian tugas akademik tersebut.
Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik adalah penundaan untuk memulai mengerjakan tugas
akademik, keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik, kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja actual serta melakukan aktivitas lain yang
lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas akademik.
3. Jenis-jenis Tugas Prokrastinasi Akademik
Perilaku prokrastinasi akademik menurut Ferrari adalah jenis
penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan
tugas akademik, misalnya tugas sekolah ataupun tugas kursus. Sedangkan
prokrastinasi non-akademik adalah perilaku penundaan yang dilakukan pada
jenis tugas non-formal seperti tugas sehari-hari, seperti tugas rumah tangga,
tugas sosial, tugas kantor, dsb (dalam M. Nur Ghufron. 2003:20)
Menurut Solomn dan Rothblum (1984:74) menyebutkan enam area
akademik untuk melihat jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh para
pelajar, yaitu: tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, kinerja
administratif, menghadiri pertemuan, dan kinerja akademik secara
keseluruhan. Berikut penjeleasan dari jenis-jenis tugas prokrastinasi
19
a. Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban
tugas-tugas menulis, misalnya tugas-tugas menulis makalah, laporan, atau tugas-tugas
mengarang lainnya.
b. Tugas belajar menghadapi ujian meliputi penundaan belajar untuk
persiapan menghadapi ujian akhir semester,ujian akhir semester atau
ulangan mingguan.
c. Tugas membaca meliputi penundaan pada kewajiban untuk membaca
buku atau referensi lain yang berkaitan dengan tugas akademik.
d. Kinerja tugas administratif, meliputi menyalin catatan, mengisi daftar
presensi hadir, daftar praktikum, dsb.
e. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan dalam menghadiri pelajaran atau
praktikum sehingga menyebabkan pelaku menjadi terlambat, misalnya
terlambat masuk sekolah atau kursus.
f. Penundaan dalam kinerja akademik secara keseluruhan yaitu menunda
mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, jenis-jenis tugas
prokrastinasi akademik yaitu jenis tugas formal dan non formal, kemudian
menurut Solomon dan Rothblum tugas prokrastinasi akademik dibagi menjadi
enam tugas yang sering ditunda oleh pelajar yaitu tugas mengarang, belajar
untuk menghadapi ujian, membaca, kinerja administratif, menghadiri
20
4. Teori Perkembangan Prokrastinasi Akademik
Menurut Ferrari dalam (Rizki Kurniawan, 2013: 39-41) teori
perkembangan prokrastinasi akademik dibagi menjadi tiga, dapat dijelaskan
sebagi berikut:
a. Psikodinamik
Penganut psikodinamik beranggapan bahwa masa kanak-kanak
mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika beranjak
dewasa, terutama apabila mengalami trauma. Seseorang yang pernah
mengalami trauma akan tugas tertentu di masa lalu seperti gagal
mengerjakan tugas matematika, maka ia akan cenderung melakukan
prokrastinasi pada suatu tugas yang sama. Seseorang tersebut akan slalu
teringat pada pengalaman serta perasaan tidak menyenangkan yang
pernah di alaminya sehingga ia memilih menunda mengerjakan tugas
daripada mendatangkan perasaan yang tidak menyenangkan menurut
persepsi yang ia pikirkan.
b. Behavioristik
Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat dari proses pembelajaran.
Seseorang melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah
mendapatkan kesuksesan atas penundaan tersebut. Seseorang yang
melakukan prokrastinasi akademik dan mendapatkan hasil kesuksesan, ia
21
persepsi ia akan kembali mengulang kesuksesan berkat perilaku
penundaan tugas yang pernah ia lakukan sebelumnya.
c. Kognitif Behavior.
Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional
yang dimiliki oleh seseorang yang melakukan perilaku tersebut.
Keyakinan irrasional muncul karena suatu kesalahan dalam
mempersepsikan tugas. Seseorang memandang tugas tersebut sebagai
sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan padahal belum pernah
mencoba untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, seseorang yang
berpikiran irrasional terhadap tugas yang dihadapkan untuknya merasa
tidak mampu menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga
seseorang lebih memilih untuk melakukan penundaan dalam
menyelesaikan tugas tersebut. Selain itu, penundaan tugas yang
disebabkan oleh pemikiran yang mengalami ketakutan yang sangat tinggi
terhadap kegagalan akan menunda-nunda tugas tersebut, hal ini dapat
terjadi karena orang dengan tipe penundaan karena rasa takut yang begitu
tinggi akan takut dipandang negatif dan dinilai tidak mampu oleh orang
lain.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa terjadinya prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dengan tiga teori
perkembangan yaitu psikodinamik dimana seseorang menunda tugas karena
trauma terhadap suatu tugas di masa lalunya, behavioristik yaitu prokrastinasi
22
yang ketiga ialah kognitif behavior yaitu prokrastinasi akademik yang terjadi
dikarenakan seseorang memandang tugas yang diberikan berat, tidak
menyenangkan dan takut mengalami kegagalan.
5. Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik
Burka dan Yuen (2008: 11) mengatakan bahwa perilaku tercipta oleh
faktor-faktor diantaranya adalah kecemasan terhadap evaluasi yang akan
diberikan serta kesulitan dalam mengambil keputusan-keputusan. Factor
lainnya yaitu berupa pemberontakan terhadap kontrol diri, kurangnya tuntutan
tugas dan standar yang terlalu tinggi mengenai kemampuan individu.
Solomon dan Rothblum (1984: 35) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik adalah:
a. Sulit mengambil keputusan
Seseorang terkadang mengalami kesulitan dalam memutuskan tugas
mana yang harus lebih dulu diselesaikan. Kesulitan mengambil
keputusan ini membuat seseorang terdorong untuk melakukan kegiatan
lain yang lebih menyenangkan dan kurang bermanfaat.
b. Membelot
Perasaan tidak mau untuk memulai atau menyelesaikan suatu tugas
secara sadar dan tahu akibat dari penundaan yang dilakukan oleh
23
c. Kurang asertif
Ketika prokrastinator dihadapi dengan kesulitan, maka ia tidak mau
mencari bantuan kepada orang lain dan membiarkan tugas menjadi
terbengkalai saat batas waktu penyelseaian tugas berakhir.
d. Takut gagal
Perasaan takut gagal adalah pikiran prokrastinator yang tidak rasioanal,
individu yang takut gagal melampiaskannya dengan cara melakukan
prokrastinasi sebagai dari perasaan cemas.
e. Menginginkan kesempurnaan
Seorang prokrastinator melakukan penundaan karena ingin
memanfaatkan waktu untuk melengkapi tugasnya secara sempurna.
f. Ketakutan dan kebencian terhadap tugas atau malas
Ketakutan dan kebencian yang dirasakan oleh prokrastinator adalah
pikiran tidak rasional. Seseorang meragukan dirinya sendiri dalam
penyelesaian suatu tugas sehingga menjadi merasa benci serta tidak suka
dan menyebabkan seseorang memilih untuk menunda tugas akademik.
Sedangkan menurut Bernard (dalam Rizki Kurniawan, 2013: 41-43)
menyatakan bahwa faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik adalah
24
1) Kecemasan (Anxiety)
Kecemasan tinggi yang berinteraksi dengan tugas-tugas yang diharapkan
dapat diselesaikan menyebabkan seseorang menunda-nunda tugs
tersebut.
2) Pencelaan terhadap Diri Sendiri (Self-Depreciation)
Pencelaan terhadap diri sendiri dengan selalu menyalahkan diri sendiri
ketika terjadi kesalahandan rasa tidak percaya diri untuk mendapat masa
depan yang cerah menyebabkan seseorang melakukan prokrastinasi.
3) Rendahnya Toleransi terhadap Ketidanyamanan (Low Discomfort Tolerance)
Kesulitan terhadap tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami
kesulitan untuk bertoleransi terhadap rasa frustasi dan kecemasan,
sehingga mereka mengalihkan diri kepada tugas-tugas yang dapat
mengurangi ketidaknyamanan dalam diri mereka.
4) Pencari Kesenangan (Pleasure-seeking)
Seorang pencari kenyamanan cenderung tidak mau lepas dengan situasi
yang membuat nyaman tersebut. Jika seseorang memilliki kecenderungan
tinggi dalam mencari situasi nyaman, maka orang tersebut akan memiliki
hasrat yang begitu kuat untuk bersenang-senang dan memiliki kontrol
diri yang rendh.
5) Tidak Teraturnya Waktu (Time Disorganization)
Mengatur waktu berarti bisa memperkirakan dengan baik berapa lama
25
pengaturan waktu disebabkan sulitnya seseorang memutuskan mana yang
lebih penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.
6) Tidak teraturnya lingkungan (Environmental Disorganization)
Lingkungan sekitar yang berantakan atau tidak teratur dengan baik,
seperti kertas bertebaran dimana-mana, alat-alat yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas tidak tersedia pada tempatnya akan menyebabkan
seseorang malas untuk memulai suatu pekerjaan apalagi untuk
menyelesaikannya karena sulit untuk berkonsentrasi dan tidak nyaman
dalam menyelesakan tugas atau pekerjaan tersebut.
7) Pendekatan yang Lemah terhadap Tugas (Poor Task Approach)
Seseorang yang sulit untuk memulai tugas yang dihadapinya akan
merasakan tidak tahu harus dari mana ia harus melakukan dan memulai
suatu pekerjaan karena tertahan oleh ketidaktahuan serta bagaimana
harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
8) Kurangnya Pernyataan yang Tegas (Lack of Assertion)
Kurangnya pernyataan yang tegas disebabkan seseorang yang mengalami
kesulitam untuk berkata “tidak” terhdapa permintaan yang ditujukan
kepadanya ketika banyak tugasnya sendiri yang harus diselesaikan
olehnya. Hal ini bisa terjadi karena mereka kurang memberikan rasa
hormat dan semua komitmen serta tanggung jawab yang dimiliki.
9) Permusuhan terhadap orang lain (Hostility with others)
Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap
26
apapun yang dikatakan oleh orang tersebut, misalnya Ani bermusuhan
dengan Eni, suatu ketika Eni memerintahkan sebuah tugas untuk Ani
dimana itu adalah tugas kelompok, namun karena Ani menganggap Eni
adaalh musuh bebuyutannya, Ani merasa tidak perlu dan tidak mau untuk
mengerjakan perintah dari Eni yang sudah dianggap musuh olehnya.
10)Stres dan Kelelahan (Stress and fatigue)
Stres adalah hasil dari sejumlah intensitas tuntutan agresif dalam hidup
yang digabung dengan gaya hidup serta kemampuan mengatasi masalah
pada diri sendiri. Semakin banyak tuntuan, semakin lemah sikap
seseorang dalam memecahkan masalah, ditambah dengan gaya hidup
yang kurang baik, maka tingkat stres seseorang akan lebih tinggi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpukan bahwa
faktor penyebab dari prokrastinasi akademik ada yang berasal dari luar dan
dari dalam diri seseorang seperti kesulitan untuk mengambil keputusan, takut
gagal, kurang asertif, menginginkan kesempuraan, pencari kesenangan,
lingkungan yang tidak teratur kelelahan dan stres.
6. Dampak Prokrastinasi Akademik
Menurut Burka & Yuen (2008: 165) prokrasinasi akademik dapat
menyebabkan terganggunya dua hal, yaitu:
a. Prokrastinasi akademik menciptakan masalah eksternal, seperti menunda
mengerjakan tugas membuat kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan
27
b. Prokrastinasi akademik menimbulkan masalah internal seperti
munculnya perasaan bersalah atau perasaan menyesal.
Menurut Mancini (Mela Rahmawati, 2011: 24) membagi dampak
prokrastinasi akademik menjadi dampak internal dan dampak eksternal.
Dampak tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1) Saat seseorang melakukan prokrastinasi, akan timbul perasaan takut
gagal, menganggap semua tugas tidak menyenangkan dan tidak yakin
bahwa ia mampu menyelesaikannya sehingga memilih untuk menunda
tugas maupun pekerjaannya tersebut.
2) Tugas yang kurang menyenangkan membuat seseorang menunda tugas
tersebut karena dianggap sulit dan menjadi beban pada pikirannya.
Berdasarkan paparan diatas, dampak prokrastinasi akademik dapat dibagi
menjadi dua yaitu dampak eksternal dan internal, dampak eksternal dapat
peringatan dari guru kemudian untuk dampak internal timbulnya rasa
menyesal dan bersalah.
B. Sosial media
1. Pengertian Sosial media
Dan Zarela (dalam Resti Afrianingrum Sri Mulyono, 2010: 18)
menuturkan bahwa sosial media adalah situs yang menjadi tempat
orang-orang berkomunikasi dengan teman-teman maupun sanak saudara yang
mereka kenal di dunia nyata dan dunia maya. Menurut Boyd dan Ellison
28
mengizinkan individu untuk mengkonstruksikan profil public atau
semi-publik di dalam system terikat, menghubungkan sekelompok pengguna yang
saling berbagi dan terkoneksi dalam sebuah system.
J.A. Barnes 1954 (dalam Resti Afrianingrum Sri Mulyono, 2010: 10)
adalah orang yang memperkenalkan istilah Sosial media atau Sosial Network,
sosial media merupakan internet yang mengalami pertumbuhan sangat pesat
dan cepat. Sosial media adalah struktur yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Sosial media ini menunjukkan jalan dimana
pengguna dapat berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka
yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Dari beberapa pengertian sosial media diatas, dapat disimpulkan bahwa
sosial media adalah sebuah web berbasis internet, dimana pengguna sosial media dengan mudah dapat terhubung antara pengguna satu dengan yang lain
serta pengguna sosial media sdapat membuat profile, melihat anggota
pengguna sosial media lain, chatting, e-mail, berbagi pesan/tautan, berbagi
video, foto, mejadikan sebagai forum diskusi, serta dapat mengundang dan menerima teman untuk bergabung dalam situs sosial media.
Pengertian intensitas dan sosial media yang telah disampaikan menurut
beberapa sumber yang telah ditulis diatas, dapat disimpulkan bahwa intensitas
penggunaan sosial media adalah tingkat seberapa sering seseorang
menggunakan waktunya untuk menggunakan sosial media yang didasari rasa
29 2. Intensitas Penggunaan Sosial media
Dalam penggunaan sosial media, tentunya seseorang tidak terlepas dari
penggunaan jaringan internet sebagai penghubung akses situs sosial media.
Menurut Horrigan (2002: 21), terdapat dua hal mendasar yang harus diamati
untuk mengetahui intensitas seseorang dalam menggunakan internet yaitu
frekuensi internet yang sering digunakan dan lama penggunaan tiap kali
mengakses interenet yang dilakukan oleh para pengguna internet.
Menurut The Graphic, Vizualitation & Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Qomariyah Nur Astutik, 2009: 46) pengguna internet menjadi tiga kategori berdasarkan intensitas internet yang digunakan:
a. Heavy Users (pengguna berat) lebih dari 40 jam per bulan
b. Medium Users (pengguna sedang) antara 10 sampai 40 jam per bulan c. Light Users (pengguna ringan) kurang dari 10 jam per bulan
Intensitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:
438), adalah tingkatan atau seberapa sering melakukan suatu aktivitas.
Kemudian menurut Wikipedia definisi dari intensitas adalah ukuran kekuatan,
keadaan tingkatan serta ukuran intensnya.
Sedangkan menurut Kaloh (Christanti: 2011: 24) intensitas
didefinisikan tingkat keseringan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
tertentu berdasarkan perasaan senang dalam melakukan kegiatan yang
30
Menurut Chaplin (2011: 254) Intensitas adalah: 1) suatu sifat kuantitatif
dari suatu penginderaan yang berhubungan dengan intensitas perangsangnya,
2) kekuatan tingkah laku atau pengalaman seperti intensitas suatu reaksional,
3) kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap.
Dari beberapa definisi mengenai pengertian intensitas yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa intensitas adalah
besarnya tingkatan waktu seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.
3. Aspek-aspek Penggunaan Sosial media
Aspek-aspek intensitas menurut Siahan (dalam Christanti, 2013)
menjelaskan aspek-aspek dalam intensitas adalah :
a. Perhatian
Perhatian adalah ketertarikan terhadap sesuatu yang menjadi target
perilaku.
b. Penghayatan
Pengahayatan diartikan sebagai pemahaman dalam informasi yang
disajikan.
c. Durasi
31
d. Frekuensi
Banyaknya pengulangan perilaku dalam mengkonsumsinya atau seberap
sering dalam melakukannya
Sedangkan aspek-aspek intensitas peggunaan sosial media berdasarkan
pengertian intensitas menurut Chaplin (dalam Mitta Kurniasari, 2014: 19)
adalah:
a. Frekuensi
Frekuensi adalah kekerapan, dapat diartikan seberapa sering seseorang
melakukan aktivitas penggunaan sosial media (dalam bentuk frekuensi 1
jam, 2 jam, 3 jam dan seterusnya dalam waktu yang ditentukan)
b. Lama Waktu
Lama waktu yang digunakan untuk penggunaan sosial media, semakin
banyak waktu yang digunakan dalam penggunaan sosial media, maka
akan menunjukkan bahwa seseorang semakin lama mengahbiskan waktu
dalam penggunaan sosial media.
c. Perhatian Penuh
Perhatian penuh adalah mengkonsentrasikan diri pada suatu hal, sehingga
mengesampingkan hal-hal lain seperti makan, mandi, sekolah, dan
32
d. Emosi
Emosi meliputi rasa senang, sedih, takut, harapan, marah dan putus asa
(Lewis dan Granic). Jadi emosi dalam pengertian ini yang meliputi
perasaan senang, suka maupun gembira saat menggunakan sosial media
atau marah, sedih dan benci saat sedang menggunakan situs sosial media.
Sedangkan aspek-aspek intensitas penggunaan sosial media berdasarkan
intensitas penggunaan sosial media menurut Young Tan (dalam Pipiet
Shatuti, 2012: 21) yaitu:
a. Adanya perasaan tidak menyenangkan ketika sedang offline dari situs sosial media seperti gelisah, kesepian, cemas, frustasi, sedih dan tidak
puas.
b. Adanya perasaan menyenangkan ketika online sosial media seperti bergairah, bersemangat, gembira, lebih interaktif dan merasa
menyenangkan.
c. Perhatian hanya tertuju dan terkonsentrasi pada penggunaan sosial media.
d. Adanya penambahan derajat penggunaan sosial media, baik waktu,
menambah akun sosial media maupun tingkat kepuasan lainnya.
e. Ketidakmampuan untuk mengatur aktivitas penggunaan sosial media
seperti mengontrol, mengurangi, bahkan memberhentikan intensitas
33
f. Berani mengambil resiko kehilangan karena penggunaan sosial media
seperti mengorbankan hubungan orang-orang terdekat pada dunia nyata,
pekerjaan, pendidikan, dan kesempatan berkarir.
g. Menggunakan sosial media sebagai cara untuk menghibur diri, melarikan
diri dari masalah seperti menghilangkan rasa tidak berdaya, rasa bersalah,
cemas maupun depresi.
Dari beberapa pernyataan diatas, aspek-aspek dalam penggunaan sosial
media adalah perhatian, penghayatan, durasi serta frekuensi, selain itu
terdapat perhatian penuh serta emosi dalam penggunaan sosial media
4. Macam-macam Sosial media
Situs sosial media pada era sekarang sudah semakin beragam serta
berkembang dengan memiliki fitur masing-masing yang berbeda pada tiap
situsnya. Walaupun dalam tiap-tiap situs sosial media memiliki fitur yang
berbeda, namun pada dasarnya sosial media diciptakan dengan fungsi yang
sama yaitu untuk dapat berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain di
dunia maya. Fitur-fitur yang ditawarkan berbeda pada sosial media membuat
pengguna memilih situs sosial media yang mana yang mudah dan menarik
untuk digunakan.
Menurut beberapa situs internet seperti sidomi.com (2012) dan
34
a. Facebook, sebuah web yang dibuat oleh Mark Zuckerberg yang membuat situs sosial media ini dengan idenya sendiri. The Facebook adalah nama awal Facebook ini sekarang memiliki pengguna yang berjumlah spektakuler sehingga situs ini masih menjadi situs sosial media yang
paling terkenal dan hampir dimiliki semua orang.
b. Twitter, yaitu media sosial yang sangat cepat dalam update informasi, karena memang twitter berfokus pada layanan blogging mikro (microblogging) dan RSS untuk persebaran informasi. Namun jumlah pengguna twitter masih belum bisa mengalahkan jumlah pengguna
facebook.
c. Google+, situs sosial media yang diluncurkan pada 28 Juni 2013 yang kini pengguna Google+ sudah mencapai 170 juta orang. Fitur Circle dan
Hangout yang memudahkan orang mengatur komunikasi dan berinteraksi dengan video. Namun menurut survey Mashable pada Februari tahun
2014, rata-rata orang tinggal di Google+ hanya sekitar 3 menit per bulan dibanding situs Facebook dengan rata-rata 7,5 jam per bulan.
d. Myspace, merupakan situs nenek moyang yang mempopulerkan layanan sosial media masa kini. Myspace pernah menjadi situs sosial media yang paling popular pada tahun 2006, namun sekarang kondisi Myspace sangat buruk bahkan jumlah pengunjung bulanannya lebih rendah dari sosial
35
e. Linkedln, yaitu situs sosial media yang fokus pada relasi professional. Situs ini memiliki 120 juta pengguna didalamnya. Situs Linkeldn
didirikan oleh Reid Hoffman, dkk ditahun 2003. Dalam situs sosial
media ini, kita bisa juga mencari relasi atau bahkan pekerjaan. Linkeldn
telah menjadi kakas utama de facto untuk jaringan professional.
f. Path, adalah sosial media dimana pengguna dapat berbagi informasi yang dapat berupa status, foto, maupun video. Path dirancang sebagai media sosial untuk berbagi informasi kepada orang-orang terdekat seperti
keluarga dan teman. Pengguna Path di Indonesia terbilang banyak, satu perlima pengguna Path dunia adalah masyarakat Indonesia dan lebih dari setengah aktivitas Path datang dari Indonesia.
g. Instagram, situs sosial media yang khusus digunakan untuk berbagi foto dan video yang telah diberhubungan dengan facebook. Foto yang akan disebarkan oleh pengguna dapat memfilter atau mengeditnya sebelum
diunggah pada situs sosial mediaInstagram dan dapat dibagikan keberbagai macam sosial media seperti Facebook dan Twitter. Jumlah pengguna Instagram di Indonesia juga termasuk yang terbesar.
h. Foursquare, adalah situs sosial media yang digunakan oleh penggunannya untuk mendapatkan dan berbagi informasi seputar lokasi
tempat makan, wisata, karaoke, tempat liburan, perpustakaan, dan
36
i. Kaskus, adalah sosial media berbasis forum yang dibuat oleh orang tiga mahasiswa dari Indonesia. Dalam situs sosial mediaKaskus ini, penggunanya dapat saling berbagi informasi, berbagi cerita, berkenalan
dan juga dapat berdiskusi dalam forum tersebut. Pengguna Kaskus ini tidak hanya ada di Indonesia saja, bahkan penggunanya juga dari
Negara-negara lain.
j. Soundcloud adalah situs sosial media yang penggunanya dapat memberikan informasi, maupun berbagi rekaman melalui media audio.
k. Line adalah situs sosial media untuk layanan chatting yang disertai emoticon yang menarik didalamnya sehingga saat chatting dengan teman
menjadi lebih menyenangkan.
l. BBM (BlackBerry Messenger) adalah program pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry. Namun saat ini aplikasi BBM dapat diaplikasikan dalam smartphone berbasis Android. Cara menggunakan BBM ini adalah dengan penghubung nomor PIN yang dimiliki oleh setiap pengguna BBM.
m. WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk smartphone,aplikasi ini hampir mirip dengan BBM. Aplikasi pesan ini menguntungkan penggunanya untuk dapat bertukar pesan tanpa biaya SMS karena menggunakan paket
data internet yang sama untuk email, browsing, web, dan lain-lain.
37
beberapa OS seperti iPhone, Android, BlackBerry, Windows Phone, dan
Platform Symbian.
Dari beberapa pengertian tentang macam-macam sosial media, dapat
disimpulkan bahwa situs sosial media adalah serangkaian web dengan
berbagai fitur yang berbeda namun memiliki dasar fungsi utama yang sama
dalam pembuatannya yaitu sebagai sarana komunikasi bagi para
penggunanya.
5. Dampak-dampak Penggunaan Sosial media
Dalam penggunaan sosial media, pastinya terdapat manfaat yang diperoleh
dari penggunaan sosial media, maupun kerugian yang dapat ditimbulkan dari
penggunaan sosial media. Apabila dalam penggunaan bijak dan benar maka
kita tentu saja akan mendapatkan manfaatnya, namun apabila penggunaan
disalahgunakan dan tidak digunakan secara baik, maka dampak yang
ditimbulkan akan buruk oleh pengguna sosial media.
Menurut Ikhwan (2013) (dalam Yanica Nur Laila, 2014: 58-59) dampak
positif dari penggunaan sosial media adalah sebagai berikut:
a. Pengguna sosial media dapat belajar mengembangkan keterampilan
teknis dan sosial yang sangat di butuhkan pada era modern ini. Dengan
adanya sosial media, pengguna akan belajar bagaimana berkomunikasi,
bersosialiasi, beradaptasi dan mengelola sosial media yang mereka
38
b. Memperluas jaringan pertemanan, pengguna sosial media tentunya akan
mempunyai banyak teman yang mereka temui melalui dunia maya
tersebut karena mudahnya berinteraksi dengan orang lain baik didalam
negeri maupun diluar negeri, yang sudah pernah dikenal maupun belum
pernah bertemu.
c. Individu akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui
teman-teman yang mereka jumpai di sosial media yang mereka punya,
dan mereka saling berinteraksi dan menerima maupun umpan balik satu
sama lain.
d. Sosial media membuat penggunanya lebih bebas mengekspresikan diri
dan menjadi lebih terbuka melalui dunia maya, selain itu dapat membuat
penggunanya menjadi lebih perhatian, empati, dan lebih bersahabat
meski tidak bertemu langsung secara fisik.
e. Interenet sebagai media komunikasi, sudah jelas fungsi utama internet
adalah untuk menghubungkan antara seseorang dengan orang yang lain
dengan cara yang mudah dan praktis.
f. Sebagai media pertukaran data, penggunaan fasilitas e-mail, newsgroup, ftp dan www (world wide web) membuat para pengguna sosial media dapat bertukar data maupun informasi secara cepat dan mudah.
g. Sebagai pencarian informasi, informasi yang telah tersedia pada internet
banyak memberikan manfaat kepada manusia sehingga manusia tahu apa
39
h. Memudahkan pengguna untuk melakukan transaksi dan berbisnis dalam
bidang perdagangan. Kemudahan yang diberikan membuat pengguna
dapat bertransaksi secara cepat dan mudah tanpa harus bertemu antara
secara fisik utuk melakukan transaksi
Selain dampak positif yang dapat kita manfaatkan dari sosial media,
adapun dampak negatif yang harus diwaspadai dan dihindari agar penggunaan
sosial media sesuai aturan dan berdampak baik bagi penggunanya. Dampak
negatif yang diungkapkan oleh Mulyana Hadi (dalam Karina Ayu Ningtyas,
2012: 16) diantaranya yaitu mengurangi kinerja remaja untuk melakukan
aktivitas belajar dan aktivitas lainnya karena terpaku untuk berinteraksi
dengan teman-teman dunia maya. Selain itu privasi seseorang menjadi
terganggu karena data profil dapat dibuka secara bebas oleh pengguna sosial
media lain secara bebas sehingga hal ini dapat membuat data-data penting
yang tidak semestinya orang tahu menjadi konsumsi publik yang rawan akan
tindak kejahatan.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari sosial media menurut Rendi
Lesmana (2013) (dalam Yanica Nur Laila, 2014: 62-63) yaitu:
a. Seorang pelajar biasanya akan menjadi lebih malas belajar
Sosial media dapat membuat kecanduan oleh penggunanya,
termasuk kalangan pelajar. Pelajar yang sudah kecanduan menggunakan
sosial media akan cenderung lebih malas belajar karena keinginannya
40
b. Bahaya kejahatan
Dalam dunia sosial media yang sejatinya adalah dunia maya, tidak
dipungkiri didalam sosial media dapat terjadi kejahatan yang dapat
terjadi. Banyak oknum-oknum yang menggunakan sosial media sebagai
tempat mencari target yang akan dijadikan korban kejahatan seperti
penculikan, penipuan cybercrime, pencemaran nama baik, dan lain-lain.
c. Tidak semua pengguna sosial media bersifat baik dan sopan
Banyaknya pengguna sosial media masa kini, tidaklah semua
pengguna memiliki sifat yang baik dan sopan, terdapat pengguna yang
mempunyai sifat yang kasar maupun tidak sopan dalam penggunaan
sosial media yang dapat membahayakan pengguna lain apalagi jika
pegguna lainnya adalah remaja dan kanak-kanak yang bisa saja meniru
kalimat atau kata-kata yang dipostingkan pada dunia maya tersebut.
d. Mengganggu kehidupan
Sosial media dapat mengurangi komunikasi pengguna dengan
dunia nyata, karena pengguna menganggap lebih bebas membuka diri
pada dunia maya.
Sedangkan menurut Luppicini & Adel (dalam Karina Ayu Ningtyas,
2012: 6) mengatakan bahwa banyak kejahatan yang dapat terjadi dalam dunia
41
a. Cyber Identity Theft, yaitu pencurian yang dilakukan dalam lingkup internet.
b. Cyber Fraud, yaitu penggelapan, penipuan serta pencurian yang biasanya uang dijadikan targetnya, yang dilakukan oleh pengguna internet yang
tidak dikenal.
c. Cyber Sex, yaitu seks online atau segala sesuatu yang berhubungan dengan seks.
d. Cyber Victimization, yaitu viktimasi via intenet adalah perilaku yang dilakukan untuk mempermalukan, mengintimidasi maupun untuk
menyerang korban
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media
selain memliki dampak yang positif, terdapat juga faktor negatif yang bisa
terjadi apabila pengguna sosial media menggunakannya dengan cara yang
salah dan memang dilakukan untuk kegiatan kejahatan.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan mahasiswa dapat berupa aktivitas akademik dan
non-akademik, sebagai seorang siswa sudah semestinya disibukkan dengan
kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan agar memperoleh nilai yang
maksimal, akan tetapi tidak dipungkiri padatnya kegiatan akademik yang
dibebankan oleh mahasiswa membuat mahasiswa malas menyelesaikan
tugasnya dan menunda tugas mereka dengan kegiatan yang lebih
42
Salah satu kegiatan menyenangkan adalah menggunakan sosial media, hal
ini dilakukan sebagai sarana hiburan bagi siswa yang merasa penat dengan
segala aktivitas akademik yang harus dilakukannya. Banyaknya waktu yang
tersita untuk menggunakan sosial media yang dapat menyebabkan mahasiswa
melakukan prokrastinasi akademik. Penundaan dalam kegiatan akademik
diantaranya adalah tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca,
tugas administratif, tugas menghadapi pertemuan, dan kinerja akademik
secara keseluruhan.
Prokrastinasi akademik bisa terjadi dikarenakan faktor internal maupun
eksternal seperti tugas yang diberikan tidak disukai, terlalu berat serta takut
akan gagal, kelelahan ataupun jenuh sehingga siswa melakukan penundaan
dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam mengisi waktu yang seharusnya
mereka gunakan untuk mengerjakan tugas, para prokrastinator biasanya
melakukan kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak mendukung
penyelesaian tugas-tugas akademik seperti asyik mengakses sosial media
hingga lupa waktu untuk mengerjakan tugasnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhella Mega Permatahati (2012)
mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas
penggunaan situs sosial media Facebook dengan prokrastinasi akademik
mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, dimana penggunaan situs
sosial media facebook yang terlalu lama menyebabkan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa yang menggunakan facebook. Ketimpangan waktu
43
mahasiswa menjadi prokrastinator. Selain itu, terdapat penelitian lain yang
dilakukan oleh Aryn Karpinski seorang peneliti dari Ohio State University
pada 24 April 2009, dengan hasil peneletiannya menunjukkan bahwa
mahasiswa yang aktif menggunakan sosial media facebook memiliki nilai prestasi yang lebih rendah dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki akun
facebook, facebook menyebabkan waktu belajar para mahasiswa tidak efektif karena waktunya banyak digunakan untuk mengakses sosial media yang
sedang populer pada masa itu. Aryn menyebutkan bahwa mahasiswa
pengguna sosial media facebook kehilangan waktu antara 1-5 jam sampai 11-15 jam waktu belajarnya per minggu untuk mengakses sosial media facebook,
penelitian tersebut menyatakan adanya prokrastinasi akademik yang terjadi
pada hasil penelitiannya.
Peneliti dalam melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013 menemukan hasil sementara
bahwa semua anak yang menjadi narasumber pada saat tahap observasi
mengaku melakukan prokrastinasi akademik karena menghabiskan sebagian
besar waktunya dengan mengakses akun sosial media yang dimilikinya.
Namun dari beberapa mahasiswa saja tentunya belum cukup, masih harus
dibutuhkan mahasiswa lain dari berbagai fakultas dengan jumlah yang lebih
banyak serta menggunakan instrumen yang valid agar dapat
membuktikannya, sehingga peneliti merasa perlu ada penelitian tentang
penggunaan sosial media dan dampak terhadap prokrastinasi akademik pada
44 D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan serta kajian teori yang ada, maka untuk lebih
mempertajam hasil penelitian maka peneliti membentuk pertanyaan
penelitian.
Pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta angkatan 2013?
2. Bagaimana penggunaan sosial media yang dilakukan oleh mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013?
3. Berapa besar pengaruh intensitas penggunaan sosial media terhadap
prokrastinasi akademik mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta