• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Media Sosial Twitter sebagai Pembentuk Pemikiran Politik Mahasiswa (Studi Analisis Wacana Sara Mills pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah

Teknologi membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak dari satu

abad teknologi ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan manusia.

Contohnya dari masyarakat yang belum mengenal huruf menjadi masyarakat yang

canggih dengan perlatan cetak maupun elektronik. Di mana menurut McLuhan,

budaya kita dibentuk dari bagaimana cara kita berkomunikasi. Determinisme

salah satu teori McLuhan yaitu penemuan atau perkembangan teknologi

komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. McLuhan

(1962) dalam bukunya The Gutenberg Galaxy memetakan sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode: a tribal age (era suku atau purba), literate age

(era literal/huruf), a print age (era cetak), dan electronic age (era elektronik).

Menurutnya, transisi antar periode tadi tidaklah bersifat gradual atau evolusif,

akan tetapi lebih disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi (Griffin,

2003:341-342)

The Tribal Age. Era purba atau era suku zaman dahulu, manusia hanya

mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Komunikasi pada era

itu hanya mendasarkan diri pada narasi, cerita, dongeng tuturan, dan sejenisnya.

Jadi, telinga adalah “raja” ketika itu, “hearing is believing”, dan kemampuan

visual manusia belum banyak diandalkan dalam komunikasi. Era primitif ini

kemudian tergusur dengan ditemukannya alfabet atau huruf.

The Age of Literacy. Semenjak ditemukannya alfabet atau huruf, maka cara

manusia berkomunikasi banyak berubah. Indera penglihatan kemudian menjadi

dominan di era ini, mengalahkan indera pendengaran. Manusia berkomunikasi

tidak lagi mengandalkan tuturan, tapi lebih kepada tulisan.

The Print Age. Sejak ditemukannya mesin cetak menjadikan alfabet semakin

menyebarluas ke penjuru dunia. Kekuatan kata-kata melalui mesin cetak tersebut

semakin merajalela. Kehadiran mesin cetak, dan kemudian media cetak,

menjadikan manusia lebih bebas lagi untuk berkomunikasi.

The Electronic Age. Era ini juga menandai ditemukannya berbagai macam alat

(2)

komputer, dan internet. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang

disebut sebagai “global village”. Media massa pada era ini mampu membawa

manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di

mana saja, seketika itu juga.

Selama tahun 1980an, teknologi komunikasi menjadi elemen penting,

karena memudahkan orang untuk mempertukarkan informasi pada basis “many to

many” melalui sistem komunikasi yang berbasis pada komputer. Kita dapat

menyebutnya sebagai “teknologi komunikasi baru”, “media baru”, atau

“komunikasi interaktif”. Hal yang paling terlihat dari keberadaan teknologi

komunikasi baru adalah bahwa ia merubah ciri atau karakteristik komunikasi

antarmanusia pada tataran yang paling mendasar. Perubahan karakteristik

komunikasi antarmanusia tersebut dapat terlihat dari sifat (nature) teknologi

komunikasi tersebut (Turnomo,2011 : 8).

Rogers (1986:4-5) menguraikan tiga ciri utama yang menandai kehadiran

teknologi komunikasi baru, yaitu interactivity, de-massification, dan

asynchronous. Interactivity merupakan kemampuan sistem komunikasi baru

(biasanya berisi sebuah komputer sebagai komponennya) untuk berbicara balik,

talk back, kepada penggunanya, hampir seperti seorang individu yang

berpartisipasi dalam sebuah percakapan. Dalam ungkapan yang lain, media baru

memiliki sifat interaktif yang tingkatannya mendekati sifat interaktif pada

komunikasi antarpribadi secara tatap muka. Media komunikasi yang interaktif ini

memungkinkan para partisipannya dapat berkomunikasi secara lebih akurat, lebih

efektif, dan lebih memuaskan (Turnomo, 2011: 8).

Saat ini, perkembangan teknologi komunikasi khususnya internet dan

mobile phone semakin maju, hal ini memicu pertumbuhan media sosial dengan

cepat. Kemudahan untuk mengakses media sosial melalui internet, bisa dilakukan

setiap saat, dimana saja dan kapan saja, bahkan kegiatan ini bisa dilakukakan

hanya menggunakan sebuah mobile phone (Hedi Pujo, 2011: 32-33). Menurut

data dari

Juni 2012, dimana Asia merupakan pengguna terbanyak secara geografis

(www..internetworldstats.com

Kecepatan orang mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya

(3)

hanya berlangsung di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Pesatnya

perkembangan media sosial juga dipicu oleh keinginan setiap orang untuk merasa

harus memiliki media sendiri (facebook, blog, twitter). Beberapa waktu yang lalu

untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan

modal yang cukup besar serta butuh tenaga kerja yang banyak, berbeda halnya

dengan sosial. Pengguna media sosial dapat mengakses hanya dengan

menggunakan jaringan internet bahkan yang kemampuan aksesnya lambat

sekalipun, tanpa dibutuhkan biaya besar, tanpa alat yang mahal dan bahkan bisa

dilakukan sendiri tanpa karyawan (Hedi Pujho, 2011: 33).

Secara sederhana media sosial dipahami sebagai sebuah media online,

dimana para pengguna bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

menciptakan isi yang meliputi blog, social network atau jejaring sosial, forum

serta dunia virtual. Media sosial adalah sebuah bentuk layanan internet yang

ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas,

ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang tertentu. Layanan

media sosial biasanya berbasis web, yang menyediakan kumpulan cara yang

beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email,

video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Contoh situs media

sosial antara lain Facebook, Twitter, My Space dan Friendster (Heri Pudjo,

2011:34-35).

Dari sekian banyak situs media sosial di internet, situs yang saat ini cukup

menarik banyak perhatian para pengguna internet adalah Twitter. Di Indonesia,

hal ini dapat dibuktikan bahwa Twitter adalah situs yang paling banyak dikunjungi

setelah google.com, yahoo,com dan Facebook.com. Twitter tidak kalah populer

dibandingkan dengan Facebook yang saat ini sudah mencapai sekitar 517 juta

pengguna di seluruh dunia pada tanggal 1 Juli

Twitter adalah satu dari beberapa situs pertemanan dengan ide media sosial yang

berbasis microblogging untuk menjalin sosialisasi dunia maya di mana pengguna

dapat membentuk jaringan dengan mengundang teman dan juga memberikan

fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan "pembaharuan" berupa tulisan teks

dengan panjang maksimum 140 karakter

Twitter diciptakan oleh Jack Dorsey pada bulan Juli 2006 di bawah

(4)

mudah daripada layanan jejaring pertemanan lainnya. Bisa dibilang, Twitter

tidaklah lebih dari sekadar update status tetapi sekarang mulai ditambahi beberapa

fitur pendukung. Bahkan, status yang kita tulis pun dibatasi hanya sampai 140

karakter saja maka dari itu, Twitter dikategorikan dalam microblogging. Namun

konon, loading status pada Twitter lebih kilat alias lebih cepat dan dijamin

langsung tayang dibandingkan Facebook. Ternyata oleh karena kesederhanaannya

ini, Twitter seringkali lebih digemari daripada Facebook. Dengan jaringan internet

/ network, pengguna bisa meng-update statusnya dari segala jenis ponsel (yang

jadul sekalipun) melalui layanan pesan pendek alias sms. Pengguna twitter dapat

melihat informasi melalui “timeline” yang berisi status dari orang-orang yang

telah diikutinya “following” dan juga status yang dibagikan oleh pengguna akan

terlihat oleh orang-orang yang telah mengikutinya “followers”

Dengan kelebihan yang dimilikinya, Twitter sekarang digunakan sebagai

salah satu media informasi paling digemari masyarakat, terutama mahasiswa.

Informasi akan dengan mudah dibagikan melalui media ini dikarenakan cara

pengunaannya yang mudah dan praktis serta cepat. Misalnya pada saat terjadinya

gempa, maka dengan cepat pengguna twitter akan menyebarkan / posting berita

tersebut, dan followers nya segera mengetahui dan membagikannya kembali.

Melalui akun khusus berita seperti detikcom, vivanews, antaranews, kompasiana

dan lainnya yang berita dibagikan dengan diikuti sebuah link sehingga kita dapat

dengan mudahnya mengakses berita terkini.

Suratkabar, majalah, radio, dan televisi ternyata sudah menjadi media

komunikasi tradisional, karena sekarang sudah mulai berkembang media

kontemporer atau masa kini atau terbaru, terutama setelah munculnya teknologi

komunikasi online yang meliputi newspaper online, magazine online, digital

radio, digital television, chatting, email, facebook, twitter, blog dan web (

Elvinaro,2011;xii). Segala informasi mengenai sosial ekonomi, politik, budaya

dan sastra didapatkan melalui media sosial twitter. Sebagai pengguna Twitter

terbesar kelima di duni

persepsi mereka akan informasi yang mereka dapatkan. Dengan mudahnya

mendapat berita maka dengan mudah pula berita tersebut dikomentari. Televisi

(5)

mempengaruhi masyarakat tanpa memperhatikan situs-situs apa yang mereka

kunjungi. (Littlejohn & Foss, 2008:290).

Iklim masyarakat Indonesia saat ini sudahlah berbeda jauh dengan dahulu,

masyarakat tidak lagi menerima berita secara bulat-bulat dan kemudian

mempercayainya. Masyarakat sekarang telah cerdas dalam memilih berita. Mulai

dari media yang mereka pilih sesuai dengan komsumsi berita yang mereka

butuhkan. Mereka mulai memiliki pemikiran tersendiri terhadap setiap kebijakan

pemerintah, bahkan mereka mempunyai media yang mereka percaya kefaktualan

beritanya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya secara tidak langsung,

media telah menuntun masyarakat kepada suatu pemikirannya tersendiri. Media

banyak memaparkan hal yang terlihat seperti transparan dan memihak

masyarakat, padahal dibalik itu media juga memiliki kepentingannya tersendiri.

Karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan

peristiwa-peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah

mengkronstruksikan berbagai realitas yang akan disiarkan. Media menyusun

realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi berita atau wacana

yang bermakna. Pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan

realitas-realitas hingga membentuk sebuah wacana yang bermakna

(Hamad,2004:11).

Konstruksi berita yang dilakukan media ini secara tidak langsung telah

menciptakan pemikiran tersendiri dalam masyarakat. Berbagai isu yang ada

tersebar dalam masyarakat terkadang menciptakan pandangan miring terhadap

pemerintah. Isu yang selalu menarik perhatian adalah politik. Pada saat ini

retorika politik publik dan pers nasional kita sedang disibukkan oleh pro dan

kontra berbagai isu politik aktual, misalnya tentang massa mengambang, pers

takut kepada pemerintah, forum demokrasi dan banyak lainnya. Setelah isu politik

tersebut secara sengaja dilemparkan ke masyarakat luas melalui media massa,

dalam waktu relatif singkat terbentuk opini publik. Realitas ini mencerminkan

dinamika kehidupan politik rakyat, sehingga wajar sekali bila isu politik akan

selalu silih berganti (Ali,1999:142).

Mahasiswa sebagai agent of change yang selalu kritis akan kegiatan yang

dilakukan pemerintah, banyak memaparkan komentar mereka tentang isu-isu

(6)

mereka, sehingga terlihat bagaimana terbentuknya pemikiran mereka tentang

politik. Pemikiran politik adalah pemikiran yang berkaitan dengan pengaturan dan

pemeliharaan urusan rakyat. Merupakan pemikiran tertinggi, dibandingkan

pemikiran sastra, pemikiran hukum dan pemikiran faktual. Pemikiran politik ini

dapat berupa partisipasi politik, perilaku politik dan sikap politik. Partisipasi

politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di

dalam sistem politik. (Michael Rush dan Phillip Althoff,1993 : 23).

Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan

dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Interaksi

antarlembaga pemerintah dan masyarakat, antarlembaga pemerintah dan antara

kelompok dan individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan,

pelaksanaan, dan penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku

politik.(Sastroatmodjo,1995:2). Bukti nyata dari pemikiran politik mahasiswa

yang mulai terbentuk adalah dengan mudahnya mereka mengakses pemberitaan

mengenai kebijakan pemerintah dan mengomentarinya melalui media sosial

seperti twitter sebagai salah satu bentuk partisipasi dan perilaku politik mereka.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada umumnya telah

mengetahui secara mendasar mengenai partisipasi, sikap dan perilaku politik. Hal

ini juga sering terlihat dari keaktifan mahasiswa FISIP dalam berbagai kegiatan

berbau politik dan birokrasi. Pemahaman mereka ini secara tidak langsung

membentuk pemikiran politik mereka. Begitu pula pada mahasiswa FISIP

Universitas Sumatera Utara, yang memiliki keaktifan dalam dunia media sosial

maupun organisasi berbau politik. Pada umumnya mahasiswa FISIP USU

memiliki akun media sosial seperti facebook dan twitter, sebagai media berbagi

informasi.

Melihat dimana pengguna twitter yang sangat banyak dan aktif, pasti akan

memiliki dampak yang besar akan wacana atau berita yang di muat media massa.

Komentar yang diberikan pun akan lebih cepat dan beragam. Kehadiran media

sosial memang sangat mempengaruhi perkembangan politik dalam masyarakat

terutama mahasiswa sebagai pengguna terbanyak media sosial twitter.

Keberhasilan politik lewat media sosial pun telah dibuktikan oleh banyak

tokoh politik. Seperti, Barrack Obama,Presiden Amerika Serikat dan Jokowi,

(7)

karena kampanye di media sosial twitter dan youtube. Terutama Barrack Obama

yang sangat berhasil menjadikan media sosial twitter sebagai sarana dukungan

untuknya. Kekuatan media sosial dalam menggalang massa tidak dapat dipungkiri

lagi, seperti dalam kasus dukungan publik terhadap pimpinan KPK, Bibit Samad

Riyanto dan Chandra M. Hamzah melalui facebook atau dalam revolusi yang

terjadi di Mesir (Jandy E.Luik,2011:144). Hal ini membuktikan bahwa media

sosial twitter berperan terhadap pemikiran politik masyarakat yang berakibat pada

perilaku politiknya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengalisis

bagaimana media sosial twitter membentuk pemikiran politik mahasiswa. Ini

menarik untuk diteliti, karena media massa sangat berpengaruh terhadap

perkembangan iklim politik masyarakat.

I.2 Fokus Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas maka fokus masalah yang diteliti adalah

“Bagaimanakah media sosial twitter dapat berperan dalam pembentukan

pemikiran politik mahasiswa sebagai media sosial yang sangat diminati saat ini?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas lingkup permasalahan yang akan diteliti agar tidak

terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian hanya dilakukan pada postingan twitter dengan topik politik

(sikap politik, perilaku politik dan partisipasi politik)

2. Penelitian hanya dilakukan pada akun-akun dengan topik politik oleh

mahasiswa yang diikuti / follow oleh peneliti.

3. Penelitian ini menggunakan analisis wacana dengan menggunakan

model Sara Mills.

4. Penelitian dilakukan dalam dari bulan Desember 2012 hingga Maret

2013 dengan alasan dalam jangka waktu tersebut terdapat peningkatan

dalam postingan tweet seputaran debat dan pemilihan calon gubernur

(8)

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana media sosial twitter

berperan dalam pembentukan pemikiran politik mahasiswa

2. Untuk mengetahui posisi media sosial twitter sebagai media informasi

tetutama pengetahuan politik bagi mahasiswa.

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut,

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau

menambah khasanah komunikasi dan menambah pengetahuan dan

pengalman ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi

mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta

menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai analisis wacana

berita.

3. Secara praktis, menjadi bahan masukan untuk perbaikan kepada siapa

saja yang tertarik pada media sosial dan perkembangan politiknya

Referensi

Dokumen terkait

Catatan : Surat permohonan ini harus dibuat dengan tulisan tangan menggunakan kertas

Kelas Hari Tanggal Ruang Mata Kuliah

5 Kendad, m€ngumumken Rencana Umum Penladaan B6ran&/jas6 untuk pelaksanaan kegiatanTahun Anggaran 2012, sepertl tersebut dl bawah lnl:.. NO NAMA KEG IATAN/PAKET

[r]

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penilai dan Tim Penaksir Harga

[r]

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian dua lubang dan tiga lubang pada ujung cetak tersebut dapat mereduksi faktor konsentrasi tegangan dengan