53 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Investasi, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Industri, dan Penyerapan Tenaga Kerjadi Provinsi Jambi Tahun 2001-2021.
5.5.1 Perkembangan Investasi di Provinsi Jambi
Investasi didalam penelitian ini merupakan investasi dalam negeri dan investasi penanaman modal asing dilaksanakan pemerintah Provinsi Jambi. Adapun perkembangan investasi di Provinsi Jambi Selama 2001-2021. Bisa dilihat di tabel Tabel 5.1.1 : Investasi Provinsi Jambi Tahun 2001-2021
Tahun Investasi (Rupiah) Perkembangan (%)
2001 807.674.666.000 -
2002 854.940.700.000 5,85
2003 854.940.700.000 0,00
2004 975.826.839.000 14,14
2005 919.719.172.000 -5,75
2006 1.031.548.496.000 12,16
2007 9.272.531.929.000 798,89
2008 1.082.075.900.000 -88,33
2009 9.901.326.000.000 815,03
2010 1.161.688.064.000 -88,27
2011 1.489.749.862.000 28,24
2012 2.738.436.255.000 83,82
2013 3.432.565.289.000 25,35
2014 3.994.402.382.000 16,37
2015 4.488.654.741.000 12,37
2016 5.278.239.446.000 17,59
2017 5.287.089.080.000 0,17
2018 1.687.323.380.000 -68,09
2019 5.200.000.000.000 208,18
2020 3.549.593.096.000 -31,74
2021 6.677.392.381.000 88,12
Rata-rata 3.365.986.589.429 92,21
Sumber :BPS Provinsi Jambi, Tahun 2022.
54 Perkembangan investasi Provinsi Jambi selama periode Tahun 2001-2021 mengalamai fluktuasi yaitu memiliki nilai perkembangan rata-rata 92,21% persen atau sebesar Rp. 3.365.986.589.429 Perkembangan investasi tertinggi Pada tahun 2009 yaitu 815,03 persen atau sebesar Rp. 9.901.326.000.000 dan perkembangan investasi terendah yaitu tahun 2008 -88,33 persen atau sebesar Rp.1.082.075.900.000 dan pada tahun 2009 investasi tertinggi yaitu didukung oleh investasi penanam modal asing yang dimana sumbangan terbesar dari Kabupaten Muaro Jambi yaitu sebesar Rp.64.166.121.000. dan pada tahun 2008 investasi terendah nya itu dari penanam modal dalam negeri yang dimana sumbangan terendah dari kabupaten sarolangun yaitu sebesar Rp.265.326.000
Naik turunnya investasi yang dilakukan pemerintahan Provinsi Jambi diduga karena kondisi perekonomian Provinsi Jambi yang kurang memadai untuk terus menerus melakukan investasi. Selain itu investasi ini dilakukan juga melalui berbagai pertimbangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemerintah. Sehingga investasi naik turun karena pertimbangan-pertimbangan tersebut.Naik turunnya investasi di Provinsi Jambi tentu akan berdampak pada terciptanya lapangan kerja.
Hal ini dikarenakan investasi suatu faktor yang berperan sangat penting didalam menciptakan peluang kerja yang akan mengrekrut tenaga kerja. Semakin bagus investasi dilaksanakan maka semakin baik peningkatan ekonomi, karena investasi didalam wujud modal dan barang akan selalu digunakan buat memperbarui atau menyediakan perlengkapan sarana dan prasarana untuk masyarakat .
55 5.5.2 Perkembangan Dana Alokasi Umum (DAU) di Provinsi Jambi
Dana Alokasi Umum adalah block grant ditujukan ke segenap Kabupaten dan Kota bertujuan menghapus ketimpangan antara kapasitas dan kebutuhan keuangan, serta dibagikan dengan struktur sesuai aturan-aturan khusus yang secara keseluruhan membuktikan daerah yang kurang mampu dan tertinggal wajib mendapatkan bagian yang lebih banyak ketimbang daerah yang berkecukupan. Adapun perubahan perkembangan Dana Alokasi Umum (DAU) di Provinsi Jambi dalam kurun waktu Tahun 2001-2021 bisa dilihat di tabel 5.1.2 dibawah :
Tabel 5.1.2: Perkembangan Dana Alokasi Umum Provinsi Jambi 2001-2021
Tahun DAU (Rupiah) Perkembangan (%)
2001 14.129.114.000 -
2002 18.192.000.000 28,76
2003 20.925.000.000 15,02
2004 223.347.000.000 967,37
2005 243.618.000.000 9,08
2006 374.361.000.000 53,67
2007 415.018.000.000 10,86
2008 468.804.000.000 12,96
2009 473.505.879.000 1,00
2010 488.743.471.000 3,22
2011 583.882.413.000 19,47
2012 731.952.242.000 25,36
2013 836.578.062.000 14,29
2014 948.337.712.000 13,36
2015 1.009.165.864.000 6,41
2016 1.070.452.478.000 6,07
2017 1.397.912.161.000 30,59
2018 1.399.367.134.000 0,10
2019 1.433.203.410.000 2,42
2020 1.288.418.327.000 -10,10
2021 1.288.418.327.000 0,00
Rata-rata 701.359.123.524 60,50
Sumber : BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Jambi, Tahun 2022
56 Dapat dilihat tabel 5.1.2 bahwa Dana alokasi umum mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata nilai perkembangan Dana Alokasi Umum di Provinsi Jambi selama kurun waktu tahun 2001-2021 yaitu 60,50 persen atau sebesar Rp.701.349.123.524 Dimana perkembangan Dana Alokasi Umum paling tinggi yaitu di tahun 2004 yaitu 967,37 persen atau sebesar Rp.223.347.000.000 dan perkembangan Dana Alokasi Umum paling rendah di tahun 2020 yaitu -10,10 persen atau sebesar Rp.1.288.418.327.000.
Tingginya perkembangan dana alokasi umum pada saat tahun 2020 itu didukung oleh Kabupaten Tebo dimana paling tinggi diantara Kabupaten lainnya yaitu dengan nilai dana alokasi umum sebesar Rp.534.449.531.000 Tingginya perkembangan Dana Alokasi Umum di Provinsi Jambi dikarenakan pemerintah Provinsi Jambi mempunyai kemampuan PAD yang tinggi untuk membiayai belanja daerah. Serta rendahnya perkembangan dana alokasi umum pada saat tahun 2004 itu dimana nilai dana alokasi umum paling rendah yaitu diduduki oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar Rp.11.379.700.000 rendahnya tingkat perkembangan dana alokasi umum dikarenakan keadaan geografi dan tingkat pendapatan masyarakat miskin yang rendah.
57 5.5.3 Perkembangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi Jambi
Dana Alokasi Khusus yaitu penyedia dari dana pemerintah pusat terhadap Provinsi Jambi yang bertujuan untuk membiayai acara khusus. Adapun perkembangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi Jambi dalam kurun waktu tahun 2001-2021 bisa dilihat di tabel 5.1.3 :
Tabel 5.1.3: Perkembangan Dana Alokasi Khusus Provinsi Jambi 2001-2021 Tahun DAK(Rupiah) Perkembangan (%)
2001 1.315.198.000
2002 1.770.201.000 34,60
2003 7.400.000.000 318,03
2004 4.495.982.000 -39,24
2005 1.729.300.000 -61,54
2006 3.362.246.000 94,43
2007 1.200.000.000 -64,31
2008 24.454.000.000 1937,83
2009 35.121.000.000 43,62
2010 20.030.000.000 -42,97
2011 24.735.600.000 23,49
2012 33.109.538.000 33,85
2013 53.328.486.000 61,07
2014 49.355.510.000 -7,45
2015 57.944.770.000 17,40
2016 81.644.852.000 40,90
2017 934.827.673.000 1044,99
2018 984.106.096.000 5,27
2019 1.092.472.628.000 11,01
2020 1.116.093.491.000 2,16
2021 1.116.093.491.000 0,00
Rata-rata 2.68.790.002.000 172,66
Sumber : BPS Provinsi Jambi, Tahun 2022
Dapat kita lihat pada tabel 5.1.3 bahwa dana alokasi khusus Provinsi Jambi mengalami fluktuasi yaitu rata-rata perkembangan nilai Dana Alokasi Khusus di Wilayah Jambi di tahun 2001-2021 yaitu 172,66 persen atau sebesar
58 Rp.268.790.002.000 dimana perkembangan dana alokasi khusus paling tinggi berada di tahun 2008 yaitu 1937,83 persen atau sebesar Rp.24.454.000.000 . Pada saat tahun 2008 tinggi nya perkembangan dana alokasi khusus itu diduduki oleh Kabupaten Kerinci dimana nilai dana alokasi khusus nya lebih besar diantara Kabupaten lainnya yaitu sebesar Rp.52.266.000 tingginya perkembangan dana alokasi khusus di Provinsi Jambi dikarenakan banyaknya program kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat di Provinsi Jambi yang terdapat dalam renstra Provinsi Jambi. Dan perkembangan pertumbuhan Dana Alokasi Khusus paling rendah ditahun 2007 yaitu -64,31 persen atau sebesar Rp.1.200.000.000 rendahnya perkembangan dana alokasi khusus pada saat tahun 2007 itu dimana jumlah nilai dana alokasi paling rendah berada di Kabupaten Tebo dimana paling rendah di antara Kabupaten lainnya yaitu sebesar Rp.97.711.000 rendahnya perkembangan Dana Alokasi Khusus di Provinsi Jambi dikarenakan tidak banyaknya kegiatan atau program pembangunan infrastruktur.
59 5.5.4 Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri di Provinsi Jambi
Industri merupakan unit usaha yang melaksankan aktivitas ekonomi, berfungsi menciptakan barang atau jasa, yang bertempat disuatu pabrik atau wilayah khusus, serta individu memiliki catatan penting administrasi tentang pembuatan dan rancangan dana serta ada individu atau lebih yang mempunyai tugas dan kewajiban tanggung jawab atas kegiatan tersebut. Adapun perkembangan Industri di Provinsi Jambi tahun 2001-2021 bisa dilihat di tabel 5.1.4 berikut ini :
Tabel 5.1.4: Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri di Provinsi Jambi 2001-2021
Tahun JPI (Unit) Perkembangan (%)
2001 19.348
2002 20.070 3,73
2003 20.698 3,13
2004 20.894 0,95
2005 21.151 1,23
2006 21.534 1,81
2007 22.113 2,69
2008 22.476 1,64
2009 23.554 4,80
2010 24.685 4,80
2011 25.296 2,48
2012 26.685 5,49
2013 26.833 0,55
2014 27.369 2,00
2015 28.075 2,58
2016 24.479 -12,81
2017 25.678 4,90
2018 28.159 9,66
2019 34.564 22,75
2020 26.058 -24,61
2021 26.789 2,81
Rata-rata 24.596 2,03
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2022
60 Bisa dilihat di dalam tabel 5.1.4 menunjukkan rata-rata perkembangan jumlah perusahaan industri di Provinsi Jambi tahun 2001-2021 rata-rata berjumlah 2,03 persen atau sebesar 24.596 unit dimana perkembangan jumlah perusahaan industri paling rendah yaitu ditahun 2020 sebesar -24,61 persen hal ini terjadi sejak berawalnya pandemi covid 19 berbagai macam setiap kehidupan mengalami dampak yang cukup signifikan tertutama pada jumlah perusahaan industri. Kondisi pandemi mengakibatkan pertumbuhan sektor industri menjadi lambat. Kondisi ini dipicu beberapa hal seperti industri-industri yang mengalami penurunan produktivitas penyebab turunnya produktivitas juga berbagai macam pertama karena menurunnya daya beli masyarakat, banyaknya jumlah karyawan yang di PHK menyebabkan pendapatan masyarakat mengalami penurunan sehingga masing-masing individupun mulai membatasi pengeluarannya. Hal ini lah yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat bahwa dengan menurunnya daya beli masyarakat maka produk yang sudah ada dipasarpun tidak laku terjual dan pabrik industri sebagai pemproduksi barang atau jasa mengalami penurunan income, karena target produksi barang ditahun 2020 tidak tercapai. Perkembangan jumlah perusahaan industri paling tinggi yaitu di tahun 2019 sebesar 22,75 persen atau sebesar 34.564 unit tingginya tingkat perkembangan jumlah perusahaan industri pada tahun 2019 diduduki oleh kota jambi dengan jumlah perusahaan industri sejumlah 4.960 unit paling tinggi di antara Kabupaten lain. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2019 sebesar 4,35 persen dari sisi produksi pertumbuhan didorong oleh hampir seluruh lapangan usaha.
61 5.5.5 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi
Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tempat kerja yang sudah terpenuhi tergambar pada banyaknya total masyarakat yang bekerja. Adapun penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi bisa dilihat di tabel 5.1.5 :
Tabel 5.1.5 : Penyerapan Tenaga Kerja Provinsi Jambi 2001-2021
Tahun PTK (Jiwa) Perkembangan (%)
2001 1.013.666
2002 1.094.331 7,96
2003 1.101.833 0,69
2004 1.137.460 3,23
2005 1.113.150 -2,14
2006 1.103.386 -0,88
2007 1.146.861 3,94
2008 1.224.483 6,77
2009 1.260.592 2,95
2010 1.462.405 16,01
2011 1.434.998 -1,87
2012 1.382.471 -3,66
2013 1.491.038 7,85
2014 1.550.403 3,98
2015 1.624.522 4,78
2016 1.657.817 2,05
2017 1.657.817 0,00
2018 1.721.362 3,83
2019 1.691.782 -1,72
2020 1.739.003 2,79
2021 1.746.840 0,45
Rata-rata 1.397.915 2,85
Sumber : BPS Provinsi Jambi, Tahun 2022
Perkembangan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi selama periode tahun 2001-2021 mengalami fluktuasi rata-rata 2,85 persen atau sebesar 1.397.915 jiwa.
62 Perkembangan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi paling tinggi tahun 2010 yaitu 16,01 persen atau sebesar 1.462.405 jiwa dan perkembangan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi paling rendah tahun 2006 yaitu -0,88 persen atau sebesar 1.103.386 jiwa
Naik turunnya penyerapan tenaga kerja karena berkaitan dengan dengan investasi pemerintah Provinsi Jambi yang tidak stabil akibat adanya fluktasi pada suku bunga. Penyerapan tenaga kerja memiliki kaitan dengan pertumbuhan ekonomi, dimana semakin meningkatnya kenaikan ekonomi akan semakin meningkat pula peluang kerja.
Pertumbuhan ekonomi biasanya diikuti oleh penurunan sejumlah pengangguran dan meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja. Pengrekrutan tenaga kerja tentu tidak terlepas pada fungsi pemerintah yang menjadi pembuat kebijakan sebagai bentuk untuk membantu investasi yang berkualitas baik, tingkat penghasilan guna mensejahterahkan pekerja kemudian paya-upaya sudah dilaksanakan guna tercapainya peningkatan ekonomi yang berkesinambungan dan seimbang.
63 5.2 Pengaruh Investasi, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi Tahun 2001-2021.
Untuk menganalis pengaruh Investasi, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Jumlah Perusahaan Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi tahun 2001-2021 memakai alat analisis regresi linear berganda dengan hasil berikut ini :
Berdasarkan hasil analisis maka persamaan regresi dalam observasi ini yaitu :
Y = +
Y = 7.650680 + 0.035677 - 0.004387 + 0.052154 + 0.429889
Persamaan diatas bisa di interpretasikan yaitu :
Dependent Variable: LOG(PTK) Method: Least Squares
Sample: 1 21
Included observations: 21
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.650680 1.680772 4.551884 0.0003
LOG(INVESTASI) 0.035677 0.017173 2.077505 0.0542 LOG(DAU) -0.004387 0.006386 -0.686996 0.5019 LOG(DAK) 0.052154 0.011975 4.355231 0.0005 LOG(JPI) 0.429889 0.187836 2.288643 0.0360
R-squared 0.906898 Mean dependent var 14.13387 Adjusted R-squared 0.883623 S.D. dependent var 0.188067 S.E. of regression 0.064157 Akaike info criterion -2.450699 Sum squared resid 0.065859 Schwarz criterion -2.202003 Log likelihood 30.73234 Hannan-Quinn criter. -2.396726 F-statistic 38.96378 Durbin-Watson stat 1.354955 Prob(F-statistic) 0.000000
64 Nilai konstanta berjumlah 7.650680 artinya jika selama periode 2001-2021 jumlah investasi, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan jumlah perusahaan industri diasumsikan tetap, maka penyerapan tenaga kerja selama periode penelitian sebesar 7.650680 persen.
1. Jika investasi naik sebesar 1 persen artinya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi akan meningkat sebesar 0.035677 persen.
2. Jika dana alokasi umum berkurang sejumlah 1 persen artinya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi akan berkurang sejumlah 0.004387 persen.
3. Jika dana alokasi khusus bertambah sebesar 1 persen artinya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi akan meningkat sejumlah 0.052154 persen.
4. Jika jumlah perusahaan Industri bertambah sejumlah 1 persen artinya penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi akan meningkat sejumlah 0.429889 persen.
5.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Hasil dari pengujian normalitas menyatakan jika nilai JBhitung senilai 3.397184 dan memiliki probabilitas 0.182941. Yang mana nilai probalitas ini lebih besar dari 5% (α>5%) jadi bisa disimpulkam jika residual berdistribusi normal serta asumsi klasik mengenai kenormalan terpenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
Hasil dari pengujian multikolinearitas dari penelitian ini membuktikan jika nilai VIF pada variabel Investasi senilai 1.062128, variabel Dana Alokasi Umum
65 senilai 1.104427 variabel Dana Alokasi Khusus mempunyai nilai VIF senilai 3.535830 serta variabel Jumlah Perusahaan Industri mempunyai nilai VIF senilai 3.476422. Hal ini membuktikan jika nilai VIF pada setiap masing-masing dari variabel kurang dari 10 maka model regresi yang dipakai didalam observasi ini tidak terjadi multikoliniearitas atau tidak memiliki korelasi antara variabel independen.
3. Uji Heterokesdasitas
Hasil dari pengujian heteroskesdasitas menunjukkan jika nilai Chi-Square hitung sebesar 4.274175 sedangkan nilai Prob Chi-Square dari model sebesar 0.3702 lebih besar dari 0,05 (Fhitung > α = 5%) maka model regresi pada observasi ini tidak terindikasi memiliki gejala heterokesdasitas dan persamaannya valid buat dipakai.
4. Uji Autokorelasi
Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa didalam observasi ini Prob F memperoleh senilai 0,1569 lebih besar dari 0,05 (p - value > α = 5%) jadi bisa menyimpulkan jika regresi didalam observasi ini tidak adanya terindikasi gejala autokorelasi.
5.4 Uji Hipotesis 1. Uji F Statistik
Menurut hasil regresi di peroleh nilai F Statistik senilai 38.96378 dan nilai F tabel senilai 14.13387 Pada taraf α=5% . Hal ini membuktikan bahwa Fhitung > Ftabel
yaitu 38.96378 > 14.13387 jadi artinya Investasi, Dana Alokasi Umum, Dana
66 Alokasi Khusus, dan Jumlah Perusahaan Industri secara simultan memiliki pengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi.
2. Uji t Statistik
Menurut hasil regresi Uji tstatistik dipakai guna melihat pengaruh secara parsial dari setiap masing-masing variabel terhadap penyerapan tenaga kerja di Wilayah Jambi. Dari pengujian t statistik pada observasi ini mendapat hasil yaitu:
1. Variabel investasi mempunyai nilai probabilitas senilai 0.0542 dan nilai signifikan kecil dari α=5% sehingga Ha diterima. Artinya hal ini menunjukkan bahwa investasi mempunyai pengaruh secara singnifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.
2. Variabel Dana Alokasi Umum memperoleh nilai probabilitas senilai 0.5049 dan nilai signifikan lebih besar dari α=5% sehingga Ho ditolak Artinya hal ini menunjukkan jika dana alokasi umum tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.
3. Variabel Dana Alokasi Khusus mempunyai nilai probabilitas 0.0005 dan nilai signifikan kurang dari α=5% sehingga Ha diterima, artinya Dana alokasi khusus mempunyai pengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.
4. Variabel Jumlah Perusahaan Industri mempunyai nilai probabilitas senilai 0.00360 dan nilai signifikan lebih kecil dari α=5% sehingga Ha diterima.
Artinya jumlah perusahaan industri memiliki pengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.
67 3. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil hitungan membuktikan jika nilai koefisien determinasi didalam observasi ini senilai 0,9068 atau 98,68%. Artinya hal ini membuktikan jika variabel Invetasi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Jumlah Perusahaan Industri dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sebesar 98,68% sedangkan sebesar 9,32% dipengaruhi dari bidang lain yang tidak termasuk kedalam observasi.
5.5 Pengaruh Investasi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Jumah Perusahaan Industri terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
1. Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sesuai hasil regresi variabel investasi memperoleh nilai koefisien 0,035677 dan nilai signifikan 0,0542 dan lebih kecil dari 0,05 persen artinya investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi. Maka setiap terjadinya peningkatan investasi senilai 1 persen akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sejumlah 0,035677 persen.
Berdasarkan adanya teori dimana jika investasi naik atau meningkat maka tingkat penyerapan tenaga kerja juga bias meningkat. Semakin tinggi tingkat inveastasi, semakin tinggi pula tingkat produksi yang bias dihasilkan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat permintaan faktor tenaga kerja. Dengan kata lain, investasi dapat mendukung pertumubuhan barang modal yang dapat menyerap faktor produksi baru. Dengan kata lapangan kerja harus meningkat untuk kesempatan kerja dan menurunkan tingkat pengangguran.
68 Hal ini sesuai pendapat (Sukirno) bahwa jika tingkat investasi lebih tinggi atau meningkat maka industri juga pasti meningkat pada bidang penyerapan tenaga kerja.
Perusahaan secara keseluruhan akan memperluas semakin banyak uang yang diinvestasikan. Hal ini menunjukkan bahwa otomatis akan terjadi peningkatan jumlah usaha, tingkat output yang dihasilkan, pekerjaan, dan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi
2. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sesuai hasil regresi variabel dana alokasi umum memliki nilai koefisien - 0.004387 dengan nilai signifikan 0.5019 lebih besar dari 0.05 persen artinya dana alokasi umum tidak memiliki pengaruh positif serta signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi, maka setiap kali terjadinya peningkatan dana alokasi umum sejumlah 1 persen maka dapat menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sejumlah 0.004387 persen.
3. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sesuai dengan hasil regresi variabel dana alokasi khusus nilai koefisien nya 0,052154 dengan nilai signifikan 0,0005 kurang dari atau lebih kecil dari 0,05 persen artinya dana alokasi terdapat pengaruh positif serta signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi. Maka setiap terjadinya kenaikan dana alokasi khusus senilai 1 persen maka bisa menaikkan tingkat penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi senilai 0,052154 persen. Berarti peningkatan dana alokasi khusus diiringi
69 dengan penyerapan tenaga kerja. Pemerintah telah bisa meningkatkan dana alokasi khusus setiap tahunnya.
4. Pengaruh Jumlah Perusahaan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sesuai hasil regresi variabel jumlah perusahaan industri mempunyai nilai koefisien 0,429889 serta nilai signifikan 0.0360 lebih kecil dari 0.05 persen artinya industri mempunyai pengaruh positif serta signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi. Maka setiap terjadinya peningkatan Jumlah perusahaan industri sejumlah 1 unit bisa meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi sejumlah 0,429889 persen. Penciptaan wilayah industri dimaksudkan untuk mendorong perkembangan industri di daerah tersebut, sehingga meningkatkan daya tarik atau minat kawasan dan mencapai manfaat sebagai berikut:
1. Mememaksimalkan belanja pemerintah untuk menyediakan prasarana 2. Meningkatkan efisiensi kegiatan industri
3. Untuk mempercepat kemajuan daerah dan menjadikan pembangunan daerah berperan lebih besar dalam semua pembangunan ekonomi. Disebutkan pula bahwa tingginya potensi keuntungan yang bisa didapat dari berbagai industri jika fasilitas tersebut disiapkan bagi mereka merupakan bahkan faktor yang lebih penting yang mendukung upaya untuk menciptakan kawasan industri.
Oleh karena itu ekspansi wilayah industri yang utama ditujukan guna memberikan lebih banyak ketertarikan atau minat bagi para pelaku penanam modal.
70 Upaya ini adalah cara yang bisa dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi permasalahan bagi mereka guna membuat atau memperoleh tempat bangunan, serta bisa meringkan bayaran yang dibutuhkan untuk membangun industrinya karena bangunan perusahaan sudah bisa dikontrak atau dibeli dengan harga yang terjangkau bagi mereka yang minim modal.
5.6 Implikasi Hasil Penelitian
Menurut hasil observasi tentang penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jambi berdasarkan variabel Investasi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Jumlah Perusahaan Industri. Dari perihal ini fungsi pemerintah sungguh penting dalam membuat kebijakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Maka impilkasi nya adalah diperlukan Langkah-langkah untuk menaikkan investasi baik investasi dalam negeri bahkan investasi di luar negeri karena akan mempengaruhi hasil yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja karena dari investasi yang bertambah memicu tersedianya sarana tempat berkerja. terciptanya kesempatan kerja ini akan mengatasi berkuranganya jumlah pengangguran dan akan menciptakan peluang kesempatan kerja lebih banyak. Mempermudah dalam mengurus surat perizinan pemerintah diharapkan dapat memperbaiki investasi agar lebih berfokus tidak hanya pada usaha padat modal tetapi juga usaha yang banyak karya sehingga dapat merekrut orang bekerja lebih banyak.
Untuk meningkatnya perekrutran orang bekerja itu sendiri kebijakan harus dilakukan pemerintah sebaiknya diadakannya pelatihan agar menambah wawasan
71 masyarakat dalam mengembangkan ilmu dan menggunakan teknologi sehingga tenaga kerja yang dapat terserap tidak hanya menjadi pekerja kasar tetapi dapat bekerja dibidang lainnya juga.
Upaya untuk meningkatkan dana alokasi umum ialah implikasi harus dilakukan pemerintah dengn cara meningkatkan setiap komponen belanja langsumg terutama komponen belanja modal dan belanja barang serta jasa, jenis belanja ini mempunyai dampak besar terhadap peningkatann ekonomi daerah apalagi bila rasionya lebih besar dari belanja rutin dan dialokasikan untuk sector-sektor ekonomi utama yang mempunyai pengaruh terhadap ekonomi Provinsi Jambi dan memperketat pengawasan setiap belanja agar lebih transparan dalam pelaksanannya. Terutama belanja yang terkait dengan infrastruktur yang memiliki besaran belanja yang rawan akan penyelewengan sehingga membuat belanja tidak lagi efektif dan efisien.
Merawat jalinan kesetaraan jangka waktu lama antara pengeluaran pemerintah dan peningkatan ekonomi di Provinsi Jambi maka dari itu fungsi pemerintah daerah didalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang bermutu serta berkelanjutan bisa dijaga dalam periode waktu yang lama. Jika sudah seperti ini maka dana alokasi akan meningkat dan kesempatan kerja pun akan bertambah.
Pemerintah bisa dapat mendistribusikan pendapatan yang diterima untuk belanja daerah yang bersifat produktif agar tidak terjadinya pengeluaran yang tidak penting atau pemborosan anggaran sebagai contoh melakukan kegiatan pembangunan, selanjutnya pendapatan pemerintah ada baiknya lebih banyak untuk program-program layanan publik maksud dari kalimat itu ialah hendaklah pemerintah
72 menganggarkan pendapatannya untuk anggaran yang memang bersifat produktif untuk pelayanan kepada masyarakat dengan prioritas anggarannya ke belanja yang dimanfaatkan dan dipergunakan secara langsung bagi masyarakat yaitu belanja modal.
Implikasi yang dilakukan pemerintah adalah memperbanyak jumlah sektor usaha. Jumlah sektor usaha sangat berhubungan erat kepada penyerapan tenaga kerja sehingga apabila terlalu banyak jumlah sektor usaha pasti meningkat pula total tenaga kerja yang di perlukan didalam organisasi. perlunya sektor industry khususnya di Provinsi Jambi terhubung antara lain dari total sektor usaha yang meningkat. Untuk meningkatkan jumlah unit usaha yang dapat dilakukan pemerintah dengan mempermudah pemberian izin terhadap pendirian industri. Dalam kebijakan ini pemerintah harus berhati-hati jangan terlalu ketat dalam memberikan izin karena ini akan memperlambat atau bahkan menghambat pembangunan dimasa yang akan datang. Dan juga yang harus dilakukan oleh pemerintah di Provinsi Jambi yaitu memperbanyak industri yang padat karya agar tenaga kerja yang terekrut juga banyak.