BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Menurut Creswell (2014:32), Penelitian kuantitatif adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk menguji teori objektif dengan menguji hubungan antara variabel. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji hipotesis yang telah dibuat mengenai variabel Emotion dan Brand awareness.
3.2 Populasi dan sampel penelitian
3.2.1 Populasi
Juliandi (2013) mengatakan populasi merupakan totalitas dari seluruh unsure yang ada dalam sebuah wilayah penelitian dalam jurnal (Prihanto, Hendi, 2014). Terdapat dua jenis populasi: (1) populasi terbatas adalah populasi yang dapat dihitung jumlahnya karena adanya batasan yang jelas; (2) populasi tidak terbatas adalah populasi yang tidak dapat dihitung jumlahnya karena tidak adanya batasan yang jelas. Penelitian ini menggunakan populasi tidak terbatas, yaitu orang-orang yang belum pernah membeli keripik bekicot Uncle John dan merupakan masyarakat
Surabaya dan bali. Populasi ini diambil pada semester ke 1 tahun 2021 dari bulan Januari 2021 sampai Mei 2021.
3.2.1 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2004) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode yang digunakan adalah purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode yang mana peneliti menggunakan pertimbangan pribadi secara sengaja dalam memilih individu populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan, atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti.
Mengingat jumlah sampel yang tidak diketahui, penentuan jumlah sampel yang digunakan oleh peneliti menggunakan rumus hitung sampel menurut Rao Purba (2006) dalam penelitian Sujarweni (2015) :
n = Z2
4(moe)2 Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96 moe = Margin of error atau maksimal kesalahan yang dapat
ditoleransi, peneliti menetapkan dalam 10% atau 0,10
Dengan keterangan dan penetapan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
n = 1,962
4(0,10)2 n = 3,8416
0,04 n = 96,04
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh hasil perhitungan sebanyak 96 sampel, peneliti akan mengambil sampel berjumlah 96 responden.
3.3 Jenis data, sumber data, dan skala pengukuran
Penelitian ini menggunakan jenis data primer berupa kuesioner menggunakan ukuran skala Likert dan dalam kategori data penelitian ini adalah skala interval yang tergolong dalam model data cross section, data yang diambil dari satu waktu dengan banyak responden yang mengisi kuesioner. Ukuran pengumpulan data yang digunakan peneliti:
a. Sangat Setuju (SS): 5 b. Setuju (S): 4
c. Cukup Setuju (CS): 3 d. Tidak Setuju (TS): 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS): 1
3.4 Variabel dan definisi operasional
Variabel Definisi Konseptual Indikator Sumber
Emotion (X1)
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Beberapa peneliti (Laros dan SteenKamp, 2005; Niedenthal et al.,2006) mempercayai bahwa cara terbaik untuk mendefinisikan emosi adalah dengan
mengklasifikasikannya. Laros dan Steenkamp (2005) telah menganalisis literatur tentang emosi yang diklasifikasikan sebagai emosi positif dan emosi negatif.
1. Perasaan Senang 2. Perasaan Lega 3. Perasaan Frustasi 4. Perasaan Pasrah 5. Perasaan Marah
6. Perasaan stress atau tertekan 7. Perasaan Takut
Bartunek &
Rynes, (2010)
Brand Awareness (X2)
Kesadaran merek adalah sejauh mana konsumen mengenali merek tertentu. Aaker (1996)
menyampaikan klasifikasi merek berdasarkan brand awareness. Kesadaran merek adalah kemampuan suatu merek untuk mencapai tingkat pengenalan yang direncanakan sebelumnya.
1. Merek yang muncul Ketika melihat produk tertentu (Brand Recognition) 2. Merek yang pertama kali di ingat Ketika melihat suatu produk (Brand Recall)
Aaker, (1992);
dalam Çifci et al., (2016), Foroudi et al.,
(2018).
Minat beli (Y)
Minat Beli mengacu kepada kemungkinan bahwa konsumen berencana atau bersedia untuk membeli suatu barang dengan merek tertentu di masa mendatang. Minat beli di masa depan dianggap sebagai pasca pembelian proses (Wilkie, 1994;
Blackwell et al., 2001; Solomo et al., 2006).
1. Minat transaksion al 2. Minat
referensial 3. Minat
preferensial 4. Minat
eksploratif
Ferdinand, (2009; 129), Huang et al., (2011); dalam Chetioui et al., (2020).
Tabel 3.1: Definisi Operasiona
3.5 Prosedur pengumpulan data
Metode pengumpulan data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan tentang indikator kepada pelanggan yang mengetahui, sudah maupun belum mencoba produk keripik bekicot Uncle John melalui google form.
3.6 Metode analisis dan pengujian hipotesis 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel untuk menentukan kelayakan atau tidak suatu item yang digunakan dilakukan uji signifikan koefisien korelasi dikatakan valid apabila nilai signifikan <0,05 (Ghozali, 2018).
3.6.2 Uji Realibilitas
Uji realibilitas bertujuan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban narasumber terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil (Santoso, 2002).
3.6.3 Uji Asumsi Klasik 3.6.3.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005:105) “Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah model regresi variabel terkait dan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak”, maka regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal. Uji Normalitas ini saya ambil menggunakan uji probability plot. Syarat variabel
dikatakan memiliki distribusi normal saat data ploting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal.
3.6.3.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat adanya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel independennya, maka terjadi gangguan pada hubungan variabel dependen dan variabel independen. Pada pengujian ini digunakan variance inflation factor (VIF) yang merupakan alat ukur untuk menentukan ada atau tidaknya multikolinearitas dalam variabel bebas. Variabel dikatakan tidak memiliki multikolinearitas ketika nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1.
3.6.3.3 Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat adakah tidak ada persamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Apabila varians residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Dalam melihat heterokedastisitas dalam suatu model dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah uji scatterplots, dalam uji ini tidak adanya heteroskedastisitas di lihat jika tidak adanya pola yang jelas (bergelombang, melebar, dan menyempit) pada gambar scatterplots, dan titik-titik yan gmenyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda adalah perluasan dari regresi linier sederhana, dengan menambahkan jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih variabel (Sanusi, 2011:134). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program software Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Berikut adalah model regresinya:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e Keterangan:
Y = Niat beli
β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
X1 = Emotion
X2 = Brand Awareness
e = Error
3.6.5 Uji F
Uji F dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana seluruh variabel X (independen) mempengaruhi variabel Y (dependen) bersama-sama. Uji F ini berfungsi sebagai alat untuk menguji kesesuaian atau kelayakan model analisis di dalam sebuah penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:
Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan menolak H1. Jika signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3.6.6 Uji t
Uji T dilakukan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Yang dilihat dari pengujian ini adalah nilai signifikansi, yaitu sebagai berikut:
Jika nilai signifikan > probabilitas 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen).
Jika nilai signifikan < probabilitas 0,05 maka ada pengaruh variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen).
Uji t juga bisa dihitung menggunakan t hitung dan t table dengan rumus sebagai berikut:
a/2; N-k-1 Keterangan:
a: Nilai signifikansi yaitu sebesar 5% (0,05)
N: Jumlah Sampel
K: Jumlah Variabel Bebas
3.6.7 Uji Koefisien Kolerasi (R) dan Koefisien Determinan (R2)
Kolerasi (R) adalah hasil kolerasi sederhana yang terdapat didalam regresi, serta menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut (Priyanto, 2014). Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:95). Sudarmanto (2005) menyatakan bahwa tingkat ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui melalui besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R2 (R-Square).
Semakin besar nilai R2, akan semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan kondisi yang sebenarnya (Sudarmanto, 2005).
Sudarmanto (2005) menyatakan bahwa Adjusted R Square menunjukkan pada besarnya R Square yang telah disesuaikan, yaitu R2 yang telah dibebaskan dari pengaruh derajat bebas, sehingga benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependennya.