• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI AIR TERJUN SINGKAI DI DESA LUBUK SELANDAK KECAMATAN TERAMANG JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS POTENSI AIR TERJUN SINGKAI DI DESA LUBUK SELANDAK KECAMATAN TERAMANG JAYA "

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI AIR TERJUN SINGKAI DI DESA LUBUK SELANDAK KECAMATAN TERAMANG JAYA

KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

SKRIPSI

OKTA CANDRA DWI SAPUTRA

PROGRAM STUDI KEHUTANAN JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

ANALISIS POTENSI AIR TERJUN SINGKAI DI DESA LUBUK SELANDAK KECAMATAN TERAMANG JAYA

KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

OKTA CANDRA DWI SAPUTRA

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Program Studi Kehutanan Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI KEHUTANAN JURUSAN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwata’ala berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Analisis Potensi Air Terjun Singkai Di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu“ dengan baik. Sholawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Salallahua’laihi Wassalam yang selalu kita rindui dan kita harapkan syafaat Nya kelak di yaumil akhir. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Ali Nurman dan Ibu Yeni Purwati yang telah memberikan segala kasih dan cintanya serta memberikan dukungan moral, do’a dan materi kepada penulis. Untuk kakak tercinta Desvi Lestari Wulandari S.Km yang telah memberikan semangat dan dukungan dan do’a kepada penulis.

2. Kepada Keluarga Besar Thamrin yang telah banyak mendukung dan menjadi support system bagi saya, dan terutama bagi paman saya yaitu Edi Tabrani S.Pd yang telah banyak membantu untuk menyelesaikan penelitian saya selama di Desa Lubuk Selandak

3. Bapak Dr. Forst. Ir. Bambang Irawan, SP., M.Sc., I.PU selaku ketua Jurusan Kehutanan Universitas Jambi dan Ibu Ir. Riana Anggraini, S.Hut., M.Si.,I.PM selaku Ketua Program Studi Kehutanan Universitas Jambi, serta Bapak Ibu dosen dan staf pengajar Program Studi Kehutanan yang telah mendidik, memberikan banyak pengalaman yang tiada hentinya.

4. Pembimbing skripsi I saya Bapak Albayudi, S.Hut., M.Si., I.PM dan pembimbing II saya Bapak Zuhratus Saleh, S.Si., M.Si yang telah banyak memberikan dukungan berupa materi ilmu, saran, bimbingan dan arahan yang sangat berguna untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

5. Kepala Desa beserta staf dan Masayarakat Desa Lubuk Selandak yang telah banyak membantu selama penulis melakukan penelitian.

(6)

ii 6. Rekan-rekan Peminatan Konservasi Sumberdaya Hutan 2017 serta rekan-

rekan seperjuangan angkatan 2017, senior dan adik-adik Program Studi Kehutanan Universitas Jambi yang telah membantu serta memberi semangat kepada penulis sehingga bisa melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Terima kasih juga kepada Berliani Anisa yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan support dan motivasi nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwasanya penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan bersedia menerima dengan kritik dan saran dari pembaca, dalam hal ini kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi salah satu bacaan yang bisa membantu dalam penelitian selanjutnya.

Jambi, Februari 2023

Okta Candra Dwi Saputra

(7)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Wisata Alam ... 5

2.2 Analisis Potensi Wisata Alam ... 6

2.3 Potensi dan Daya Tarik Wisata Alam ... 7

2.4 Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ... 7

2.5 Penelitian Terdahulu ... 8

III. METODE PENELITIAN ... 12

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

3.2 Alat dan Bahan ... 12

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 12

3.4 Metode Pengambilan Data Penelitian ... 13

3.4.1 Pengamatan Lapangan (Observasi)... 13

3.4.2 Wawancara dan Kuisioner ... 15

3.5 Analisis Data ... 17

3.5.1 Analisis ADO-ODTWA... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Kondisi Umum dan Karakteristik Air Terjun Singkai ... 21

4.2 Indentifikasi Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Singkai ... 21

4.3 Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata ... 22

4.3.1 Daya Tarik ... 22

4.3.2 Aksesibilitas ... 26

4.3.3 Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi ... 28

4.3.4 Akomodasi ... 30

4.3.5 Sarana dan Prasarana Penunjang ... 31

4.3.6 Penilaian Ketersedian Air Bersih ... 33

4.3.7 Daya Dukung Kawasan... 34

4.3.8 Pangsa Pasar... 35

4.3.9 Rekapitulasi Penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam ... 36

(8)

iv

4.4 Daya Tarik Budaya, Tradisi dan Adat Istiadat ... 38

4.4.1 Festival Kebudayaan ... 38

4.4.2 Makanan dan Minuman Khas ... 39

4.5 Penilaian Wisatawan Terhadap Wisata Air Terjun Singkai ... 40

4.5.1 Karakteristik Pengunjung Air Terjun Singkai ... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 50

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 4

2. Gambaran Keindahan Air Terjun Singkai ... 6

3. Peta Desa Lubuk Selandak ... 12

4. Kondisi Keindahan Daya Tarik di Kawasan Air Terjun Singkai ... 23

5. Jenis Flora dan Fauna yang ada di Kawasan Air Terjun Singkai ... 24

6. Medan Jalan yang ada di Kawasan Air Terjun Singkai ... 28

7. Foto Dengan Salah Satu Warga yang ada di Desa Lubuk Selandak ... 30

8. Foto Tempat Penginapan yang ada di Kawasan Air Terjun Singkai ... 31

9. Contoh Foto Sarana dan Prasarana Penunjang ... 32

10. Foto Aliran Air yang ada di Kawasan Air Terjun Singkai ... 34

11. Pawai Perayaan Tabot... 39

12. Makanan Kue Bay Tat Khas Bengkulu ... 40

13. Grafik Asal Pengunjung ... 41

14. Grafik Umur Pengunjung ... 42

15. Grafik Pendidikan Terakhir ... 43

16. Grafik Jenis Kelamin ... 43

17. Grafik Informasi Pengenalan Wisata ... 44

18. Grafik Tujuan Berkunjung ... 45

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Penelitian Terdahulu ... 8

2. Penjabaran Variabel Bobot Penilaian Kriteria Pada Objek Wisata ... 18

3. Skoring Penilaian ODTWA ... 20

4. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Daya Tarik di Kawasan Air Terjun Singkai ... 22

5. Hasil Pengambilan Sampel Daun yang Telah di Herbarium ... 24

6. Jenis Hewan atau Fauna di Kawasan Air Terjun Singkai ... 25

7. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Aksesibilitas di Kawasan Air Terjun Singkai ... 27

8. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi di Kawasan Air Terjun Singkai ... 28

9. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Akomodasi di Kawasan Air Terjun Singkai ... 30

10. Hasil Penilaian Terhadap Sarana dan Prasarana Penunjang di Kawasan Air Terjun Singkai ... 32

11. Penilaian Ketersediaan Air Bersih di Kawasan Air Terjun Singkai ... 33

12. Hasil Penilaian Terhadap Daya Dukung Kawasan ... 35

13. Hasil Penilaian Terhadap Pangsa Pasar ... 36

14. Hasil Rekapitulasi Penilaian Objek Daya Tarik Ekowisata ... 37

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tabel Penilaian ADO-ODTWA ... 50

2. Kuesioner Penelitian Untuk Pengunjung Ekowisata Air Terjun Singkai ... 55

3. Kuesioner Untuk Masyarakat Sekitar Air Terjun Singkai ... 61

4. Kuesioner Kepada Pemerintah Desa Lubuk Selandak ... 62

5. Peta Lokasi Penelitian Kawasan Air Terjun Singkai ... 63

6. Hasil Identifikasi Flora Dari Hebarium LIPI ... 64

7. Dokumentasi Jenis Flora di Kawasan Air Terjun Singkai ... 65

8. Dokumentasi Jenis Fauna di Kawasan Air Terjun Singkai ... 77

9. Dokumentasi Jenis Kegiatan Penelitian ... 80

(12)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan sumber daya alam. Oleh ikarena iitu, iIndonesia idikenal isebagai inegara idengan

ikeanekaragaman ihayati itertinggi ikedua idi idunia isetelah iBrazil i(negara

imegabiodiversity) i(Syahadat, i2006). iBeberapa ibentuk isumber idaya ialam iyang

idapat iditemui idi iIndonesia idiantaranya iadalah ipemandangan ialam ipegunungan,

ibentangan ilembah, isungai, igoa, iair iterjun, ihamparan ipersawahan idan iperkebunan

idengan iudara isegar, imatahari, igelombang iair ilaut imaupun ikeanekaragaman iflora

idan ifauna. iSalah isatu imanfaat iyang idapat idiperoleh iadalah ipengembangan

ipotensi isumber idaya ialam ikhususnya isumber idaya ihutan imelalui imanfaat

iintangible iseperti iudara iyang isegar idan ipemandangan ialam iyang iindah iuntuk

ikegiatan iwisata ialam i(Fandeli, i1995). Konsep ekowisata mempunyai tujuan melestarikan sumber daya serta memanfaatkannya untuk kepentingan wisata secara berkelanjutan. Ekowisata merupakan pelestarian lingkungan hidup dalam bentuk wisata yang memanfaatkaan sumberdaya alam dengan tujuan untuk pendidikan, penelitian serta peningkatan ekonomi masyarakat setempat dengan pengembangan sarana dan prasarana bagi wisatawan (Yuliana, 2019).

Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak pada 101° 01’ 15,1” – 101°

51’ 29,6” Bujur Timur dan pada 2° 16’ 32,0” - 3° 7’ 46,0” Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Mukomuko ini terbagi menjadi 15 kecamatan, 148 desa, dan 3 kelurahan. Pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk 177.131 jiwa yang terdiri dari 92.120 jiwa pria dan 85.011 jiwa wanita dengan tingkat kepadatan penduduknya sendiri mencapai 43,88 per Km². Kabupaten Mukomuko termasuk dalam wilayah dataran rendah dimana sepanjang tepi barat berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Jarak tempuh dari Kota Bengkulu ke Mukomuko apabila di lalui dengan motor/mobil sekitar ± 242 km atau berkisar 6 jam perjalanan darat dan melewati beberapa kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu seperti Kota Bengkulu, dan Bengkulu Utara. apabila dari Mukomuko ke Kecamatan Teramang Jaya berkisar ±3 jam perjalan darat. Akan tetapi Kabupaten Mukomuko sudah memiliki bandara kecil (perintis) sehingga memudahkan para

(13)

2 wisatawan/masyarakat yang ingin berkunjung ke Kabupaten Mukomuko. Salah satu objek wisata yang dapat di jadikan potensi dan dikembangkan dengan menggunakan konsep ekowisata di Kabupaten Mukomuko yaitu air terjun singkai.

Air terjun singkai terletak di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko.

Desa Lubuk Selandak merupakan salah satu desa yang berada dibawah naungan Kecamatan Teramang Jaya. Orang yang pertama kali datang ke daerah ini adalah Bapak Kamil pada tahun 1990. Awalnya beliau datang ke daerah ini untuk mencari ikan semah, tetapi lambat laun ia memiliki pemikiran untyuk berladang di sana. Setelah itu mulailah berdatangan penduduk lainnya yang berasal dari suku jawa dan suku sunda. Muncullah ide untuk membangun sebuah desa, pada waktu itu terpilih Bapak Kamil sebagai Kepala Desa, kemudian pemberian nama desa juga pemikiran dari beliau yaitu “Desa Lubuk Selandak”.

Dinamakan Desa Lubuk Selandak karena pada awalnya didaerah ini terdapat banyak sungai yang cukup dalam dan di pinggiran tebing di sekitaran sungai terdapat banyak sarang landak. Jadi, pada awalnya desa ini dinamakan Desa Lubuk Sarang landak, akan tetapi karena sedikit susah untuk menyebutkannya maka di ganti lagi menjadi Desa Lubuk Selandak.

Air terjun singkai memiliki tinggi sekitar ±80 meter, kawasan ini merupakan kawasan ekowisata yang belum cukup berkembang dan terkelola dengan baik.

Terlihat bahwa saat ini minimnya sarana dan prasarana yang mendukung disekitaran kawasan Air Terjun tersebut, serta akses jalan yang belum di katakan dari kata memadai akan tetapi bisa di lalui dengan menggunakan kendraan khusus seperti motor offroad maupun mobil offroad. Hal ini mungkin juga menjadi alasan mengapa objek wisata ini belum begitu dikenal oleh mayarakat luar, akan tetapi masyarakat desa lubuk selandak giat mempromosikan wisata yang ada di daerahnya dengan menggunakan sosial media contohnya seperti instagram, facebook, tiktok, dan lain-lain terbukti dengan sering mempromosikan pengunjung yang datang ke lokasi ini sedikit bertambah atau mulai banyak yang mengunjungi, biasanya didominasi oleh organisasi pecinta alam dan masyarakat setempat. Melihat minimnya sarana dan prasarana serta upaya pengembangan di kawasan objek wisata Air Terjun singkai membuat penulis tertarik untuk melihat

(14)

3 dan menganalisis potensi apa saja yang terdapat di objek wisata tersebut agar kedepannya dapat membantu pemerintah mukomuko dan masyarakat sekitar dalam mengembangkan secara berkelanjutan. Dengan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Potensi Air Terjun Singkai di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu”

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja potensi wisata alam yang ada disekitar kawasan Air Terjun Singkai

?

2. Bagaimana analisis potensi Air Terjun Singkai apabila dijadikan sebagai suatu objek wisata ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Apa saja potensi yang ada disekitar kawasan Air Terjun Singkai.

2. Menganalisis potensi yang terdapat disekitar kawasan Air Terjun singkai.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang analisis potensi dan Memberikan informasi yang relevan bagi para pihak yang terkait bahwa kawasan wisata alam di Air Terjun singkai di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko ini masih bisa dikembangkan lagi menjadi lebih baik.

2. Sebagai bahan acuan dan tambahan pengetahuan bagi para akademisi untuk melakukan penelitian selanjutnya khususnya dalam kajian ekowisata.

1.5 Kerangka Pemikiran

Air terjun singkai ini merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Mukomuko. Air Terjun Singkai memiliki potensi yang cukup baik untuk di jadikan potensi ekowisata. Penelitian ini dilakukan untuk dapat membantu pihak pihak terkait dalam menganalisis potensi seperti daya tarik, aksebilitas, kondisi lingkungan sosial ekonomi, akomodasi, sarana prasarana

(15)

4 penunjang dan kriteria penilaian ketersediaan air, pangsa pasar dan daya tarik wisata serta pengembangan ekowisata. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan berguna sebagai acuan sebagai pengambangan ekowisata yang lebih baik lagi dan banyak di kunjungi para wisatawan.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Potensi Air Terjun

Singkai Di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya

Kabupaten Mukomuko

Pengamatan lapangan :

• Daya tarik wisata

• Aksesibilitas

• Kondisi lingkungan sosial ekonomi

• Akomodasi

• Sarana dan prasarana

• Ketersediaan air bersih

• Pangsa Pasar

• Daya Dukung Kawasan

Wawancara dan Kuesioner :

• Pengunjung

• Masyarakat sekitar kawasan

• Pemerintah Desa

Analisis Kualitatif Deskriptif

Analisis Daya Tarik Wisata (ADO-ODTWA)

Potensi Ekowisata Air Terjun Singkai

(16)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata alam

Wisata alam menurut(Kementerian Kehutanan, 2003) merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam.

Suwantoro (1997) mengatakan bahwa wisata alam merupakan bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungan.

Kegiatan wisata alam yaitu kegiatan rekreasi, pariwisata pendidikan, penelitian, kebudayaan, dan semua kegiatan yg berupa cinta alam yang dilakukan di obyek wisata. Kegiatan wisata alam harus tetap memperhatikan keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian lingkungan.

Komponenwisata alam sendiri mempunyai beberapa komponen yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya seperti yang dijelaskan oleh (Cooper, 2008) seperti :

1. Atraksi wisata, dimana aspek inimerupakan aspek terpenting baik berupa buatan manusia atau alam yangmemiliki nilai jual bagi wisatawan.

2. Fasilitas dan pelayanan yang disediakanoleh pengelola untuk wisatawan.

3. Akomodasi, makanan dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik, namun juga harus dapat menciptakan perasaan hangat dan me memberikankenangan pada lingkungan danmakanan setempat.

4. Aksesibilitas (jalan dan transportasi) yaitu kemudahan wisataan untuk menuju ke lokasi wisata.

5. Faktor pendukung lainnya yang mencakup pemasaran, keamanan dan keselamatan bagi wisatawan di lokasi wisata

.

(17)

6

Gambar 2. Gambaran keindahan air terjun singkai

Wisata alam merupakan salah satu bentuk wisata alternatif (pilihan baru).

Menurut Kodyat dalam Gunawan (1997) wisata alam ini dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Wisata alam yang lebih disejajarkan dengan eco-tourism, sebagai perjalanan ke kawasan belum terjamah (virgin), belum terganggu atau terkontaminasi, dengan tujuan khusus, tidak sekedar rekreasi, tetapi untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan alam, flora dan fauna langka (wildlife) beserta segala manifestasi cultural yang ada di kawasan tersebut.

2. Pengertian wisata alam yang lebih banyak diminati adalah wisata alam yang lebih lunak dengan resiko yang lebih ringan, namun unsur-unsur alamiah tetap memegang peran penting. Termasuk kelompok ini adalah jenis-jenis wisata berbasis kepada pemandangan alam, pantai, danau, gunung atau lainnya, tetapi tidak bersifat petualangan beresiko tinggi, dan merupakan jenis wisata yang lebih populer.

2.2 Analisis iPotensi iWisata Alam

Potensi iwisata iadalah isegala ihal idalam ikeadaan ibaik iyang inyata idan itidak

idapat idiraba iyang idigarap, idiatur idan idisediakan isedemikian irupa isehingga idapat

(18)

7

ibermanfaat iatau idimanfaatkan, idiwujudkan isebagai ikemampuan ifaktor idan iunsur

iyang idiperlukan iatau imenentukan ipengembangan ikepariwisataan, ibaik iitu iberupa

isuasana, ikejadian, ibenda imaupun ilayanan iatau ijasa-jasa. iPada ihakekatnya

ipengembangan iadalah isuatu iproses iuntuk imemperbaiki idan imeningkatkan

isesuatu iyang iada. iPengembangan iobyek iwisata imerupakan ikegiatan imembangun,

imemelihara, idan imelestarikan ipertanaman, isarana idan iprasarana imaupun ifasilitas

ilainnya.

2.3 Potensi dan Daya Tarik Wisata Alam

Potensi wisata menurut Pitana (2009) adalah daya tarik yang terkandung pada suatu daerah untukdikembangkan menjadi suatu obyekwisata yang menarik sehingga dari situ dapat menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke daerah tersebut dan biasanya masih belum dikelola dengan baik. Potensi pada destinasi wisata dipengaruhi adanya 4 pendekatan yang lebih dikenal dengan istilah 4A antara lain: atraksi, aksesibilitas, amenitas dan aktivitas. Potensi wisata disini dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut: potensi alam, potensi kebudayaan, dan potensi manusia. Hal tersebut dijelaskan bahwa potensi wisata dijelaskan dibawah ini sebgai berikut :

1. Potensi Alam yang dimaksud dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis flora fauna suatudaerah, bentang alam suatu daerah,misalnya pantai, hutan, dan lain-lain.

2. Potensi Kebudayaan; yangdimaksud dengan potensi budayaadalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian,peninggalan bersejarah berupabangunan atau monumen.

3. Potensi Manusia; manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasanseni budaya suatu daerah.

2.4 Objek idan iDaya iTarik iWisata iAlam

Sesuai idengan iUndang-Undang inomor i5 iTahun i1990 itentang iKonservasi i Sumber iDaya iAlam iHayati idan iEkosistemnya idan iUndang-Undang inomor i41 i tahun i1999 itentang iKehutanan, isumber idaya ialam ihayati idan iekosistemnya iharus i dikelola isecara ilestari, isehingga idapat imemberikan imanfaat ibagi imasyarakat i

(19)

8 secara ioptimal. iAgar ipembangunan idan ipengembangan iODTWA idapat iberjalan i efektif idan iefisien, imaka iditetapkan iskala iprioritas idalam ipelaksanaannya idengan

imemperhatikan irencana iumum itata iruang iwilayah iprovinsi idan ihasil ipelaksanaan i ADO-ODTWA iserta iketentuan iyang iberlaku. i(Departemen iKehutanan, i2007). i

Analisis ADO-ODTWA adalah analisis kelayakan Objek Daya Tarik Wisata Alam yang dibuat oleh Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Tahun 2003. Metode ini umumnya digunakan untuk menilai apakah suatu objek yang mempunyai daya tarik layak untuk dijadikan tujuan wisata. Ekowisata tidak hanya diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara regional maupun lokal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga kelestarian sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati sebagai obyek dan daya tarik wisata (Purwanto et al.,2014).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang mana hasil penelitian ini akan dijadikan kajian berdasarkan dari topik penelitian yaitu mengenai Analisis potensi Air Terjun Singkai di Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu. Adapun penelitian terdahulu disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 1. Penelitian terdahulu

No Penelitian Tahun Judul Metode Hasil

1 Muhammad Attar et.al

2013 Analisis Potensi Dan Arahan Strategi

Kebijakan Pengembangan Desa Ekowisata Dikecamatan Bumiaji-Kota Batu Provinsi Jawa Timur

Survey Potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata berdasarkan penilaian potensi wisata dan objek daya tarik (ODTW) desa Tulung Rejo dan desa Sumber Brantas di Kecamatan Bumiaji termasuk klasifikasi sangat baik, sedangkan desa Punten, desa Bumiaji dan desa Bulukerto dalam klasifikasi baik dan desa Gunungsari

(20)

9

termasuk klasifikasi sedang.

2 Sigit Purwanto et.al

2014 Kajian Potensi

Dan Daya

Dukung Taman Wisata Alam Bukit Kelam Untuk Strategi Pengembangan Ekowisata

Survey dan Observasi

Taman wisata alam bukit kelam memiliki potensi objek dan daya tarik wisata alam yang layak untuk dikembangkan. ODTWA yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu :1. panorama alam bukit kelam 2. jalan lingkar kelam 3.

jalur pendakian 4. puncak bukit kelam 5. daerah kaki bukit kelam 6. lereng tebing bukit kelam 7.

wisata rohani goa maria 8. wisata agro

3 Afifah Nur Aulia et.al

2017 Pengembangan Potensi Ekowisata Sungai Pekalen Atas, Desa Ranu Gedang,

Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo

Survey dan Observasi

Sungai pekalen atas mempunyai objek-objek potensial yang dapat dijadikan sebagai produk wisata.

potensi tersebut antara lain adalah habitat satwa, air terjun, jeram dan ekosistem kebun masyarakat.

Presepsi wisatawan menunjukan bahwa wisatawan cenderung mengatakan menarik pada kesembilan produk yang di sarankan, sehingga objek-objek tersebut perlu dikembangkan lebih lanjut dengan mengikuti prinsip- prinsip pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan.

4 Yusmiono A

2019 Analisis Potensi Pengembangan Objek

Wisata Sungai Batanghari di Kabupaten

Survey dan observasi

Faktor penghambat yang mengakibatkan wisata sungai tersebut yaitu, terbatasnya sarana dan prasarana objek wisata, kurangnya transportasi umum untuk menjangkau objek wisata tersebut, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjadikan

(21)

10

Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

kawasan tersebut objek wisata, tidak adanya promosi objek wisata atau kurang memanfaatkan kemajuan teknologi.

5 Deni Permata Sari

2017 Penilaian Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Kawasan Hulu Air Lempur Kabupaten Kerinci

Metode ADO- ODTWA

Objek wisata alam yang paling diminati oleh wisatawan adalah objek Danau Lingkat. Hal tersebut dikarenakan letak lokasi yang mudah dijangkau menggunakan kendaraan pribadi maupun sewaan. Selain itu, lokasi Danau Lingkat juga memiliki panorama alam yang indah. Wisatawan bisa melakukan aktivitas berakit.

6 Mayasari 2018 Analisis Pengembangan Potensi Wisata Pada

Kawasan Hutan Lindung Bossolo Di Kecamatan Rumbia

Kabupaten Jeneponto

Metode ADO- ODTWA

Hutan Lindung Bossolo Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto menyimpan potensi objek ekowisata berupa keindahan panorama alam dan keragaman jenis flora dan fauna. Wisata hutan Lindung Bossolo Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto layak untuk dikembangkan sebagai objek wisata.

7 Ropi Duyansah

2020 Optimalisasi Pengelolaan Objek Wisata Air Terjun Dukun Batuah Di Desa Rantau Suli Kabupaten Merangin Provinsi Jambi

Analisis Deskriptif Kualitatif

Objek wisata air terjun dukun batuah di Desa Rantau Suli belum optimal dikelola yaitu dipengaruhi oleh faktor dari yaitu kesadaran masyarakat desa, sumber daya manusia, dalam berpartisipasi untuk meningkatkan pengelolaan masih enggan, dalam keseriusan untuk meningkatkan pengelolaan.

Strategi pemerintah desa dalam meningkatkan pengelolaan objek wisata air terjun dukun batuah di Desa Rantau Suli Kabupaten

(22)

11

Merangin yaitu pembuatan jalan tangga langkah seribu, serta balai tentunya dapat memudahkan akses dan beristirahat bagi pengunjung objek wisata, serta dengan adanya pelibatan dari berbagai pihak yang ikut serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap wisata.

8 Asma Tri Hidayani

2014 Studi Objek Wisata Alam Air Terjun Telun Berasap

Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci.

Analisis Kualitatif dan Observasi

Objek wisata Air Terjun Telun Berasap di kelola oleh Dinas Pariwisata, sistem pengelolaan sudah cukup baik, akan tetapi masih banyak yang belum di perbaiki oleh pemerintah Dinas pariwisata seperti: sarana dan prasaranadi lokasi objek wisata tersebut. Partisipasi masyarakat di Desa Telun Berasap dalam menjaga objek wisata Air Terjun Telun Berasap dengan cara bergotong royong di lokasi objek wisata tersebut setiap hari Jumat, dan menjaga keamanan setiap pengunjung datang.

(23)

12

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama ± 2 bulan. Kegiatan penelitian bertempat di kawasan Air Terjun Singkai di Desa Lubuk Selandak kecamatan Teramang Jaya kabupaten Mukomuko.

Gambar 3. Peta Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), kamera digital, alat tulis, laptop, recorder, meteran, dan tali rapia. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner dan interview guide sebagai alat bantu wawancara.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder:

(24)

13 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yaitu didapatkan dengan cara wawancara secara langsung, maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau hasil pengujian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara memberikan kuisioner atau dengan cara mengamati/observasi. Sedangkan untuk penyebaran kuisioner dan hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Data sekunder

Data Sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari berbagai sumber yang relevan seperti instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini, misalnya kondisi umum kawasan, data monografi kawasan berupa letak dan luas, kondisi topografi, data pengunjung, sarana dan prasarana, biro perjalanan, serta data maupun jurnal terkait yang mendukung penelitian.

3.4 Metode Pengambilan Data Penelitian 3.4.1 Pengamatan Lapangan (Observasi)

Pengamatan lapangan (observasi) merupakan metode pengumpulan bukti visual secara logis dan akurat mengenai kondisi atau gambaran suatu lokasi yang di amati. Pengamatan lapangan dilakukan untuk melihat dan mengetahui potensi objek dan daya tarik wisata alam. Pengamatan lapangan ini dimaksudkan sebagai verifikasi potensi objek dan daya tarik wisata serta sarana prasarana wisata dari hasil studi pustaka dan informasi dari pengelola serta masyarakat di sekitar kawasan air terjun singkai dengan keadaan/kondisi yang ada dilapangan, dengan menggunakan metode Survey dan Observasi. Komponen – komponen yang di amati yaitu:

1. Kondisi biologis

Unsur yang diamati adalah kondisi flora dan fauna yang ada di lokasi objek ekowisata Air Terjun Singkai. Pengumpulan data flora dan fauna dilakukan bersama salah satu penduduk desa yang cukup banyak mengetahui nama lokal flora dan fauna yang ada di lokasi. Pengamatan flora dan fauna dilakukan dengan menggunakan metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan

(25)

14 dengan mencatat dan mendokumentasikan jenis flora dan fauna yang ditemui di sepanjang jalur jelajah. Dimana dalam pengamatan, peneliti mengambil 2 jalur yaitu jalur pertama pada pintu masuk kawasan Air Terjun Singkai ±1km. Pada jalur yang kedua yaitu disekitaran air terjun, dimana pengamatan ini dilakukan dengan jarak 20 meter dari sekeliling objek wisata.

2. Daya tarik

Unsur yang diamati meliputi keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, sumber daya yang menonjol, kebersihan lokasi, keamanan, kenyamanan data tersebut di ambil koordinat nya menggunakan Global Positioning System (GPS)

3. Aksesbilitas

Unsur yang diamati adalah kondisi dan jarak jalan darat, tipe jalan serta waktu tempuh dari pusat kota.

4. Kondisi sekitar kawasan

Meliputi tata ruang wilayah objek, status lahan, mata pencarian penduduk dan pendidikan penduduk dalam radius 5 km dari batas kawasan intensive use atau jarak terdekat dengan objek.

5. Akomodasi

Dilakukan dengan melihat dan mencari informasi mengenai penginapan dalam radius 15 km dari objek.

6. Sarana dan prasarana

Meliputi kantor pos, jaringan seluler, puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum, rumah makan, pusat pemberlanjaan/pasar, bank, toko souvenir/oleh oleh.

7. Ketersediaan air bersih

Unsur yang di amati meliputi volume, jarak sumber air terhadap lokasi objek wisata alam, kemudahan air yang di aliri ke objek wisata alam, kelayakan di konsumsi secara berkelanjutan.

8. Daya dukung kawasan

Unsur yang diamati adalah jumlah pengunjung yang datang, kepekaan tanah terhadap erosi, jenis kegiatan yang dilakukan

(26)

15 9. Pangsa pasar

Unsur yang di amati yaitu asal pengunjung, tingkat pendidikan, mata pencaharian

3.4.2 Wawancara dan Kuisioner

Metode iwawancara idan ikuisioner idigunakan iuntuk imemperoleh idata idan

iinformasi iagar idapat imelakukan ipertimbangan iterhadap ipenilaian ikriteria idaya

itarik, isarana iprasarana iserta ihal-hal ilainnya iyang iberkaitan idengan itujuan

ipenelitian idilokasi iekowisata.Pedoman iwawancara iyang idigunakan ipada isaat

iwawancara iialah ikuisioner itertutup idan iterbuka.Wawancara idilakukan ikepada

ipihak-pihak iterkait iyaitu iPemerintah iDesa iLubuk iSelandak imeliputi ikebijakan

ipengelolaan iwisata, irencana ipengelolaan iwisata, ikegiatan iyang iberkaitan idengan

iwisata, ipermasalahan idan ikendala iyang idihadapi iserta iharapan iPemerintah iDesa

iLubuk iSelandak. iWawancara ipada imasyarakat isekitar ikawasan imeliputi ikondisi

isosial, iekonomi, ibudaya/adat iistiadat imasyarakat idan iharapan imasyarakat iyang

iberkaitan idengan iwisata iserta iwawancara ikepada ipengunjung imeliputi

ikarakteristik ipengunjung, imotivasi ipengunjung, isarana iprasarana iwisata, ikondisi

ilingkungan, idaya itarik iwisata i iserta i ipengetahuan i ipengunjung i itentang i iwisata i

ialam.

1. Pengunjung

Metode pengumpulan data pengunjung dilakukan dengan secara Accidental

iSampling. iMenurut iSugiyono i(2019) iAccidental iSampling iadalah iteknik

ipenentuan isampel iberdasarkan ikebetulan, iyaitu ipengunjung iyang isecara

ikebetulan/insidental ibertemu idengan ipeneliti idapat idigunakan isebagai isampel,

ibila idipandang iorang iyang ikebetulan iditemui iitu icocok isebagai isumber idata.

iDalam ipenelitian iini ijumlah iresponden idibatasi isampai i±35 orang, berusia minimal 15 tahun dan maksimal 50 tahun serta sedang berkunjung ke objek ekowisata Air Terjun Singkai. Penentuan jumlah sampel responden dengan menggunakan rumus slovin (Kusnaidi et al,. 2000).

n =

n = = 35 orang

(27)

16 Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi (rata-rata jumlah pengunjung perbulan)

e = Batas /tingkat ketelitian (dalam hal ini digunakan adalah 0,10 atau 10%) 2. Masyarakat Sekitar kawasan Air Terjun Singkai

Wawancara pada masyarakat sekitar kawasan meliputi kondisi sosial, ekonomi, budaya/adat istiadat masyarakat dan harapan masyarakat yang berkaitan dengan wisata. Untuk masyarakat dilihat dari jumlah Kartu Keluarga hasil survey data Kepala Desa Singkai didapatkan 172 kartu keluarga (KK). Maka untuk menghitung jumlah responden dari masyarakat yaitu menggunakan rumus IS dengan ketelitian 10% :

= 17,2

Maka n = 17 orang/responden dari masyarakat Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi/kartu keluarga (KK)

IS = Intensitas Sampling (dalam hal ini digunakan adalah 0,10 atau 10%) 3. Pemerintah Desa

Pengambilan responden pemerintah desa akan dilakukan dengan cara purposive sampling dan untuk metode wawancara menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden/narasumber, dengan/tanpa menggunakan pedoman (guide). Untuk pengambilan responden pemerintah desa secara purposive sampling akan di ambil dari pemerintah Desa Lubuk Selandak. Sumber data yang akan menjadi respondennya yaitu pemerintah desa, tokoh masyarakat dan lembaga adat di Desa Lubuk Selandak.

(28)

17 Untuk meminimalisir kemungkinan responden dan narasumber terpilih secara 2 kali, maka peneliti akan terlebih dahulu memisahkan setiap elemen yang akan dijadikan responden dan narasumber. Sedangkan untuk narasumber yang berasal dari masyarakat sekitar kawasan akan dikelompokkan dalam beberapa kelompok.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis ADO-ODTWA

Analisis idata idilakukan idengan imenggunakan idua imetode iyaitu:

1. Analisis ikualitatif ideskriptif iyaitu imetode ianalisis iyang ibertujuan iuntuk

imenggambarkan idan imenjelaskan ipada ipotensi iobjek iekowisata idalam

ikawasan imelalui ihasil iyang idiperoleh idalam ipenelitian. Menurut

iKusmayadi idan iSugiarto i(2000): iAnalisis ikuantitatif iadalah idata iyang

imenggunakan ialat ibantu istatistik isehingga imemudahkan ipenafsiran idata

imentah iyang idiperoleh. iAlat iukur iyang idigunakan idalam ipenelitian iini

iadalah ikuisioner iyang idibagikan ikepada iresponden.

2. Metode iPenilaian iKelayakan iEkowisata idengan ikriteria iPenilaian imenurut

iPedoman iAnalisis iDaerah iOperasi iObjek idan iDaya iTarik iWisata iAlam

i(ADO-ODTWA) iDirjen perlindungan iHutan idan iKonservasi iAlam i(PHKA)

itahun i2003 isesuai idengan inilai iyang itelah ditentukan untuk imasing-masing

ikriteria

Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada pedoman Analisis Daerah Operasi dan Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) 2003. Adapun komponen yang akan dicatat dan dinilai adalah daya tarik, aksebilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang, kondisi sekitar kawasan, ketersediaan air bersih, daya dukung kawasan, dan pangsa pasar. Adapun penjabaran mengenai variabel penelitian ini dapat di lihat pada tabel 2.

(29)

18

Tabel 2.Penjabaran variabel bobot penilaian kriteria pada objek wisata

Variabel Sub variabel Indikator Sub indikator Bobot

Kelayakan wisata kawasan Air Terjun Singkai

Faktor kelayakan

wisata

Daya TarikWisata

• Keindahan alam

• Keunikan sumber daya alam

• Banyaknya sumber daya alam yang menonjol

• Keutuhan sumber daya alam

• Kepekaan sumber daya alam

• Jenis kegiatan wisata alam

• Kebersihan lokasi objek wisata

• Keamanan kawasan

6

Aksesibilitas

• Kondisi dan jarak jalan darat dari ibu kota provinsi

• Waktu tempuh dari ibu kota provinsi

5

Akomodasi • Jumlaha komodasi

• Jumlah kamar 3

Sarana dan prasarana penunjang

• Prasarana penunjang

• Sarana penunjang 3

Kondisi sekitar kawasan

• Tata ruang wilayah obyek

• Mata pencharian penduduk

• Pendidikan

• Tingkat kesuburan tanah

• Sumber daya alam

• Tanggapan masyarakat terhadapan pengembangan obyek wisata alam

5

Ketersediaan air bersih

• Volume

• Jarak lokasi air bersih terhadap lokasi obyek

• Dapat tidaknya air dialirkan ke 6

(30)

19

obyek

• Kelayakan dikonsumsi

• ketersediaan

Daya dukung kawasan

• jumlah pengunjung

• jenis kegiatan

• kepekaan tanah terhadap erosi

3

Pangsa pasar

• asal pengunjung

• tingkat pendidikan

• mata pecaharian

3

Sumber:(Kriteria Penilaian Objek dan Daya tarik Wisata menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) tahun 2003.

Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ADO-ODTWA dapat dihitung dengan menggunakan persamaan/rumus :

S= N x B Keterangan :

S = Skor/nilai suatu kriteria

N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai

Perhitungan untuk masing-masing kriteria tersebut menggunakan tabulasi dimana angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang nilai bobotnya berpedoman pada pedoman penilaian Analisis Daerah Operasi dan ObjekDaya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) tahun 2003.

Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman Analisis Daerah Operasi dan ObjekDaya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen perlindungan hutan dan konservasi alam (PHKA) 2003 adalah berbeda-beda, kriteria daya tarik diberi 6 karena merupakan faktor utama seseorang melakukan kegiatan wisata.

Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata. Akomodasi dan sarana/prasarana diberi bobot 3 karena merupakan faktor penunjang dalam kegiatan wisata.

Adapun kriteria penilaian objek dan daya tarik ekowisata Air Terjun Singkai berdasarkan ADO-ODTWA disajikan dalam tabel 3 berikut:

(31)

20 Tabel 3. Skoring penilaian daya tarik ekowisata berbasis ADO-ODTWA

No .

Variabel Skor Maks

Skor Min

Interval Kriteria Kelayakan

1 Daya Tarik 1440 480 320 Sangat berpotensi : 1121 - 1440 Berpotensi : 800 - 1120

Tidak berpotensi : < 800 2 Aksebilitas 1050 250 267 Sangat berpotensi : 784 -1050

Berpotensi : 517- 783 Tidak berpotensi : < 517 3 Kondisi

sekitar kawasan

1200 450 250 Sangat berpotensi : 951 - 1200 Berpotensi : 700 - 950

Tidak berpotensi : < 700 4 Akomodasi 90 30 20 Sangat berpotensi : 71 - 90

Berpotensi : 50 - 70 Tidak berpotensi : < 50 5 Sarana dan

Prasarana

180 45 45 Sangat berpotensi : 136 -180 Berpotensi : 90-135

Tidak berpotensi : < 90 6 Ketersediaan

Air Bersih

900 270 210 Sangat berpotensi : 691- 900 Berpotensi : 480 - 690 Tidak berpotensi : <480 7 Daya dukung

kawasan

450 105 115 Sangat berpotensi : 336 - 450 Berpotensi : 220 - 335 Tidak berpotensi : <220 8 Pangsa Pasar 270 105 55 Sangat berpotensi : 216 - 270

Berpotensi : 160 - 215 Tidak berpotensi : <160 Sumber : (Pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA tahun 2003)

(32)

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum dan Karakteristik Air Terjun Singkai

Air Terjun Singkai berada disekitaran hutan dan di kelilingi oleh tebing tebing yang tinggi dan sangat curam dengan batuan batuan yang besar. Kawasan air terjun ini di kelilingi oleh hutan sekunder dan perkebunan masyarakat sekitar.

air terjun yang memiliki ketinggian ± 80 meter dengan kedalaman berkisar 10 meter iyang iberbentuk iseperti ikolam isehingga imenarik iminat ipengunjung

ikhususnya iyang ihobi irenang untuk imencoba ikemampuannya. iAliran iAir iTerjun

iSingkai imembentuk iDaerah iAliran iSungai i(DAS) iyang idimana imasyarakat

isekitar imenyebutnya isungai ibantal. iFaktor ialam iyang iteduh idan ikeberadaan iair

iyang imelimpahmenyebabkan itanah idi isekitar iair iterjun ilembab idan isubur.

iKawasan ihutan iyang icukup ilebat idi isekitar iAir iTerjun iSingkai idan imedan ijalan

iyang icukup isulit idimana ipengunjung idapat imemanfaatkan ipelaksanaan iacara

ilintas ialam ikarenamemiliki ijalur-jalur itracking iyang icukup imenantang.Air iterjun

iini iterletak idi iDesa iLubuk iSelandak iKecamatan iTeramang iJaya iKabupaten

iMukomuko iProvinsi iBengkulu.

4.2 Identifikasi iPotensi iObyek idan iDaya iTarik iWisata iAlam iAir iTerjun

iSingkai

Pengamatan ipotensi iobjek idan idaya itarik iwisata idilakukan idengan icara

iobservasi ilangsung idisekitar ikawasan iAir iTerjun iSingkai. iKomponen iyang

iditeliti iadalah ikarakteristik ikawasan iAir iTerjun iSingkai, idaya itarik, iaksesibilitas,

iakomodasi idan isarana iprasarana idari iAir iTerjun iSingkai, kondisi sekitar kawasan, ketersediaan air bersih, daya dukung kawasan dan pangsa pasar . iAir iTerjun

iSingkai imemiliki iekosistem iyang ibaik idengan ikondisi ialam iyang iunik idan iindah

idan idapat idijadikan isebagai iobjek idan idaya itarik iwisata ialam i(ODTWA).

iKawasan iair iterjun imemiliki ipotensi iair idan ikeindahan ialam, iPotensi iair idapat

idirasakan iwisatawan isaat iberenang imaupun imain iair idi isekitar iair iterjun. iPotensi

ikeindahan ialam idapat idirasakan iwisatawan isaat imelihat iposisi iair iterjun iSingkai

idi iantara itebing itebing itinggi idan idikelilingi ihutan iyang iterjaga ialami, imembuat

iudara iterasa isejuk idan ibersih.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

However, the process of image formation and formatting for storage can impact upon image point position and it is imperative for subsequent photogrammetric

- Apabila sudah memahami dan menyetujui pilihan ini, silahkan melanjutkan ke (/index.php/component/users/?view=registration)Formulir

During a four-day experiment, eight imaging stations (including four DSLR cameras and four mobile phone cameras) were arranged in two different locations to provide

Jika koloid langsung dielektroforesis, mengapa sumber arus yang dipelukan lebih besar dibandngkan jika larutan yang dielektrolisis dulu baru ditetesi

The calibration of the cameras has shown that over the format of the iPad and iPhone sensor the Canon EOS 5D Mk II has significantly smaller radial lens

Untuk itu saya mohon ijin menggunakan laboratorium/Workshop di lingkungan Jurusan Teknik Sipil mulai ……-……-………… Sampai ……-……-…………, dan saya akan mematuhi

427/Kol/XII/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Jadwal BSS Tahun 2013, bersama ini diberitahukan bahwa dalam rangka memperbanyak jumlah pelatih dan menstandardisasi

 Setiap orang berkesempatan untuk mendengarkan pendapat orang lain yang menjadi peserta musyawarah.  Musyawarah dapat memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara