• Tidak ada hasil yang ditemukan

I Dewa Gede Palguna: Persoalan Demokrasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "I Dewa Gede Palguna: Persoalan Demokrasi."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

---

-.----(J Kamis

0

Jumat

---8 9 10 11

23 24 2~ 26

---(;Jun () Jul

0

Ags

o

Senin

2 3 18 19

.Peb

o

Selasa

0

Rabu

456 7

20 21 22

o

Mar OApr OMe;

o

Sabtu

.

Minggu

12 13 14

6)

16

27 28 29 30 31

OSep OOkt ONov ODes

I Dewa Gede Palguna:

Persoalan Demokrasi

di Wilayah t<::ebudava>a~n'

.--

-

- .... . - ~ ~ -~ - - - ~

-

- - ." . .,."-,..I

- ...

lCanprogram doktof'CIi(Jmversitas -wijaya WOras, Denpasar, 2001),

-Indonesia, iajuga disibukkan de- Demokrasi Indonesia dalam Proses

ngan memenuhi undangan membe- Menjadi (Lembaga Kajian

Demo-rikan ceramOOdi berbagai tempat,'krasi/EIKaDe, Jakarta, 2(03), dan termasuk di luar negeri. Nasionalisme: Identitas &

Kegeli-Palguna, yang dikenal sebagai sahan (Penerbit Sekretariat

Jende-t()kohmuda intelektual yang punya ral dan Kepaniteraan MahkamOO pemikiran-pemikiran cemerlang, Konstitusi, 2008).

memang jadi kebanggaan masyara- Buku pertama yang ia terbitkan kat Bali. Pemikiran-pemikirannyati- merupakan buOOpergumulannya se-dak hanya dituangkan dalam bentuk bagai generasi muda Bali, seperti karya ilmiOO,tetapi juga dalaritpe- tertuang dalam bukunya. Suara Ka-nulis:;mbuku. Hingga kini, ia sudah um Muda Hindu (YayasanDharma

menerbitkan lebih dari 10 buku. Nusantara. Jakarta, 1993). Berkaitan Berkaitan dengan bidang hu-. dengan tanOOkelahirannya itu, Pal-kum yang ia geluti, ia menulisbuku guna melOOirkanbuku-buku

Dhar-Hukum dalam Teori dan Praktik ma Agama, Dharma Negara

(pener-(Penerbit Fakultas Hukum Univer- bit Bali Post, 1995),Mahasiswa Ba-sitas Udayana, Denpasar, 1994), Ii: Ketika Kemandegan Pemikiran Pengantar Hukum Humaniter (Pe- Mencair (penerbit PKM Akademika

nerbit International Committee of Universitas Udayana, Denpasar, the Red Cross, Regional Delegation 1995),Identitas dan Kemerdekaan, Jakarta, 2000), Pergolakan Pemi- Kabar dari Pulau Dewata (penerbit kiran Menuju Amandemen UUD Institut Dian/lnterfidei, YogyakaJ1a. 1945 (Forum MerOOPutih, Denpa- . 1998),Bali dan Masa Depannya

sar,2003),Jalan Panjanghingga .(penerbitBaliPost,Denpasar,

Medan Merdeka Barat (Penerbit 1998), dan Saya Sungguh Mence-Sekretariat Jenderal dan Kepanite- maskan Bali (penerbit Sekretariat

raan MahkamOOKonstitusi, 2(08), Jenderal dan Kepaniteraan Mahka-dan Mahkamah Konstitusi, Judicial moo Konstitusi, 2(08).

Review, dan Welfare State (penerbit Selain merindukan demokrasi, Sekretariat Jenderal dan Kepanite- Palguna takpernOOlelOOmengga-raan MahkamOOKonstitusi, 2(08). ungkan nasionalisme. Bahkan de-Perenungan Palguna juga me- ngan rekan-rekan sejawat, mantan rambOOke perjalanan demokrasi anggota MPR dari Utusan Partai negeri ini, seperti tertuang dalam Demokrasi Perjuangan ini, sempat buku-buku Parlemen Literer (Pe- mendirikan Forum MerOOPutih.

nerbitBaliMangsi,Denpasar,.

MatarantaipemikiranPalgunaten-2000), Mengibarkan Merah Putih. tang MerOO-Putihtidak lepas dari

Menega~n DemokrasU:I~enerbit ..>.

-TAMU

Jarang kita melihat

sosok yang begitu getol

belajar dan menekuni

persoalan hukum,

juga getol menekuni

budaya. Tidak hanya

sebagai pemerhati, tetapi

juga terlibat langsung

sebagai seniman. Itulah

I Dewa Gede Palguna,

mantan Hakim Konstitusi

pada Mahkamah

Konstitusi (MK)

2003 - 2008.

K

endati namanya tidak lagi sering muncul dalam perca-turan hukum nasional sete-100pensiun sebagai hakim MK, bu-kan berarti kesibubu-kan bapak tiga anak ini berkurang. Justru di te-ng~-tengOO kssibukan menyelesai- .

-.... ~- .-.

Klipirg Humos Unpod 2009

(2)

---Nama : IDewaGedePalguna Tempatclantanggallahir : Bangli,Bali,24Oesember1961

NamaIstri I Gusti Ayu Shri Trisnawati

Namaanak'

1. I Oewa Ayu Maheswari Adiananda (Iahir 1995) 2. I Dewa Made Krishna Wiwekananda (lahir 1997) 3. I Dewa Ayu Adiswari Paramitananda (Iahir 2003)

Pendidikan:

o Sekolah Dasar di SD Pengiangan, Bangli (tamat 1974) o SLTPdi SWB I Saraswati Oenpasar (1977) o SLTAdi SWA I Saraswati Denpasar (1981)

o Sl (sarjana hukum) di Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali, bidang kajian Hukum Tata Negara (1987)

o S2 (magister hukum) di Program Pascasa~ana Universitas Padjadjaran, Bandung. bidang kajian Hukum Internasional (1994) Karier:

o Dosen tetap pada Fakultas Hukum Universitas Udayana sejak 1988 o Dosen luar biasa pada Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan

Universitas Owijendra Oenpasar untuk rnata kuliah Hukum Pidana (1987-1988)

o Asisten Dosen pada Program Magister IImu Hukum Universitas Udayana sejak 1997

o Dosen loar Biasa pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana untuk mata kuliah Sosiologi Politik dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (1997-1999)

o Sekretaris Bagian Hukum Intemasional Fakultas Hukum Universitas Udayana (1995-1997)

o Ketua Bagian Hukum Intemasional Fakultas Hukum Universitas Udayana (1997-1999)

o Anggota Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas Udayana (1998-1999)

o Ketua Oepartemen Penelitian dan Pengembangan pada Pusat Studi Hukum dan Hak Asasi Manusia Fakultas Hukum Universitas Udayana

perjalanannya sebagai aktivis pro-dernokrasi yang rneletakkan keina-~ jemukan sebagai bahan dari sikap

intelektualnya berhadapan dengan peradaban dan perubahan.

SP berkesernpatan rnewawanca-rai Palguna di kediamannya di , Denpasar, belurn lama ini. Berikut

petikannya.

Bagaimana Anda melihat per-jala1uzn demokrasi di negeri ini?

Bagian terbesar dari persoalan dernokrasi sesungguhnya bukan berada di wilayah politik, rnelain-kan di wilayah kebudayaan. Arti-nya, dernokrasi hanya bisa dan ha-nya rnungkin turnbuh dan berkern-bang dalam rnasyarakat yang rne-rniliki kultur atau budaya dernokra-tis. Untuk rnenumbuhkan budaya, faktor yang determinan adalah pendidikan.

Hanya rnelalui pendidikan orang akan belajar rnengetabui se-suatu (learning to know), belajar untuk rnenjadi sesuatu (learning to

be), dan belajar hidup bersama

da-lam rnasyarakat (learning to live

to-gether). Dengan rnenyesal saya

ka-takan, sistern pendidikan kita dari rnasa ke rnasa rnasih tetap dorninan diarahkan pada persoalan learning

to know dan learning to do.

Pendidikan kita harusnya rnern-berikan kontribusi yang signiflkan dalam rnasalah-masalah kenegaraan dan rnasyarakat. Karena itu, yang rnesti diberikan perhatian secara sungguh-sungguh adalah persoalan

learning to be dan learning to live together. Sebab, dalam konteks

pendidikan, persoalan dernokrasi buk~ han}'a ~I!o~aIl di wi~ah

-

-(1999-2001)

o Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Oaerah Tingkat I Bali (1999)

o Anggota MPR Utusan Daerah Bali (kemudian bergabung dengan Fraksi POI Pe~uangan) periodel999-2004 II o Sekretaris Panitia Ad Hoc II Badan Peke~a MPR (1999-2000) o Anggota Panitia Ad Hoc I Badan Peke~ MPR (2000-2003) o Terpilih sebagai Hakim Konstitusi melalui seleksi OPR (2003) Keterangan Lain:

o Mahasiswa teladan Universitas Udayana tahun 1986 o Ketua II Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

Udayana 1985-1987

o Ikut sebagai pendiri dan sekaligus Ketua Oepartemen Hukum Tata Negara Forum Diskusi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Udayana (1984-1986) o Ikut mendirikan Kelompok Oiskusi Merah Putih (1983-1987) o Ikut mendirikan Yayasan Arti (Arti Foundation), yang bergerak dalar(li

bidang konservasi dan pengembangan kesenian (1998) o Tujuh tahun aktif dalam aktivitas teater, bersama

Teater Sanggar Putih (1983-1990)

o Sembilan tahun aktif dalam aktivitas olahraga beladiri karate pada perguruan Inkai (lnstitut Karate-do Indonesia), 1978-1987 o Anggota Tim Universitas Udayana untuk penyusunan Pokok-pokok

Pikiran UniversitasUdayanauntuk disampaikan kepada Dewan 'I Perwakilan Rakyat Daerah Bali dalam rangka Penyusunan Pola Dasa_1 Pembangunan Bali 1998-2003 (1997)

o Anggota Tim Universitas Udayana pada Pertemuan Penjajakan Ke~asama Universitas Udayana dengan University of Groningen, II the Netherlands (1997)

o Tahun 1998 mendirikan Forum Merah Putih, sebuah organ'isasi

sukarela yang bergerak dalam bidang advokasi rnasalah-masatah sosial, kebudayaan, dan pendidikan kewarganegaraan; o Redaktur Majalah Hukum Kertha Patrika (1998-2000)

o Pembina Pers Kampus Akademika Universitas Udayana (1996-1999); o Penulis lepas di sejumlah media (etak (koran).

~I

~I

kowntif, rnelainkan juga afektif dan psikornotorik.

Pada bagian apakah persoalan demokrasi itu Anda anggap paling mendesak?

Persoalan utama yang kita ha-dapi sekarang ini adalah pada satu pihak kita rnerindukan hadimya de-rnokrasi, di lain pihak, kita belurn rnerniliki sistern hukurn atau kelern-bagaan politik yang kuat, dan be-lurn rnerniliki budaya berdernokrasi yang baik.

Saya kira inilah kondisi paling rnasuk akal untuk rnenjelaskan rnengapa kita kerap kali rnelihat ha-dimya perilaku-perilaku paradoks. Orang berteriak lantang tentang de-JIlokrasi, tetapi rnelalui cara-cara ti-.diik dernokratis. Orang

rneneriak-kan.kritik akan pentingnya penega-kan hukurn, tetapi cara yang digu-nakan dalam rnenyampaikan kei-nginan itu tidak kalah tercelanya dengan orang ataupun lernbaga yang dikritik.

Kalau rnau jujur dan objektif, perilaku seperti itu bukan curna di-lakukan orang kebanyakan, juga bukan rnonopoli pejabat publik yang korup. Hal itu juga dilakukan pribadi-pribadi penyandang predi-kat intelektual, termasuk kalangan kampus atau perguruan tinggi.

Mernang sulit rnengernbangkan budaya politik dernokrasi dalam rnasyarakat yang sudah terlalu lama tertindas, rnasyarakat yang puluhan taboo kehilangan kernerdekaan berpikir, sehingga hanya bisa rnenerirna perintah dan petunjuk. Tokob pendidikan Brasil, Paulo~~

(3)

--Freire mengatakan, suatu masyara-kat yang terlalu lama tertindas, ketika terbebas dari penindasan itu, ada kecenderungan mewarisi sifat-sifat atau watak rezim yang dulu menindasnya. Bipotesis tersebut tampaknya pas kalau melihat konteks masyarakat Indonesia sekarang ini.

Bagaimana dengan nasionalis-me jika dikaitkan dengan kenyata-an mengenai kemajemukkenyata-an ma-syarakatnya?

Setelah bangsa ini merdeka dan bendera jahitan ThuFatmawati diki-barkan, berarti identitas kebangsaan ini mesti dipegang teguh. Penghor-matan terhadap bendera Merah-Pu-tih tersebut hams kita berikan seca-ra tulus. Penghormatan yang tulus kepada panji-panji negara itu untuk menjaga kewibawaan negara secara formal, bukan hanya dalam wila-yah, melainkanjuga dalam tindak-an kenegaratindak-an.

Di tengah-tengah, kita hams menjaga kewibawaan bangsa ini, sangat ironis kalau sekarang masih muncul pertikaian karena persoalan

remeh-temeh. Kesalahan kita sering

membiarkan persoalan-persoalan , besar terse1}uthanyalah perkara remeh.

Salah satu contoh, Undang-Undang Pomografi yang telah di-sahkan DPR menyisakan pro dan kontra di masyarakat. Saya ingin bertanya, UU Pomografi itu tuhan atau keinginan? Kalau kebu-tuhan, kita sudah punya UU Pokok Pers, KUHAP, UU Kekerasan, dan sebagainya. Jangan-jangan UU Pomografi itu hanya sebuah keinginan yang tentunya berbahaya bagi bangsa dan negara. Kalau hal semacam itu terus dibiarkan, tentunya akan memunculkan

---disintegr1!Si bangsa.

Apakah sampai sebegitu jauh dampaknya?

Betapa pun kokoh dan kuat ba-ngunan suatu bangsa yang didirikan di atas bahan-bahan yang plural, jika elemen plural itu tidak benar-benar lekat dan mendarah daging di dalam kesadaran masing-masing individu bangsa, kekokohan bangunan tersebut sesungguhnya

"

Orang meneriakkan

kritik akan pentingnya

penegakan hukum,

tetapi cara yang

digunakan dalam

menyampaikan

keinginan itu tidak

kalah tercelanya

dengan orang ataupun

lembaga yang

dikritik.

semu belaka. Begitu pun kalau kekuatan bangunan bangsa yang berdiri di atas bahan-bahan plural itu hanya digantungkan pada perekat personal, tanpa disertai upaya-upaya mengomunikasikan gagasan-gagasan kebangsaan itu sampai ke tingkat akar rumput

(grass root) sehingga benar-benar

terjadi proses intemalisasi kebang-saan yang mengental sampai ting-kat basis, kekuatan bangunan itu

juga semu belaka.

Kesadaran Merah-Putih da~t . saja dibentuk oleh partai-partai,vo-litik mulai dari tingkat elite S3.l1)pai ke akar rumput. Forum Merah PiJ-tih misalnya, didirikan untuk mem-bangun kesadaran kebangsaan yang betiar-benar Merah-Putih.

Membangun kesadaran kebang-saan yang benar-benar Merah-Py.tih tidak selalu hams melalui perju~g-an memperebutkperju~g-an kekuasaperju~g-an

for-mal pada level negara. pada level;.

suprastuktur politik. Perjuangan qisa melalui penggalangan kekuatan wo-ral-intelektual pada level infrasttuk-tor politik, pada level akar rumpu.t yang benar-benar independen.

Sejarah membuktikan, betapa. pun kuat energi suprastruktur yang bergantung pada otoritas formal ne-gara. tanpa dukungan kesadaran,ba-ik pada tingkat basis massa, ener§i kekuatan suprastruktur itu tidak akan bertahan lama. Seperti dikatakan John F Kennedy, bangsa yang bclmr bukan hanya menyatakan dirinya melalui pahlawan-pahlawan besar yang mampu dihasilkannya, melain-kan juga melalui dorongan-doroqgan kecil namun tulus yang diberikaO setiap individu bangsa itu.

Lama meninggalkan Bf'li, tWa yang bisa Anda sampaikan ten..

tang Bali?

Saya tidak senang kalau ada yang merendahkan dan menjelek-jelekkan Bali. Pasti "kebalian" saya akan muncul. Bali sering mend~at julukan Pulau Dewata, Pulau Seri-bu Pura, dan sebagainya, namun itu membuat saya gelisah.

Pertama, soal aspirasi

(4)

.

nya.Terutamaberkaitandenganbutuhan masyarakat Bali akan ke-adilan dan perlindungan atau rasa a-man, baik yang menyangkut pribadi-nya maupunhak-hakpribadi-nya.

Persoa1an ini memang bukan hanya monopoli Bali, melainkan, menjadi potret wajah kita secara nasional. Namun bagi Bali, hal ini menjadi persoalan tersendiri, ter-utama langsung atau tidak, dengan corak Bali sebagai sebuah entitas dengan identitas budayanya yang lekat. Artinya, kita berbicara dalam aspirasi kultural. Kecerobohan da-lam memahami dan menangani ma-salah ini akan membawa dampak ;terhadap kultur Bali.

Kedua, persoaian tanah yang

berarti langsung berbicara tentang eksistensi diri orang Bali. Hal yang sering kali terjadi dan menimbul-kan persoalan adalah tanah-tanah yang berstatus sebagai tanah nega-ra, atau yang diklaim sebagai tanah negara. Dalam hubungan ini, sering kebijakan pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, tidak transparan dan berpihak kepada investor dan pemilik modal. Kalau keadaan itu berlangsung terus, dalam waktu ti-dak terlalu lama, akan muncul ribu-an orribu-ang, terutama petribu-ani menjadi miskin karena lahan garapan mere-. ka tiba-tiba dikatakan tanah negara

dan mendadak dicabut.

Ketiga, persoalan tata ruang Bali

yang relatif kecil dengan luas 5.632,86 km persegi. Namup, kehi-dupan masyarakat di mana budaya agraris hidup dalam filosofik estetik, kini mulai terancam akibat tata ru-ang yru-ang mengemuka.

Harusnya, dalam menentukan tata ruang ada empat langkah pokok yang dilakukan dan sifatnya mutlak. Empat langkah itu, identifi-kasi terhadap fungsi, potensi, dan daya dukung ruang; pengkajian terhadap daya kementakan ruang; _ pe~ep.!.U~~cana desain.pena~

...'

--

'~-ruang;dan menyuSiiD'illmusarinor-.

matifnya sebagai pengaman hasil ". desain.Untuk melaksanakan hal itu, perlu ketegasan dalam soallaw

enforcement (penegakan hukum). Keempat, persoalan lingkungan.

Persoalan lingkungan sudah banyak terjadi di daerah pariwisata ini, karena adanya pembangunan-pembangunan besar, seperti pembangunan hotel di Tanah Lot, reklamasi di Pulau Serangan, PLTG Bedugul, dan pembangunan lainnya. Pembangunan itu harus mengikuti kaidah-kaidah tata lingkungan dan memperhitungkan daya dukung demi pembangunan

11a!U~a P..~3I!~_

"

~

-~-'

KeTima,persoTankependuduk-an. Persoalan ini menjadi penting karena ada semacam hipotesis bahwa persoalan kerawanan dan ketegangan sosial bermula dari persoalan kependudukan. Lemab-nya segi-segi legal administrasi kependudukan dalam pengendalian intensitas dan kepadatan arus orang yang mendatangi Bali, memperpa-rah persoalan kependudukan di daerah ini. Hal itu sebenarnya bisa diatasi kalau fungsi yang mengatur dan mengendalikan penduduk berjalan maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat diketahui bahwa penyerapan ion logam Zn dengan menggunakan PCC menghasilkan bentuk kurva dengan efisiensi penyisihan yang cukup

Merancang dan menerapkan sistem yang terkomputerisasi, untuk mempermudah dalam mengolah data pegawai, pemasok, dan data makanan serta minuman, laporan, transaksi penjualan

Dalam aplikasinya seperti yang telah dijelaskan KJKS BTM Kedungwuni Jika dilihat dari standarisasi akadnya, tentang penggunaaan akad ijarah pada pembiayaan ijarah

Hasil yang diperoleh bahwa daya dukung limbah tanaman pangan di Kota Parepare dapat menampung dan menyediakan pakan untuk kebutuhan ternak sapi potong berdasarkan hasil

Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Mengapa permohonan isbat nikah terhadap nikah siri pasca tahun 1974 pada permohonan Nomor

Setelah dinyatakan valid dan reliable selanjutnya dicari nilai rata-rata masing- masing variabel dimensi yang diteliti dari setiap indikator tiap kuisioner

Berdasarkan hasil pengujian ini, dapat disimpulkan bahwa persistensi akrual untuk perusahaan dengan LPBTD yang berada dalam subsampel LPABTD adalah sebesar 0.065, yang diperoleh

Since forests on different sites react quite differently to drought conditions, we used the process-based growth model BiomeBGC and climate time series from sites all over Germany