PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh :
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
Yang diajukan
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
Disetujui untuk ujian skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Mei Retno A, MSi Tanggal : ...
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
USULAN PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Oleh :
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
Yang diajukan
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Mei Retno A, MSi Tanggal : ...
Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen
USULAN PENELITIAN
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA
SURABAYA
Yang diajukan
0612010173/FE/EM RADITYA WAHYU W.
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Mei Retno A, MSi Tanggal : ...
Mengetahui
Ketua Jurusan Manajemen
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi, ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA”.
Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku tercinta yang sudah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Juli 2010
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Kepemimpinan ... 10
2.2.2. Budaya Organisasi ... 13
2.2.3. Motivasi Kerja ... 17
2.2.4. Kepuasan Kerja ... 20
iv
Karyawan ... 24
2.2.6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 25
2.2.7. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan ... 25
2.3. Kerangka Konseptual ... 27
2.4. Hipotesis ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.1.1. Definisi Operasional... 29
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 32
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 33
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 39
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 39
4.1.2. Struktur Organisasi ... 40
4.1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan... 41
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 44
v
4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden ... 45
4.3.1.1. Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1) ... 45
4.3.1.2. Deskripsi Variabel Budaya Organisasi (X2).. .... 47
4.3.1.3. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja (X3) ... 48
4.3.1.4. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja Karyawan (Y) ... 49
4.3.2. Uji Outlier Multivariate ... 51
4.3.3. Uji Reliabilitas ... 52
4.3.4. Uji Validitas ... 53
4.3.5. Uji Construct Reliability dan Variance Ectracted ... 54
4.3.6. Uji Normalitas ... 55
4.3.7. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ... 57
4.3.8. Uji Kausalitas ... 58
4.4. Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Saran ... 63
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data Absensi Karyawan Tahun 2009 ... 5
Tabel 3.1. Alokasi Sampel Pembagian 6 divisi pekerjaan ... 34
Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices ... 38
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 44
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 45
Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepemimpinan ... 46
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Budaya Organisasi... 47
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Motivasi Kerja ... 48
Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Kerja Karyawan ... 50
Tabel 4.8. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 51
Tabel 4.9. Reliabilitas Data ... 52
Tabel 4.10. Validitas Data ... 53
Tabel 4.11. Construct Reliability & Variance Extracted ... 54
Tabel 4.12. Normalitas Data ... 56
Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model ... 57
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 27
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. SURYA SEGARA Surabaya ... 40
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner
ix
PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA
KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA
Raditya Wahyu W.
ABSTRAKSI
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Peran penting pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, memberikan bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada bawahannya. Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel - variabel yang mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi/perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan. PT. SURYA SEGARA Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading alat-alat safety life. Di mana saat ini dihadapkan masalah menurunnya kepuasan kerja karyawannya dilihat dari data absensi tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. SURYA SEGARA Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. SURYA SEGARA Surabaya. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala pembentukan menggunakan skala semantic differential. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan metode proportionate random sampling dan simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 105 karyawan. Data yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT. SURYA SEGARA Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa Kepemimpinan berpengaruh signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Budaya Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Motivasi Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seperti kita ketahui bahwa semakin banyak bermunculan
perusahaan-perusahaan baru di negara kita. Mereka saling
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di bidangnya masing-masing. Segala
macam hal dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari
pemakaian peralatan yang canggih sebagai penunjang proses produksi
yang berlangsung sampai ke pemilihan sumber daya manusia yang cakap
dan handal. Hal ini mengingat peranan Sumber Daya Manusia (karyawan /
pegawai) sebagai faktor utama atau penggerak di dalam suatu perusahaan
yang meliputi proses produksi hingga ke tahap pemasaran atau penjualan
produknya yang berupa barang ataupun jasa. Dalam melaksanakan
tugasnya seorang Karyawan / pegawai bekerja sama dengan komponen
dalam organisasi.
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat
dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang
pimpinan bukan semata-mata sebagai obyek dalam pencapaian tujuan,
tetapi sekaligus menjadi subyek atau pelaku. Peran penting pimpinan
perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan antara lain melalui
pembentukan mental bekerja yang baik dengan dedikasi dan loyalitas yang
2
koordinasi yang baik dalam bekerja oleh seorang pemimpin kepada
bawahannya.
Menciptakan kepuasan kerja karyawan adalah tidak mudah karena
kepuasan kerja dapat tercipta jika variabel - variabel yang
mempengaruhinya antara lain motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya
organisasi/perusahaan dapat diakomodasikan dengan baik dan diterima
oleh semua karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan. Sehubungan
dengan hal tersebut, agar karyawan selalu konsisten dengan kepuasannya
maka setidak-tidaknya perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di
mana karyawan melaksanakan tugasnya misalnya rekan kerja, pimpinan,
suasana kerja dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam menjalankan tugasnya.
Robbins (1996:39) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:124)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Karyawan
menjadi faktor utama atau penggerak suatu perusahaan karena adanya
kepemimpinan, budaya organisasi dan yang berperan untuk mendorong
melaksanakan tugasnya. Bila kepemimpinan, budaya organisasi dan
kurang berpengaruh dengan baik maka ia tidak akan berhasil dalam
melakukan kewajibannya atau dia melakukan tugasnya hanya karena
terpaksa saja.
Salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen
3
kepemimpinan (leadership). Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing
perusahaan secara berkelanjutan. Kepemimpinan adalah suatu proses
dimana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya
(followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan
nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan
perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen
keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi
mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat
menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat.
Dalam Koesmono (2005:164) budaya itu sendiri merupakan hal
yang esensial bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena akan selalu
berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam perusahaan. Budaya
organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,
harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta
mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam
organisasi akan ditentukan oleh kondisi team work, leaders dan
characteristic of organization serta administration process yang berlaku. Sujak (1990) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:125),
4
karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu
dalam peningkatan kepuasan kerja. Dalam hal ini seorang manajer perlu
mengarahkan motivasi dengan menciptakan kondisi (iklim) organisasi
melalui pembentukan budaya kerja atau budaya organisasi sehingga para
karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang
dicapai juga tinggi. Pemberian motivasi harus diarahkan dengan baik
menurut prioritas dan dapat diterima dengan baik oleh karyawan, karena
motivasi tidak dapat diberikan untuk setiap karyawan dengan bentuk yang
berbeda-beda.
PT. Surya Segara Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha trading penjualan alat-alat berat dan safety life di Surabaya mempunyai cita-cita sebagai suatu grup perusahaan yang
diperhitungkan keberadaannya, baik di tingkat regional, nasional, maupun
internasional. PT. Surya Segara Surabaya selalu memegang mutu serta
menyajikan pelayanan yang cepat, tepat, dan aman. PT. Surya Segara
Surabaya berusaha menjadi sahabat terpercaya bagi setiap mitra kerja, dan
kepuasan pelanggan adalah tujuan utamanya. Untuk dapat mewujudkan
semuanya seorang pemimpin perusahaan harus mampu memberikan
dorongan kepada karyawannya dalam melakukan pekerjaannya, sehingga
nantinya kepuasan kerja dapat lebih meningkat.
Setiap satu tahun sekali PT. Surya Segara Surabaya melakukan
evaluasi kepuasan kerja terhadap semua karyawannya. Hal ini dilakukan
5
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Disamping itu
evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kepuasan
kerja melalui kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi kerja.
Penilaian ini didasarkan pada beberapa aspek antara lain mengenai
menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan karyawan,
penerapan budaya organisasi, yang sesuai dalam meningkatkan Kepuasan
Kerja.
PT. Surya Segara Surabaya dihadapkan masalah kenaikkan jumlah
absensi di tahun 2009, di mana hal tersebut membuat karyawan tidak puas.
Untuk dapat mengetahui peningkatan jumlah peningkatan absensi tersebut
dapat dilihat pada tebel berikut ini :
Tabel 1.1. Data Absensi Karyawan Tahun 2009
Bulan S I A
Januari 2 2 3
Februari 3 3 5
Maret 3 2 4
April 2 2 6
Mei 2 3 7
Juni 2 4 4
Juli 2 2 5
Agustus 3 2 3
September 1 3 5
Oktober 2 2 4
Nopember 3 3 5
Desember 4 5 7
Jumlah 29 orang 34 orang 58 orang
Sumber : PT. Surya Segara Surabaya
Dari data terlihat bahwa realisasi jumlah absensi di tahun 2009
6
diindikasikan pimpinan yang kurang dapat mengarahkan karyawan untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik, lingkungan kerja yang tidak kondusif
membuat karyawan kurang nyaman dalam bekerja, kurangnya dukungan
sarana dan prasarana yang diberikan perusahaan kepada karyawan di
dalam melakukan pekerjaan. Hal tersebut membuat absensi karyawan
meningkat dan karyawan merasa tidak puas di dalam melakukan
pekerjaan.
Menurut White et. al (1997:131) dalam Koesmono (2006:91)
mengutarakan bahwa dalam kepemimpinan yang dijalankan oleh
seseorang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja pengikutnya atau
bawahannya. Sesungguhnya antar budaya organisasi dengan kepuasan
karyawan terdapat hubungan, dimana budaya (culture) dikatakan memberi pedoman seorang karyawan bagaimana dia mempersepsikan karakteristik
budaya suatu organisasi, nilai yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja,
berinteraksi dengan kelompoknya, dengan sistem dan administrasi, serta
berinteraksi dengan atasannya. Menurut Luthans (1999:165) dalam
Koesmono (2006:90) mengatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh
terhadap kepuasan kerja.
Dari uraian tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk
7
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya?
2. Apakah Budaya Organisasi mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya?
3. Apakah Motivasi mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya.
3. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
8
Bagi Perusahaan :
Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengetahui pengaruh
kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi kerja terhadap kepuasan
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu sebagai acuan riset pembanding adalah yang
dilakukan oleh:
a. Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008) dengan judul
“Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja
Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama
Indonesia)”. Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation
Modeling (SEM).
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data dilakukan
dengan kuisioner yang diberikan kepada responden secara langsung pada
karyawan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia.
Hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan
penelitian sekarang yaitu budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
b. H. Teman Koesmono (2006) dengan judul “Pengaruh Motivasi
dan Kepemimpinan serta Pengembangan Karir Terhadap OCB melalui
10
Swasta di Surabaya”. Penelitian ini menggunakan analisis Structural
Equation Modeling (SEM).
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportional random sampling, dengan sampel yang dimbil sebanyak
130 orang manajer perusahaan di Surabaya, teknik pengumpulan data
menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner atau angket.
Hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan
penelitian sekarang yaitu motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja, kepemimpinan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kepemimpinan
DuBrin (2005:3) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi
banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan. Cara
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang
menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan
perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar
11
Siagian (2002:62) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun
secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Nimran (2004:64)
dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126) mengemukakan bahwa
kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses
mempengaruhi perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan
dikehendaki.
Robbins (1996:39) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Siagian
(2002:66) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126) mengemukakan
bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau
perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal,
peranan yang bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan.
Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam
organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau
organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan
kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peran sebagai
penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa
12
penerima dan penganalisa informasi. Sedangkanperan pemimpin dalam
pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai
peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa
strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil
peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan
konsisten.
Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4) dalam Brahmasari dan
Suprayetno (2008:126) mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam
organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan
penguasaan pekerjaan. Yasin (2001:6) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:126) mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha
pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak
organisasi untuk investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha
pribadi pimpinan.
Tika (2006:64) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa ada sembilan peranan kepemimpinan seorang
dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai perencana, pemimpin sebagai
pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin sebagai pelaksana,
pemimpin sebagai pengendali, pemimpinsebagai pemberi hadiah atau
hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin
sebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai
13
Variabel kepemimpinan ini diukur dengan menggunakan 4 (empat)
indikator yang diadopsi dari teori kepemimpinan situasional
Hersey-Blanchard dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:130) yaitu sebagai
berikut:
1. Telling yaitu kemampuan untuk memberitahu anggota apa yang harus
mereka kerjakan.
2. Selling yaitu kemampuan menjual/memberikan ide - ide kepada
anggota.
3. Participating yaitu kemampuan berpartisipasi dengan anggota.
4. Delegating yaitu kemampuan mendelegasikan kepada anggota.
2.2.2. Budaya Organisasi
(Brahmasari, 2004) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
Seperti halnya pengertian kepemimpinan, pengertian budaya organisasi
banyak diungkapkan oleh para ilmuwan yang merupakan ahli dalam ilmu
budaya organisasi, namun masih sedikit kesepahaman tentang arti konsep
budaya organisasi atau bagaimana budaya organisasi harus diobservasi dan
diukur. Menurut Schein dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:130)
Budaya Organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu. Lebih lanjut
Brahmasari (2004:16) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
14
kesepahaman tentang formulasi teori tentang budaya organisasi,
gambarannya, dan kemungkinan hubungannya dengan dampak kinerja.
Ndraha (2003:4) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:126)
mengemukakan bahwa budaya perusahaan (corporate culture) merupakan
aplikasi dari budaya organisasi (organizational culture) terhadap badan
usaha atau perusahaan. Kedua istilah ini sering dipergunakan untuk
maksud yang sama secara bergantian. Marcoulides dan Heck (1993) dalam
Brahmasari dan Suprayetno (2008:126) mengemukakan bahwa budaya
organisasi sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk
mengukur kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas,
serta dampak yang dihasilkan. Tanpa ukuran yang valid dan reliabel dari
aspek kritis budaya organisasi, maka pernyataan tentang dampak budaya
pada kepuasan kerja akan terus berdasarkan pada spekulasi, observasi
personal dan studi kasus.
Glaser et al. (1987) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)
mengemukakan bahwa budaya organisasional seringkali digambarkan
dalam arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan,
simbol-simbol, ritual-ritual, dan mitor-mitos yang berkembang dari waktu ke
waktu dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan organisasi.
Hofstede (1986:21) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)
mengemukakan bahwa budaya dapat didefinisikan sebagai berbagai
interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi kelompok-kelompok
15
Suprayetno (2008:127) mengemukakan bahwa dalam pembentukan
budaya organisasi ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu
unsur-unsur pembentuk budaya organisasi dan proses pembentukan
budaya organisasi itu sendiri.
Sementara itu Robbins (1996) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:127) menjelaskan mengenai 3 (tiga) kekuatan untuk
mempertahankan suatu budaya organisasi sebagai berikut: (1) Praktik
seleksi, proses seleksi bertujuan mengidentifikasi dan mempekerjakan
individu-individu yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi.
(2) Manajemen puncak, tindakan manajemen puncak mempunyai dampak
besar pada budaya organisasi. Ucapan dan perilaku mereka dalam
melaksanakan norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota
organisasi. (3) Sosialisasi, sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan
baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi.
Proses sosialisasi ini meliputi tiga tahap yaitu tahap kedatangan,
tahap pertemuan, dan tahap metromofis. Selanjutnya Tika (2006:21) dalam
Brahmasari dan Suprayetno (2008:127) memberikan kesimpulan tentang
proses pembentukan budaya organisasi melalui 4 (empat) tahapan, yaitu
tahap pertama terjadinya interaksi antar pimpinan atau pendiri organisasi
dengan kelompok/perorangan dalam organisasi. Pada tahap kedua adalah
dari interaksi menimbulkan ide yang ditransformasikan menjadi artifak,
16
akan diimplementasikan sehingga membentuk budaya organisasi. Tahap
terakhir adalah bahwa dalam rangka mempertahankan budaya organisasi
dilakukan pembelajaran (learning) kepada anggota baru dalam organisasi.
Hofstide (1997) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)
mengemukakan bahwa budaya organisasi mempunyai 5 (lima) ciri-ciri
pokok yaitu: (1) Budaya organisasi merupakan satu kesatuan yang integral
dan saling terkait, (2) Budaya organisasi merupakan refleksi sejarah dari
organisasi yang bersangkutan, (3) Budaya organisasi berkaitan dengan
hal-hal yang dipelajari oleh para antropolog, seperti ritual, simbol, ceritera,
dan ketokohan, (4) Budaya organisasi dibangun secara sosial, dalam
pengertian bahwa budaya organisasi lahir dari konsensus bersama dari
sekelompok orang yang mendirikan organisasi tersebut, (5) Budaya
organisasi sulit diubah.
Variabel budaya organisasi ini diukur dengan menggunakan 6
(enam) indikator yang diadopsi dari karakteristik budaya organisasi
menurut Robbins (1990:480) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:130), yaitu:
1. Nilai-nilai organisasi yaitu sejauh mana nilai-nilai yang ada di
organisasi dapat diterima oleh karyawan.
2. Dukungan manajemen yaitu sejauh mana organisasi memberikan
dukungan kepada karyawan di dalam melakukan pekerjaan.
3. Sistem imbalan yaitu sejauh mana organisasi memberikan imbalan
17
4. Toleransi dalam berbagi kesalahan sebagai peluang untuk belajar yaitu
sejauh mana toleransi yang diberikan organisasi kepada karyawan
yang telah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.
5. Orientasi pada rincian (detil) pekerjaan yaitu sejauh mana organisasi
mengharapkan karyawan memperlihatkan kecermatan, analisis dan
perhatian kepada rincian.
6. Orientasi pada tim yaitu sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan
sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-individu untuk mendukung
kerjasama.
2.2.3. Motivasi Kerja
Robbin (2002:55) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:125)
mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan
sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Siagian (2002:94) dalam
Brahmasari dan Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa dalam
kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi
bisnis, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para
manajer.
Karena 4 (empat) pertimbangan utama yaitu: (1) Filsafat hidup
manusia berkisar pada prinsip “quit proquo”, yang dalam bahasa awam
18
ada balas”, (2) Dinamika kebutuhan manusia sangat kompleks dan tidak
hanya bersifat materi, akan tetapi juga bersifat psikologis, (3) Tidak ada
titik jenuh dalam pemuasan kebutuhan manusia, (4) Perbedaan
karakteristik individu dalam organisasi atau perusahaan, mengakibatkan
tidak adanya satupun teknik motivasi yang sama efektifnya untuk semua
orang dalam organisasi juga untuk seseorang pada waktu dan kondisi yang
berbeda-beda.
Radig (1998), Soegiri (2004:27-28) dalam Brahmasari dan
Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa pemberian dorongan
sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan
gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki
oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal
mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja
yang baik, maka gairah kerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja
akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara
lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu
kerja yang telah ditetapkan. Mangkunegara (2005:101) dalam Brahmasari
dan Suprayetno (2008:125) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik
memotivasi kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan
pegawai, artinya bahwa pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan
fundamen yang mendasari perilaku kerja. (2) Teknik komunikasi
19
yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai secara ekstra logis.
Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu Attention
(perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action
(aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan).
Penggunaannya, pertama kali pemimpin harus memberikan
perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari suatu pekerjaan
agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja, jika telah timbul
minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk mengambil keputusan
dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang diharapkan
oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan motivasi
tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.
Variabel motivasi kerja ini menurut Brahmasari dan Suprayetno
(2008:125) diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement) :
Kebutuhan karyawan akan prestasi yang ingin diraih di dalam
melakukan pekerjaan yang diberikan perusahaan.
2. Kebutuhan fisik (psycological need) :
Kebutuhan karyawan akan sarana yang diberikan perusahaan di dalam
melakukan pekerjaan.
3. Kebutuhan rasa aman (safety need) :
Kebutuhan rasa aman yang yang diberikan perusahaan di dalam
20
2.2.4. Kepuasan Kerja
Werther dan Davis (1986) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi
kesukaan atau ketidaksukaan menurut pandangan karyawan terhadap
pekerjaannya. Dole dan Schroeder (2001) dalam Brahmasari dan
Suprayetno (2008:127), mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat
didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan
pekerjaannya.
Testa (1999) dan Locke (1983) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan
kegembiraan atau pernyataan emosi yang positif hasil dari penilaian salah
satu pekerjaan atau pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih lanjut
Koesmono (2005) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau
sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan
dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar
teman kerja, hubungan sosial ditempat kerja dan sebagainya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah
dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja
atau bekerja. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Brahmasari
dan Suprayetno (2008:127) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
merupakan bagian dari proses motivasi. Kepuasan anggota organisasi
21
dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat kepuasan kerja
dalam organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota
organisasi, pergantian pekerjaan anggota organisasi, kemangkiran atau
absensi, keterlambatan, dan keluhan yang biasa terjadi dalam suatu
organisasi.
Robbins (2001:148) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:127)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum
seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi
dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan
organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang
sering kurang dari ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian
(assesment) seorang karyawan terhadap puas atau tidak puasnya dia
terhadap pekerjaan merupakan penjumlahan yang runit dari sejumlah
unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan dan terpisahkan satu sama lain).
Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Brahmasari
dan Suprayetno (2008:128) mengemukakan bahwa seorang manajer akan
sangat peduli pada aspek kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung
jawab moral apakah dapat memberikan lingkungan yang memuaskan
kepada karyawannya dan percaya bahwa perilaku pekerja yang puas akan
membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para manajer
merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam
penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja. Situasi
22
terhadap kehidupan kerja dan menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga para
manajer mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja
para bawahannya agar dapat memberikan kontribusi yang positif pada
organisasinya.
Davis (1985) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:128)
mengemukakan bahwa job satisfaction is related to a number of major
employee variables, such as turnover, absences, age, occupation, and size
of the organization in which an employee works. Berdasar pendapat
tersebut, Mangkunegara (2005:117) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:128) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan
variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat
pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan.
Kepuasan kerja berhubungan dengan turnover mengandung arti
bahwa kepuasan kerja yang tinggi selalu dihubungkan dengan turnover
pegawai yang rendah, dan sebaliknya jika pegawai banyak yang merasa
tidak puas maka turnover pegawai tinggi. Kepuasan kerja berhubungan
dengan tingkat absensi (kehadiran) mengandung arti bahwa pegawai yang
kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya tinggi. Kepuasan kerja
berhubungan dengan umur mengandung arti bahwa pegawai yang
cenderung lebih tua akan merasa lebih puas daripada pegawai yang
berumur relatif lebih muda, karena diasumsikan bahwa pegawai yang tua
lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan dan
23
tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita
kerja terdapat kesenjangan atau ketidak-seimbangan dapat menyebabkan
mereka menjadi tidak puas.
Kepuasan kerja dihubungkan dengan tingkat pekerjaan
mengandung arti bahwa pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki
pekerjaan yang lebih rendah, karena pegawai yang tingkat pekerjaannya
lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam
mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja. Kepuasan kerja
berhubungan dengan ukuran organisasi perusahaan mengandung arti
bahwa besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi proses komunikasi,
koordinasi, dan partisipasi pegawai sehingga dapat mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan.
Mangkunegara (2005:120) dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:128) mengemukakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor
pekerjaannya. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu kecerdasan (IQ),
kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan,
pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi,
dan sikap kerja. Sedangkan faktor pekerjaan yaitu jenis pekerjaan, struktur
organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan
keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan
24
Variabel kepuasan kerja karyawan ini diukur dengan menggunakan
4 (empat) indikator yang diadopsi dari teori Herzberg dalam Brahmasari
dan Suprayetno (2008:130), yaitu:
1. Kompensasi yaitu segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai
balas jasa untuk pekerjaan mereka berupa imbalan atau upah.
2. Kondisi kerja yaitu rekan kerja yang saling mendukung satu sama lain
di dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan perusahaan kepada
karyawan.
3. Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan yaitu sistem yang
dimiliki perusahaan berupa prosedur atau tata cara di dalam
melaksanakan pekerjaan.
4. Kesempatan untuk berkembang yaitu kesempatan yang diberikan
perusahaan kepada karyawan untuk mengembangkan karir.
2.2.5. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Yukl (1994:109) dalam Koesmono (2006:78) mengatakan
bahwa dalam kepemimpinan, memberikan pengakuan (recognition)
menyangkut memberi pujian dan memperlihatkan apresiasi terhadap orang
lain atau bawahan akan menghasilkan kepuasan serta memberikan
kepercayaan karyawan terhadap organisasi.
Menurut White et. al (1997:131) dalam Koesmono (2006:91)
mengutarakan bahwa dalam kepemimpinan yang dijalankan oleh
25
bawahannya. Hasil penelitian Koesmono (2006:91) menunjukan bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
yang baik dan bijaksana kepada karyawan akan meningkatkan kepuasan
kerja karyawan untuk bekerja. Sehingga kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
2.2.6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan KerjaKaryawan
Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008:132)
menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Artinya budaya organisasi
merupakan suatu konsep yang dapat dijadikan sarana untuk mengukur
kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta
dampak yang dihasilkan pada kepuasan kerja karyawan.
Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi yang baik dan memberikan manfaat kepada karyawan akan
meningkatkan kepuasan karyawan untuk bekerja. Sehingga budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
2.2.7. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Luthans (1999:165) dalam Koesmono (2006:90)
26
Hasil penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008:131) menunjukkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan, artinya bahwa motivasi kerja sangat diperlukan
oleh seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang
tinggi. Dan juga hasil penelitian Koesmono (2006:90) menunjukkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
yang diberikan perusahaaan kepada karyawan baik maka akan
meningkatkan kepuasan karyawan untuk bekerja. Sehingga motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.
Di dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008) menerangkan atau
meneliti mengenai kinerja perusahaan, tetapi di dalam penelitian ini
variabel kinerja perusahaan tidak dicantumkan karena kinerja perusahaan
mempunyai pengertian yang luas bisa mencakup kinerja keuangan
perusahaan, kinerja karyawan serta kinerja pemasaran dan yang
mengetahui atau menilai kinerja suatu perusahaan adalah pimpinan suatu
perusahaan, sedangkan penelitian ini meneliti mengenai kepuasan kerja
27
Kepuasan Kerja Karyawan
(Y) Kepemimpinan
(X1)
Motivasi Kerja
(X3) Budaya Organisasi
(X2)
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
28
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, dan teori diatas, maka hipotesis pada
penelitian ini adalah :
1. Kepemimpinan mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya.
2. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan di PT. Surya Segara Surabaya.
3. Motivasi Kerja mempunyai pengaruh positif terhadap Kepuasan Kerja
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Agar variabel yang digunakan dapat diukur serta menghilangkan dan
menghindari penafsiran makna, maka perlu adanya definisi yang jelas
mengenai variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sebagai berikut :
1. Kepemimpinan(X1)
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain kearah tujuan
organisasi. Menurut Blanchard dalam Brahmasari dan Suprayetno
(2008:130) indikator dari kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1) Telling (X11), adalah pemberitahuan dari pimpinan mengenai tugas apa yang akan diberikan kepada karyawan PT. Surya Segara
Surabaya sehingga karyawan mengetahui dengan jelas apa yang
semestinya harus dikerjakan.
2) Selling (X12), adalah perhatian pimpinan untuk memberikan masukkan atau ide-ide dalam membantu karyawan di PT. Surya
Segara Surabaya agar karyawan dapat mengembangkan
kreatifitasnya.
3) Participating (X13), adalah pimpinan dengan baik membina
hubungan atau dapat bekerja sama antara atasan dengan bawahan
30
4) Delegating (X14), adalah pimpinan dengan baik memberikan
tanggung jawab kepada karyawan di PT. Surya Segara Surabaya di
dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Budaya Organisasi (X2)
Budaya Organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan,
ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu. Menurut
Robbins (1990:480) dalam Brahmasari dan Suprayetno (2008:130)
terdiri dari atas indikator, yaitu:
1. Nilai-nilai organisasi (X21), adalah norma atau peraturan yang ada
di PT. Surya Segara Surabaya untuk mengatur segala kegiatan
karyawan agar karyawan teratur dalam mengerjakan tugas.
2. Toleransi Dalam Berbagi Kesalahan Sebagai Peluang Untuk
Belajar (X22), adalah toleransi yang diberikan manajemen PT.
Surya Segara Surabaya kepada karyawan yang telah melakukan
kesalahan dalam pekerjaannya sehingga karyawan tidak
mengulang kesalahan yang sama.
3. Orientasi Pada Rincian (Detil) Pekerjaan (X23), adalah karyawan
PT. Surya Segara Surabaya selalu detil dan teliti di dalam
31
3. Motivasi Kerja (X3)
Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan kerja. Menurut Brahmasari dan Suprayetno (2008:125)
motivasi kerja diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator, yaitu :
1. Kebutuhan Berprestasi (X31), yaitu prestasi atau jenjang karir yang
ditawarkan PT. Surya Segara Surabaya agar karyawan termotivasi
di dalam melakukan pekerjaannya.
2. Kebutuhan Fisik (X32), yaitu sarana yang diberikan PT. Surya
Segara Surabaya kepada karyawan di dalam melakukan pekerjaan
berupa peralatan kerja yang lengkap agar karyawan merasa
nyaman dalam bekerja.
3. Kebutuhan Rasa Aman (X33), yaitu jaminan finansial dan sosial
yang diberikan PT. Surya Segara Surabaya di dalam melakukan
pekerjaan berupa asuransi kesehatan.
4. Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
Kepuasan kerja karyawan adalah sebagai suatu perasaan senang
32
Brahmasari dan Suprayetno (2008:130), indikator kepuasan kerja
yaitu:
1. Kompensasi (Y1), yaitu imbalan atau upah yang diterima karyawan
PT. Surya Segara Surabaya sebagai balas jasa untuk pekerjaan
yang telah dilakukan.
2. Kondisi Kerja (Y2), yaitu karyawan selalu peduli kepada karyawan
lain serta saling mendukung satu sama lain di dalam melaksanakan
tugas yang diberikan PT. Surya Segara Surabaya.
3. Sistem Administrasi dan Kebijakan Perusahaan (Y3), yaitu sistem
yang dimiliki PT. Surya Segara Surabaya berupa prosedur atau tata
cara seperti sistem pembayaran gaji yang tepat waktu kepada
karyawan.
3.1.2 Pengukuran Variabel
Ke tiga belas (13) indikator tersebut diukur dengan menggunakan
skala interval yaitu skala yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak
construct yang diukur. Teknik pengukurannya menggunakan semantic differential scale yaitu metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub
33
Dua kutub ekstrim yang dinyatakan dalam metode ini antara lain
dapat berupa penilaian seperti : baik-buruk, kuat-lemah, modern-kuno dan
lain-lain. Yang jawabannya sangat positif terletak dibagian kanan garis,
jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri.
Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai
berikut :
1 7
Buruk Baik
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
PT. Surya Segara Surabaya sebanyak 172 orang. Meliputi maintenance
sebanyak 43, marketing 37, administrasi 21, sales counter 16,
mechanic 25, gudang 30. b. Sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Surya Segara
Surabaya. Teknik sampel yang dipergunakan adalah pertama
proportionate random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan dengan membagi anggota/unsur dalam populasi secara
proporsional sesuai dengan pekerjaannya. Setelah itu menggunakan
34
Jumlah sampel tersebut sesuai dengan ketentuan alat analisis
SEM sebagaimana ditentukan oleh Ferdinand (2002:48) dalam
pedoman ukuran sampel yang dipergunakan sebagai berikut:
1. 100–200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. 2. Jumlah sampel yang akan diambil yaitu sebanyak 105 responden
atau karyawan dari 172 karyawan.
Dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 divisi pekerjaan berdasarkan
rumus proportionate yaitu n = W x N. Keterangan (n = jumlah sampel, W = population relative, N = jumlah populasi sampel yang akan diambil
sebesar 105 karyawan).
Tabel 3.1. Alokasi Sampel Pembagian 6 divisi pekerjaan
Divisi Jumlah
(orang)
W
(population relative) n = W x N Maintenance (n1) 43 W1 = (43:172) = 0,25 n1 = 0,25 x 105 = 27
Marketing (n2) 37 W2 = (37:172) = 0,21 n2 = 0,21 x 105 = 23
Administrasi (n3) 21 W3 = (21:172) = 0,12 n3 = 0,12 x 105 = 13
Sales Counter (n4
16 )
W4 = (16:172) = 0,09 n4 = 0,09 x 105 = 9
Mechanic (n5) 25 W5 = (25:172) = 0,14 n5 = 0,14 x 105 = 15
Gudang (n6) 30 W6 = (30:172) = 0,17 n6 = 0,17 x 105 = 18
Total 172 n = 105
Jadi pengambilan sampel berdasarkan pembagian setiap devisi diatas dan
berdasarkan pedoman SEM sebanyak 105 responden atau karyawan karena minimal sampel dengan menggunakan SEM minimal 100 dan untuk
35
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian :
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan
responden atau karyawan PT. Surya Segara Surabaya.
b. Sumber data dalam penelitian ini :
angket yang disebarkan kepada responden / karyawan atau jawaban
responden / karyawan PT. Surya Segara Surabaya.
c. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah:
1. Metode Wawancara :
Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk
keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang
diperlukan dalam penelitian.
2. Metode Kuesioner :
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan (angket) kepada responden untuk memperoleh
informasi langsung.
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modeling [SEM]. Penaksiran pengaruh masing-masing faktor bebas terhadap faktor terikatnya menggunakan
36
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran sebagai
berikut:
1. Asumsi Model [ Structural EquationModelling]
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuji dengan metode-metode statistik.
2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan stkaryawanrd errornya dan Skewness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. 3) Normal Probability Plot [ SPSS 10.1].
4) Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk
menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1) Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara ± 3,0 non outlier.
2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada
tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [χ] pada df
sebesar jumlah faktor bebasnya.
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity. Dengan mengamati
37
d. Uji Validitas dan Reliabilitas. Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah faktor dalam menilai sesuatu atau akuratnya
pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas
adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari faktor-faktor sebuah
konstruk yang menunjukkan derajad sampai dimana
masing-masing-masing faktor itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi
terstkaryawanr, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR
[Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung.
3. Pengujian model dengan Two-Step Approach
a. Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir
instrumentasi yang digunakan dan keakuratan reliabilitas
faktor-faktor terbaik dapat dicapai dalam two-stepapproach ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada One Step Approach.
4. Evaluasi Model
Pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara
38
Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices
Goodness of Fit Indices
GOODNESS
OF FIT
INDEX
KETERANGAN
CUT-OFF
VALUE
X2
Menguji diduga covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample [diduga model sesuai dengan data].
- Chi-square
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace
data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample
besar. ≤ 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2
≥ 0,90 dalam regresi berganda].
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90
CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap
baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. SURYA SEGARA dibentuk pada tahun 1974 oleh bapak Ir. H.
T. Irmain di Surabaya. PT. SURYA SEGARA Surabaya kini sudah berdiri
selama 25 tahun, telah menaikkan pada suatu dimensi yang baru dan telah
menganeka-ragamkan bisnis intinya tidak hanya menyediakan atau
menjual peralatan bahari tetapi telah masuk dalam tahap service dan pemeliharaan dari peralatan bahari yang digunakan di laut. Di antaranya
adalah liferafts, sekoci penolong, pemadam api dan banyak yang lain. Karyawan PT. SURYA SEGARA Surabaya sebanyak 172 orang
yang ditempatkan pada bagian maintenance, marketing, administrasi, sales counter, mechanic, dan gudang di wilayah Surabaya. Jumlah karyawan paling banyak terdapat di bagian maintenance yang mempunyai fungsi untuk memelihara peralatan safety life agar tetap terawat. PT. SURYA SEGARA Surabaya terletak di Jl. Perak timur No. 232 Surabaya-60165.
PT. SURYA SEGARA Surabaya akan bekerja keras untuk menjadi
perusahaan bahari terkemuka di dalam perdagangan alat-alat safety life, jasa dan pemeliharaan logistik dari peralatan safety life bahari untuk memberi suatu pandangan hal positif ke investor asing bahwa Indonesia
40
4.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. SURYA SEGARA Surabaya
Sumber : PT. SURYA SEGARA Surabaya
Direktur
Divisi Manager Sales Counter Divisi Manager
Maintenance
Divisi Manager Stockist
Team Leader
Divisi Manager Marketing
Divisi Manager Mechanic Divisi Manager
Administration
Team Leader Team Leader Team Leader Team Leader Team Leader
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
Personalia
Satpam
41
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan
Pembagian kerja di PT. SURYA SEGARA Surabaya, setiap
bagiannya mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Direktur
Tugas dan wewenangnya :
a Bertanggung jawab secara umum terhadap operasional
perusahaan, baik secara intern maupun ekstern.
b Menetapkan kebijakan umum, sasaran usaha serta
mengontrol terhadap semua aktivitas perusahaan.
2. Divisi ManagerMaintenance
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari
divisi maintenance atau perawatan terhadap produk yang akan dijual.
3. Divisi Manager Marketing
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari
divisi marketing. 4. Divisi Manager Administration
Tugas dan wewenangnya :
Melakukan pengawasan dengan manganalisa seluruh hasil
pengawasan administrasi piutang perusahaan dan
42
berhubungan dengan administrasi dan keuangan
perusahaan.
5. Divisi Manager SalesCounter
Tugas dan wewenangnya :
Melakukan pengawasan terhadap sales counter dan
mengumpulkan semua data seluruh hasil penjualan yang
telah dicapai perusahaan. Menyelesaikan semua masalah
yang berhubungan dengan penjualan produk.
6. Divisi Manager Mechanic
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari
divisi mechanic yaitu memperbaiki kerusakan pada alat/produk yang akan dijual.
7. Divisi Manager Stockist
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari
divisi stockist atau gudang yaitu mengecek mengenai persediaan produk yang disimpan di gudang.
8. Personalia
Tugas dan wewenangnya :
a Mengadakan penerimaan pegawai, seleksi, penempatan,
43
b Memberikan informasi pada bagian keuangan mengenai
data-data karyawan.
9. Team Leader
Tugas dan wewenangnya :
a Membantu tugas Divisi Manager (coaching).
b Membuat Shifting Staff (counseling).
c. Menciptakan suasana kerja yang kondusif (motivator).
10. Karyawan
Tugas dan wewenangnya :
Melaksanakan tugas operasional serta bertanggung jawab
pada Team Leader dan divisi Manager terhadap hasil kerja
yang dilakukan dari masing-masing divisi pekerjaan.
11. Supir dan Kernek
Tugas dan wewenangnya :
Membantu pelaksanaan operasional pengambilan dan
pengiriman produk dari dan ke wilayah yang telah
ditetapkan.
12. Satpam
Tugas dan wewenangnya :
Menjaga keamanan yang ada di perusahaan.
13. Office Boy
Tugas dan wewenangnya :
44
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner
yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal
seperti dibawah ini.
a. Umur
Dari 105 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui umur dari para responden yakni pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 20-30 tahun 48 45,7
2 31-40 tahun 31 29,5
3 > 40 tahun 26 24,8
Total 105 100
Sumber
b. Jenis Kelamin
: Hasil Penyebaran Kuisoner
Dari 105 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui jenis kelamin responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 72 68,6
2 Perempuan 33 31,4
Total 105 100
45
c. Pendidikan Terakhir
Dari 105 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui pendidikan terakhir para responden yakni :
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)
1 SLTA 31 29,5
2 D1 17 16,2
2 D3 22 21
3 S1 35 33,3
4 Lainnya 0 0
Total 105 100,00
Sumber : Hasil Penyebaran Kuisoner
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden 4.3.1.1 Deskripsi Variabel Kepemimpinan (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada
responden (karyawan bagian maintenance 27 orang, marketing 23 orang, administrasi 13 orang, sales counter 9 orang, mechanic 15 orang, dan gudang 18 orang) yang berjumlah 105 orang di PT. SURYA SEGARA
46
Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepemimpinan
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Bagaimana pemberitahuan dari pimpinan mengenai tugas apa yang akan diberikan kepada karyawan PT. Surya Segara Surabaya agar karyawan mengetahui dengan jelas apa yang semestinya harus dikerjakan?
Bagaimana perhatian pimpinan untuk memberikan masukkan atau ide-ide dalam membantu karyawan di PT. Surya Segara Surabaya agar karyawan dapat mengembangkan
Bagaimana hubungan kerja sama yang dijalin antara pimpinan dengan bawahan di dalam melaksanakan pekerjaan di PT. Surya Segara Surabaya?
0 pimpinan memberikan tanggung jawab kepada karyawan di PT. Surya Segara Surabaya di dalam melaksanakan pekerjaan?
1. Indikator pertama dari Kepemimpinan, yaitu telling, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dan 6 dengan jumlah responden sebanyak 36
responden atau 34,3%, Artinya, responden menjawab jelas atas
pemberitahuan tugas yang dilakukan pimpinan kepada karyawan. : Data diolah
2. Indikator kedua dari Kepemimpinan, yaitu selling, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden sebanyak 39
responden atau 37,1%, Artinya, responden menjawab perhatian atas
perhatian yang diberikan pimpinan kepada karyawan untuk
memberikan ide atau masukan di dalam membentu karyawan
menjalankan tugas.
47
responden atau 37,1%, Artinya, responden menjawab baik atas
hubungan kerja sama atau pertisipasi yang dilakukan pimpinan kepada
karyawan.
4. Indikator keempat dari Kepemimpinan, yaitu delegating, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 35
responden atau 33,3%, Artinya, responden menjawab baik atas
kemampuan yang dimiliki pimpinan di dalam pemberian tanggung
jawab kepada karyawan.
4.3.1.2 Deskripsi Variabel Budaya Organisasi (X2)
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Budaya Organisasi
No Pertanyaan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Bagaimana norma atau peraturan yang ada di PT. Surya Segara Surabaya untuk mengatur segala kegiatan karyawan agar karyawan teratur dalam mengerjakan tugas?
Apakah manajemen PT. Surya Segara Surabaya selalu memberikan toleransi kepada karyawan yang telah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya sehingga karyawan tidak mengulang kesalahan yang sama?
0
Apakah karyawan PT. Surya Segara Surabaya selalu detil dan teliti di dalam melakukan pekerjaan yang diberikan?
0
1. Indikator pertama dari Budaya Organisasi, yaitu nilai-nilai organisasi,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden