SKRIPSI
Diajukan Oleh :
0412010179/FE/EM Agung Febrianto
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh :
0412010179/FE/EM Agung Febrianto
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih kepada junjungan tertinggi, ALLAH SWT atas kemampuan dan kasih karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY JAYA SAKTI SURABAYA”
Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang bersedia untuk memberikan bantuan dan dukungannya baik secara materiil maupun moril kepada penulis, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
5. Seluruh staf Dosen dan Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak dan Ibu serta Saudara-saudaraku tercinta yang sudah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan dan perlu adanya perbaikan, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran serta masukan-masukan bagi peneliti yang lain di masa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2010
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8
2.2.1.1. Definisi MSDM ... 8
2.2.1.2. Pentingnya MSDM Bagi Organisasi ... 9
2.2.2. Kepuasan Kerja ... 10
iv
Kepuasan Kerja ... 13
2.2.2.2. Instrumen Kepuasan Kerja ... 15
2.2.3. Komitmen Organisasi... 16
2.2.4. Semangat Kerja ... 21
2.2.5. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi ... 23
2.2.6. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Semangat Kerja ... 23
2.2.7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Semangat Kerja ... 25
2.3. Kerangka Konseptual ... 26
2.4. Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28
3.1.1. Definisi Operasional... 28
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 31
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 31
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 33
v
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 37
4.1.2. Struktur Organisasi ... 38
4.1.3. Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan... 39
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 42
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 44
4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden ... 44
4.3.1.1. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (X) ... 44
4.3.1.2. Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi (Y).. . 46
4.3.1.3. Deskripsi Variabel Semangat Kerja (Z) ... 48
4.3.2. Uji Outlier Multivariate ... 50
4.3.3. Uji Reliabilitas ... 51
4.3.4. Uji Validitas ... 52
4.3.5. Uji Construct Reliability dan Variance Ectracted ... 53
4.3.6. Uji Normalitas ... 54
4.3.7. Evaluasi Model One Step Approach to SEM ... 56
4.3.8. Uji Kausalitas ... 58
4.4. Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63
5.2. Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data Jumlah Karyawan & Jumlah Absensi Tahun 2007-2009 ... 3
Tabel 3.1. Alokasi Sampel Pembagian 4 divisi pekerjaan ... 32
Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices ... 36
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 42
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 43
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 43
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Kerja. ... 44
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Komitmen Organisasi 46 Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk semangat Kerja ... 48
Tabel 4.8. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 50
Tabel 4.9. Reliabilitas Data ... 51
Tabel 4.10. Validitas Data ... 52
Tabel 4.11. Construct Reliability & Variance Extracted ... 53
Tabel 4.12. Normalitas Data ... 55
Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Base Model ... 57
Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Modifikasi ... 58
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 26
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. RICKY JAYA SAKTI ... 38
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural Base Model ... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
Lampiran 2. Hasil Penyebaran Kuesioner
ix
ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN
PADA PT. RICKY JAYA SAKTI SURABAYA
Agung Febrianto
ABSTRAKSI
Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan usaha baru dengan berbagai jenis usaha. Munculnya perusahaan-perusahaan ini diharapkan akan menambah luasnya lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Di sisi yang lain perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa adanya manusia, karena faktor tenaga kerja manusia memegang peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan fungsinya akan menunjang tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan. Di samping itu peran pemimpin menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang pemimpin perusahaan yang bijaksana dan baik harus dapat memberikan kepuasan kepada para pekerjanya dan selalu berusaha memperhatikan gairah serta semangat kerja mereka. PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian barang-barang seperti barang underwear merek GT MAN. Di mana saat ini dihadapkan masalah menurunnya semangat kerja karyawannya dilihat dari data absensi tahun 2007-2009. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya. Skala pengukuran menggunakan skala interval dan skala
pembentukan menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Probability Sampling dengan metode proportionate random sampling dan simple random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 108 karyawan. Data yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Modeling) untuk melihat hubungan kausalitas antar faktor.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Semangat Kerja, Komitmen Organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap Semangat Kerja.
1
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini di Indonesia banyak bermunculan usaha baru dengan
berbagai jenis usaha. Munculnya perusahaan-perusahaan ini diharapkan
akan menambah luasnya lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Di sisi
yang lain perusahaan tidak mungkin mengoperasikan kegiatannya tanpa
adanya manusia, karena faktor tenaga kerja manusia memegang peranan
yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Setiap manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbeda. Hal
itu disebabkan karena beberapa hal, misalnya latar belakang pendidikan,
keterampilan, watak dasar maupun faktor-faktor lainnya dari tenaga kerja itu
sendiri. Keberagaman perilaku tersebut akan mempengaruhi jalannya
kegiatan perusahaan. Hal ini tidak saja akan mempengaruhi hasil yang akan
dicapai oleh perusahaan, tetapi juga masyarakat yang menikmati hasil
produksi tersebut. Sebagaimana kita ketahui, bagaimanapun majunya
teknologi jika tidak ditunjang dengan dan oleh tenaga kerja yang cakap
maka kemungkinan besar sasaran dari perusahaan tidak akan tercapai.
Tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan fungsinya akan menunjang
tercapainya keberhasilan tujuan perusahaan. Di samping itu peran pemimpin
menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang pemimpin perusahaan yang
pekerjanya dan selalu berusaha memperhatikan gairah serta semangat kerja
mereka. Tentunya pihak pimpinan harus mempunyai kemampuan dalam
mengelola, mengarahkan, mempengaruhi, memerintah dan memotivasi
bawahannya untuk memperoleh tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Di dalam mengelola karyawan yang ada dalam perusahaan harus
diciptakan suatu komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan
agar tercipta hubungan kerja yang serasi dan selaras. Dengan meningkatnya
semangat dan kegairahan kerja para karyawan tersebut diharapkan akan
mencapai prestasi yang tinggi di bidang pekerjaan mereka masing-masing
sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Di dalam melaksanakan kegiatan kerja karyawan tidak akan terlepas dari semangat dan kegairahan kerja sehingga dengan demikian karyawan tersebut akan selalu mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik. Yang dimaksud dengan semangat kerja adalah dorongan yang menyebabkan melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
Pengelolaan sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah bahwa
perusahaan harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang
karyawan dan pimpinan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan antara lain melalui pembentukan mental bekerja yang baik
dengan dedikasi, komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya,
memberikan bimbingan, pengarahan dan koordinasi yang baik dalam
Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja
sebagai unsur yang berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan
sempurna. Sehubungan dengan hal tersebut, agar karyawan selalu konsisten
dengan kepuasannya maka setidak - tidaknya perusahaan selalu
memperhatikan lingkungan di mana karyawan melaksanakan tugasnya
misalnya rekan kerja, pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya.
PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pendistribusian barang-barang seperti barang underwear
merek GT MAN. Di mana saat ini dihadapkan masalah menurunnya
semangat kerja karyawannya, dapat dilihat pada data jumlah karyawan dan
absensi karyawan yang diambil pada tanggal 2-23 Februari 2010 berikut ini :
Tabel 1.1. Data Jumlah Karyawan & Jumlah Absensi Tahun 2007-2009
TAHUN
Sumber : PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya
Dari tabel diatas tampak bahwa PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya
mengalami peningkatan jumlah absensi karyawan dari tahun 2007-2009.
Fenomena penurunan semangat kerja tersebut diindikasikan karena
kepuasan kerja yang dirasakan karyawan masih kurang di antaranya
lingkungan kerja yang kurang mendukung, kurangnya dukungan sarana dan
prasarana yang diberikan perusahaan kepada karyawan di dalam melakukan
pekerjaan, serta pimpinan yang kurang dapat mengarahkan karyawan di
Sukarno dan Prasetyohadi (2004:199) mengatakan pada level
individual, kepuasan seseorang terhadap suatu pekerjaan paling sering
diteliti menggunakan variabel psikologi dalam hubungan antara kepuasan
dan semangat kerja. Semangat adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Semangat adalah masalah kepuasan kerja dimana semakin
tinggi kepuasan kerja yang dirasakan seseorang semakin memacu semangat
kerja seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Ketidakpuasan kerja sering diidentifikasi sebagai satu alasan yang
paling penting yang menyebabkan individu tidak bersemangat dalam
melakukan pekerjaannya. Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:199), menyimpulkan secara empiris bahwa ketidak
puasan kerja memiliki suatu pengaruh tidak langsung pada turnover nyata
melalui pengaruhnya secara langsung pada pembentukan semangat kerja.
Penelitian Billing dan Becker (dalam Khan, 1997) dalam Sukarno
dan Prasetyohadi (2004:205) mengatakan bahwa individu yang memenuhi
komitmen organisasional akan memiliki tingkat kepuasan dan provocial
organisation behaviour yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas, maka
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “ ANALISIS PENGARUH
KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP
SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY JAYA SAKTI
SURABAYA ”.
1.2.Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi pada
PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya?
b. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan
pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya?
c. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap semangat kerja
karyawan pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
b. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap semangat kerja
karyawan pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
c. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap semangat
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
antara lain:
a. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengetahui pengaruh
kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap semangat kerja
karyawan.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebgai tambahan referensi untuk
penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang berkaitan dengan
kepuasan kerja, komitmen organisasi dan semangat kerja karyawan.
c. Bagi Universitas
Sebagai referensi dan memberikan sumbangan berupa ilmu pengetahuan,
7
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Sukarno dan Prasetyohadi (2004) dengan judul “Analisis
Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap
Semangat Kerja Karyawan”. Penelitian ini menggunakan analisis
Structural Equation Modeling (SEM). Sampel dalam penelitian ini
adalah karyawan Badan Pertanahan Nasional Wilayah Surabaya dengan
jumlah sebanyak 144 karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap semangat kerja, dan komitmen
organisasi tidak berpengaruh positif terhadap semangat kerja.
2. Soedjono (2005) dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada
Terminal Penumpang Umum di Surabaya”. Penelitian ini menggunakan
analisis Structural Equation Modeling (SEM).
Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
proportional random sampling, dengan rincian Kantor Terminal 20
orang, Purabaya 99 orang, Tambak Oso Wilangun 29 orang, dan
Joyoboyo Bratang 51 orang. Setelah dilakukan seleksi terhadap daftar
memenuhi persyaratan untuk diproses olah berjumlah 13 angket,
sehingga sisanya tinggal 186 angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
dari budaya organisasi terhadap kinerja organisasi, ada pengaruh
signifikan dari kinerja organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan, ada
pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan, tidak ada pengaruh langsung dari budaya organisasai yang
diarahkan pada kinerja organisasi terhadap kepuasan karyawan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1.1.Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan
pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya
manusia. Pada umumnya kegiatan-kegiatan di bidang sumber daya
manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan
dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan kegiatan-kegiatan itu terdiri dari atas
analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan, sedangkan dari sisi pekerja
kegiatan-kegiatan itu terdiri atas pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi
kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi, dan pemutusan
hubungan kerja.
Manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai
kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002:15).
Manajemen sumber daya manusia yang ditetapkan oleh Simamora
(2004:4) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian
balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok
karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan, dan
hubungan perburuhan yang mulus.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002:15), manajemen sumber
daya manusia dapat didefinisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan
pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (karyawan).
Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara maksimal
di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan
individu karyawan.
2.2.1.2.Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia Bagi Organisasi
Ancaman kompetisi internasional, kondisi perekonomian yang
tidak menentu, dan perubahan teknologi yang cepat hanyalah beberapa
faktor eksternal yang menyebabkan perusahaan mencari berbagai kiat baru
Beragam faktor internal seperti biaya kompensasi tidak langsung,
kebutuhan untuk menyimak tekanan hukum dan sosial yang semakin
menguat dan tuntutan akan perlunya karyawan yang terlatih secara
memadai menyebabkan manajemen sumber daya manusia kian menjadi
penting dan kompleks
Berbagai persoalan semacam itu telah memunculkan praktik
manajemen sumber daya manusia yang baru dan membawa dimensi baru
pada pekerjaan fungsi sumber daya manusia di banyak perusahaan. Praktik
sumber daya manusia yang sehat dapat memotivasi para anggota
organisasi untuk melakukan pekerjaan hebat. Praktik ini dapat memancing
komitmen dari kalangan karyawan. Kemampuan untuk berkembang di
dalam organisasi mengalami pertumbuhan dan peningkatan karir serta
menerima balas jasa yang sepadan dengan kinerja
2.2.2. Kepuasan Kerja
Salah satu sasaran pentingnya dalam pengelolaan sumbr daya
manusia dalam suatu perusahaan adalah terciptanya kepuasan kerja
karyawan yang lebih lanjut akan meningkatkan prestasi kerja. Dengan
kepuasan kerja tersebut pencapaian tujuan perusahaan akan lebih baik dan
akurat. Keadaan emosional karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi
temu antara balas jasa karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan
tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan
karyawan pada umumnya tercermin dalam sikap positif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi ataupun ditugaskan kepadanya
di lingkungan kerjanya.
Menurut Robbins (2001:24) kepuasan kerja adalah suatu sikap
umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya ganjaran
yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini
seharusnya mereka terima. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa
kepuasan menyangkut sikap, maka Anoraga dan Suyati (1995:135)
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dalam lingkungan kerja.
Sedangkan menurut Locke yang dikutip oleh Luthans (1995:136)
menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan a plesure or positive
emotional state resulting from apraisal one’s job or experience atau rasa
gembira atau puas yang timbul dari hasil pengalaman kerja atau
penghargaan yang diperoleh dari bekerja.
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Mangkunegara (2001:117)
yang juga mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
ataupun mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan
dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, dan pendidikan.
Karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek
pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan akan merasa tidak puas
jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong. Maka menurut Riggio
(1995:219) ada dua pendekatan terhadap konsep kepuasan kerja. Yang
pertama Global approch, yang memperhatikan keseluruhan kepuasan
kerja. Dan yang kedua Facet approch, yang memperhatikan kepuasan
kerja hanya dari peraan tertentu yang membentuknya. Seperti kepuasan
terhadap gaji, tipe pekerjaan itu sendiri dan sebagianya.
Sehingga dari beberapa definisi yang disebutkan diatas dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan gembira atau
positif yang dimiliki oleh pegawai terhadap pekerjaan itu sendiri, ganjaran
yang diterima ataupun perasaan yang berhubungan dengan dirinya. Karena
itu maka kepuasan kerja menyangkut perasaan yang bukan berarti tidak
perlu diperhatikan sebab kepuasan kerja akan tercermin pada hasil
pekerjaan.
Oleh sebab itu organisasi harus menaruh perhatian lebih pada
kepuasan kerja. Menurut Luthans (1995:136) ada lima karakteristik
pekerjaan yang dapat membuat seorang pegawai puas, yaitu:
1. The work itself. Apabila suatu pekerjaan menawarkan kepada pegawai
tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk
2. Pay. Jika pekerjaan menawarkan imbalan yang sesuai antara pekerjaan
yang dilakukan dengan jumlah yang diharapkan.
3. Promotion oppurtunities. Adanya kesempatan untuk mendapatkan
jenjang karir yang pasti
4. Supervision. Apabila supervisor maupun memberikan bimbingan dan
dukungan kepada pegawai.
5. Coworkers. Yaitu adanya rekan kerja yang mendukung dan dapat
bekerja sama.
2.2.2.1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Pada masa lalu para ahli menganggap bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh keselarasan antara sifat-sifat pekerjaan dan
kebutuhan-kebutuhan orang tersebut. Tetapi penelitian yang belakangan menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang menentukan kepuasan lebih rumit dari itu
(Strauss dan Stayes, 1986:24-25). Sehingga kepuasan kerja seseorang
tergantung pada:
a. Pengharapan
Jika saya mengharapkan pekerjaan saya menantang dan ternyata tidak,
saya tidak akan puas. Dan begitu juga sebaliknya.
b. Penilaian diri
Jika saya menganggap diri saya sebagai orang yang secara umum puas
(atau orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik), saya tidak
c. Norma-norma sosial
Kalau orang lain, terutama orang yang saya hormati, menganggap
pekerjaan saya baik dan penting, atau saya seharusnya puas atas
pekerjaan tersebut, lebih besar kemungkinan saya puas.
d. Perbandingan-perbandingan sosial
Jika semua kawan saya mempunyai pekerjaan yang lebih menarik dari
pekerjaan saya, saya akan merasa lebih tidak puas daripada jika kami
semua senasib.
e. Hubungan input/output:
Kepuasan terhadap pekerjaan saya tergantung pada bagaimana
penilaian saya mengenai hubungan antara apa yang saya ke daalm
pekerjaan (input) dan apa yang saya peroleh (output).
f. Keikatan
Jika setelah memikirkan masak-masak, saya memilih pekerjaan dari
sejumlah pekerjaan, saya terikat suatu keikatan bebas dengannya.
Sehingga saya merasa segan untuk mengakui pekerjaan saya tidak
menguntungkan.
g. Dasar pemikiran
Jika manajemen mengumumkan program peningkatan kerjanya, saya
mungkin menganggap itu penting dan binggung jika program tidak
2.2.2.2.Instrumen Kepuasan Kerja
Sedangkan menurut Robbins (1996) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:196-197), instrumen atau indikator kepuasan kerja
karyawan meliputi :
1. Pekerjaan yang menantang (mentally challenging work)
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang
memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan dan
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan pekerjaan
mereka. Karakteristik seperti ini membuat kerja secara mental
menantang.
2. Gaji (equitable rewards)
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang
tidak membingungkan dan sesuai dengan harapan.
3. Kondisi kerja yang mendukung (supportive working condition)
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk keamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik.
4. Rekan kerja yang mendukung (supportive colleagues)
Rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan
kepuasan dalam bekerja.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingginya kepuasan
kerja akan menimbulkan kesehatan mental dan fisik yang baik,
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, rendahnya tingkat kecelakaan dan
rendahnya catatan yang berkenaan dengan keluhan-keluhan tentang
organisasi.
Namun demikian, tidak semua keinginan karyawan dapat
terpenuhi. Beberapa hal sebagai akibat tidak terpenuhinya kepuasan kerja
(Robbins, 1996) :
1. Pergantian karyawan
2. Absensi
3. Meningkatnya kerusakan
2.2.3. Komitmen Organisasi
Menurut Robbins (2001:140) komitmen pada organisasi merupakan
suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi
dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam
organisasi itu. Jadi komitmen organsasi yang tinggi berarti pemihakan
pada organisasi yang mempekerjakan.
Komitmen merupakan sebuah sikap dan perilaku yang saling
mendorong (reinforce) antara satu dengan yang lain. Karyawan yang
komit terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan perilaku yang
positif terhadap lembaganya, karyawan akan memiliki jiwa untuk tetap
membela organisasinya, berusaha untuk membantu mewujudkan tujuan
organisasi. Komitmen karywan terhadap perusahaan adalah kesetiaan
loyalitas serta mendorong keterlibatan diri karyawan dalam mengambil
berbagai keputusan. Oleh sebab itu komitmen akan menimbulkan rasa ikut
memiliki bagi karyawan terhadap perusahaan.
Keterkaitan yang kuat antara komitmen dan pemberdayaan
disebabkan karena adanya keinginan dan kesiapan karyawan dalam
organisasi untuk diberdayakan dengan menerima berbagai tantangan dan
tanggung jawab. Argyris (1998) dalam Sukarno dan Prasetyohadi
(2004:297) membagi komitmen menjadi dua yaitu komitmen internal dan
eksternal :
1. Komitmen internal merupakan komitmen yang berasal dari diri
karyawan untuk menyelesaikan berbagai tugas, tanggung jawab dan
wewenang berdasarkan pada alasan dan motivasi yang dimiliki.
Pemberdayaan sangat terkait dengan komitmen internal karyawan.
2. Komitmen eksternal dibentuk oleh lingkungan kerja. Komitmen ini
muncul karena adanya tuntutan terhadap penyelesaian tugas dan
tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh para karyawan.
Pemberdayaan merupakan serangkaian proses yang dilakukan
secara bertahap dalam organisasi agar dapat dicapai secara optimal dan
membangun kesadaran dari karyawan akan pentingnya proses
pemberdayaan sehingga perlu adanya komitmen dari anggota terhadap
organisasi, dengan pemberian wewenang dan tanggung jawab akan
Pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk memperkuat
komitmen organisasi yaitu (Sharafat Khan, 1999) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:198) :
1. Pendelegasian (desire)
Keinginan manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerja.
Pekerja diberi kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang
sedang berkembang.
2. Kepercayaan (trust)
Setelah pemberdayaan dilakukan oleh pihak manajemen, langkah
selanjutnya yaitu membangun kepercayaan antara manajemen dan
karyawan. Adanya saling percaya di antara anggota organisasi akan
tercipta kondisi yang baik untuk pertukaran informasi dan saran tanpa
adanya rasa takut.
3. Keyakinan (confidence)
Menimbulkan rasa percaya diri karyawan dengan menghargai
kemampuan yang dimiliki karyawan sehingga komitmen terhadap
perusahaan semakin tinggi.
4. Kredibilitas (credibility)
Menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan
lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga
tercipta organisasi yang memiliki kinerja yang tinggi.
Pertanggung jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan dengan
menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan tujuan
tentang penilaian terhadap kinerja karyawan.
6. Komunikasi (communications)
Adanya komunikasi terbuka untuk menciptakan saling memahami
antara karyawan dan manajemen. Keterbukaan ini dapat diwujudkan
dengan adanya kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi yang
dilakukan karyawan, menyediakan waktu untuk mendapatkan informasi
dan mendiskusikan permasalahan secara terbuka.
Menurut (Baron & Greenberg, 1996) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:198-199) komitmen organisasi diindikatori oleh 4
indikator yaitu :
1. Karakteristik pekerjaan (job characteristics)
Dengan organisasi yang memberikan tanggung jawab yang besar dalam
pekerjaan saat ini diharapkan karyawan akan memberikan komitmen
pada perusahaan dengan baik sehingga akan tercipta komitmen pada
organisasi. Hal ini jika komitmen cenderung meningkat ketika
karyawan memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang mereka selesaikan dan komitmen cenderung
rendah ketika karyawan merasa peluang promosi yang diberikan
organisasi terbatas.
2. Alternatif mendapatkan pekerjaan baru (alternative employment
Di mana perusahaan atau organisasi memberikan peluang untuk
memberikan promosi secara terbuka kepada karyawan serta memberi
alternatif untuk mendapatkan pekerjaan baru untuk karyawan yang
memiliki komitmen yang rendah.
3. Karakteristik karyawan (personal characteristic)
Merupakan kemampuan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaannya. Dalam hal ini karyawan yang berusia tua
akan memiliki pengalaman yang tinggi bila dibandingkan dengan
karyawan yang berusia muda terhadap komitmen organisasi.
4. Dukungan perusahaan (treatment of newcomers)
Di mana organisasi dapat melakukan berbagai macam cara untuk
membantu karyawan baru belajar dan menjadikan mereka anggota
organisasi yang produktif maka akan tercipta komitmen pada
organisasi.
Jika karyawan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pekerjaannya, kecilnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lain,
adanya pengalaman yang baik dalam bekerja dan adanya usaha yang
sungguh-sungguh dari organisasi untuk membantu karyawan baru belajar
tentang organisasi dan pekerjaannya, maka akan tercipta komitmen pada
2.2.4. Semangat Kerja
Pengertian antara semangat kerja dan kegairahan kerja, di mana
dikatakan semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat
sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat
dan lebih baik. Adapun kegairahan kerja adalah kesenangan yang
mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan. Meskipun semangat kerja
tidak mesti disebabkan oleh kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap semangat kerja.
Pada dasarnya semangat kerja adalah suatu keadaan yang
mencerminkan kondisi rohaniah atau pelaku individu-individu yang
menimbulkan suasana yang menyenangkan yang mendorong setiap
individu untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih baik serta lebih
antusias di dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Semangat
kerja merupakan dorongan berasal dari dalam individu.
Di dalam mengelola karyawan yang ada dalam perusahaan harus
diciptakan suatu komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan
agar tercipta hubungan kerja yang serasi dan selaras. Dengan
meningkatnya semangat dan kegairahan kerja para karyawan tersebut
diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi di bidang pekerjaan mereka
masing-masing sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan hasil
yang memuaskan.
kemangkiran, pemogokan, kepura-puraan dan berbagai aksi dan reaksi lainnya. Dalam jangka panjang semangat kerja yang rendah mempunyai dampak yang lebih merugikan perusahaan daripada sekedar hilangnya produktivitas. Oleh karena itu perusahaan perlu meningkatkan semangat kerja para karyawannya sehingga produktivitas dapat lebih ditingkatkan.
Semangat adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Semangat adalah masalah kepuasan kerja dimana semakin tinggi kepuasan
kerja yang dirasakan seseorang semakin memacu semangat kerja seorang
pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik. Rendahnya
semangat kerja karyawan di dalam suatu organisasi/perusahaan dapat
diketahui atau dilihat dari (Sutanto dan Stiawan, 2000:33-34) :
a. Turun/rendahnya produktivitas kerja.
b. Tingkat absensi yang naik/tinggi.
c. Tingkat perpindahan buruh yang tinggi.
d. Tingkat kerusakan yang naik/tinggi.
e. Kegelisahan di mana-mana.
f. Tuntutan yang seringkali terjadi.
g. Pemogokan.
Mobley (1999) dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004:199)
menyatakan bahwa indikator semangat kerja adalah sebagai berikut :
1. Sifat pekerjaan berat dan suasana kerja yang menyenangkan
2. Kesempatan mengembangkan karir
3. Fasilitas dan sarana kerja yang mendukung
2.2.5. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi
Dari penelitian Sukarno dan Prasetyohadi (2004:205) didapatkan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
Di mana hal ini dapat diartikan bahwa apabila kepuasan kerja karyawan
tinggi maka komitmen organisasi juga akan tinggi dan begitu juga
sebaliknya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi, terbukti dan dapat
diterima.
Penelitian Billing dan Becker (dalam Khan, 1997) dalam Sukarno
dan Prasetyohadi (2004:205) mengatakan bahwa individu yang memenuhi
komitmen organisasional akan memiliki tingkat kepuasan dan provocial
organisation behaviour yang lebih tinggi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja yang
tinggi dan memberikan manfaat kepada karyawan akan meningkatkan
komitmen organisasi karyawan untuk bekerja. Sehingga kepuasan kerja
berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
2.2.6. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Semangat Kerja
Sukarno dan Prasetyohadi (2004:199) mengatakan pada level
individual, kepuasan seseorang terhadap suatu pekerjaan paling sering
diteliti menggunakan variabel psikologi dalam hubungan antara kepuasan
dan semangat kerja. Semangat adalah perasaan seseorang terhadap
tinggi kepuasan kerja yang dirasakan seseorang semakin memacu
semangat kerja seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang lebih
baik.
Ketidakpuasan kerja sering diidentifikasi sebagai satu alasan yang
paling penting yang menyebabkan individu tidak bersemangat dalam
melakukan pekerjaannya. Kreitner dan Kinicki (2001) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:199), menyimpulkan secara empiris bahwa
ketidakpuasan kerja memiliki suatu pengaruh tidak langsung pada turnover
nyata melalui pengaruhnya secara langsung pada pembentukan semangat
kerja.
Penelitian Sukarno dan Prasetyohadi (2004:205) didapatkan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap semangat kerja. Hal ini dapat
diartikan jika kepuasan kerja karyawan tinggi mengakibatkan atau
berpengaruh terhadap semangat kerja. Hal ini dapat disebabkan karena
suasana kerja atau terjadinya kerja sama yang baik antar karyawan. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap semangat kerja, terbukti dan dapat diterima.
Dari uraian teori tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja yang tinggi dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi
semangat kerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga
2.2.7. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Semangat Kerja
Penelitian Price dan Muller (dalam Khan, 1997) dalam Sukarno dan
Prasetyohadi (2004:200) mengatakan bahwa ketidakpuasan atas pekerjaan
berpengaruh secara tidak langsung turnover nyata, tetapi melalui
pengaruhnya pada komitmen organisasi untuk membentuk semangat kerja.
Dengan demikian komitmen berhubungan langsung dengan semangat
kerja.
Penelitian lain yang dilakukan William dan Hazer (dalam Khan,
1997) dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004:200), menyimpulkan bahwa
komitmen organisasi yang memiliki pengaruh yang lebih penting pada
semangat kerja daripada kepuasan kerja. Kepuasan kerja mempengaruhi
semangat kerja melalui komitmen organisasional.
Dari uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa komitmen
organisasi yang tinggi yang dimiliki karyawan dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan berupa produktivitas yang tinggi. Sehingga
komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap semangat kerja
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kepuasan Kerja
(X)
Komitmen Organisasi
(Y)
Semangat Kerja
2.4.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
2. Diduga kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap semangat kerja
karyawan pada PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
3. Diduga komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap semangat kerja
28
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Agar variabel yang digunakan dapat diukur serta menghilangkan dan
menghindari penafsiran makna, maka perlu adanya definisi yang jelas
mengenai variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sebagai berikut :
1. Kepuasan Kerja(X)
Kepuasan kerja merupakan perasaan gembira atau positif yang dimiliki
oleh pegawai terhadap pekerjaan itu sendiri, ganjaran yang diterima
ataupun perasaan yang berhubungan dengan dirinya. Menurut Robbins
(1996) dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004:196-197), instrumen
atau indikator kepuasan kerja karyawan meliputi :
1) Pekerjaan Menantang (X1)
Adalah pekerjaan yang menantang yang diberikan perusahaan
kepada karyawan membuat karyawan berkesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
2) Gaji (X2)
Adalah gaji atau upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan
sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan kepada
3) Kondisi Kerja Mendukung (X3)
Adalah karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk
keamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik.
4) Rekan Kerja Mendukung (X4)
Adalah rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat
meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja.
2. Komitmen Organisasi (Y)
Adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu
organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan
dalam organisasi itu. Menurut (Baron & Greenberg, 1996) dalam
Sukarno dan Prasetyohadi (2004:198-199) komitmen organisasi
diindikatori oleh 4 indikator yaitu :
1. Karakteristik Pekerjaan (Y1)
Adalah pemberian tanggung jawab kepada karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai ketentuan perusahaan.
2. Alternatif Mendapat Pekerjaan Baru (Y2)
Adalah perusahaan membantu memberikan peluang kepada
karyawan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru.
3. Karakteristik Karyawan (Y3)
Adalah kemampuan karyawan untuk menyesuaikan diri dengan
4. Dukungan Perusahaan (Y4)
Adalah dukungan yang diberikan perusahaan kepada karyawan
agar tercipta komitmen organisasi.
3. Semangat Kerja (Z)
Adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan
demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
Mobley (1999) dalam Sukarno dan Prasetyohadi (2004:199)
menyatakan bahwa instrumen atau indikator semangat kerja adalah
sebagai berikut :
1. Suasana Kerja (Z1).
Yaitu suasana lingkungan kerja yang ada di perusahaan
memberikan semangat kerja pada karyawan.
2. Kesempatan Mengembangkan Karir (Z2).
Yaitu kesempatan yang diberikan perusahaan kepada karyawan
untuk mengembangkan karir.
3. Sarana Kerja (Z3)
Yaitu fasilitas atau sarana yang diberikan perusahaan kepada
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
4. Hubungan Dengan Atasan (Z4)
Yaitu komunikasi yang dilakukan karyawan kepada atasan dalam
3.1.2 Pengukuran Variabel
Ke dua belas (12) indikator tersebut diukur dengan menggunakan
skala interval (Umar, 2000:134) yang bersifat likert (Sugiyono, 2006:107).
Skala ini disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban paling
positifnya terletak disebelah kanan (sangat setuju) dan jawaban negatifnya
terletak disebelah kiri (sangat tidak setuju). Digunakan jenjang 1-7 dalam
penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya :
1 2 3 4 5 6 7
Sts Ts Ats N As S Ss
Keterangan:
Sts = sangat tidak setuju As = agak setuju
Ts = tidak setuju S = setuju
Ats = agak tidak setuju Ss = sangat setuju N = netral
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi : Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya sebanyak 127 orang.
b. Sampel : Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. RICKY
JAYA SAKTI Surabaya. Teknik sampel yang dipergunakan yang
pertama adalah cluster sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan membagi daerah tempat anggota/unsur populasi bekerja, yang
kedua adalah proportionate random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan membagi anggota/unsur dalam
menggunakan simple random sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dilakukan secara acak sederhana (Sugiyono, 1999:74-75).
Jumlah sampel dalam SEM sebagaimana ditentukan oleh
Ferdinand (2002:48), pedoman ukuran sampel sebagai berikut:
1. 100–200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.
2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
faktor laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10.
bila terdapat 12 indikator, besarnya adalah 60-120. jadi sampel
yang dipergunakan adalah 12 indikator x 9 parameter yang
diestimasi = 108 responden/karyawan.
4. Dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 divisi pekerjaan berdasarkan
rumus proportionate yaitu n = W x N. Keterangan (n = jumlah
sampel, W = population relative, N = jumlah populasi sampel yang
akan diambil sebesar 108 karyawan).
Tabel 3.1. Alokasi Sampel Pembagian 4 divisi pekerjaan
Pekerjaan Populasi W (population relative)
Marketing (n1) 39 W1 = 0,307 (39:127)
Gudang (n2) 37 W2 = 0,291 (37:127)
Counter (n3) 36 W3 = 0,283 (36:127)
Administrasi (n4) 15 W4 = 0,118 (15:127)
Total 127
Untuk marketing jumlah sampel yang diambil n1 = W1 x N = 0,307
x 108 = 33 karyawan, untuk gudang n2 = W2 x N = 0,291 x 108 =
karyawan, dan untuk administrasi n4 = W4 x N = 0,118 x 108 = 13
karyawan.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian :
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tanggapan
responden atau karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
b. Sumber data dalam penelitian ini :
Kuesioner yaitu daftar angket yang disebarkan kepada responden atau
karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya.
c. Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah:
1. Metode Wawancara : Yaitu mewawancarai secara langsung kepada
responden untuk keterangan yang lebih mendalam mengenai
hal-hal yang diperlukan dalam penelitian.
2. Metode Kuesioner : Yaitu teknik pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan (angket) kepada responden untuk
memperoleh informasi langsung.
3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah Structural Equation Modeling [SEM]. Penaksiran pengaruh
masing-masing faktor bebas terhadap faktor terikatnya menggunakan
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran sebagai
berikut:
1. Asumsi Model [ Structural EquationModelling]
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau
dapat diuji dengan metode-metode statistik.
2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi
koefisien sampel dengan standard errornya dan Skewness value
yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value.
3) Normal Probability Plot [ SPSS 10.1].
4) Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan
memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk
menduga ada tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1) Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara ± 3,0 non outlier.
2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada
tingkat p < 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [χ] pada df
sebesar jumlah faktor bebasnya.
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity. Dengan mengamati
Determinant matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant
sample matrix mendekati angka 0 [kecil], maka terjadi
d. Uji Validitas dan Reliabilitas. Validitas menyangkut tingkat akurasi
yang dicapai oleh sebuah faktor dalam menilai sesuatu atau akuratnya
pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas
adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari faktor-faktor sebuah
konstruk yang menunjukkan derajad sampai dimana
masing-masing-masing faktor itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi
terstkaryawanr, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR
[Critical Ratio] atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung.
3. Pengujian model dengan Two-Step Approach
a. Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel
data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir
instrumentasi yang digunakan dan keakuratan reliabilitas
faktor-faktor terbaik dapat dicapai dalam two-stepapproach ini. Two-Step
Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model
pengukuran dan model struktural pada One Step Approach.
4. Evaluasi Model
Pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk
mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara
Tabel 3.2. Goodness of Fit Indices
Goodness of Fit Indices GOODNESS
OF FIT INDEX KETERANGAN CUT-OFF VALUE
X2
Menguji diduga covariance populasi yang destimasi sama dengan covariance sample [diduga model sesuai dengan data].
- Chi-square
Diharapkan Kecil, 1 s.d 5. atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks covariace data dan matriks covariance yang diestimasi.
Minimum 0,1 atau 0,2, atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada sample
besar. ≤ 0,08
GFI
Menghitung proporsi tertimbang varians dalam matrtiks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R2
≥ 0,90 dalam regresi berganda].
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF. ≥ 0,90 CMIND/DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang diuji terhadap
baseline model. ≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap
37
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. RICKY JAYA SAKTI mulai berdiri pada tahun 1986 didirikan
oleh bapak Ricky Jaya Saputra. PT. RICKY JAYA SAKTI merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian barang – barang
underwear merek GT Man yang terdiri dari produk-produk baju dalam,
celana dalam dan lainnya yang sejenis. Tujuan perusahaan ini didirikan
yaitu untuk mengcover atau menangani pendistribusian produk khususnya
di wilayah Jawa Timur. PT. RICKY JAYA SAKTI mempunyai karyawan
sekitar 127 orang di wilayah Surabaya yang ditempatkan pada posisi
masing-masing.
Karyawan PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya ditempatkan pada
bagian marketing, gudang, counter, dan administrasi. Jumlah karyawan
paling banyak terdapat di bagian marketing yang mempunyai fungsi untuk
memperkenalkan produk underwear merek GT Man ke pelosok-pelosok di
wilayah Surabaya dan sekitarnya. Sampai sekarang PT. RICKY JAYA
SAKTI Surabaya yang bekerja sama dengan perusahaan underwear merek
GT Man masih bertahan di dalam pendistribusian produknya dan semakin
berkembang. PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya terletak di jalan
4.1.2 Struktur Organisasi
Stuktur organisasi merupakan kerangka di mana organisasi itu
beroperasi. Struktur organisasi PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya, yaitu
merupakan kesatuan perintah/tugas dan setiap bawahan bertanggung
jawab langsung terhadap pihak yang memberi tugas, semua anggota
menerima perintah melalui suatu rantai komando.
Struktur organisasi PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan
Pembagian kerja di PT. RICKY JAYA SAKTI Surabaya, setiap
bagiannya mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Direktur
Tugas dan wewenangnya :
a Bertanggung jawab secara umum terhadap operasional
perusahaan, baik secara intern maupun ekstern.
b Menetapkan kebijakan umum, sasaran usaha serta
mengontrol terhadap semua aktivitas perusahaan.
2. Kepala Marketing
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi, mengatur, dan mengontrol hasil kerja dari sub
divisi marketing.
3. Marketing Putus
Tugas dan wewenangnya :
a Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas/kegiatan yang
berhubungan dengan marketing untuk retail dan tradisional.
b Mengawasi atau mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan operasional.
4. Marketing Modern
Tugas dan wewenangnya :
Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas/kegiatan yang
5. Marketing Counter
Tugas dan wewenangnya :
Bertanggung jawab atas perencanan strategis, pengawasan,
dan kelancaran pelaksanaan operasional counter di
masing-masing teeempattt di Surabaya.
6. Kanvas Area
Tugas dan wewenangnya :
a Membuat semua perencanaan semua kegiatan yang
berhubungan dengan marketing di wilayah yang ditetapkan.
b Mengadakan hubungan dengan pihak luar menyangkut
kepentingan perusahaan.
7. Finance
Tugas dan wewenangnya :
Melakukan pengawasan dengan manganalisa seluruh hasil
pengawasan administrasi piutang perusahaan dan
administrasi gudang. Menyelesaikan semua masalah yang
berhubungan dengan finance perusahaan.
8. Personalia
Tugas dan wewenangnya :
a Mengadakan penerimaan pegawai, seleksi, penempatan,
dan training.
b Memberikan informasi pada bagian keuangan mengenai
9. Accounting Supervisor
Tugas dan wewenangnya :
Melakukan pengawasan dengan manganalisa, mencatat dan
mengumpulkan semua data seluruh hasil penjualan yang
telah dicapai perusahaan. Menyelesaikan semua masalah
yang berhubungan dengan penjualan produk.
10. Sales
Tugas dan wewenangnya :
Melaksanakan penjualan produk di masing-masing counter.
11.Gudang
Tugas dan wewenangnya :
Mengawasi dan mengecek produk yang disimpan di gudang
dan yang akan dijual.
12. Supir dan Kernek
Tugas dan wewenangnya :
Membantu pelaksanaan operasional pengiriman produk ke
wilayah yang telah ditetapkan.
13. Satpam
Tugas dan wewenangnya :
Menjaga keamanan yang ada di perusahaan.
14. Office Girl
Tugas dan wewenangnya :
4.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban
responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner
yang telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal
seperti dibawah ini.
a. Umur
Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui umur dari para responden yakni pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 20-25 tahun 49 45,4
2 26-35 tahun 32 29,6
3 > 35 tahun 27 25,0
Total 108 100
Sumber
b. Jenis Kelamin
: Hasil Penyebaran Kuisoner
Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui jenis kelamin responden yakni pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Pria 62 57,4
2 Wanita 46 42,6
Total 108 100
c. Status
Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui status dari para responden yakni pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status
No Status Jumlah Prosentase (%)
1 Menikah 33 30,6
2 Belum Menikah 75 69,4
Total 108 100,00
Sumber
d. Pendidikan Terakhir
: Hasil Penyebaran Kuisoner
Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan
dapat diketahui pendidikan terakhir para responden yakni :
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah Prosentase (%)
1 SLTA 83 76,9
2 D3 12 11,1
3 S1 5 4,6
4 Lainnya (D1) 7 6,4
Total 108 100,00
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Hasil Jawaban Responden
4.3.1.1 Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada
responden (karyawan bagian marketing, gudang, counter dan
administrasi) yang berjumlah 108 orang di PT. RICKY JAYA SAKTI
Surabaya selama 2 minggu mulai tanggal 11-25 Mei 2010 diperoleh
jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Kepuasan Kerja
No Pernyataan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Pekerjaan yang menantang yang diberikan perusahaan kepada karyawan membuat karyawan berkesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Gaji atau upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan.
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk keamanan pribadi maupun untuk memudahkan
Rekan kerja yang ramah dan
mendukung dapat meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja.
0
1. Indikator pertama dari Kepuasan Kerja, yaitu pekerjaan menantang,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 39 responden atau 36,1%, Artinya, responden menjawab
agak setuju yaitu sebanyak 39 responden atau 36,1%. Kemudian
atau 28,7%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu sebanyak 31
responden atau 28,7%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4
yang menjawab netral sebanyak 21 responden atau 19,4%.
2. Indikator kedua dari Kepuasan Kerja, yaitu gaji, mendapat respon
terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 35
responden atau 32,4%, Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 35 responden atau 32,4%. Kemudian terbanyak kedua
terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 28 atau 25,9%. Artinya,
responden menjawab agak setuju yaitu sebanyak 28 responden atau
25,9%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 yang
menjawab netral sebanyak 24 responden atau 22,2%
3. Indikator ketiga dari Kepuasan Kerja, yaitu kondisi kerja mendukung,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 56 responden atau 51,9%, Artinya, responden menjawab
agak setuju yaitu sebanyak 56 responden atau 51,9%. Kemudian
terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 29
atau 26,9%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu sebanyak 29
responden atau 26,9%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4
yang menjawab netral sebanyak 18 responden atau 16,7%
4. Indikator keempat dari Kepuasan Kerja, yaitu rekan kerja mendukung,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 53 responden atau 49,1%, Artinya, responden menjawab
terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 35
atau 32,4%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu sebanyak 35
responden atau 32,4%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4
yang menjawab netral sebanyak 18 responden atau 16,7%
4.3.1.2 Deskripsi Variabel Komitmen Organisasi (Y)
Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Komitmen
Organisasi
No Pernyataan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Pekerjaan yang diberikan perusahaan kepada karyawan sesuai dengan tanggung jawab karyawan. memberikan peluang kepada karyawan untuk mendapatkan pekerjaan yang baru.
0 menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaannya.
Perusahaan selalu memberi dukungan kepada karyawan agar tercipta komitmen organisasi.
1. Indikator pertama dari Komitmen Organisasi, yaitu karakteristik
pekerjaan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah
responden sebanyak 46 responden atau 42,6%, Artinya, responden
menjawab agak setuju yaitu sebanyak 46 responden atau 42,6%.
Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 33 atau 30,6%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 33 responden atau 30,6%, kemudian terbanyak ketiga
atau 18,5%
2. Indikator kedua dari Komitmen Organisasi, yaitu alternatif mendapat
pekerjaan baru, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah
responden sebanyak 58 responden atau 53,7%, Artinya, responden
menjawab agak setuju yaitu sebanyak 58 responden atau 53,7%.
Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 27 atau 25%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 27 responden atau 25%, kemudian terbanyak ketiga terdapat
pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 15 responden atau 13,9%
3. Indikator ketiga dari Komitmen Organisasi, yaitu karakteristik
karyawan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah
responden sebanyak 54 responden atau 50%, Artinya, responden
menjawab agak setuju yaitu sebanyak 54 responden atau 50%.
Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah
responden 26 atau 24,1%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 26 responden atau 24,1%, kemudian terbanyak ketiga
terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 21 responden
atau 19,4%.
4. Indikator kedua dari Komitmen Organisasi, yaitu dukungan
perusahaan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah
responden sebanyak 33 responden atau 30,6%, Artinya, responden
menjawab agak setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 30,6%.
responden 30 atau 27,8%. Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 30 responden atau 27,8%, kemudian terbanyak ketiga
terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 19 responden
atau 17,6%.
4.3.1.3 Deskripsi Variabel Semangat Kerja (Z)
Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Untuk Semangat
Kerja
No Pernyataan Skor Jawaban Total
1 2 3 4 5 6 7
1
Suasana lingkungan kerja yang ada di perusahaan memberikan semangat kerja pada karyawan.
0 kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan karir.
0 fasilitas atau sarana yang dibutuhkan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Karyawan selalu melakukan komunikasi kepada atasan dalam hal pekerjaan.
0
1. Indikator pertama dari Semangat Kerja, yaitu suasana kerja, mendapat
respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 37
responden atau 34,3%, Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 37 responden atau 34,3%. Kemudian terbanyak kedua
terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 29 atau 26,9%. Artinya,
responden menjawab agak setuju yaitu sebanyak 29 responden atau
26,9%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 7 yang
2. Indikator kedua dari Semangat Kerja, yaitu kesempatan
mengembangkan karir, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan
jumlah responden sebanyak 48 responden atau 44,4%, Artinya,
responden menjawab setuju yaitu sebanyak 48 responden atau 44,4%.
Kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah
responden 40 atau 37%. Artinya, responden menjawab agak setuju
yaitu sebanyak 40 responden atau 37%, kemudian terbanyak ketiga
terdapat pada skor 4 yang menjawab netral sebanyak 14 responden
atau 13%.
3. Indikator ketiga dari Semangat Kerja, yaitu sarana kerja, mendapat
respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden sebanyak 51
responden atau 47,2%, Artinya, responden menjawab setuju yaitu
sebanyak 51 responden atau 47,2%. Kemudian terbanyak kedua
terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 33 atau 30,6%. Artinya,
responden menjawab agak setuju yaitu sebanyak 33 responden atau
30,6%, kemudian terbanyak ketiga terdapat pada skor 4 yang
menjawab netral sebanyak 18 responden atau 16,7%.
4. Indikator ketiga dari Semangat Kerja, yaitu hubungan dengan atasan,
mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden
sebanyak 49 responden atau 45,4%, Artinya, responden menjawab
agak setuju yaitu sebanyak 49 responden atau 45,4%. Kemudian
terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah responden 33