• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebuah perusahaan, sebuah award merupakan apresiasi atas pencapaian dan kerja keras yang telah mereka lakukan. Award tentunya bisa menjadi simbol akan kesuksesan dan ketenaran akan sebuah produk atau perusahaan. Toyota sendiri telah membuktikan eksistensinya sebagai pabrikan mobil berkualitas dan paling populer di Indonesia dengan meraih berbagai award. Diantaranya adalah Top Brand Award 2015 yang kembali diperoleh Toyota. (www.toyota.astra.co.id, 2015)

Persaingan pada era globalisasi fungsi quality control sangatlah penting, seperti yang dikatakan oleh manajer kualitas perusahaan Toyota, manajemen kualitas merupakan aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalanakan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Tujuan manajemen kualitas adalah “do the right things right the first time, everytime”. (www.toyota.astra.co.id, 2015)

Toyota berhasil mengalahkan GM dengan prinsip kaizen-nya. Kaizen merupakan bahasa Jepang yang berasal dari huruf kanji ‘kai’ dan ‘zen’. Kai berarti baik, dan ‘zen’ berarti perubahan. Secara tersirat, kaizen berarti perubahan secara berkelanjutan (continuous improvement). Pada dasarnya, prinsip kaizen menuntut partisipasi tiap orang dalam organisasi atau perusahaan untuk berubah menjadi lebih baik lagi secara berkelanjutan. Dengan peran serta seluruh anggota organisasi maka dengan sendirinya kualitas produk yang dihasilkan pun akan menjadi lebih bagus lagi karena produk yang dihasilkan sesuai dengan rancangan yang ada. (www.toyota.astra.co.id, 2015)

(2)

Hal itu sudah dijadikan acuan oleh seluruh perusahaan/organisasi baik berupa penghasil produk ataupun jasa agar lebih baik lagi bahkan melebihi Toyota, begitu juga dengan Dreezel Coffee yang memiliki target untuk melakukan perbaikan secara berkala yang dimulai dengan kualitas yang terkendali dimana seluruh kopi baik berbasis manual brewing, based milk, ataupun based water yang ditawarkan sesuai dengan harapan konsumen. Namun pada kenyataanya masih terdapat kekurangan pada bagian pengendalian mutu dimana terdapat produk akhir yang dinyatakan consumer reject maksudnya adalah pesanan yang ditolak oleh konsumen dikarenakan berbagai macam faktor yang memengaruhi rasa produk akhir. Dengan terjadinya hal tersebut mau tidak mau Dreezel Coffee melakukan pembuatan ulang sampai konsumen merasa puas tetapi tetap dengan SOP perusahaan. Peneliti telah melakukan prasurvey sebelum diberlakukanya sistem baru yaitu serving suggestion yang dimana salah satu dari bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) dari Dreezel coffee yang bertujuan untuk mendewasakan konsumen dengan memberikan edukasi tentang kopi hingga melakukan pemesanan. Berikut adalah hasil prasurvey yang dilakukan selama empat hari pada Dreezel Coffee:

Gambar 1.1

Grafik Perbandingan Rasio Kegagalan

0.085 0.067 0.118 0.061 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 1 2 3 4 Rat io De fe ct Day

(3)

Gambar 1.2

Grafik Perbandingan Volume Penjualan

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan fungsi dari quality control pada Dreezel coffee masih belum baik dikarenakan volume penjualan yang tinggi diiringi dengan kecacatan atau consumer reject yang meningkat. Terlihat pada hari ke-3 yang menunjukan volume penjualan yang meningkat dari hari ke-2 yang sama-sama didampingi dengan peningkatan consumer reject.

Simpulan sementara berdasarkan hasil survey apabila quality control pada suatu perusahaan sudah baik maka konsumen akan terus menggunakan produk atau jasa tersebut dan dapat mengakibatkan word of mouth yang akan berdampak pada meningkatnya volume penjualan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan barista dari Drezeel Coffee mengklasifikasikan satu cangkir kopi yang ditolak oleh konsumen adalah tanggung jawab barista / bar keeper (penjaga bar) dan memasukannya kepada satu cangkir kopi yang terjual, sehingga grafik menunjukan peningkatan volume penjualan yang didampingi oleh peningkatan kecacatan.

59 60 76 49 0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Sale s Volu m e Time

(4)

Peningkatan kualitas secara terus menerus harus dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya untuk memuaskan konsumen, apalagi kualitas yang terdapat pada perusahaan jasa. Dengan itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas dan mencari hubungan kualitas dengan volume penjualan pada Dreezel Coffee dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya Meningkatkan Volume Penjualan Pada Dreezel Coffee

(5)

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No. Penulis / Tahun Judul Hasil

1. Laksana, Depit Setia (2012) ANALISIS PENGENDALIAN

KUALITAS DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KEGAGALAN PRODUK PUMP CASING PADA PT. PINDAD (PERSERO)

Total Produksi = 82.816 unit 21,5% produk gagal yaitu sebanyak 17.843 unit.

pada peta kendali p diketahui dari 32 periode produksi Pump Casing, 29 periode produksi diantaranya berada diluar kendali.

Dengan diagram pareto dapat diketahui jenis kecacatan yang paling dominan terjadi pada produk Pump casing, dan hasilnya adalah BD (Beku Dini) sebesar 35,11%, RC (Rontok Cetakan) sebanyak 13,96%, CJ (Cross Joint) sebanyak 13,87% dan BC(Broken Casting) sebanyak 13,78%.

2. Yanuar, Wildan (2010) ANALISIS

PENGENDALIAN

KUALITAS DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KECACATAN PRODUK KAIN GREY DI PT. MEDAN JAYA

dengan peta kendali p hasil analisis yang didapat yaitu terdapat 6 titik yang berada diluar batas kendali yaitu 3, 8, 10, 14, 24 dan 26.

Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan adalah untuk jenis cacat lusi putus dengan presentase 58.53%.

3. Rosidi, Mohamad Ibrahim (2010) ANALISIS PENGENDALIAN

KUALITAS DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK BENANG Ne. 40 PADA PROSES

SPINNING DI

Pada Kecacatan “Nomor Benang ( Ne )” > ± 3% = Faktor Manusia dan Mesin yang lebih dominan yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut. Pada Kecacatan “TPI” > ± 3% = Faktor Bahan Baku dan

(6)

No. Penulis / Tahun Judul Hasil PT.WORLD YAMATEX SPINNING MILLS

Lingkungan yang lebih dominan yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut

Pada Kecacatan “Kekuatan” < 210 gram = Faktor Bahan Baku, Manusia dan Mesin yang lebih dominan yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut

Pada Kecacatan “U% + IPI” > Toleransi Keberterimaan > Faktor Bahan Baku dan Lingkungan yang lebih dominan yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut

Berdasarkan diagram pareto, perbaikan yang perlu lebih diprioritaskan adalah jenis kecatatan berupa Nomor Benang ( Ne ) > ± 3%, karena memiliki jumlah kecacatan yang paling banyak.

4. Aspani, Vani (2006) TINJAUAN TENTANG

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN MUTU

PADA PROSES

PRODUKSI DI PT TOMENBO INDONESIA

Hasil penelitian ini adalah berdasarkan diagram pareto, persentase cacat terbesar berasal dari jenis cacat benang jahitan kendur dengan persentase 44% dan tinta sablon pudar dengan persentase 32,5%.

Kemudian menggunakan bagan kendali P dilihat dari periode Oktober 2013 hingga Maret 2014 menunjukan data

(7)

No. Penulis / Tahun Judul Hasil

terkendali secara statistik, namun terjadi peningkatan kecacatan produk pada bulan Desember ’13 hingga Maret ’14 dimana nilai P mendekati batas tengah (CL) 0,031312 atau 3,13%.

Berdasarkan diagram Fishbone, factor penyebab cacat yang terjadi selama proses produksi disebabkan oleh tenaga kerja (man), bahan baku (material), dan mesin (machine).

5. Nilza, Raditya P. (2014) ANALISIS PENGENDALIAN

KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN BLACK STYLE

Hasil penelitian ini adalah berdasarkan diagram pareto, persentase cacat terbesar berasal dari jenis cacat benang jahitan kendur dengan persentase 44% dan tinta sablon pudar dengan persentase 32,5%.

Bagan kendali P dilihat dari periode Oktober 2013 hingga Maret 2014 menunjukan data terkendali secara statistik, namun terjadi peningkatan kecacatan produk padabulan Desember ’13 hingga Maret ’14 dimana nilai P mendekati batas tengah (CL) 0,031312 atau 3,13%.

Berdasarkan diagram Fishbone, factor penyebab cacat yang terjadi selama proses produksi disebabkan oleh tenaga kerja (man), bahan baku (material), dan mesin (machine).

(8)

Dilihat dari kesimpulan penelitian sebelumnya Laksana, Depit Setia (2012) tertulis: analisis pengendalian kualitas dilakukan menggunakan alat bantu statistik berupa check sheet, histogram, peta kendali p, diagram pareto, dan diagram sebab akibat. Dari penelitian yang dilakukan selama 32 periode daro 8 Agustus 2011 sampai dengan 6 mei 2012, diketahui PT. Pindad (persero) telah memproduksi Pump Casing sebanyak 82.816 dengan 21,5% diantaranya merupakan produk gagal, yaitu sebanyak 17.843 unit. Diagram pareto digunakan untuk mengetahui jenis kecacatan yang paling dominan. Maka penulis akan menggunakan fungsi dari diagram pareto untuk mengetahui hal yang sama tetapi dengan unit penelitian yang berbeda.

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian Yanuar, Wildam (2010) menyatakan bahwa: dengan menggunakan peta kendali p sangat terlihat kualitas produk yang kurang dari harapan perencanaan. Selain itu pada kesimpulan yang didapatkan oleh Rosidi, Mohamad Ibrahim (2010) adalah: pengendalian kualitas terhadap hasil produk dilakukan dengan membuat peta kendali p yang digunakan untuk menganalisis hasil produksi yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dengan standar. Tetapi dikarenakan penulis bertujuan untuk mencari jumlah rasio kecacatan, maka penulis akan menggunakan peta kendali x dan r dengan unit penelitian yang berbeda, tetapi penelitian sebelumnya tetap dijadikan acuan untuk batas data yang dibutuhkan.

Selain itu kesimpulan yang tertulis di penelitian Aspani, Vani (2006) adalah fungsi diagram sebab akibat yang dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan. Serta kesimpulan yang didapat pada penelitian Nilza, Raditya P. (2014) tertulis: berdasarkan diagram fishbone, faktor penyebab cacat yang terjadi selama proses produksi disebabkan oleh tenaga kerja (man), bahan baku (material), dan mesin (machine). Maka penulis akan menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui penyebab kecacatan yang sering terjadi dengan melakukan wawancara terhadap pemilik perusahaan.

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Seperti apa yang telah diuraikan di atas menunjukan bahwa pengendalian kualitas merupakan salah satu cara pengelolaan operasional dalam menghasilkan suatu produk yang berkualitas dengan proses produksi yang efektif dan efisien pengendalian kualitas yang baik akan menghasilkan produk yang berkualitas dan akan berdampak positif terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Pada dasarnya semua perusahaan berusaha menawarkan produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, agar mendapatkan respon yang baik dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, sehingga mendapatkan citra yang baik dan loyalitas dari konsumen. Dengan permasalahan di atas penulis akan membatasi penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan pengendalian kualitas dan analisisnya dengan menggunakan peta kendali P pada Dreezel Coffee?

2. Bagaimana perkembangan Volume Penjualan pada Dreezel Coffee?

3. Bagaimana pengaruh pengendalian kualitas terhadap Volume penjualan pada Dreezel coffee?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan pengendalian kualitas dan analisisnya dengan menggunakan peta kendali P pada Dreezel Coffee.

2. Untuk mengetahuiperkembangan Volume Penjualan pada Dreezel Coffee. 3. Untuk mengetahui Bagaimana hasil dari analisis pengendalian kualitas dengan

menggunakan peta kendali P pada Dreezel Coffee. 1.4 Kegunaan Penelitian

(10)

1. Penulis

a. Sebagai salah satu syarat dalam menempuh sidang Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung

b. Untuk menambah pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung agar dapat memahami teori-teori yang didapat selama kuliah serta bagaimana penerapan prakteknya

2. Perusahaan

Dapat memberikan manfaat bagi pihak manajemen perusahaan sebagai masukan untuk melakukan perubahan dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan standar. 3. Fakultas Bisnis dan Manajemen

Diharapkan penelitian ini dapat menambah literatur sehingga dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan.

4. Pembaca dan Pihak Lain

Sebagai informasi yang berguna bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan dan sebagai perbandingan untuk melakukan perubahan atau untuk melakukan penelitian. 1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas setiap data aktual serta fenomena yang ada. Menurut Umi Narimawati (2008:21), pengertian metode deskriptif adalah sebagai berikut:

“Metode yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui pengungkapan berupa narasi, grafik maupun gambar.”

(11)

Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Umi Narimawati (2008:21) adalah sebagai berikut :

“Metode verifikatif adalah metode pengujian hipotesis melalui alat analisis statistik.“

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Bentuk atau jenis penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterpretasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis.

Adapun metode pengumpulan data, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan penelitian, yang mana data tersebut menunjang dalam melakukan kegiatan penelitian ini. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh informasi mengenai data-data yang diperlukan.

a. Pengamatan (Observation)

Yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diteliti dengan melakukan pencatatan secara sistematis.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang dapat dipercaya untuk memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian.

(12)

Yaitu penelitian yang digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan cara menggunakan informasi dari buku-buku ataupun sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian yaitu berupa: 1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan melakukan wawancara pada pihak yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas dan meminta data-data sebagai sumber informasi yang berasal dari dokumen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan alat yang berupa literature-literatur yang berhubungan dengan analisis yang digunakan dengan mempelajari serta memahami literature yang digunakan sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih jelas dalam menganalisis permasalahan yang telah dirumuskan.

1.6 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Dreezel Coffee yang beralamatkan di jalan Cisangkuy No. 56 Bandung, No. Telepon 082129141319. Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan Juli 2015 sampai dengan selesai.

Gambar

Tabel 1.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan observasi di kelas, mahasiswa praktikan dapat. a) Mengetahui situasi pembelajaran yang sedang berlangsung. b) Mengetahui kesiapan dan kemampuan siswa dalam

Dua hal yang dipelajari penulis dengan pendekatan kemosistematika dalam peng- amatan adalah: (1) ketetapan karakter pada kelompok besar tetumbuhan yang memiliki arti dalam

Penelitian ini berjudul Pola Komunikasi Masyarakat Kampung Bali, yang penelitiannya meliputi wawancara pada Masyarakat Suku Bali di Desa Cipta Dharma atau

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena