• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR KAMPANYE

HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH

Oleh: Shaummil Hadi

Fauna & Flora International Program Aceh

Agustus 2010

(2)
(3)

iii

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

PENDAHULUAN oleh Shaummil Hadi

Selama dua tahun terakhir, saya telah menjabat sebagai manajer kampanye untuk Proyek Pride Hutan Geumpang. Sulit, tapi sangat bermanfaat. Laporan akhir (dan analisis kritis) ini mempunyai beberapa tujuan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan beberapa khalayak. Pertama dan terpenting adalah untuk lembaga saya (Fauna & Flora International – Aceh Program/ FFI Aceh) dan Komite Pengarah Kampanye dalam mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan hasilnya hingga saat ini. Laporan ini (bersama-sama dengan rencana "tindak lanjut" yang disertakan) untuk memberikan laporan menyeluruh tentang proyek tersebut kepada Rare dan mitra-mitra kami lainnya (FAMS, Perangkat

Pemerintah Kabupaten Pidie, Perangkat Adat Kecamatan Mane). Akhirnya,

laporan ini merupakan tugas yang dinilai untuk mendapatkan gelar master (MA) saya di bidang Komunikasi dari University of Texas di El Paso. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada semua individu dan lembaga yang telah membantu dalam keberhasilan proyek ini, termasuk para donor kami (Rare, MDF & WB dengan program AFEP); dan mitra kami, FAMS-khususnya kepada Anzurdin S.Hut. Saya turut berterima kasih pula kepada seluruh staf dari FFI Aceh saya bekerja yang telah banyak membantu dan mendukung kegiatan saya sejak dari awal sampai akhir program ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim Rare-Indonesia dan Hari Kushardanto (Pembimbing / Mentor Pride) dan yang paling penting, Supervisor saya (Tisna Nando dan Dewa Gumay) untuk kepercayaan mereka pada saya sejak awal proses kampanye ini. Serta Bpk. Dr. Matthew Linkie, Program Manager FFI Aceh atas dukungannya. Ibu Dr. Stacey

Sowards,UTEP, atas beberapa diskusi keilmuannya dan pinjaman literatur komunikasi. Teman-teman dari Sahabat Ulu Masen (SUM) dan MAPALA UNIGHA Sigli, yang telah banyak membantu saya dalam beberapa kegiatan dan saya berterima kasih pada mereka semua.

Akhirnya, kampanye ini tidak akan melalui sampai tahap ini, dan dikatakan berhasil, tanpa ada dukungan komunitas lokal tempat kampanye ini berjalan. Karenanya, sepantasnya ucapan terima kasih saya berikan setinggi-tingginya kepada Bpk. Sulaiman S.E (Imuem Mukim Lutueng, Kec.Mane), Drs. Bahtiar (Camat Mane, Kabupaten Pidie, Aceh), para geusyik/kepala desa dan tokoh masyarakat di Kecamatan Mane, Sdr. Syafrizal (Sekdes Turue Cut), Bpk. Abdullah, Bpk. Abdul Gani, Bpk. M. Sabi Basyah (Imuem Mukim Bangkeh-Geumpang), Bpk. Ibnu Hajar, Sdr. M. Diah, dan para anggota kelompok demplot agroforestry di Kecamatan Mane.) Mereka adalah pengerak utama dari keberhasilan program ini.

Lihat halaman RarePlanet Hutan Geumpang pada:

(4)

iv

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Daftar Isi

Daftar Gambar dan Tabel ... v

A. RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

Fokus keanekaragaman hayati Kampanye Hutan Geumpang ... 5

Status Kepemilikan Lahan, Status Legal & Pengelolaan Kawasan Hutan Geumpang ... 6

B. MODEL KONSEP ... 10

Model Konseptual ... 11

C. RINGKASAN KREATIF ... 19

D. KEGIATAN KAMPANYE ... 26

Kegiatan-kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas ... 27

E. HASIL KAMPANYE ... 51

Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye ... 52

Tingkat Perbandingan Kedua Survei ... 57

Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride ... 59

Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Pengetahuan ... 61

Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal ... 69

Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku ... 72

Pelatihan-pelatihan Petani ... 75

Studi Banding Petani ... 77

Kelompok dan Kebun Demonstrasi Plot Agroforestry... 78

F. ANALISA KRITIKAL ... 79

Tinjauan kritikal ... 80

Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek ... 80

Tahap Pelaksanaan ... 85

G. TINDAK LANJUT ... 94

H. LAMPIRAN ... 105

Lampiran A : Kuesioner Survei Pra dan Pasca Kampanye ... 106

Lampiran B : Perbandingan Hasil Survei Pra dan Pasca Kampanye ... 126

Lampiran C : Panduan Diskusi Kelompok Terfokus – Uji Coba Materi ... 150

(5)

v

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Peta Topografi Kecamatan Mane……….……….4

Gambar 1. 2 Bunga bangkai Raflesia……….5

Gambar 1. 3 Gajah Sumatera………..5

Gambar 1. 4 Skema Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Aceh……… 7

Gambar 1. 5 SK Gubernur Aceh tentang Kawasan Strategis Ulu Masen……….……… 9

Gambar 2. 1 Model Konseptual……….11

Gambar 2. 2 Rantai faktor untuk Petani………..12

Gambar 2. 3 Rantai faktor untuk Masyarakat Umum……….………13

Gambar 2. 4 Rantai Hasil……….………14

Gambar 2. 5 Kerangka kampanye bagi para petani di Kecamatan Mane……….…………16

Gambar 2. 6 Kerangka kampanye bagi para masyarakat umum di Kecamatan Mane……….……17

Gambar 3. 1 Logo dan Maskot Kampanye………..……23

Gambar 4. 1 Poster tentang manfaat hutan dan keanekargaman hayati………27

Gambar 4. 2 Ragam media kit yang dipakai dalam kampanye Bangga di Kec. Mane………28

Gambar 4. 3 Petani Lelaki dan Sisipan Majalah……… 28

Gambar 4. 4 Desain Poster Kampanye Pra-Uji Coba………31

Gambar 4. 5 Desain Poster Kampanye Paska Uji Coba………..…………32

Gambar 4. 6 Desain Poster Kampanye Paska Uji Coba………..…………33

Gambar 4. 7 Proses Kunjungan Sekolah……….………37

Gambar 4. 8 Siswa dan Pin Kampanye……….………41

Gambar 4. 9 Kegiatan Panggung Boneka di Sekolah………..………42

Gambar 4.10 Kunjungan siswa-siswa ke CRU………..………46

Gambar 4.11 Kegiatan Safari Ramadhan di Kecamatan Mane………..………48

Gambar 5. 1 Perbandingan hasil survey pra dan pasca kampanye: pilihan ancaman ………..…………65

Gambar 5. 2 Perbandingan hasil survei pra dan pasca kampanye: dampak perluasan lahan baru……….……… 66

Gambar 5. 3 Perbandingan hasil survei pra dan pasca kampanye: cara terbaik mengurangi pembukaan lahan……… 66

Gambar 5. 4 Perbandingan hasil survei pra dan pasca kampanye: keberadaan hutan lindung……….……… 67

Gambar 5. 5 Perbandingan hasil survei pra dan pasca kampanye: fungsi-fungsi kawasan hutan lindung………67

Gambar 5. 6 Perbandingan hasil survei pra dan pasca kampanye: kepedulian terhadap hutan……… 68

Gambar 5. 7 Sikap terhadap ancaman hutan dari pembukaan lahan baru………..………71

Gambar 5. 8 Sikap terhadap sistem tani dan pengurangan ancaman hutan………..………71

Gambar 5. 9 Sikap terhadap pembukaan lahan baru dibanding bertani menetap……….…………71

Gambar 5.10 Sikap terhadap berhenti membuka lahan baru di hutan………71

Gambar 5.11 Proses pelatihan dan pendampingan petani secara interaktif……….……… 75

Gambar 5.12 Kegiatan kunjungan belajar petani di Provinsi Sumatera Utara………..……….77

(6)

vi

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Daftar Tabel

Tabel 3. 1 Ringkasan kreatif bagi petani……….……….20

Tabel 3. 2 Ringkasan kreatif bagi masyarakat umum……….…21

Tabel 3. 3 Kaitan antara khalayak sasaran, tahapan perilaku dan kegiatan pemasaran………..……….…24

Tabel 4. 1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani……….………….…27

Tabel 4. 2 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani……….30

Tabel 4. 3 Pertemuan Petani dan Masyarakat……….………34

Tabel 4. 4 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Umum……….36

Tabel 4. 5 Teknis kegiatan kunjungan sekolah di komunitas masyarakat Hutan Geumpang………..38

Tabel 4. 6 Kegiatan kunjungan sekolah……….40

Tabel 4. 7 Script cerita Panggung Boneka………42

Tabel 4. 8 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Masyarakat Umum………47

Tabel 4. 9 Nama masjid, tanggal kunjungan pada Safari Ramadhan………...49

Tabel 5. 1 Persentase responden survei pra dan pasca kampanye………..53

Tabel 5. 2 Variabel-variabel Independen (Survei Pra dan Pasca Kampanye) ………57

Tabel 5. 3 Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride………..60

Tabel 5. 4 Perubahan variabel Pengetahuan (Survei Pra dan Pasca Kampanye) ………62

Tabel 5. 5 Perubahan Variabel Sikap dan Komunikasi Interpersonal (Survei Pra dan Pasca Kampanye) ……….……….…69

Tabel 5. 6 Perubahan variabel Perilaku (Survei Pra dan Pasca Kampanye) ………….……….… 73

Tabel 5. 7 Pola kegiatan pelatihan agroforestry dan pengembangan kebun demplot di mane………..……….…76

Tabel 7. 1 Strategi tindak lanjut kampanye Hutan Geumpang…….……….… 96

Tabel 7. 2 Kegiatan 1: Monitoring demplot dan pelatihan lanjutan manajemen kebun………...… 97

Tabel 7. 3 Kegiatan 2: Penjangkauan dan pendidikan konservasi bagi komunitas……….……….… 101

Tabel 7. 4 Kegiatan 3: Survei Tumpang Tindih Lahan dan Manajemen Kawasan Pengelolaan….……….…102

(7)

1

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

A. Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif menyediakan gambaran keseluruhan Kampanye Pride dari latar belakang lokasi dan ancaman konservasi hingga khalayak sasaran dan kegiatan Pride yang dirancang untuk menjangkau setiap segmen khalayak sasaran. Halaman-halaman berikut ini paling baik digunakan sebagai alat referensi setelah

(8)

2

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

K + A + IC + BR BC TR CR

Kampanye Pride meningkatkan pengetahuan tentang ancaman kawasan dan arti penting pelestarian hutan Geumpang – Ulu Masen, dan beberapa sasaran SMART terpenuhi atau melebihi; beberapa hampir terpenuhi (66,47% dan 48,25%). Rata-rata, variabel-variabel pengetahuan meningkat sebesar 13,37 poin persentase antara survei pra kampanye dan survei pasca kampanye, dan kami mencapai 76,2% dari sasaran-sasaran SMART. Jika kita melihat keseluruhan hasil, kampanye ini sedikit banyak menyebabkan perubahan besar dalam pengetahuan sekitar masalah ini.

Hanya satu, dari empat, sasaran SMART berhasil dipenuhi. Rata-rata, variabel-variabel sikap dan komunikasi interpersonal ini meningkat cukup kecil 2,13% poin persentase antara survei pra kampanye dan survei pasca kampanye, dan kami hanya mencapai 31,8% dari sasaran-sasaran SMART.

Kampanye Pride menyebabkan perubahan kecil yang sangat substansial dalam sikap tetapi belum begitu dibarengi dengan peningkatan komunikasi di seputar hal-hal ini.

Sebanyak 4 kelompok tani agroforestry telah terbentuk sejak Januari 2010 dan menjalankan 4 demplot seluas 0.5-1 ha. 12 kali pelatihan ditambah 2 kali kunjungan studi banding dilakukan untuk meningkatkan kapasitas petani pengadopsi selama masa 7 bulan. Sejak diadakannya pelatihan, sebagaian besar petani telah termotivasi untuk meningkatkan lahannya secara menetap. Lahan demplot yang dibangun kelompok telah menunjukkan keberhasilan awal bagi mereka untuk belajar dan mengadopsi 100% perilaku baru ini.

Terlalu dini menuntut seluruh petani untuk mengadopsi perilaku ini 100%, sedang waktu yang dibutuhkan bagi mereka untuk belajar dan mengadopsi sangatlah singkat. Tetapi, anggota kelompok agroforestry telah bersiap belajar dan mulai melihat keberhasilan di kebun-kebun demplot. Ini ada langkah dari proses adopsi. Inisiatif pembentukan aturan tata batas dan larangan menebang sudah terlihat muncul di 2 desa, yang menjadi factor penting penurunan jumlah tumpang tindih lahan dan kerusakan hutan.

Masih terlalu dini disebutkan; sebelum proses adopsi sitem agroforestry dan intensifikasi lahan menetap diterapkan 100% oleh petani. Pengembangan inisiatif aturan tata batas dan larangan menebang sangat penting dilakukan di masa mendatang untuk mendukung dan mempertahankan capaian konservasi habitat Gajah dan Harimau Sumatera. Kampanye pemasaran sosial akan meningkatkan kepedulian tentang kesadaran akan arti penting hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.

Kampanye Pemasaran Sosial akan:

1. Meningkatkan kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan tentang kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. 2. Meningkatkan penerimaan atau dukungan pada program pelestarian alam dan satwa liar terancam punah Gajah Sumatera.

Kampanye Pemasaran sosial berusahan meningkatkan diskusi di antara khalayak sasaran mengenai isu tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Para petani lokal

akan diberikan

pelatihan-pelatihan

penerapan teknik

intensifikasi lahan

dan model kebun

agroforestri dan

bersedia

menerapkannya di

kebun demplot.

Para petani lokal

akan mengadopsi

pola pertanian

menetap dengan

sistem intensifikasi

lahan dan model

agroforestri.

Model pertanian

yang intensif dan

sistem

agroforestri di

adopsi, jumlah

tumpang tindih

lahan kebun dan

jalur Gajah

menurun,

kerusakan hutan

menurun.

Habitat Gajah,

Harimau

Sumatera terjaga.

(9)

3

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

Narasi Teori Perubahan

Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang dan sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan nilai keanekaragaman hayati dan habitat bagi sejumlah satwa terancam punah seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, dan Orang Utan Sumatera dan juga melindunginya dari praktik pertanian berpindah. Kampanye Pride akan diarahkan untuk meningkatkan pemahaman akan fungsi hutan, peraturan dan undang-undang kehutanan dan konservasi satwa dan memperkenalkan sistem agroforestri/ wanatani sebagai praktik pertanian yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil dan produktifitas lahan kebun. Di akhir masa kampanye, diharapkan petani lokal setempat akan mengetahui fungsi hutan dan mendukung perlindungan hutan serta mengadopsi sistem agroforestri/wanatani secara permanen.

Hasil Teori Perubahan

Kampanye Hutan Geumpang dibangun di atas asumsi bahwa jika kita menginformasikan kepada petani dan masyarakat tentang pemahaman akan arti penting dan fungsi hutan, peraturan dan undang-undang kehutanan dan konservasi habitat Gajah. Serta meningkatkan diskusi di antara mereka mengenai isu tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. Sikap mereka untuk menebang hutan dan membuka lahan di hutan lindung akan melunak. Jika pada saat yang bersamaan kita mampu menyingkirkan hambatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan penerapan teknik intensifikasi lahan dan model kebun agroforestri sebagai praktik pertanian yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil dan produktifitas lahan kebun. Serta petani bersedia menerapkannya di kebun mereka. Maka kita bisa mengurangi tumpang tindih lahan kebun dengan habitat yang menjadi ancaman bagi Gajah dan kawasan Hutan Geumpang secara keseluruhan. Naiknya pengetahuan dan sikap serta dukungan dari petani dan masyarakat dalam perlindungan habitat dan kawasan hutan ini menunjukkan indikasi awal bahwa asumsi kami dan Teori perubahan yang diusulkan dalam proses perencanaan memang sudah tepat dan berjalan sesuai dengan rencana. Dan menunjukkan perubahan dalam pada setiap bagi dari Teori Perubahan.

Namun perlu diingat bahwa kita masih membutuhkan waktu yang panjang untuk menilai pencapaian konservasi dimana perilaku dan dorongan petani untuk membuka lahan baru di hutan dapat ditekan secara maksimal. Sehingga wilayah hutan Geumpang dan habitat gajah Sumatera benar-benar dapat terpelihara. Pekerjaan belum berakhir, beberapa program tindak lanjut diperlukan.

(10)

4

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010. Gambar 1. 1 Peta Topografi Kecamatan Mane

Kecamatan Mane adalah kecamatan baru di Kabupaten Pidie, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kecamatan ini adalah hasil pemekaran wilayah yang memisahkan diri dari Kecamatan Geumpang pada tahun 2000. Tahun 2003, pada saat konflik bersenjata antara pihak GAM dan pihak militer pemerintah, kecamatan ini masuk dalam wilayah yang paling terisolir di Kabupaten Pidie (dua kecamatan lainnya adalah Geumpang dan Tiro Trusep).

Total populasi di kecamatan ini berjumlah 8788 jiwa (Sensus, 2000). Dengan KK (kepala keluarga)

berjumlah 2084. Mata pencaharian utama

masyarakatnya adal sebagai petani. Coklat dan pinang adalah komoditas utama perkebunan yang dikembangkan petani setempat saat ini. Selain itu, ada juga di beberapa tempat ditanami komoditas kopi. Tanaman kopi jenis robusta pernah menjadi

salah satu komoditi utama petani Geumpang sejak dahulu hingga sebelum konflik politik pecah di Aceh. Wilayah Kecamatan Geumpang dan Tangse, yang berada di Kabupaten Pidie adalah penghasil kopi robusta terbesar di Aceh setelah Kabupaten Aceh Tengah. Tahun 1999‐2000, produksi kopi robusta di kedua wilayah ini mencapai 35.000 ton setahun. (Kompas, 25 Agustus 2000). Hasil kopi robusta yang berasal dari kawasan ini terkenal hingga saat ini. Daerah pegunungan yang berhawa sejuk seperti kecamatan Tangse dan Geumpang merupakan lahan yang baik bagi kopi, jenis kopi yang ditanam umumnya adalah kopi robusta dan santos dengan industri pengolahan kopi di kabupaten ini masih tergolong industri kecil formal agro.

(Perekonomian Kabupaten Pidie,

http://acehpedia.org/Perekonomian_Kabupaten_Pidie ).

Lokasi Pemukiman Utama

Bekas lahan transmigrasi yang ditinggalkan

(11)

5

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010. Gambar 1. 2 Bunga bangkai Raflesia

Gambar 1. 3 Gajah Sumatera

Fokus Keanekaragaman Hayati Hutan Geumpang, Ekosistem Ulu Masen

Hutan Geumpang, adalah bagian dari Kompleks Hutan Ulu Masen yang berada di bagian Utara jajaran pegunungan Bukit Barisan Sumatera dan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam Indonesia. Kompleks Hutan Ulu Masen sangat mempengaruhi iklim, tanah dan ekologi di bagian timur dan barat Aceh. Pengaruh dari derajat ketinggian tempat telah membentuk tiga tipe hutan di kawasan ini yaitu hutan dataran rendah (0-1200 mdpl), hutan semi-pegunungan (1200-1800 mdpl), dan hutan pegunungan (1800-3000 mdpl). Hutan dataran rendah diklasifikasikan sebagai hutan hujan basah yang didominasi oleh jenis tumbuhan dari family Dipterocarpaceae. Dalam kawasan ini ditemukan juga beberapa salt licks yang menyediakan mineral penting untuk kebutuhan beberapa mamalia termasuk Gajah Sumatra dan kawasan ini juga ditemukan Raflessia

Arnoldi var. Atjenensis. Sebagian besar habitat bervariasi dari kebun, semak, sekunder, sampai hutan primer dengan selektif

logging dari masa lalu sampai saat ini, topografi dari relatif datar sampai terjal dan berdinding batu cadas seperti karang. Hutan Geumpang adalah habitat bagi hewan mamalia besar, seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan habitat bagi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Kedua jenis satwa ini terdaftar sebagai salah satu satwa yang populasinya terus menurun dan mengalami resiko kepunahan yang sangat tinggi di alam (endangered species) (IUCN 2008-

Endangered A2c). Di kawasan ini tercatat ada sekitar 60-80 individu gajah, dari 350-450 individu yang ada di provinsi Aceh.

Data ini merupakan kompilasi data dari laporan amatan warga setempat dan data mitigasi (pencegahan) konflik satwa-manusia yang dikeluarkan oleh tim monitoring gajah FFI 2008 (Azmi, 2008). Jenis primata seperti Kedih (Presbytis thomas), juga ditemukan di sebagian wilayah Geumpang. Selain itu, Geumpang juga tercatat memiliki nilai keanekaragaman hayati paling tinggi di seluruh kawasan Ulu Masen. Nilai indeks keanekaragaman hayati ini didapat dari nilai komposisi antar spesies yang seimbang, dan apabila suatu spesies mendominasi spesies lain disebut bernilai rendah walaupun perolehan spesies lebih tinggi. Salah satu kawasannya yakni SP5-Geumpang memiliki nilai keanekaragaman hayati berkategori tinggi dengan nilai 3.03849. Nilai ini didapat karena komposisi satwanya yang seimbang. Selain itu lokasi SP5-Geumpang mempunyai habitat paling beragam dari permukiman, semak, hutan sekunder sampai dengan hutan primer (Mistar 2007).

(12)

6

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

Status Kepemilikan Lahan & Rencana Pengelolaan Kawasan

Kecamatan Mane memiliki luas ± 80.000 Ha. Kawasan hutan (rimba raya) adalah kawasan dengan luas terbesar diwilayah ini yang mencakup hampir 70 % dari keseluruhan wilayah. Di tambah dengan keberadaan wilayah hutan rakyat yang mencakup hampir 10 %, Kawasan Mane praktis dikelilingi oleh wilayah hutan yang sangat luas. Kawasan non-hutan telah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membangun pemukiman dan mengembangkan lahan pertanian. Wilayah dengan wilayah pertanian dan perkebunan terluas berada di desa Mane dan desa Lutueng. Selain untuk mengembangkan pertanian dan perkebunan, kawasan mane juga memiliki padang rumput yang dimanfaatkan bagi lahan pengembalaan yang baik untuk peternakan masyarakat. Sesuatu yang penting juga, terkait dengan peruntukkan lahan di kawasan ini adalah keberadaan wilayah lahan tidur yang cukup luas. Desa Mane dan Ds. Turue Cut adalah dua wilayah yang mem iliki luas lahan tidur terbesar dalam kecamatan ini.

Belum ada rencana pengelolaan sinergis yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Aceh terhadap Kawasan hutan yang berada di ujung utara provinsi ini, yang sering disebut dengan Kompleks Hutan Ulu Masen. Demikian pula terhadap rencana pengelolaan Kawasan Hutan Geumpang, yang berada di dalam Kompleks hutan Ulu Masen itu. Status Kawasan umumnya adalah kawasan lindung, hutan alam dan hutan produksi terbatas, yang saat ini oleh pemerintah Aceh ijin pemanfaatan dan produksinya ditangguhkan melalui suatu kebijakan Moratorium Logging di seluruh Aceh, yang dikeluarkan oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, pada tahun 2007 lalu.

(13)

7

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010. Gambar 1. 4 Skema Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Aceh

(14)

8

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

Moratorium Logging dan Penataan Kembali Hutan Aceh

Dasar dari dikeluarkannya Instruksi Gubernur tentang Moratorium Logging muncul mengingat tingginya tingkat kerusakan hutan Aceh dan dalam rangka mengembalikan fungsi serta menata kembali hutan Aceh. Pemerintah NAD telah mencanangkan jeda tebang hutan (moratorium logging) pada Rabu, tanggal 6 Juni 2007 melalui Instruksi Gubernur Nomor 05/INSTR/2007 tentang Moratorium Logging. Jeda tebang ini diikuti dengan dibentuknya Tim Penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Hutan Aceh melalui SK Nomor 522.1/534/2007. selanjutnya sering disebut (TIPERESKA/ Tim Penyusunan rencana Strategis Kehutanan Aceh). Tim ini akan bekerja untuk melakukan tugas mengevaluasi peruntukan lahan dan perizinan, meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan, dan pencegahan laju kerusakan hutan. Sering disebut dengan 3 R (Redesign, Reforestasi, Reduksi Laju Deforestasi).

Penataan kembali (redesain) hutan Aceh disusun berdasarkan kondisi faktual, dimana banyak kawasan hutan lindung yang telah dirambah dan penunjukkan kawasan hutan yang tidak sesuai dengan kondisi alamnya. Tujuannnya, memastikan tersusunnya landasan kebijakan sektor kehutanan untuk mewujudkan pola pengelolaan hutan Aceh sebagai aset dunia dan masyarakat Aceh, serta yang dikelola secara berkelanjutan, adil dan lestari, guna menjamin ketersediaan jasa lingkungan dan manfaat lain dari hutan.

Tahun 2009, kawasan ekosistem Ulu Masen telah ditetapkan oleh Gubernur Aceh sebagai kawasan strategis provinsi sebagai kawasan pencadangan sebagai areal pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. Melalui Keputusan Gubernur Aceh No. 522/372/2009 yang ditetapkan Juli 2009. Dengan penetapan ini, artinya kawasan hutan Geumpang yang juga termasuk ke dalam ekosistem Ulu Masen telah memiliki legalitas yang penting bagi usaha konservasi kawasan.

(15)

9

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010.

(16)

10

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

B. Model Konsep

Semua Kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu Model Konsep, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu Model Konsep yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor-faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) yang mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator-indikator untuk mengawasi keefektifan strategi-strategi tersebut.

(17)

11

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

MODEL KONSEPTUAL

Pada tanggal 16 Februari 2009 bertempat di Aula Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie telah diadakan suatu pertemuan pemangku kepentingan pertama yang membahas dan mengali masalah-masalah seputar konservasi di kawasan ini. Kegiatan ini berlangsung selama setengah hari penuh dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Kegiatan ini menghadirkan beragam stakeholder utama di kawasan ini yang berjumlah 70 peserta, diantaranya terdapat 9 peserta perempuan. Pertemuan pemangku kepentingan ini telah mengidentifikasi faktor langsung dan berkontribusi dan membuat suatu Model Konseptual untuk Hutan Geumpang, Kompleks Hutan Ulu Masen, Aceh Indonesia. Hasilnya adalah Model Konsep dan Analisa Peringkat Ancaman yang mengidentifikasi Habitat Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera sebagai target keanekaragaman hayati prioritas dan model perluasan lahan / konversi lahan oleh masyarakat sebagai ancaman terbesar.

(18)

12

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Model konseptual dan analisa ancaman yang dihasilkan dalam pertemuan stakeholder pertama tersebut kemudian dibahas kembali oleh beberapa orang stakeholder lain dan praktisi lingkungan yang bergerak di kawasan tersebut. Mereka tidak hadir dipertemuan pertama. Dua rantai kausal utama diidentifikasi, masing-masing dikaitkan dengan „sumber‟ masalah akibat perilaku manusia yang berbeda. Keduanya harus diatasi hampir pada saat yang sama untuk meminimalkan dampak dari model perluasan lahan /konversi lahan yang memicu ancaman terbesar dalam kawasan.

1. Dorongan perluasan lahan harus diminimalisir. Dorongan untuk perluasan lahan mungkin tidak akan terjadi jika lahan pertanian masyarakat yang ada

dapat dimanfaatkan secara maksimal yang karenanya akan meningkatkan produktifitas hasil dari kebun-kebun milik mereka. Produktifitas hasil kebun dalam kawasan yang tetap dapat menghindarkan keinginan mereka untuk membuka lahan baru dikawasan hutan (dan kadang-kadang tumpang tindih dengan jalur Gajah Sumatera). Karenanya peningkatan kapasitas petani dengan beragam pelatihan teknik perkebunan secara menetap harus dilakukan kepada petani yang hidup di dekat kawasan hutan Geumpang.

Gambar 2.2 Rantai faktor untuk Petani

2. Memperluas dukungan untuk program pelestarian alam. Masyarakat umum adalah khalayak sasaran utama yang menjadi target dari kampanye ini.

Semakin tinggi dukungan masyarakat maka akan mempermudah kampanye ini dilakukan untuk mendapatkan dampak konservasi yang diinginkan. Salah satu penyebab utama yang mengarah kepada ancaman utama adalah kurangnya kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan kurangnya pembicaraan tentang kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. Mengajak mereka untuk menunjukkan dukungan tentu akan mempermudah kampanye ini mendapatkan dampak konservasi yang diinginkan.

Kurangnya kesadaran akan arti penting hutan dan keanekaragaman

hayati yang ada didalamnya

Kurangnya kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan kurangnya pembicaraan tentang

kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan

manusia.

Kebun yang tumpang tindih dengan jalur Gajah

dan Perluasan kebun-kebun baru

di dalam habitat Gajah

Pola pertanian yang invasif dan berpindah Konversi lahan hutan ke perkebunan Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera PETANI

(19)

13

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Gambar 2.3 Rantai faktor untuk Masyarakat Umum

Pengurangan ancaman dengan mengajak petani untuk mengurangi dorongan memperluas lahan tidaklah cukup, tanpa meningkatkan kapasitas mereka untuk bekebun secara menetap atau sama halnya dengan memberikan contoh untuk adopsi perilaku baru. Perlu tindakan simultan dan mendapat dukungan dari kedua pihak, petani dan masyarakat umum. Penelitian ekstensif (melalui survei kuesioner dan wawancara tatap muka) dilakukan untuk memahami khalayak-khalayak tersebut dan apa yang mencegah perubahan perilaku, serta insentif apa yang dapat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku. Berbagai strategi keterlibatan dipertimbangkan, begitu juga strategi potensial untuk mengurangi dorongan perluasan lahan. Kelayakan dan dampak dari masing-masing dipertimbangkan dan hal-hal ini dituangkan dalam rencana proyek asli dalam bentuk BRAVO, BROP dan bab-bab segmentasi khal-halayak.

Setelah mempertimbangkan khalayak-khalayak yang ada dan sumber daya yang tersedia, diputuskan bahwa kampanye Pride yang (i) mengajak petani untuk bertani secara menetap untuk mencegah perluasan lahan ke hutan-hutan di sekitar mereka, dan (ii) mendorong masyarakat umum di kecamatan Mane untuk memberi dukungan mereka terhadap program perlindungan kawasan hutan dan penyelamatan satwa liar, Gajah dan Harimau Sumatera, bila dikombinasikan dengan

pemberian pelatihan untuk teknik-teknik pertanian menetap dan agroforestry yang memberi nilai tambah bagi mereka maka dorongan perluasan lahan yang menjadi ancaman bagi kawasan Hutan Geumpang akan dapat dikurangi/diminimalisir.

Kurangnya kesadaran akan

arti penting hutan dan keanekaragaman

hayati yang ada didalamnya

Kurangnya kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan kurangnya pembicaraan tentang

kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan

manusia.

Kebun yang tumpang tindih dengan jalur Gajah

dan Perluasan kebun-kebun baru

di dalam habitat Gajah

Pola pertanian yang invasif dan berpindah Konversi lahan hutan ke perkebunan Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera Masyarakat Umum

(20)

14

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Hipotesa kampanye tersebut dapat diringkas dalam "rantai hasil” berikut dan di Teori Perubahan (berdasarkan segmen khalayak) berikut:

(21)

15

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Teori Perubahan (ToC) yang melingkupi kampanye dapat dituliskan sebagai berikut:

“Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang dan sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan nilai keanekaragaman hayati dan habitat bagi sejumlah satwa terancam punah seperti Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, dan Orang Utan Sumatera dan juga melindunginya dari praktik pertanian berpindah. Kampanye Pride akan diarahkan untuk meningkatkan pemahaman akan fungsi hutan, peraturan dan undang-undang kehutanan dan konservasi satwa dan memperkenalkan sistem agroforestri/ wanatani sebagai praktik pertanian yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil dan produktifitas lahan kebun. Di akhir masa kampanye, diharapkan petani lokal setempat akan mengetahui fungsi hutan dan mendukung perlindungan hutan serta mengadopsi sistem agroforestri/wanatani secara permanen.”

Rencana Proyek menambahkan rincian pada Teori Perubahan (ToC), dengan menetapkan Sasaran-sasaran SMART yang khusus, metrik-metrik pemantauan dan taktik-taktik untuk mencapai tujuan kampanye yaitu pengurangan model pertanian berpindah dengan mengadopsi system agroforestry/wanatani secara permanen di masa mendatang.

(22)

16

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010 Pengetahuan (K) Sikap (A)

Komunikasi Antar Individu (IC) Penyingkiran Hambatan (BR) Perubahan Perilaku (BC) Pengurangan Ancaman (TR) Hasil Konservasi (CR)

+

+

+

Para petani menyadari dan sadar akan arti penting kawasan hutan Geumpang dan Blang Raweu bagi kehidupan

Kurangnya kesadaran akan arti penting hutan

dan keanekaragaman hayati yang ada

didalamnya

Kurangnya kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan kurangnya pembicaraan tentang kaitan pembukaan lahan

hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Kebun yang tumpang tindih dengan jalur Gajah dan Perluasan kebun-kebun baru di dalam habitat Gajah

Pola pertanian yang invasif dan berpindah

Konversi lahan hutan ke perkebunan Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera terjaga

Para petani sepakat bahwa pembukaan lahan-lahan baru dikawasan hutan/ jalur Gajah akan meningkatkan gangguan satwa dan rusaknya kawasan yang akan berdampak bagi mereka

Para petani akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Para petani lokal akan diberikan pelatihan-pelatihan penerapan teknik intensifikasi lahan dan kebun agroforestri

Para petani lokal akan mengadopsi pola pertanian menetap dengan sistem intensifikasi

lahan dan model agroforestri

Model pertanian yang intensif dan sistem agroforestri diadopsi, jumlah tumpang tindih lahan kebun dan jalur Gajah menurun, kerusakan hutan

menurun

# 1) Pada Desember 2009, 70% petani akan peduli tentang ancaman kawasan dan arti penting pelestarian hutan Ulu Masen dan Blang Raweu (meningkat dari 58%) dan 70% petani akan paham arti penting perlindungan terhadap satwa Gajah dan Harimau Sumatera (meningkat dari 58%) # 2) Pada Desember 2009, 70% petani memahami bahwa pembukaan lahan garapan baru adalah ancaman serius terhadap kelestarian hutan (meningkat dari 34.5%)

# 3) Pada Desember 2009, 70% petani akan paham penyebab masuknya (gangguan) Gajah di kebun dan pemukiman mereka. (meningkat dari 38.7%). # 1) Hingga Desember 2009, 70% petani mengambil sikap menyetujui bahwa pembukaan lahan merupakan ancaman serius terhadap kawasan (meningkat dari 39.7%). # 1) Pada Desember 2009, 50% petani akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu pentingnya penataan batas, hal-hal yang dapat mengurangi konflik Gajah dan Manusia, dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. (meningkat dari 10% pada survei pra-proyek). Mengurangi jumlah praktik perluasan kebun baru dan perkebunan berpindah di wilayah jalur Gajah dan di sekitar Hutan Geumpang, Ulu Masen, Aceh # 1) Pada September 2008, minimal 4 kelompok tani akan diberikan pelatihan teknologi intensifikasi pertanian.

# 2) Sekitar 4 kelompok petani di 4 desa di Mane akan mengadopsi pola pertanian agroforestry dan sistem intensifikasi di lahan kebun mereka.

Jumlah petani yang akan mengadopsi pola pertanian menetap dengan sistem intensifikasi lahan dan agroforestry di lahan kebun mereka akan terus meningkat setelah Juni 2010 (dari target awal sekitar 4 kelompok tani di akhir Juni 2010). Adopsi sistem pertanian menetap dan pengurangan dampak pada hutan Geumpang dan kawasan Blang Raweu, serta Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatra akan meningkat setelah Juni 2010 Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional

Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam kesadaran Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional

Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam

sikap

Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi

dan tatap muka dalam pertemuan

Survei Pra/ Pasca dan Perbincangan-perbincangan tatap

muka

Pelatihan-pelatihan penerapan teknik intensifikasi lahan dan

kebun agroforestri untuk petani lokal

Jumlah pelatihan dan keikutsertaan petani dalam pelatihan Penyelesaian konstruksi kebun demplot agroforesri

Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi sistem agroforestri Manajemen Keberlanjutan Kebun Demplot Agroforestri dan Pembibitan Masyarakat

Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi sistem agroforestri R a nt a i H a s il R a nt a i Fak tor Tuj uan S MAR T S tra te gi & Tak ti k R e nca na Mo ni tori n g ToC Pembuatan Kebun Demplot Agroforestri

oleh FFI dan lembaga mitra lainnya

Pengembangan Kebun Demplot Agroforestri

oleh FFI dan lembaga mitra pemerintah

lainnya

KERANGKA KERJA KAMPANYE: : PARA PETANI

Gambar 2. 5 Kerangka kampanye bagi para petani di Kecamatan Mane

(23)

17

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010 Pengetahuan (K) Sikap (A)

Komunikasi Antar Individu (IC) Penyingkiran Hambatan (BR) Perubahan Perilaku (BC) Pengurangan Ancaman (TR) Hasil Konservasi (CR)

+

+

+

Masyarakat Mane akan menyadari dan

sadar arti penting kawasan hutan Geumpang dan Blang Raweu bagi kehidupan mereka

Kurangnya kesadaran akan arti penting hutan

dan keanekaragaman hayati yang ada

didalamnya

Kurangnya kesadaran mengenai ancaman dari perilaku perluasan kebun-kebun baru di kawasan hutan dan kurangnya pembicaraan tentang kaitan pembukaan lahan

hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Kebun yang tumpang tindih dengan jalur Gajah dan Perluasan kebun-kebun baru di dalam habitat Gajah

Pola pertanian yang invasif dan berpindah

Konversi lahan hutan ke perkebunan Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatera terjaga

Masyarakat sepakat bahwa pembukaan lahan-lahan baru dikawasan hutan/ jalur Gajah akan meningkatkan gangguan satwa dan rusaknya kawasan yang akan berdampak bagi mereka

Masyarakat akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Masyarakat mendukung program pelestarian

hutan dan satwa terancam punah dan

bangga ikut terlibat di dalamnya.

Masyarakat merasa dan memiliki kebanggaan turut serta dan terlibat dalam program pelestarian hutan

dan satwa di dalamnya.

Saling mencegah dan mengingatkan satu sama lainnya tentang dampak dan ancaman dari aktifitas-aktifitas pembukaan hutan

dengan sistem perkebunan berpindah. # 1) Pada Februari 2010, 70%

masyarakat akan peduli tentang pentingnya pelestarian hutan dan satwa yang ada di dalam kawasan mereka. (meningkat dari 57%) # 2) Pada Februari 2010, 70% masyarakat mengetahui ancaman kawasan hutan dan kawasan Blang Raweu. (meningkat dari 30%). # 3) Pada Februari 2010, 70% masyarakat mengetahui keterkaitan antara sempitnya hutan, gangguan pada habitat Gajah dan munculnya konflik satwa-manusia di daerahnya. (meningkat dari 43%).

# 1) Pada Desember 2009, 70% penduduk setuju untuk tidak membuka lahan garapan baru didalam kawasan hutan lindung dan kawasan hutan Ulu Masen (Meningkat dari 38 % pada survei pra-proyek).

# 1) Pada Desember 2009, 60% penduduk akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu pentingnya penataan batas, hal-hal yang dapat

mengurangi konflik Gajah dan Manusia, dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. (meningkat dari 10% pada survei pra-proyek). Pada Juni 2010 dukungan masyarakat terhadap program-program pelestarian hutan dan satwa terancam punah di sekitar Hutan Geumpang, Ulu Masen, Aceh meningkat # 1) Pada Juni 2010, 70% masyarakat akan bersedia ikut serta dan pro-aktif dalam program pelestarian hutan dan satwa terancam punah.

# 2) Pada Juni 2010, 50% masyarakat akan melihat arti penting penerapan sistem baru (kebun campu/agroforestri) dan mulai menerapkannya di lahan mereka. Jumlah pendukung program-program pelestarian hutan dan satwa terancam punah di sekitar Hutan Geumpang, Ulu Masen, Aceh bertambah pada Juni 2010. Adopsi sistem pertanian menetap dan pengurangan dampak pada hutan Geumpang dan kawasan Blang Raweu, serta Habitat Gajah, Harimau dan Orang Utan Sumatra akan meningkat setelah Juni 2010. Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional

Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam kesadaran Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional

Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam

sikap

Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi

dan tatap muka dalam pertemuan

Survei Pra/ Pasca dan Perbincangan-perbincangan tatap muka Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional dan tatap

muka dalam pertemuan

Survei Pra/ Pasca dan Keterlibatan dalam beragam program Kampanye

Survei Pra/ Pasca dan Keterlibatan dalam beragam program Kampanye

Survei Pra/ Pasca dan Perbincangan-perbincangan tatap muka Kampanye Bangga dan pelestarian alam

Survei Pra/ Pasca dan Keterlibatan dalam beragam program Kampanye R a nt a i H a s il R a nt a i Fak tor Tuj uan S MAR T S tra te gi & Tak ti k R e nca na Mo ni tori n g ToC Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional dan tatap

muka pertemuan

Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi dan tatap muka dalam

pertemuan

KERANGKA KERJA KAMPANYE: MASYARAKAT UMUM

Gambar 2. 6 Kerangka kampanye bagi para masyarakat di Kec. Mane

(24)

18

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Petani lokal dan Masyarakat Mane pada umumnya

Fauna & Flora International – Program Aceh (FFI Aceh)

FFI Aceh bekerjasama dengan lembaga mitra pemerintah dan non pemerintah lainnya.

(25)

19

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

C. Ringkasan Kreatif

Survei kuesioner yang dilakukan pada khalayak-khalayak target kami, dengan tambahan wawancara tatap muka, telah mengajarkan banyak hal pada tim proyek tentang siapa yang kami perlu jangkau dan apa yang bisa memotivasi dan / atau mencegah mereka dalam mengubah perilaku. Data ini pada gilirannya membantu kami mengidentifikasi strategi pembuatan pesan yang bagaimana yang mestinya kami gunakan, dan untuk memilih mereka kendaraan / kegiatan yang paling sesuai untuk dimasuki pesan-pesan kami. Misalnya, penelitian kami menunjukkan bahwa petani dan masyarakat lokal setempat sedikit sekali memiliki akses ke Radio, jadi tidak akan ada gunanya untuk menargetkan mereka melalui media ini.

Untuk membantu mengarahkan produksi materi kampanye, tim proyek mengembangkan "Ringkasan Kreatif”5 untuk setiap khalayak. Dokumen ini menjelaskan hal-hal paling penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan materi, termasuk daya tarik / manfaat rasional dan emosional untuk disoroti, dan gaya, pendekatan, atau nada materi. Ringkasan Kreatif mencakup: pernyataan masalah yang akan ditangani oleh kampanye, informasi tentang khalayak sasaran, tindakan yang diinginkan; halangan untuk bertindak; pertukaran manfaat; dukungan; gambar yang sesuai dan nada untuk menyampaikan pesan tersebut; bagaimana dan kapan mencapai konsumen dan, pertimbangan-pertimbangan kreatif serta kewajiban-kewajiban terkait dengan aturan lembaga yang harus dipenuhi.

Tujuan utama pengembangan Ringkasan Kreatif adalah untuk membantu tercapainya hasil akhir (yaitu materi kampanye) yang akan merangsang secara kreatif dan secara strategis bisa diterima / benar.

(26)

20

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Ringkasan kreatif Hutan Geumpang di Mane: Petani

Tabel 3.1 Ringkasan kreatif bagi petani

Tindakan yang Diinginkan: Apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh Khalayak Sasaran?

Mengadopsi pola pertanian menetap dengan teknik intensifikasi dan agroforestri.

Halangan-halangan untuk Bertindak: Apa yang

mungkin mencagah khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan?

 Kepedulian utama dari para petani adalah memberikan nafkah kepada keluarga-keluarga mereka,  Mereka berpikir bahwa mereka masih membutuhkan lahan baru untuk kebun mereka,

 Tidak yakin bahwa sistem intensifikasi pertanian akan benar-benar manfaat bagi mereka,

 Mereka khawatir dengan program konservasi di kawasan mereka berarti akan menghalang-halangi dan meminalisir aktifitas mereka untuk pembukaan lahan kebun-kebun

Pertukaran-Manfaat/Ganjaran: Ganjaran apa yang seharusnya dijanjikan oleh pesan tersebut kepada konsumen?

 Mengetahui bahwa mereka adalah petani-petani yang cerdas. Dengan menerapkan teknik intensifikasi kebun, mereka akan: o Menerapkan teknik intensifikasi kebun akan menghemat biaya daripada biaya membuka kebun baru,

o Melindungi kebun mereka dari gangguan gajah,

o Mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian penting untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pertanian, o Pertanian menetap dengan teknik intensifikasi akan meningkatkan hasil dan produktifitas kebun.

 Perasaan bahwa mereka akan dapat melindungi kebun mereka karena,

o Dengan mencegah pembukaan lahan baru akan meniminalisir dampak tumpang tindih lahan kebun dengan jalur gajah yang menajdi penyebab konflik/ gangguan Gajah Liar.

 Perasaan seperti “pemelihara”/”pelindung” tradisi dan taat pada perintah agama,

o Dengan bercocok tanam secara menetap, mereka akan melindungi/menyelamatkan habitat satwa liar terancam punah, Gajah Sumatera- yang merupakan salah satu identitas daerah.

Dukungan: Bagaimana membuat janji yang dapat dipercaya?

 Hasil KAP survey di Kabupaten Pidie, 2009.

 Data dari penelitian ilmiah tentang keanekaragaman hayati di hutan Geumpang menyebutkan bahwa hutan ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan sangat penting dilindungi

 Peraturan Gubernur No. 5 tahun 2007 tentang Moratorium Logging (penghentian sementara) penebangan di kawasan hutan bertujuan untuk merestrukturisasi dan redesign kehutanan Aceh,

 Para tokoh agama, pemimpin adat, dan pemerintah mengatakan bahwa menjaga dan melestarikan hutan dan habitat Gajah adalah hal penting

 Para pemimpin dan rekan-rekan mendukung inisiatif ini.

(27)

21

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

seharusnya membedakan tindakan tersebut?

 Tidak banyak biaya

 Bertanggung jawab terhadap lingkungan  Belajar bertani modern

 Para petani lain akan melakukan hal itu dan jika Anda tidak, rekan-rekan Anda mungkin mulai mempertanyakan praktik-praktik yang Anda lakukan.

Celah-celah: Celah dan sarana komunikasi yang mana yang seharusnya digunakan?

 Pada sore dan malam hari, ketika mereka sedang istirahat dan meluangkan waktu di rumah-rumah mereka  Ketika mereka sedang mengunjungi warung kopi

 Ketika mereka ikut pelatihan-pelatihan pertanian

 Ketika mereka sedang berbicara dengan seseorang yang mereka percayai, apakah seorang rekan, pasangan mereka, atau seorang teman tentang isu ini

 Ketika mereka sedang menghadiri suatu pertemuan masyarakat

 Ketika mereka sedang menghadiri acara-acara keagamaan di meunasah/masjid

Ringkasan kreatif Hutan Geumpang di Mane: Masyarakat Umum

Tabel 3.2 Ringkasan kreatif bagi masyarakat umum

Tindakan yang Diinginkan: Apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh khalayak sasaran?

Terlibat proaktif dan mendukung kegiatan konservasi di dalam kawasan hutan Geumpang, Ulu Masen.

Halangan-halangan untuk Bertindak: Apakah yang mungkin mencegah khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan?

 Kehidupan mereka penuh dengan kewajiban-kewajiban kepada pekerjaan-pekerjaan mereka, kewajiban kepada sesama, orang-orang tua mereka, dan anak-anak mereka. Mereka menghadapi banyak tuntutan dan kebutuhan yang saling mendahului, yang dipandang lebih penting daripada menyelamatkan keanekaragaman hayati.

 Mereka akan sulit mengikuti program kampanye Pride jika tujuan dari kampanye tindak menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung/ insentif/ benefit sharing

 Kebanyakan dari mereka akan cenderung mendukung program konservasi, tetapi khawatir dengan banyak sekali pembatasan dan larangan yang muncul dari program ini.

Pertukaran-Manfaat/Ganjaran: Ganjaran apa yang seharusnya dijanjikan oleh pesan tersebut kepada konsumen?

 Merasa sebagai orang yang baik dan bertanggung jawab terhadap lingkungan karena,

 Dengan mengajak orang lain untuk peduli dengan masalah lingkungan dan konservasi akan menyelamatkan masa depan

 Dengan mencegah dan mendiskusikan dampak dari pembukaan lahan baru pada habitat gajah akan menyelamatkan hutan Geumpang dan Kawasan Blang Raweu.

(28)

22

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

 Dengan menjaga dan melindungi hutan Geumpang dan kawasan Blang Raweu, mereka akan melindungi/menyelamatkan habitat satwa liar terancam punah, Gajah Sumatera- yang merupakan salah satu identitas daerah.

 Perasaan bangga menjadi bagian dari sejarah karena,

 Ikut terlibat dalam program pelestarian hutan dan satwa liar terancam punah seperti Gajah sumatera yang merupakan identitas daerah Aceh

Dukungan: Bagaimana membuat janji yang dapat dipercaya?

 Hasil KAP survey di Kabupaten Pidie, 2009.

 Data dari penelitian ilmiah tentang keanekaragaman hayati di hutan Geumpang menyebutkan bahwa hutan ini memiliki nilai yang sangat tinggi dan sangat penting dilindungi

 Peraturan Gubernur No. 5 tahun 2007 tentang Moratorium Logging (penghentian sementara) penebangan di kawasan hutan bertujuan untuk merestrukturisasi dan redesign kehutanan Aceh,

 Para tokoh agama, pemimpin adat, dan pemerintah mengatakan bahwa menjaga dan melestarikan hutan dan habitat Gajah adalah hal penting

 Para pemimpin dan rekan-rekan mendukung inisiatif ini. Citra: Citra apa seharusnya

membedakan tindakan tersebut?

 Peduli

 Proaktif dan mendukung

 Bertanggung jawab terhadap lingkungan

 Rekan lainnya akan melakukan hal itu dan jika Anda tidak, rekan-rekan Anda mungkin mulai mempertanyakan praktik-praktik yang Anda lakukan.

 Mengajak dan saling mengingatkan yang lain

 Pejuang konservasi lokal dan sebagai bagian dari sejarah Celah-celah: Celah dan

sarana komunikasi yang mana yang seharusnya digunakan?

 Ketika mereka sedang berada di sekolah-sekolah

 Ketika mereka sedang mengantar/menjemput anak-anak di sekolah

 Pada sore dan malam hari, ketika mereka sedang istirahat dan meluangkan waktu di rumah-rumah mereka  Ketika mereka sedang mengunjungi warung kopi

 Ketika mereka sedang menghadiri suatu pertemuan masyarakat

 Ketika mereka sedang menghadiri acara-acara keagamaan di meunasah/masjid

 Ketika mereka sedang berbicara dengan seseorang yang mereka percayai, apakah seorang rekan, pasangan mereka, atau seorang teman tentang isu ini

 Ketika mereka mendengar tentang dampak dari manusia terhadap alam

Po Rayeuk telah kami pilih menjadi maskot dari kampanye Pride di Hutan Geumpang, Kab. Pidie. Rayeuk adalah nama lokal dari Gajah Sumatera yang hidup dalam kawasan ini. Program Pride Campaign di Hutan Geumpang, Ulu Masen ini bertujuan memperkenalkan Gajah sebagai suatu satwa yang wajib dilindungi. Sosialisasi

(29)

23

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Gambar 3. 1 Logo dan Maskot Kampanye

dan pendekatan masyarakat diarahkan pada pencarian pola alternatif bagaimana melindungi gajah ini dari ancaman sempitnya habitat mereka yang berdampak pada kepunahannya.

Media-media kampanye kami telah menempatkan Gajah/ rayeuk ini sebagai maskot dan flagship dari kawasan. Pemilihan gajah sebagai maskot kampanye ini selain didasarkan kepada ancaman juga dikarenakan secara sosial-historis bahwa gajah di Aceh memiliki posisi sosial yang berbeda di dalam masyarakat Aceh. Manajer Kampanye beruntung memiliki tim desain grafis yang ada dalam lembaga yang banyak membantu dalam mendiskusikan dan melihat hasil-hasil desain-desain material kampanye. Untuk memberikan nuansa artistik, kami menyewa secara khusus seorang kartunis lokal yang bekerja secara freelance untuk surat kabar lokal. Tim kampanye telah menetapkan seruan-seruan berikut sebagai slogan untuk bertindak dan pemersatu:

Slogan MENETAP UNTUK MELESTARIKAN

Seruan bagi petani untuk bertindak : Kebun campur di lahan yang tetap selain menguntungkan petani juga dapat menyelamatkan satwa Gajah.

Seruan bagi masyarakat untuk bertindak : Dukung kampanye bangga untuk usaha penyelamatan satwa terancam punah yang ada di sekitar hutan kita.

Seruan-seruan tersebut dipilih melalui proses melelahkan uji coba di lapangan yang melibatkan khalayak sasaran inti dan diskusi tim kampanye. Perlu dicatat bahwa semua materi, baik berupa poster atau lembar fakta diuji pada khalayak sasaran sebelum produksi. Pada halaman lampiran dari dokumen ini ditunjukkan ketelitian / ketatnya proses yang dilakukan, dengan menggunakan produksi poster sebagai contoh.

Perlu dicatat, tidak semua material kampanye yang memakai logo dan maskot yang bisa kami cetak (produksi) untuk mendukung kampanye ini. Padahal desain untuk produksi material ini sudah selesai dibuat dan diuji lapang. Manajer Kampanyeng sekali, keterbatasan anggaran untuk memproduksi beberapa material seperti pamflet, stiker, jam dinding, dan kalender telah menjadikan halangan terbesar dalam mempromosikan maskot kami. Walaupun perencanaan untuk produksi sudah begitu matang, masalah ini benar-benar tidak bisa kami antisipasi. Walaupun membuat tim kampanye kecewa, tetapi tidak menurunkan semangat kami untuk melanjutkan aktifitas pemasaran kampanye. Akhirnya, kami putuskan memakai beberapa material kampanye lainnya yang telah diproduksi oleh lembaga yang akhirnya kami pakai sebagai material pendukung aktifitas kampanye kami. Walaupun tidak disertai dengan maskot, material-material ini tidak bisa dikatakan sebagai pelengkap, tetapi juga penting bagi kampanye. Sebagai contoh untuk materi yang menekankan tentangnya perlindungan habitat Gajah sumatera kami mengunakan poster yang telah diproduksi oleh lembaga sebelumnya. Poster ini penting bagi kami untuk menjelaskan mengapa penting perlindungan terhadap kawasan hutan bagi masyarakat lokal setempat.

Sementara Gajah Sumatera telah dipilih sebagai maskot dan muncul di materi, kemunculannya pada produk-produk kampanye sangatlah tergantung pada khalayak, tujuan pesan materi dan ketepatannya dalam mendukung “seruan untuk bertindak.” Sebagai contoh, bila berhubungan dengan anak-anak pengunaan maskot “Po Rayeuk” /Gajah Sumatera ada dalam bentuk pin dan tersebar dalam beberapa kertas uji evaluasi yang kami pakai dalam program kunjungan sekolah. Pin-pin sangat disukai dan dipakai secara luas oleh anak-anak dan siswa sekolah dasar maupun sekolah menengah di kawasan ini. Biasanya, anak-anak perempuan menempatkan pin-pin mereka sebagai penghias

(30)

24

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

jilbab (penutup kepala wanita muslim). Walaupun, anak-anak tidak menjadi fokus utama kampanye, namun mereka dianggap penting karena mereka adalah jendela untuk orang tua mereka. Dan anggapan ini terbukti selama kami melakukan kampanye. (Pembahasan tentang hal ini secara khusus akan dibahas dalam bab

kegiatan kampanye, bagian kegiatan kunjungan sekolah.) Ketika kami berhubungan dengan para petani maka penggunaan maskot kami bubuhkan di poster,

spanduk kegiatan dan pamflet kebun demplot sehingga menurut kami lebih mudah dijangkau oleh para petani lokal setempat. Berbeda dengan anak-anak, pendekatan pada para petani harus memakai pendekatan pembelajaran orang dewasa. Oleh karenanya, maskot tidak begitu mendapatkan penekanan kecuali hanya pembubuhan maskot di sudut poster, spanduk dan pamflet sebagai penanda kegiatan.

Para petani adalah orang dewasa yang materi pesannya diarahkan secara langsung kepada tindakan atau pendorong perilaku. Penekanan diberikan pada materi pesan untuk mengerakkan mereka dari satu tahapan perubahan perilaku ke arah perubahan perilaku lainnya. Baik melalui poster ataupun media lainnya yang dipakai dalam kampanye ini, khalayak target petani diarahkan juga pada perluasan komunikasi interpersonal diantara mereka. Diharapkan dengan perluasan komunikasi interpersonal diantara mereka maka akan mudah mengerakkan khalayak tersebut sepanjang kontinum perubahan perilaku dari Pra kontemplasi / kontemplasi ke tindakan dan pemeliharaan perilaku yang diinginkan. Dengan demikian, perubahan aktual dan pengurangan ancaman yang ditargetkan dapat tercapai dan berdampak pada hasil konservasi yang positif.

Dalam menentukan desain maskot, tim kampanye seringkali “mencuri ide” dari Rare Pride Handbook – A Guide for Inspiring Conservation in Your Community (Buku Pegangan Pride Rare - Sebuah Panduan untuk Menginspirasi Konservasi dalam Komunitas Anda) yang sangat berguna dalam menyesuaikan kegiatan dengan material kampanye yang mana yang akan dipakai, mengali desain unik dari model material kampanye lainnya yang pernah dilakukan. Dalam menyusun pesan-pesan kampanye, tim tidak hanya mengacu pada Teori Perubahan, tetapi juga melihat berbagai sasaran SMART yang telah disetujui untuk memastikan bahwa pesan akan benar-benar sesuai dengan Rencana Proyek asli, dan dalam kerangka waktu dan fungsi dari Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk mengurangi dampak pada model perluasan lahan yang dilakukan komunitas setempat. Manajer Kampanye membuat Rencana Kerja Kegiatan Pemasaran untuk menguraikan urutan dari berbagai bagian proyek tersebut, untuk menyelaraskan produksi materi dan pembuatan pesan untuk khalayak yang sesuai dan menganggarkan sumber-sumber daya manusia dan keuangan. Hal ini dapat diringkas dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Kaitan antara khalayak sasaran, tahapan perilaku dan kegiatan pemasaran

Khalayak Sasaran Tahapan Perilaku Kegiatan Pemasaran

1 Petani K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Poster

2 Petani K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Leaflet dan Brosur

3 Petani A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Ramadhan Campaign

4 Petani BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model perubahan perilaku Poster

5 Petani BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model perubahan perilaku Pertemuan Warga

6 Petani BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model perubahan perilaku Pelatihan-pelatihan 7 (Anak-anak) Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Kunjungan Sekolah 8 (Anak-anak) Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Panggung Boneka

(31)

25

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

9 (Anak-anak) Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Pin 10 (Anak-anak) Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Komik

11 Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Poster

12 Masyarakat Umum K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Leaflet dan Brosur

13 Masyarakat Umum A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Majalah / Media kit 14 Masyarakat Umum A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Pertemuan Warga 15 Masyarakat Umum A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Ramadhan Campaign 16 Masyarakat Umum BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model perubahan perilaku Poster

Keterangan:

K = Knowledge = Pengetahuan A = Attitude = Sikap

IC = Interpersonal Communication = Komunikasi Interpersonal BC= Behaviour Change = Perubahan Perilaku

(32)

26

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

D. Kegiatan Kampanye

Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk secara fisik mengurangi pola aktifitas petani lahan berpindah dan perluasan lahan untuk menyelamatkan habitat dari Gajah Sumatera (melalui peningkatan kapasitas masyarakat dengan teknik intensifikasi dan agroforestry di lahan menetap).

Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk: I: Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

II: Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini

Bagian ini meninjau rangkaian kegiatan yang menargetkan petani maupun masyarakat luas yang berada di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Aceh. Tentu saja terdapat sejumlah tumpang tindih materi antar khalayak-khalayak dan “masyarakat secara umum.” Oleh sebab, rata-rata petani adalah masyarakat umum yang bertempat tinggal di dekat kawasan hutan Geumpang, yang menjadi target kampanye Bangga ini. Hal yang lainnya adalah untuk menutupi kekurangan alat material yang dipakai selama masa kampanye.

(33)

27

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Kegiatan-kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas

Petani

Tabel 4. 1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani

Khalayak Sasaran – Petani

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan)

Rantai Hasil Para petani menyadari dan sadar akan arti penting kawasan hutan Geumpang dan Blang Raweu bagi kehidupan.

Sasaran-sasaran SMART # 1) Pada Desember 2009, 70% petani akan peduli tentang ancaman kawasan dan arti penting pelestarian hutan Ulu

Masen dan Blang Raweu (meningkat dari 58%) dan 70% petani akan paham arti penting perlindungan terhadap satwa Gajah dan Harimau Sumatera (meningkat dari 58%)

# 2) Pada Desember 2009, 70% petani memahami bahwa pembukaan lahan garapan baru adalah ancaman serius terhadap kelestarian hutan (meningkat dari 34.5%)

# 3) Pada Desember 2009, 70% petani akan paham penyebab masuknya (gangguan) Gajah di kebun dan pemukiman mereka. (meningkat dari 38.7%).

Kegiatan 1: Poster

Alasan untuk kegiatan: Salah satu hasil survey dasar yang telah kami lakukan pada tahun

2009 adalah dipilihnya poster oleh masyarakat sebagai media yang efektif dalam penyebaran ide/gagasan ke antar sesama masyarakat dan masyarakat yang lain. Karenanya kami memutuskan untuk memakai beberapa media poster sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Materi dan pesan dalam poster ini lebih banyak ditekankan kepada informasi tentang keanekaragaman hayati dalam kawasan Hutan Geumpang dan pentingnya menjaga kawasan hutan agar terhindar dari konflik satwa-manusia.

Deskripsi Kegiatan: Kami membagikan poster kepada para petani setiap sehabis melakukan

kegiatan pertemuan atau pelatihan. Poster ini kemudian ditempel petani tersebut di rumah-rumah mereka. Kadangkala poster telah menjadi penghias rumah-rumah ataupun penutup dinding rumah dari petani yang hidup di daerah ini. Sebagian besar poster lainnya kami berikan ke warung-warung kopi yang berada di perkampungan. Umumnya, petani menyukai jenis poster

(34)

28

Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

yang kami buat oleh karena menurut mereka gambar grafis-nya yang baik dan memainkan unsur jenaka didalamnya. Seperti yang ditunjukkan dari gambar poster tentang hutan dan gangguan satwa liar. Periode pembagian poster untuk informasi pengetahuan ini dilakukan

dari bulan September 2009 sampai dengan November 2009.

Kegiatan 2: Media Kit (factsheet, majalah dll)

Alasan untuk kegiatan: Media kit berisi informasi-informasi yang digunakan untuk meningkat pengetahuan tentang

keanekaragaman hayati yang ditujukan kepada petani lokal setempat. Rata-rata petani lokal adalah mereka yang berada pada tahap pra-perenungan dan perenungan (kontemplasi). Kontemplator sering sekali mencari sumber informasi untuk menambah pengetahuan mereka atau untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang isu-isu yang berkembang. Petani lokal Mane menyadari bahwa penting bagi mereka menyelamatkan dan mempertahankan hutan dengan keanekaragaman hayati yang ada di hutan Geumpang. Tetapi mereka sedikit sekali memiliki informasi bagaimana mereka harus melakukannya. Pada tahap ini, media kit berperan dalam mendukung material lainnya.

Deskripsi Kegiatan: Walaupun kami memiliki keterbatasan dana untuk memproduksi media kit secara khusus untuk

Kampanye ini, kami masih beruntung memiliki beberapa media kit yang telah diproduksi oleh lembaga sebelumnya dan dapat kami bagikan ke khalayak petani. Meskipun tidak mengambarkan secara spesifik kawasan Hutan Geumpang, tetapi banyak materi didalamnya masih dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ancaman dan pentingnya menjaga kawasan Ulu Masen. Kami membagikan media kit ini pada setiap pertemuan dan pelatihan petani kelompok agroforest sejak bulan Desember 2009. Di antaranya adalah:

i.

Factsheet Ulu Masen

Factsheet/ lembar fakta Ulu Masen memberikan informasi tentang nilai kawasan Ulu Masen, tujuan-tujuan dari penyelamatan Ulu Masen, dan fungsi dari kawasan Ulu Masen bagi masyarakat setempat. Dengan lembar fakta ini diharapkan khalayak dapat mengerti mengapa mereka harus mengambil bagian dari usaha penyelamatan kawasan Ulu Masen.

ii.

Majalah Ulu Masen

Majalah Ulu Masen adalah majalah berkala tiga bulanan yang diterbitkan oleh Fauna & Flora International – Aceh untuk memberikan informasi kegiatan dan isu-isu yang berkembang di bidang konservasi dan lingkungan hidup berkelanjutan. Oplah dari majalah ini sebanyak 3000 eksemplar yang

Gambar 4.3 Seorang petani Lelaki sedang

menjelaskan gambar yang terdapat dalam Sisipan Majalah NGI kepada masyarakat.

Gambar 4.2 Ragam media kit yang dipakai

Gambar

Gambar 1. 4 Skema Pengelolaan Hutan Berkelanjutan di Aceh
Gambar 2. 4 Rantai Hasil
Gambar 4.3 Seorang petani Lelaki sedang  menjelaskan gambar yang terdapat dalam Sisipan  Majalah NGI kepada masyarakat
Tabel 4. 2 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani  Khalayak Sasaran – Petani
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Veithzal dan Ella dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan (2009 : 226) metode pelatihan yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan jenis pelatihan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pengembangan karier dan manfaat program pengembangan tersebut yang dilakukan oleh PT. Samudar Indonesia cabang

Bapak dan ibu Dosen Fakultas Farmasi serta seluruh karyawan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya termasuk juga petugas laboratorium dan petugas perpustakaan yang telah

“Kita menikah karena orang tua, kita dijodohkan, awalnya saya tidak mau karena suami saya adalah orang muhammadiyah dan saya tidak paham dengan organisasi

Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu mengganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan juga menunjukkan perbandingan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang dijelaskan di atas, peneliti menemukan 4 bentuk pelanggaran KEJ pada pemberitaan kekerasan seksual pada anak dalam SKH

1. Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode harus tercakup dalam penetapan laba atau rugi untuk periode tersebut, kecuali jika standar akuntansi keuangan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) pelaksanaan pengawasan DPRD terhadap implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2016, dan (2) konsep pengawasan