• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN ERROR PADA BERBAGAI LAYER UNTUK TRANSMISI DATA PADA JARINGAN NIRKABEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGENDALIAN ERROR PADA BERBAGAI LAYER UNTUK TRANSMISI DATA PADA JARINGAN NIRKABEL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN ERROR PADA BERBAGAI

LAYER UNTUK TRANSMISI DATA PADA

JARINGAN NIRKABEL

Oleh:

Filbert Hilman Juwono

0706305280

Ditujukan untuk kuliah Komunikasi Nirkabel

Departemen Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

(2)

ABSTRAK

Tantangan utama dari transmisi data pada jaringan nirkabel adalah berkaitan dengan bit

rate yang rendah dan error rate yang tinggi dibandingkan dengan jaringan kabel. Dengan

demikian perlu dilakukan pengendalian error dalam setiap tingkatan transmisi. Data link

layer, transport layer, dan application layer diberikan suatu teknik pengendalian error

untuk mengatasi masalah itu. Selain itu, algoritma adaptif juga diberikan untuk mengatur

panjang parity data. Hasil implementasi ditunjukkan dalam grafik yang menyatakan

(3)

1.

Pendahuluan: Latar Belakang

Teknologi nirkabel merupakan suatu teknologi yang akan berkembang pesat di masa

depan. Sebagai contoh perangkat selular yang pada awalnya ditujukan untuk

pembicaraan, sekarang telah digunakan untuk melakukan komunikasi multimedia seperti

video streaming. Multimedia meliputi perpaduan antara suara, gambar, tulisan, dan data. Video merupakan salah satu aplikasi multimedia yang populer. Namun, data video

memerlukan bandwidth yang lebih besar dan tanggapan yang lebih rendah dibandingkan

dengan data tulisan, suara, atau gambar. Oleh karena itu, tantangan utama transmisi video

melalui jaringan nirkabel adalah berhubungan dengan bandwidth yang rendah dan error

yang besar. Jaringan nirkabel meliputu berbagai macam tipe seperti jaringan seluler dan

WLAN (wireless local area networks). Jaringan 3G dengan standar 3GPP dan 3GPP2

dapat menyediakan data rate sampai 384 Kbps bahkan 2 Mbps dan IEEE 802.11 (WiFi)

dapat menyediakan data rate hingga 54 Mbps.

Generasi terbaru jaringan seluler memungkinkan untuk menyalurkan data dengan

kecepatan rendah, untuk kanal nirkabel adalah sekitar 9,6 kbps. Namun, kanal nirkabel

merupakan suatu lingkungan yang rentan terhadap error. Oleh karena itu untuk

mendapatkan hasil layanan multimedia yang memuaskan perlu dilakukan perbaikan error

(error resilient) pada berbagai tingkatan pelayanan. Selain itu, sensitifitas persepsi

manusia membuat suatu persyaratan yang ketat (QoS) untuk masalah delay, delay jitter,

dan kualitas gambar [2]. Untuk mengatasi masalah itu, maka dibutuhkan algoritma

pengendalian error dan juga pemodifikasian protokol-protokol pada link layer dan

transport layer. Selain itu juga digunakan codec yang mendukung error resilient seperti

MPEG-4.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai transmisi video yang mengirim

data-data video secara real-time melalui jaringan nirkabel dan setelah itu akan ditunjukkan

hasil kinerjanya.

2.

Jaringan Nirkabel Sebagai Lingkungan yang Rentan

Error

Perbedaan antara jaringan wireless dan jaringan wire berada di bagian bawah dari

transport layer. Jaringan wireless melibatkan berbagai jenis jaringan akses radio seperti

(4)

Jaringan atau link nirkabel dapat dianggap sebagai error generator [1]. Hal tersebut

dapat disebabkan karena berbagai hal yang bersifat alamiah seperti [4]:

1. Penurunan kuat sinyal yang disebabkan oleh dispersi begitu sinyal menempuh jarak

yang jauh dan atenuasi begitu sinyal melewati benda-benda atau penghalang.

2. Interferensi akibat sumber-sumber lain dengan pita frekuensi yang sama seperti 2,4

GHz wireless phone berinteferensi dengan IEEE 802.11b.

3. Adanya propagasi multipath. Sinyal akan melakukan pantulan berkali-kali sehingga

sinyal akan melintasi jalur yang berbeda yang menyebabkan adanya fading baik fast

fading maupun slow fading. Selain itu juga akan menyebabkan adanya delay spread.

3.

Metode Perbaikan Error (Error Control) [4]

Karena jaringan nirkabel merupakan error generator, maka perlu adanya cara-cara untuk

mengurangi efek dari error tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menambah daya

transmisi. Namun hal tersebut membutuhkan banyak energi (lebih boros) dan juga akan

memperbesar interferensi dengan sumber lainnya.

Cara yang lain adalah dengan melakukan deteksi dan perbaikan error dengan

teknik-teknik pengendalian error. Teknik pengendalian error yang sering digunakan

adalah FEC (Forward Error Correction) dan ARQ (Automatic Repeat reQuest). Prinsip

dasar FEC adalah dengan menambahkan redundancy yang digunakan untuk mendeteksi

dan mengkoreksi error sedangkan prinsip ARQ adalah hanya mendeteksi error dan

kemudian melakukan permintaan supaya paket yang error dikirim kembali. Dalam

makalah ini teknik yang digunakan adalah ARQ dan Reed-Solomon (RS) yang

(5)

memberikan koreksi error yang optimal dengan parity bit yang konstan dan sangat baik

untuk mengatasi burst error.

Automatic Repeat reQuest (ARQ)

Dalam skema ini, pesan dibagi-bagi dalam blok-blok (paket) dalam ukuran yang sesuai.

Kemudian akan ditambahkan sejumlah parity bit sebelum dikirimkan. Pada sisi penerima

parity bit tersebut digunakan untuk mendeteksi error. Jika error terjadi maka akan

dilakukan permintaan untuk pengiriman kembali paket yang error tersebut.

ARQ bekerja dengan cara sebagai berikut. Transmitter memberikan nomor pada

paket-paket yang akan dikirim secara berurutan dan menentukan waktu setiap kali paket

dikirim. Selanjutnya receiver akan memberi tahu (acknowledge) setiap paket yang

berhasil diterima dengan baik dengan cara mengirimkan paket yang disebut ACK beserta

nomor paket yang berhasil diterima. Jika paket tersebut tidak diterima maka ACK tidak

akan dikirimkan. Jika transmitter tidak menerima ACK dalam waktu yang ditentukan

(disebut timeout) maka paket tersebut dianggap rusak atau hilang, sehingga dilakukan

pengiriman kembali.

Dalam beberapa kasus, digunakan NACK (negative acknowledgement) sebagai

pengganti ACK. Berlawanan dengan ACK, NACK dikirimkan jika error terjadi. Tetapi,

jika paket yang dikirimkan itu hilang maka NACK tidak dapat dikirimkan.

4.

Tingkatan protokol

Suatu tingkatan protokol untuk transmisi video melalui nirkabel diajukan oleh Ding et. al

[1] seperti ditunjukkan pada Gambar 1. MAC (Medium Access Control) dan RLP (Radio

Link Protocol) membangun data link layer pada jaringan nirkabel. IP membangun

network layer sedangkan transport layer mempunyai protokol TCP atau UDP. Namun,

untuk memperbaiki kinerja UDP dimodifikasi menjadi UDP Lite yang akan dijelaskan

(6)

Application Layer: MPEG-4

MPEG-4 (ISO 14496) menawarkan fitur-fitur baru yang tidak dimiliki oleh pendahulunya

yaitu MPEG-1 dan MPEG-2. Fitur-fitur itu antara lain meliputi efisiensi kompresi,

koreksi error, dan interaktif content. MPEG-4 bekerja pada berbagai kecepatan, mulai

dari 64 kbps yang biasanya digunakan untuk transmisi nirkabel sampai dengan 4 Mbps

yang digunakan untuk penyiaran (broadcasting). Oleh karena itu, MPEG-4 digunakan

dalam berbagai aplikasi seperti streaming multimedia melalui internet atau LAN,

penyiaran multimedia data, dan video conference.

Perbaikan error (error resilient tools) pada MPEG-4 dilakukan dengan empat cara

yaitu:

 Resynchronization

Encoder menyisipkan tanda unik pada aliran bit (bitstream). Jika error terjadi,

decoder dapat melewatkan bit-bit selanjutnya sampai tanda berikutnya dan memulai

kembali decoding dari titik itu.

 Data partitioning

Data dibagi menjadi dua. Pertama, data yang berisi informasi mode coding untuk

setiap macroblock. Yang kedua, data koefisien DC (intra macroblock) dan motion

vector (inter macroblock). Yang paling penting adalah bagian yang pertama. Jika

(7)

bagian yang pertama dapat diperbaiki, biasanya decoder dapat pula memperbaiki

paket tersebut meskipun bagian yang kedua terdapat error akibat transmisi.

 Header extention code

Header ditambahkan informasi redundant sehingga error pada header dapat dikurangi.

 Reversible VLCs

Pertama kali, decoder mengdekodekan paket dalam arah maju, jika terjadi error, maka

paket didekodekan dalam arah sebaliknya dimulai dari synchronization marker

didepannya.

Transport Layer: TCP dan UDP atau UDP Lite

Protokol pada transport layer biasanya adalah TCP atau UDP. TCP adalah suatu protocol

yang andal (reliable). Jika terjadi error maka TCP akan meminta pengiriman ulang paket.

Untuk transmisi video biasanya digunakan UDP atau UDP Lite. UDP merupakan

protokol yang kurang andal. Paket yang error akan langsung dibuang tanpa meminta

pengiriman ulang. UDP Lite merupakan suatu versi yang lebih “ringan” dari UDP. Pada UDP Lite diperkenalkan bagian sensitif dan bagian tidak sensitif. Jika error terjadi pada

bagian sensitif (biasanya termasuk header) maka paket tersebut akan langsung dibuang,

namun bila error terjadi pada bagian tidak sensitif maka paket akan diteruskan ke

application layer.

Data Link Layer: RLP dan MAC

Data link layer menggunakan RLP sebagai protokolnya sedangkan MAC layer adalah

sublayer dari data link layer. RLP digunakan untuk memperbaiki error pada layer yang

lebih rendah. RLP membagi-bagi paket menjadi radio unit yang panjangnya adalah 300

sampai 600 bit. Satu radio unit terdiri dari CRC (Cyclic Redundancy Check) header

untuk mendeteksi error pada radio unit tersebut. RLP yang menggunakan mekanisme

ARQ untuk memperbaiki error disebut mode non-transparent. RLP juga dapat bekerja

dalam mode transparent dimana tidak ada mekanisme pengendalian error.

MAC layer menyediakan akses dengan penjadwalan (contention-based) dan tanpa

penjadwalan (contention-free) kepada pengguna. Protokol MAC menggunakan

(8)

Division Multiple Access), CDMA (Code Division Multiple Access), ALOHA, dan

CSMA (Carrier Sense Multiple Access).

Throughput dari MAC layer dipengaruhi oleh beberapa faktor [8]:

 Throughput dari PHY Layer

 Protocol timing overhead seperti jarak interframe dan waktu acknowledgement

 Waktu dimana medium sibuk dengan pengiriman orang lain

 Waktu yang tidak terpakai di jaringan

PHY Layer

Pada PHY layer dilakukan modulasi dan skema koding. Skema modulasi yang

memberikan bit per symbol yang lebih besar meningkatkan data rate. Namun data rate

yang besar dapat pula dicapai dengan menambahkan antena transmisi (multiple antenna).

Multiple antenna dapat meningkatkan jangkauan dan keandalan data yang dikirimkan

pada satu kanal tanpa meningkatkan data rate.

5.

Algoritma Pengendalian

Error

Berdasarkan Gambar 1, maka Ding et. Al [1] mengajukan algoritma pengendalian error

baik pada pengirim (sender) maupun pada penerima (receiver) sebagai berikut.

Algoritma pada pengirim

1. Pada application layer, codec melakukan koding video untuk mendapatkan bitstream

dengan ukuran yang lebih kecil. Untuk pengendalian error maka video data tersebut

dibagi-bagi dalam paket-paket yang masing-masing berukuran N = 255 byte termasuk

parity data sebesar R byte. Sehingga ukuran asli data video adalah NR byte. 2. Tambahkan UDP Lite header dimana checksum hanya meliputi header-nya.

3. Tambahkan IP header dengan IP checksum.

4. Pada RLP, paket-paket tersebut dibagi-bagi lagi menjadi sejumlah radio unit dengan

panjang yang sama dan kemudian tambahkan CRC untuk deteksi error. Atur waktu

untuk pengiriman radio unit dan kirimkan kembali unit tersebut jika timeout terjadi

(NACK diterima dari penerima). Jika pengirim masih mendapatkan NACK setelah

max

(9)

5. Kirimkan radio unit melalui MAC dan jaringan nirkabel sampai ke penerima.

Algoritma pada penerima

1. Pada RLP, deteksi error pada radio unit yang diterima, kemudian susun radio

unit-radio unit tersebut, dan kirim ke IP layer. Jika error terdeteksi pada header, maka

kirimkan NACK ke pengirim dan tentukan waktu untuk pengiriman kembali NACK.

2. Pada IP layer, lakukan checksum IP header. Jika checksum error maka buang paket

tersebut. Jika tidak, kirimkan ke transport layer.

3. Pada transport layer, maka UDP Lite melakukan checksum pada header. Jika error

maka paket dibuang. Jika tidak, kirim ke application layer.

4. Pada application layer, lakukan algoritma pengendalian error, susun paket-paket

tersebut untuk mendapatkan video yang utuh, dan lakukan buffer sampai waktu yang

cukup untuk dimainkan. Jika error pada penerima tidak lebih besar dari kapasitas

kemampuan memperbaiki error algoritma yang digunakan, sebagai contoh: untuk RS

tidak melebihi R/2, maka error dapat diperbaiki. Jika error yang terjadi terlalu banyak,

maka berikan tanda pada RLP layer untuk mengirimkan NACK sesegera mungkin

karena masih ada kemungkinan untuk menerima data yang baik sebelum dimainkan.

Jika masih ada data yang error maka pengendalian error pada decoder (error resilient

tools) dapat digunakan, namun akan berpengaruh pada kualitas video.

6.

Analisa Algoritma

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada algoritma pengendalian error di atas adalah

sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan teknik RS, yaitu dengan menambahkan parity bit dengan

panjang R byte, maka sejumlah tertentu error dapat diperbaiki. Dengan demikian,

semakin panjang R, maka semakin banyak pula error yang dapat diperbaiki. Namun

dengan menambah R maka traffic akan bertambah pula sehingga dapat memperbesar

kemungkinan paket yang hilang akibat congestion.

2. Cara yang lebih baik untuk menerapkan R adalah dengan algoritma adaptif sebagai

(10)

mengirimkan NACK maka sebaiknya pengirim menambah R untuk meningkatkan

kapasitas perbaikan error yaitu:

0 2

k

R R (1)

dengan R0 adalah nilai awal R dan k ditambahkan 1 untuk NACK berikutnya.

Untuk kasus dimana tidak ada NACK yang dikirimkan, maka nilai R dikurangi

supaya mengurangi traffic jaringan, yaitu:

0 step

R R R (2)

dengan Rstep adalah nilai penurunan.

3. Dari algoritma di atas dapat dituliskan suatu prinsip yaitu semakin tinggi tingkatan

layer-nya maka akan semakin pintar. Sebagai contoh:

 Pengendalian error pada application layer bertanggung jawab atas perbaikan error,

mengatur R dan melakukan permintaan untuk mengirim NACK.

 RLP layer hanya melakukan deteksi error dan semi-ARQ.

 Pada RLP dan UDP, data diteruskan ke layer atasnya meskipun ada error yang

terjadi pada payloadnya.

Prof. Deshpande Vivek [8] mengajukan perlunya transmisi ulang pada MAC layer.

7.

Analisa Kinerja

Analisa kinerja dilakukan pada RLP layer, transport layer, dan application layer [1]. Kita

anggap bahwa bit error probability kanal nirkabel adalah pb.

1. RLP layer

Probabilitas error radio unit pada RLP layer diberikan oleh:

1 1

1 1 M H

R b

p p (3)

dengan M1 danH1adalah panjang data body dan header berturut-turut.

Efisiensi transmisi untuk radio unit yang didefinisikan sebagai perbandingan dari

banyaknya mengirimkan satu radio unit tanpa loss dan dengan loss-dan-pengiriman

(11)

max max

Untuk UDP probabilitas error diberikan oleh:

2 2

data yang error akan diteruskan ke application layer dengan packet error rate

2

Ketika pengendalian error ditambahkan, maka sistem dapat memperbaiki error

sebanyak R byte dari paket sebesar M2 byte. Maka probabilitas error menjadi

2

Persamaan (9) mengindikasikan bahwa jika ada pengndalian error maka probabilitas

error dapat dikurangi.

(12)

2

255 byte, dan H2 = 28 byte. Gambar 2 menunjukkan video data loss yang terjadi tanpa

pengendalian error. Rata-rata loss nya adalah sekitar 6,5 byte/frame.

Jika dilakukan pengendalian error dengan menambahkan parity data sebesar R = 16

byte, maka data loss nya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Rata-rata loss nya

menjadi sangat kecil yaitu sekitar 0,068 byte/frame.

(13)

Seperti yang telah diungkapkan di atas, kerugian menambahkan parity data adalah

akan semakin menambah traffic pada jaringan. Dengan demikian, maka diterapkan

algoritma adaptif dengan R0 = 16 byte, Rstep = 2 byte, Rmin = 0 byte, dan Rmax = 32 byte.

Hasilnya ditunjukkan oleh Gambar 4 dengan rata-rata loss sebesar 1,63 byte/frame.

Selain itu, Singh et. al [2] menunjukkan juga perbandingan packet loss antara UDP

dengan RLP non-transparent, UDP dengan RLP transparent, dan UDP Lite dengan RLP

transparent seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Dari Gambar 5, paket loss untuk UDP, non-transparent adalah 0% karena RLP

menggunakan ARQ untuk mengirim ulang data yang error. Loss yang tinggi dicapai

untuk kondisi UDP, transparent karena baik link layer maupun transport layer tidak

Gambar 4. Video data loss dengan algoritma adaptif

(14)

menyediakan pengendalian error. Untuk UDP Lite, transparent error nya lebih kecil

disbanding dengan UDP karena UDP Lite mengabaikan error pada payload.

9.

Kesimpulan

Dengan adanya teknik-teknik perbaikan error dan juga algoritma perbaikan error yang

sesuai maka diharapkan error yang terjadi akibat sifat alamiah jaringan nirkabel dapat

dikurangi. Selain itu dengan diterapkannya algoritma adaptif maka akan mengurangi

(15)

REFERENSI

[1] Ding, Gang, Halima Ghafoor, dan Bharat Bhargava. Error Resilient Video

Transmission over Wireless Networks. The 6th IEEE International Conference,

2003.

[2] Singh, Amoolya, Almudena Konrad, dan Anthony D. Joseph. Performance

Evaluation of UDP Lite for Cellular Video. UC Berkeley, 2001.

[3] Kurose, James F dan Keith W. Ross. Computer Networking: A Top Down Approach

Featuring The Internet, 3rd edition. Addison-Wesley, 2004.

[4] Liu, Hang, et al. Error Control Schemes for Networks: An Overview. Mobile

Networks and Applications, 1997.

[5] Ding, Gang, X. Wu, dan Bharat Bhargava. Cross Layer Control of Real Time Data

Transmission over Wireless Networks. CRC Press, 2005.

[6] Ebrahimi, Touradj and Caspar Horne. MPEG-4 Natural Video Coding – An Overview.

Freemont, 2002.

[7] Stojmenović, Ivan. Handbook of Wireless Networks and Mobile Computing. John Wiley & Sons, 2002.

(16)

Gambar

Gambar 1. Tingkatan protokol
Gambar 2. Video data loss tanpa pengendalian error
Gambar 4. Video data loss dengan algoritma adaptif

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan pengujian dengan menggunakan metode dasar sampling, akan lebih objektif dan akurat jika auditor menggunakan metode statistical sampling karena dengan

Formulir Pernyataan Menjual Saham tersebut bisa didapatkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) yaitu PT Datindo Entrycom selama Periode Pernyataan Kehendak Untuk Menjual (22 Januari

Umat muslim pada masa Umayyah telah menoreh catatan sejarah yang mengagumkan dalam bidang intelektual, banyak perestasi yang mereka peroleh khususnya perkembangan pendidikan

Sehingga semakin banyak “angka” yang diperoleh seseorang, maka ia akan semakin populer; (2) “Angka” tidak hanya mampu menunjukan eksistensi para peserta didik, namun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai analisis pengaruh citra merek, periklanan dan persepsi terhadap keputusan nasabah memilih bank syariah (studi

Pola yang berbeda ditunjukkan pada pengujian elektroosmosis tanpa preloading posisi katoda (Gambar 8), pada posisi ini semakin besar variasi beda potensial yang

Hak Kekayaan Intelektual/Intelectual Property Rights berasal dari karya intelektual manusia, yaitu hak yang berasal dari hasil kreatif yakni kemampuan daya pikir manusia

 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) September 2016 (6,28) mengalami penurunan dari kondisi Maret 2016 (7,21) yang mengindikasikan ada perbaikan kondisi ekonomi/ pendapatan