• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CATCH PER UNIT EFFORT (CPUE) IKAN TUNA (Thunnus sp), IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis), IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) (TCT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS CATCH PER UNIT EFFORT (CPUE) IKAN TUNA (Thunnus sp), IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis), IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) (TCT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

CATCH

PER UNIT

EFFORT

(CPUE) IKAN TUNA

(Thunnus

sp),

IKAN CAKALANG

(Katsuwonus pelamis),

IKAN TONGKOL

(Euthynnus sp)

(TCT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA

KWANDANG - GORONTALO

ARTIKEL

RUSTAM ABDULLAH

NPM. 1210018212002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

ANALISISCATCH PER UNITEFFORT (CPUE) IKAN TUNA (Thunnus sp),IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis), IKAN TONGKOL (Euthynnus sp) (TCT) DI

PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO

Rustam Abdullah1, Eni Kamal2, Usman Bulanin 2 1)

Mahasiswa Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta

2)Dosen Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Pesisir dan Kelautan, Program Pascasarjana,

Universitas Bung Hatta

Email: rustam.ubh17@Gmail.com

ABSTRAK

(3)

ANALYSIS OF CATCH PER UNIT EFFORT (CPUE) TUNA (Thunnus, sp), SKIPJACK (Katsuwonus pelamis),

MACKAREL TUNA

(Euthynnus, sp) (TCT) IN FISHERIES PORT

NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO

Rustam Abdullah1, Eni Kamal2, Usman Bulanin 2 1)

Student of Coastal Management and Marine Aquatic Resources, Postgraduate of Bung Hatta University

2)Lecture of Coastal Management and Marine Aquatic Resources, Postgraduate of Bung Hatta University

Email: rustam.ubh17@Gmail.com

ABSTRACT

Sulawesi Sea one of the National Action Plan for Fisheries Management Tuna, Cakalang and Cob endorsed by the Minister of Marine and Fisheries in November 2014 (KKP 2014). PPN Kwandang is one of the fishing ports that operated at sea Sulawesi under Management Area Fishery (WPP-NRI) 716.There are six fishing gear used in PPN Kwandang namely: Purse Seine, Chart Boats, Hand Line, gill nets, Sero and Seine Nets and there are four fishing gears for TCT namely :Purseine, Chart Boats, Hand Line and gill nets. Visit-ships that landed fish in PPN Kwandang continues to rise each year.There are many kinds of fish in PPN Kwandang such as Skipjack, fishing voyage, fish Lamadang, Kirai Tuna fish, fish mackarel tuna Komo Yellow Fin Tuna fish and trevally fish, fish seads.The research is expected to be known about the potential, sustainable fisheries catch tuna, skipjack and tuna (TCT) and knowing the effort of fisheries utilization TCT in PPN Kwandang using approach cacth Per Unit Effort (CPUE).Based on observations and field data, Production TCT North Gorontalo landed in PPN Kwandang in the period 2005 - 2014, the volume of tuna experiencing decline that is 408 tons in 2005, the production volume in 2010 some 407 tons, but in 2011 to 2014 drop to 229 tons in 2014, a decline caused by ships that catch tuna are landed at the Fishery Port Ocean Bitung, tuna has increased as high as 2,725 tons in 2005 to 10 386 tons in 2014, while the volume of tuna increased significantly ie: 2,271 tons in 2005 to 7359 tons in 2014, an increase production tuna and mackarel tuna are not followed by tuna, tuna happens a downward trend in the volume of production is 446 tons in 2005 to 279 tons in 2014, the increase had occurred in the year 2010’s 462 tons.

(4)

I. P ENDAHULUAN

Indonesia sesungguhnya memiliki potensi sumberdaya kelautan yang besar, baik dari segi kuantitas maupun dari keragamannya. Dari berbagai penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang hasil lestari maksimum (Maximum Sustainable Yield -MSY) sumberdaya perikanan laut Indonesia

diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun (Dahuri, 2002).

Soemokaryo (2001) menyatakan bahwa pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia sangat memungkinkan. Hal ini didasarkan pada : (1) potensi sumberdaya perikanan tersedia cukup besar dan belum sepenuhnya dimanfaatkan; (2) sebagai bahan baku protein hewani dan bahan baku industri domestik belum separuhnya dimanfaatkan; (3) beberapa komoditas perikanan mempunyai daya keunggulan komperatif di pasar internasional; dan (4) mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan dan meratakan pendapatan masyarakat.

Ikan-ikan yang didaratkan sebahagian besar adalah ikan pelagis, seperti Ikan Cakalang, Ikan Layaran, Ikan Lamadang, Ikan

pengepul (Pedagang Pengumpul) ikan, (3) Ikan dipasarkan sebagian besar di Gorontalo utara, (4) teknologi dalam pengelolaan dan pengembangan industri perikanan dan kelautan masih belum ada untuk menaikkan nilai jual.

II. TINGKAT PUSTAKA

Pembangunan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup baik, hal ini dapat dilihat semakin luas dan terarahnya usaha peningkatan produksi perikanan yang pada gilirannya peningkatan pula komsumsi ikan, eksport hasil perikanan, pendapatan nelayan, memperluas lapangan kerja memberikan dukungan pembangunan bidang industri dan menunjang pembangunan daerah serta pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup

(5)

Ikan pelagis, ikan yang hidupnya bergerombol atau berkelompok yang hidup dipermukaan air hingga kolom atau tengah air kira-kira 0 hingga 200m, ikan ini selalu hidup bergerombolan untuk mencari makan maupun untuk bermigrasi bahkan ritual perkawinan (berpijah). Adapun pembagian dari jenis ukurannya ikan pelagis berbagi menjadi dua jenis yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

Beberapa ikan yang termasuk dalam kategori ikan pelagis besar adalah ikan Tuna, Cakalang, Tongkol (TCT) dan lain-lain, Sedang jenis pelagis kecil adalah ikan selar, ikan kembung ikan teri dan lain-lain

III. MTODE PENELITIAN

penelitian dilaksanakan di PPN Kwandang, Desa Katialada Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Data yang dikumpulkan antara lain data primer dan data sekunder. Data primer meliputi;

1. Jenis dan jumlah TCT yang tertangkap dan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang

2. Jumlah unit kapal beroperasi yang mendaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang

3. Jenis Alat tangkap yang menanagkap TCT yang mendaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang.

Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dari data Times Series yang ada, dapat dihitung dengan model Schaefer

Tabel 1. Model linier Schaefer. Analisis Model Schaefer MSY

MSY =

EMSY

EMSY= Sumber: (Sparre & Venema, 1999)

Dimana :

a : Intersep Model Schaefer b : Slope Medel Schaefer

MSY : Upaya Tangkapan Maksimum Lestari/ Maksimum Sustainable Yield

EMSY : Upaya Tangkapan Lestari

IV. HASIL PEMBAHASAN

Produksi perikanan tangkap TCT Gorontalo Utara yang didaratkan di PPN Kwandang pada periode 2005 - 2014 produksi perikanan meningkat rata-rata sebesa 12.89% pertahun yatu tahun 2005 sebanyak 5.442 Ton kemudian meningkat tajam pada tahun 2012 menjadi 19.583 Ton dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 18.024 Ton.

(6)

pada tahun 2005 menjadi 279 Ton pada tahun 2014, kenaikan sempat terjadi pada tahun 2010 yakni 462 Ton.

Tabel 2. MSY, TAC, Tingkat Pemanfaatan, Tingkat Pengusahaan dan Effort Optimum Tuna, Cakalang dan Tongkol di PPN Kwandang Tahun 2005-2014.

Ikan Tuna Ikan Cakalang Ikan Tongkol

Intersep a 0,15387047 0,22154932 0,51579925

Slope b

-0,0000124 -0,00000110 0,00001256

Effort

Optimum 6.204,93 100.488,87 20.526,50

MSY

477,38 Ton 11.131,62 Ton 5.293,78 Ton TAC

381,90 Ton 8.905,30 Ton 4.235,02 Ton Tingkat

372.8 Ton 7.296,70 Ton 3.493 Ton

Sumber : Data Diolah PPN Kwandang, 2015.

Dengan berflutuasinya nilai CPUE perlu diketahui hubungan antara CPUE dengan effort. Dari hasil perhitungan regresi, korelasi antara CPUE dengan effort menunjukkan hubungan yang negtif. Yakni semakin tinggi effort semakin rendah CPUE. Cahyani, 2013.

hubungan linier terhadap laju hasil tangkapan atau upaya sebanding dengan mortalitas penangkapan. Dalam penelitian Tuna, Cakalang dan Tongkol di WPP-NRI 716 yang didaratkan di PPN Kwandang menunjukkan Hubungan CPUE dengan upaya adalah Linier tertapi bersifat negative, artinya dalam setiap penambahan upaya upaya akan menurunkan nilai CPUE untuk Lebih jelas dapat dilihat dalam Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Dibawah ini

Gambar 1. Hubungan CPUE Dengan Upaya Penangkapan Ikan Tuna (Thunnus, sp) di PPN Kwandang Tahun 2005 -2014.

(7)

Gambar 3. Hubungan CPUE dengan Upaya Penangkapan Ikan Tongkol di PPN Kwandang Tahun 2005-2014.

Dari gambar diatas jelas terlihat bahwa semakin ditambahya effort dan CPUE semakin kecil.

Persamaan Scahaefer diperoleh nilai a dan b yang dapat digunakan untuk mengetahui upaya penangkapan optimum Yaitu F (Optimum) ikan tuna = 6.204,93 trip/tahun, F Optimum ikan Cakalang = 100.488,87 trip/tahun dan F Optimum ikan tongkol = 20.526,50 trip pertahun. Setelah dimasukkan nilai upaya optimum (F Opimum) tersebut kedalam persamaan penangkapan lestari, sehingga diperoleh tingkat produksi lestari (MSY) ikan tuna sebesar 477,38 ton/tahun, MSY ikan cakalang sebesar 11.131,62 ton/tahun dan MSY ikan Tongkol sebesar 5.293,78. Jumlah MSY ikan tuna, cakalang dan tongkol diatas merupakan nilai maksimum untuk dimanfaatkan untuk sumberdaya ikan tuna, cakalang dan tongkol, sedangkan nilai upaya penangkapan optimum artinya batas maksimal upaya penangkapan yang dilakukan pada sumberdaya ikan cakalang. Hubungan antara produksi lestari dengan effort dan produksi actual dengan effort pada ikan cakalang di PPN Kwandang disajikan pada gambar 4, gambar 5 dan gambar 6.

Gambar 4. Maximum Sustainable Yield Ikan Tuna (Thunnus, sp) di PPN Kwandang.Tahun 2005 – 2014.

Gambar 5. Maximum Sustainable Yield Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di PPN Kwandang.Tahun 2005 – 2014.

Gambar 6. Maximum Sustainable Yield Ikan

.Tongkol (Uthynnus, sp) di PPN Kwandang.Tahun.2005 – 2014.

(8)

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Potensi Perikanan Tuna di WPP 716 yang didaratkan di PPN Kwandang selama sepuluh tahun (2005-2010) 3.226 ton atau rata-rata 323 ton Pertahun, tingkat pemanfaatan 78,09%

dimana produksi terbesar pada tahun

2010 sebesar 462 ton dari total MSY 477.38 ton/tahun. tingkat pengusahaan baru mencapai 55.06%, Potensi perikanan Cakalang dari (2005-2010) 72.967 Ton atau rata-rata 7296.7 ton/tahun, tingkat pemanfataan 65,55% dimana produksi terbesar tahun 2012 sebesar 125.941,62 ton dari total MSY 11.131.62 ton/tahun. tingkat pengusahaan baru mencapai 55,12%. Potensi perikanan Tongkol dari (2005-2010) 34.930 ton atau rata-rata 3.493 Ton/tahun, Tingkat Pemanfataan 65.98% dimana produksi terbesar tahun 2014 sebesar 7.359 ton dari total MSY 5.294 ton/tahun, tingkat pengusahaan mencapai 152.86%.

2. Dengan peningkatan upaya

penangkapan tidak akan

meningkatkan produksi ikan tuna, cakalang dan tongkol melainkan akan menurunkan nilai CPUE.

berkelanjutan, peningkatan jumlah upaya penangkapan sangat tidak dianjurkan

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. 2002. Membangun Kembali Perekonomian Indonesia Melalui Sektor

Kelautan dan Perikanan. LISPI, Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan 2014,

Rencana aksi Nasional, Rencana Pengelolaan Perikanan Tuna Cakalang dan Tongkol, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2014 Jakarta .

Sibagaring. O, Fauziah dan Agusriani. F, 2011.

Analisis potensi lestari sumberdaya perikanan

tuna long line di Kabupaten Cilacap, Jawa

Tengah, Universitas Sriwijaya, Indralaya

IndonesiaJurnal maspari 03 (2011) 24-29.

Rochmah, C. 2013. Potensi Lestari Sumberdaya Ikan

Demersal Analisis Hasil Tangkapan Cantrang

Yang Didaratkan di TPI Wedung Demak,

Universitas Diponegoro Semarang Indonesia,

Prosiding seminar nasional pengelolaan

sumberdaya alam dan linkungan ISBN

978-602-17001-1-2.

(9)

penelitian dan pengembangan pertanian kerjasama dengan FAO.

Gambar 1. Daerah Penangkapan Tuna .Cakalang dan Tongkol yang

.Mendaratkan di PPN

Gambar

Tabel 2. MSY, TAC, Tingkat Pemanfaatan,Tingkat Pengusahaan dan EffortOptimum Tuna, Cakalang danTongkol di PPN Kwandang Tahun2005-2014.
Gambar 3. Hubungan CPUE dengan UpayaPenangkapan Ikan Tongkol di PPNKwandang Tahun 2005-2014.
Gambar 1. Daerah Penangkapan Tuna

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari jumlah produksi sumberdaya ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) dengan menggunakan alat tangkap purse seine yang diperoleh di Pelabuhan Perikanan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan

Alat tangkap jaring liongbun dan pancing senggol bersifat selektif menangkap ikan pari, sedangkan jaring dogol tergolong sebagai alat tangkap yang tidak selektif terhadap ikan

Tuna (Thunnus sp) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan sumberdaya ikan pelagis besar yang banyak dieksploitasi oleh nelayan di wilayah perairan Teluk Bone

Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan tuna (Thunnus), di sumatera barat merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang memiliki nilai ekonomis

Konstruksi alat tangkap purse seine di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga memiliki komponen yang sama dengan komponen purse seine pada umumnya yaitu

Alat tangkap utama yang digunakan oleh nelayan Prigi untuk menangkap ikan tuna- cakalang adalah, jaring insang hanyut (drift gill net), pancing ulur (hand line), dan tonda

Jenis ikan pelagis besar yang merupakan target penangkapan dari alat tangkap funai nelayan Kwandang adalah jenis cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna madidihang