BUDAYA MELANGGAR RAMBU
LALU LINTAS
Oleh : Robertus Herodian Sitanggang
Sewaktu kecil saya pernah pergi ke kota Medan dengan ayah saya menggunakan sepeda motor, sewaktu di persimpangan kami berhenti karena sedang lampu merah .Lantas saya bertanya kepada ayah “kenapa harus ada lampu merah, kan kita jadi tidak bisa cepat sampai ke tujuan kita karena berhenti di jalan ini?” Beliau menjawab agar kita selamat sampai tujuan .Jawaban ayah itu masih menempel di otak saya sampai saat ini makanya jika saya sedang mengendarai sepeda motor dan lampu lalu lintas sedang warna merah maka kendaraan yang saya kedarai akan saya hentikan .Dan bukan hanya sekali dua kali saja saya melihat para pengguna jalan melanggar rambu-rambu lalu lintas, apa mereka berpikir rambu lalu lintas hanyalah sebuah pajangan saja? Apa mereka saja yang punya urusan hingga sehingga melanggar rambu-rambu lalu lintas adalah jalan alternatif?
juga menghindari perselisihan denga sesama pengguna jalan, dan terhindar dari kecelakaan dan juga kita berperan aktif untuk mencegah terjadinya kemacetan di jalan.
Mirisnya perilaku pengguna jalan di Indonesia ini yang selalu melanggar rambu lalu lintas baik itu menerobos lampu merah, parkir di tempat yang sudah ada rambu-rambu di larang parkir, dan lain sebagainya .Pelanggaran rambu- rambu lalu lintas bukan hanya mereka yang berstatus rakyat biasa bahkan mereka yang bekerja di lembaga pemerintahan pun
melakukan perilaku yang sama ketika di jalan raya .
Tindakan ini sangat merugikan bagi pengguna jalan yang lain dan dapat menimbulkan perselisihan antar pengguna jalan dan yang paling parah nya terjadinya kecelakaan .Kecelakaan dikarenakan tidak mematuhi rambu lalu lintas mengakibatkan luka ringan bahkan sampai mengakibatkan kematian .Jika terjadi kecelakaan tidak hanya berimbas kepada mereka yang melanggar rambu-rambu lalu lintas melainkan mereka yang sedang berada ditempat kejadian .Kemacetan juga merupakan suatu wujud nyata dari akibat melanggar rambu-rambu lalu lintas .Dan tidak sedikit para pengendara sepeda motor yang sedang berada di kemacetan memilih merenggut hak dari pejalan kaki dengan menggunakan trotoar sebagai alternatif keluar dari kemcetan.
Alasan para pengguna jalan yang melakukan pelanggaran lalu lintas adalah ingin cepat sampai ke tujuannya dan juga mereka yang mempunyai jabatan di pemerintahan ketika dijalanan merasa kebal akan hukum dijalan apabila melakukan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas .Padahal dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan sudah di jelaskan fungsi dari marka jalan dan juga sanksi akan setiap pelanggaran rambu-rambu lalu lintas .Mereka yang memiliki jabatan yang tinggi di
pemerintahan sering sekali menghambat berjalannya Undang-Undang ini dimana mereka yang dengan sesuka hatinya melanggar rambu-rambu lalu lintas dan dengan secara instan terbebas dari sanksi yang tertera di dalamnya .Ini jugalah salah satu pemicu rakyat
melakukan tindakan yang sama, dimana mereka merasa harus mendapat perlakuan yang sama dan juga para rakyat menjadikan para pemimpin sebagai teladannya.
Merasa malu lah dengan mereka pengguna jalan di negara asing .Di negara lain lampu kuning adalah injak rem sedangkan di Indonesia lampu kuning adalah injak gas .Sungguh menyedihkan sikap pengguna jalan Indonesia ini, nampak tidak adanya kedisiplinan dalam dirinya .Dan para kamu yang memiliki jabatan di pemerintahan, berikan lah contoh yang baik bagi rakyat ketika sedang menggunakan jalan .