• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II DAN Teori Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab II DAN Teori Dasar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Bab II Teori Dasar

Salah satu hal utama dalam penelitian tugas akhir ini adalah magnet induksi yang digunakan sebagai aktuator pada sistem steel ball magnetic levitation. Dalam bab ini akan dibahas mengenai magnet dan teori-teori dasar pendukungnya.

2.1 Magnet

Magnet adalah sebuah benda yang memiliki medan magnet dan dapat menarik benda-benda logam di sekitarnya. Kata magnet diambil dari Magnesia, yaitu suatu daerah di Asia Minor dimana lodestone, bijih besi yang memiliki medan magnet alami ditemukan. Magnet memiliki dua kutub yang disebut kutub utara (N) dan kutub selatan (S). Dua buah magnet akan saling tarik-menarik pada kutub yang

berbeda, dan akan saling tolak-menolak pada kutub yang sama.

2.1.1 Medan Magnet

Medan magnet terdiri dari garis-garis fluks imajiner yang berasal dari partikel

bermuatan listrik yang bergerak atau berputar. Contohnya partikel proton yang berputar dan pergerakan elektron yang mengalir pada kawat dalam sebuah sirkuit elektronik.

(2)

Secara garis besar ada dua jenis magnet berdasarkan bagaimana medan magnetnya tercipta, yaitu:

• Magnet permanen

Magnet permanen tidak tergantung akan adanya pengaruh dari luar dalam menghasilkan medan magnetnya. Magnet jenis ini dapat dihasilkan oleh alam atau dapat dibuat dari bahan feromagnetik (bahan yang memiliki respon yang kuat terhadap medan magnet).

• Elektromagnet

Elektromagnet adalah magnet yang medan magnetnya tercipta karena adanya arus listrik yang mengalir. Semakin besar arus yang diberikan, semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan.

2.1.2 Macam-macam Bentuk Medan Magnet

Macam-macam bentuk medan magnet akan dijelaskan sebagai berikut:

arus pada kawat Loop kawat Solenoid Batang magnet Bumi Gambar 2.2 Macam bentuk medan magnet.

1. Medan magnet pada kawat lurus

Bentuk garis medan magnet pada kawat panjang yang dialiri arus listrik berbentuk

(3)

Gambar 2.3 Garis medan magnet pada kawat lurus.

2. Medan magnet pada kawat berbentuk loop

Arus listrik yang mengalir pada kawat berbentuk loop menghasilkan medan magnet lebih terpusat pada bagian tengah dibandingkan pada bagian luar loop.

Gambar 2.4 Medan magnet pada kawat loop.

3. Medan magnet pada magnet berbentuk batang (barmagnet)

Medan magnet pada sebuah batang magnet berbentuk garis tertutup. Melalui hasil konvensi, arah medan magnet keluar dari kutub utara (N) menuju kutub selatan (S).

(4)

Gambar 2.5 Medan magnet pada batang magnet.

4. Medan magnet pada bumi

Bumi juga memiliki medan magnet. Medan magnet tersebut berasal dari arus listrik yang beredar pada besi cair di inti bumi. Arah medan magnetnya serupa dengan arah

medan magnet pada kawat berbentuk loop.

Gambar 2.6 Medan magnet pada bumi.

5. Medan magnet pada solenoid

Solenoid adalah kawat berbentuk loop yang biasanya dililitkan pada inti dari bahan besi, yang menghasilkan medan magnet saat arus dialirkan. Medan magnet yang seragam dihasilkan pada pusat solenoid, sedangkan medan magnet yang terbentuk di luar solenoid lebih lemah dan divergen. Pembahasan lebih rinci tentang solenoid ini akan diberikan pada sub bab selanjutnya. Bentuk medan magnetnya dapat dilihat

(5)

Gambar 2.7 Medan magnet pada solenoid

2.2 Gaya Magnet

2.2.1 Gaya Magnet Akibat Partikel Bermuatan Listrik[1]

Ketika sebuah partikel (proton atau elektron) bermuatan listrik bergerak melewati sebuah medan magnet, akan timbul sebuah gaya yang dirasakan oleh muatan itu. Gaya ini biasa disebut dengan gaya magnet. Gaya magnet merupakan besaran

vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Hubungan gaya magnet F

(Newton), medan magnet B (Tesla), dan muatan listrik q (Coulombs) dapat dilihat pada rumus dibawah ini

F

=

qv

ur

r

x B

ur

(2.1)

Gambar 2.8 Vektor gaya magnet

besar dari gaya magnetnya adalah:

sin

F =qvB

θ

(2.2)

dimana vr (meter/detik) adalah vektor kecepatan dari partikel. Karena gaya magnet

(6)

2.2.2 Gaya Magnet Akibat Kawat Berarus Listrik[2]

Selain ditimbulkan oleh adanya partikel yang melewati medan magnet, gaya magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat berarus listrik yang melewati medan magnet

Hubungan gaya magnet F (Newton), medan magnet B (Tesla), dan arus listrik I

(Ampere) dapat dilihat pada rumus 2.3

F =IL B×

ur ur

(2.3) besar gaya magnetnya adalah:

sin

F =ILB

θ

(2.4)

dimana L (meter) adalah panjang kawat yang melewati medan magnet. Dengan θ

adalah sudut antara B dengan arah arus. Arah gaya magnet tersebut mengikuti Aturan Tangan Kanan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.9 Arah gaya magnet berdasarkan Aturan Tangan Kanan

2.2.3 Gaya Lorentz[3]

Gaya Lorentz adalah gaya yang dirasakan oleh partikel bermuatan yang berada didalam medan elektromagnet. Partikel tersebut akan merasakan gaya akibat medan listrik qE, dan akibat medan magnet qv × B. Kombinasi dari keduanya akan menghasilkan persamaan gaya Lorenzt:

(

)

(7)

2.3 Hukum Ampere[4]

Hukum Ampere menyatakan bahwa untuk setiap pola loop tertutup, jumlah total

panjang elemen-elemen medan magnet dalam arah panjang elemen itu sama dengan permeabilitas arus listrik yang melingkupi loop tersebut.

Gambar 2.10 Pola loop tertutup

0

B = Kerapatan fluks medan magnet (tesla)

l

Δ = Elemen panjang pada (meter)

0

μ

= Permeabilitas ruang = 4 x 10-7 Tm/A

2.4 Magnet Solenoid

Dalam sub-bab ini akan di jelaskan lebih mendetail mengenai magnet solenoid. Magnet Solenoid perlu dibahas lebih rinci karena dalam penelitian tugas akhir ini

aktuator yang digunakan adalah magnet solenoid.

2.4.1 Medan Magnet Pada Solenoid

(8)

kawat solenoid, bentuknya menyerupai medan magnet yang dihasilkan oleh batang magnet permanen. Seperti terlihat pada gambar 2.11

(a) (b)

Gambar 2.11 Medan magnet pada (a) solenoid dan (b) batang magnet pemanen

Besar medan magnet pada solenoid dapat dihitung dengan menggunakan Hukum Ampere[4]. Ambil sebuah daerah persegi sepanjang L yang memberikan BL didalam

kumparan solenoid. Medan magnetnya tegak lurus bagian sisi-sisi dari lintasan. Jika bagian ujung lintasan digerakkan menjauh dari kumparan kawat, maka hanya panjang lintasan di dalam kumparan saja yang menimbulkan medan magnet.

(9)

Dengan menggunakan Hukum Ampere didapat medan magnet

N

B I

L

μ

=

BnI (2.7)

dengan N adalah jumlah lilitan kumparan, n adalah kerapatan lilitan, dan untuk solenoid tidak berinti µ = µ0. Untuk meningkatkan medan magnet dari solenoid dapat ditambahkan inti pada bagian tengah kumparan.

Gambar 2.13 Medan magnet pada solenoid berinti besi

Besar medan magnet pada solenoid berinti [5] adalah

0

B

=

k

μ

nI

(2.8)

dengan k adalah permeabilitas relatif, untuk inti berbahan baja nilai k = 200.

Medan magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet dipengaruhi oleh: - induktansi elektromagnet

- arus dalam kawat lilitan

- geometri elektromagnet - inti elektromagnet

(10)

2.4.2 Gaya Magnet Pada Solenoid Berinti

Gaya magnet Fm yang dialami oleh bola baja dipengaruhi oleh:

- bentuk, sebaran dan kerapatan medan magnet yang dihasilkan oleh elektromagnet

- letak bola baja dalam medan magnet - sifat magnetis dari bahan bola baja - geometri bola baja

Gaya magnet (Fm) pada solenoid tidak hanya dipengaruhi oleh besar arus yang

mengalir pada solenoid tersebut, tetapi juga dipengaruhi oleh jarak benda (h) yang

diangkat dengan solenoid tersebut.

Gambar 2.14 Gaya magnet pada solenoid

Beberapa model matematis yang dibuat untuk memodelkan hubungan gaya magnet dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:

1.

h = Jarak bola baja ke elektromagnet (m)

Ini adalah model yang digunakan dalam tutorial dari Carnegie Melon Institute.

(11)

2. m m 2

berbeda dengan model pertama, dalam model yang dipakai pada percobaan Morita[7]

ini magnet yang digunakan adalah magnet permanen. Dari percobaan yang dilakukan oleh Morita, diketahui bahwa besar gaya magnet yang bekerja pada suatu objek dalam medan magnet dipengaruhi oleh posisi objek tersebut. Gaya Magnet (Fm) berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak atau lebar celah (h).

3. 2

h = jarak bola baja ke elektromagnet [m]

Ini adalah model yang digunakan oleh Craig [8]. Magnet yang digunakan adalah elektromagnet berupa solenoida dengan inti bahan feromagnetis. Dibandingkan dengan persamaan (2.9), model ini berbeda dalam hal pangkat jarak (h). Penggunaan pangkat dua untuk jarak didukung oleh berbagai literatur, termasuk percobaan yang

Gambar

Gambar 2.1 Fluks medan magnet dari partikel yang bergerak.
Gambar 2.2 Macam bentuk medan magnet.
Gambar 2.3 Garis medan magnet pada kawat lurus.
Gambar 2.5 Medan magnet pada batang magnet.
+6

Referensi

Dokumen terkait

V primeru, da upravitelj oceni da je ugodna tržna vrednost delnic oziroma cena, da je notranja vrednost delnice večja kot kažejo tržne razmere ima lahko vzajemni sklad tudi večji

Nilai ekspor elektronika Indonesia di pasar Amerika Latin mengalami fluktuasi tiap tahunnya. Peningkatan terjadi di beberapa negara, diantaranya Venezuela, Chili,

[r]

Hasil tax review menunjukkan bahwa terdapat kesalahan perhitungan dalam menentukan besarnya pajak penghasilan terutang perusahaan, serta terdapat beberapa kewajiban perpajakan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir ini yang berjudul “Pengaruh

AGUS SUTA LINE atau terada0 Sistem Ma&ajeme& Mutu se(a(u dike&da(ika& u&tuk

Hal ini diperkuat dari hasil analisis mengenai kecepatan rata-rata kendaraan, perilaku penyeberang, dan perilaku pengantar pada Zona Selamat Sekolah baik pada

Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan sebuah angka untuk CheckDigit sehingga nomor kartu kredit di atas menjadi sebuah nomor yang valid saat dilakukan