TRANSFORMATOR
PRINSIP DASAR RANGKAIAN EKIVALEN
PENGUKURAN SISTEM PER UNIT (PU) PENGUKURAN SISTEM PER UNIT (PU)
TRANSFORMATOR TANPA BEBAN+PENGUJIAN
TRANSFORMATOR BERBEBAN+PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT PENGATURAN TEGANGAN
OPERASI PARALEL RUGI DAN EFISIENSI
1.PRINSIP DASAR
● Transformator ialah peralatan listrik untuk mentranformasikan tegangan (Volt), dengan besar daya tetap (konstan).
● Transformator merupakan kopling elektromagnetik.
● Beban dan sumber daya elektris tidak berhubungan hubungan langsung . φ H V i H lc i Load
1.1. MEDAN MAGNET DAN MEDAN LISTRIK
Gerakan elektron menyebabkan terjadinya :• Aliran arus
• Medan magnet (putaran fluks magnet = garis gaya magnet ; φφφφ )
• Fluks magnet, φφφφ [ Weber ; Wb ]
• Rapat (Densitas) Medan Magnet B, yaitu banyaknya fluks magnet yang menembus suatu luas permukaan bidang tertentu A , B [ Wb/m ].
• Intensitas Medan Magnet (Kuat Medan Magnet) , yaitu besarnya fluks magnet sepanjang lintasan lc ; Intensitas Medan Magnet H [ Wb/m ].
• B dan H merupakan besaran-besaran vektoris yang mempunyai besaran
(skalar) dan arah.
[ Wb/m2 ] A B =
φ
V i φ H lc µr A A’ A A’Untuk suatu luas elemen tertentu, maka densitas (rapat) medan magnet menjadi :
dA = Elemen luas penampang [ m2 ]
Hubungan antara densitas dan intensitas dinyatakan dengan :
∫
=
Φ
B
dA
[ Wb ]• µµµµ = µµµµo . µµµµ r = Permeabilitas
• µµµµo = Permeabilitas udara = 4 x 10-7 [ H/m = Henry/meter]
• µµµµ r = Permeabilitas material. Setiap material mempunyai nilai permeabilitas
yang berbeda-beda tergantung dari jenis material itu sendiri, [ H/m ].
Hubungan arus listrik dan medan magnet pda sutau inti besi yang dililit oleh kumparan dinyatakan oleh hukum Ampere :
• N = Jumlah lilitan
• i = Arus listrik [ A ]
N i = H l
[ Ampere-Turn ]
• i = Arus listrik [ A ]
• H = Kuat medan magnet [A/m]
1.2. TEGANGAN INDUKSI DAN HUKUM FARADAY
eind Vs λ V t Vmax• Menurut Faraday medan magnet yang berubah-ubahmenurut waktu akibat arus bolak-balik yang berbentuk sinusoid menyebabkan dibangkitkannya atau diinduksikannya medan listrik, sehingga terjadi tegangan induksi yang disebut sebagai gaya gerak listrik (ggl)
dt d dt d N e = −
φ
= −λ
• λ = N φ merupakan fluks linkage (fluks gandeng)
• dφ = Garha fluks yang berubah-ubah menurut waktu
Perubahan fluks yang menghasilkan gaya gerak listrik (ggl) atau tegangan induksi (eind) karena :
• Perubahan besar yegangan menurut waktu karena arus bolak-balik (sinusoid).
• Fungsi putaran (θ ), akibat berputarnya rotor pada mesin-mesin listrik dinamis.
Vt eind Rst Rrt Rotor Stator Fmek Magnet Elektrik Mekanik MOTOR GENERATOR
Hukum Faraday, lebih rinci, dituliskan sebagai :
∫
− = BdA dt d Edl ) , ( dt d eind = −λ
θ
t dt d ) t , ( d ∂ ∂ + ∂ ∂ =θ
λ
θ
λ
θ
λ
dt t d ) t , ( d ∂ + ∂ =θ
θ
θ
λ
dt t dt d eind ∂ ∂ − ∂ ∂ − =θ
λ
θ
λ
• Untuk mesin listrik statis : Transformasi – e (transformasi)
• Untuk mesin Dinamis :
• Mesin Arus Searah : Rotasi – e (rotasi)
• Mesin Arus Bolak-balik : Rotasi + Transformasi – e (transformasi)+e (rotasi)
1.3. PRINSIP DASAR RANGKAIAN MAGNET
Arus yang dialirkan melalui konduktor kawat t berupa kumparan
yang melilit suatu inti besi, maka pada kumjparan tersebut akan
terkadi Gaya Gerak Magnet (ggm) :
`F=R
ℜ ℑ =
φ
[Weber] A 1µ
= ℜ [Ampere-Turn/Weber] A 1µ
φ
= ℑ = ℜ A 1 I V Rσ
= =Gaya Gerak Magnet (ggm) J Gaya Gerak Listrik (ggl) e, E
Fluks φ Arus Listrik i , I
Reluktasnsi R Tahanan R
Kerapatan Fluks B Kerapatan Arus i/A, I/A Kuat Medan H Intensitas Medan Listrik ε
2. TRANSFORMATOR IDEAL
A. INDUKTANSI BERSAMA
i1 φ H i2 + V1 V2 + ● ● Hukum Faraday lc -1 11 12 1( )
1 1 1d
d
d
v t
N
N
N
dt
dt
dt
φ
φ
φ
=
=
+
N1 N2Flukx magnet sebanding dengan arus listrik 1 2 1
( )
11 12di
di
v t
L
L
dt
dt
=
+
Induktansi sendiri Induktansi bersama
1 2 1
( )
11 12di
di
v t
=
L
+
L
v t
( )
=
L
di
1+
L
di
2 1( )
11 12v t
L
L
dt
dt
=
+
1 2 2( )
21 22v t
L
L
dt
dt
=
+
12 21L
=
L
=
M
Bila 1 2 1( )
1di
di
v t
L
M
dt
dt
=
+
1 2 2( )
2di
di
v t
M
L
dt
dt
=
+
2 22L
=
L
L
1=
L
11 makaB. TEGANGAN
i1 φ H l i2 + -V1 V2 + -● ● N1 N2 Load ZL Input Tegangan AC Menghasilkan fluks lc 1( )
1d
v t
N
dt
φ
=
1 11
( )
v t dt
N
φ
=
∫
max 1 m 1 1 4.44 f N dt d N V = ⋅ φ = ⋅ ⋅ ⋅φFluks berubah menurut waktu
memasuki kumparan 2, sehingga menghasilkan tegangan pada kumparan 2.
Oleh karena itu
2
( )
2d
v t
N
dt
φ
=
d
φ
1 11
( )
v t dt
N
φ
=
∫
Unutk transformator idel, rugi daya dianggap Nol, maka :
1 1 1 2 2 2
d
v
N
d t
N
d
v
N
N
d t
φ
φ
=
=
2 2 1 1N
v
v
N
=
V1 i1 = V2 i2 a = V1/V2 = N1/N2C. ARUS
Medan magnet menghasilkan gaya gerak magnet (magnetomotive force), mmf :
Total medan magnet yang terpakai pada inti besi :
Ni
=
F
N i
N i
φ
=
−
=
F
R
Untuk Transformator ideal, dianggap tahanan magnet ℜ = 0, maka
1 2 1 2
N
i
i
N
=
1 1 2 2N i
N i
φ
=
−
=
F
R
1 1 2 2N i
=
N i
D. IMPEDANSI
Impedansi beban Impedansi masukan Maka 2 2 L=
V
Z
I
1 1 i=
V
Z
I
2 1N
=
Z
Z
MakaJadi secara menyeluruh
dan
Disebut perbandingan tegangan atau perbandingan lilitan
1 1 2 2
N
N
=
V
V
1 2 2 1N
N
=
I
I
1 2 i LN
N
=
Z
Z
2 L in
=
Z
Z
a = V1/V2 = N1/N2E. DAYA
Bila daya adalah
Maka daya pada kumparan primer
Dan daya pada kumparan sekunder atau beban
P
=
vi
1 1 1
P
=
v i
2 2 2
P
=
v i
● Untuk transformator ideal, daya yang dikirmkan dari sumber pada kumparan primer sama dengan daya yang ditransfer kepada beban (kumparan sekunder)
1 2 1 2
N
i
i
N
=
2 2 1 1N
v
v
N
=
P
2=
v i
2 2=
v i
1 1=
P
13. RANGKAIAN EKIVALEN
Pada transformator aktual :● Permeabilitas inti besi tidak tak terbatas (memiliki harga tertentu). ● Arus magnetisasi (Im) tidak diabaikan.
● Inti besi digambarkan dengan reaktansi magnet Xm
● Rugi inti besi, terdiri dari : Histerisis dan Rugi Arus Eddy (Eddy Current), digambarkan dengan Rc
● Rc dan Xm terhubung paralel. ● Rc dan Xm terhubung paralel.
V2 E2 R2 R1 E1 XM RC IC IM X1 X2 V1 ZL I1 I2 N1 N2
3.1. PENYEDERHANAAN RANGKAIAN EKIVALEN
Pada Transformator ideal :Impedansi rangkaian sekunder dapat ditransfer ke dalam rangkaian primer E1 = a E2 I1 = I2 /a 2 2 2 1 1 I E a I E = 2 2 1
a
Z
Z
=
V2 E2 R1 E1 = aV1 XM RC IC IM X1 V1 I1 a2R 2 a2X 2 I 2 N1 N2 I’2= I2 /a2.TRANSFORMATOR TANPA BEBAN V i φ H i
e
1e
22.TRANSFORMATOR BERBEBAN V i φ H i E1 E2 ZL