• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solusi SPL (Bag 2) Invers dan Dekomposisi LU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Solusi SPL (Bag 2) Invers dan Dekomposisi LU"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Matriks Balikan

Misalkan

A

-1

adalah matriks balikan dari

A

. Sistem persamaan

lanjar

Ax

=

b

dapat diselesaikan sebagai berikut:

Ax

=

b

A

-1

Ax

=

A

-1

b

I x

=

A

-1

b

(

A

-1

A = I

)

I x

=

A

-1

b

(

A

-1

A = I

)

x

=

A

-1

b

Cara penyelesaian dengan mengalikan matriks

A

-1

dengan

b

(2)

Contoh

: Selesaikan sistem persamaan lanjar

x

1

-

x

2

+ 2

x

3

= 5

3

x

1

+

x

3

= 10

x

1

+ 2

x

3

= 5

dengan metode matriks balikan.

Penyelesaian:

1 -1 2 1 0 0 R2 -3R1 1 -1 2 1 0 0

3 0 1 0 1 0 ~ 0 3 -5 -3 1 0 1 0 2 0 0 1 R3 - R1 0 1 0 -1 0 1

1 0 0 0 0.4 - 0.2 ~ … ~ 0 1 0 -1 0 1

(3)

Solusinya adalah x = A-1 b.

x1 0 0.4 -0.2 5 0 + 4 - 1 3

x2 = -1 0 1 10 = -5 + 0 + 5 = 0

(4)

Metode Dekomposisi LU

Jika matriks

A non-singular

maka ia dapat difaktorkan

(diuraikan atau di-dekomposisi) menjadi matriks segitiga

bawah

L

(

lower

) dan matriks segitiga atas

U

(

upper

):

A

=

LU

a11 a12 a13 … a1n 1 0 0 … 0 u11 u12 u13 … u1n

a21 a22 a23 … a2n l21 1 0 … 0 0 u22 u23 … u2n

a31 a32 a33 … a3n = l31 l32 1 … 0 0 0 u33 … u3n

(5)
(6)

Tinjau sistem persamaan lanjar

Ax

=

b

Faktorkan

A

menjadi

L

dan

U

sedemikian sehingga

A

=

LU

Jadi,

Ax

=

b

Ax

=

b

LU x

=

b

Misalkan

Ux

=

y

maka

(7)
(8)

Jadi, langkah-langkah menghitung solusi SPL dengan metode

dekomposi

LU

dapat diringkas sebagai berikut:

1. Bentuklah matriks

L

dan

U

dari

A

2. Pecahkan

Ly

=

b

, lalu hitung

y

dengan teknik penyulihan

maju

3. Pecahkan

Ux

=

y

, lalu hitung

x

dengan teknik penyulihan

mundur

Terdapat dua metode untuk memfaktorkan

A

atas

L

dan

U

:

1. Metode

LU

Gauss.

(9)

Pemfaktoran dengan Metode LU Gauss

Misalkan matriks

A

berukuran 4

×

4 difaktorkan atas

L

dan

U

,

A

=

LU

a11 a12 a13 a14 1 0 0 0 u11 u12 u13 u14 a21 a22 a23 a24 m21 1 0 0 0 u22 u23 u24 a31 a32 a33 a34

=

m31 m32 1 0 0 0 u33 u34 a31 a32 a33 a34

=

m31 m32 1 0 0 0 u33 u34 a41 a42 a43 a44 m41 m42 m43 1 0 0 0 u44

Di sini kita menggunakan simbol

m

ij

ketimbang

l

ij

,

karena nilai

l

ij

berasal dari faktor pengali (

m

ij

) pada

proses eliminasi Gauss. Langkah-langkah pembentukan

(10)

1.

Nyatakan

A

sebagai

A

=

IA

a11 a12 a13a1n 1 0 0 … 0 a11 a12 a13a1n

a21 a22 a23a2n 0 1 0 … 0 a21 a22 a23 a2n

a31 a32 a33a3n = 0 0 1 … 0 a31 a32 a33 a3n

: : : : : an1 an2 an3ann 0 0 0 … 1 an1 an2 an3 ann

an1 an2 an3ann 0 0 0 … 1 an1 an2 an3 ann

2.

Eliminasikan matriks

A

di ruas kanan menjadi matriks segitiga atas

U

.

Tempatkan faktor pengali

m

ij

pada posisi

l

ij

di matriks

I

.

(11)

a

11

a

12

a

13

a

1n

b

1

1

0

0 … 0

b

1

'

a

21

a

22

a

23

a

2n

b

2

0

1

0 … 0

b

2

'

a

31

a

32

a

33

a

3n

b

3

0

0

1 … 0

b

3

'

:

:

:

:

a

n1

a

n2

a

n3

a

nn

b

n

0

0

0 … 1

b

n

'

Solusinya:

x

1

=

b

1

'

x

2

=

b

2

'

x

2

=

b

2

'

...

...

x

n

=

b

n

'

Seperti halnya metode eliminasi Gauss, tatancang

pivoting

(12)

Contoh:

10 (LU Gauss naif)

4 3 -1 1 0 0 4 3 -1 A = -2 - 4 5 = 0 1 0 -2 - 4 5

1 2 6 0 0 1 1 2 6

Eliminasikan matriks A di ruas kanan menjadi matriks segitiga atas U, dan tempatkan faktor pengali mijpada posisi lij di matriks I.

4 3 -1 R2 - ( -2

/4)R1 4 3 -1

-2 -4 5 ~ 0 -2.5 4.5 1 2 6 R3-(

1

/4)R1 0 1.25 6.25

Tempatkan m21 = -2/4 = 0.5 dan m31= 1/4= 0.25 ke dalam matriks L:

(13)

Teruskan proses eliminasi Gauss pada matriks A,

4 3 -1 R3 - (1.25/-2.5)R2 4 3 -1

0 -2.5 4.5 ~ 0 -2.5 4.5 = U

0 1.25 6.25 0 0 8.5

Tempatkan m32 = 1.25/-2.5 = -0.5 ke dalam matriks L:

1 0 0

1 0 0

L = -0.5 1 0

0.25 -0.5 1

Jadi,

4 3 -1 1 0 0 4 3 -1

(14)

Contoh:

(LU Gauss dengan tata-ancang pivoting) Faktorkan matriks A berikut

1 1 -1 1 A = 2 2 1 b = 5 -1 1 1 1

lalu pecahkan sistem Ax = b. lalu pecahkan sistem Ax = b.

Penyelesaian:

Eliminasikan matriks A di ruas kanan menjadi matriks segitiga atas U, dan tempatkan faktor pengali mij pada posisi lij di matriks I.

1 1 -1 R2 - (2)R1 1 1 -1 2 2 1 ~ 0 0 3

(15)

Tempatkan m21 = 2 dan m31= 1/1= 1 ke dalam matriks L:

1 0 0

L = 2 1 0

-1 m32 1

Teruskan proses eliminasi Gauss pada matriks A. Dalam hal ini ada pivoting karena calon

pivot bernilai 0, sehingga baris kedua dipertukarkan dengan baris ketiga:

1 1 -1 1 1 -1

0 0 3 R2 ⇔ R3 0 2 0

0 2 0 0 0 3

Jangan lupa mempertukarkan juga R2 R3 pada matriks L, kecuali elemen diagonalnya

1 0 0 1 0 0

(16)

Jangan lupa mempertukarkan juga R2 ⇔ R3 pada vektor b,

1 1

b = 5 R2 R3 1 1 5

Teruskan proses eliminasi Gauss pada matriks A:

1 1 -1

R3 - (0/2)R2 0 2 0 = U R3 - ( /2)R2 0 2 0 = U

0 0 3

Tempatkan m32 = 0/2 = 0 ke dalam matriks L:

1 0 0

L = -1 1 0

(17)

Jadi,

1 1 -1 1 0 0 1 1 -1

A = -1 1 1 = -1 1 0 0 2 0 2 2 1 2 0 1 0 0 3

Berturut-turut dihitung y dan x sebagai berikut:

1 0 0 y1 1

Ly = b -1 1 0 y2 = 1 2 0 1 y3 5

y1 , y2, dan y3 dihitung dengan teknik penyulihan maju:

y1 = 1

(18)

1 1 -1 x1 1

Ux = y 0 2 0 x2 = 2

0 0 3 x3 3

x1, x2, dan x3 dihitung dengan teknik penyulihan mundur: 3x3 = 3 → x3 = 1

3x3 = 3 → x3 = 1 2x2 + 0x3 = 2 → x2 = 1

x1 + x2 - x3 = 1 → x1 = 1

(19)

Pertukaran baris untuk matriks yang berukuran besar diperlihatkan oleh matriks

di bawah ini:

a1 a2 a3 a4 a5 a6 a1 a2 a3 a4 a5 a6

0 b2 b3 b4 b5 b6 0 b2 b3 b4 b5 b6 0 0 c3 c4 c5 c6 R5R4 0 0 c3 c4 c5 c6

0 0 0 0 d5 d6 (*) 0 0 0 e4 e5 e6

0 0 0 e4 e5 e6 0 0 0 0 d5 d6

0 0 0 f4 f5 f6 0 0 0 f4 f5 f6

Maka, baris ke-5 dan baris ke-4 pada matriks

L

juga harus dipertukarkan:

(20)

Pemfaktoran dengan Metode Reduksi Crout

Meskipun metode

LU

Gauss dikenal paling baik untuk

melakukan dekomposisi

LU

, terdapat metode lain yang

digunakan secara luas, yaitu metode reduksi Crout

Nama lain:

metode reduksi Cholesky

atau

metode

Dolittle

Dalam membahas metode reduksi Crout, tinjau matriks 3 × 3 berikut:

a11 a12 a13 1 0 0 u11 u12 u13

(21)
(22)
(23)
(24)

Contoh

: Selesaikan

x

1

+

x

2

-

x

3

= 1

2

x

1

+ 2

x

2

+

x

3

= 5

-

x

1

+

x

2

+ 2

x

3

= 5

dengan metode dekomposisi

LU

, yang dalam hal ini

L

dan

U

dihitung dengan

metode reduksi Crout.

Penyelesaian:

1 1 -1 1

A = 2 2 1 b = 5 -1 1 1 1

Diperoleh: u11 = a11 = 1

u12 = a12 = 1

u13 = a13 = -1

(25)
(26)

Diperoleh L dan U sebagai berikut,

1 1 -1 1 0 0 1

U = 0 2 0 L = -1 1 0 dan b = 1

0 0 3 2 0 1 5

Berturut-turut dihitung y dan x sebagai berikut:

1 0 0 y1 1 1 0 0 y1 1

Ly = b -1 1 0 y2 = 1 2 0 1 y3 5

y1, y2, dan y3 dihitung dengan teknik penyulihan maju:

y1 = 1

(27)

1 1 -1 x1 1

Ux = y 0 2 0 x2 = 2 0 0 3 x3 3

x1, x2, dan x3 dihitung dengan teknik penyulihan mundur: 3x3 = 3 → x3 = 1

3x3 = 3 → x3 = 1

2x2 + 0x3 = 2 → x2 = 1

x1 + x2 - x3 = 1 → x1 = 1

(28)

Jika diamati elemen segitiga bawah pada matriks

U

semuanya bernilai nol, sehingga ruang yang tidak

terpakai itu dapat dipakai untuk menyimpan elemen

matriks

L

.

Elemen diagonal matriks

L

seluruhnya 1, jadi tidak perlu

disimpan (

default

). Dengan demikian, penyimpanan

elemen

L

dan

U

pada satu matriks dapat menghemat

penggunaan memori.

Selain itu, matriks

A

hanya dipakai sekali untuk

memperoleh

L

dan

U

, sesudah itu tidak dipakai lagi.

Dengan demikian, setelah

L

dan

U

diperoleh, elemennya

dapat dipindahkan ke dalam

A

.

Karena alasan ini, maka metode dekomposisi

LU

(29)

Determinan

Metode eliminasi Gauss dapat diterapkan untuk menghitung

determinan matriks

n

×

n

.

Determinannya dapat dihitung setelah ia ditransformasi

menjadi matriks segitiga atas

U

.

Dua hukum penting determinan:

Hukum 1: det(

BC

) = det(

B

)

×

det(

C

)

Hukum 2: det(

M

) = hasil kali semua elemen diagonal

M

(30)

Kasus 1: Bila eliminasi Gauss tidak menerapkan

tatancang

pivoting

.

Jika

pivoting

tidak diterapkan, determinan matriks

A

adalah:

det (

A

) = det (

LU

)

= det (

L

)

×

det(

U

)

= det (

L

)

×

det(

U

)

= det(

U

)

=

u

11

u

22

u

33

...

u

nn

yang dalam hal ini det(

L

) = 1 sebab semua elemen

(31)

Kasus 2: Bila eliminasi Gauss menerapkan

tatancang

pivoting

.

Tatancang

pivoting

mengakibatkan pertukaran baris.

Dekomposisi

LU

dengan

pivoting

setara dengan

mengerjakan dua proses terpisah berikut:

1. Transformasikan matriks

A

menjadi matriks

A

'

1. Transformasikan matriks

A

menjadi matriks

A

'

dengan cara permutasi baris-baris matriks (sama

dengan mengalikan

A

dengan matriks permutasi

P

),

A

' =

PA

atau setara dengan

A

=

P

-1

A

'

2. Dekomposisi

A

' menjadi

LU

tanpa

pivoting

(32)

Dari (1) dan (2),

L

dan

U

dihubungkan dengan

A

oleh

A

=

P

-1

A

' =

P

-1

LU

Determinan

A

dapat ditulis sebagai

det (

A

) = det (

P

-1

)

×

det (

L

)

×

det (

U

)

det (

A

) = det (

P

)

×

det (

L

)

×

det (

U

)

= det (

P

-1

)

×

1

×

det (

U

)

= det (

P

-1

)

×

det (

U

)

=

α

det (

U

)

(33)

Jika

pivoting

dilakukan sejumlah

p

kali, maka

α

dapat

ditulis sebagai:

α

= (-1)

p

α

bernilai 1 untuk

p

genap dan -1 untuk

p

ganjil.

Karena itu,

(34)

Contoh: Hitung determinan matriks

A

berikut:

2 3 -1

A = 4 4 -3

-2 3 -1

Penyelesaian:

2 3 -1 R2 - 4/2 R1 2 3 -1 R3 - 6/-2 R2 2 3 -1 2 3 -1 R2 - /2 R1 2 3 -1 R3 - /-2 R2 2 3 -1 4 4 -3 R3 - -2/2 R1 0 -2 -1 0 -2 -1 -2 3 -1 1 0 -2 0 0 -5

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa masyarakat di perkotaan yang masih dekat dengan Desa Datah juga mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging yaitu Kelurahan Karangasem, di daerah tersebut untuk

Uplink komando dan downlink telemetri melalui jaringan wireless (radio) sehingga dibutuhkan perancangan link komunikasi yang handal, namun keterbatasan kemampuan

Uji disolusi invitro dilakukan untuk mengetahui profil disolusi zat aktif dari sediaan tablet sustained release natrium diklofenak yang dibuat dengan metode

Evaluasi tablet vitamin C sebelum penyimpanan pada puskesmas Kampung Bali, Alianyang dan Pal Tiga menunjukkan tablet vitamin C tidak memiliki kualitas yang baik

INTERNASIONAL. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian terhadap pelaksanaan Agreement between the Government of the

Isolasi senyawa triterpenoid yang juga merupakan metabolit sekunder banyak dilakukan terhadap tumbuhan genus Artocarpus, tetapi pada spesies.. Artocarpus rigida belum

Tracer Study akan bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara pendidikan tinggi yang dilaksanakan di prodi Pendidikan Fisika dan dunia kerja, menilai

Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan maka harga saham akan meningkat yang kemudian dapat meningkatkan nilai perusahaan Dari penjelasan tersebut dapat