• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Siti Sholikhah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Siti Sholikhah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SURYA

7

Vol.01, No.XIV, April 2013

KEKERASAN DI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Siti Sholikhah

ABSTRAK

Healthy according to WHO is the perfect state of good physical, mental, and social, not only free from diseases, weaknesses or flaws (Notosoedirjo, 2002). Mental health is a State of balance, a person's soul. The goal of this research is to identify the influence of group activity therapy to perception of the increase self-esteem in nature by patients of low self esteem.

Design research method using pre experiments with one group pre-post test design, population is being used throughout the all patient of violence behaviour in RSJ Menur Surabaya were 38 patients with purposive sampling technique and a large sample in this study were 35 patients that meets the criteria of inclusion. Data analysis in this research using Mc Nemar tests of and techniques of data collection with interviews and observation sheets.

The results of this research is that patients with violence behaviour after being given a group activity therapy mostly patient 22 of 35 people (61.7%) can indepandent. Based on calculation get result p=0.000 (p<0.005) then H0 rejected and H1 accepted means there significanty influence for given group activity therapy stimulation of perception about independent grade in patients with violence behaviour in RSJ Menur Surabaya.

Having collected data from patients, further data processing by means of editing, coding, scoring and tabulating.

From the results of the study, researchers gave advice to health services, educational institutions, and other research to increase Group Activity Therapy on the perception of Stimulation patients experiencing of violence

Keywords: Group Activity Therapy Stimulation Of Perception, Independent Grade, Violence Behaviour.

PENDAHULUAN

Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis ekonomi tidak saja akan mengalami gangguan kesehatan fisik berupa gangguan gizi, terserang berbagai penyakit infeksi, tetapi juga dapat mengalami gangguan kesehatan mental psikiatri yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup secara nasional menurun yang akan mengakibatkan hilangnya satu generasi sehat yang akan meneruskan perjuangan dan cita – cita bangsa. Gangguan mental psikiatri yang dapat terjadi mulai dari tingkat yang ringan bahkan berat yang memerlukan penanganan khusus di rumah sakit, baik dirumah sakit jiwa atau di unit perawatan jiwa di rumah sakit umum (Rusman, 2001)

Beberapa penelitian tentang aktivitas fisik dan terapi olahraga terhadap gangguan kejiwaan membuktikan, bahwa aktivitas fisik tersebut dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap orang lain (Campbell &

Foxcroft, 2008), dan juga membantu

mengontrol kemarahan pasien (Hassmen, Koivula & Uutela, 2000).

(2)

SURYA

8

Vol.01, No.XIV, April 2013 Dari hasil studi pendahuluan yang

dilaksanakan tanggal 9 Oktober 2012, penulis mendapatkan data dari RSJ Menur Surabaya pada bulan agustus 2012 dan september 2012. Dari 282 pasien yang dirawat di ruang flamboyan terdapat pasien perilaku kekerasan sebanyak 114 pasien atau 40% menduduki peringkat pertama, pasien halusinasi sebanyak 90 pasien atau 32 % menduduki peringkat kedua pasien isolasi sosial sebanyak 58 pasien atau 19 % menduduki peringkat ketiga dan pasien harga diri rendah sebanyak 16 pasien atau 6 % menduduki peringkat ke empat, pasien waham sebanyak 8 pasien atau 2,9 % menduduki peringkat ke lima. Dari data di

atas dapat disimpulkan bahwa masih

banyaknya penderita dengan perilaku

kekerasan

Faktor predisposisi yang dapat

menyebabkan perilaku kekerasan berkaitan dengan beberapa teori antara lain: faktor psikologis, faktor sosial budaya, faktor biologis, dan faktor presipitasi.

Berbagai terapi dilakukan untuk

mengatasi perilaku kekerasan seperti

pemberian psikofarmaka dan terapi aktivitas kelompok.Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Terapi aktivitas kelompok (TAK) sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktifitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik

dalam keperawatan. Berdasarkan

hal tersebut di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi terhadap tingkat kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan suatu strategi

penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2008).Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Dalam

rancangan ini, tidak ada kelompok

pembanding (kontrol) tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji

perubahan-perubahan yang terjadi setelah

terjadi adanya eksperimen (Soekidjo

Notoatmojo, 2010).

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya pada bulan Februari 2013. Tempat pelaksanaan di Rumah Sakit

Jiwa Menur, Surabaya. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap dengan perilaku kekerasan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya sebanyak 38 pasien. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebesar 35 responden.

HASIL PENELITIAN

1. Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya Sebelum Diberi TAK Stimulasi Persepsi.

Tabel 1 Distribusi Tingkat Kemandirian

Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi 1 di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi I Frekuensi Prosentasi sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok sesi I belum mampu mandiri.

Tabel 2 Distribusi Tingkat Kemandirian

Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi II di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi II Frekuensi Prosentasi

(3)

SURYA

9

Vol.01, No.XIV, April 2013

Tabel 3 Distribusi Tingkat Kemandirian

Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi III di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi III Frekuensi Prosentase

1 Mampu 0 0%

2 Tidak

mampu

35 100%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%) sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok sesi III belum mampu mandiri.

Tabel 4 Distribusi Tingkat Kemandirian

Sebelum Terapi Aktivitas Kelompok Sesi IV di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi IV Frekuensi Prosentase

1 Mampu 0 0%

2 Tidak

mampu

35 100%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat

dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%) sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok sesi I belum mampu mandiri.

Tabel 5 Distribusi Tingkat Kemandirian

Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi V di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi V Frekuensi Prosentase

1 Mampu 0 0%

2 Tidak

mampu

35 100%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dijelaskan seluruh pasien 35 orang (100%) sebelum diberikan terapi aktivitas kelompok sesi V belum mampu mandiri.

2. Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya Setelah Diberi TAK Stimulasi Persepsi.

Tabel 6 Distribusi Tingkat Kemandirian Diri Setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi I di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi I Frekuensi Prosentase

1 Mampu 19 54.3%

2 Tidak

mampu

16 45.7%

Total 35 100.0%

Dari tabel 6 di atas dapat dijelaskan lebih dari sebagian sebagian besar pasien perilaku kekerasan yang mampu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan sebanyak 19 orang (54.3%) dan hampir sebagian pasien perilaku kekerasan yang belum mampu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan yaitu sebanyak 16 orang (45.7%)

Tabel 7 Distribusi Tingkat Kemandirian

Setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi II di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi II Frekuensi Prosentase

1 Mampu 20 57.1%

2 Tidak

mampu

15 42.9%

Total 35 100.0%

Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa lebih dari sebagian besar pasien perilaku kekerasan yang mampu mencegah perilaku kekerasan fisik yaitu sebanyak 20 orang (57.1%) dan hampir sebagian pasien perilaku kekerasan yang belum mampu mencegah perilaku kekerasan fisik sebanyak 15 orang (42.9%)

Tabel 8 Distribusi Tingkat Kemandirian

Setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi III di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi III Frekuensi Prosentase

1 Mampu 20 57,1%

2 Tidak

mampu

15 42,9%

Total 35 100.0%

Dari tabel 8 di atas dapat dijelaskan

bahwa sebagian besar pasien perilaku

(4)

SURYA

10

Vol.01, No.XIV, April 2013 dan hampir sebagian pasien perilaku

kekerasan yang belum mampu mencegah perilaku kekerasan sosial sebanyak 15 orang (42.9%)

Tabel 9 Distribusi Tingkat Kemandirian

Setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi VI di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi IV Frekuensi Prosentase

bahwa sebagian besar pasien perilaku

kekerasan yang mampu mencegah perilaku kekerasan spiritual sebanyak 24 orang (68.6%) dan hampir sebagian pasien perilaku kekerasan yang belum mampu mencegah perilaku kekerasan spiritual sebanyak 11 orang (31.4%)

Tabel 10 Distribusi Tingkat Kemandirian

Setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi II di RSJ Menur Surabaya Bulan Februari 2013

No Sesi V Frekuensi Prosentase

bahwa sebagian besar pasien perilaku

kekerasan yang mampu mencegah perilaku keekerasan dengan patuh mengonsumsi obat sebanyak 25 orang (71.4%) dan hampir sebagian pasien perilaku kekerasan yang mampu mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat sebanyak 10 orang (28.6%).

3. Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi Terhadap Tingkat Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan di RSJ Menur Surabaya bulan Februari 2013

Sesuai dengan analisa data bila setelah data dikumpulkan maka untuk menghitung adanya pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian dengan memasukkan data-data tersebut ke dalam sebuah tabel seperti tabel 11 dibawah ini.

Tabel 11 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

(Sesi I) Terhadap Tingkat

Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya Berdasarkan tabel 11 dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi sesi I terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya

Tabel 12 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

(Sesi II) Terhadap Tingkat

Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya

Berdasarkan tabel 12 dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya.

Tabel 13 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

(Sesi III) Terhadap Tingkat

Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya

(5)

SURYA

11

Vol.01, No.XIV, April 2013 diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test

dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya.

Tabel 14 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

(Sesi IV) Terhadap Tingkat

Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya

Berdasarkan tabel 14 dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi sesi IV terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya.

Tabel 15 Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

(Sesi V) Terhadap Tingkat

Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di RSJ Menur Surabaya

Berdasarkan tabel 15 dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh TAK stimulasi persepsi sesi II terhadap tingkat kemandirian. Hasil ini diperkuat oleh uji statistik Mc Nemar Test dengan nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pada pasien perilaku kekekerasan di RSJ Menur Surabaya.

PEMBAHASAN

1. Tingkat Kemandirian Pasien Sebelum Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok.

Menurut Stuart and Sundeen kelompok dapat menjadi alat terapeutik. Kelompok merupakan suatu sistem sosial yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan, serta mempunyai tujuan dan norma yang sama. Pengertian kelompok sendiri adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling ketergantungan, serta mempunyai tujuan dan norma yang sama.

Ketidakmampuan pasien perilaku

kekerasan dalam hal mandiri ini dikarenakan tidak dilakukanya terapi aktivitas kelompok karena TAK dapat memberikan stimulus bagi pasien dengan gangguan interpersonal dengan cara dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu bersama-sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih.

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang sangat penting untuk dilaksanakan karena akan membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif, jika hal ini tidak dilaksanakan

maka akan memperlambat proses

penyembuhan pasien. Seperti hasil yang diperoleh bahwa apabila pasien perilaku kekerasan belum diberikan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi tidak mampu untuk mandiri, dimana kemandirian seorang pasien dapat tercapai apabila ia telah mampu untuk untuk berpikir dan berbuat yang bersifat konstruktif bagi kehidupannya sendiri dan orang lain.

2. Tingkat Kemandirian Pasien setelah Diberikan Terapi Aktivitas Kelompok.

Dari data yang diperoleh dari 35 pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya setelah diberikan TAK Stimulasi Persepsi sesi 1 sebagian besar pasien sejumlah 19 (54.3%) mampu meningkatan kemandiriannya. Pada 35 pasien perilaku kekerasan setelah diberi TAK stimulasi persepsi sesi II dan III sebagian besar

pasien sejumlah 20 (57.1%) mampu

(6)

SURYA

12

Vol.01, No.XIV, April 2013 besar pasien sejumlah 24 (68.6%) mampu

meningkatkan kemandiriannya dan pada 35 pasien perilaku kekerasan setelah diberikan TAK stimulasi persepsi sesi V sebagian besar

pasien sejumlah 25 (71.4%) mampu

meningkatkan kemandiriannya.

Hal ini sesuai dengan tujuan umum terapi aktivitas kelompok yaitu meningkatkan kemampuan komunikasi dan umpan balik.

melakukan sosialisasi, meningkatkan

kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan, membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif dan TAK perilaku kekerasan yang bertujuan untuk mengenal dan mencegah perilaku kekerasan lebih lanjut. TAK stimulasi persepsi ini diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif, bersifat rehabilitatif dimana mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan mandiri dan sosial di tengah masyarakat

Menurut Keliat Budiana, 2005 ada 5

sesi TAK Stimulasi Persepsi Perilaku

Kekerasan yaitu; 1. Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan; 2. Mencegah perilaku kekerasan fisik; 3. Mencegah perilaku kekerasan sosial; 4. Mencegah perilaku kekerasan spiritual; 5. Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemandirian sebelum pemberian terapi aktivitas kelompok sesi 1 hingga sesi 5 dan sesudah pemberian terapi aktivitas kelompok sesi 1 hingga sesi 5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

diberikannya terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kemandirian pasien dengan perilaku kekerasan sehingga pemberian terapi aktivitas kelompok ini harus diberikan kepada

pasien guna memepercepat proses

penyembuhannya.

3. Pengaruh pemberian TAK Stimulasi Persepsi terhadap tingkat kemandirian pada pasien perilaku kekerasan

Dari tabel 4.16 hingga tabel 4.20 hasil analisis dengan uji Mc Nemer Test yang

menggunakan SPSS versi 16,0 dapat

dijelaskan bahwa ada pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian pasien dari sesi I hingga sesi V yaitu 1. Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan; 2. Mencegah perilaku

kekerasan fisik; 3. Mencegah perilaku kekerasan sosial; 4. Mencegah perilaku kekerasan spiritual; 5. Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat dengan masing-masing nilai p=0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Menur Surabaya

Hal ini sesuai dengan tujuan umum

TAK yaitu meningkatkan kemampuan

komunikasi dan umpan balik. melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan, membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif, selain itu juga sesuai dengan tujuan khusus TAK yaitu meningkatkan identitas diri, menyalurkan

emosi secara konstruktif, meningkatkan

ketrampilan hubungan interpersonal. TAK pun memiliki fungsi rehabilitatif dimana mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan mandiri dan sosial di tengah masyarakat.

Dengan demikian Terapi Aktivitas Kelompok dapat memberikan stimulus positif bagi pasien perilaku kekerasan yang bertujuan untuk mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien, mencegah perilaku kekerasan baik fisik, sosial, maupun spritual dan dengan mengkonsumsi obat dengan teratur. TAK

stimulasi persepsi perilaku kekerasan

merupakan upaya untuk meningkatkan

kemandiriannya baik secara fisik maupun mental agar dapat berpikir dan berperilaku yang konstruktif tanpa merugikan klien maupun keluarga dan lingkungan disekitarnya sehingga ia dapat menjalankan kehidupannya dengan lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

1) Tingkat kemandirian pada pasien perilaku

kekerasan sebelum dilakukan TAK

stimulasi persepsi perilaku kekerasan didapatkan 0 orang (0%) mampu mandiri.

2) Tingkat kemandirian pada pasien perilaku

kekersan sesudah dilakukan TAK

(7)

SURYA

13

Vol.01, No.XIV, April 2013

3) Terdapat pengaruh pemberian TAK

stimulasi persepsi perilaku kekerasan terhadap tingkat kemandirian di RSJ Menur Surabaya. Hal ini dapat dibuktikan analisa data dengan menggunakan uji Mc Nemar test dengan taraf signifikan  = 0,05 dan hasil statisticsnya p = 0.000 sehingga terdapat hubungan pengaruh

terapi aktifitas kelompok stimulasi

persepsi perilaku kekerasan terhadap tingkat kemandirian pada pasien perilaku kekerasan.

2 Saran

Dengan melihat hasil kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran dari penulis yakni sebagai berikut :

1) Bagi akademis

Sebagai bahan pustaka dalam

menambah wawasan pengetahuan khususnya tentang pengaruh terapi aktivitas kelompok

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan dan sebagai sumbangan pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya terutama di bidang kesehatan.

2) Bagi rumah sakit atau tempat penelitian Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan oleh para pelaksana program dalam meningkatkan upaya di bidang kesehatan jiwa.

3) Bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang pengaruh terapi aktivitas kelompok (TAK)

stimulasi persepsi terhadap tingkat

kemandirian pasien dengan perilaku

kekerasan. 4) Bagi peneliti

Sebagai pengalaman nyata dan berharga dalam menerapkan ilmu keperawatan jiwa yang telah diperoleh saat kuliah dan

mengetahui pengaruh terapi aktivitas

kelompok (TAK) stimulasi persepsi terhadap tingkat kemandirian pasien dengan perilaku kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori, 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, 2005. Metodologi Penelitian Edisi

3, UPP AMP YKPN (Unit Penerbit

dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN), Yogyakarta

Danim, Sudarwan, 2002. Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung.

Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi

Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Deddy, Mulyana, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: P.T. Remaja Rosda Karya.

Hidayat A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitihan Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

Keliat, Budi Anna, 2009. Model Praktik

Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC

Keliat, Budi Anna, 2005. Keperawatan Jiwa (Terapi Aktivitas Kelompok), EGC, Jakarta.

Ma’mun M. Y, 2002.Buku Saku Psikoterapi II,

Gajah Mada University

Press,Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Notosoedirjo, 2002. Mak, Psikologi Gangguan dan Penyakit Jiwa.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan ; Pedoman Skripsi, Tesis, institusi penelitian keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Sugiono, 2006. Dasar-dasar Metode

Penelitian Keperawatan, Tim

Metodologi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa, Jakarta : FKUI

Yosep, Iyus. 2009. Pendekatan Hollistik Pada Gangguan Jiwa. Jakarta : FKUI

Yusuf, Syamsu L.N. 2004. Psikologi

Gambar

Tabel 11  Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamban di Pekon Hujung terbagi dalam 5 tipe rumah dengan 14 jenis grid kolom dengan kemungkinan jumlah grid dapat bertambah seiring

Jumlah responden penelitian ini 253 orang, terdiri atas responden masyarakat pelaku USP 115 orang; responden masyarakat bukan pelaku USP 115 orang; responden dinas dan

dihentikan dan farmasi bisa melakukan retur produk ke sarana distribusi. b) Jika data 2D Barcode valid, maka diteruskan ke nomor 5 (lima).. 4) Aplikasi track and trace

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstraksi dengan pelarut etanol- aseton (5:5) pada ubi yang dikurangi kadar airnya menghasilkan ekstrak pewarna

Berarti penelitian ini mampu membuktikan hipotesis yang menyatakan profitability (profitabilitas) berpengaruh positif terhadap capital structure (struktur

Berkaitan dengan perkawinan, Mazhab Syafi’i mendefinisikan wali adalah seseorang yang berhak untuk menikahkan orang yang berada di bawah perwaliaannya.. karena di dalam

Setelah setiap elemen dalam struktur didefinisikan secara lokal dalam bentuk matriks, kemudian elemen di satukan secara global melalui node (DOF) mereka ke dalam sistem matriks

Suara Merdeka, dalam hal ini sebagai media cetak yang memberitakan kasus dugaan korupsi terhadap mantan bupati karanganyar Rina Iriani, menjadi sorotan dalam memberitakan