• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perilaku Organisasi Pengaruh Str

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Perilaku Organisasi Pengaruh Str"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Perilaku Organisasi

“ Pengaruh Stres dalam Kerja Terhadap Produktivitas Organisasi”

Oleh :

Winda Dwi Gusti/1201590

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Perilaku Organisasi ini.

Makalah Perilaku Organisasi ini berisikan tentang pengaruh stress dalam bekerja yang

berdampak pada pruduktivitas ketika berorganisasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menulis dalam

menyusun makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, penulis menanti kritik dan saran nya demi

perbaikan makalah ini kearah yang lebih baik, dan memberikan manfaat kepada pembaca

nantinya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Padang, 28 Oktober 2013

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Morgan dan King (Khaerul Umam, 2010: 203) stress adalah keadaan yang

bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan) atau lingkungan, dan

situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Lingkungan pekerjaan dalam suatu organisasi juga dapat mendorong terjadinya stressor

kerja. Stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan

sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stress kerja. Stress kerja akan memberikan

dampak pada lingkungan organisasi terutama dalam hal produktivitas kerja organisasi dan

merugikan diri karyawan itu sendiri. Berdasarkan permasalahan ini penulis tertarik untuk

membahas pengaruh stress dalam bekerja yang berdampak pada pruduktivitas ketika

berorganisasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan yang dapat kita ambil dari permasalahan di atas antara

lain sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tentang stress kerja dan penyebabnya

2. Menjelaskan dampak stress kerja terhadap produktivitas organisasi

3. Menjelaskan strategi manajemen stress kerja

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui penyebab stress kerja dan

bagaimana cara kita untuk menyikapi hal tersebut, serta sebagai pemenuhan tugas mata

(4)

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

memahami tentang stress kerja serta menambah pengetahuan kita tentang stress kerja dan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stress dan Stress kerja

Menurut Morgan dan King (Khaerul Umam, 2010: 203) stress adalah keadaan yang

bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan) atau lingkungan, dan

situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Menurut Heger (1999), stress sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat

merusak apabila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban

yang dirasaupun kannya. Namun, berhadapan dan suatu stressor (sumber stress) tidak

selalu mengakibatkan gangguan scara psikologis maupun fisiologis.

Jenis-jenis stress menurut Quick and Quick (1984) dapat dikategorikan menjadi dua

yaitu sebagai berikut:

1. Eustress

Merupakan hasil dari respons terhadap stress yang bersifat sehat, positif dan

konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan

juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibelitas, kemampuan

adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

2. Distress

Hasil dari respons terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negative, dan destruktif

(bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi,

seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang

tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan dan kematian.

Stress kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan

reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Stressor kerja

merupakan segala kondisi pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan

(6)

B. Sumber-sumber Stress Kerja

Banyak ahli mengemukakan penyebab stress kerja itu sendiri. Soewondo (1992)

menemukan bahwa penyebab stress kerja terdiri atas empat hal utama yaitu:

a. Kondisi dan situasi pekerjaan

b. Pekerjaannya

c. Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas

d. Hubungan interpersonal

Luthans (1992), menyebutkan bahwa penyebab stress (stressor) terdiri atas empat hal

utama yaitu:

a. Extra organizational stressors, yang terdiri atas perubahan sosial/ teknologi,

keluarga, relokasi keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, serta keadaan

komunitas/tempat tinggal.

b. Organizational stressors, yang terdiri atas kebijakan organisasi, struktur organisasi,

keadaan fisik dalam organisasi dan proses yang terjadi dalam organisasi.

c. Group stressors, yang terdiri atas kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya

dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal dan intergroup.

d. Indivisual stressors, yang terdiri atas terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran,

serta disposisi individu seperti pola kepribadian tipe A, control personal, learned

helplessness, self-effycacy dan daya tahan psikologis.

Adapun Cooper dan Davidson (1991) membagi penyebab stress dalam pekerjaan

menjadi dua, yaitu:

a. Group stressor adalah penyebab stress yang berasal dari situasi maupun keadaan

didalam perusahaan, misalnya kurangnya kerja sama antar karyawan, konflik antar

individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan sosial dari sesama

karyawan didalam perusahaan.

b. Individual stressor adalah penyebab stress yang bersal dari dalam diri individu,

(7)

seseorang, peresepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi

konflik peran, serta ketidak jelasan peran

C. Dampak Stress Kerja

Pada umumnya, stress kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun

perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunya gairah

kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi dan sebagainya. Konsekuensi pada karyawan ini

tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja, tapi dapat meluas pada aktivitas lain

diluar pekerjaan. Misalnya, tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang,

kurang mampu berkonsentrasi dan sebagainya.

Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak lansung adalah

meningkatnya tingkat absensi, menurunya tingkat produktivitas dan secara psikologis,

dapat menurunkan komitmen organisasi, memicu perasaan teraliansi, hingga turnover.

D. Strategi Manajemen Stres Kerja

Stress dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa

memperoleh dampaknya yang negative. Manajemen stress lebih daripada sekedar

mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif.

Suprihanto, dkk. (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang organisasi,

manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stress yang ringan.

Alasannya adalah pada tigkat stress tertentu akan memberikan akibat yang posistif karena

hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik.

Akan tetapi, tingkat stress yang tinggi atau stress ringan yang berkepanjangan akan

menurunkan kinerja karyawan. Stress ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi

organisasi, tetapi dari sudut pandang inividu, hal tersebut bukan merupakan hal yang

diinginkan, oleh karena itu, manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas

yang menyertakan stress ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi

(8)

itu diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stress. Ada dua pendekatan yaitu

pendekatan individu dan pendekatan organisasi.

a. Pendekatan individual

Seorang karyaan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi

individual yang cukup efektif yaitu pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi dan

dukungan sosial. Strategi terakhir untuk mengurangi stress adalah dengan

mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang dapat memberikan dukungan dan

saran-saran bagi dirinya.

b. Pendekatan organisasional

Beberapa penyebab stress adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur

organisasi yang semuanya dikendalikna oleh manajemen, sehingga factor-faktor itu

dapat diubah. Oleh karena itu, strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen

untuk mengurangi stress karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan

tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi

organisasional an program kesejahteraan. Melalu strategi tersebut, karyawan

memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk

tujuan yang mereka inginkan serta danya hubungan interpersonal yang sehat dan

(9)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Morgan dan King (Khaerul Umam, 2010: 203) stress adalah keadaan

yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan) atau

lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Banyak ahli mengemukakan penyebab stress kerja itu sendiri. Soewondo (1992)

menemukan bahwa penyebab stress kerja terdiri atas empat hal utama yaitu:

a. Kondisi dan situasi pekerjaan

b. Pekerjaannya

c. Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas

d. Hubungan interpersonal

Pada umumnya, stress kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun

perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunya gairah

kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi dan sebagainya. Konsekuensi pada karyawan

ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja, tapi dapat meluas pada aktivitas

lain diluar pekerjaan. Misalnya, tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian personal-organisasi menurut Grobler (2016) dapat dilihat dari berbagai aspek seperti kesesuaian nilai atau value congruence, yaitu kesesuaian antara nilai.. individu