• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Koperasi dan UMKM sebagai P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Koperasi dan UMKM sebagai P"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Koperasi & Usaha Mikro Kecil dan

Menengah

( UMKM ) sebagai Perwujudan Kedaulatan

Ekonomi Indonesia

Disusun oleh :

1. Roby Darisandi

2. Fariz Izzudin F

3. Falakhah Mulianisa

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan tingkat kemiskinan. Dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja, dilakukan penyediaan dukungan dan kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif berskala mikro/informal, terutama di kalangan keluarga miskin dan/atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan.

(3)
(4)

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?

2. Bagaimana Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia saat ini ?

3. Sistem ekonomi apa yang digunakan di Indonesia? 1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk megetahui cara mengatasi kemiskinan di Indonesia 2. Untuk mengetahui Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah di Indonesia saat ini

3. Untuk mengetahui Sistem ekonomi apa yang digunakan di Indonesia

1.4 Manfaat penulisan

1. Membantu menyelesaikan permasalahan kemiskinan di Indonesia

2. Memberikan solusi dalam pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kondisi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia saat ini

a. Gambaran Perkembangan Koperasi di Indonesia

Pada mulanya lembaga Koperasi diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten.

(6)

Menengah Juni 2014 jumlah koperasi di seluruh Indonesia adalah 206.288 unit dengan keanggotaan berjumlah 35.237.990. Jumlah ini jika dibandingkan dengan Tahun 2013 mengalami peningkatan 1.27 %. Meskipun presentasenya kecil tetapi setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik. Data koperasi yang aktif juga menunjukkan peningkatan yang sangat bagus yaitu 144.839 atau 70,2 %. Sementara data koperasi tidak aktif 61.449 atau 29,8 %. Namun uniknya pengembangan masih menjadi masalah mendasar dalam koperasi. Padahal koperasi ini menjadi salah satu pendorong terwujudnya Kedaulatan Ekonomi Indonesia.

b. Gambaran Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia

(7)

Berdasarkan data BPS (2006) populasi UMKM di Indonesia jumlahnya mencapai 49,02 juta unit atau 99 persen dari keseluruhan pelaku bisnis tanah air. UMKM berkontribusi terhadap produk domestik bruto 56,23 persen. Dalam penyerapan tenaga ker ja kontribusi UMKM sebesar 97,30 persen atau 87 juta orang.

Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun berikut akan disajikan tabel mengenai perkembangan UMKM dari tahun 2008-2012 bagus bagi UMKM. Selama periode tersebut UMKM bertambah sebanyak 5.124.980 unit atau sebesar 9,96 %. Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga mengalami peningkatan yang cukup pesat. Selama 5 tahun, tercatat ada peningkatan jumlah tenaga kerja UMKM sebanyak 13.633.231 atau 14,4 %.

(8)

Potensi lainnya dapat dilihat dan kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDB menurut harga berlaku, yang sesuai data BPS tahun 2010 mencapai Rp. 3.466,3 trilyun. Dengan jumlah tersebut berarti bahwa 57,12% dan PDB nasional yang totalnya mencapai Rp.4.696,5 trilyun bersandar pada produktivitas UMKM. Jumlah tersebut terus meningkat. Data tahun 2011 menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar 58,05% terhadap pembentukan PDB menurut harga berlaku. Angka tersebut menjadi 59,08% di tahun 2012.

Berikut tabel kontribusi UMKM terhadap PDB atas harga berlaku periode 2008-2012.

(sumber : Kemenkop dan UKM)

(9)

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pembangunan bidang ekonomi secara eksplisit UUD 1945 menekankan implementasi azas kekeluargaan (pasal 33 ayat 1) dan penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi (pasal 33 ayat 4).

Dalam hal ini pemberdayaan UMKM, berkaitan langsung dengan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia (pro poor). Selain itu, potensi dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth).

Keberadaan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi nasional juga merupakan subyek vital dalam pembangunan, khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran (pro job).

(10)

2.Macam-macam sistem ekonomi

Sejak lahirnya bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa ini dihadapkan pada 2 pilihan sistem ekonomi yang berkembang di dunia yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi sosialisme.

1. Sistem Ekonomi Kapitalisme

(11)

2. Sistem Ekonomi Sosialisme

Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan sistem tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke koperasi, kepemilikan umum, kepemilikan negara, kepemilikan warga ekuitas, atau kombinasi dari semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada definisi tunggal secara enskapitulasi dari mereka semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung pada pasar atau perencanaan, bagaimana manajemen harus diselenggarakan dalam lembaga-lembaga yang produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.

Namun demikian,yang patut disyukuri adalah para

founding father kita tidak memilih salah satu diantara keduanya sebagai sistem ekonomi di Indoesia,melainkan menggunakan sistem ekonomi Pancasila.

Menurut Endang Sih Praptih (2003) Pancasila yang dipilih oleh para pendiri republik sebagai dasar falsafah negara, mengilhami sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut “Sistem Ekonomi Pancasila”.

(12)

ekonomi) yang dikaitkan dengan aspek-aspek politik-ekonomi-sosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya.

Sistem inilah yang diaggap paling cocok diterapkan di Indonesia karena budaya Indonesia adalah budaya gotong royong dan dalam sistem ini masyarakat ikut berperan untuk mencapai kesejahteraan bersama,dan program kongkrit yang dijalankan dimana masyarakat ikut berperan adalah koperasi.

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Meskipun kenyataan terciptanya koperasi yang ideal masih jauh dari cita-cita, namun semangat untuk menjadikan koperasi sebagai tuan rumah di negeri sendiri tentu tidak boleh padam. Berhubungan dengan konsep pembangunan ekonomi Indonesia dan tuntutan UUD 1945, koperasi masih dan akan selalu dipandang sebagai salah satu elemen ekonomi yang penting dan strategis. Agar mampu mengemban amanah tersebut maka sudah seharusnya dunia perkoperasian di Indonesia yang dimotori oleh pemerintah dan segenap stakeholder perkoperasian berbenah diri. Koperasi harus mampu membangun kekuatan baru, memperbaiki kelemahan dan tetap menjadi badan usaha yang mempunyai tujuan memajukan kesejahteraan masyarakat (mereduksi kemiskinan dan pengangguran). Beberapa solusi yang disampaikan di atas seharusnya perlu menjadi pertimbangan dan diimplementasikan.

B. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta

Sudrajat (2012), Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan

Tujuan Pembangunan Milenium. Bali.

Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Strategis 2009-2014

Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi.

UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan

Menengah

(15)

Gambar

tabel  diatas

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan discovery learning , dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis eksploratif yaitu suatu teknik analisa data yang menggali informasi secara jelas dan terperinci berdasarkan

Berdasarkan pembelajaran siklus I, masih terdapat banyak kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki untuk pembelajaran pada siklus berikutnya. Perbaikan

Basis data (atau database) adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

memudahkan mengidentifikasi kelompok radikal kita dapat melihat dari karak- teristik kelompok tersebut. Yusuf al-Qaradawi menjelaskan karakteristik kelompok radikal

Perbincangan ini mengaplikasikan ilmu pragmatik berdasarkan Prinsip Makna dalam Interaksi (Thomas, 1995). Teknik analisis dokumen digunakan untuk meneliti ujaran yang

Berdasarkan penelitian di atas didapatkan kesimpulan bahwa kadar kandungan residu pestisida golongan organofosfat masih berada di bawah ambang batas BMR yang

Untuk memudahkan didalam pengelolaan dokumen penting ditentukan sistem pengendalian dokumen agar memudahkan didalam pengelolaan, penyimpanan dan pencarian untuk diberlakukan