• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi dan Tujuan Tasawuf docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Definisi dan Tujuan Tasawuf docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Materi 4 AKHLAK TASAWUF => Definisi dan Tujuan Tasawuf

NAMA : DHINA INDRIANI DAMANIK

NIM : 0705163031

PROGRAM STUDI : FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(2)

tercerahkan melalui pencerahan ruhani agar kehidupan abadi di akhirat dapat dipersiapkan dengan baik dan matang. Menghidupkan dimensi ruhani inilah yang dalam kuliah islam disebut dengan tasawuf. Puncaknya adalah merasakan kedekatan kepada Allah, tanpa dibatasi oleh apapun.

Tasawuf merupakan sisi batin dari ajaran islam, sementara sisi lahirnya adalah syari’ah yang mengandung hukum-hukum keagamaan formal, mengenai apa yang harus dilakukan oleh seseorang (wajibat), serta apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan (nahiyat). Tasawuf selain mengisi sisi batiniah dari syari’ah juga memberikan makna tentang bagaimana hidup berTuhan dengan baik dan benar. Dalam konteks ini memberikan penegasan bahwa hidup tanpa memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan, adalah hidup yang kosong dan hampa.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi dari tasawuf ? 2. Apakah tujuan tasawuf itu ? C. Tujuan Penulisan

Memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf betemakan defini dan tujuan tasawuf dan juga mengetahui apa pengertian tasawuf dan tujuannya.

(3)

A. Pengertian Tasawuf

Dalam kitab Kasyf al-Mahjub, al-Hujwiri telah menjelaskan asal-usul kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf yaitu wol, karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba. Kedua, berasal dari kata al-shaf yaitu barisan pertama, bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan. Maksudnya adalah, kaum sufi lebih mendekatkan diri kepada Allah, tidak ada jarak diantara Allah dan kaum sufi untuk mendapat rida-Nya dengan tujuannya adalah untuk agama. Ketiga, tasawuf bersasal dari kata ahl al- shuffah karena para sufi mengaku sebagai golongan ahl-shuffah yang diridai Allah. Mereka disebut sufi karena sifat-sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal diserambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhammad. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa', artinya kesucin, maksudnya kaum sufi telah menyempurnakan akhlak mereka. Kaum sufi menjaga hati dan perbuatan agar terhindar dari kejahatan dan hawa nafsu yang menghendaki. Berdasarkan pendapat kaum sufi, tasawuf merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Memahami tasawuf ini, secara sederhana dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni secara kebahasaan (etimologi) dan istilah (terminologi). Adapun teori tentang akar kata atau kebahasaan dari tasawuf ternyata sudah ada sejak lama. Louis Massignon dan Musthafa Abd al-Raziq, serta beberapa penulis lainnya telah mencoba mengungkapkan teori teori tersebut secara memadai. Berikut ini beberapa diantaranya :1

Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf dihubungkan dengan nama suatu kabilah dari orang-orang Arab Baduwi (nomaden, kelompok masyarakat yang hidup menetap, melainkan berpindah-pindah) yakni Bani Shuffah.

(4)

Kedua, tasawuf dihubungkan dengan nama sebuah tanaman dari jenis gandum, shufah al-qafa.

Ketiga, ada juga yang menyebutkan bahwa tasa-wuf diambil dari kata al-shufanah, yakni nama sebuah pohon kayu yang hidup di padang pasir. Dilihat dari tampilan luar, secara fisik lahiriah, pohon ini tampak layu, kering dan hampir mati. Namun pada kenyataannya, ia tetap hidup dan bahkan terus tumbuh dan berkembang. Hal ini kemudian dikaitkan dengan kondisi fisik para sufi yang kebanyakan berbadan kurus karena banyaknya berpuasa dan bangun malam untuk

taqarrub kepada Allah. 2

Keempat, teori lain mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shafa yang artinya suci, bersih dan jernih. Lafaz shafa ini, bersama lafaz shufi, telah digunakan pada abad 8 Masehi dengan berbagai literatur seperti digunakan untuk tauriyah dengan arti ‘al-munassik labis al-shuf’. Kesucian, kebersihan dan kejernihan merupakan simbol dari hati yang dimilki oleh para sufi. Dalam konteks ini Bisyr ibn al-Harits (w. 227 H) menyebutkan bahwa seorang sufiadlah orang yang menjernihkan hatinya demi Allah (al-shufi man shafa qalbahu lillah). 3

Kelima, tasawuf berasal dari kata shaf yang berarti barisan dalam pelaksanaan ibadah shalat yang dilakukan secara berjamaah. Alasan pengambilan kata ini adalah karena kaum sufi yang memilliki iman yang kokoh dan jiwa yang bersih selalu memilih shaf yang terdepan dalam pelaksanaan shalat berjamaah.

Keenam, pendapat yang menisbahkan tasawuf kepada ash-shuffah,4 yakni para sahabat yang menempati sebuah ruangan yang terdapat di emperan atau teras Masjid Nabawi di Madinah, ada masa awal-awal islam.

Ketujuh, kata tasawuf merupakan bentuk mashdar dari fi’l khumasi (kata kerja lima huruf) yang bermuara pada shawwafa, yang berarti labisa al-shuf (dia telah memakai wol kasar). Shuf merupakan pakaian yang dikenakan oleh para

2 Amin Syukur, Tasawuf dan Tanggung Jawab Sosial pada Abad XX (Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo, 1996), 13.

3 Abdul Halim Mahmud, “at-Tashawwuf fi al-islam”, terj. Tasawuf di Dunia Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 27.

(5)

pendahulu pengamal tasawuf, atau oleh mereka yang menempuh cara hidup wara’, zuhud, taqwa dan khalwat. Jenis pakaian ini menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang menempuh jalan hidup menuju Allah.

Al-Mas’ud menyebutkan bahwa sahabat-sahabat Rasulullah yang shalih seperti Umar bin Khatab, Salman al Farisi dan Abu Abdillah ibn Jarrah sering mengenakan pakaian dari bahan bulu yang kasar.

Dari keseluruhan teori yang dikemukakan diatas, yang paling banyak dicenderungi oleh pemikir tasawuf dan para sufi sendiri adalah teori yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata al-shuf, yang berarti bulu domba atau wol kasar. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Harun Nasution bahwa yang banyak diterima dari seluruh teori yang ada adalah teori yang mengatakan tasawuf berasal dari kata al-shuf.5 Abu Nashr al-Sarraj al-Thusi, salah sorang sufi terkenal juga berpandangan demikian. Hal ini disebabkan bahwa pada awal pertumbuhannya, yaitu ketika kelompok ahli ibadat hidup dalam pola zuhud, mereka memakai pakaian wol kasar sebagai simbol atau lambang hamba Allah yang tulus dan zuhud.6

Adapun tasawuf jika ditinjau dari segi istilah (terminologi), memilki kesulitan tersendiri untuk memahaminya. Hal ini disebabkan, diantaranya karena terjadi perbedaan dalam cara memandang aktivitas-aktivitas para kaum sufi. Ma’ruf al-Karkhi mengatakan bahwa tasawud adalah mengambil hakikat dan meninggalkan apa yang ada ditangan makhluk (al-akhdzu bi al-haqaiq wa al-ya’su min ma ‘inda al makhluq).7 Sementara Abu Bakar al Karkhi sebagaimana yang dikutip oleh al-Ghazali, mengatakan bahwa tasawuf adalah budi pekerti (akhlaq). Siapapun yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal bagimu atas dirimu dalam tasawuf. Muhammad Amin al-Kurdi menyebutkan bahwa tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa.

5 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme Dalam Islam, 58. 6 Abu Nashr al-Saraj al-Thusi, al- Luma, 40-41

(6)

al-Dengan demikian, tasawuf adalah sebuah kegiatan pembersihan jiwa, mengisinya dengan sifat-sifat terpuji (tahalli), dan mendekatkan diri (taqarrub) dan berada di hadhirat Allah.

A. Tujuan Tasawuf

Memperhatikan kandungan makna yang terdapat dalam berbagai pengertian tasawuf yang dikemukakan oleh para sufi, maka secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan ilmu tasawuf, pada dasarnya adalah agar berada sedekat mungkin dengan Allah yakni taqarrub dan sampai merasakan keintiman (uns) bersama-Nya. Hal ini dijelaskan oleh Abd Hakim Hasan dalam “At-Tashawwuf fi asy-Syi’ri al ‘Arabiy” yang dikutip oleh Simuh.8 Menurut Hasan tujuan tasawuf adalah sampai (wushul) kepada Allah, zat yang Haqq dan Muthlaq, bahkan bersatu dengan-Nya. Tujuan tasawuf ini tidak akan dapat tercapai kecuali dengan melakukan upaya yang sangat serius, berat dan memakan waktu yang cukup panjang (bi juhud syaq thawil).

Dalam konteks tasawuf sunni yakni akhlaki dan amali serta tasawuf falsafi, maka tujuan tsawuf juga diagi menjadi tiga. Tujuan tasawuf sunni akhlaki, yaitu terbatas pada pembinaan moral, yaitu meluruskan jiwa, mengendalikan hawa nafsu sehingga selalu tetap memelihara keluhuran moral. Tujuan tasawuf sunni amali untuk mengenal Allah (ma’rifat al-haq).

Sedangkan tujuan tasawuf falsafi, mengarah kepada satu tujuan tasawuf yang merupakan kelanjutan dari tasawuf amali. Hanya saja tujuan ini telah melangkah kepada suatu pengenalan terhadap Tuhan secara filosofis, dalam upaya memahami garis hubungan antara Tuhan dengan alam. Dengan kata lain, dalam tasawuf yang bercorak falsafi ini, para sufi berupaya mencapai tujuan-tujuan tertentu, sehingga terkadang mereka merasa hilang kesadaran terhadap dirinya sendiri, sehingga dikalangan sufi dikenal istilah fan, hulul, ittihad dan wihdat al-wujud.

(7)

PENUTUP

Kesimpulan

Secara istilah baik menurut kalangan sufi (pengamal ajaran tasawuf) maupun para pengamat, istilah ‘tasawuf’ memilki arti berbeda-beda sesuai dengan pengalaman spiritual dan pengamatan masing-masing. Dengan demikian, tampak jelas bahwa tasawuf sebagai ilmu agama, khusus berkaitan dengan aspek-aspek moral dan tingkah laku yang merupakan substansi islam.

Tasawuf merupakan aspek ajaran islam yang paling penting karena peranan tasawuf merupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran-ajaran islam. Tasawuf inilah yang merupakan kunci kesempurnaan amaliah ajaran islam Tasawuf bertujuan memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hakikat tasawuf adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan pada keadaan lain yang lebih baik, lebih tinggi, dan lebih sempurna; suatu perpindahan dari alam kebendaan pada alam rohani.

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah itu, siswa dibagi ke da lam 6 (enam) kelompok sesuai absensl setelah itu Guru atau Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar

[r]

No 01 Tahun 2011 9 Sept 2011 Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Publik Melalui Giat Turjawali Sabhara.. No 73 Tahun 2010 Tahun 2010 Tunjangan Kinerja Pegawai Dilingkungan Polri &

SOP PENGAMANAN PENGURAI MASSA SOP PENGAMANAN TAWURAN WARGA SOP PENGAMANAN UNJUK RASA ANARKIS SOP PATROLI DIALOGIS. SOP PENGAWALAN BARANG BERHARGA SOP

Beranjak dari dialektika konsepsi di atas serta melihat dinamika politik Indonesia, maka pada tahun 2014 tidak bisa terelakkan dari kebutuhan akan adanya individu yang memiliki nilai

Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana orang

[r]

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Praktika akuntansi Keuangan Pengantar 1.